SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
KEJAKSAAN NEGERI CIAMIS
UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI
DALAM KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PUSAT KEPADA MASYARAKAT
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI (P3-TGAI)
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
1. UU 8/1981 TENTANG KUHAP
2. UU 31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UU 20/2001 TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
3. UU 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
4. UU 17/2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA
5. UU 1/2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA
6. PERPRES 16/2018 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
7. PERATURAN LKPP NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN SWAKELOLA
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA
AIR IRIGASI
 Permen. PU-PR Nomor 4 tahun 2021 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi, tanggal 25 Februari 2021 (Diundangkan : Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 187, tanggal 3 Maret 2021)
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN
TATA GUNA AIR IRIGASI
 SE Dirjen. Nomor 04/SE/D/2021 Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program
Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi, tanggal, 12 Maret 2021
PENETAPAN DAERAH IRIGASI PENERIMA PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN
TATA GUNA AIR IRIGASI TAHUN ANGGARAN 2021
 Kepmen. PUPR Nomor 1091/KPTS/M/2022, tanggal, 14 September 2022
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
TAMBAHAN REFERENSI DALAM PELAKSANAAN PENERIMA PROGRAM PERCEPATAN
PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI TAHUN ANGGARAN 2021
 SE Menteri PU-PR Nomor 06/SE/M/2020, tentang Penanganan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) di Kementerian PU-PR.
 Instruksi Menteri PU-PR Nomor 02/IN/M/2020, tentang Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi atau P3-TGAI
merupakan suatu program padat karya tunai untuk mendukung
kedaulatan pangan nasional sebagai perwujudan kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik
sebagaimana termuat dalam program nawa cita ke tujuh melalui
pemberdayaan masyarakat petani dalam perbaikan jaringan irigasi,
rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan jaringan irigasi secara
partisipatif di wilayah pedesaan.
Perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi dan
peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif tersebut merupakan
bagian dari pemberdayaan masyarakat petani secara terencana dan
sistematis untuk meningkatkan kinerja pengelolaan jaringan irigasi.
Proses pemberdayaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan
konstruksi, pengawasan, dan pengelolaan jaringan irigasi dengan
melibatkan peran serta masyarakat sebagai pelaksana kegiatan
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
PENDAHULUAN
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
PENDAHULUAN
Akibat adanya pendemi Covid-19 terjadi banyak pemutusan
kerja (PHK), kegiatan pembangunan dan ekonomi yang
terhambat, serta menurunnya daya beli masyarakat. Oleh karena
itu Pemerintah melalui program padat karya tunai (PKT) berusaha
mempertahankan kekuatan daya beli dan ekonomi masyarakat,
terutama yang berada di pedesaan.
Kementerian PUPR pada tahun anggaran 2020
merencanakan kegiatan P3TGAI di 6.000 lokasi yang tersebar di
seluruh Indonesia. Dengan adanya pandemic Covid-19 padat
karya tunai dirasa mampu menggerakkan ekonomi di masyarakat,
sehingga mendapat tambahan lokasi sebanyak 4.000 lokasi
dengan jumlah keseluruhan menjadi 10.000 lokasi yang tersebar
di seluruh Indonesia.
6
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Program Percepatan
Peningkatan Tata Guna Air
Irigasi selanjutnya disingkat
P3-TGAI adalah program
perbaikan, rehabilitasi atau
peningkatan jaringan irigasi
dengan berbasis peran serta
masyarakat petani yang
dilaksanakan oleh
Perkumpulan Petani Pemakai
Air, Gabungan Perkumpulan
Petani Pemakai Air atau
Induk Perkumpulan Petani
Pemakai Air.
Perkumpulan Petani Pemakai
Air yang selanjutnya
disingkat P3A adalah
kelembagaan pengelolaan
irigasi yang menjadi wadah
petani pemakai air dalam
suatu daerah layanan/petak
tersier atau desa yang
dibentuk secara demokratis
oleh petani pemakai air
termasuk lembaga lokal
pengelola irigasi
Gabungan Perkumpulan
Petani Pemakai Air yang
selanjutnya disingkat GP3A
adalah kelembagaan
sejumlah P3A yang
bersepakat bekerja sama
memanfaatkan air irigasi dan
jaringan irigasi pada daerah
layanan blok sekunder,
gabungan beberapa blok
sekunder, atau satu daerah
irigasi
Induk Perkumpulan Petani
Pemakai Air yang selanjutnya
disingkat IP3A adalah
kelembagaan sejumlah GP3A
yang bersepakat bekerja
sama untuk memanfaatkan
air irigasi dan jaringan irigasi
pada daerah layanan blok
primer, gabungan beberapa
blok primer, atau satu daerah
irigasi.
P3-TGAI P3A GP3A IP3A
DEFINISI
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
P3-TGAI
Usaha untuk
mengembalikan kondisi dan
fungsi saluran dan/atau
bangunan irigasi seperti
semula secara parsial
PERBAIKAN
JARINGAN IRIGASI
Kegiatan perbaikan
jaringan irigasi guna
mengembalikan fungsi dan
pelayanan irigasi seperti
semula
REHABILITASI
JARINGAN IRIGASI
Kegiatan meningkatkan
fungsi dan kondisi jaringan
irigasi yang sudah ada atau
kegiatan menambah luas
areal pelayanan pada
jaringan irigasi yang sudah
ada dengan
mempertimbangkan
perubahan kondisi
lingkungan daerah irigasi
PENINGKATAN
JARINGAN IRIGASI
IRIGASI PERMUKAAN
IRIGASI RAWA PASANG SURUT & LEBAK
IRIGASI AIR TANAH
IRIGASI POMPA
IRIGASI TAMBAK
PRIORITAS
KEGIATAN
TAHAPAN PELAKSANAAN P3-TGAI
Musyawarah Desa
III
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
MUSYAWARAH
DESA KE - 1
SURAT USULAN CALON
PENERIMA P3-TGAI
TAHAP PENETAPAN
P3A/GP3A/IP3A PENERIMA
P3-TGAI
SURVEI PERBAIKAN
JARINGAN IRIGASI
MUSYAWARAH
DESA KE - 2
PENYUSUNAN
RKP3A/RKGP3A/RKIP3A
TAHAP
PENANDATANGANAN
PERJANJIAN KERJA SAMA
(FAKTA INTEGRITAS)
PELAKSANAAN P3-TGAI
PENCAIRAN DANA
TAHAP I (70%)
(MASUK REKENING)
PENCAIRAN DANA
TAHAP II (30% APABILA
FISIK SUDAH 50%
MUSYAWARAH DESA III
LAPORAN
PENYELESAIAN
PELAKSANAAN
KEGIATAN P3-TGAI
(FISIK 100%)
SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN
PELAKSANAAN KEGIATAN P3-TGAI
PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN DARI
P3A/GP3A/IP3A
Penyerahan Hasil P3-TGAI Dari PPK
kepada Kasatker. Balai
Penyerahan Hasil P3-TGAI Dari
Kasatker. Balai Ke Pemerintah Desa
1
2
3
4
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
BAGANALIRTAHAPANP3-TGAIDITINGKATP3A/GP3A/IP3A
TAHAPPERSIAPAN TAHAPPERENCANAAN TAHAPPELAKSANAAN TAHAPPENYELESAIAN
SosialisasiP3-TGAITingkat
PenerimaP3-TGAI(olehTPM)
MusyawarahDesaI
Penetapan &PengesahanP3A/
GP3A/IP3A PenerimaP3-TGAI
SurveiKondisiJaringan
MusyawarahDesaII
PenyusunanRencanaKerja
P3A/GP3A/IP3A
PersetujuanRencanaKerja
P3A/GP3A/IP3AolehPPK
PenandatangananPakta
IntegritasdanPKS
PencairanTahapI (70 %)
(SetelahPenandatangananPKS)
PencairanTahapII (30 %)
(ProgresFisikMin.50%)
MusyawarahDesaIII
Laporan Penyelesaian
PelaksanaanKegiatanP3-TGAI
SuratPernyataanPenyelesaian
PelaksanaanKegiatan(SP3K)
P3-TGAI
PenyerahanHasilP3-TGAIoleh
P3A/GP3AkePPK
PenyerahanHasilP3-TGAIoleh
PPKkeSatker.
PenyerahanHasilP3-TGAIoleh
Satker.keKepalaDesa
PemeliharaanHasilP3-TGAI
oleh P3A/GP3A/IP3A
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Anggaran yang dibutuhkan pada pelaksanaan P3-
TGAI Tahun 2020 untuk 10.000 lokasi penerima manfaat
adalah sebesar 2,25 trilyun. Dengan rincian untuk
pekerjaan fisik adalah sebesar 1,95 trilyun dan total
biaya pendampingan Rp. 0,3 trilyun.
Menindaklanjuti arahan Presiden RI, terkait upaya
pencegahan Covid-19 serta penetapan Kejadian Luar
Biasa (KLB) oleh Kementerian Kesehatan RI, maka perlu
upaya pencegahan penyebaran dan dampak Covid-19
dalam penyelenggaraan P3-TGAI.
Dengan tujuan untuk mewujudkan kesela- matan
konstruksi termasuk keselamatan dan kesehatan kerja,
keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan pada
setiap tahapan penyelenggaraan kegiatan P3-TGAI.
Kebutuhan dana 1 lokasi
Penerima manfaat
Pekerjaan Fisik
Rp.195.000.000,-
Biaya Pendampingan
Rp.30.000.000,-
PEMBIAYAAN
P3-TGAI
Pembiayaan P3-TGAI
bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja
Negara (APBN)
Pembiayaan P3-TGAI bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja Negara (APBN)
a. tahap I, sebesar 70% (tujuh puluh persen);
b. tahap II, sebesar 30% (tiga puluh persen);
Pencairan dana tahap II,
dilakukan setelah
pelaksanaan P3-TGAI
telah mencapai 50%
HARUS DIREVISI
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN
DALAM RANGKA PENGENDALIAN COVID-19
SE Menteri PU-PR Nomor 06/SE/M/2020, tentang Penanganan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kementerian PU-PR,
Instruksi Menteri PU-PR Nomor 02/IN/M/2020, tentang Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
1. Menjaga jarak aman dalam setiap kegiatan P3TGAI;
2. Melaksanakan pekerjaan dengan membatasi jumlah pekerja dengan cara menjaga
jarak (Physical Distancing) minimal 2 meter antar pekerja;
3. Para pekerja menggunakan masker dan pencuci tangan (air, sabun dan hand
sanitizer);
4. Pengawas Lapangan/TPM memulangkan pekerja yang terindikasi memiliki suhu tubuh
di atas 38o Celcius.
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
HARUS DIREVISI
KORUPSI ?
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
CORRUPTIO /CORRUPTUS
L AT I N
B E L A N D A
I N G G R I S
S A N G S K E R TA
CORRUPTIE
CORRUPTION
Dalam naskah kuno negara kartagama :
PERBUATAN YANG RUSAK, BEJAD, BUSUK, DAN
TIDAK JUJUR YANG DISANGKUTPAUTKAN DENGAN
KEUANGAN
ISTILAH
KORUPSI
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara;
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalah-gunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya kaArena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 416,
417, 418, 419, 420, 423, 425, 435 KUHP;
Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan mengingat kekuasaan atau
wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap
melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut.
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Setiap orang yang melanggar ketentuan Undang2 yang secara tegas menyatakan bahwa
pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang tersebut sebagai tindak pidana korupsi;
Setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat untuk
melakukan tindak pidana korupsi;
Setiap orang di luar wilayah negara Republik Indonesia yang memberikan bantuan,
kesempatan, sarana, atau keterangan untuk terjadinya tindak pidana korupsi.
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
PERBUATAN KORUPSI
BERDASARKAN UU No.31/1999 jo. UU No.20/2001
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA, PASAL 2 & 3
SUAP, PASAL 5, 6, 11, 12 a b c d, dan 13
PENGGELAPAN DALAM JABATAN, Pasal 8, 9, 10 a b c
PEMERASAN, Pasal 12 e f g
PERBUATAN CURANG, Pasal 7, 12 h
BENTURAN KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN, Pasal 12 i
GRATIFIKASI/PEMBERIAN HADIAH, Pasal 12 b Jo. 12 c
JENIS
TINDAK PIDANA
KORUPSI
Tindak Pidana Lain terkait proses Hukum, Pasal 21, 22, 23, 24
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (pasal 2);
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (pasal 3).
1. KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Memberi sesuatu atau hadiah atau janji kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara (dan sebaliknya);
Memberi sesuatu atau hadiah atau janji kepada hakim atau advokat (dan
sebaliknya).
2. SUAP MENYUAP
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Pegawai negeri atau selain pegawai negeri yang :
 Menggelapkan, atau membiarkan orang lain mengambil atau menggelapkan uang atau
surat berharga, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut;
 Dengan sengaja memalsu buku atau daftar yang khusus untuk pemeriksaan
administrasi;
 Dengan sengaja atau membiarkan atau membantu orang lain dalam menggelapkan,
menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat,
atau daftar yang digunakan unutk meyakinkan atau membuktikan dimuka pejabat
berwenang.
3. PENGGELAPAN DALAM JABATAN
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang :
• Menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya;
• Meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang
kepada dirinya, padahal tahu bukan merupakan utang;
• Meminta, menerima, atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara lain atau kepada kas umum, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal tahu
bukan merupakan utang.
4. PERBUATAN PEMERASAN
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
OKNUM LAPORKAN
• Pemborong, ahli bangunan, atau penjual bahan bangunan melakukan perbuatan
curang.
• Pengawas bangunan atau penyerahan bahan bangunan membiarkan dilakukannya
perbuatan curang.
• Melakukan perbuatan curang dalam menyerahkan barang keperluan TNI / POLRI.
• Pegawai negeri atau penyelenggara negara menyerobot tanah negara sehingga
merugikan orang lain.
5. PERBUATAN CURANG
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Pegawai negeri atau penyelenggara negara, langsung atau tidak langsung, pada saat
ditugaskan untuk mengurus atau mengawasi, turut serta dalam pemborongan,
pengadaan, atau persewaan.
6.BENTURAN KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima gratifikasi yang berhubungan
dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dan tidak melaporkan
ke KPK dalam waktu 30 hari sejak diterima gratifikasi tersebut
7. GRATIFIKASI
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
8.TINDAK PIDANA LAIN YANG BAERKAITAN DENGAN KORUPSI
MERINTANGI PROSES PEMERIKSAAN PERKARA KORUPSI
MEMBERIKAN KETERANGAN YANG TIDAK BENAR
BANK YANG TIDAK MEMBERIKAN KETARANGAN REKENING TSK
SAKSI/AHLI YANG MEMBERIKAN KETERANGAN PALSU
ORANG YANG MEMEGANG RAHASIA JABATAN MEMBERIKAN
KETERANGAN PALSU
SAKSI YANG MEMBUKA IDENTITAS PELAPOR
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
ORANG / MANUSIA – PEGAWAI NEGERI
BADAN HUKUM / KORPORASI
Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Kepegawaian
Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud di dalam KUHP
Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan Negara atau Daerah
Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu Korporasi
Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu Korporasi lain yang
mempergunakan modal atau fasilitas dari Negara atau Masyarakat
BUMN/BUMD
KORPORASI  KUMPULAN ORANG DAN/ATAU KEKAYAAN
TERORGANISASI BAIK MERUPAKAN BADAN HUKUM MAUPUN BUKAN
BADAN HUKUM
PENYELENGGARA NEGARA
Pejabat Negara pada Lembaga tertinggi/tinggi Negara, Menteri, Gubernur,
Hakim, Pejabat Negara lain sesuai ketentuan Per-Undang-undangan yang
berlaku, Pejabat lain yang memiliki fungsi Strategis dalam kaitanya
dengan penyelenggaraan Negara
SUBYEK PELAKU TINDAK
PIDANA KORUPSI
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
SWASTA
EKSEKUTIF
LEGISLATIF
YUDIKATIF
PROFESIONAL
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
PENEGAKAN HUKUM
PREVENTIF
PENEGAKAN HUKUM
REFRESIF
PPS
&
MoU Bidang Datun
KEJAKSAAN RI
LEMBAGA PENEGAK HUKUM
LEMBAGA PEMERINTAHAN KEKUASAAN
NEGARA DI BIDANG PENUNTUTAN
TERLIBAT SEPENUHNYA DALAM
PROSES PEMBANGUNAN
MENJAGA DAN MENEGAKAN
KEWIBAWAAN PEMERINTAH DAN NEGARA
SERTA MELINDUNGI KEPENTINGAN
MASYARAKAT
MENCIPTAKAN KONDISI YANG
MENDUKUNG DAN MENGAMANKAN
PEMBANGUNAN
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
PENYERAPAN ANGGARAN KURANG
STIGMA KRIMINALISASI KEBIJAKAN PEJABAT
TIMBUL KERAGU-RAGUAN MENJALANKAN
PROYEK
PENGAWAL PENGAMAN PEMERINTAH PEMBANGUNAN
PERCEPATAN
PELAKSANAAN
PROYEK STRATEGIS
NASIONAL
PERPRES NOMOR 3
TAHUN 2016 TANGGAL
8 JANUARI 2016 DAN
INPRES NOMOR 1
TAHUN 2016 TANGGAL
8 JANUARI 2016
PPS
INPRES NOMOR 7 TAHUN 2015
TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
KORUPSI
TAHUN 2015
PADA TANGGAL 24 AGUSTUS 2015
PERTEMUAN PRESIDEN DENGAN PARA KAJATI, KAPOLDA
DAN PARA GUBERNUR SE INDONESIA DI ISTANA BOGOR
KEPUTUSAN JAKSA AGUNG RI NOMOR : KEP- 152/A /JA
/10/2015
INSTRUKSI JAKSA AGUNG RI
NOMOR : INS-001/A/JA/10/2015
PERATURAN JAKSA AGUNG RI NOMOR : PER014/A/JA/11/2016
TIDAK BOLEH TERLAMPAU CEPAT MEMIDANAKAN
KEBIJAKAN ATAU TEROBOSON YANG DIAMBIL
PEJABAT NEGARA ATAU DAERAH
29
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
“ Dengan diterbitkannya Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : 345 Tahun
2019, maka seluruh kegiatan pengawalan dan pengamanan oleh TP4 Kejaksaan RI
DINYATAKAN BERHENTI “
LATAR BELAKANG
PERAN STRATEGIS KEJAKSAAN RI
DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
UPAYA REPRESIF
UPAYA PREVENTIF
UPAYA EDUKATIF
PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN
PENYULUHAN DAN PEMBINAAN HUKUM
UPAYA PENCEGAHAN – JPN dan PENGAWAL
PROYEK STRATEGIS.
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Pasal 30
1) Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:
a. melakukan penuntutan;
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;
e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
2) Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan
atas nama negara atau pemerintah.
3) Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan :
a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c. Pengawasan peredaran barang cetakan;
d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;
e. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ll TAHUN 2O2I TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2OO4 TENTANG
KE.IAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Pasal 30A
Dalam pemulihan aset, kejaksaan berwenang melakukan kegiatan penelusuran, perampasan, dan pengembalian aset perolehan tindak pidana dan
aset lainnya kepada negara, korban, atau yang berhak.
Pasal 30B
Dalam bidang intelijen penegakan hukum, Kejaksaan berwenang :
a) Menyelenggarakan fungsi penyelidikan, pengamarlan, dan penggalangan untuk kepentingan penegakan hukum;
b) Menciptakan kondisi yang mendukung dan mengamankan pelaksanaan pembangunan;
c) Melakukan kerja sarna intelijen penegakan hukum dengan lembaga intelijen dan/atau penyelenggara intelijen negara lainnya, di dalam maupun di
luar negeri;
d) Melaksanakan pencegahan korupsi, kolusi, nepotisme; dan
e) Melaksanakan pengawasan multimedia.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ll TAHUN 2O2I TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2OO4 TENTANG
KE.IAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ll TAHUN 2O2I TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2OO4 TENTANG
KE.IAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
Pasal 30C
Selain melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Pasal 30A, dan Pasal 3OB Kejaksaan :
a) Menyelenggarakan kegiatan statistik kriminal dan kesehatan yustisial Kejaksaan;
b) Turut serta dan aktif dalam pencarian kebenaran atas perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan konflik sosial tertentu demi
terwujudnya keadilan;
c) Turut serta dan aktif dalam penanganan perkara pidana yang melibatkan saksi dan korban serta proses rehabilitasi, restitusi, dan kompensasinya;
d) Melakukan mediasi penal, melakukan sita eksekusi untuk pembayaran pidana denda dan pidana pengganti serta restitusi;
e) Dapat memberikan keterangan sebagai bahan informasi dan verifikasi tentang ada atau tidaloeya dugaan pelanggaran hukum yang sedang atau
telah diproses dalam perkara pidana untuk menduduki jabatan publik atas permintaan instansi yang berwenang;
f) menjalankan fungsi dan kewenangannya di bidang keperdataan dan/atau bidang publik lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang;
g) Melakukan sita eksekusi untuk pembayaran pidana denda dan uang pengganti;
h) Mengajukan peninjauan kembali; dan
i) Melakukan penyadapan berdasarkan Undang-Undang khusus yang mengatur mengenai penyadapan dan menyelenggarakan pusat pemantauan di
bidang tindak pidana.
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
Pasal 30 Ayat (2) :
Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar
pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
Pasal 30B :
Dalam bidang intelijen penegakan hukum, Kejaksaan berwenang :
a) Menyelenggarakan fungsi penyelidikan, pengamarlan, dan penggalangan untuk kepentingan penegakan hukum;
b) Menciptakan kondisi yang mendukung dan mengamankan pelaksanaan pembangunan;
c) Melakukan kerja sarna intelijen penegakan hukum dengan lembaga intelijen dan/atau penyelenggara intelijen negara lainnya, di
dalam maupun di luar negeri;
d) Melaksanakan pencegahan korupsi, kolusi, nepotisme; dan
e) Melaksanakan pengawasan multimedia.
SLOGAN :
“KENALI HUKUM JAUHI HUKUMAN”
TUGAS DAN WEWENANG KEJAKSAAN RI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ll TAHUN 2O2I TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2OO4 TENTANG
KE.IAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
SANKSI BAGI PELAKU
TINDAK PIDANA KORUPSI ANGGARAN P3-TGAI,
BERDASARKAN
UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
MEMPERKAYA DIRI, ORANG LAIN, ATAU SUATU KORPORASI PENYALAHGUNAAN WEWENANG
UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
PENYUAPAN
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
PENYUAPAN
UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
PENYUAPAN
UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
PENGGELAPAN UANG ATAU SURAT BERHARGA
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
PEMALSUAN DOKUMEN
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
43
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
“TAKUT MELAKUKAN KORUPSI BISA DISARAKAN
KEPADA KETAKUTAN PADA SANKSI SOSIAL, TAKUT
DAN MALU KEPADA KELUARGA, KEPADA TETANGGA,
KEPADA ALLAH SWT DAN KEPADA NERAKA”
- JOKOWI DODO –
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S

More Related Content

What's hot

Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaJoy Irman
 
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdfRidhaSafrani
 
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersihPertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersihM Agphin Ramadhan
 
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
 
Analisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranAnalisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranSaeful Fajri
 
Tata cara penyusunan biaya operasi dan pemeliharaan drainase
Tata cara penyusunan biaya operasi dan pemeliharaan drainaseTata cara penyusunan biaya operasi dan pemeliharaan drainase
Tata cara penyusunan biaya operasi dan pemeliharaan drainaseinfosanitasi
 
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Irene Baria
 
Penyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihPenyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihguestcb0db
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...infosanitasi
 
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
 
Dokumen Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) _Materi Training "HPS / OWNER EST...
Dokumen Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) _Materi Training "HPS / OWNER EST...Dokumen Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) _Materi Training "HPS / OWNER EST...
Dokumen Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) _Materi Training "HPS / OWNER EST...Kanaidi ken
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum SingarajaMakalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum SingarajaLaksmi_Perwira
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatinfosanitasi
 
Sumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air LimbahSumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air LimbahTiara Arianti
 
Kp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranKp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranArizki_Hidayat
 
Bab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranBab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranAde Rohima
 

What's hot (20)

Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
 
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf
 
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersihPertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
 
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
 
Analisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranAnalisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaran
 
Laporan praktikum air bersih
Laporan praktikum air bersihLaporan praktikum air bersih
Laporan praktikum air bersih
 
Tata cara penyusunan biaya operasi dan pemeliharaan drainase
Tata cara penyusunan biaya operasi dan pemeliharaan drainaseTata cara penyusunan biaya operasi dan pemeliharaan drainase
Tata cara penyusunan biaya operasi dan pemeliharaan drainase
 
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
 
Penyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihPenyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersih
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...
 
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
 
Dokumen Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) _Materi Training "HPS / OWNER EST...
Dokumen Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) _Materi Training "HPS / OWNER EST...Dokumen Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) _Materi Training "HPS / OWNER EST...
Dokumen Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) _Materi Training "HPS / OWNER EST...
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Pengawasan proyek
Pengawasan proyekPengawasan proyek
Pengawasan proyek
 
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum SingarajaMakalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
 
Sumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air LimbahSumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air Limbah
 
Kp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranKp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaran
 
Bab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranBab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluran
 

Similar to BAHAN PRESENTASI P3-TGAI BBWS TAHUN 2023 .pptx

BAHAN SOSIALISASI TPM KE MASYARAKAT.pptx
BAHAN SOSIALISASI TPM KE MASYARAKAT.pptxBAHAN SOSIALISASI TPM KE MASYARAKAT.pptx
BAHAN SOSIALISASI TPM KE MASYARAKAT.pptxRazerZiminx
 
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptxGameMaster50
 
1. PEMBENTUKAN P3A-DES 2022.pdf
1. PEMBENTUKAN P3A-DES 2022.pdf1. PEMBENTUKAN P3A-DES 2022.pdf
1. PEMBENTUKAN P3A-DES 2022.pdfLIDKazuma
 
Paparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptx
Paparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptxPaparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptx
Paparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptxHartantyUtami1
 
PUPR_Model dan Strategi Perencanaan dan Pelaksanaan OP Partisipatif 02052022-...
PUPR_Model dan Strategi Perencanaan dan Pelaksanaan OP Partisipatif 02052022-...PUPR_Model dan Strategi Perencanaan dan Pelaksanaan OP Partisipatif 02052022-...
PUPR_Model dan Strategi Perencanaan dan Pelaksanaan OP Partisipatif 02052022-...lukmansugiarto2
 
588335420-ekspose-akhir-Jakstrada belajar
588335420-ekspose-akhir-Jakstrada belajar588335420-ekspose-akhir-Jakstrada belajar
588335420-ekspose-akhir-Jakstrada belajarAsrul Sirajuddin
 
Pedoman Pengelolaan Program PPSP di Daerah
Pedoman Pengelolaan Program PPSP di DaerahPedoman Pengelolaan Program PPSP di Daerah
Pedoman Pengelolaan Program PPSP di Daerahinfosanitasi
 
221221190856-nspkairminum.pptx
221221190856-nspkairminum.pptx221221190856-nspkairminum.pptx
221221190856-nspkairminum.pptxAbdulNasser30
 
1. Perencanaan UPI dalam PPSI - Bappenas.pdf
1. Perencanaan UPI dalam PPSI - Bappenas.pdf1. Perencanaan UPI dalam PPSI - Bappenas.pdf
1. Perencanaan UPI dalam PPSI - Bappenas.pdfSlametRaharjo42
 
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Cilacap
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten CilacapMemorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Cilacap
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Cilacapinfosanitasi
 
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Didi Sadili
 
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptxMATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptxHestinaEviyanti3
 
Pelatihan KSM sanitasi Kota Surakarta
Pelatihan KSM sanitasi Kota SurakartaPelatihan KSM sanitasi Kota Surakarta
Pelatihan KSM sanitasi Kota SurakartaBagus ardian
 
Pjm proaksi pamsimas III Desa pokurumba
Pjm proaksi pamsimas III Desa pokurumbaPjm proaksi pamsimas III Desa pokurumba
Pjm proaksi pamsimas III Desa pokurumbaAruLLatif
 
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
strategi air minum 2016 Jawa Timur
strategi air minum 2016 Jawa Timurstrategi air minum 2016 Jawa Timur
strategi air minum 2016 Jawa TimurDian Chrisdiani
 

Similar to BAHAN PRESENTASI P3-TGAI BBWS TAHUN 2023 .pptx (20)

BAHAN SOSIALISASI TPM KE MASYARAKAT.pptx
BAHAN SOSIALISASI TPM KE MASYARAKAT.pptxBAHAN SOSIALISASI TPM KE MASYARAKAT.pptx
BAHAN SOSIALISASI TPM KE MASYARAKAT.pptx
 
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
 
1. PEMBENTUKAN P3A-DES 2022.pdf
1. PEMBENTUKAN P3A-DES 2022.pdf1. PEMBENTUKAN P3A-DES 2022.pdf
1. PEMBENTUKAN P3A-DES 2022.pdf
 
Paparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptx
Paparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptxPaparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptx
Paparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptx
 
PUPR_Model dan Strategi Perencanaan dan Pelaksanaan OP Partisipatif 02052022-...
PUPR_Model dan Strategi Perencanaan dan Pelaksanaan OP Partisipatif 02052022-...PUPR_Model dan Strategi Perencanaan dan Pelaksanaan OP Partisipatif 02052022-...
PUPR_Model dan Strategi Perencanaan dan Pelaksanaan OP Partisipatif 02052022-...
 
588335420-ekspose-akhir-Jakstrada belajar
588335420-ekspose-akhir-Jakstrada belajar588335420-ekspose-akhir-Jakstrada belajar
588335420-ekspose-akhir-Jakstrada belajar
 
Pedoman Pengelolaan Program PPSP di Daerah
Pedoman Pengelolaan Program PPSP di DaerahPedoman Pengelolaan Program PPSP di Daerah
Pedoman Pengelolaan Program PPSP di Daerah
 
LPK-ylbk 2018.pdf
LPK-ylbk 2018.pdfLPK-ylbk 2018.pdf
LPK-ylbk 2018.pdf
 
221221190856-nspkairminum.pptx
221221190856-nspkairminum.pptx221221190856-nspkairminum.pptx
221221190856-nspkairminum.pptx
 
1. Perencanaan UPI dalam PPSI - Bappenas.pdf
1. Perencanaan UPI dalam PPSI - Bappenas.pdf1. Perencanaan UPI dalam PPSI - Bappenas.pdf
1. Perencanaan UPI dalam PPSI - Bappenas.pdf
 
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Cilacap
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten CilacapMemorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Cilacap
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Cilacap
 
P3 a
P3 aP3 a
P3 a
 
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
 
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptxMATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
 
Bast.ttg.balai
Bast.ttg.balaiBast.ttg.balai
Bast.ttg.balai
 
Pelatihan KSM sanitasi Kota Surakarta
Pelatihan KSM sanitasi Kota SurakartaPelatihan KSM sanitasi Kota Surakarta
Pelatihan KSM sanitasi Kota Surakarta
 
Untuk RDP.pdf
Untuk RDP.pdfUntuk RDP.pdf
Untuk RDP.pdf
 
Pjm proaksi pamsimas III Desa pokurumba
Pjm proaksi pamsimas III Desa pokurumbaPjm proaksi pamsimas III Desa pokurumba
Pjm proaksi pamsimas III Desa pokurumba
 
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
strategi air minum 2016 Jawa Timur
strategi air minum 2016 Jawa Timurstrategi air minum 2016 Jawa Timur
strategi air minum 2016 Jawa Timur
 

Recently uploaded

pengantar delik NARKOTIKA.pptx termuat pasal - pasal
pengantar delik NARKOTIKA.pptx termuat pasal - pasalpengantar delik NARKOTIKA.pptx termuat pasal - pasal
pengantar delik NARKOTIKA.pptx termuat pasal - pasalilhamsyahh5053
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaastrinovianti699
 
HUKUM PEMERIKSAAN GUGATAN DI PENGADILAN
HUKUM  PEMERIKSAAN GUGATAN DI PENGADILANHUKUM  PEMERIKSAAN GUGATAN DI PENGADILAN
HUKUM PEMERIKSAAN GUGATAN DI PENGADILANsucisrirezeky02
 
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggimateri hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggissuser8b8170
 
PPt DEMOKRASI dan Infrastruktur Politik.
PPt DEMOKRASI dan Infrastruktur Politik.PPt DEMOKRASI dan Infrastruktur Politik.
PPt DEMOKRASI dan Infrastruktur Politik.TriHR
 
Clinical Legal Education - Jurnal Penyuluhan Komunitas Mantan PSK - A.pdf
Clinical Legal Education - Jurnal Penyuluhan Komunitas Mantan PSK - A.pdfClinical Legal Education - Jurnal Penyuluhan Komunitas Mantan PSK - A.pdf
Clinical Legal Education - Jurnal Penyuluhan Komunitas Mantan PSK - A.pdfNandaAuliaRahmaD
 

Recently uploaded (6)

pengantar delik NARKOTIKA.pptx termuat pasal - pasal
pengantar delik NARKOTIKA.pptx termuat pasal - pasalpengantar delik NARKOTIKA.pptx termuat pasal - pasal
pengantar delik NARKOTIKA.pptx termuat pasal - pasal
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
 
HUKUM PEMERIKSAAN GUGATAN DI PENGADILAN
HUKUM  PEMERIKSAAN GUGATAN DI PENGADILANHUKUM  PEMERIKSAAN GUGATAN DI PENGADILAN
HUKUM PEMERIKSAAN GUGATAN DI PENGADILAN
 
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggimateri hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
 
PPt DEMOKRASI dan Infrastruktur Politik.
PPt DEMOKRASI dan Infrastruktur Politik.PPt DEMOKRASI dan Infrastruktur Politik.
PPt DEMOKRASI dan Infrastruktur Politik.
 
Clinical Legal Education - Jurnal Penyuluhan Komunitas Mantan PSK - A.pdf
Clinical Legal Education - Jurnal Penyuluhan Komunitas Mantan PSK - A.pdfClinical Legal Education - Jurnal Penyuluhan Komunitas Mantan PSK - A.pdf
Clinical Legal Education - Jurnal Penyuluhan Komunitas Mantan PSK - A.pdf
 

BAHAN PRESENTASI P3-TGAI BBWS TAHUN 2023 .pptx

  • 1. KEJAKSAAN NEGERI CIAMIS UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PUSAT KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI (P3-TGAI)
  • 2. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S 1. UU 8/1981 TENTANG KUHAP 2. UU 31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UU 20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI 3. UU 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 4. UU 17/2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA 5. UU 1/2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA 6. PERPRES 16/2018 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 7. PERATURAN LKPP NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN SWAKELOLA
  • 3. PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI  Permen. PU-PR Nomor 4 tahun 2021 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi, tanggal 25 Februari 2021 (Diundangkan : Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 187, tanggal 3 Maret 2021) PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI  SE Dirjen. Nomor 04/SE/D/2021 Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi, tanggal, 12 Maret 2021 PENETAPAN DAERAH IRIGASI PENERIMA PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI TAHUN ANGGARAN 2021  Kepmen. PUPR Nomor 1091/KPTS/M/2022, tanggal, 14 September 2022 K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S TAMBAHAN REFERENSI DALAM PELAKSANAAN PENERIMA PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI TAHUN ANGGARAN 2021  SE Menteri PU-PR Nomor 06/SE/M/2020, tentang Penanganan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kementerian PU-PR.  Instruksi Menteri PU-PR Nomor 02/IN/M/2020, tentang Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
  • 4. Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi atau P3-TGAI merupakan suatu program padat karya tunai untuk mendukung kedaulatan pangan nasional sebagai perwujudan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik sebagaimana termuat dalam program nawa cita ke tujuh melalui pemberdayaan masyarakat petani dalam perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif di wilayah pedesaan. Perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif tersebut merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat petani secara terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja pengelolaan jaringan irigasi. Proses pemberdayaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, dan pengelolaan jaringan irigasi dengan melibatkan peran serta masyarakat sebagai pelaksana kegiatan K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S PENDAHULUAN
  • 5. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S PENDAHULUAN Akibat adanya pendemi Covid-19 terjadi banyak pemutusan kerja (PHK), kegiatan pembangunan dan ekonomi yang terhambat, serta menurunnya daya beli masyarakat. Oleh karena itu Pemerintah melalui program padat karya tunai (PKT) berusaha mempertahankan kekuatan daya beli dan ekonomi masyarakat, terutama yang berada di pedesaan. Kementerian PUPR pada tahun anggaran 2020 merencanakan kegiatan P3TGAI di 6.000 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan adanya pandemic Covid-19 padat karya tunai dirasa mampu menggerakkan ekonomi di masyarakat, sehingga mendapat tambahan lokasi sebanyak 4.000 lokasi dengan jumlah keseluruhan menjadi 10.000 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
  • 6. 6 K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi selanjutnya disingkat P3-TGAI adalah program perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi dengan berbasis peran serta masyarakat petani yang dilaksanakan oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air, Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air atau Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air. Perkumpulan Petani Pemakai Air yang selanjutnya disingkat P3A adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah layanan/petak tersier atau desa yang dibentuk secara demokratis oleh petani pemakai air termasuk lembaga lokal pengelola irigasi Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air yang selanjutnya disingkat GP3A adalah kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat bekerja sama memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air yang selanjutnya disingkat IP3A adalah kelembagaan sejumlah GP3A yang bersepakat bekerja sama untuk memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi. P3-TGAI P3A GP3A IP3A DEFINISI
  • 7. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S P3-TGAI Usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran dan/atau bangunan irigasi seperti semula secara parsial PERBAIKAN JARINGAN IRIGASI Kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula REHABILITASI JARINGAN IRIGASI Kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI IRIGASI PERMUKAAN IRIGASI RAWA PASANG SURUT & LEBAK IRIGASI AIR TANAH IRIGASI POMPA IRIGASI TAMBAK PRIORITAS KEGIATAN
  • 8. TAHAPAN PELAKSANAAN P3-TGAI Musyawarah Desa III K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S MUSYAWARAH DESA KE - 1 SURAT USULAN CALON PENERIMA P3-TGAI TAHAP PENETAPAN P3A/GP3A/IP3A PENERIMA P3-TGAI SURVEI PERBAIKAN JARINGAN IRIGASI MUSYAWARAH DESA KE - 2 PENYUSUNAN RKP3A/RKGP3A/RKIP3A TAHAP PENANDATANGANAN PERJANJIAN KERJA SAMA (FAKTA INTEGRITAS) PELAKSANAAN P3-TGAI PENCAIRAN DANA TAHAP I (70%) (MASUK REKENING) PENCAIRAN DANA TAHAP II (30% APABILA FISIK SUDAH 50% MUSYAWARAH DESA III LAPORAN PENYELESAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN P3-TGAI (FISIK 100%) SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN P3-TGAI PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN DARI P3A/GP3A/IP3A Penyerahan Hasil P3-TGAI Dari PPK kepada Kasatker. Balai Penyerahan Hasil P3-TGAI Dari Kasatker. Balai Ke Pemerintah Desa 1 2 3 4
  • 9. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S BAGANALIRTAHAPANP3-TGAIDITINGKATP3A/GP3A/IP3A TAHAPPERSIAPAN TAHAPPERENCANAAN TAHAPPELAKSANAAN TAHAPPENYELESAIAN SosialisasiP3-TGAITingkat PenerimaP3-TGAI(olehTPM) MusyawarahDesaI Penetapan &PengesahanP3A/ GP3A/IP3A PenerimaP3-TGAI SurveiKondisiJaringan MusyawarahDesaII PenyusunanRencanaKerja P3A/GP3A/IP3A PersetujuanRencanaKerja P3A/GP3A/IP3AolehPPK PenandatangananPakta IntegritasdanPKS PencairanTahapI (70 %) (SetelahPenandatangananPKS) PencairanTahapII (30 %) (ProgresFisikMin.50%) MusyawarahDesaIII Laporan Penyelesaian PelaksanaanKegiatanP3-TGAI SuratPernyataanPenyelesaian PelaksanaanKegiatan(SP3K) P3-TGAI PenyerahanHasilP3-TGAIoleh P3A/GP3AkePPK PenyerahanHasilP3-TGAIoleh PPKkeSatker. PenyerahanHasilP3-TGAIoleh Satker.keKepalaDesa PemeliharaanHasilP3-TGAI oleh P3A/GP3A/IP3A
  • 10. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S Anggaran yang dibutuhkan pada pelaksanaan P3- TGAI Tahun 2020 untuk 10.000 lokasi penerima manfaat adalah sebesar 2,25 trilyun. Dengan rincian untuk pekerjaan fisik adalah sebesar 1,95 trilyun dan total biaya pendampingan Rp. 0,3 trilyun. Menindaklanjuti arahan Presiden RI, terkait upaya pencegahan Covid-19 serta penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Kementerian Kesehatan RI, maka perlu upaya pencegahan penyebaran dan dampak Covid-19 dalam penyelenggaraan P3-TGAI. Dengan tujuan untuk mewujudkan kesela- matan konstruksi termasuk keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan pada setiap tahapan penyelenggaraan kegiatan P3-TGAI. Kebutuhan dana 1 lokasi Penerima manfaat Pekerjaan Fisik Rp.195.000.000,- Biaya Pendampingan Rp.30.000.000,- PEMBIAYAAN P3-TGAI Pembiayaan P3-TGAI bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) Pembiayaan P3-TGAI bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) a. tahap I, sebesar 70% (tujuh puluh persen); b. tahap II, sebesar 30% (tiga puluh persen); Pencairan dana tahap II, dilakukan setelah pelaksanaan P3-TGAI telah mencapai 50% HARUS DIREVISI
  • 11. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 12. PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DALAM RANGKA PENGENDALIAN COVID-19 SE Menteri PU-PR Nomor 06/SE/M/2020, tentang Penanganan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kementerian PU-PR, Instruksi Menteri PU-PR Nomor 02/IN/M/2020, tentang Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi 1. Menjaga jarak aman dalam setiap kegiatan P3TGAI; 2. Melaksanakan pekerjaan dengan membatasi jumlah pekerja dengan cara menjaga jarak (Physical Distancing) minimal 2 meter antar pekerja; 3. Para pekerja menggunakan masker dan pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer); 4. Pengawas Lapangan/TPM memulangkan pekerja yang terindikasi memiliki suhu tubuh di atas 38o Celcius. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S HARUS DIREVISI
  • 13. KORUPSI ? K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 14. CORRUPTIO /CORRUPTUS L AT I N B E L A N D A I N G G R I S S A N G S K E R TA CORRUPTIE CORRUPTION Dalam naskah kuno negara kartagama : PERBUATAN YANG RUSAK, BEJAD, BUSUK, DAN TIDAK JUJUR YANG DISANGKUTPAUTKAN DENGAN KEUANGAN ISTILAH KORUPSI K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 15. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara; Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalah-gunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya kaArena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara; Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 416, 417, 418, 419, 420, 423, 425, 435 KUHP; Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 16. Setiap orang yang melanggar ketentuan Undang2 yang secara tegas menyatakan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang tersebut sebagai tindak pidana korupsi; Setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi; Setiap orang di luar wilayah negara Republik Indonesia yang memberikan bantuan, kesempatan, sarana, atau keterangan untuk terjadinya tindak pidana korupsi. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 17. PERBUATAN KORUPSI BERDASARKAN UU No.31/1999 jo. UU No.20/2001 KERUGIAN KEUANGAN NEGARA, PASAL 2 & 3 SUAP, PASAL 5, 6, 11, 12 a b c d, dan 13 PENGGELAPAN DALAM JABATAN, Pasal 8, 9, 10 a b c PEMERASAN, Pasal 12 e f g PERBUATAN CURANG, Pasal 7, 12 h BENTURAN KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN, Pasal 12 i GRATIFIKASI/PEMBERIAN HADIAH, Pasal 12 b Jo. 12 c JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI Tindak Pidana Lain terkait proses Hukum, Pasal 21, 22, 23, 24 K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 18. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (pasal 2); Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (pasal 3). 1. KERUGIAN KEUANGAN NEGARA K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 19. Memberi sesuatu atau hadiah atau janji kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara (dan sebaliknya); Memberi sesuatu atau hadiah atau janji kepada hakim atau advokat (dan sebaliknya). 2. SUAP MENYUAP K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 20. Pegawai negeri atau selain pegawai negeri yang :  Menggelapkan, atau membiarkan orang lain mengambil atau menggelapkan uang atau surat berharga, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut;  Dengan sengaja memalsu buku atau daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi;  Dengan sengaja atau membiarkan atau membantu orang lain dalam menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan unutk meyakinkan atau membuktikan dimuka pejabat berwenang. 3. PENGGELAPAN DALAM JABATAN K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 21. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang : • Menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya; • Meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal tahu bukan merupakan utang; • Meminta, menerima, atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara lain atau kepada kas umum, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal tahu bukan merupakan utang. 4. PERBUATAN PEMERASAN K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S OKNUM LAPORKAN
  • 22. • Pemborong, ahli bangunan, atau penjual bahan bangunan melakukan perbuatan curang. • Pengawas bangunan atau penyerahan bahan bangunan membiarkan dilakukannya perbuatan curang. • Melakukan perbuatan curang dalam menyerahkan barang keperluan TNI / POLRI. • Pegawai negeri atau penyelenggara negara menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain. 5. PERBUATAN CURANG K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 23. Pegawai negeri atau penyelenggara negara, langsung atau tidak langsung, pada saat ditugaskan untuk mengurus atau mengawasi, turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan. 6.BENTURAN KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 24. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dan tidak melaporkan ke KPK dalam waktu 30 hari sejak diterima gratifikasi tersebut 7. GRATIFIKASI K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 25. 8.TINDAK PIDANA LAIN YANG BAERKAITAN DENGAN KORUPSI MERINTANGI PROSES PEMERIKSAAN PERKARA KORUPSI MEMBERIKAN KETERANGAN YANG TIDAK BENAR BANK YANG TIDAK MEMBERIKAN KETARANGAN REKENING TSK SAKSI/AHLI YANG MEMBERIKAN KETERANGAN PALSU ORANG YANG MEMEGANG RAHASIA JABATAN MEMBERIKAN KETERANGAN PALSU SAKSI YANG MEMBUKA IDENTITAS PELAPOR K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 26. ORANG / MANUSIA – PEGAWAI NEGERI BADAN HUKUM / KORPORASI Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Kepegawaian Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud di dalam KUHP Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan Negara atau Daerah Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu Korporasi Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu Korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari Negara atau Masyarakat BUMN/BUMD KORPORASI  KUMPULAN ORANG DAN/ATAU KEKAYAAN TERORGANISASI BAIK MERUPAKAN BADAN HUKUM MAUPUN BUKAN BADAN HUKUM PENYELENGGARA NEGARA Pejabat Negara pada Lembaga tertinggi/tinggi Negara, Menteri, Gubernur, Hakim, Pejabat Negara lain sesuai ketentuan Per-Undang-undangan yang berlaku, Pejabat lain yang memiliki fungsi Strategis dalam kaitanya dengan penyelenggaraan Negara SUBYEK PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 27. SWASTA EKSEKUTIF LEGISLATIF YUDIKATIF PROFESIONAL K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 28. PENEGAKAN HUKUM PREVENTIF PENEGAKAN HUKUM REFRESIF PPS & MoU Bidang Datun KEJAKSAAN RI LEMBAGA PENEGAK HUKUM LEMBAGA PEMERINTAHAN KEKUASAAN NEGARA DI BIDANG PENUNTUTAN TERLIBAT SEPENUHNYA DALAM PROSES PEMBANGUNAN MENJAGA DAN MENEGAKAN KEWIBAWAAN PEMERINTAH DAN NEGARA SERTA MELINDUNGI KEPENTINGAN MASYARAKAT MENCIPTAKAN KONDISI YANG MENDUKUNG DAN MENGAMANKAN PEMBANGUNAN K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 29. PENYERAPAN ANGGARAN KURANG STIGMA KRIMINALISASI KEBIJAKAN PEJABAT TIMBUL KERAGU-RAGUAN MENJALANKAN PROYEK PENGAWAL PENGAMAN PEMERINTAH PEMBANGUNAN PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL PERPRES NOMOR 3 TAHUN 2016 TANGGAL 8 JANUARI 2016 DAN INPRES NOMOR 1 TAHUN 2016 TANGGAL 8 JANUARI 2016 PPS INPRES NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 PADA TANGGAL 24 AGUSTUS 2015 PERTEMUAN PRESIDEN DENGAN PARA KAJATI, KAPOLDA DAN PARA GUBERNUR SE INDONESIA DI ISTANA BOGOR KEPUTUSAN JAKSA AGUNG RI NOMOR : KEP- 152/A /JA /10/2015 INSTRUKSI JAKSA AGUNG RI NOMOR : INS-001/A/JA/10/2015 PERATURAN JAKSA AGUNG RI NOMOR : PER014/A/JA/11/2016 TIDAK BOLEH TERLAMPAU CEPAT MEMIDANAKAN KEBIJAKAN ATAU TEROBOSON YANG DIAMBIL PEJABAT NEGARA ATAU DAERAH 29 K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S “ Dengan diterbitkannya Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : 345 Tahun 2019, maka seluruh kegiatan pengawalan dan pengamanan oleh TP4 Kejaksaan RI DINYATAKAN BERHENTI “ LATAR BELAKANG
  • 30. PERAN STRATEGIS KEJAKSAAN RI DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI UPAYA REPRESIF UPAYA PREVENTIF UPAYA EDUKATIF PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN PENYULUHAN DAN PEMBINAAN HUKUM UPAYA PENCEGAHAN – JPN dan PENGAWAL PROYEK STRATEGIS. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 31. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S Pasal 30 1) Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang: a. melakukan penuntutan; b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat; d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang; e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik. 2) Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah. 3) Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan : a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat; b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum; c. Pengawasan peredaran barang cetakan; d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara; e. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama; f. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ll TAHUN 2O2I TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2OO4 TENTANG KE.IAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
  • 32. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S Pasal 30A Dalam pemulihan aset, kejaksaan berwenang melakukan kegiatan penelusuran, perampasan, dan pengembalian aset perolehan tindak pidana dan aset lainnya kepada negara, korban, atau yang berhak. Pasal 30B Dalam bidang intelijen penegakan hukum, Kejaksaan berwenang : a) Menyelenggarakan fungsi penyelidikan, pengamarlan, dan penggalangan untuk kepentingan penegakan hukum; b) Menciptakan kondisi yang mendukung dan mengamankan pelaksanaan pembangunan; c) Melakukan kerja sarna intelijen penegakan hukum dengan lembaga intelijen dan/atau penyelenggara intelijen negara lainnya, di dalam maupun di luar negeri; d) Melaksanakan pencegahan korupsi, kolusi, nepotisme; dan e) Melaksanakan pengawasan multimedia. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ll TAHUN 2O2I TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2OO4 TENTANG KE.IAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
  • 33. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ll TAHUN 2O2I TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2OO4 TENTANG KE.IAKSAAN REPUBLIK INDONESIA Pasal 30C Selain melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Pasal 30A, dan Pasal 3OB Kejaksaan : a) Menyelenggarakan kegiatan statistik kriminal dan kesehatan yustisial Kejaksaan; b) Turut serta dan aktif dalam pencarian kebenaran atas perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan konflik sosial tertentu demi terwujudnya keadilan; c) Turut serta dan aktif dalam penanganan perkara pidana yang melibatkan saksi dan korban serta proses rehabilitasi, restitusi, dan kompensasinya; d) Melakukan mediasi penal, melakukan sita eksekusi untuk pembayaran pidana denda dan pidana pengganti serta restitusi; e) Dapat memberikan keterangan sebagai bahan informasi dan verifikasi tentang ada atau tidaloeya dugaan pelanggaran hukum yang sedang atau telah diproses dalam perkara pidana untuk menduduki jabatan publik atas permintaan instansi yang berwenang; f) menjalankan fungsi dan kewenangannya di bidang keperdataan dan/atau bidang publik lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang; g) Melakukan sita eksekusi untuk pembayaran pidana denda dan uang pengganti; h) Mengajukan peninjauan kembali; dan i) Melakukan penyadapan berdasarkan Undang-Undang khusus yang mengatur mengenai penyadapan dan menyelenggarakan pusat pemantauan di bidang tindak pidana.
  • 34. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S Pasal 30 Ayat (2) : Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah. Pasal 30B : Dalam bidang intelijen penegakan hukum, Kejaksaan berwenang : a) Menyelenggarakan fungsi penyelidikan, pengamarlan, dan penggalangan untuk kepentingan penegakan hukum; b) Menciptakan kondisi yang mendukung dan mengamankan pelaksanaan pembangunan; c) Melakukan kerja sarna intelijen penegakan hukum dengan lembaga intelijen dan/atau penyelenggara intelijen negara lainnya, di dalam maupun di luar negeri; d) Melaksanakan pencegahan korupsi, kolusi, nepotisme; dan e) Melaksanakan pengawasan multimedia. SLOGAN : “KENALI HUKUM JAUHI HUKUMAN” TUGAS DAN WEWENANG KEJAKSAAN RI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ll TAHUN 2O2I TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2OO4 TENTANG KE.IAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
  • 35. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 36. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S SANKSI BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI ANGGARAN P3-TGAI, BERDASARKAN UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
  • 37. UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S MEMPERKAYA DIRI, ORANG LAIN, ATAU SUATU KORPORASI PENYALAHGUNAAN WEWENANG
  • 38. UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S PENYUAPAN
  • 39. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PENYUAPAN UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PENYUAPAN
  • 40. UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S PENGGELAPAN UANG ATAU SURAT BERHARGA
  • 41. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S UU NO.31/1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UU NO.20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PEMALSUAN DOKUMEN
  • 42. K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S
  • 43. 43 K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S “TAKUT MELAKUKAN KORUPSI BISA DISARAKAN KEPADA KETAKUTAN PADA SANKSI SOSIAL, TAKUT DAN MALU KEPADA KELUARGA, KEPADA TETANGGA, KEPADA ALLAH SWT DAN KEPADA NERAKA” - JOKOWI DODO –
  • 44. SEKIAN DAN TERIMAKASIH K E J A K S A A N N E G E R I C I A M I S