2. Sebagian permukaan bumi yang
memiliki karakteristik tersendiri (batas,
luas, dan nama yang didasarkan pada
keseragaman karakteristik atau
fungsinya bagi daerah lain) apabila
dibedakan dengan daerah lain.
WILAYAH
(DISTRIK, ZONA, ATAU REALM)
4. Suatu wilayah geografis yang
memiliki keseragaman atau
kesamaan dalam kriteria
tertentu, baik kriteria fisik
maupun kriteria sosial.
1. Wilayah Formal
(Uniform Region)
5. Wilayah yang memiliki beberapa
pusat kegiatan yang saling
berhubungan.
2. Wilayah Fungsional
(Polarized Region)
7. TEORI GRAFIK
Rumus indeks konektivitas:
B = C
P
Keterangan:
B(beta) = indeks konektivitas
C = jumlah jaringan jalan yang
menghubungkan kota-kota
tersebut
P = jumlah kota dalam suatu
daerah
A
B
C
D
E
F
9. Rumus matematikanya:
G = g . m1.m2
d²
Keterangan:
G = besarnya gaya gravitasi antara dua
benda
g = tetapan gravitasi newton besarnya
6,167 x 10–8cm3/gram detik2
m1 = massa benda 1 (dalam gram)
m2 = massa benda 2 (dalam gram)
d = Jarak benda (dalam cm)
10. Teori Gravitasi
Newton menyatakan bahwa dua buah benda
akan memiliki gaya tarik- menarik, jika saling
berdekatan. Kekuatan tarik-menarik tersebut
besarnya berbanding lurus dengan hasil kali
kedua massa benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jaraknya. Jadi semakin besar
massa benda dan makin dekat jaraknya maka
gaya tarik-menarik semakin kuat.
ANALISIS GRAVITASI (GRAVITY ANALYSIS)
11. W.J. REILLY
“Kekuatan interaksi antara dua
wilayah atau lebih dapat diukur
dengan mempertimbangkan jumlah
masing-masing wilayah dan jarak
mutlak antara wilayah tersebut.”
12. CONTOH SOAL
Ada tiga buah kota, yaitu kota A, B, dan C.
Jumlah penduduk kota A sebanyak 20.000
orang, kota B sebanyak 10.000 orang,
sedangkan kota C sebanyak 30.000 orang.
Jarak kota A ke kota B adalah 50 km,
sedangkan jarak dari kota B ke kota C
adalah 100 km. Pertanyaannya, manakah
dari ketiga kota tersebut yang lebih besar
kekuatan interaksinya? Apakah antara kota
A dan kota B atau antara kota B dan kota
C?
13. IAB = k . PA. PB
(dAB)²
Keterangan:
IAB = kekuatan interaksi antara
daerah A dan B
k = konstanta, biasanya = 1
PA = jumlah penduduk daerah A
PB = jumlah penduduk daerah B
dAB = jarak daerah A dan B
Rumus:
14. B
CB
A
dAB= 100 km
dAB= 50 km
Jawab:
a) Interaksi antara kota A dan kota B adalah:
IAB = k . PA.PB = 1. (20.000).(10.000)
(dAB)2 (50)²
= 200.000.000 = 80.000
2.500
15. Jawab:
b) Interaksi antara kota B dan kota C
adalah:
IBC = k . PB.PC = 1 . (10.000).(30.000)
(dBC) (100)²
= 300.000.000 = 30.000
10.000
16. Apabila kita bandingkan kekuatan
interaksi antara kota A dan kota B
dengan kota B dan C maka
80.000 : 30.000 = 8 : 3
17. 1. Kondisi penduduk di tiap daerah yang
sedang dibandingkan relatif sama.
2. Kondisi alam dengan topografi yang
relatif sama.
3. Keadaan sarana dan prasarana wilayah
yang sedang dibandingkan interaksinya
relatif sama.
Perbandingan kekuatan interaksi
keruangan beberapa wilayah dengan
menggunakan rumus Reilly dapat
diterapkan apabila:
18. TEORI TITIK HENTI
(The Breaking Point Theory)
DAB = dAB
1 +√PB
PA
A
B
P
P
AB
AB
d
D
1
Keterangan :
DAB= jarak lokasi titik henti, yang diukur dari kota
atau wilayah lebih kecil (dari kota A)
dAB = jarak antara kota A dan B
PA = jumlah penduduk yang lebih kecil (penduduk
kota A)
PB = jumlah penduduk yang lebih besar
(penduduk B)
19. Keterangan :
AB = kekuatan interaksi antara daerah
A dan B
K = konstanta, biasanya = 1
PA = Jumlah penduduk daerah A
PB = Jumlah penduduk daerah B
dAB = jarak daerah A dan B
20. Jumlah penduduk kota A adalah 20.000
orang, kota B adalah 10.000 orang,
sedangkan kota C adalah 30.000 orang.
Jarak dari kota A ke kota B adalah 50 km,
sedangkan jarak dari kota B ke kota C
adalah 100 km. Dari data tersebut dapat
ditentukan:
1. Batas pengaruh antara kota A
dengan kota B
2. Antara kota B dengan kota C
23. Jadi lokasi titik henti antara kota B dan C
adalah 36,63 km diukur dari kota B.
Hal ini berarti bahwa penempatan lokasi
pusat pelayanan untuk kota B dan C,
yang paling strategis
adalah 36,63 km dari Kota B
24. CB
A
dAB= 100 km
dAB= 50 km
DAB= 36,63 km
DAB= 20,74 km
Jadi, lokasi titik henti antara Kota B dan
Kota C adalah 36,63 km diukur dari Kota B.
Hal ini berarti bahwa penempatan lokasi
pusat pelayanan untuk Kota B dan C, yang
paling strategis adalah 36,63 km dari Kota B
25. Teori Perkembangan Kota
Kota besar mempunyai kecenderungan
berkembang ke arah luar di semua bagian-
bagiannya. Oleh karena itu, pola
keruangan yang dihasilkan akan
berbentuk seperti lingkaran yang berlapis-
lapis dengan daerah pusat kegiatan (CBD)
sebagai intinya
Teori Konsentris (E.W.):
26. 5
4
3
2
1
Keterangan :
1. Zona pusat daerah kegiatan
2. Zona peralihan atau zona transisi
3. Zona pemukiman kelas proletar
4. Zona pemukiman kelas menengah
5. Zona penglaju
27. Perkembangan-perkembangan baru yang
terjadi di dalam kota berangsur-angsur
menghasilkan kembali karakter yang
dimiliki oleh sektor-sektor yang sama
terlebih dahulu. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor transportasi, komunikasi dan
segala aspeknya.
2. Teori Sektor (Hommer Hoyt)
28. Keterangan :
1. Zone pusat daerah kegiatan
2. Zone dimana terdapat grossier dan
manufaktur
3. Zone pemukiman kelas rendah
4. Zone pemukiman kelas menengah
5. Zone pemukiman kelas tinggi
6. Zone komuter
1
3
3
4
4
5
2
2
3
3
3
29. Suatu kota dibentuk oleh pusat-pusat
kegiatan fungsional kota yang terbesar,
kemudian setiap pusat mempunyai
peran yang penting dalam kota. Pusat-
pusat tersebut dapat mempunyai fungsi
yang sama, tetapi pada umumnya pusat-
pusat tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda yang saling menunjang.
Teori Pusat Kegiatan Ganda
(Harris Ulman)
30. Bahwa pertumbuhan kota bermula dari
suatu pusat kemudian menjadi ruwet
bentuknya disebabkan oleh munculnya
pusat-pusat tambahan yang masing-
masing akan tumbuh menjadi CBD bagi
daerah di sekitarnya. Hal-ini akan
menghasilkan sturktur kota yang
mempunyai sel-sel pertumbuhan
Teori Inti Berganda (Harris-Ullman)
32. Keterangan :
Zone 1 : Pusat Daerah Kegiatan (PDK)
Zone 2 : Grossier dan manufaktur
Zone 3 : Daerah pemukiman kelas rendah
Zone 4 : Daerah pemukiman kelas
menengah
Zone 5 : Daerah pemukiman kelas tinggi
Zone 6 : Daerah manufaktur berat
Zone 7 : Daerah di laur PDK
Zone 8 : Daerah pemukiman sub urban
zone 9 : Daerah industri sub urban
33. No Faktor Pembeda Perkotaan
1 Tata guna lahan Sangat unik
2 Pola permukiman Menunjukkan gambaran kota
masa depan
3. Pola keruangan Ditentukan oleh modifikasi
kekuatan budaya dengan
memanfaatkan teori-teori
4. Transportasio dan
komunikasi
Berperan sangat besar
5. Kegiatan(aktivitas) Mempunyai kegiatan tunggal
atau ganda
6. Lingkungan Tidak begitu berperan
34. Zona-Zona Perkotaan
a. Inti Kota: pusat kota tempat
berkumpulnya berbagai aktivitas,
ekonomi, sosial-budaya dan pemerintahan
b. Selaput Inti Kota: daerah yang terletak di
luar inti kota
c. Kota Satelit: daerah yang memiliki sifat
kekotaan sebagai akibat perkembangan
inti kota
d. Sub-Urban: suatu daerah yang lokasinya
terletak di sekitar pusat kota atau inti kota
dengan luas mencakup daerah penglaju
35. Pusat Pertumbuhan di Indonesia
Wilayah pembangunan utama A
Pusat pertumbuhan utama di Medan
Wilayah pembangunan utama B
Pusat pertumbuhan utama di Jakarta
Wilayah pembangunan utama C
Pusat di Surabaya
Wilayah pembangunan utama D
Pusat di Ujung Pandang
36. Wilayah Pembangunan I (Medan)
Wilayah Pembangunan II (Pekanbaru)
Sumatera UtaraAceh
Sumatera BaratRiau
A
37. Wilayah Pembangunan III (Palembang)
Wilayah Pembangunan V (Jakarta)
Wilayah pembangunan V (Pontianak)
Sumatera SelatanJambi Bengkulu,
LampungJawa Barat Jawa Tengah DIY
Kalimantan Barat
B
38. Wilayah pembangunan V (Surabaya)
Wilayah Pembangunan V
(Balikpapan, Samarinda)
BaliJawa Timur
KaltimKalsel Kalteng
C
39. Wilayah pembangunan V (Ujung Pandang)
Wilayah Pembangunan X (Manado)
NTT Sulsel Sulteng
Sulteng Sulut
Maluku
Wilayah Pembangunan X (Sorong)
Irian
D
41. • Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya
(perkebunan)
• Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian
Jaya (perhutanan dan pertanian).
• Irian Jaya, Kalimantan, dan Sumatera
(eksploitasi tambang batu bara).
• Pulau Jawa dan Sumatera (kawasan
industri).
Potensi Pertumbuhan Antar Pulau
42. Evaluasi
1. Jumlah penduduk Yogyakarta 398.000 jiwa,
jumlah penduduk kota Surakarta 463.000 jiwa,
jarak Yogyakarta-Surakarta 60 km maka dapat
ditentukan batas pengaruh (titik henti) kedua
kota tersebut adalah….
A. 7
B. 20
C. 29
D. 41
E. 51
43. 2.Diketahui jumlah penduduk kota A, B, dan C
berturut-turut adalah 500.000. 50.000, dan
30.000 jiwa. Apabila jarak kota A ke kota B
sejauh 4 km, sedangkan kota A denga kota
C berjarak 2 km, maka tentukan besarnya
interaksi wilayah A-B dan A-C ! Interaksi
manakah yang lebih besar ?
A. interaksi A-B nol
B. Interaksi A- C nol
C. Interaksi A-C lebih besar dibanding A-B
D. Interaksi A-B sama dengan A-C
E. Interaksi A-B lebis besar daripada wilayah A
44. 3. Zone daerah proletar pada skema teori
konsentrik di bawah ini ditunjukkan dengan
angka…
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1
5
4
3
2
1
45. 4. Zone daerah kelas tinggi pada skema teori
sektor Homer Hoyt di bawah ini ditunjukkan
dengan angka…
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1
1
3
3
4
4
5
2
2
3
3
3
46. 5. Zone daerah Grossier dan manufaktur pada
skema teori inti berganda Hoyt di bawah ini
ditunjukkan dengan angka…
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1
12
3
3
3
6
9
4
7
5
8