SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
PESAWAT SEDERHANA= ATWOOD
A. Tujuan percobaan
1. Mengukur percepatan gravitasi bumi
2. Menguji hukum-hukum gerak newton
B. Dasar teori
Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah
atau besaran dari suatu gaya. Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai
mekanisme paling sederhana yang memanfaatkan keuntungan mekanik untuk
menggandakan gaya (Wulandari, 2013).
Seperti yang kita ketahui bahwa di sekitar kita banyak sekali peralatan
yang digunakan untuk mempermudah melakukan pekerjaan. Alat-alat tersebut
diciptakan manusia dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit
seperti motor, mobil, pesawat terbang, telepon, televisi, komputer dan lain-
lain. Alat yang digunakan oleh manusia untuk memudahkan melakukan
pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat.
“Pesawat sederhana adalah alat bantu untuk memudahkan kerja
manusia yang disusun secara sederhana. Pesawat sederhana secara umum
berguna antara lain untuk melipat gandakan gaya, merubah arah gaya,
memperbesar kecepatan, dan melakukan perpindahan yang besar” (Muslimin,
2013: 17)
Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas,
bidang miring, katrol, dan roda berporos.
1. Tuas
Linggis merupakan salah satu jenis tuas. Tuas lebih dikenal dengan
nama pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang
besi atau kayu yang digunakan untuk mengungkit suatu benda. Terdapat tiga
titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu
beban, titik tumpu, dan titik kuasa. Beban merupakan berat benda, sedangkan
titik tumpu merupakan tempat bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja
pada tuas disebut kuasa. Tuas dapat digambarkan secara sederhana.
Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas
digolongkan menjadi tiga, yaitu tuas golongan pertama, tuas golongan kedua,
dan tuas golongan ketiga (Sandy, 2012).
a. Tuas golongan pertama
Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara
beban dan kuasa. Contoh tuas golongan pertama ini di antaranya adalah
gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku.
b. Tuas golongan kedua
Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di antara titk
tumpu dan kuasa. Contoh tuas golongan kedua ini di antaranya adalah gerobak
beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup
botol.
c. Tuas golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik
tumpu dan beban. Contoh tuas golongan ketiga ini adalah sekop yang biasa
digunakan untuk memindahkan pasir .
2. Bidang Miring
Jalan yang berkelok-kelok menuju pegunungan memanfaatkan cara kerja
bidang miring. Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua
tempat yang berbeda ketinggiannya. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara
kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Orang yang
memindahkan drum ke dalam bak truk dengan menggunakan papan sebagai
bidang miringnya. Dengan demikian, drum berat yang besar ukurannya lebih
mudah dipindahkan ke atas truk. Bidang miring memiliki keuntungan, yaitu kita
dapat memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dengan gaya yang lebih
kecil. Namun demikian, bidang miring juga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang
di tempuh untuk memindahkan benda menjadi lebih jauh. Prinsip kerja bidang
miring juga dapat ditemukan pada beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau,
pahat, obeng, dan sekrup. Berbeda dengan bidang miring lainnya, pada perkakas
yang bergerak adalah alatnya.
3. Katrol
“Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada
katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara
kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa,
dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan
katrol majemuk” (Muslimin, 2013:19).
a. Katrol tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat
digunakan. Katrol jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu. Katrol yang
digunakan pada tiang bendera dan sumur timba adalah contoh katrol tetap.
b. Katrol bebas
Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi
katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini biasanya
ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah, seperti tampak pada
gambar di samping. Salah satu ujung tali diikat pada tempat tertentu. Jika ujung
yang lainnya ditarik maka katrol akan bergerak. Katrol jenis ini bisa kita temukan
pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.
c. Katrol majemuk
“Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas.
Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan
pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap.
Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban akan terangkat beserta
bergeraknya katrol bebas ke atas” (Suryatin: 2006).
4. Roda Berporos
Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah
poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah
satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti
setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda.
C. ALAT PERCOBAAN
1. Tipe atwood bertiang ganda. Tinggi 150cm, diameter katrol 12cm
2. Tali penggantung bahan (benang)
3. Dua beban bersilinder M1 dan M2 yang massanya sama M=100
gram
4. Beban tambahan m dengan massa 20g dan 50g
5. Stopwatch
D. PERSIAPAN PERCOBAAN
1. Gantungkam massa beban utama M1 dan M2 pada ujung-ujung tali
kemudin pasang pada katrol
2. Pasangkan M1 pada pemegang beban berpegas,selidiki apakah
tiang sejajar dengan tali. Jika tidak aturlah sampai sejajar.
3. Tambahkan beban m pada M2
4. Tekan pegas pada pemegang beban, maka M1 akan terlepas dari
pemegang beban dan bergerak keatas, sedgkan M2+m melalui
penahan beban berlubang maka beban m akan tersangkut di
penaha beban, dan kemudian sistam akan bergerak lurus beraturan.
Jika hal ini tidak terjadi, perbaiki letak penahan beban.
5. Lakukanlan kegiatan ini secara berulang untuk pengambilan data
yang lebiih akurat
E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dengan beban M1=M2= 100g. Amati apakah posisi
benda dalam keadaan seimbang
2. Tambahkan 20g pada M2, lalu tariklah M1 hingga menyemmntuh
tanah.
3. Ukurlah ketinggian M2 dari tanah
4. Lepaskan penahan M1, biarlah M2 jatuh menyentuh tanah dan
catalah waktu menyentuh tanah
5. Ulangi langka 1-4 untuk penambahan bebn yang berbeda
6. Masukan hasil pengamatan kedalam tabel hasil pengamatan
F. HASIL PENGAMATAN
No M1(gr) M2(gr) M
Tambahan
Waktu
jatuh (s)
a(m/s2) g(m/s2) h
(cm)
1 100gr 100gr 20gr 02,52 s
02,18 s
0,450
0,601
4,95
6,61
143
cm
2 100gr 100gr 50gr 01,40 s
01, 28 s
1,459
1,745
7, 295
8, 725
143
cm
G. ANALISIS DATA
 Percobaan 1:
Massa M1=M2=100gr
M tambahan = 20gr
Waktu jatuh 1 = 02,52 s
Waktu jatuh 2 = 02,18 s
H = 1,43 cm = 143 m
Maka percepatan, a= ????
 𝑎1 =
2ℎ
𝑡2
=
2.1,43𝑚
(02,52 𝑠 )2
=
2.86 𝑚
6,3504𝑠2
= 0,450 m/s2
 𝑔1 =
𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
(𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1)
=
0,450m /s2(100𝑔 +100𝑔+20𝑔𝑟
(100𝑔 +20𝑔𝑟−100𝑔 )
=
0,450 m/s2(220𝑔𝑟)
20𝑔𝑟
=4,95m/s2
 𝑎2 =
2ℎ
𝑡2
=
2.1,43𝑚
(02,18 𝑠 )2
=
2.86 𝑚
4,7524 𝑠2
= 0,601 m/s2
 𝑔2 =
𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
(𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1)
=
0,601 m/s2 m/s2(100𝑔+100𝑔 +20𝑔𝑟
(100𝑔 +20𝑔𝑟−100𝑔 )
=
0,60 m/s2(220𝑔𝑟)
20𝑔𝑟
=6,61 m/s2
 𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎=
(0,450+0,60)
2
=0,525 m/s2
 g rata-rata=
(4,95+6,61)
2
=5,78m/s2
 Percobaan 2:
Massa M1=M2=100gr
M tambahan = 50gr
Waktu jatuh 1 = 01,40 s
Waktu jatuh 2 = 01,28 s
Maka percepatan, a= ????
 𝑎1 =
2ℎ
𝑡2
=
2.1,43𝑚
(01,40 )2
=
2,86 𝑚
1,96𝑠2
= 1,459 m/s2
 𝑔1 =
𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
(𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1)
=
0,450m /s2(100𝑔 +100𝑔+50𝑔𝑟
(100𝑔 +50𝑔𝑟−100𝑔 )
=
0,450 m/s2(250𝑔𝑟)
50𝑔𝑟
=7,295 m/s2
 𝑎2 =
2ℎ
𝑡2
=
2.1,43𝑚
(02,18 𝑠 )2
=
2.86 𝑚
1,6384
= 1,745m/s2
 𝑔2 =
𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
(𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1)
=
0,601 m/s2 m/s2(100𝑔+100𝑔 +50𝑔𝑟
(100𝑔 +50𝑔𝑟−100𝑔 )
=
1,745m/s2(250𝑔𝑟)
50𝑔𝑟
=8,75 m/s2
 𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎=
(1,459+1,745)
2
m/s2 = 1,602m/s2
 𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
(7,295 +8,275 )
2
m/s2=8,01m/s2
H. Pertanyaan dan jawaban
1. Hitunglah besar percepatan!
Jawaban:
Menggunakan persamaan 𝑎1 =
2ℎ
𝑡2
. Besar percepatan sesuai dengan
analisis data di atas.
2. Hitunglah besarnya g!
Jawaban:
Untuk mencari nilai g menggunakan persamaan 𝑔 =
𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
(𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1)
besarnya nilai g sesuai analisis data di atas.
I. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dimulai dari percobaan
pertama dengan nilai m1 dan m1 adalah 100 gram,setelah itu m2 ditambah 20
gram, jika m1 dan m2 sudah sejajar , tekan pegas pada pemegang beban ,
maka m1 akan terlepas dari pemegang beban dan bergerak ke atas, sedangkan
m2 + m tambahan akan bergerak ke bawah, dan kita menghitung waktu m2
bergerak ke bawah dengan waktu(t) = 02, 52 sekon, tapi kami mengambil data
dua kali dengan massa yang supaya relatif ,waktu jatuh yang ke dua sebesar
= 02, 18 sekon. Setelah itu hitung nilai a menggunakan persamaan 𝑎1 =
2ℎ
𝑡2
.
Dari persamaan di atas maka nilai a, untuk waktu yang pertama sebesar 0,450
m/s2, dengan nilai g dapat dicari menggunakan persamaan 𝑔 =
𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
(𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1)
Sehingga diperoleh nilai g sebesar 4,95m/s2 , sedangkan untuk waktu yang ke
dua nilai a sebesar =6,61 m/s2 dan g 6,61 m/s2 dari data tersebut diperoleh
rata-rata nilai g = g rata-rata=
(4,95+6,61)
2
=5,78m/s2
Pada percoban ke dua dengan mtambahan 50 gram, waktu jatuh yang
pertama 01,40, dengan nilai a1 sebesar 1,459 m/s2 dan g = 7,295 m/s2,
sedangkan untuk waktu jatuh yang ke dua = 01,28 s dengan nilai a2 =
1,745m/s2 , dan g = 8,75 m/s2 . Dari data diperoleh rata-rata nilai g sebesar =
J. Kesimpulan
Dari hasil hasil percobaan satu dan yang telah dilakukan diperoleh rata
nilai g berturut-turut sebesar 5,78m/s2 , dan 8,01m/s2.
K. SARAN
Ada baiknya sebelum melakukan praktikum alat percobaan harus
lengkap, supaya praktikum berjalan dengan lancar.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, D.2007.Fisika. Jakarta; Erlangga
Searss, F.W dan M.W. Zeamansky.1985. Fisika untuk Universitas jilid 1.
Bandung: Bina Cipta

More Related Content

What's hot

Peta konsep fluida
Peta konsep fluidaPeta konsep fluida
Peta konsep fluida
akmal_zaida
 
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
Wicah
 
Tutorial solidworks stress analysis pada rangka meja
Tutorial solidworks  stress analysis pada rangka mejaTutorial solidworks  stress analysis pada rangka meja
Tutorial solidworks stress analysis pada rangka meja
Zul Abidin
 
usaha pesawat sederhana dan kerja otot rangka(1)
usaha pesawat sederhana dan kerja otot rangka(1)usaha pesawat sederhana dan kerja otot rangka(1)
usaha pesawat sederhana dan kerja otot rangka(1)
RIFA FIRMANSYAH
 
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanamanLaporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Firlita Nurul Kharisma
 
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb) Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Fazar Ikhwan Guntara
 
Fisika kelas 8 : Energi dan usaha
Fisika kelas 8 : Energi dan usahaFisika kelas 8 : Energi dan usaha
Fisika kelas 8 : Energi dan usaha
Kwirinus Asa II
 
1 b 11170163000059_laporan_momentum dan impuls
1 b 11170163000059_laporan_momentum dan impuls1 b 11170163000059_laporan_momentum dan impuls
1 b 11170163000059_laporan_momentum dan impuls
umammuhammad27
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Elastisitas
Laporan Praktikum ElastisitasLaporan Praktikum Elastisitas
Laporan Praktikum Elastisitas
 
Peraturan permainan sepak bola
Peraturan permainan sepak bolaPeraturan permainan sepak bola
Peraturan permainan sepak bola
 
Peta konsep fluida
Peta konsep fluidaPeta konsep fluida
Peta konsep fluida
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 
Kuat medan gravitasi
Kuat medan gravitasiKuat medan gravitasi
Kuat medan gravitasi
 
Usaha dan energi
Usaha dan energiUsaha dan energi
Usaha dan energi
 
PPT Fisika "Hukum Newton"
PPT Fisika "Hukum Newton"PPT Fisika "Hukum Newton"
PPT Fisika "Hukum Newton"
 
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
 
Tutorial solidworks stress analysis pada rangka meja
Tutorial solidworks  stress analysis pada rangka mejaTutorial solidworks  stress analysis pada rangka meja
Tutorial solidworks stress analysis pada rangka meja
 
Rancangan Percobaan Fisika tentang Viskositas
Rancangan Percobaan Fisika tentang ViskositasRancangan Percobaan Fisika tentang Viskositas
Rancangan Percobaan Fisika tentang Viskositas
 
Buku soliworks
Buku soliworksBuku soliworks
Buku soliworks
 
usaha pesawat sederhana dan kerja otot rangka(1)
usaha pesawat sederhana dan kerja otot rangka(1)usaha pesawat sederhana dan kerja otot rangka(1)
usaha pesawat sederhana dan kerja otot rangka(1)
 
Laporan praktikum statistika
Laporan praktikum statistikaLaporan praktikum statistika
Laporan praktikum statistika
 
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanamanLaporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
 
Laporan Ilmiah (pertumbuhan kecambah)
Laporan Ilmiah (pertumbuhan kecambah)Laporan Ilmiah (pertumbuhan kecambah)
Laporan Ilmiah (pertumbuhan kecambah)
 
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb) Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
 
Energi dan-perubahannya
Energi dan-perubahannyaEnergi dan-perubahannya
Energi dan-perubahannya
 
Fisika kelas 8 : Energi dan usaha
Fisika kelas 8 : Energi dan usahaFisika kelas 8 : Energi dan usaha
Fisika kelas 8 : Energi dan usaha
 
1 b 11170163000059_laporan_momentum dan impuls
1 b 11170163000059_laporan_momentum dan impuls1 b 11170163000059_laporan_momentum dan impuls
1 b 11170163000059_laporan_momentum dan impuls
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 

Similar to Pesawat sederhana (20)

Pesawat sederhana 2 baru
Pesawat sederhana 2 baruPesawat sederhana 2 baru
Pesawat sederhana 2 baru
 
365934760 gaya-pptx
365934760 gaya-pptx365934760 gaya-pptx
365934760 gaya-pptx
 
Pesawat sederhana
Pesawat sederhanaPesawat sederhana
Pesawat sederhana
 
Unit 2 pesawat atwood
Unit 2 pesawat atwoodUnit 2 pesawat atwood
Unit 2 pesawat atwood
 
Mesin ringkas
Mesin ringkasMesin ringkas
Mesin ringkas
 
Bab 13 gerakan
Bab 13   gerakanBab 13   gerakan
Bab 13 gerakan
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Bab 10 Mesin ringkas
Bab 10 Mesin ringkasBab 10 Mesin ringkas
Bab 10 Mesin ringkas
 
6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
Pesawat sederhana
Pesawat sederhanaPesawat sederhana
Pesawat sederhana
 
Pesawat sederhana
Pesawat sederhanaPesawat sederhana
Pesawat sederhana
 
Pembekalan un
Pembekalan unPembekalan un
Pembekalan un
 
Pembekalan un
Pembekalan unPembekalan un
Pembekalan un
 
Laporan Fisika - pegas
Laporan Fisika - pegasLaporan Fisika - pegas
Laporan Fisika - pegas
 
Iii. teori dasar
Iii. teori dasarIii. teori dasar
Iii. teori dasar
 
MAKALAH PESAWAT SEDERHANA
MAKALAH PESAWAT SEDERHANAMAKALAH PESAWAT SEDERHANA
MAKALAH PESAWAT SEDERHANA
 
Bab 5-gerakan
Bab 5-gerakanBab 5-gerakan
Bab 5-gerakan
 
5 topic5
5 topic55 topic5
5 topic5
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
 

More from KLOTILDAJENIRITA (20)

Percobaan pembiasan pada lensa cembbung
Percobaan pembiasan pada lensa cembbungPercobaan pembiasan pada lensa cembbung
Percobaan pembiasan pada lensa cembbung
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)
 
Pemuaian
PemuaianPemuaian
Pemuaian
 
Percobaan pemantulan cermin cekung
Percobaan pemantulan cermin cekungPercobaan pemantulan cermin cekung
Percobaan pemantulan cermin cekung
 
Penjumlahan vektor
Penjumlahan vektorPenjumlahan vektor
Penjumlahan vektor
 
Momen gaya pada benda tidak salig sejajar
Momen gaya pada benda tidak salig sejajarMomen gaya pada benda tidak salig sejajar
Momen gaya pada benda tidak salig sejajar
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
Hukum hock
Hukum hockHukum hock
Hukum hock
 
Ghs laporan
Ghs laporanGhs laporan
Ghs laporan
 
Gerak harmonis pegas
Gerak harmonis pegasGerak harmonis pegas
Gerak harmonis pegas
 
Gerak harmonik sederhana pada pegas
Gerak harmonik sederhana pada pegasGerak harmonik sederhana pada pegas
Gerak harmonik sederhana pada pegas
 
Gerak harmonik sederhana pada pegas copy
Gerak harmonik sederhana pada pegas   copyGerak harmonik sederhana pada pegas   copy
Gerak harmonik sederhana pada pegas copy
 
Gaya gesek copy
Gaya gesek   copyGaya gesek   copy
Gaya gesek copy
 
Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatisTekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis
 
Rpp perpindahan kalor
Rpp perpindahan kalorRpp perpindahan kalor
Rpp perpindahan kalor
 
Rpp hukum newton
Rpp hukum newtonRpp hukum newton
Rpp hukum newton
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 

Recently uploaded

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 

Pesawat sederhana

  • 1. PESAWAT SEDERHANA= ATWOOD A. Tujuan percobaan 1. Mengukur percepatan gravitasi bumi 2. Menguji hukum-hukum gerak newton B. Dasar teori Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau besaran dari suatu gaya. Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai mekanisme paling sederhana yang memanfaatkan keuntungan mekanik untuk menggandakan gaya (Wulandari, 2013). Seperti yang kita ketahui bahwa di sekitar kita banyak sekali peralatan yang digunakan untuk mempermudah melakukan pekerjaan. Alat-alat tersebut diciptakan manusia dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit seperti motor, mobil, pesawat terbang, telepon, televisi, komputer dan lain- lain. Alat yang digunakan oleh manusia untuk memudahkan melakukan pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat. “Pesawat sederhana adalah alat bantu untuk memudahkan kerja manusia yang disusun secara sederhana. Pesawat sederhana secara umum berguna antara lain untuk melipat gandakan gaya, merubah arah gaya, memperbesar kecepatan, dan melakukan perpindahan yang besar” (Muslimin, 2013: 17) Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos. 1. Tuas Linggis merupakan salah satu jenis tuas. Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang digunakan untuk mengungkit suatu benda. Terdapat tiga
  • 2. titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban, titik tumpu, dan titik kuasa. Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa. Tuas dapat digambarkan secara sederhana. Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas digolongkan menjadi tiga, yaitu tuas golongan pertama, tuas golongan kedua, dan tuas golongan ketiga (Sandy, 2012). a. Tuas golongan pertama Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan kuasa. Contoh tuas golongan pertama ini di antaranya adalah gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku. b. Tuas golongan kedua Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di antara titk tumpu dan kuasa. Contoh tuas golongan kedua ini di antaranya adalah gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol. c. Tuas golongan ketiga Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik tumpu dan beban. Contoh tuas golongan ketiga ini adalah sekop yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir . 2. Bidang Miring Jalan yang berkelok-kelok menuju pegunungan memanfaatkan cara kerja bidang miring. Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Orang yang memindahkan drum ke dalam bak truk dengan menggunakan papan sebagai bidang miringnya. Dengan demikian, drum berat yang besar ukurannya lebih mudah dipindahkan ke atas truk. Bidang miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dengan gaya yang lebih
  • 3. kecil. Namun demikian, bidang miring juga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang di tempuh untuk memindahkan benda menjadi lebih jauh. Prinsip kerja bidang miring juga dapat ditemukan pada beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup. Berbeda dengan bidang miring lainnya, pada perkakas yang bergerak adalah alatnya. 3. Katrol “Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk” (Muslimin, 2013:19). a. Katrol tetap Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu. Katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba adalah contoh katrol tetap. b. Katrol bebas Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini biasanya ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah, seperti tampak pada gambar di samping. Salah satu ujung tali diikat pada tempat tertentu. Jika ujung yang lainnya ditarik maka katrol akan bergerak. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan. c. Katrol majemuk “Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas” (Suryatin: 2006).
  • 4. 4. Roda Berporos Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda. C. ALAT PERCOBAAN 1. Tipe atwood bertiang ganda. Tinggi 150cm, diameter katrol 12cm 2. Tali penggantung bahan (benang) 3. Dua beban bersilinder M1 dan M2 yang massanya sama M=100 gram 4. Beban tambahan m dengan massa 20g dan 50g 5. Stopwatch D. PERSIAPAN PERCOBAAN 1. Gantungkam massa beban utama M1 dan M2 pada ujung-ujung tali kemudin pasang pada katrol 2. Pasangkan M1 pada pemegang beban berpegas,selidiki apakah tiang sejajar dengan tali. Jika tidak aturlah sampai sejajar. 3. Tambahkan beban m pada M2 4. Tekan pegas pada pemegang beban, maka M1 akan terlepas dari pemegang beban dan bergerak keatas, sedgkan M2+m melalui penahan beban berlubang maka beban m akan tersangkut di penaha beban, dan kemudian sistam akan bergerak lurus beraturan. Jika hal ini tidak terjadi, perbaiki letak penahan beban. 5. Lakukanlan kegiatan ini secara berulang untuk pengambilan data yang lebiih akurat
  • 5. E. LANGKAH PERCOBAAN 1. Siapkan alat dengan beban M1=M2= 100g. Amati apakah posisi benda dalam keadaan seimbang 2. Tambahkan 20g pada M2, lalu tariklah M1 hingga menyemmntuh tanah. 3. Ukurlah ketinggian M2 dari tanah 4. Lepaskan penahan M1, biarlah M2 jatuh menyentuh tanah dan catalah waktu menyentuh tanah 5. Ulangi langka 1-4 untuk penambahan bebn yang berbeda 6. Masukan hasil pengamatan kedalam tabel hasil pengamatan F. HASIL PENGAMATAN No M1(gr) M2(gr) M Tambahan Waktu jatuh (s) a(m/s2) g(m/s2) h (cm) 1 100gr 100gr 20gr 02,52 s 02,18 s 0,450 0,601 4,95 6,61 143 cm 2 100gr 100gr 50gr 01,40 s 01, 28 s 1,459 1,745 7, 295 8, 725 143 cm G. ANALISIS DATA  Percobaan 1: Massa M1=M2=100gr M tambahan = 20gr Waktu jatuh 1 = 02,52 s Waktu jatuh 2 = 02,18 s H = 1,43 cm = 143 m Maka percepatan, a= ????  𝑎1 = 2ℎ 𝑡2 = 2.1,43𝑚 (02,52 𝑠 )2 = 2.86 𝑚 6,3504𝑠2 = 0,450 m/s2
  • 6.  𝑔1 = 𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1) = 0,450m /s2(100𝑔 +100𝑔+20𝑔𝑟 (100𝑔 +20𝑔𝑟−100𝑔 ) = 0,450 m/s2(220𝑔𝑟) 20𝑔𝑟 =4,95m/s2  𝑎2 = 2ℎ 𝑡2 = 2.1,43𝑚 (02,18 𝑠 )2 = 2.86 𝑚 4,7524 𝑠2 = 0,601 m/s2  𝑔2 = 𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1) = 0,601 m/s2 m/s2(100𝑔+100𝑔 +20𝑔𝑟 (100𝑔 +20𝑔𝑟−100𝑔 ) = 0,60 m/s2(220𝑔𝑟) 20𝑔𝑟 =6,61 m/s2  𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎= (0,450+0,60) 2 =0,525 m/s2  g rata-rata= (4,95+6,61) 2 =5,78m/s2  Percobaan 2: Massa M1=M2=100gr M tambahan = 50gr Waktu jatuh 1 = 01,40 s Waktu jatuh 2 = 01,28 s Maka percepatan, a= ????  𝑎1 = 2ℎ 𝑡2 = 2.1,43𝑚 (01,40 )2 = 2,86 𝑚 1,96𝑠2 = 1,459 m/s2  𝑔1 = 𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1) = 0,450m /s2(100𝑔 +100𝑔+50𝑔𝑟 (100𝑔 +50𝑔𝑟−100𝑔 ) = 0,450 m/s2(250𝑔𝑟) 50𝑔𝑟 =7,295 m/s2  𝑎2 = 2ℎ 𝑡2 = 2.1,43𝑚 (02,18 𝑠 )2 = 2.86 𝑚 1,6384 = 1,745m/s2
  • 7.  𝑔2 = 𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1) = 0,601 m/s2 m/s2(100𝑔+100𝑔 +50𝑔𝑟 (100𝑔 +50𝑔𝑟−100𝑔 ) = 1,745m/s2(250𝑔𝑟) 50𝑔𝑟 =8,75 m/s2  𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎= (1,459+1,745) 2 m/s2 = 1,602m/s2  𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = (7,295 +8,275 ) 2 m/s2=8,01m/s2 H. Pertanyaan dan jawaban 1. Hitunglah besar percepatan! Jawaban: Menggunakan persamaan 𝑎1 = 2ℎ 𝑡2 . Besar percepatan sesuai dengan analisis data di atas. 2. Hitunglah besarnya g! Jawaban: Untuk mencari nilai g menggunakan persamaan 𝑔 = 𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1) besarnya nilai g sesuai analisis data di atas. I. Pembahasan Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dimulai dari percobaan pertama dengan nilai m1 dan m1 adalah 100 gram,setelah itu m2 ditambah 20 gram, jika m1 dan m2 sudah sejajar , tekan pegas pada pemegang beban , maka m1 akan terlepas dari pemegang beban dan bergerak ke atas, sedangkan m2 + m tambahan akan bergerak ke bawah, dan kita menghitung waktu m2 bergerak ke bawah dengan waktu(t) = 02, 52 sekon, tapi kami mengambil data dua kali dengan massa yang supaya relatif ,waktu jatuh yang ke dua sebesar = 02, 18 sekon. Setelah itu hitung nilai a menggunakan persamaan 𝑎1 = 2ℎ 𝑡2 .
  • 8. Dari persamaan di atas maka nilai a, untuk waktu yang pertama sebesar 0,450 m/s2, dengan nilai g dapat dicari menggunakan persamaan 𝑔 = 𝑎(𝑚1+𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2+𝑚 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛−𝑚1) Sehingga diperoleh nilai g sebesar 4,95m/s2 , sedangkan untuk waktu yang ke dua nilai a sebesar =6,61 m/s2 dan g 6,61 m/s2 dari data tersebut diperoleh rata-rata nilai g = g rata-rata= (4,95+6,61) 2 =5,78m/s2 Pada percoban ke dua dengan mtambahan 50 gram, waktu jatuh yang pertama 01,40, dengan nilai a1 sebesar 1,459 m/s2 dan g = 7,295 m/s2, sedangkan untuk waktu jatuh yang ke dua = 01,28 s dengan nilai a2 = 1,745m/s2 , dan g = 8,75 m/s2 . Dari data diperoleh rata-rata nilai g sebesar = J. Kesimpulan Dari hasil hasil percobaan satu dan yang telah dilakukan diperoleh rata nilai g berturut-turut sebesar 5,78m/s2 , dan 8,01m/s2. K. SARAN Ada baiknya sebelum melakukan praktikum alat percobaan harus lengkap, supaya praktikum berjalan dengan lancar. DOKUMENTASI
  • 9.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Giancoli, D.2007.Fisika. Jakarta; Erlangga Searss, F.W dan M.W. Zeamansky.1985. Fisika untuk Universitas jilid 1. Bandung: Bina Cipta