SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
i
MAKALAH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN
PENDEKATAN FILSAFAT PRAGMATISME DI SDN KALITENGAH 2
MRANGGEN DEMAK
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu:
Dr. Sukirman
Di susun oleh:
Nama : MUHAMAD AZIS
NIM : 201803098
Kelas : C
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN 2018
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
DAFTAR ISI .....................................................................................… ii
HALAMAN RINGKASAN………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAAN........................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat ...................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 4
A. Landasan Teori.............................................................. 4
B. Penelitian Pragmatis Sebelumnya................................ 7
BAB III METODE PENELITIAN ……………………….............. 10
A. Lokasi Penelitian........................................................... 10
B. Keadaan Alam……….................................................. 10
C. Pengumpulan Data....................................................... 10
D. Analisis Data…........................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN………………………………................. 14
A. Pengertian Filsafat Pragmatis....................................... 14
B. Filsafat Pendidikan Nasional........................................ 15
C. Implementasi Pragmatisme Pendidikan........................ 18
BAB V PENUTUP.......................................................................... 22
A. Simpulan ...................................................................... 22
B. Saran .......................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 23
iii
HALAMAN RINGKASAN
Muhamad Azis NIM.201803098. Universitas Muria Kudus. Th.2018.
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Filsafat Pragmatisme di SDN
Kalitengah 2 Mranggen Demak.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalitengah 2 Mranggen pada
tahun pelajaran 2018/2019 dengan subyek penelitian siswa kelas I-VI yang
diwakili kelas rendah adalah kelas III dan kelas tinggi adalah kelas VI. Tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh pragmatisme terhadap semangat belajar
siswa melalui tugas sarapan pagi pada mata pelajaran matematika di kelas 6.
Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan
metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Data penelitian dianalisis dengan
cara mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan dan verifikasi data.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yaitu dengan tugas
sarapan pagi pada mata pelajaran matematika siswa mendapatkan manfaat sebagai
beikut; peserta didik dapat mengingat kembali pelajaran yang sudah pernah di
berikan serta dapat mengerjakan soal yang berhubungan dengan matematika dan
pemecahanya, anak berlatih bertanggung jawab terhadap beban dan kewajiban
masing-masing,guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator, dan model
pembelajaran ini mampu membangkitkan hasrat anak untuk terus belajar, serta
anak dilatih berpikir secara logis. .
Kata Kunci: Filsafat Pragmatis,Dengan Soal Sarapan Pagi,Untuk Meningkatkan
Ingatan Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan perkembangan sejarah filsafat naturalisme merupakan aliran
yang tertua sedangkan pragmatisme adalah yang paling muda, namun di samping
itu sangat penting diketahui adanya aliran-aliran lain di sela-sela antara
naturalisme dengan pragmatisme.
Pragmasis dipandang sebagai aliran filsafat modern yang lahir di Amerika
akhir abad 19 hingga awal abad 20. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat
empiris Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang
manusia alami. Filsafat ini cenderung mengabaikan hal-hal yang bersifat metafisik
tradisional dan terarah pada hal-hal yang pragmatis kehidupan. Pragmatisme lahir
di tengah-tengah situasi sosial Amerika yang dilanda berbagai problema terkait
dengan kuat dan masuknya urbanisasi dan industrialisasi. Berakhirnya perang
dunia I dengan korban sekitar 8,4 juta jiwa secara tidak langsung telah melahirkan
dampak psikologis yang begitu meluas dan memicu terjadi berbagai perubahan-
perubahan bangsa, khususnya filusuf di dalam menyadari hidup dan
kehidupannya. Eropa abad pertengahan kehilangan utopia hidupnya mulai dari
moralitas serta spritual. Atas nama nasionalisme dan demi mengejar keuntungan-
keuntungan serta kebanggaan semu, dunia yang selama ini beradab telah
membuktikan diri hadir menjadi dunia yang sepenuhnya irasional, horor dan buta
terhadap gagasan-gagasan nilai yang dibangunnya.
Dalam perkembangannya, pragmatisme akan mempengaruhi teori-teori
pendidikan yang lahir setelahnya, mulai dari progresivisme, rekonstruksionisme,
futurisme serta humanisme pendidikan, namun diantara aliran-aliran itu terdapat
dua aliran pendidikan yaitu progresivisme dan humanisme, di mana pengaruh
pragmatisme sangat kuat di dalamnya.
Berdasarkan perkembangan sejarah filsafat naturalisme merupakan aliran
yang tertua sedangkan pragmatisme adalah yang paling muda, namun di samping
itu sangat penting diketahui adanya aliran-aliran lain di sela-sela antara
2
naturalisme dengan pragmatisme.
Pragmasis dipandang sebagai aliran filsafat modern yang lahir di Amerika
akhir abad 19 hingga awal abad 20. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat
empiris Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang
manusia alami. Filsafat ini cenderung mengabaikan hal-hal yang bersifat metafisik
tradisional dan terarah pada hal-hal yang pragmatis kehidupan. Pragmatisme lahir
di tengah-tengah situasi sosial Amerika yang dilanda berbagai problema terkait
dengan kuat dan masuknya urbanisasi dan industrialisasi. Berakhirnya perang
dunia I dengan korban sekitar 8,4 juta jiwa secara tidak langsung telah melahirkan
dampak psikologis yang begitu meluas dan memicu terjadi berbagai perubahan-
perubahan bangsa, khususnya filusuf di dalam menyadari hidup dan
kehidupannya. Eropa abad pertengahan kehilangan utopia hidupnya mulai dari
moralitas serta spritual. Atas nama nasionalisme dan demi mengejar keuntungan-
keuntungan serta kebanggaan semu, dunia yang selama ini beradab telah
membuktikan diri hadir menjadi dunia yang sepenuhnya irasional, horor dan buta
terhadap gagasan-gagasan nilai yang dibangunnya.
Dari sinilah Peneliti tertarik untuk menerapkan filsafat
pragmatisme dalam filsafat pendidikan di SD Negeri Kalitengah 2
Mranggen Demak, karena dengan mngimplementasikan pikiran-pikiran
filsafat pragmatisme akan memberikan peluang lebih banyak kepada siswa
untuk mengeksplorasi potensi dan kemampuan dalam menggeluti ilmu
pengetahuan yang berbasis pada pendidikan karakter dan kesatuan bangsa
Indonesia.
Peneliti mengangkat judul “Pembelajaran Matematika dengan
Penerapan Pendekatan Filsafat Pragmatisme di SDN Kalitengah 2
Mranggen Demak”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian pragmatisme?
3
2. Siapa tokoh-tokoh pragmatisme?
3. Bagaimana pandangan pragmatisme dalam pendidikan?
C. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
penulisan ini adalah :
1. Mengetahui pengertian filsafat pendidikan pragmatisme.
2. Mengetahui tokoh-tokoh filsafat pendidikan pragmatisme.
3. Mengetahui pandangan pragmatisme dalam pendidikan.
Dengan hadirnya makalah ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai
berikut :
1. Menambah pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan, khususnya
Filsafat Pendidikan Pragmatisme dan Nasional (Pancasila).
2. Memperoleh informasi tentang implementasi filsafat pragmatisme
dalam dunia pendidikan.
3. Diharapkan mampu memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu
pengetahuan melalui Penelitian ilmiah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Aliran Pragmatisme
Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma yang berarti
perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan
isme-isme lainnya, yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian
Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti
tindakan. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah
“faedah” atau “manfaat”. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh Pragmatisme
benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori itu benar kalau
berfungsi (if it works). Dengan demikian Pragmatisme dapat dikategorikan ke
dalam pembahasan mengenai teori kebenaran (theory of truth), sebagaimana yang
nampak menonjol dalam pandangan William James, terutama dalam bukunya The
Meaning of The Truth (1909).
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar
adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat
kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan
demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan
bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.
Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang
ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual,
konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan
diterima begitu saja. Representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu
bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika
memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme
tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih
yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat
5
Barat di dalam sejarah.
2. Tokoh-tokoh Pragmatisme
Pragmatisme mula-mula diperkenalkan oleh Charles Sanders Peirce (1839-
1914), filosof Amerika yang yang pertama kali menggunakan pragmatisme
sebagai metode filsafat, tetapi pengertian pragmatisme telah terdapat juga pada
Socrates, Aristoteles, Barkeley, dan Hume. Untuk mengetahui lebih jauh ajaran
pragmatisme alangka baiknya kita mempelajari tokoh-tokoh yang menpopulerkan
dan pandangannya :
1.C.S. Peirce (1839-1914).
Secara umum orang memakai istilah pragmatisme sebagai ajaran yang
mengatakan bahwa suatu teori itu benar sejauh sesuatu mampu dihasilkan oleh
teori tersebut. Misalnya sesuatu itu dikatakan berarti atau benar bila berguna bagi
masyarakat. Pragmatisme Peirce yang kemudian hari ia namakan pragmatisme
lebih merupakan suatu teori mengenai arti (Theory of Meaning) daripada teori
tentang kebenaran (Theory of Truth). Menurut Peirce kebenaran itu ada
bermacam-macam. la sendiri membedakan kemajemukan kebenaran itu sebagai
berikut
a. Aranscendental truth yang diartikan sebagai letak kebenaran suatu hal itu
bermukim pada kedudukan benda itu sebagai benda itu sendiri. Singkatnya letak
kebenaran suatu hal adalah pada "things as things.
b. Complex truth yang berarti kebenaran dari pernyataan-pernyataan. Kebenaran
kompleks ini dibagi dalam dua hal yaitu kebenaran etis disatu pihak dan
kebenaran logis dilain pihak.
c. Yaitu ide tentang kaitan salah satu bentuk pasti dari obyek yang diamati oleh
penilik. Peirce menamai ide ini ide ketigaan. Secara praktis, kekhasan
pragmatisme Peirce merupakan suatu metode untuk memastikan arti ide-ide di
atas.
2. William James (1842-1910 M)
William James lahir di New York pada tahun 1842 M, anak Henry James,
Sr. ayahnya adalah orang yang terkenal, berkebudayaan tinggi, pemikir yang
kreatif. Selain kaya, keluarganya memang dibekali dengan kemampuan intelektual
6
yang tinggi. Keluarganya juga menerapkan humanisme dalam kehidupan serta
mengembangkannya. Ayah James rajin mempelajari manusia dan agama.
Pokoknya, kehidupan James penuh dengan masa belajar yang dibarengi dengan
usaha kreatif untyuk menjawab berbagai masalah yang berkenaan dengan
kehidupan.
Karya-karyanya antara lain, Tha Principles of Psychology (1890), Thee Will
to Believe (1897), The Varietes of Religious Experience (1902) dan Pragmatism
(1907). Di dalam bukunya The Meaning of Truth, Arti Kebenaran, James
mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang
bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal yang mengenal.
Sebab pengalaman kita berjalan terus dan segala yang kita anggap benar dalam
pengembangan itu senantiasa berubah, karena di dalam prakteknya apa yang kita
anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya. Oleh karena itu, tidak
ada kebenaran mutlak, yang ada adalah kebenaran-kebenaran (artinya, dalam
bentuk jamak) yaitu apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus yang
setiap kali dapat diubah oleh poengalaman berikutnya.
Nilai pengalaman dalam pragmatisme tergantung pada akibatnya, kepada
kerjanya artinya tergantung keberhasilan dari perbuatan yang disiapkan oleh
pertimbangan itu. Pertimbangan itu benar jikalau bermanfaat bagi pelakunya, jika
memperkaya hidup serta kemungkinan-kemungkinan hidup. Di dalam bukunya,
The Varietes of Religious Experience atau keanekaragaman pengalaman
keagamaan, James mengemukakan bahwa gejala keagamaan itu berasal dari
kebutuhan-kebutuhan perorangan yang tidak disadari, yang mengungkapkan diri
di dalam kesadaran dengan cara yang berlainan.
Barangkali di dalam bawah sadar kita, kita menjumpai suatu relitas cosmis
yang lebih tinggi tetapi hanya sebuah kemungkinan saja. Sebab tiada sesuatu yang
dapat meneguhkan hal itu secara mutlak. Bagi orang perorangan, kepercayaan
terhadap suatu realitas cosmis yang lebih tinggi merupakan nilai subjektif yang
relatif, sepanjang kepercayaan itu memberikan kepercayaan penghiburan rohani,
penguatan keberanian hidup, perasaan damain keamanan dan kasih kepada sesama
dan lain-lain.
7
3.John Dewey (1859-1952)
Kekhususan filsafatnya terutama berdasarkan pada prinsip "naturalisme
empiris atau empirisme naturalis". Istilah "naturalisme" ia terangkan sebagai
pertama-tama bagi Dewey akal budi bukanlah satu-satunya pemerosesan istimewa
dari realitas obyektip secara metafisis. Pokoknya Dewey menolak untuk
merumuskan realitas berdasar pada pangkalan perbedaan antara subyek yang
memandang obyek.
James membawakan pragmatisme. Isme ini diturunkan kepada Dewey
yang mempraktekkannya dalam pendidikan. Pendidikan menghasilkan orang
Amerika sekarang. Dengan kata lain, orang yang paling bertanggung jawab
terhadap generasi Amerika sekarang adalah William James dan John Dewey. Apa
yang paling merusak dari filsafat mereka itu? Satu saja yang kita sebut:
Pandangan bahwa tidak ada hukum moral umum, tidak ada kebenaran umum,
semua kebenaran belum final. Ini berakibat subyektivisme, individualisme, dan
dua ini saja sudah cukup untuk mengguncangkan kehidupan, mengancam
kemanusiaan, bahkan manusianya itu sendiri.
3. Pandangan Pragmatisme dalam Pendidikan
Sejak dahulu hingga dewasa ini, dunia pendidikan selalu membuka diri
terhadap kemungkinan diterapkannya suatu format pendidikan yang ideal untuk
menjawab permasalahan global. Banyak teori telah diadopsi untuk mencapai
tujuan tersebut. Termasuk teori pragmatis dari aliran Filsapat pragmatisme
mencoba mengisi ruang dan waktu untuk turut mencari solusi terbaik terhadap
model pendidikan yang dianggap selangkah ketinggalan dengan perkembangan
pola pikir manusia itu sendiri.Seiring dengan perkembangan, dunia pendidikan
berupaya menyelaraskan antara eksplorasi pikiran manusia dengan solusi tindakan
bersama perangkatnya untuk mencapai puncak temuan. Seperti yang diketetahui
bahwa pragmatisme merupakan paham yang memberlakukan hal secara praktis.
Pandangan pragmanisme dalam pendidikan menurut jhon Dewey meliputi:
1. Hakikat pendidikan
Hakikat pendidikan menurut pragmatisme adalah menyiapkan anak didik
8
dengan membekali seperangkat keahlian dan keterampilan teknis agar mampu
hidup di dunia yang selalu berubah. Konsep pendidikan Dewey yang berlandaskan
pragmatisme, menilai suatu pengetahuan berdasarkan guna pengetahuan dalam
masyarakat. Yang diajarkan adalah pengetahuan yang segera dapat dipakai dalam
penghidupan masyarakat sehari-hari.Artinya pragmatisme memandang bahwa
pendidikan yang diselenggarakan berpusat pada peserta didik yang sesuai dengan
minat serta kebutuhan-kebutuhannya agar mampu mengatasi persoalan hidup
secara praktis.
2. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan dalam pandangan ragmatisme tentunya harus searah dengan
konsep filosofis pragmatis. Seperti mengenai realitas, pengetahuan dan kebenaran,
serta nilai.Dengan berpijak pada konsep di atas, objektivitas tujuan pendidikan
harus diambil dari masyarakat dimana si anak hidup, dimana pendidikan
berlangsung, karena pendidikan berlangsung dalam kehidupan. Tujuan pendidikan
tidak berada di luar kehidupan, melainkan di dalam kehidupan sendiri. Sesuai
dengan prinsip pragmatisme bahwa tidak ada kebenaran mutlak dan esensi realitas
adalah perubahan, maka dalam hal pendidikan ini tidak ada tujuan umum yang
berlaku universal dan pasti. Artinya, tujuan pendidikan harus dihasilkan dari
situasi kehidupan di sekeliling anak dan pendidik.Hal ini berarti, tujuan
pendidikan dalam persfektif pragmatisme adalah untuk menyiapkan peserta didik
menghadapi kehidupan dalam masyarakatnya yang bersifat praktis. Setiap satuan
sosial yang menjalani pendidikan bisa saja memiliki tujuan khusus yang berbeda
berdasarkan karakteristik dan kebutuhan masyarakat local.
2. Kurikulum dan proses pendidikan
Pengembangan kurikulum dalam pragmatisme tentunya sejalan dengan
hakikat dan tujuan pendidikan itu itu.Dewey memandang bahwa tipe
pragmatisnya diasumsikan sebagai sesuatu yang mempunyai jangkauan aplikatif
dalam masyarakat. Pendidikan dipandang sebagai wahana yang strategis dan
sentral dalam upaya kelangsungan hidup di masa depan. Ia juga mengkritik model
pendidikan Amerika yang hanya mengajarkan muatan-muatan usang yang hanya
9
mengulang-ulang masa lampau dan sebenarnya tidak pantas lagi disampaikan
pada peserta didik. Pendidikan harus membekali peserta didik sesuai dengan
kebutuhan yang ada pada lingkungannya.Tidak ada suatu materi pelajaran tertentu
yang bersifat universal dalam sistem dan metode pelajaran yang selalu tepat untuk
semua jenjang sekolah. Sebab, seperti pengalaman, kebutuhan serta minat
individu atau masyarakat berbeda menurut tempat dan zaman. Dalam hal ini,
kurikulum juga harus bersifat elastis dan fleksibel sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat. Kemudian, muatan kurikulum harus meliputi
perkembangan minat, pikir, dan kemampuan praktis.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di SD Negeri
Kalitengah 2 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.
B. Kondisi Alam
Kondisi geografis SDN Kalitengah 2 berada di desa Kalitengah
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dengan ciri-ciri geografisnya
sebagian besar wilayahnya adalah persawahan dan sebagian lagi sudah
menjadi kawasan pabrik. Sedangkan akses jalan sangat ramai dan berada
ditengah – tengah rel kereta api
C. Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data.
Dalam proses tersebut akan digunakan satu atau beberapa metode, untuk
mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang sudah
ditetapkan di atas. Maka dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan
metode sebagai berikut:
1. Metode Wawancara (interview)
Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (yang diwawancara). Dalam hal ini, pelaksanaannya adalah
interview bebas yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi
harus mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya. Dalam hal ini peneliti
11
menggunakan teknik dokumentasi berupa dokumen resmi sekolah yang
bertujuan untuk mendapatkan data pegawai, guru, data murid, sarana dan
prasarana, kurikulum yang berlaku, tata tertib dan buku hitam serta
program pembelajaran.
3. Metode Observasi
Observasi yaitu sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan
peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan
ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan,
dan perasaan. Metode ini dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan
secara sistematis terhadap objek penelitian, baru kemudian dilakukan
pencatatan setelah mengadakan penelitian objek itu.
D. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini, maka daya yang terkumpul dalam
penelitian ini dianalisis saat mempertajam dan mendalami keabsahan data,
yang tak kalah penting melalui interprestasi data, yakni menyusun paparan
(transkip) hasil wawancara, observasi dan dokumen berdasarkan fokus dan
atau ciri-ciri yang sesuai dengan penelitian.
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang. 5
Pengembangan data yang diperoleh kemudian diadakan
pemfokusan data-data melalui pencarian data selanjutnya. Oleh karena itu,
data pada penelitian berwujud kata-kata, kalimat-kalimat atau paragraf-
paragraf yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskripsi
dengan menggunakan kata-kata.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
12
menggunakan teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh
Miles and Huberman. Deskripsi penelitian ini dilakukan melalui tiga
kegiatan yang merupakan satu kesatuan yang saling terkait yaitu:
mereduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data.
1. Mereduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi.
Reduksi data dilakukan mulai dari awal pengumpulan data hingga
penyusunan laporan penelitian diperoleh kesimpulan yang akurat sesuai
dengan pembentukan karakter sikap hormat siswa di SD Negeri
Kalitengah 2 dan reduksi data ini bukanlah suatu kegiatan yang terpisah
dari proses analisis data, tetapi merupakan bagian dari proses analisis itu
sendiri.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun hasil reduksi
beberapa informan yang telah diperoleh secara naratif, sehingga akan lebih
mudah dianalisis dan disimpulkan dalam bentuk kalimat verbal. Proses ini
dilakukan dengan cara membuat mind mapping. Dengan demikian peneliti
bisa menguasai data dan tidak larut dalam beberapa tumpukan data yang
terlalu banyak.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Data
Menarik kesimpulan dan verifikasi data adalah merupakan proses
kegiatan memberikan kesimpulan yang dimulai dengan mencari pola dan
tema hubungan hal-hal yang sering timbul serta pengujian data terhadap
hasil penafsiran mengacu pada realisasi saat ini. Kegiatan ini meliputi
pencarian arti atau makna data serta memberi penjelasan pada data yang
13
masih tentatif, kabur dan diragukan, maka dengan bertambahnya data,
penarikan kesimpulan akan lebih mendasar dan mendalam. Sedangkan
verifikasi data adalah kegiatan menguji kebenaran data yang telah
disimpulkan.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pragmatisme
Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma yang berarti
perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya
dengan isme-isme lainnya, yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham.
Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa
pemikiran itu menuruti tindakan. Pragmatisme memandang bahwa kriteria
kebenaran ajaran adalah “faedah” atau “manfaat”. Suatu teori atau
hipotesis dianggap oleh Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil.
Dengan kata lain, suatu teori itu benar kalau berfungsi (if it works).
Dengan demikian Pragmatisme dapat dikategorikan ke dalam pembahasan
mengenai teori kebenaran (theory of truth), sebagaimana yang nampak
menonjol dalam pandangan William James, terutama dalam bukunya The
Meaning of The Truth (1909).
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang
benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar
dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara
praktis.
Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa
yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta
individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia ditampilkan apa
adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang
muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan
fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan
dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau
direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang
bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat
Barat di dalam sejarah.
Kata pragmatisme sering sekali di ucapkan orang. Orang-orang
15
menyebut kata ini biasanya dalam pengertian praktis. Jika orang berkata,
rencana ini kurang pragmatis, maka maksudnya adalah rencana ini kurang
praktis. Pengertian seperti itu tidak begitu jauh dari pengertian
pragmatisme yang sebenarnya, tapi belum menggambarkan keseluruhan
pengertian pragmatisme.
Penganut pragmatisme menaruh perhatian pada praktek. Mereka
memandang hidup manusia sebagai suatu perjuangan untuk hidup yang
berlangsung terus-menerus yang di dalamnya terpenting adalah
konsekuensi-konsekuensi yang bersifat praktis. Konsekuensi-konsekuensi
yang bersifat praktis tersebut erat hubunganya dengan makna dan
kebenaran.
B. Filsafat Pendidikan Nasional
1. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas)
Pasal 2 UU-RI 2 tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Rincian selanjutnya tentang hal itu
tercantum dalam penjelasan UU-RI no 2 tahun 1989, yang menegaskan
bahwa pembangunan nasional termasuk dibidang pendidikan, adalah
pengamalan pancasila, dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan
antara lain: “pembentukan manusia pancasila sebagai pancasila
pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri” (UUD, 199:
224).
Implikasi filsafat Pancasila ini berpengaruh di kurikulum pendidikan di
Indonesia termasuk di pendidikan sekolah dasar khususnya pendidikan SD
Negeri Kangkung 3. Dengan adanya pendidikan karakter yang diusung
oleh Pemerintah, maka mendukung Pancasila sebagai dasar dari
pelaksanaan pendidikan di Indonesia.
Tujuan Pendidikan
Pandangan Pancasila tentang hakikat realitas, manusia, pengetahuan
dan hakikat nilai mengimplikasikan bahwa pendidikan seyogyanya
16
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggu jawab. Hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi “pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bengsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab”
a. Kurikulum Pendidikan
Kurikulum pendidikan, melaksanakan kurikulum yang
komprehensif, memadukan antara teori dan praktek. Wawasan
kurikulum yang dikembangkan adalah: (1) Wawasan budaya
bangsa berdasar pada kondisi sosio-budaya masyarakat dan negara
Indonesia, (2) Wawasan ideologi dan pandangan hidup Pancasila,
(3) Wawasan kemajuan Ilmu dan Teknologi, (4) Wawasan religius
dan keimanan, (5) Wawasan Pembangunan Nasional, (6) Wawasan
ketahanan bangsa, (7) Proses belajar dan mengajar,
mengembangkan proses komunikasi diagonal (interaksi aktif).
Mengembangkan Cara Belajar Siswa Aktif.
b. Metode Pendidikan
Pemilihan dan aplikasi metode pendidikan hendaknya
dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan pendidikan yang
hendak dicapai, hakikat manusia atau peserta didik, karakteristik
isi/materi pendidikan, fasilitas alat Bantu pendidikan yang tersedia.
Penggunaan metode pendidikan diharapkan memperhatikan prinsip
cara belajar siswa aktif dan sebagainya
c. Peranan Pendidik dan Peserta Didik
17
Ada berbagai peranan dan peserta didik yang harus
dilaksanakannya, namun pada dasarnya berbagai peranan tersebut
tersurat dan tersirat dalam semboyan:”ing ngarso sung tulodo”
artinya pendidik harus memberikan atau menjadi teladan bagi
peserta didiknya;’ing madya mangun karso”, artinya pendidik
harus mampu membangun karsa pda diri peserta didiknya; dan “tut
wuri handayani”artinya bahwa sepanjang tidak berbahaya pendidik
harus memberi kebebasan atau kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar mandiri. Hakekat anak didik adalah bertanggung
jawab atas pendidikannya sendiri selaras dengan wawasan
pendidikan sepanjang haya. Hakekat guru sebagai pendidik adalah
agen perubahan, berfungsi sebagai pemimpin dan pendukung serta
pengembang nilai-nilai hidup di masyarakat, sebagai fasilitator dan
bertanggung jawab atas tujuan belajar.
d. Orientasi Pendidikan
Pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi
konservasi dan fungsi kreasi. Fungsi konservasi dilandasi asumsi
bahwa terdapat nilai-nilai,penetahuan,norma,kebiasaan, dsb. Yang
dijingjung tinggi dan dipandang berharga untuk tetap
dipertahankan. Contoh:pengetahuan dan nilai-nilai yang bersifat
mutlak tentunya tetap harus dipertahannkan, demikian
jugapengetahuan dan nilai-nilai budaya yang masih dipandang
benar dan baik juga perlu dikonsrvasi. Adapun fungsi kreasi
dilandasi asumsi bahwa realitas tidaklah bersifat terberi (given) dan
telah selesai sebagaimana diajarkan oleh sains modern.Tetapi
realitas “mewujud” sebagaimana kita manusia dan semua anggota
alam semesta berpartisipasi dalam mewujukan realitas. Sebab itu,
peran manusia baik sebagai individu maupun kelompok adalah
merajur realitas yang diinginkannya yang dapat diterima oleh
lingkunganya. Perubahan merupakan suatu keharusan atau
kenyataan yang tidak dapat kita tolak, sehingga para peserta didik
18
harus dididik untuk menguasainya dan bukan sebaliknya, mereka
,menjadi dikuasai oleh perubahan.
e. Fungsi pendidikan nasional Indonesia
Fungsi pendidikan nasionalIndonesiaadalah untuk
mengembangkan warga negaraIndonesia, baik sebagai pribadi
maupun anggota masyarakat, mengembangkan bangsaIndonesiadan
mengembangkan kebudayaan Indonesia
f. Unsur-unsur pokok pendidikan nasional
Unsur-unsur pokok pendidikan nasional adalah pendidikan
pancasila, pendidikan agama, pendidikan watak dan kepribadian,
pendidikan bahasa, pendidikan kesegaran jasmani, pendidikan
kesenian, pendidikan ilmu pengetahuan, pendidikan keterampilan,
pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan kesadaran bersejarah.
g. Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional
Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional Indonesia
adalah asas semesta, asas pendidikan seumur hidup, asas tanggung
jawab bersama, asas pendidikan, asas keselarasan dan keterpaduan
dengan ketahanan nasional dan wawasan nasional, asas Bhineka
Tunggal Ika, Asas keselarasan, keseimbangan dan keserasian, asas
manfaat adil dan merata.
2. Implementasi Pragmatisme Pendidikan
Sejak dahulu hingga dewasa ini, dunia pendidikan selalu
membuka diri terhadap kemungkinan diterapkannya suatu format
pendidikan yang ideal untuk menjawab permasalahan global. Banyak
teori telah diadopsi untuk mencapai tujuan tersebut. Termasuk teori
pragmatis dari aliran Filsafat pragmatisme mencoba mengisi ruang dan
waktu untuk turut mencari solusi terbaik terhadap model pendidikan
yang dianggap selangkah ketinggalan dengan perkembangan pola pikir
manusia itu sendiri.
Seiring dengan perkembangan, dunia pendidikan berupaya
19
menyelaraskan antara eksplorasi pikiran manusia dengan solusi
tindakan bersama perangkatnya untuk mencapai puncak temuan.
Tekanan utama pragmatisme dalam pendidikan selalu dilandaskan
bahwa subjek didik bukanlah objek, melainkan subjek yang memiliki
pengalaman. Setiap subjek didik tidak lain adalah individu yang
mengalami sehingga mereka berkembang, serta memiliki insiatif
dalam mengatasi problem-problem hidup yang mereka miliki.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan pragmatisme mengarahkan
agar subjek didik saat belajar di sekolah tak berbeda ketika ia berada di
luar sekolah. Oleh karenanya, kehidupan di sekolah selalu disadari
sebagai bagian dari pengalaman hidup, bukan bagian dari persiapan
untuk menjalani hidup. Di sini pengalaman belajar di sekolah tidak
berbeda dengan pengalaman saat ia belajar di luar sekolah. Pelajar
menghadapi problem yang menyebabkan lahirnya tindakan penuh dari
pemikiran yang relative. Di sini kecerdasan disadari akan melahirkan
pertumbuhan dan pertumbuhan akan membawa mereka di dalam
beradaptasi dengan dunia yang berubah. Ide gagasan yang berkembang
menjadi sarana keberhasila.
Penerapan model pembelajaran pragmatisme dalam kaitannya
dengan semangat belajar anak di SDN Kalitengah 2 Mranggen Demak
adalah anak belajar di dalam kelas sebelum jam pelajaran dimulai.
Dengan tugas sarapan pagi anak akan mendapatkan manfaat
sebagai beikut:
1. Dapat mengingat kembali pelajaran yang telah diberikan serta
mampu menyelesaikan tugas dan pemecaha masalahnya.
2. Anak berlatih bertanggung jawab terhadap beban dan kewajiban
masing-masing.
3. Sementara, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator.
4. Model pembelajaran ini berupaya membangkitkan hasrat anak
untuk terus belajar, serta anak dilatih berpikir secara logis.
Sebagaimana yang diungkap oleh Power (Sadulloh, 2003:133)
20
bahwa, implikasi dari filsafat pendidikan pragmatisme terhadap
pelaksanaan pendidikan mencakup tiga hal pokok. Ketiga hal pokok
tersebut, yaitu:
1. Tujuan Pendidikan, tujuan pendidikan pragmatisme adalah
memberikan pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam
hidup sosial dan pribadi.
2. Kedudukan Siswa, kedudukan siswa dalam pendidikan
pragmatisme merupakan suatu organisasi yang memiliki
kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh.
3. Kurikulum, kurikulum pendidikan pragmatis berisi pengalaman
yang teruji yang dapat diubah. Demikian pula minat dan kebutuhan
siswa yang dibawa ke sekolah dapat menentukan kurikulum. Guru
menyesuaikan bahan ajar sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
tersebut.
4. Metode, metode yang digunakan dalam pendidikan pragmatisme
adalah metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil
bekerja), serta metode pemecahan masalah (problem solving
method), serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiri and
discovery method). Dalam praktiknya (mengajar), metode ini
membutuhkan guru yang memiliki sifat pemberi kesempatan,
bersahabat, seorang pembimbing, berpandangan terbuka, antusias,
kreatif, sadar bermasyarakat, siap siaga, sabar, bekerjasama, dan
bersungguh-sungguh agar belajar berdasarkan pengalaman dapat
diaplikasikan oleh siswa dan apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
5. Peran Guru. Peran guru dalam pendidikan pragmatisme adalah
mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa
mengganggu minat dan kebutuhannya.
6. Selain hal di atas, pendidikan pragmatisme kerap dianggap sebagai
pendidikan yang mencanangkan nilai-nilai demokrasi dalam ruang
pembelajaran sekolah. Karena pendidikan bukan ruang yang
terpisah dari sosial, setiap orang dalam suatu masyarakat juga
21
diberi kesempatan untuk terlibat dalam setiap pengambilan
keputusan pendidikan yang ada. Keputusan-keputusan tersebut
kemudian mengalami evaluasi berdasarkan situasi-situasi sosial
yang ada.
22
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan, kami dapat mengambil
beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti
tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan
bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan
perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.
2. Filosuf yang terkenal sebagai tokoh filsafat pragmatisme adalah
William James dan John Dewey. Mereka berdualah yang paling
bertanggung jawab terhadap generasi Amerika sekarang, karena di
Amerika Serikat pragmatisme mendapat tempat tersendiri dengan
melekatnya nama William James sebagai tokohnya, disamping John
Dewey.
3. Pandangan pragmatism dalam pendidikan yang meliputi
a. Hakikat pendidikan
b. Tujuan pendidikan
c. Kurikulum dan proses pendidikan
B. Saran
Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah penulis sampaikan di
atas, diharapkan pembaca dapat lebih memahami tentang filsafat, terutama
mengenai aliran pragmatisme. Sehingga, pembaca dapat mengambil hal-
hal posotif darinya
.Dalam penulisan tugas ini penulis merasa banyak kekurangan baik
dari isi tugas ini maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis minta ada
kritikan dan saran dari para pembaca semuanya sehingga dikemudian hari
penulis dapat memperbaiki kekurangan yang ada.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://kristianawidi.blogspot.com/2012/02/makalah-pragmatisme.html
Burhanuddin Salam, Logika Materil: Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1997)
Peter Salim , The Contemporary English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: Modern
English, 2002)
Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi, Paradigma Pendidikan Universal di Era
Modern dan Post Modern: Mencari “Visi Baru” atas “Realitas Baru”
Pendidikan Kita, (Yogyakarta: Ircisod, 2004)
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007)
http://kristianawidi.blogspot.com/2012/02/makalah-pragmatisme.html
Burhanuddin Salam, Logika Materil: Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1997), hlm. 202
Peter Salim , The Contemporary English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: Modern
English, 2002), hlm. 1465
Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi, Paradigma Pendidikan Universal di Era
Modern dan Post Modern: Mencari “Visi Baru” atas “Realitas Baru”
Pendidikan Kita, (Yogyakarta: Ircisod, 2004), hlm.260
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007),
hlm.128-129
Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi, op.cit.,hlm. 261

More Related Content

Similar to MAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.doc

Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikanrumah
 
kd 3.4 Revolusi Besar di Dunia dan Pengaruhnya bagi Umat Manusia - Copy.pptx
kd 3.4 Revolusi Besar di Dunia dan Pengaruhnya bagi Umat Manusia - Copy.pptxkd 3.4 Revolusi Besar di Dunia dan Pengaruhnya bagi Umat Manusia - Copy.pptx
kd 3.4 Revolusi Besar di Dunia dan Pengaruhnya bagi Umat Manusia - Copy.pptxherni43
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikanalvianica nanda
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxLisdaPuspaawaliaj1
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafatnorma 28
 
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halik
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halikMakala filsafat ekonomi abdurrahman halik
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halikAbdurrahmanHalik1
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanwindarti aja
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Warnet Raha
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Warnet Raha
 
Aliran filsafat pendidikan (pragmatisme, eksistensialisme. progresivisme)
Aliran filsafat pendidikan (pragmatisme, eksistensialisme. progresivisme)Aliran filsafat pendidikan (pragmatisme, eksistensialisme. progresivisme)
Aliran filsafat pendidikan (pragmatisme, eksistensialisme. progresivisme)Linda Rosita
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanMETA GUNAWAN
 
Makalah Filsafat Ust. Nely Ilmi Q.docx tugas
Makalah Filsafat Ust. Nely Ilmi Q.docx tugasMakalah Filsafat Ust. Nely Ilmi Q.docx tugas
Makalah Filsafat Ust. Nely Ilmi Q.docx tugasarifrahman87863
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafatnorma 28
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptxChika
 
Paradigma positif
Paradigma positifParadigma positif
Paradigma positifAjeng Pipit
 

Similar to MAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.doc (20)

Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
 
kd 3.4 Revolusi Besar di Dunia dan Pengaruhnya bagi Umat Manusia - Copy.pptx
kd 3.4 Revolusi Besar di Dunia dan Pengaruhnya bagi Umat Manusia - Copy.pptxkd 3.4 Revolusi Besar di Dunia dan Pengaruhnya bagi Umat Manusia - Copy.pptx
kd 3.4 Revolusi Besar di Dunia dan Pengaruhnya bagi Umat Manusia - Copy.pptx
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikan
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halik
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halikMakala filsafat ekonomi abdurrahman halik
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halik
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuan
 
Berfilsafat hilda p
Berfilsafat  hilda pBerfilsafat  hilda p
Berfilsafat hilda p
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Aliran filsafat pendidikan (pragmatisme, eksistensialisme. progresivisme)
Aliran filsafat pendidikan (pragmatisme, eksistensialisme. progresivisme)Aliran filsafat pendidikan (pragmatisme, eksistensialisme. progresivisme)
Aliran filsafat pendidikan (pragmatisme, eksistensialisme. progresivisme)
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu Pendidikan
 
Makalah Filsafat Ust. Nely Ilmi Q.docx tugas
Makalah Filsafat Ust. Nely Ilmi Q.docx tugasMakalah Filsafat Ust. Nely Ilmi Q.docx tugas
Makalah Filsafat Ust. Nely Ilmi Q.docx tugas
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Paradigma positif
Paradigma positifParadigma positif
Paradigma positif
 

More from KarnilasariKarnilasa

3. Filsafat Ilmu Pengetahuan (B-3).pdf
3. Filsafat Ilmu Pengetahuan  (B-3).pdf3. Filsafat Ilmu Pengetahuan  (B-3).pdf
3. Filsafat Ilmu Pengetahuan (B-3).pdfKarnilasariKarnilasa
 
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptxKarnilasariKarnilasa
 
MAKALAH PARADIGMA,JENIS JENIS PENDEKATAN PENILAIAN KUALITATIF-1.docx
MAKALAH PARADIGMA,JENIS JENIS PENDEKATAN PENILAIAN KUALITATIF-1.docxMAKALAH PARADIGMA,JENIS JENIS PENDEKATAN PENILAIAN KUALITATIF-1.docx
MAKALAH PARADIGMA,JENIS JENIS PENDEKATAN PENILAIAN KUALITATIF-1.docxKarnilasariKarnilasa
 
MAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.docx
MAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.docxMAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.docx
MAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.docxKarnilasariKarnilasa
 
Kerjasama-Sosial-Budaya-Indonesia-dengan-Negara-negara-ASEAN.pptx
Kerjasama-Sosial-Budaya-Indonesia-dengan-Negara-negara-ASEAN.pptxKerjasama-Sosial-Budaya-Indonesia-dengan-Negara-negara-ASEAN.pptx
Kerjasama-Sosial-Budaya-Indonesia-dengan-Negara-negara-ASEAN.pptxKarnilasariKarnilasa
 
Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3 KARNILASARI.pptx
Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3 KARNILASARI.pptxDemonstrasi Kontekstual - Modul 1.3 KARNILASARI.pptx
Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3 KARNILASARI.pptxKarnilasariKarnilasa
 
2. Materi Seminar diklat pendidikan Muhammad majdi.pdf
2. Materi Seminar diklat pendidikan Muhammad majdi.pdf2. Materi Seminar diklat pendidikan Muhammad majdi.pdf
2. Materi Seminar diklat pendidikan Muhammad majdi.pdfKarnilasariKarnilasa
 

More from KarnilasariKarnilasa (13)

_visi guru penggerak 2.pptx
_visi guru penggerak 2.pptx_visi guru penggerak 2.pptx
_visi guru penggerak 2.pptx
 
3. Filsafat Ilmu Pengetahuan (B-3).pdf
3. Filsafat Ilmu Pengetahuan  (B-3).pdf3. Filsafat Ilmu Pengetahuan  (B-3).pdf
3. Filsafat Ilmu Pengetahuan (B-3).pdf
 
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx
 
MAKALAH PARADIGMA,JENIS JENIS PENDEKATAN PENILAIAN KUALITATIF-1.docx
MAKALAH PARADIGMA,JENIS JENIS PENDEKATAN PENILAIAN KUALITATIF-1.docxMAKALAH PARADIGMA,JENIS JENIS PENDEKATAN PENILAIAN KUALITATIF-1.docx
MAKALAH PARADIGMA,JENIS JENIS PENDEKATAN PENILAIAN KUALITATIF-1.docx
 
MAKALAH RND.docx
MAKALAH RND.docxMAKALAH RND.docx
MAKALAH RND.docx
 
MAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.docx
MAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.docxMAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.docx
MAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.docx
 
Kerjasama-Sosial-Budaya-Indonesia-dengan-Negara-negara-ASEAN.pptx
Kerjasama-Sosial-Budaya-Indonesia-dengan-Negara-negara-ASEAN.pptxKerjasama-Sosial-Budaya-Indonesia-dengan-Negara-negara-ASEAN.pptx
Kerjasama-Sosial-Budaya-Indonesia-dengan-Negara-negara-ASEAN.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3 KARNILASARI.pptx
Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3 KARNILASARI.pptxDemonstrasi Kontekstual - Modul 1.3 KARNILASARI.pptx
Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3 KARNILASARI.pptx
 
KASUS 1-2.pdf
KASUS 1-2.pdfKASUS 1-2.pdf
KASUS 1-2.pdf
 
SEGI TIGA RESTITUS.pdf
SEGI TIGA RESTITUS.pdfSEGI TIGA RESTITUS.pdf
SEGI TIGA RESTITUS.pdf
 
2. Materi Seminar diklat pendidikan Muhammad majdi.pdf
2. Materi Seminar diklat pendidikan Muhammad majdi.pdf2. Materi Seminar diklat pendidikan Muhammad majdi.pdf
2. Materi Seminar diklat pendidikan Muhammad majdi.pdf
 
Bahan Kuliah 2021 (4).ppt
Bahan Kuliah 2021 (4).pptBahan Kuliah 2021 (4).ppt
Bahan Kuliah 2021 (4).ppt
 
PPT pkn kelompok 4.pptx
PPT pkn kelompok 4.pptxPPT pkn kelompok 4.pptx
PPT pkn kelompok 4.pptx
 

Recently uploaded

Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

MAKALAH FILSAFAT PRAGMATIS_MUHAMAD AZIS.doc

  • 1. i MAKALAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN FILSAFAT PRAGMATISME DI SDN KALITENGAH 2 MRANGGEN DEMAK Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu: Dr. Sukirman Di susun oleh: Nama : MUHAMAD AZIS NIM : 201803098 Kelas : C UNIVERSITAS MURIA KUDUS MAGISTER PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN TAHUN 2018
  • 2. ii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................ i DAFTAR ISI .....................................................................................… ii HALAMAN RINGKASAN………………………………………….. iii BAB I PENDAHULUAAN........................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................... 3 C. Tujuan dan Manfaat ...................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 4 A. Landasan Teori.............................................................. 4 B. Penelitian Pragmatis Sebelumnya................................ 7 BAB III METODE PENELITIAN ……………………….............. 10 A. Lokasi Penelitian........................................................... 10 B. Keadaan Alam……….................................................. 10 C. Pengumpulan Data....................................................... 10 D. Analisis Data…........................................................... 11 BAB IV PEMBAHASAN………………………………................. 14 A. Pengertian Filsafat Pragmatis....................................... 14 B. Filsafat Pendidikan Nasional........................................ 15 C. Implementasi Pragmatisme Pendidikan........................ 18 BAB V PENUTUP.......................................................................... 22 A. Simpulan ...................................................................... 22 B. Saran .......................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 23
  • 3. iii HALAMAN RINGKASAN Muhamad Azis NIM.201803098. Universitas Muria Kudus. Th.2018. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Filsafat Pragmatisme di SDN Kalitengah 2 Mranggen Demak. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalitengah 2 Mranggen pada tahun pelajaran 2018/2019 dengan subyek penelitian siswa kelas I-VI yang diwakili kelas rendah adalah kelas III dan kelas tinggi adalah kelas VI. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pragmatisme terhadap semangat belajar siswa melalui tugas sarapan pagi pada mata pelajaran matematika di kelas 6. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Data penelitian dianalisis dengan cara mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan dan verifikasi data. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yaitu dengan tugas sarapan pagi pada mata pelajaran matematika siswa mendapatkan manfaat sebagai beikut; peserta didik dapat mengingat kembali pelajaran yang sudah pernah di berikan serta dapat mengerjakan soal yang berhubungan dengan matematika dan pemecahanya, anak berlatih bertanggung jawab terhadap beban dan kewajiban masing-masing,guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator, dan model pembelajaran ini mampu membangkitkan hasrat anak untuk terus belajar, serta anak dilatih berpikir secara logis. . Kata Kunci: Filsafat Pragmatis,Dengan Soal Sarapan Pagi,Untuk Meningkatkan Ingatan Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika.
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan perkembangan sejarah filsafat naturalisme merupakan aliran yang tertua sedangkan pragmatisme adalah yang paling muda, namun di samping itu sangat penting diketahui adanya aliran-aliran lain di sela-sela antara naturalisme dengan pragmatisme. Pragmasis dipandang sebagai aliran filsafat modern yang lahir di Amerika akhir abad 19 hingga awal abad 20. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empiris Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Filsafat ini cenderung mengabaikan hal-hal yang bersifat metafisik tradisional dan terarah pada hal-hal yang pragmatis kehidupan. Pragmatisme lahir di tengah-tengah situasi sosial Amerika yang dilanda berbagai problema terkait dengan kuat dan masuknya urbanisasi dan industrialisasi. Berakhirnya perang dunia I dengan korban sekitar 8,4 juta jiwa secara tidak langsung telah melahirkan dampak psikologis yang begitu meluas dan memicu terjadi berbagai perubahan- perubahan bangsa, khususnya filusuf di dalam menyadari hidup dan kehidupannya. Eropa abad pertengahan kehilangan utopia hidupnya mulai dari moralitas serta spritual. Atas nama nasionalisme dan demi mengejar keuntungan- keuntungan serta kebanggaan semu, dunia yang selama ini beradab telah membuktikan diri hadir menjadi dunia yang sepenuhnya irasional, horor dan buta terhadap gagasan-gagasan nilai yang dibangunnya. Dalam perkembangannya, pragmatisme akan mempengaruhi teori-teori pendidikan yang lahir setelahnya, mulai dari progresivisme, rekonstruksionisme, futurisme serta humanisme pendidikan, namun diantara aliran-aliran itu terdapat dua aliran pendidikan yaitu progresivisme dan humanisme, di mana pengaruh pragmatisme sangat kuat di dalamnya. Berdasarkan perkembangan sejarah filsafat naturalisme merupakan aliran yang tertua sedangkan pragmatisme adalah yang paling muda, namun di samping itu sangat penting diketahui adanya aliran-aliran lain di sela-sela antara
  • 5. 2 naturalisme dengan pragmatisme. Pragmasis dipandang sebagai aliran filsafat modern yang lahir di Amerika akhir abad 19 hingga awal abad 20. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empiris Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Filsafat ini cenderung mengabaikan hal-hal yang bersifat metafisik tradisional dan terarah pada hal-hal yang pragmatis kehidupan. Pragmatisme lahir di tengah-tengah situasi sosial Amerika yang dilanda berbagai problema terkait dengan kuat dan masuknya urbanisasi dan industrialisasi. Berakhirnya perang dunia I dengan korban sekitar 8,4 juta jiwa secara tidak langsung telah melahirkan dampak psikologis yang begitu meluas dan memicu terjadi berbagai perubahan- perubahan bangsa, khususnya filusuf di dalam menyadari hidup dan kehidupannya. Eropa abad pertengahan kehilangan utopia hidupnya mulai dari moralitas serta spritual. Atas nama nasionalisme dan demi mengejar keuntungan- keuntungan serta kebanggaan semu, dunia yang selama ini beradab telah membuktikan diri hadir menjadi dunia yang sepenuhnya irasional, horor dan buta terhadap gagasan-gagasan nilai yang dibangunnya. Dari sinilah Peneliti tertarik untuk menerapkan filsafat pragmatisme dalam filsafat pendidikan di SD Negeri Kalitengah 2 Mranggen Demak, karena dengan mngimplementasikan pikiran-pikiran filsafat pragmatisme akan memberikan peluang lebih banyak kepada siswa untuk mengeksplorasi potensi dan kemampuan dalam menggeluti ilmu pengetahuan yang berbasis pada pendidikan karakter dan kesatuan bangsa Indonesia. Peneliti mengangkat judul “Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Pendekatan Filsafat Pragmatisme di SDN Kalitengah 2 Mranggen Demak” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengertian pragmatisme?
  • 6. 3 2. Siapa tokoh-tokoh pragmatisme? 3. Bagaimana pandangan pragmatisme dalam pendidikan? C. Tujuan dan Manfaat Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah : 1. Mengetahui pengertian filsafat pendidikan pragmatisme. 2. Mengetahui tokoh-tokoh filsafat pendidikan pragmatisme. 3. Mengetahui pandangan pragmatisme dalam pendidikan. Dengan hadirnya makalah ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Menambah pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan, khususnya Filsafat Pendidikan Pragmatisme dan Nasional (Pancasila). 2. Memperoleh informasi tentang implementasi filsafat pragmatisme dalam dunia pendidikan. 3. Diharapkan mampu memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan melalui Penelitian ilmiah.
  • 7. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Aliran Pragmatisme Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan isme-isme lainnya, yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah “faedah” atau “manfaat”. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori itu benar kalau berfungsi (if it works). Dengan demikian Pragmatisme dapat dikategorikan ke dalam pembahasan mengenai teori kebenaran (theory of truth), sebagaimana yang nampak menonjol dalam pandangan William James, terutama dalam bukunya The Meaning of The Truth (1909). Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat
  • 8. 5 Barat di dalam sejarah. 2. Tokoh-tokoh Pragmatisme Pragmatisme mula-mula diperkenalkan oleh Charles Sanders Peirce (1839- 1914), filosof Amerika yang yang pertama kali menggunakan pragmatisme sebagai metode filsafat, tetapi pengertian pragmatisme telah terdapat juga pada Socrates, Aristoteles, Barkeley, dan Hume. Untuk mengetahui lebih jauh ajaran pragmatisme alangka baiknya kita mempelajari tokoh-tokoh yang menpopulerkan dan pandangannya : 1.C.S. Peirce (1839-1914). Secara umum orang memakai istilah pragmatisme sebagai ajaran yang mengatakan bahwa suatu teori itu benar sejauh sesuatu mampu dihasilkan oleh teori tersebut. Misalnya sesuatu itu dikatakan berarti atau benar bila berguna bagi masyarakat. Pragmatisme Peirce yang kemudian hari ia namakan pragmatisme lebih merupakan suatu teori mengenai arti (Theory of Meaning) daripada teori tentang kebenaran (Theory of Truth). Menurut Peirce kebenaran itu ada bermacam-macam. la sendiri membedakan kemajemukan kebenaran itu sebagai berikut a. Aranscendental truth yang diartikan sebagai letak kebenaran suatu hal itu bermukim pada kedudukan benda itu sebagai benda itu sendiri. Singkatnya letak kebenaran suatu hal adalah pada "things as things. b. Complex truth yang berarti kebenaran dari pernyataan-pernyataan. Kebenaran kompleks ini dibagi dalam dua hal yaitu kebenaran etis disatu pihak dan kebenaran logis dilain pihak. c. Yaitu ide tentang kaitan salah satu bentuk pasti dari obyek yang diamati oleh penilik. Peirce menamai ide ini ide ketigaan. Secara praktis, kekhasan pragmatisme Peirce merupakan suatu metode untuk memastikan arti ide-ide di atas. 2. William James (1842-1910 M) William James lahir di New York pada tahun 1842 M, anak Henry James, Sr. ayahnya adalah orang yang terkenal, berkebudayaan tinggi, pemikir yang kreatif. Selain kaya, keluarganya memang dibekali dengan kemampuan intelektual
  • 9. 6 yang tinggi. Keluarganya juga menerapkan humanisme dalam kehidupan serta mengembangkannya. Ayah James rajin mempelajari manusia dan agama. Pokoknya, kehidupan James penuh dengan masa belajar yang dibarengi dengan usaha kreatif untyuk menjawab berbagai masalah yang berkenaan dengan kehidupan. Karya-karyanya antara lain, Tha Principles of Psychology (1890), Thee Will to Believe (1897), The Varietes of Religious Experience (1902) dan Pragmatism (1907). Di dalam bukunya The Meaning of Truth, Arti Kebenaran, James mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal yang mengenal. Sebab pengalaman kita berjalan terus dan segala yang kita anggap benar dalam pengembangan itu senantiasa berubah, karena di dalam prakteknya apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya. Oleh karena itu, tidak ada kebenaran mutlak, yang ada adalah kebenaran-kebenaran (artinya, dalam bentuk jamak) yaitu apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus yang setiap kali dapat diubah oleh poengalaman berikutnya. Nilai pengalaman dalam pragmatisme tergantung pada akibatnya, kepada kerjanya artinya tergantung keberhasilan dari perbuatan yang disiapkan oleh pertimbangan itu. Pertimbangan itu benar jikalau bermanfaat bagi pelakunya, jika memperkaya hidup serta kemungkinan-kemungkinan hidup. Di dalam bukunya, The Varietes of Religious Experience atau keanekaragaman pengalaman keagamaan, James mengemukakan bahwa gejala keagamaan itu berasal dari kebutuhan-kebutuhan perorangan yang tidak disadari, yang mengungkapkan diri di dalam kesadaran dengan cara yang berlainan. Barangkali di dalam bawah sadar kita, kita menjumpai suatu relitas cosmis yang lebih tinggi tetapi hanya sebuah kemungkinan saja. Sebab tiada sesuatu yang dapat meneguhkan hal itu secara mutlak. Bagi orang perorangan, kepercayaan terhadap suatu realitas cosmis yang lebih tinggi merupakan nilai subjektif yang relatif, sepanjang kepercayaan itu memberikan kepercayaan penghiburan rohani, penguatan keberanian hidup, perasaan damain keamanan dan kasih kepada sesama dan lain-lain.
  • 10. 7 3.John Dewey (1859-1952) Kekhususan filsafatnya terutama berdasarkan pada prinsip "naturalisme empiris atau empirisme naturalis". Istilah "naturalisme" ia terangkan sebagai pertama-tama bagi Dewey akal budi bukanlah satu-satunya pemerosesan istimewa dari realitas obyektip secara metafisis. Pokoknya Dewey menolak untuk merumuskan realitas berdasar pada pangkalan perbedaan antara subyek yang memandang obyek. James membawakan pragmatisme. Isme ini diturunkan kepada Dewey yang mempraktekkannya dalam pendidikan. Pendidikan menghasilkan orang Amerika sekarang. Dengan kata lain, orang yang paling bertanggung jawab terhadap generasi Amerika sekarang adalah William James dan John Dewey. Apa yang paling merusak dari filsafat mereka itu? Satu saja yang kita sebut: Pandangan bahwa tidak ada hukum moral umum, tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran belum final. Ini berakibat subyektivisme, individualisme, dan dua ini saja sudah cukup untuk mengguncangkan kehidupan, mengancam kemanusiaan, bahkan manusianya itu sendiri. 3. Pandangan Pragmatisme dalam Pendidikan Sejak dahulu hingga dewasa ini, dunia pendidikan selalu membuka diri terhadap kemungkinan diterapkannya suatu format pendidikan yang ideal untuk menjawab permasalahan global. Banyak teori telah diadopsi untuk mencapai tujuan tersebut. Termasuk teori pragmatis dari aliran Filsapat pragmatisme mencoba mengisi ruang dan waktu untuk turut mencari solusi terbaik terhadap model pendidikan yang dianggap selangkah ketinggalan dengan perkembangan pola pikir manusia itu sendiri.Seiring dengan perkembangan, dunia pendidikan berupaya menyelaraskan antara eksplorasi pikiran manusia dengan solusi tindakan bersama perangkatnya untuk mencapai puncak temuan. Seperti yang diketetahui bahwa pragmatisme merupakan paham yang memberlakukan hal secara praktis. Pandangan pragmanisme dalam pendidikan menurut jhon Dewey meliputi: 1. Hakikat pendidikan Hakikat pendidikan menurut pragmatisme adalah menyiapkan anak didik
  • 11. 8 dengan membekali seperangkat keahlian dan keterampilan teknis agar mampu hidup di dunia yang selalu berubah. Konsep pendidikan Dewey yang berlandaskan pragmatisme, menilai suatu pengetahuan berdasarkan guna pengetahuan dalam masyarakat. Yang diajarkan adalah pengetahuan yang segera dapat dipakai dalam penghidupan masyarakat sehari-hari.Artinya pragmatisme memandang bahwa pendidikan yang diselenggarakan berpusat pada peserta didik yang sesuai dengan minat serta kebutuhan-kebutuhannya agar mampu mengatasi persoalan hidup secara praktis. 2. Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan dalam pandangan ragmatisme tentunya harus searah dengan konsep filosofis pragmatis. Seperti mengenai realitas, pengetahuan dan kebenaran, serta nilai.Dengan berpijak pada konsep di atas, objektivitas tujuan pendidikan harus diambil dari masyarakat dimana si anak hidup, dimana pendidikan berlangsung, karena pendidikan berlangsung dalam kehidupan. Tujuan pendidikan tidak berada di luar kehidupan, melainkan di dalam kehidupan sendiri. Sesuai dengan prinsip pragmatisme bahwa tidak ada kebenaran mutlak dan esensi realitas adalah perubahan, maka dalam hal pendidikan ini tidak ada tujuan umum yang berlaku universal dan pasti. Artinya, tujuan pendidikan harus dihasilkan dari situasi kehidupan di sekeliling anak dan pendidik.Hal ini berarti, tujuan pendidikan dalam persfektif pragmatisme adalah untuk menyiapkan peserta didik menghadapi kehidupan dalam masyarakatnya yang bersifat praktis. Setiap satuan sosial yang menjalani pendidikan bisa saja memiliki tujuan khusus yang berbeda berdasarkan karakteristik dan kebutuhan masyarakat local. 2. Kurikulum dan proses pendidikan Pengembangan kurikulum dalam pragmatisme tentunya sejalan dengan hakikat dan tujuan pendidikan itu itu.Dewey memandang bahwa tipe pragmatisnya diasumsikan sebagai sesuatu yang mempunyai jangkauan aplikatif dalam masyarakat. Pendidikan dipandang sebagai wahana yang strategis dan sentral dalam upaya kelangsungan hidup di masa depan. Ia juga mengkritik model pendidikan Amerika yang hanya mengajarkan muatan-muatan usang yang hanya
  • 12. 9 mengulang-ulang masa lampau dan sebenarnya tidak pantas lagi disampaikan pada peserta didik. Pendidikan harus membekali peserta didik sesuai dengan kebutuhan yang ada pada lingkungannya.Tidak ada suatu materi pelajaran tertentu yang bersifat universal dalam sistem dan metode pelajaran yang selalu tepat untuk semua jenjang sekolah. Sebab, seperti pengalaman, kebutuhan serta minat individu atau masyarakat berbeda menurut tempat dan zaman. Dalam hal ini, kurikulum juga harus bersifat elastis dan fleksibel sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Kemudian, muatan kurikulum harus meliputi perkembangan minat, pikir, dan kemampuan praktis.
  • 13. 10 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di SD Negeri Kalitengah 2 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. B. Kondisi Alam Kondisi geografis SDN Kalitengah 2 berada di desa Kalitengah Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dengan ciri-ciri geografisnya sebagian besar wilayahnya adalah persawahan dan sebagian lagi sudah menjadi kawasan pabrik. Sedangkan akses jalan sangat ramai dan berada ditengah – tengah rel kereta api C. Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Dalam proses tersebut akan digunakan satu atau beberapa metode, untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang sudah ditetapkan di atas. Maka dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode Wawancara (interview) Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (yang diwawancara). Dalam hal ini, pelaksanaannya adalah interview bebas yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi harus mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. 2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya. Dalam hal ini peneliti
  • 14. 11 menggunakan teknik dokumentasi berupa dokumen resmi sekolah yang bertujuan untuk mendapatkan data pegawai, guru, data murid, sarana dan prasarana, kurikulum yang berlaku, tata tertib dan buku hitam serta program pembelajaran. 3. Metode Observasi Observasi yaitu sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Metode ini dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara sistematis terhadap objek penelitian, baru kemudian dilakukan pencatatan setelah mengadakan penelitian objek itu. D. Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, maka daya yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis saat mempertajam dan mendalami keabsahan data, yang tak kalah penting melalui interprestasi data, yakni menyusun paparan (transkip) hasil wawancara, observasi dan dokumen berdasarkan fokus dan atau ciri-ciri yang sesuai dengan penelitian. Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang. 5 Pengembangan data yang diperoleh kemudian diadakan pemfokusan data-data melalui pencarian data selanjutnya. Oleh karena itu, data pada penelitian berwujud kata-kata, kalimat-kalimat atau paragraf- paragraf yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskripsi dengan menggunakan kata-kata. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
  • 15. 12 menggunakan teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles and Huberman. Deskripsi penelitian ini dilakukan melalui tiga kegiatan yang merupakan satu kesatuan yang saling terkait yaitu: mereduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. 1. Mereduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data dilakukan mulai dari awal pengumpulan data hingga penyusunan laporan penelitian diperoleh kesimpulan yang akurat sesuai dengan pembentukan karakter sikap hormat siswa di SD Negeri Kalitengah 2 dan reduksi data ini bukanlah suatu kegiatan yang terpisah dari proses analisis data, tetapi merupakan bagian dari proses analisis itu sendiri. 2. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun hasil reduksi beberapa informan yang telah diperoleh secara naratif, sehingga akan lebih mudah dianalisis dan disimpulkan dalam bentuk kalimat verbal. Proses ini dilakukan dengan cara membuat mind mapping. Dengan demikian peneliti bisa menguasai data dan tidak larut dalam beberapa tumpukan data yang terlalu banyak. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Data Menarik kesimpulan dan verifikasi data adalah merupakan proses kegiatan memberikan kesimpulan yang dimulai dengan mencari pola dan tema hubungan hal-hal yang sering timbul serta pengujian data terhadap hasil penafsiran mengacu pada realisasi saat ini. Kegiatan ini meliputi pencarian arti atau makna data serta memberi penjelasan pada data yang
  • 16. 13 masih tentatif, kabur dan diragukan, maka dengan bertambahnya data, penarikan kesimpulan akan lebih mendasar dan mendalam. Sedangkan verifikasi data adalah kegiatan menguji kebenaran data yang telah disimpulkan.
  • 17. 14 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian Filsafat Pragmatisme Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan isme-isme lainnya, yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah “faedah” atau “manfaat”. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori itu benar kalau berfungsi (if it works). Dengan demikian Pragmatisme dapat dikategorikan ke dalam pembahasan mengenai teori kebenaran (theory of truth), sebagaimana yang nampak menonjol dalam pandangan William James, terutama dalam bukunya The Meaning of The Truth (1909). Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah. Kata pragmatisme sering sekali di ucapkan orang. Orang-orang
  • 18. 15 menyebut kata ini biasanya dalam pengertian praktis. Jika orang berkata, rencana ini kurang pragmatis, maka maksudnya adalah rencana ini kurang praktis. Pengertian seperti itu tidak begitu jauh dari pengertian pragmatisme yang sebenarnya, tapi belum menggambarkan keseluruhan pengertian pragmatisme. Penganut pragmatisme menaruh perhatian pada praktek. Mereka memandang hidup manusia sebagai suatu perjuangan untuk hidup yang berlangsung terus-menerus yang di dalamnya terpenting adalah konsekuensi-konsekuensi yang bersifat praktis. Konsekuensi-konsekuensi yang bersifat praktis tersebut erat hubunganya dengan makna dan kebenaran. B. Filsafat Pendidikan Nasional 1. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 2 UU-RI 2 tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Rincian selanjutnya tentang hal itu tercantum dalam penjelasan UU-RI no 2 tahun 1989, yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk dibidang pendidikan, adalah pengamalan pancasila, dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan antara lain: “pembentukan manusia pancasila sebagai pancasila pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri” (UUD, 199: 224). Implikasi filsafat Pancasila ini berpengaruh di kurikulum pendidikan di Indonesia termasuk di pendidikan sekolah dasar khususnya pendidikan SD Negeri Kangkung 3. Dengan adanya pendidikan karakter yang diusung oleh Pemerintah, maka mendukung Pancasila sebagai dasar dari pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Tujuan Pendidikan Pandangan Pancasila tentang hakikat realitas, manusia, pengetahuan dan hakikat nilai mengimplikasikan bahwa pendidikan seyogyanya
  • 19. 16 bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggu jawab. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bengsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab” a. Kurikulum Pendidikan Kurikulum pendidikan, melaksanakan kurikulum yang komprehensif, memadukan antara teori dan praktek. Wawasan kurikulum yang dikembangkan adalah: (1) Wawasan budaya bangsa berdasar pada kondisi sosio-budaya masyarakat dan negara Indonesia, (2) Wawasan ideologi dan pandangan hidup Pancasila, (3) Wawasan kemajuan Ilmu dan Teknologi, (4) Wawasan religius dan keimanan, (5) Wawasan Pembangunan Nasional, (6) Wawasan ketahanan bangsa, (7) Proses belajar dan mengajar, mengembangkan proses komunikasi diagonal (interaksi aktif). Mengembangkan Cara Belajar Siswa Aktif. b. Metode Pendidikan Pemilihan dan aplikasi metode pendidikan hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan pendidikan yang hendak dicapai, hakikat manusia atau peserta didik, karakteristik isi/materi pendidikan, fasilitas alat Bantu pendidikan yang tersedia. Penggunaan metode pendidikan diharapkan memperhatikan prinsip cara belajar siswa aktif dan sebagainya c. Peranan Pendidik dan Peserta Didik
  • 20. 17 Ada berbagai peranan dan peserta didik yang harus dilaksanakannya, namun pada dasarnya berbagai peranan tersebut tersurat dan tersirat dalam semboyan:”ing ngarso sung tulodo” artinya pendidik harus memberikan atau menjadi teladan bagi peserta didiknya;’ing madya mangun karso”, artinya pendidik harus mampu membangun karsa pda diri peserta didiknya; dan “tut wuri handayani”artinya bahwa sepanjang tidak berbahaya pendidik harus memberi kebebasan atau kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri. Hakekat anak didik adalah bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri selaras dengan wawasan pendidikan sepanjang haya. Hakekat guru sebagai pendidik adalah agen perubahan, berfungsi sebagai pemimpin dan pendukung serta pengembang nilai-nilai hidup di masyarakat, sebagai fasilitator dan bertanggung jawab atas tujuan belajar. d. Orientasi Pendidikan Pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi konservasi dan fungsi kreasi. Fungsi konservasi dilandasi asumsi bahwa terdapat nilai-nilai,penetahuan,norma,kebiasaan, dsb. Yang dijingjung tinggi dan dipandang berharga untuk tetap dipertahankan. Contoh:pengetahuan dan nilai-nilai yang bersifat mutlak tentunya tetap harus dipertahannkan, demikian jugapengetahuan dan nilai-nilai budaya yang masih dipandang benar dan baik juga perlu dikonsrvasi. Adapun fungsi kreasi dilandasi asumsi bahwa realitas tidaklah bersifat terberi (given) dan telah selesai sebagaimana diajarkan oleh sains modern.Tetapi realitas “mewujud” sebagaimana kita manusia dan semua anggota alam semesta berpartisipasi dalam mewujukan realitas. Sebab itu, peran manusia baik sebagai individu maupun kelompok adalah merajur realitas yang diinginkannya yang dapat diterima oleh lingkunganya. Perubahan merupakan suatu keharusan atau kenyataan yang tidak dapat kita tolak, sehingga para peserta didik
  • 21. 18 harus dididik untuk menguasainya dan bukan sebaliknya, mereka ,menjadi dikuasai oleh perubahan. e. Fungsi pendidikan nasional Indonesia Fungsi pendidikan nasionalIndonesiaadalah untuk mengembangkan warga negaraIndonesia, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat, mengembangkan bangsaIndonesiadan mengembangkan kebudayaan Indonesia f. Unsur-unsur pokok pendidikan nasional Unsur-unsur pokok pendidikan nasional adalah pendidikan pancasila, pendidikan agama, pendidikan watak dan kepribadian, pendidikan bahasa, pendidikan kesegaran jasmani, pendidikan kesenian, pendidikan ilmu pengetahuan, pendidikan keterampilan, pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan kesadaran bersejarah. g. Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional Indonesia adalah asas semesta, asas pendidikan seumur hidup, asas tanggung jawab bersama, asas pendidikan, asas keselarasan dan keterpaduan dengan ketahanan nasional dan wawasan nasional, asas Bhineka Tunggal Ika, Asas keselarasan, keseimbangan dan keserasian, asas manfaat adil dan merata. 2. Implementasi Pragmatisme Pendidikan Sejak dahulu hingga dewasa ini, dunia pendidikan selalu membuka diri terhadap kemungkinan diterapkannya suatu format pendidikan yang ideal untuk menjawab permasalahan global. Banyak teori telah diadopsi untuk mencapai tujuan tersebut. Termasuk teori pragmatis dari aliran Filsafat pragmatisme mencoba mengisi ruang dan waktu untuk turut mencari solusi terbaik terhadap model pendidikan yang dianggap selangkah ketinggalan dengan perkembangan pola pikir manusia itu sendiri. Seiring dengan perkembangan, dunia pendidikan berupaya
  • 22. 19 menyelaraskan antara eksplorasi pikiran manusia dengan solusi tindakan bersama perangkatnya untuk mencapai puncak temuan. Tekanan utama pragmatisme dalam pendidikan selalu dilandaskan bahwa subjek didik bukanlah objek, melainkan subjek yang memiliki pengalaman. Setiap subjek didik tidak lain adalah individu yang mengalami sehingga mereka berkembang, serta memiliki insiatif dalam mengatasi problem-problem hidup yang mereka miliki. Dalam pelaksanaannya, pendidikan pragmatisme mengarahkan agar subjek didik saat belajar di sekolah tak berbeda ketika ia berada di luar sekolah. Oleh karenanya, kehidupan di sekolah selalu disadari sebagai bagian dari pengalaman hidup, bukan bagian dari persiapan untuk menjalani hidup. Di sini pengalaman belajar di sekolah tidak berbeda dengan pengalaman saat ia belajar di luar sekolah. Pelajar menghadapi problem yang menyebabkan lahirnya tindakan penuh dari pemikiran yang relative. Di sini kecerdasan disadari akan melahirkan pertumbuhan dan pertumbuhan akan membawa mereka di dalam beradaptasi dengan dunia yang berubah. Ide gagasan yang berkembang menjadi sarana keberhasila. Penerapan model pembelajaran pragmatisme dalam kaitannya dengan semangat belajar anak di SDN Kalitengah 2 Mranggen Demak adalah anak belajar di dalam kelas sebelum jam pelajaran dimulai. Dengan tugas sarapan pagi anak akan mendapatkan manfaat sebagai beikut: 1. Dapat mengingat kembali pelajaran yang telah diberikan serta mampu menyelesaikan tugas dan pemecaha masalahnya. 2. Anak berlatih bertanggung jawab terhadap beban dan kewajiban masing-masing. 3. Sementara, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. 4. Model pembelajaran ini berupaya membangkitkan hasrat anak untuk terus belajar, serta anak dilatih berpikir secara logis. Sebagaimana yang diungkap oleh Power (Sadulloh, 2003:133)
  • 23. 20 bahwa, implikasi dari filsafat pendidikan pragmatisme terhadap pelaksanaan pendidikan mencakup tiga hal pokok. Ketiga hal pokok tersebut, yaitu: 1. Tujuan Pendidikan, tujuan pendidikan pragmatisme adalah memberikan pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup sosial dan pribadi. 2. Kedudukan Siswa, kedudukan siswa dalam pendidikan pragmatisme merupakan suatu organisasi yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh. 3. Kurikulum, kurikulum pendidikan pragmatis berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Demikian pula minat dan kebutuhan siswa yang dibawa ke sekolah dapat menentukan kurikulum. Guru menyesuaikan bahan ajar sesuai dengan minat dan kebutuhan anak tersebut. 4. Metode, metode yang digunakan dalam pendidikan pragmatisme adalah metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja), serta metode pemecahan masalah (problem solving method), serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiri and discovery method). Dalam praktiknya (mengajar), metode ini membutuhkan guru yang memiliki sifat pemberi kesempatan, bersahabat, seorang pembimbing, berpandangan terbuka, antusias, kreatif, sadar bermasyarakat, siap siaga, sabar, bekerjasama, dan bersungguh-sungguh agar belajar berdasarkan pengalaman dapat diaplikasikan oleh siswa dan apa yang dicita-citakan dapat tercapai. 5. Peran Guru. Peran guru dalam pendidikan pragmatisme adalah mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya. 6. Selain hal di atas, pendidikan pragmatisme kerap dianggap sebagai pendidikan yang mencanangkan nilai-nilai demokrasi dalam ruang pembelajaran sekolah. Karena pendidikan bukan ruang yang terpisah dari sosial, setiap orang dalam suatu masyarakat juga
  • 24. 21 diberi kesempatan untuk terlibat dalam setiap pengambilan keputusan pendidikan yang ada. Keputusan-keputusan tersebut kemudian mengalami evaluasi berdasarkan situasi-situasi sosial yang ada.
  • 25. 22 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan, kami dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. 2. Filosuf yang terkenal sebagai tokoh filsafat pragmatisme adalah William James dan John Dewey. Mereka berdualah yang paling bertanggung jawab terhadap generasi Amerika sekarang, karena di Amerika Serikat pragmatisme mendapat tempat tersendiri dengan melekatnya nama William James sebagai tokohnya, disamping John Dewey. 3. Pandangan pragmatism dalam pendidikan yang meliputi a. Hakikat pendidikan b. Tujuan pendidikan c. Kurikulum dan proses pendidikan B. Saran Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah penulis sampaikan di atas, diharapkan pembaca dapat lebih memahami tentang filsafat, terutama mengenai aliran pragmatisme. Sehingga, pembaca dapat mengambil hal- hal posotif darinya .Dalam penulisan tugas ini penulis merasa banyak kekurangan baik dari isi tugas ini maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis minta ada kritikan dan saran dari para pembaca semuanya sehingga dikemudian hari penulis dapat memperbaiki kekurangan yang ada.
  • 26. 23 DAFTAR PUSTAKA http://kristianawidi.blogspot.com/2012/02/makalah-pragmatisme.html Burhanuddin Salam, Logika Materil: Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997) Peter Salim , The Contemporary English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: Modern English, 2002) Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi, Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern dan Post Modern: Mencari “Visi Baru” atas “Realitas Baru” Pendidikan Kita, (Yogyakarta: Ircisod, 2004) Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007) http://kristianawidi.blogspot.com/2012/02/makalah-pragmatisme.html Burhanuddin Salam, Logika Materil: Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 202 Peter Salim , The Contemporary English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: Modern English, 2002), hlm. 1465 Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi, Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern dan Post Modern: Mencari “Visi Baru” atas “Realitas Baru” Pendidikan Kita, (Yogyakarta: Ircisod, 2004), hlm.260 Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm.128-129 Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi, op.cit.,hlm. 261