SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
WILAYAH
dan
PEWILAYAHAN
Sebagian permukaan bumi yang
memiliki karakteristik tersendiri (batas,
luas, dan nama yang didasarkan pada
keseragaman karakteristik atau
fungsinya bagi daerah lain) apabila
dibedakan dengan daerah lain.
WILAYAH
(DISTRIK, ZONA, ATAU REALM)
Suatu upaya membagi
wilayah-wilayah permukaan
bumi berdasarkan kriteria
tertentu.
PEWILAYAHAN
(REGIONALISASI)
Suatu wilayah geografis yang
memiliki keseragaman atau
kesamaan dalam kriteria
tertentu, baik kriteria fisik
maupun kriteria sosial.
1. Wilayah Formal
(Uniform Region)
Wilayah yang memiliki beberapa
pusat kegiatan yang saling
berhubungan.
2. Wilayah Fungsional
(Polarized Region)
Pendekatan dalam
Penentuan Batas Wilayah
secara Fungsional
Analisis Arus Teori Grafik
TEORI GRAFIK
Rumus indeks konektivitas:
B = C
P
Keterangan:
B(beta) = indeks konektivitas
C = jumlah jaringan jalan yang
menghubungkan kota-kota
tersebut
P = jumlah kota dalam suatu
daerah
A
B
C
D
E
F
WILAYAH KONEKTIVITAS RENDAH
E
F
D
C
B
A
Keterangan:
 = Kota
------ = Jaringan Jalan
Rumus matematikanya:
G = g . m1.m2
d²
Keterangan:
G = besarnya gaya gravitasi antara dua
benda
g = tetapan gravitasi newton besarnya
6,167 x 10–8cm3/gram detik2
m1 = massa benda 1 (dalam gram)
m2 = massa benda 2 (dalam gram)
d = Jarak benda (dalam cm)
Teori Gravitasi
Newton menyatakan bahwa dua buah benda
akan memiliki gaya tarik- menarik, jika saling
berdekatan. Kekuatan tarik-menarik tersebut
besarnya berbanding lurus dengan hasil kali
kedua massa benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jaraknya. Jadi semakin besar
massa benda dan makin dekat jaraknya maka
gaya tarik-menarik semakin kuat.
ANALISIS GRAVITASI (GRAVITY ANALYSIS)
W.J. REILLY
“Kekuatan interaksi antara dua
wilayah atau lebih dapat diukur
dengan mempertimbangkan jumlah
masing-masing wilayah dan jarak
mutlak antara wilayah tersebut.”
CONTOH SOAL
Ada tiga buah kota, yaitu kota A, B, dan C.
Jumlah penduduk kota A sebanyak 20.000
orang, kota B sebanyak 10.000 orang,
sedangkan kota C sebanyak 30.000 orang.
Jarak kota A ke kota B adalah 50 km,
sedangkan jarak dari kota B ke kota C
adalah 100 km. Pertanyaannya, manakah
dari ketiga kota tersebut yang lebih besar
kekuatan interaksinya? Apakah antara kota
A dan kota B atau antara kota B dan kota
C?
IAB = k . PA. PB
(dAB)²
Keterangan:
IAB = kekuatan interaksi antara
daerah A dan B
k = konstanta, biasanya = 1
PA = jumlah penduduk daerah A
PB = jumlah penduduk daerah B
dAB = jarak daerah A dan B
Rumus:
B
CB
A
dAB= 100 km
dAB= 50 km
Jawab:
a) Interaksi antara kota A dan kota B adalah:
IAB = k . PA.PB = 1. (20.000).(10.000)
(dAB)2 (50)²
= 200.000.000 = 80.000
2.500
Jawab:
b) Interaksi antara kota B dan kota C
adalah:
IBC = k . PB.PC = 1 . (10.000).(30.000)
(dBC) (100)²
= 300.000.000 = 30.000
10.000
Apabila kita bandingkan kekuatan
interaksi antara kota A dan kota B
dengan kota B dan C maka
80.000 : 30.000 = 8 : 3
1. Kondisi penduduk di tiap daerah yang
sedang dibandingkan relatif sama.
2. Kondisi alam dengan topografi yang
relatif sama.
3. Keadaan sarana dan prasarana wilayah
yang sedang dibandingkan interaksinya
relatif sama.
Perbandingan kekuatan interaksi
keruangan beberapa wilayah dengan
menggunakan rumus Reilly dapat
diterapkan apabila:
TEORI TITIK HENTI
(The Breaking Point Theory)
DAB = dAB
1 +√PB
PA
A
B
P
P
AB
AB
d
D


1
Keterangan :
DAB= jarak lokasi titik henti, yang diukur dari kota
atau wilayah lebih kecil (dari kota A)
dAB = jarak antara kota A dan B
PA = jumlah penduduk yang lebih kecil (penduduk
kota A)
PB = jumlah penduduk yang lebih besar
(penduduk B)
Keterangan :
AB = kekuatan interaksi antara daerah
A dan B
K = konstanta, biasanya = 1
PA = Jumlah penduduk daerah A
PB = Jumlah penduduk daerah B
dAB = jarak daerah A dan B
Jumlah penduduk kota A adalah 20.000
orang, kota B adalah 10.000 orang,
sedangkan kota C adalah 30.000 orang.
Jarak dari kota A ke kota B adalah 50 km,
sedangkan jarak dari kota B ke kota C
adalah 100 km. Dari data tersebut dapat
ditentukan:
1. Batas pengaruh antara kota A
dengan kota B
2. Antara kota B dengan kota C
DAB= dAB
1 +VPBPA
DAB = 50
1+V20.000 = 50
10.000 1 +V2
= 50
1 + 1,41
= 20,74 km
DBC= dBC
1 +VPCPB
DBC = 100
1+V30.000 = 100
10.000 1 +V3
= 100
1 + 1,41
= 36,63 km
Jadi lokasi titik henti antara kota B dan C
adalah 36,63 km diukur dari kota B.
Hal ini berarti bahwa penempatan lokasi
pusat pelayanan untuk kota B dan C,
yang paling strategis
adalah 36,63 km dari Kota B
CB
A
dAB= 100 km
dAB= 50 km
DAB= 36,63 km
DAB= 20,74 km
Jadi, lokasi titik henti antara Kota B dan
Kota C adalah 36,63 km diukur dari Kota B.
Hal ini berarti bahwa penempatan lokasi
pusat pelayanan untuk Kota B dan C, yang
paling strategis adalah 36,63 km dari Kota B
Teori Perkembangan Kota
Kota besar mempunyai kecenderungan
berkembang ke arah luar di semua bagian-
bagiannya. Oleh karena itu, pola
keruangan yang dihasilkan akan
berbentuk seperti lingkaran yang berlapis-
lapis dengan daerah pusat kegiatan (CBD)
sebagai intinya
Teori Konsentris (E.W.):
5
4
3
2
1
Keterangan :
1. Zona pusat daerah kegiatan
2. Zona peralihan atau zona transisi
3. Zona pemukiman kelas proletar
4. Zona pemukiman kelas menengah
5. Zona penglaju
Perkembangan-perkembangan baru yang
terjadi di dalam kota berangsur-angsur
menghasilkan kembali karakter yang
dimiliki oleh sektor-sektor yang sama
terlebih dahulu. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor transportasi, komunikasi dan
segala aspeknya.
2. Teori Sektor (Hommer Hoyt)
Keterangan :
1. Zone pusat daerah kegiatan
2. Zone dimana terdapat grossier dan
manufaktur
3. Zone pemukiman kelas rendah
4. Zone pemukiman kelas menengah
5. Zone pemukiman kelas tinggi
6. Zone komuter
1
3
3
4
4
5
2
2
3
3
3
Suatu kota dibentuk oleh pusat-pusat
kegiatan fungsional kota yang terbesar,
kemudian setiap pusat mempunyai
peran yang penting dalam kota. Pusat-
pusat tersebut dapat mempunyai fungsi
yang sama, tetapi pada umumnya pusat-
pusat tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda yang saling menunjang.
Teori Pusat Kegiatan Ganda
(Harris Ulman)
Bahwa pertumbuhan kota bermula dari
suatu pusat kemudian menjadi ruwet
bentuknya disebabkan oleh munculnya
pusat-pusat tambahan yang masing-
masing akan tumbuh menjadi CBD bagi
daerah di sekitarnya. Hal-ini akan
menghasilkan sturktur kota yang
mempunyai sel-sel pertumbuhan
Teori Inti Berganda (Harris-Ullman)
12
3
3
3
6
9
4
7
5
8
Keterangan :
Zone 1 : Pusat Daerah Kegiatan (PDK)
Zone 2 : Grossier dan manufaktur
Zone 3 : Daerah pemukiman kelas rendah
Zone 4 : Daerah pemukiman kelas
menengah
Zone 5 : Daerah pemukiman kelas tinggi
Zone 6 : Daerah manufaktur berat
Zone 7 : Daerah di laur PDK
Zone 8 : Daerah pemukiman sub urban
zone 9 : Daerah industri sub urban
No Faktor Pembeda Perkotaan
1 Tata guna lahan Sangat unik
2 Pola permukiman Menunjukkan gambaran kota
masa depan
3. Pola keruangan Ditentukan oleh modifikasi
kekuatan budaya dengan
memanfaatkan teori-teori
4. Transportasio dan
komunikasi
Berperan sangat besar
5. Kegiatan(aktivitas) Mempunyai kegiatan tunggal
atau ganda
6. Lingkungan Tidak begitu berperan
Zona-Zona Perkotaan
a. Inti Kota: pusat kota tempat
berkumpulnya berbagai aktivitas,
ekonomi, sosial-budaya dan pemerintahan
b. Selaput Inti Kota: daerah yang terletak di
luar inti kota
c. Kota Satelit: daerah yang memiliki sifat
kekotaan sebagai akibat perkembangan
inti kota
d. Sub-Urban: suatu daerah yang lokasinya
terletak di sekitar pusat kota atau inti kota
dengan luas mencakup daerah penglaju
Pusat Pertumbuhan di Indonesia
Wilayah pembangunan utama A
Pusat pertumbuhan utama di Medan
Wilayah pembangunan utama B
Pusat pertumbuhan utama di Jakarta
Wilayah pembangunan utama C
Pusat di Surabaya
Wilayah pembangunan utama D
Pusat di Ujung Pandang
Wilayah Pembangunan I (Medan)
Wilayah Pembangunan II (Pekanbaru)
Sumatera UtaraAceh
Sumatera BaratRiau
A
Wilayah Pembangunan III (Palembang)
Wilayah Pembangunan V (Jakarta)
Wilayah pembangunan V (Pontianak)
Sumatera SelatanJambi Bengkulu,
LampungJawa Barat Jawa Tengah DIY
Kalimantan Barat
B
Wilayah pembangunan V (Surabaya)
Wilayah Pembangunan V
(Balikpapan, Samarinda)
BaliJawa Timur
KaltimKalsel Kalteng
C
Wilayah pembangunan V (Ujung Pandang)
Wilayah Pembangunan X (Manado)
NTT Sulsel Sulteng
Sulteng Sulut
Maluku
Wilayah Pembangunan X (Sorong)
Irian
D
Jabodetabek
Bandung Raya
Priangan Timur
Karawang
Cirebon dan sekitarnya
Banten
Wilayah
Pembangunan
Daerah Pulau
Jawa
• Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya
(perkebunan)
• Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian
Jaya (perhutanan dan pertanian).
• Irian Jaya, Kalimantan, dan Sumatera
(eksploitasi tambang batu bara).
• Pulau Jawa dan Sumatera (kawasan
industri).
Potensi Pertumbuhan Antar Pulau
Evaluasi
1. Jumlah penduduk Yogyakarta 398.000 jiwa,
jumlah penduduk kota Surakarta 463.000 jiwa,
jarak Yogyakarta-Surakarta 60 km maka dapat
ditentukan batas pengaruh (titik henti) kedua
kota tersebut adalah….
A. 7
B. 20
C. 29
D. 41
E. 51
2.Diketahui jumlah penduduk kota A, B, dan C
berturut-turut adalah 500.000. 50.000, dan
30.000 jiwa. Apabila jarak kota A ke kota B
sejauh 4 km, sedangkan kota A denga kota
C berjarak 2 km, maka tentukan besarnya
interaksi wilayah A-B dan A-C ! Interaksi
manakah yang lebih besar ?
A. interaksi A-B nol
B. Interaksi A- C nol
C. Interaksi A-C lebih besar dibanding A-B
D. Interaksi A-B sama dengan A-C
E. Interaksi A-B lebis besar daripada wilayah A
3. Zone daerah proletar pada skema teori
konsentrik di bawah ini ditunjukkan dengan
angka…
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1
5
4
3
2
1
4. Zone daerah kelas tinggi pada skema teori
sektor Homer Hoyt di bawah ini ditunjukkan
dengan angka…
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1
1
3
3
4
4
5
2
2
3
3
3
5. Zone daerah Grossier dan manufaktur pada
skema teori inti berganda Hoyt di bawah ini
ditunjukkan dengan angka…
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1
12
3
3
3
6
9
4
7
5
8
Wilayah dan pewilayahan

More Related Content

What's hot

BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)
BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)
BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)Risdiana Hidayat
 
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMMITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMTuti Rina Lestari
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTrijondro Purwanto
 
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesiaPowerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesiaDine Rizky Pratiwi
 
POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA
POLA KERUANGAN  DESA DAN KOTAPOLA KERUANGAN  DESA DAN KOTA
POLA KERUANGAN DESA DAN KOTAantonsujarwo83
 
Ketimpangan sosial
Ketimpangan sosialKetimpangan sosial
Ketimpangan sosialIsaka Yoga
 
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSIGEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSIAulia Safitri
 
Ppt dinamika kependudukan
Ppt dinamika kependudukanPpt dinamika kependudukan
Ppt dinamika kependudukanNabilaGeografi
 
Power point IPS Kelas VIIII
Power point IPS Kelas VIIIIPower point IPS Kelas VIIII
Power point IPS Kelas VIIIIJhonBalok1
 
Dinamika kependudukan ppt
Dinamika kependudukan pptDinamika kependudukan ppt
Dinamika kependudukan pptR.a. Furqon
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sdajopiwildani
 
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiDownload PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiAgnas Setiawan
 
Prinsip prinsip geografi
Prinsip prinsip geografiPrinsip prinsip geografi
Prinsip prinsip geografiAyik Novitasari
 
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"Akhmad Puryanto
 
Download PPT Langkah Penelitian Geografi
Download PPT Langkah Penelitian Geografi Download PPT Langkah Penelitian Geografi
Download PPT Langkah Penelitian Geografi Agnas Setiawan
 
Ppt mpg konsep dan objek geografi hilda_
Ppt mpg konsep dan objek geografi hilda_Ppt mpg konsep dan objek geografi hilda_
Ppt mpg konsep dan objek geografi hilda_Hilda HAmdanah
 
Pola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaPola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaDwi Sulistiyo
 
Ppt globalisasi
Ppt globalisasiPpt globalisasi
Ppt globalisasihalilibun
 

What's hot (20)

BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)
BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)
BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)
 
Diferensiasi sosial
Diferensiasi sosialDiferensiasi sosial
Diferensiasi sosial
 
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Konsep Wilayah dan Pusat PertumbuhanKonsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
 
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMMITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
 
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesiaPowerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesia
 
POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA
POLA KERUANGAN  DESA DAN KOTAPOLA KERUANGAN  DESA DAN KOTA
POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA
 
Ketimpangan sosial
Ketimpangan sosialKetimpangan sosial
Ketimpangan sosial
 
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSIGEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
 
Ppt dinamika kependudukan
Ppt dinamika kependudukanPpt dinamika kependudukan
Ppt dinamika kependudukan
 
Power point IPS Kelas VIIII
Power point IPS Kelas VIIIIPower point IPS Kelas VIIII
Power point IPS Kelas VIIII
 
Dinamika kependudukan ppt
Dinamika kependudukan pptDinamika kependudukan ppt
Dinamika kependudukan ppt
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda
 
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiDownload PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
 
Prinsip prinsip geografi
Prinsip prinsip geografiPrinsip prinsip geografi
Prinsip prinsip geografi
 
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"
 
Download PPT Langkah Penelitian Geografi
Download PPT Langkah Penelitian Geografi Download PPT Langkah Penelitian Geografi
Download PPT Langkah Penelitian Geografi
 
Ppt mpg konsep dan objek geografi hilda_
Ppt mpg konsep dan objek geografi hilda_Ppt mpg konsep dan objek geografi hilda_
Ppt mpg konsep dan objek geografi hilda_
 
Pola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaPola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kota
 
Ppt globalisasi
Ppt globalisasiPpt globalisasi
Ppt globalisasi
 

Similar to Wilayah dan pewilayahan

wilayahnpewilayahan-191206163129.pptx
wilayahnpewilayahan-191206163129.pptxwilayahnpewilayahan-191206163129.pptx
wilayahnpewilayahan-191206163129.pptxMukarobinspdMukarobi
 
Menghitung Interaksi dan skala dalam proses pemetann
Menghitung Interaksi dan skala dalam proses pemetannMenghitung Interaksi dan skala dalam proses pemetann
Menghitung Interaksi dan skala dalam proses pemetannopik8
 
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIPOLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIJacqueline Celine
 
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kotaC. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kotaNashriyah Tsabitah
 
fdokumen.com_interaksi-desa-kota-5664586c5b1dd.ppt
fdokumen.com_interaksi-desa-kota-5664586c5b1dd.pptfdokumen.com_interaksi-desa-kota-5664586c5b1dd.ppt
fdokumen.com_interaksi-desa-kota-5664586c5b1dd.pptMukarobinspdMukarobi
 
Geografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptxGeografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptxTriasFebri2
 
Interaksi desa dan kota kelas XII SMA Kompetensi Dasar 3.2. IPS
Interaksi desa dan kota kelas XII SMA Kompetensi Dasar 3.2. IPSInteraksi desa dan kota kelas XII SMA Kompetensi Dasar 3.2. IPS
Interaksi desa dan kota kelas XII SMA Kompetensi Dasar 3.2. IPSHazairinMuhammad
 
URBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptxURBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptxNosaLin
 
PENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..pptPENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..pptPambudiSusila2
 
Konsep wilayah
Konsep wilayahKonsep wilayah
Konsep wilayahsalfarisi
 
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptxMukarobinspdMukarobi
 
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Elisa Sutanudjaja
 
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptInteraksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptMukarobinspdMukarobi
 
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptInteraksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptMukarobinspdMukarobi
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptbaya13
 

Similar to Wilayah dan pewilayahan (20)

wilayahnpewilayahan-191206163129.pptx
wilayahnpewilayahan-191206163129.pptxwilayahnpewilayahan-191206163129.pptx
wilayahnpewilayahan-191206163129.pptx
 
Menghitung Interaksi dan skala dalam proses pemetann
Menghitung Interaksi dan skala dalam proses pemetannMenghitung Interaksi dan skala dalam proses pemetann
Menghitung Interaksi dan skala dalam proses pemetann
 
Interaksi Desa dan Kota.ppt
Interaksi Desa dan Kota.pptInteraksi Desa dan Kota.ppt
Interaksi Desa dan Kota.ppt
 
DESA KOTA.pdf
DESA KOTA.pdfDESA KOTA.pdf
DESA KOTA.pdf
 
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIPOLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
 
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kotaC. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
 
fdokumen.com_interaksi-desa-kota-5664586c5b1dd.ppt
fdokumen.com_interaksi-desa-kota-5664586c5b1dd.pptfdokumen.com_interaksi-desa-kota-5664586c5b1dd.ppt
fdokumen.com_interaksi-desa-kota-5664586c5b1dd.ppt
 
Geografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptxGeografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptx
 
Interaksi desa dan kota kelas XII SMA Kompetensi Dasar 3.2. IPS
Interaksi desa dan kota kelas XII SMA Kompetensi Dasar 3.2. IPSInteraksi desa dan kota kelas XII SMA Kompetensi Dasar 3.2. IPS
Interaksi desa dan kota kelas XII SMA Kompetensi Dasar 3.2. IPS
 
URBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptxURBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptx
 
PENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..pptPENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..ppt
 
Peta
PetaPeta
Peta
 
Konsep wilayah
Konsep wilayahKonsep wilayah
Konsep wilayah
 
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
 
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
 
pola_keruangan.ppt
pola_keruangan.pptpola_keruangan.ppt
pola_keruangan.ppt
 
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptInteraksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.ppt
 
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptInteraksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.ppt
 

Recently uploaded

BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 

Recently uploaded (20)

BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 

Wilayah dan pewilayahan

  • 2. Sebagian permukaan bumi yang memiliki karakteristik tersendiri (batas, luas, dan nama yang didasarkan pada keseragaman karakteristik atau fungsinya bagi daerah lain) apabila dibedakan dengan daerah lain. WILAYAH (DISTRIK, ZONA, ATAU REALM)
  • 3. Suatu upaya membagi wilayah-wilayah permukaan bumi berdasarkan kriteria tertentu. PEWILAYAHAN (REGIONALISASI)
  • 4. Suatu wilayah geografis yang memiliki keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu, baik kriteria fisik maupun kriteria sosial. 1. Wilayah Formal (Uniform Region)
  • 5. Wilayah yang memiliki beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan. 2. Wilayah Fungsional (Polarized Region)
  • 6. Pendekatan dalam Penentuan Batas Wilayah secara Fungsional Analisis Arus Teori Grafik
  • 7. TEORI GRAFIK Rumus indeks konektivitas: B = C P Keterangan: B(beta) = indeks konektivitas C = jumlah jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota tersebut P = jumlah kota dalam suatu daerah A B C D E F
  • 9. Rumus matematikanya: G = g . m1.m2 d² Keterangan: G = besarnya gaya gravitasi antara dua benda g = tetapan gravitasi newton besarnya 6,167 x 10–8cm3/gram detik2 m1 = massa benda 1 (dalam gram) m2 = massa benda 2 (dalam gram) d = Jarak benda (dalam cm)
  • 10. Teori Gravitasi Newton menyatakan bahwa dua buah benda akan memiliki gaya tarik- menarik, jika saling berdekatan. Kekuatan tarik-menarik tersebut besarnya berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Jadi semakin besar massa benda dan makin dekat jaraknya maka gaya tarik-menarik semakin kuat. ANALISIS GRAVITASI (GRAVITY ANALYSIS)
  • 11. W.J. REILLY “Kekuatan interaksi antara dua wilayah atau lebih dapat diukur dengan mempertimbangkan jumlah masing-masing wilayah dan jarak mutlak antara wilayah tersebut.”
  • 12. CONTOH SOAL Ada tiga buah kota, yaitu kota A, B, dan C. Jumlah penduduk kota A sebanyak 20.000 orang, kota B sebanyak 10.000 orang, sedangkan kota C sebanyak 30.000 orang. Jarak kota A ke kota B adalah 50 km, sedangkan jarak dari kota B ke kota C adalah 100 km. Pertanyaannya, manakah dari ketiga kota tersebut yang lebih besar kekuatan interaksinya? Apakah antara kota A dan kota B atau antara kota B dan kota C?
  • 13. IAB = k . PA. PB (dAB)² Keterangan: IAB = kekuatan interaksi antara daerah A dan B k = konstanta, biasanya = 1 PA = jumlah penduduk daerah A PB = jumlah penduduk daerah B dAB = jarak daerah A dan B Rumus:
  • 14. B CB A dAB= 100 km dAB= 50 km Jawab: a) Interaksi antara kota A dan kota B adalah: IAB = k . PA.PB = 1. (20.000).(10.000) (dAB)2 (50)² = 200.000.000 = 80.000 2.500
  • 15. Jawab: b) Interaksi antara kota B dan kota C adalah: IBC = k . PB.PC = 1 . (10.000).(30.000) (dBC) (100)² = 300.000.000 = 30.000 10.000
  • 16. Apabila kita bandingkan kekuatan interaksi antara kota A dan kota B dengan kota B dan C maka 80.000 : 30.000 = 8 : 3
  • 17. 1. Kondisi penduduk di tiap daerah yang sedang dibandingkan relatif sama. 2. Kondisi alam dengan topografi yang relatif sama. 3. Keadaan sarana dan prasarana wilayah yang sedang dibandingkan interaksinya relatif sama. Perbandingan kekuatan interaksi keruangan beberapa wilayah dengan menggunakan rumus Reilly dapat diterapkan apabila:
  • 18. TEORI TITIK HENTI (The Breaking Point Theory) DAB = dAB 1 +√PB PA A B P P AB AB d D   1 Keterangan : DAB= jarak lokasi titik henti, yang diukur dari kota atau wilayah lebih kecil (dari kota A) dAB = jarak antara kota A dan B PA = jumlah penduduk yang lebih kecil (penduduk kota A) PB = jumlah penduduk yang lebih besar (penduduk B)
  • 19. Keterangan : AB = kekuatan interaksi antara daerah A dan B K = konstanta, biasanya = 1 PA = Jumlah penduduk daerah A PB = Jumlah penduduk daerah B dAB = jarak daerah A dan B
  • 20. Jumlah penduduk kota A adalah 20.000 orang, kota B adalah 10.000 orang, sedangkan kota C adalah 30.000 orang. Jarak dari kota A ke kota B adalah 50 km, sedangkan jarak dari kota B ke kota C adalah 100 km. Dari data tersebut dapat ditentukan: 1. Batas pengaruh antara kota A dengan kota B 2. Antara kota B dengan kota C
  • 21. DAB= dAB 1 +VPBPA DAB = 50 1+V20.000 = 50 10.000 1 +V2 = 50 1 + 1,41 = 20,74 km
  • 22. DBC= dBC 1 +VPCPB DBC = 100 1+V30.000 = 100 10.000 1 +V3 = 100 1 + 1,41 = 36,63 km
  • 23. Jadi lokasi titik henti antara kota B dan C adalah 36,63 km diukur dari kota B. Hal ini berarti bahwa penempatan lokasi pusat pelayanan untuk kota B dan C, yang paling strategis adalah 36,63 km dari Kota B
  • 24. CB A dAB= 100 km dAB= 50 km DAB= 36,63 km DAB= 20,74 km Jadi, lokasi titik henti antara Kota B dan Kota C adalah 36,63 km diukur dari Kota B. Hal ini berarti bahwa penempatan lokasi pusat pelayanan untuk Kota B dan C, yang paling strategis adalah 36,63 km dari Kota B
  • 25. Teori Perkembangan Kota Kota besar mempunyai kecenderungan berkembang ke arah luar di semua bagian- bagiannya. Oleh karena itu, pola keruangan yang dihasilkan akan berbentuk seperti lingkaran yang berlapis- lapis dengan daerah pusat kegiatan (CBD) sebagai intinya Teori Konsentris (E.W.):
  • 26. 5 4 3 2 1 Keterangan : 1. Zona pusat daerah kegiatan 2. Zona peralihan atau zona transisi 3. Zona pemukiman kelas proletar 4. Zona pemukiman kelas menengah 5. Zona penglaju
  • 27. Perkembangan-perkembangan baru yang terjadi di dalam kota berangsur-angsur menghasilkan kembali karakter yang dimiliki oleh sektor-sektor yang sama terlebih dahulu. Hal ini dipengaruhi oleh faktor transportasi, komunikasi dan segala aspeknya. 2. Teori Sektor (Hommer Hoyt)
  • 28. Keterangan : 1. Zone pusat daerah kegiatan 2. Zone dimana terdapat grossier dan manufaktur 3. Zone pemukiman kelas rendah 4. Zone pemukiman kelas menengah 5. Zone pemukiman kelas tinggi 6. Zone komuter 1 3 3 4 4 5 2 2 3 3 3
  • 29. Suatu kota dibentuk oleh pusat-pusat kegiatan fungsional kota yang terbesar, kemudian setiap pusat mempunyai peran yang penting dalam kota. Pusat- pusat tersebut dapat mempunyai fungsi yang sama, tetapi pada umumnya pusat- pusat tersebut mempunyai fungsi yang berbeda yang saling menunjang. Teori Pusat Kegiatan Ganda (Harris Ulman)
  • 30. Bahwa pertumbuhan kota bermula dari suatu pusat kemudian menjadi ruwet bentuknya disebabkan oleh munculnya pusat-pusat tambahan yang masing- masing akan tumbuh menjadi CBD bagi daerah di sekitarnya. Hal-ini akan menghasilkan sturktur kota yang mempunyai sel-sel pertumbuhan Teori Inti Berganda (Harris-Ullman)
  • 32. Keterangan : Zone 1 : Pusat Daerah Kegiatan (PDK) Zone 2 : Grossier dan manufaktur Zone 3 : Daerah pemukiman kelas rendah Zone 4 : Daerah pemukiman kelas menengah Zone 5 : Daerah pemukiman kelas tinggi Zone 6 : Daerah manufaktur berat Zone 7 : Daerah di laur PDK Zone 8 : Daerah pemukiman sub urban zone 9 : Daerah industri sub urban
  • 33. No Faktor Pembeda Perkotaan 1 Tata guna lahan Sangat unik 2 Pola permukiman Menunjukkan gambaran kota masa depan 3. Pola keruangan Ditentukan oleh modifikasi kekuatan budaya dengan memanfaatkan teori-teori 4. Transportasio dan komunikasi Berperan sangat besar 5. Kegiatan(aktivitas) Mempunyai kegiatan tunggal atau ganda 6. Lingkungan Tidak begitu berperan
  • 34. Zona-Zona Perkotaan a. Inti Kota: pusat kota tempat berkumpulnya berbagai aktivitas, ekonomi, sosial-budaya dan pemerintahan b. Selaput Inti Kota: daerah yang terletak di luar inti kota c. Kota Satelit: daerah yang memiliki sifat kekotaan sebagai akibat perkembangan inti kota d. Sub-Urban: suatu daerah yang lokasinya terletak di sekitar pusat kota atau inti kota dengan luas mencakup daerah penglaju
  • 35. Pusat Pertumbuhan di Indonesia Wilayah pembangunan utama A Pusat pertumbuhan utama di Medan Wilayah pembangunan utama B Pusat pertumbuhan utama di Jakarta Wilayah pembangunan utama C Pusat di Surabaya Wilayah pembangunan utama D Pusat di Ujung Pandang
  • 36. Wilayah Pembangunan I (Medan) Wilayah Pembangunan II (Pekanbaru) Sumatera UtaraAceh Sumatera BaratRiau A
  • 37. Wilayah Pembangunan III (Palembang) Wilayah Pembangunan V (Jakarta) Wilayah pembangunan V (Pontianak) Sumatera SelatanJambi Bengkulu, LampungJawa Barat Jawa Tengah DIY Kalimantan Barat B
  • 38. Wilayah pembangunan V (Surabaya) Wilayah Pembangunan V (Balikpapan, Samarinda) BaliJawa Timur KaltimKalsel Kalteng C
  • 39. Wilayah pembangunan V (Ujung Pandang) Wilayah Pembangunan X (Manado) NTT Sulsel Sulteng Sulteng Sulut Maluku Wilayah Pembangunan X (Sorong) Irian D
  • 40. Jabodetabek Bandung Raya Priangan Timur Karawang Cirebon dan sekitarnya Banten Wilayah Pembangunan Daerah Pulau Jawa
  • 41. • Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya (perkebunan) • Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya (perhutanan dan pertanian). • Irian Jaya, Kalimantan, dan Sumatera (eksploitasi tambang batu bara). • Pulau Jawa dan Sumatera (kawasan industri). Potensi Pertumbuhan Antar Pulau
  • 42. Evaluasi 1. Jumlah penduduk Yogyakarta 398.000 jiwa, jumlah penduduk kota Surakarta 463.000 jiwa, jarak Yogyakarta-Surakarta 60 km maka dapat ditentukan batas pengaruh (titik henti) kedua kota tersebut adalah…. A. 7 B. 20 C. 29 D. 41 E. 51
  • 43. 2.Diketahui jumlah penduduk kota A, B, dan C berturut-turut adalah 500.000. 50.000, dan 30.000 jiwa. Apabila jarak kota A ke kota B sejauh 4 km, sedangkan kota A denga kota C berjarak 2 km, maka tentukan besarnya interaksi wilayah A-B dan A-C ! Interaksi manakah yang lebih besar ? A. interaksi A-B nol B. Interaksi A- C nol C. Interaksi A-C lebih besar dibanding A-B D. Interaksi A-B sama dengan A-C E. Interaksi A-B lebis besar daripada wilayah A
  • 44. 3. Zone daerah proletar pada skema teori konsentrik di bawah ini ditunjukkan dengan angka… A. 5 B. 4 C. 3 D. 2 E. 1 5 4 3 2 1
  • 45. 4. Zone daerah kelas tinggi pada skema teori sektor Homer Hoyt di bawah ini ditunjukkan dengan angka… A. 5 B. 4 C. 3 D. 2 E. 1 1 3 3 4 4 5 2 2 3 3 3
  • 46. 5. Zone daerah Grossier dan manufaktur pada skema teori inti berganda Hoyt di bawah ini ditunjukkan dengan angka… A. 5 B. 4 C. 3 D. 2 E. 1 12 3 3 3 6 9 4 7 5 8