Makalah ini membahas tentang dasar sosiologi ilmu pendidikan, meliputi pengertian sosiologi pendidikan, sejarah perkembangannya, ruang lingkup, tujuan, dan pentingnya mempelajari sosiologi pendidikan."
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
1. MAKALAH
DASAR SOSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “ Pengantar Pendidikan”
Dosen Pengampu : Syahru Ramadhan M.pd.
Disusun Oleh:
Kelompok : III (Tiga)
Anggota : Fitri Andriani
Rahmawati
Eva Kurniati
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (IAIM) BIMA
TAHUN AJARAN 2021/2022
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘Dasar Sosiologi Ilmu
Pendidikan’ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Pengantar Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang bagaimanaDasar Sosiologi didalam ilmu pendidikan itu
sendiri.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen, selaku dosen bidang studi
Pengatar Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kota Bima, 25 September 2021
Kelompok 3
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kondisi yang jauh dari apa
yang diharapkan. Masalah dalam dunia pendidikan di Negara ini sangat bermacam-
macam, meliputi hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat,
hubungan antar manusia di dalam sekolah,pengaruh sekolah terhadap perilaku dan
kepribadian semua pihak sekolah dan lembaga pendidikan dalam masyarakat. Untuk itu,
para guru dan calon guru harus paham dan dibekali sosiologi pendidikan serta terampil
mengoperasionalkan dalam kegiatan pendidikan.
Di dalam kegiatan manusia sebagai mahluk sosial menimbulkan berbagai ilmu
pengetahuan sendiri. Termasuk disini kegiatan manusia untuk mendidik generasi-generasi
mudanya, ialah dengan memberikan, mewariskan kebudayaannya kepada anak cucunya.
Didalam karya mendidik inilah manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses
pendidikan itu dilihat dari segi sosialnya, ditinjau dari konstelasi sosial, dimana terjalin
karya mendidik itu. Maka disini timbullah suatu cabang ilmu pengetahuan ialah sosiologi
pendidikan. Dewasa ini ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, terutama dalam bidang
teknologi modern, Ilmu sosiologipun tidak mau ketinggalan. Salah satu diantaranya adalah
Sosiologi Pendidikan. Ilmu ini masih sangat muda dan masih memerlukan pembinaan,
terutama dilingkungan akademis. Secara garis besar, Plato dalam teori sosialnya amat
mementingkan masyarakat dibanding individu. Bahkan individualisme disamakan dengan
egoisme, dengan egoisme kelompok dengan altruisme. Oleh karenanya Plato memandang
bahwa susunan Negara adalah sintesis antara aristokrasi dengn demokrasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penyusun merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan sejarah Sosiologi Pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan Sosiologi Pendidikan ?
3. Apa ruang lingkup Sosiologi Pendidikan?
4. Apa karakteristik Sosiologi Pendidikan?
5. Apa tujuan dan manfaat Sosiologi Pendidikan?
6. Apa pentingnya mempelajari Sosiologi Pendidikan?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Sejarah Sosiologi Pendidikan
2. Pengertian Sosiologi Pendidikan
4. 3. Ruang lingkup Sosiologi Pendidikan
4. Karakteristik Sosiologi Pendidikan
5. Tujuan dan manfaat Sosiologi Pendidikan
6. Pentingnya mempelajari Sosiologi Pendidikan
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna untuk pengembangan konsep
sosiologi pendidikan. Adapun secara praktis makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi:
1. Penyusun, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya
tentang konsep dasar sosiologi pendidikan;
2. Pembaca / guru, sebagai media informasi tentang konsep dasar sosiologi pendidikan.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Sosiologi Pendidikan
Sosiologi ini dicetuskan oleh Aguste Comte maka dari itu dia dikenal sebagai bapak
sosiologi, ia lahir di Montpellier tahun 1798. ia merupakan seorang penulis kebanyakan
konsep, prinsip dan metode yang sekarang dipakai dalam sosiologi berasal dari Comte.
Comte membagikan sosiologi atas statika sosial dan dinamika sosial dan sosiologi
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1. Bersifat empiris yaitu didsarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak
bersifat spekulatif.
2. Bersifat teoritis yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dan hasil observasi.
3. Bersifat kumulatif yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang ada
kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus.
4. Bersifat nenotis yaitu tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta tertentu tetapi
untuk menjelaskan fakta tersebut.
Comte mengatakan bahwa tiap-tiap cabang ilmu pengetahuan manusia mesti melalui
tiga tahapan perkembangan teori secara berturut-turut yaitu keagamaan atau khayalan,
metafisika atau abstrak dan saintifik atau positif ( Soekadijo, 1989:4 ). Setelah selesai
perang dunia II, perkembangan masyarakat berubah secara drastis dimana masyarakat
dunia menginginkan adanya perubahan dalam menyahuti perkembangan dan kebutuhan
baru terhadap penyesuaian perilaku lembaga pendidikan. Oleh karena itu disiplin sosiologi
pendidikan yang sempat tenggelam dimunculkan kembali sebagai bagian dari ilmu-ilmu
penting dilembaga pendidikan ( Muhyi Batu bara, 2004:5 ). Perkembangan sosiologi
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dimulai sejak awal abad ke 20 yang merupakan
bagian dari sosiologi. Tetapi sebenarnya sosiologi pendidikan lahir bersamaan munculnya
persoalan-persoalan pendidikan yang tidak teratasi dan kemudian pendidikan tersebut
diatasi dengan menggunakan pendekatan sosiologis.
Sebelum berakhirnya PD II sosiologi pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan
semapat hilang dari peredaran dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk
diajarkan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Amerika Serikat.
Setelah PD II, perkembangan masyarakat mengalami perubahan secara dratis.
Dinamika masyarakat dunia menginginkan adanya perubahan dalam menyahuti
perkembangan dan kebutuhan baru terhadap penyesuaian perilaku lembaga pendidikan,
dalam menyikapi perlunya dimensi pendidikan menjadi instrumen terpenting dalam
memajukan masyarakat. Karena itu, disiplin sosiologi pendidikan yang sempat tenggelam
tersebut dimunculkan kembali sebagai bagian dari ilmu penting di lembaga pendidikan
tenaga kependidikan (LPTK). Lester Frank Word (1841-1913), salah seorang pelopor
6. sosiologi di Amerika dianggap sebagai pencetus gagasan lahirnya sosiologi pendidikan di
Amerika.
Gagasan tersebut muncul dalam bukunya yang berjudul : Applied Sociology
(Sosiologi Terapan), yang mengkaji perubahan-perubahan masyarakat karena usaha
manusia. Gagasan Word tadi kemudian dikembangkan oleh John Dewey. Dewey
memandang bahwa hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangat penting.
Pemikiran Dewey dikembangkan lagi dalam bukunya : Democracy and Educatian
(Demokrasi dan Pendidikan) pada tahun 1916 yang mendorong berkembangnya sosiologi
pendidikan. Pada tahun 1887 dibuka pertama kali kuliah sosiologi pendidikan di Amerika
Serikat.
Kemudian pada tahun 1910 Henry Suzzaalo memberi kuliah sosiologi pendidikan di
Teachers Collage, di 16 Lembaga Pendidikan Tinggi. Tahun 1917 Buku Teks Sosiologi
Pendidikan pertama: Introduction to Educational Sociology diterbitkan oleh Walter Smith.
Tahun 1928 terbit The Journal of educational pimpinan E. George Payne, dan tahun
1936 disusul munculnya majalah : Social Education. Menurut pendapat Drs. Ary H.
Gunawan, bahwa sejarah sosiologi pendidikan terdiri dari 4 fase, yaitu:
1. fase pertama, dimana sosiologi sebagai bagian dari pandangan tentang kehidupan
bersama filsafat umum. Pada fase ini sosiologi merupakan cabang filsafat, maka
namanya adalah filsafat sosial.
2. fase kedua ini, timbul keinginan-keinginan untuk membangun susunan ilmu
berdasarkan pengalaman-pengalaman dan peristiwa-peristiwa nyata (empiris). Jadi
pada fase ini mulai adanya keinginan memisahkan diri antara filsafat dengan sosial.
3. fase ketiga ini, merupakan fase awal dari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri. Orang mengatakan bahwa Comte adalah “bapak sosiologi”, karena
ialah yang pertama kali mempergunakan istilah sosiologi dalam pembahasan tentang
masyarakat. Sedangkan Saint Simon dianggap sebagai “perintis jalan” bagi sosiologi.
Ia bermaksud membentuk ilmu yang disebut “Psycho-Politique”. Dengan ilmu
tersebut Saint Simon dan juga Comte mengambil rumusan dari Turgot (1726-1781)
sebagai orang yang berjasa terhadap sosiologi, sehingga sosiologi menjadi tumbuh
sendiri
4. fase yang terakhir ini, ciri utamanya adalah keinginan untuk bersama-sama
memberikan batas yang tegas tentang obyek sosiologi, sekaligus memberikan
pengertian-pengertian dan metode-metode sosiologi yang khusus. Pelopor sosiologi
yang otonom dalam metodenya ini berada pada akhir abad 18 dan awal 19 antara lain
adalah Fiche, Novalis, Adam Muller, Hegel, dan lain-lain. Nama-nama sosiologi
pendidikan sebagaimana yang dipakai oleh Steward adalah Sociologi Approach to
Education, Educational Sociologi, dan Sociology of Education. Meighan dan Siarj-
Blatchford mengunakan istilah Sociology of Education. W. Taylor mengunakan istilah
Educational Sociology tekanannya terletak pada pernyataan pendidikan dan sosial,
sedang Sociology of Education titik tekannya terletak pada permasalahan sosiologis.
7. Menurut G.E jansen Educational Sociology membahas problema pendidikan,
sedangkan Sociology of Education membahas problema sosiologi dalam pendidikan.
B. Pengertian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata, sosiologi dan pendidikan. Pada awalnya
sosiologi berkembang sesuai dengan obyek dan tujuannya sendiri, demikian pula
pendidikan. Dengan adanya perkembangan masyarakat yang begitu cepat dalam segala
aspek kehidupan, memerlukan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan. Sosiologi tidak dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat, demikian pula kalau hanya pendidikan saja.
Perkembangan masyarakat yang sangat kompleks memerlukan ilmu pengetahuan yang
kompleks pula, salah satunya adalah sosiologi pendidikan.
Sosiologi secara etimologis sosiologi berasal dari kata latin “socius” dan kata
Yunani “logos”. “Socius” berarti kawan, sahabat, sekutu, rekan, masyarakat. “logos”
berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. (Chaerudin,
dkk, 1995:67).
Adapun menurut para ahli pengertian sosiologi diartikan sebagai berikut:
1. Menurut W.F. Ogburn dan M.F. Nimkoff dalam buku mereka “A Handbook of
Sociology”, memberikan definisi sosology is the scientific of social life; yang
maksudnya : sosiologi adalah studi secara ilmiah terhadap kehidupan sosial. (Ahmadi,
1984:9).
2. Menurut Ibnu Chaldun, sosiologi adalah mempelajari tentang masyarakat manusia dalam
bentuknya yang bermacam-macam, watak dan ciri-ciri dari pada tiap-tiap bentuk itu dan
hukum yang menguasai perkembangan. Sementara Prof. Groenman mendefinisikan
sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tindakan-tindakan manusia dalam
usahanya menyesuaikan diri dalam suatu ikatan.
Sedangkan pengertian pendidikan sendiri diartikan dari istilah paedegogic berasal
dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “pais”, artinya anak, dan ”again” diterjemahkan
membimbing, jadi paedagogic yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak. Secara
definitif pendidikan (paedagogic) diartikan, sebagai berikut:
1. Menurut Jhon Dewey, Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
(Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:69).
2. Menurut Ki Hajar Dewantara, Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya.
(Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:69).
3. Menurut Undang-undang Republik Indonesia SISDIKNAS No.20 tahun 2003,
pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian,
8. kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Terdapat pula pengertian sosiologi pendidikan menurut para ahli, yaitu sebagai
berikut :
F.G. Robbins, pengertian sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang
tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur
mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur
kepribadian dan hubungan kesemuanya dengantata sosial masyarakat. Sedangkan
dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses perkembangan kepribadian,dan
hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.
H.P. Fairchild dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa sosiologi
pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan yang fundamental. Jadi ia tergolong applied sociology.
Drs. Ary H. Gunawan, pengertian sosiologi pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang
berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan
sosiologis.
W. Dodson, sosiologi pendidikan itu mempersoalkan pertemuan dan percampuran
daripada lingkungan sekitar kebudayaan secara totalitas, dimana dalam dan dengan
begitu maka terbentuklah tingkah laku, dan sekolah dianggap sebagian daripada total
cultural milieu, sedang sosiologi pendidikan memperbincangkan dan berusaha
menemukan bagaimana memanipulasikan proses pendidikan untuk mengembangkan
kepribadian.
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli diatas bahwa pengertian
sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan
interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin
kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
C. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
Ruang lingkup sosiologi pendidikan menurut Brookoover dibagi menjadi 4 kategori
yaitu:
Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lain meliputi:
a) Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses sosial dan perubahan
kebudayaan.
b) Fungsi sistem pendidikan formal didalam proses pembaharuan sosial.
c) Hubungan antara sistem pendidikan didalam proses pengendalian sosial.
d) Hubungan antara sistem pendidikan dengan publik opini
e) Hubungan antara pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status
f) Keberartian pendidikan sebagai simbol terpercaya didalam kebudayaan
demokratis.
9. Hubungan sekolah dengan komuniti seekolahnya meliputi:
a) Analisis terhadap struktur kekuasaan dimasyarakat beserta implikasinya
terhadap sekolah.
b) Analisis terhadap hubungan antara sistem sekolah dengan sistem sosial
dimasyarakat.
c) Struktur masyarakat beserta pengaruhnya terhadap organisasi sekolah.
Hubungan antar manusia dengan sistem persekolahan meliputi:
a) Ciri budaya sekolah, terutama yang jelas-jelas berbeda dengan budaya diluar
sekolah.
b) Ciri pola stratifikasi di dalam persekolahan.
c) Hubungan antara guru dan murid.
d) Analisis terhadap klik dan struktur kelompok kekeluargaan di dalam sistem
persekolahan
e) Ciri pola kepemimpinan str.uktur kekuasaan di dalam bermacam-macam
sekolah .
Pengaruh sekolah terhadap perilaku peserta didik meliputi:
a) Peranan sosial guru.
b) Ciri kepribadian guru.
c) Dampak kepribadian guru terhadap perilaku peserta didik.
d) Peranan sekolah di dalam pertumbuhan, penyesuaian atau penyimpangan
peserta didik.
e) Ciri-ciri perilaku yang timbul karena tingkat keotoriteran dan kedemokrasian di
lingkungan sekolah.
Dari penjelasan diatas jelaslah apa yang dimaksud dengan ssosiologi pendidikan dan
apa ruang lingkup garapannya. Secara singkat sosiologi pendidikan dapat didefinisikan
sebagai suatu analisis ilmiah tentang interaksi antara manusia dalam sistem pendidikan dan
dengan luar sistem pendidikan, serta hubungannya antara pendidikan sebagai sebuah
institusi sosial dan instusi sosial lainnya.
D. Karakteristik Sosiologi Pendidikan
Karakteristik yang membedakan sosiologi dengan disiplin sosial yang lain, yaitu
(Soekamto, 1999).
Sosiologi termasuk kelompok ilmu sosial, yaitu kelompok ilmu yang
mempelajari peristiwa atau gejala-gejala sosial.
Sosiologi bersifat kategoris yaitu tidak normatif, membicarakan obyeknya secara apa
aqdanya (des sein) dan bukan bagaimana seharusnya (das sollen).
Sosiologi bersifat generalis, yaitu Sosiologi meneliti atau mencari prinsip atau
hukum-hukum umum interaksi manusia.
10. Sosiologi bersifat abstrak yaitu wujud kesatuannya yang bersifat umum atau
terpisah-pisah.
Sosiologi merupakan ilmu yang umum, yaitu mempelajari umum yang ada pada
setiap interaksi umum. Yaitu mempelajari gejala-gejala yang khusus.
Sosiologi termasuk ilmu murni yaitu tujuan penelitian Sosiologi semata-mata demi
perkembangan ilmu itu sendiri bukan untuk kepentingan kehidupan praktis.
E. Tujuan dan Manfaat Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan merupakan ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara
dalam pengendalian proses pendidikan agar nantinya memperoleh perkembangan
kepribadian individu yang lebih baik.
Menurut Francis Broun mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan memperhatikan
pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu memproleh dan
mengorganisasi pengalamannya.
Sedang S. Nasution mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang
berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk memproleh
perkembangan kepribadian individu yang lebih baik. Dari beberapa pengertian yang telah
dikemukakan dapat ini beberapa tujuan dari sosiologi pendidikan:
Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus diperhatiakan pengaruh
lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak.
Misalnya, anak yang terdidik dengan baik dalam keluarga yang religius, setelah
dewasa/tua akan cendrung menjadi manusia yang religius pula. Anak yang terdidik
dalam keluarga intelektual akan cendrung memilih/mengutamakan jalur intlektual
pula, dan sebagainya.
Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan social.
Banyak orang/pakar yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan
kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat, karena dengan memiliki ijazah
yang semakin tinggi akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi pula
(serta penghasilan yang lebih banyak pula, guna menambah kesejahteraan social).
Disamping itu dengan pengetahuan dan keterampilan yang banyak dapat
mengembangkan aktivitas serta kreativitas social.
Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam masyarakat.
Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan dengan
tingkatan daerah di mana lembaga pendidikan itu berada. Misalnya, perguruan tinggi
bisa didirikan di tingkat propinsi atau minimal kabupaten yang cukup animo
mahasiswanya serta tersedianya dosen yang bonafid.
Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang-orang
terdidik/berpendidikan dalam kegiatan social. Peranan/aktivitas warga yang
berpendidikan / intelektual sering menjadi ukuan tentang maju dan berkembang
11. kehidupan masyarakat. Sebaiknya warga yang berpendidikan tidak segan- segan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan social, terutama dalam memajukan kepentingan /
kebutuhan masyarakat. Ia harus menjadi motor penggerak dari peningkatan taraf
hidup social.
Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan. Sejumlah
pakar berpendapat bahwa tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dapat
dipulangkan kepada filsafat hidup bangsa tersebut. Seperti di Indonesia, Pancasila
sebagai filsafat hidup dan kepribadian bangsa Indonesia harus menjadi dasar untuk
menentukan tujuan pendidikan Nasional serta tujuan pendidikan lainnya. Dinamika
tujuan pendidikan nasional terletak pada keterkaitanya dengan GBHN, yang tiap 5
(lima) tahun sekali ditetapkan dalam Sidang Umum MPR, dan disesuaikan dengan
era pembangunan yang ditempuh, serta kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
manusia.
Sedangkan menurut para ahli, sosiologi pendidikan memberikan tujuan dan manfaat
sebagai berikut :
Menurut E. G Payne, sosiologi pendidikan bertujuan utama memberi kepada guru-
guru (termasuk para peneliti dan siapa pun yang terkait dalam bidang pendidikan)
latihan – latihan yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan
sumbangannya secara cepat dan tepat kepada masalah pendidikan. Menurut
pendapatnya, sosiologi pendidikan tidak hanya berkenaan dengan proses belajar dan
sosialisasi yang terkait dengan sosiologi saja, tetapi juga segala sesuatu dalam
bidang pendidikan yang dapat dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang digunakan
untuk meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain peranan
(role playing) dan sebagainya. Dengan demikian sosiologi pendidikan bermanfaat
besar bagi para pendidik, selain berharga untuk mengalisis pendidikan, juga
bermanfaat untuk memahami hubungan antara manusia di sekolah serta struktur
masyarakat.
Menurut Nasution (1999:2-4) ada beberapa konsep tentang
tujuan sosiologi pendidikan, antara lain sebagai berikut:
a. Analisis proses sosiologi.
b. Analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat.
c. Analisis intraksi social di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat.
d. Alat kemajuan dan perkembangan social.
e. Dasar untuk menentukan tujuan pendidikan
f. Sosiologi terapan.
g. Latihan bagi petugas pendidikan.
Menurut George S. Herrington mengemukakan lima tujuan sosiologi pendidikan,
yaitu:
12. a. Untuk memahami peraturan tentang penelitian dalam masyarakat dan sekolah
sebagai instrument dan faktor sosial atau kemajuan sosial yang mempengaruhi
sekolah.
b. Untuk memahami ideologi yang demokratis kultur kita dan kecenderungan
sosial dan ekonomi dalam hubungan dengan kedua agen pendidikan informal
dan formal.
c. Untuk memahami kekuatan sosial efek mereka atas individu.
d. Kurikulum masyarakat.
e. Untuk menggunakan teknik penelitian dan pemikiran kritis untuk mencapai
tujuan.
f. Pokok-pokok penelitian sosiologi penelitian.
Dari beberapa konsep tentang tujuan dan manfaat sosiologi pendidikan di
atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat sosiologi pendidikan pada dasarnya
untuk mempercepat dan meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Karena itu, sosiologi pendidikan tidak akan keluar dari upaya-upaya agar pencapaian
tujuan dan fungsi pendidikan tercapai menurut pendidikan itu sendiri. Serta sosiologi
pendidikan memberikan tujuan dan manfaat sebagai cara untuk menciptakan masyarakat
madani, yaitu suatu masyarakat yang berpradaban yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, yang sadar akan hak dan kewajibannya, demokratis, bertanggung jawab,
berdisiplin, menguasai sumber informasi dalam bidang iptek dan seni, budaya dan agama
(Tilaar, 1999).
F. Pentingnya Mempelajari Sosiologi Pendidikan
Berikut alasan pentingnya mempelajari sosiologi pendidikan bagi guru (Gunawan:
2000)
1. Kenyataan menunjukan bahwa masyarakat mengalami perubahan sangat cepat,
progresif, dan kerap kali menunjukan segala “desitegrati” (berkurangnya kesetiaan
terhadap nilai-nilai umum). Perubahan sosial yang cepat menimbulkan “ciltural lag”
(ketinggalan kebudayaan akibat adanya hambatan-hambatan). Cultural lag ini
merupakan sumber masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Masalah-masalah
sosial juga dialami oleh dunia pendidikan, sehingga lembaga-lembaga pendidikan
tidak mampu mengatasinya. Maka para ahli sosiologi diharapkan dapat
menyumbangkan pemikirannya untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
yang fundamental.
2. Guru adalah seorang administrator, informator, konduktor, dan sebagainya, dan
harus berkelakuan menurut harapan masyarakatnya. Dari guru, sebagai pendidik dan
pembangun generasi baru diharapkan tingkah laku yang bermoral tinggi demi masa
depan bangsa dan negara.
13. 3. Kepribadian guru dapat mempengaruhi suasana kelas, baik kebebasan yang
dinikmati anak dalam mengeluarkan buah pikiran, dan mengembangkan
kreatifitasnya ataupun pengekangan dan keterbatasan yang dialami dalam
pengembangan kepribadiannya. Kebebasan guru juga terbatas oleh kepribadian
atasannya (kepala sekolah, pengawas, kakanwil, sampai mendikbud) seluruhnya
dipengaruhi, dibatasi, serta diarahkan pada pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional
(TPN) dalam GBHN, Undang-Undang Pendidikan, peraturan, dan sebagainya.
4. Anak dalam perkembangannnya dipengaruhi oleh orangtua atau wali (pendidikan
informal), guru-guru (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan nonformal).
Keberhasilan pendidikan disekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara
individual atau berkat interaksi anak atau siswa dengan lingkungan sosialnya (yang
berlainan) dalam berbagai situasi yang dihadapi di dalam maupun di luar sekolah.
5. Anak berbeda-beda dalam bakat atau pembawaannya, terutama karena pengaruh
lingkungan sosialnya yang berlainan. Pendidikan itu sendiri dapat dipandang sebagai
sosialisasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka sudah sewajarnya bila seorang
guru atau pendidikan harus berusaha menganalisis pendidikan dari segi sosiologi,
mengenai hubungan antarmanusia dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
14. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan
peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara
manusia dengan pendidikan. Untuk itu, para guru dan calon guru harus paham dan
dibekali sosiologi pendidikan serta terampil mengoperasionalkan dalam kegiatan
pendidikan.
Karakteristik yang membedakan sosiologi dengan disiplin sosial yang lain, yaitu
(Soekamto, 1999), Sosiologi termasuk kelompok ilmu sosial, yaitu kelompok ilmu yang
mempelajari peristiwa atau gejala-gejala sosial, sosiologi bersifat kategoris yaitu tidak
normatif, membicarakan obyeknya secara apa.
Salah satu alasan pentingnyaa mempelajari sosiologi pendidikan bagi guru yaitu
kenyataan menunjukan bahwa masyarakat mengalami perubahan sangat cepat, progresif,
dan kerap kali menunjukan segala “desitegrati” (berkurangnya kesetiaan terhadap nilai-
nilai umum).
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini penulis mengharapkan para pendidik bisa menjadi
pendidik yang baik yang mampu membimbing serta memberikan solusi bagi semua anak
didiknya agar dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara optimal.
Dengan adanya sosiologi pendidikan ini diharapkan dapat menciptakan suatu interaksi
yang baik antara masing-masing individu.