Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...Oswar Mungkasa
merupakan rangkaian cerita tentang keberhasilan pemerintah daerah dan komunitas dalam melaksanakan pembangunan AMPL. Keunikan buku ini adalah dalam mengungkapkan pembelajaran dari masing-masing pemenang AMPL Award
Bali memang tidak terpisahkan dari pariwisata. Kota Denpasar merupakan kota terpadat di Bali. Dengan berbagai persoalan yang serba kompleks, seperti misalnya peningkatan jumlah penduduk yang membawa dampak buruk, seperti misalnya melambungnya harga tanah yang liar tak terkendali sampai enam kali lipat harga semula, banyaknya pengangguran, merebaknya pekerja sektor informal, dan PKL, juga permasalahan lalu lintas yang belum dapat diselesaikan oleh pihak Pemda Kota Denpasar.
Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Denpasar yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (34,36%), kemudian diikuti oleh sektor keuangan (15,19%), sektor pengangkutan dan komunikasi (13,66%), sektor industri pengolahan (12,24%). Sedangkan sektor lainnya (24,55%) meliputi sektor pertambangan, jasa-jasa, pertanian, bangunan, listrik, dan gas rata-rata 5-6%.
Pada tahun 2000, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ber-kunjung mencapai 1.413.513 pada pelabuhan Benoa dan bandara internasional Ngurah Rai. Bulan Juli dan Agustus merupakan bulan sibuk sementara bulan Desember dan Januari merupakan bulan sepi. Kunjungan ke Bali menunjukkan peningkatan yang kuat pada kurun waktu 1997 -1998 ketika masalah dalam negeri dan krisis melanda Asia pada umumnya. Keamanan wilayah Bali merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
Angka wisatawan mancanegara terbesar berdasarkan negara asal pada tahun 2000, yaitu wisatawan Jepang 362.270, Australia 231.739, Taiwan 157.608, Eropa 107.181, Inggris dan 83.349, dan Amerika 79.462. Kurang dari 50.000 pengunjung datang dari negara ASEAN seperti Singapore and Malaysia. Ikut pula mendongkrak ekonomi Denpasar adalah produksi barang kerajinan yang berupa barang kerajinan yang berupa cinderamata, seperti ukiran dan patung. Produksi industri kerajinan mencapai 72,69 juta dollar pada tahun 2000. Usaha industry kerajinan yang ada mencapai 1.272 unit usaha dengan 2.691 tenaga kerja.
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...Oswar Mungkasa
merupakan rangkaian cerita tentang keberhasilan pemerintah daerah dan komunitas dalam melaksanakan pembangunan AMPL. Keunikan buku ini adalah dalam mengungkapkan pembelajaran dari masing-masing pemenang AMPL Award
Bali memang tidak terpisahkan dari pariwisata. Kota Denpasar merupakan kota terpadat di Bali. Dengan berbagai persoalan yang serba kompleks, seperti misalnya peningkatan jumlah penduduk yang membawa dampak buruk, seperti misalnya melambungnya harga tanah yang liar tak terkendali sampai enam kali lipat harga semula, banyaknya pengangguran, merebaknya pekerja sektor informal, dan PKL, juga permasalahan lalu lintas yang belum dapat diselesaikan oleh pihak Pemda Kota Denpasar.
Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Denpasar yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (34,36%), kemudian diikuti oleh sektor keuangan (15,19%), sektor pengangkutan dan komunikasi (13,66%), sektor industri pengolahan (12,24%). Sedangkan sektor lainnya (24,55%) meliputi sektor pertambangan, jasa-jasa, pertanian, bangunan, listrik, dan gas rata-rata 5-6%.
Pada tahun 2000, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ber-kunjung mencapai 1.413.513 pada pelabuhan Benoa dan bandara internasional Ngurah Rai. Bulan Juli dan Agustus merupakan bulan sibuk sementara bulan Desember dan Januari merupakan bulan sepi. Kunjungan ke Bali menunjukkan peningkatan yang kuat pada kurun waktu 1997 -1998 ketika masalah dalam negeri dan krisis melanda Asia pada umumnya. Keamanan wilayah Bali merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
Angka wisatawan mancanegara terbesar berdasarkan negara asal pada tahun 2000, yaitu wisatawan Jepang 362.270, Australia 231.739, Taiwan 157.608, Eropa 107.181, Inggris dan 83.349, dan Amerika 79.462. Kurang dari 50.000 pengunjung datang dari negara ASEAN seperti Singapore and Malaysia. Ikut pula mendongkrak ekonomi Denpasar adalah produksi barang kerajinan yang berupa barang kerajinan yang berupa cinderamata, seperti ukiran dan patung. Produksi industri kerajinan mencapai 72,69 juta dollar pada tahun 2000. Usaha industry kerajinan yang ada mencapai 1.272 unit usaha dengan 2.691 tenaga kerja.
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Joy Irman
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD)
KKPR menggantikan izin lokasi dan berbagai izin pemanfaatan ruang (IPR) dalam membangun dan mengurus tanah yang awalnya merupakan kewenangan pemerindah daerah (Pemda). KKPR berfungsi sebagai salah satu perizinan dasar yang perlu didapatkan sebelum pelaku usaha dapat melanjutkan proses perizinan berusaha
This presentation had been presented on Regional Course in LPEM FE-UI, Salemba, Jakarta, 29 Mei 2009. Everyone can download this material on request basis.
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukimaninfosanitasi
Tata Cara Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman dengan menggunakan hasil Studi EHRA, persepsi SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah), hasil kajian potensi dan permasalahan sanitasi, dan pertimbangan lainnya,
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Joy Irman
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD)
KKPR menggantikan izin lokasi dan berbagai izin pemanfaatan ruang (IPR) dalam membangun dan mengurus tanah yang awalnya merupakan kewenangan pemerindah daerah (Pemda). KKPR berfungsi sebagai salah satu perizinan dasar yang perlu didapatkan sebelum pelaku usaha dapat melanjutkan proses perizinan berusaha
This presentation had been presented on Regional Course in LPEM FE-UI, Salemba, Jakarta, 29 Mei 2009. Everyone can download this material on request basis.
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukimaninfosanitasi
Tata Cara Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman dengan menggunakan hasil Studi EHRA, persepsi SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah), hasil kajian potensi dan permasalahan sanitasi, dan pertimbangan lainnya,
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman menjelaskan aspek-aspek peraturan dan perundangan yang mendasari, strategi dan kebijakan pengelolaan air llimbah permukiman, berbagai opsi teknologi penanganan air limbah. Disajikan oleh Direktorat PPLP, Cipta Karya, Kementrian PU.
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Permukiman infosanitasi
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Permukiman. Terdapat berbagai pilihan teknologi pengelolaan air limbah permukiman, baik sistem onsite (setempat) maupun sistem off-site (kawasan dan perkotaan).
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi sebagai dokumen pusat dalam rangka penyusunan RPI2JM ( Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum
Air Limbah b3 , Artikel air Limbah B3 , Solusi air Limbah B3 , Pengelolaan Air Limbah , Sanitasi Air Limbah , penanganan Air Limbah , Presentasi Limbah
1. STRATEGI SANITASI KOTA SURAKARTA
DALAM MENCAPAI PROGRAM PEMERINTAH 100-0-100
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
Disampaikan pada Acara :
Pelatihan KSM Sanitasi Kota Surakarta
Bappeda Kota Surakarta, 3 - 4 September 2015
10. MENGAPA AIR LIMBAH PERLU DIKELOLA
9
a
• Minim Peran
Serta
Masyarakat
b
• Belum
efisienya tata
kelola dan
kelembagaan
c
• Peraturan
yang belum
memadai
d • Terbatasnya
pendanaan
e • Minim akses
sanitasi layak
PERMASALAHAN
11. LANDASAN PERATURAN TERKAIT SANITASI
10
UU Nomor 32 tahun 2009 Pasal 20 ayat 3
• Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media
lingkungan hidup dengan persyaratan:
a. Memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan
b. Mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.
12. LANDASAN PERATURAN TERKAIT SANITASI
11
UU NO.7/2004 tentang Sumber Daya Air
Pasal 21
(2) Perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimana dimaksud pd Ayat (1) dilakukan
melalui :
d. Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi
Pasal 23 :
(1) Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air ditujukan untuk
mempertahankan dan memulihkan kualitas air yg masuk dan yang ada pada sumber air.
(2) Pengelolaan kualitas air sebagaimana dimaksud pd ayat (1) dilakukan dg cara
memperbaiki kualitas air pd sumber air dan prasarana sumber daya air.
(3) Pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dg cara
mencegah masuknya pencemaran air pada sumber air dan prasarana sumber daya air.
(4) Ketentuan mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
13. LANDASAN PERATURAN TERKAIT SANITASI
12
PP Nomor 38/2011 tentang Sungai
1.Pencegahan pencemaran air sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(1) huruf b dilakukan melalui :
a. Penetapan daya tampung beban cemaran;
b. Identifikasi dan investarisasi sumber air limbah yang masuk ke sungai
c. Penetapan persyaratan dan tata cara pembuangan air limbah;
d. Pelarangan pembuangan sampah ke sungai ;
e. Pemantauan kualitas air pada sungai; dan
f. Pengawasan air limbah yang masuk ke sungai.
2. Pencegahan pencemaran air sungai dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan- undangan
14. LANDASAN PERATURAN TERKAIT SANITASI
13
PP NO.16/2005 Tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
(Pasal-14, ayat-3) mengisaratkan tentang Pengembangan sistem AM & Sanitasi
didasarkan atas pertimbangan :
a. Keberpihakan pada masyarakat miskin dan daerah rawan air;
b. Peningkatan derajat kesehatan Mayarakat;
c. Pemenuhan standar pelayanan ;
d. Tidak menimbulkan dampak sosial
15. LANDASAN PERATURAN TERKAIT SANITASI
14
Air Limbah (1)
PP 16/2005 (PASAL 16 ):
1. Pelayanan minimal Sistem Pembuangan air limbah berupa unit
pengolahan kotoran manusia/ tinja di lakukan dengan
menggunakan sistem setempat atau sistem terpusat agar tidak
mencemari daerah tangkapan air/ resapan air baku.
2. Sistem pembuangan AL terpusat diperuntukkan bagi kawasan padat
penduduk dengan memperhatikan kondisi daya dukung lahan dan
SPAM serta mempertimbangkan kondisi sosio ekonomi
masyarakat.
16. LANDASAN PERATURAN TERKAIT SANITASI
15
Air Limbah (2)
PP 16/2005 (PASAL 17 ):
HASIL PENGOLAHAN AIR LIMBAH :
1. Berupa cairan, harus memenuhi standar baku mutu air buangan &
baku mutu sumber air baku (Fisik, kimia & Bakteriologi)
2. Berupa Padatan, yg tidak dapat dimanfaatkan kembali wajib diolah
sehingga tidak membahayakan manusia dan lingkungan
3. Kedua-duanya hrs dimonitor baik kualitas maupun kuantitas
17. LANDASAN PERATURAN TERKAIT SANITASI
16
Parameter Satuan KadarMaksimum
pH 6-10
BOD mg/L 100
TSS mg/L 100
Lemakdanminyak mg/L 10
BAKU MUTU AIR LIMBAH
(Kepmen LH nomor 112 tahun 2003)
Dalam Pasal 8 ditegaskan bahwa setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan
permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan dan
apartemen wajib :
a. Melakukan pengolahan air limbah domestik sehingga mutu air limbah domestik yang
dibuang ke lingkungan tidak melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah
ditetapkan
b. Membuat saluran pembuangan air limbah domestik tertutup dan kedap air sehingga
tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan.
c. Membuat sarana pengambilan sample pada outlet unit pengolahan air limbah
18. PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN AIR LIMBAH
17
PARADIGMA LAMA
(Sebelum Tahun 2005)
PARADIGMA BARU
TARGET ORIENTED PUBLIC NEED ORIENTED
1. Rendahnya kesadaran
masyarakat
2. Sistem sanitasi tidak
berkelanjutan
1. Masyarakat berperan
langsung sebagai
komponen pembangunan
2. Sistem sanitasi menjadi
berkelanjutan
19. KEBIJAKAN & STRATEGI NASIONAL
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN
18
• Peningkatan akses di pedesaan untuk sistem komunal (on site)
• Peningkatan akses di perkotaan untuk sistem terpusat (off site)
Peningkatan akses
layanan
• Pengembangan alternatif pembiayaan
• Penyepakatan pembagian pembiayaan (pusat dan daerah)
Peningkatan pola
investasi dan pembiayaan
• Peningkatan aspek kesadaran masyarakat
• Peningkatan peran dunia usaha dan swasta
Peningkatan peran serta
masyarakat
• Penguatan instasi daerah terkait dengan pengelolaan Limbah
• Pengembangan kerjasama antar instansi
• Peningkatan kesadaran akan pentingnya bidang Limbah
Pengembangan
kelembagaan
• Penyusunan peraturan perundangan
• Penerapan peraturan perundangan
• Penyebarluasan / Sosialisasi peraturan perundangan
Pengembangan Legalitas
22. PENJABARAN VISI & MISI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA
21
KEMISKINAN
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
TUJUAN :
PENURUNAN
ANGKA
KEMISKINAN
KETIMPANGAN
PENDAPATAN
PERAN TKPK:
1. PROG/KEG SKPD
2. PROG/KEG. SUMBER
DANA LAIN
PENDAPATAN
RENDAH
TERBATASNYA
LAHAN
PRODUKTIFITAS
RENDAH
TIDAK MEMP.
PEKERJAAN
KURANG
MODAL
BEBAN HIDUP
TINGGI
KEBUTUHAN
DASAR
(SANDANG,
PANGAN,
PAPAN)
PENDIDIKAN
KESEHATAN
INPRES 3/ 2010
- Pencapaian Tujuan
MDGs
PERDA 12 / 2010
RPJMD KOTA
SURAKARTA TAHUN
2010 – 2015
WARAS
WASIS
WAREG
MAPAN
PAPAN
31. 30
MASALAH SANITASI di LINGKUNGAN KUMUH
Belum terlembaganya sistem
penyelenggaraan sanitasi permukiman
Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan
sanitasi yang layak dan terjangkau
Perilaku yang rendah dalam menjaga
lingkungan
Ketidak tersediaan lahan dan kepadatan
tinggi
Menurunya kualitas dari lingkungan
permukiman
Pembangunan perumahan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
33. 32
STRATEGI PENANGGANAN SANITASI di LINGKUNGAN KUMUH
Mendorong terjadinya sinergi antara Pemerintah daerah,
masyarakat dan kelompok peduli melalui proses perencanaan
partisipatif yang berorientasi pada peningkatan kualitas lingkungan
permukiman.
Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat maupun
pemerintah daerah agar dapat mengelola proses peningkatan kualitas
lingkungan permukiman secara mandiri dan berkelanjutan.
Mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku masyarakat
melalui proses penataaan lingkungan permukiman yang bersih, sehat
dan produktif.