SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH
B,KBENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)

A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat
membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan
menyumbat aliran keluar urin, dapat menyebabkan hydronefrosis dan
hydroureter.
Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena
kelenjar prostat tidaklah membesar atau hipertropi prostat, tetapi kelenjarkelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasian (sel-selnya bertambah
banyak. Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan
disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna hiperplasia of
prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum
dipakai.

2. Etiologi
Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara
pasti. Prostat merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan
dapat pula dianggap undangan (counter part). Oleh karena itu yang
dianggap etiologi adalah karena tidak adanya keseimbangan endokrin.
Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 etiologi dari
BPH adalah :
 Adanya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan
keseimbangan testosteron dan estrogen. Ketidakseimbangan endokrin.
 Faktor umur / usia lanjut.
 Unknown / tidak diketahui secara pasti.

RAHA | Doc@progsus_2009
3. Patofisiologi
Umumnya gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat
perubahan hormonal. Bagian paling dalam prostat membesar dengan
terbentuknya adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma progresif
menekan atau mendesak jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati
yang

menghasilkan

kapsula

bedah.

Kapsula

bedah

ini

menahan

perluasannya dan adenoma cenderung tumbuh ke dalam menuju lumennya,
yang membatasi pengeluaran urin. Akhirnya diperlukan peningkatan
penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat-serat muskulus
destrusor berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam
kandung kemih.Pada beberapa kasus jika obsruksi keluar terlalu hebat,
terjadi dekompensasi kandung kemih menjadi struktur yang flasid,
berdilatasi dan sanggup berkontraksi secara efektif. Karena terdapat sisi
urin, maka terdapat peningkatan infeksi dan batu kandung kemih.
Peningkatan tekanan balik dapat menyebabkan hidronefrosis.Retensi
progresif bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan edema hebat.
Edema ini berespon cepat dengan drainage kateter. Diuresis paska operasi
dapat terjadi pada pasien dengan edema hebat dan hidronefrosis setelah
dihilangkan obstruksinya. Pada awalnya air, elekrolit, urin dan beban
solutlainya meningkatkan diuresis ini, akhirnya kehilangan cairan yang
progresif bisa merusakkan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan
serta menahan air dan natrium akibat kehilangan cairan dan elekrolit yang
berlebihan bisa menyebabkan hipovelemia.
Pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus
urinarius, terjadi perlahan-lahan. Pada tahap awal terjadi pembesaran
prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi
uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan
kontraksi lebih kuat.Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih
tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat
sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika
RAHA | Doc@progsus_2009
dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat
detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan
sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor adalah
fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan
akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk
kontraksi, sehingga

terjadi retensi urin

total yang berlanjut

pada

hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas

4. Manifestasi Klinis
Walaupun Benigna Prostat Hipertropi selalu terjadi pada orang tua,
tetapi tak selalu disertai gejala-gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal
yaitu:1. Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih2.
Retensi urin dalam kandung kemih menyebabkan dilatasi kandung kemih,
hipertrofi kandung kemih dan cystitis.
Adapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan Benigna
Prostat Hipertrofi:a. Retensi urinb.
 Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing.
 Miksi yang tidak puas.
 Frekuensi kencing bertambah terutama malam hari (nocturia).
 Pada malam hari miksi harus mengejan.
 Terasa panas, nyeri atau sekitar waktu miksi (disuria).
 Massa pada abdomen bagian bawah.
 Hematuria.
 Urgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk mengeluarkan
urin).
 Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksik. Kolik renal.
 Berat badan turun.
 Anemia Kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui,

RAHA | Doc@progsus_2009
pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan
dengan kateter. Karena urin selalu terisi dalam kandung kemih, maka
mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal.

5. Komplikasi
Dapat menyebabkan :
 Urinary traktus infection
 Retensi urin akut
 Obstruksi dengan dilatasi uretra, hydronefrosis dan gangguan fungsi
ginjal
Bila di operasi bias terjadi :
 Impotensi (kerusakan nyvron pudendes)
 Hemoragic paska beda
 Fistula
 Striktur paska bedah
 Inkontinensia urin

6. Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien Benigna Prostat Hipertropi umumnya dilakukan pemeriksaan :
Laboratorium, meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas
dan biakan urin
Radiologis Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct
Scanning, cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras
dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan
secara trans abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra
Sonografi), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi
dapat pula menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan
keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan batu

RAHA | Doc@progsus_2009
Prostatektomi Retro Pubis. Pembuatan insisi pada abdomen bawah,
tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan
adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat.
Prostatektomi Parineal yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat
dibuang melalui perineum.

7. Penatalaksanaan Medik
Modalitas terapi BPH adalah :
a. Observasi
Yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3 – 6 bulan kemudian
setiap tahun tergantung keadaan klien
b. Medikamentosa
Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang,
dan berat tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan
dari:

phitoterapi

berasal

(misalnya: Hipoxis rosperi, Serenoa repens, dll),

gelombang alfa blocker dan golongan supresor androgen.
c. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada BPH adalah :
Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin
akut.
Klien dengan residual urin

100 ml.

Klien dengan penyulit.
Terapi medikamentosa tidak berhasil.
Flowmetri menunjukkan pola obstruktif.
Pembedahan dapat dilakukan dengan :
TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat

90 - 95 % )

Retropubic Atau Extravesical Prostatectomy
Perianal Prostatectomy
Suprapubic Atau Tranvesical Prostatectomy
d. Alternatif

lain

(misalnya:

Kriyoterapi,

Hipertermia,

Termoterapi,

RAHA | Doc@progsus_2009
Terapi Ultrasonik.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
 Sirkulasi
Tanda :

Peninggian

tekanan darah

(efek pembesaran

ginjal)
Takikardi
 Nyeri / Kenyamanan
Gejala :

Klien mengatakan nyeri saat BAK
Klien mengeluh nyeri pada panggul / pinggang
Klien

mengatakan

tidak

dapat

tidur

dengan

nyenyak karena penyakitnya
Tanda :

Nyeri tekan kandung kemih
Ekspresi wajah meringis saat berkemih
Wajah nampak pucat

 Eliminasi
Gejala :

Klien mengeluh tidak mampu mengontrol BAK
Klien mengeluh tidak ada kekuatannya untuk
mengeluarkan air kecingnya
Klien mengeluh BAK pada malam hari harus
dengan mengejan
Klien mengeluh BAK yang tidak puas

Tanda :

Distensi kandung kemih
RAHA | Doc@progsus_2009
Klien nampak duduk untuk berkemih
Terasa panas, nyeri atau sekitar pada saat BAK
Terpasang kateter
Hematuria, nokturia, disuria,

 Integritas Ego
Gejala :
Klien selalu menanyakan tentang penyakitnya
Klien selalu menanyakan tindakan yang akan
dilakukan
Tanda :

Gelisah
Ekspresi wajah nampak cemas
Bingung bila ditanya tentang penyakitnya

 Seksualitas
Gejala :

Klien mengeluh tidak mempunyai hasrat untuk
berhubungan intim
Klien mengeluh takun keluar kencing selama
berhubungan intim

Tanda :

Pembesaran prostat

 Makanan / Cairan
Gejala :
Klien mengeluh mual dan muntah
Klien mengeluh nafsu makannya menurun
Tanda :

Berat badan menurun
Porsi makan tidak dihabiskan

b. Pengelompokan Data
Data Subyektif
Klien mengatakan nyeri saat BAK
RAHA | Doc@progsus_2009
Klien mengeluh nyeri pada panggul / pinggang
Klien mengeluh tidak mampu mengontrol BAK
Klien mengeluh tidak ada kekuatannya untuk mengeluarkan air
kecingnya
Klien mengeluh BAK pada malam hari harus dengan mengejan
Klien mengeluh BAK yang tidak puas
Klien selalu menanyakan tentang penyakitnya
Klien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan
Klien mengeluh tidak mempunyai hasrat untuk berhubungan intim
Klien mengeluh takun keluar kencing selama berhubungan intim
Klien mengeluh mual dan muntah
Klien mengeluh nafsu makannya menurun
Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak karena
penyakitnya

Data Obyektif
Peninggian tekanan darah (efek pembesaran ginjal)
Takikardi
Nyeri tekan kandung kemih
Ekspresi wajah meringis saat berkemih
Distensi kandung kemih
Klien nampak duduk untuk berkemih
Terasa panas, nyeri atau sekitar pada saat BAK
Terpasang kateter
Hematuria, nokturia, disuria
Gelisah
wajah nampak kusam
Ekspresi wajah nampak cemas
Berat badan menurun
RAHA | Doc@progsus_2009
Pembesaran prostat
Porsi makan tidak dihabiskan

c. Analisa Data
Data

Kemungkinan penyebab

Ds :
Klien

Obstruksi uretra Penumpukan
mengatakan

Nyeri

urin dalam VU
↓

nyeri saat BAK
Klien mengeluh nyeri
pada

Masalah

panggul

/

Pembedahan/prostatektomi
↓
Kompensasi otot destrusor

pinggang
Ekspresi

wajah

meringis

saat

↓
Spasme otot spincter
↓

berkemih

Merangsang nociseptor

Do :
Pembesaran prostat

↓

Terasa panas, nyeri

Impuls disampaikan ke SSP

atau sekitar pada saat

bagian korteks serebri
↓

BAK
Distensi

kandung

Nyeri dipersepsikan

kemih
Nyeri tekan kandung
RAHA | Doc@progsus_2009
kemih
Ds :

Factor penyebab
↓

Klien mengeluh tidak

Perubahan pola
eliminasi

mengontrol Pembesaran kelenjar prostat

mampu

↓

BAK
Klien mengeluh tidak

Pembesaran akan menutupi

ada

saluran uretra prostatica dan

untuk

kekuatannya

menyumbat aliran urin

mengeluarkan

↓

air kecingnya

Potensi urin

Klien mengeluh BAK
pada

malam

harus

↓

hari

Tekanan intravesikal

dengan

↓

mengejan

Refluks urin ke ginjal

Klien mengeluh BAK

↓

yang tidak puas

Tekanan ureter dan ginjal
meningkat

Do ;
Distensi

↓

kandung

kemih
Retensi urin

Terpasang kateter
Hematuria,

↓

nokturia,

Perubahan pola eliminasi

disuria
Pembesaran prostat
Klien nampak duduk

.

untuk berkemih
Ds :
Klien

Gangguan pada ginjal
selalu

menanyakan tentang
penyakitnya

Ansietas

↓
Kurang terpajang informasi
tentang penyakit
RAHA | Doc@progsus_2009
Klien

selalu

menanyakan tindakan
yang akan dilakukan

↓
Perubahan status kesehatan
↓
Koping individu tak efektif
↓

Do :

Stress psikologis

Gelisah
Ekspresi

wajah

nampak cemas

↓
Ansietas

Bingung bila ditanya
tentang penyakitnya

Do :
Terpasang kateter

Obstruksi uretra Penumpukan

Resiko infeksi

urin dalam VU
↓
Dekompensasi otot destrusor
↓
Potensi urin
↓
Tekanan intravesikal
↓
Refluks urin ke ginjal
↓
Tekanan ureter dan ginjal
meningkat
↓
Retensi urin
↓
Kateterisasi
↓
RAHA | Doc@progsus_2009
Port de entry mikrooganisme
pada kateter
↓
Resiko infeksi
Ds :

Pembedahan/prostatektomi

Klien

Gangguan

↓

kebutuhan

mengatakan

tidak

dapat

dengan

tidur

Spasme otot spingter

istrahat dan
tidur

nyenyak

↓

karena penyakitnya

Menstimulasi RAS
↓
Pusat jaga terganggu
↓

Do :
Gelisah

REM menurun

Wajah nampak kusam

↓
Gangguan pola tidur

d. Prioritas Masalah
1) Nyeri
2) Perubahan pola eliminasi
3) Gangguan kebutuhan istrahat dan tidur
4) Ansietas
5) Resiko infeksi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan spasme otot spingter ditandai dengan :
Ds

:

Klien mengatakan nyeri saat BAK
RAHA | Doc@progsus_2009
Klien mengeluh nyeri pada panggul / pinggang
Ekspresi wajah meringis saat berkemih
Do

:

Pembesaran prostat
Terasa panas, nyeri atau sekitar pada saat BAK
Distensi kandung kemih
Nyeri tekan kandung kemih

b. Perubahan pola eliminasi : retensi urin berhubungan dengan obstruksi
sekunder ditandai dengan :
Ds

:

Klien mengeluh tidak mampu mengontrol BAK
Klien

mengeluh

tidak

ada

kekuatannya

untuk

mengeluarkan air kecingnya
Klien mengeluh BAK pada malam hari harus dengan
mengejan
Klien mengeluh BAK yang tidak puas
Do

:

Distensi kandung kemih
Terpasang kateter
Hematuria, nokturia, disuria
Pembesaran prostat
Klien nampak duduk untuk berkemih

c. Gangguan kebutuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan pusat jaga
terganggu ditandai dengan ;
Ds

:

Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak
karena penyakitnya

Do

:

Gelisah
Wajah nampak kusam

d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpajangnya informasi tentang
penyakitnya ditandai dengan :
Ds

:

Klien selalu menanyakan tentang penyakitnya
Klien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan
RAHA | Doc@progsus_2009
Do

:

Gelisah
Ekspresi wajah nampak cemas
Bingung bila ditanya tentang penyakitnya

e. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry mikroorganisme dari
kateterisasi ditandai dengan :
Do

:

Terpasang kateter

3. Perencanaan
a. Nyeri
Tujuan :
Setelah

dilakukan

perawatan

selama

3-5

hari

pasien

mampu

mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat dengan criteria :
 Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang
 Pasien dapat beristrahat dengan tenang.

Intervensi :
1) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, selidiki dan laporkan perubahan
nyeri dengan baik
Rasional :

RAHA | Doc@progsus_2009
Berguna

dalam

pengawasan

keefektifan

obat,

kemajuan

penyembuhan, perubahan pada karakteristik, nyeri menunjukkan
abses, memerlukan upaya evaluasi medis.
2) Pertahankan istrahat dengan posisi semifowler.
Rasional :
Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah dan
pelvis, menghilangkan ketegangan abdomen dengan posisi.
3) Dorong ambulansi diri.
Rasional :
Meningkatkan normalisasi fungsi organ misalnya rangsang peristaltik
dan kelancaran flatus menurunkan ketidaknyamanan abdomen.
4) Ajarkan klien teknik relaksasi, distraksi
Rasional :
Teknik relaksasi dan distraksi membantu klien untuk mengalihkan
rasa nyeri dengan cara berbincang atau menarik napas dalam-dalam
5) Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat antianalgetik
sesuai dengan indikasi
Rasional
Membantu klien untuk mengatasi rasa nyeri
b. Perubahan pola eliminasi
Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan selama 5-7 hari pasien tidak mengalami
retensi urin dengan criteria :
 Pasien dapat buang air kecil teratur bebas dari distensi kandung
kemih

Intervensi
1) Kaji pengeluaran urine dan sistem drainage atau kateter terutama
selama blader irigasi.
Rasional
RAHA | Doc@progsus_2009
Sebagai

pedoman

dalam

menentukan

tindakan

keperawatan

selanjutnya
2) Kaji kemampuan klien untuk mengosongkan kandung kemih contoh,
berapa kali klien ke kamar mandi untuk buang air kecil.
Rasional untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien untuk
BAK dan mengetahui jumlah pengeluaran urin
3) Catat waktu, jumlah, ukur an, urine setelah kateter diangkat.
Rasional
Sebagai pedoman dalam ketidaknormalan dalam bak
4) Anjurkan klien untuk mengo-songkan kandung kemih setiap 2 - 4
jam.
5) Anjurkan klien banyak minum 2500 - 3000 cc per hari jika tidak ada
kontra indikasi. Kurangi minum pada malam hari setelah keteter
dilepaskan.
Rasional
Membantu klien dapat mencegah kekurangan cairan
6) Anjurkan klien untuk perineal exercise, contoh dengan mengerutkan
bokong, menahan urine, baru mengalirkan urine.
Rasional
Agar klien dapat mudah berkemih
c. Gangguan kebutuhan istrahat dan tidur
Tujuan
Setelah diberikan perawatan selama beberapa hari klien dapat
beristrahat dengan cukup dan baik dengan kriteria
-

Klien dapat tidur dengan nyenyak

-

Klien dapat mudah terbangun

-

Konjungtiva tidak anemis

Intervensi
1) Kaji pola tidur klien.
RAHA | Doc@progsus_2009
Rasional
Mengetahui kebiasaan tidur klien sebagai pedoman untuk intervensi
selanjutnya
2) Hindarkan prosedur yang kurang penting selama periode tidur
Rasional
Dengan tindakan yang tidak penting dapat mengganggu ketenangan
tidur klien sehingga klien mudah terbangun
3) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional
Lingkungan yang tenang dan nyaman memberikan kemudahan pada
klien untuk tidur dan istrahat
4) Beri HE pada klien tentang manaat istrahat dan tidur
Rasional
Istrahat dan tidur dapat memulihkan stamina sehingga proses
penyembuhan dapat berlangsung dengan baik

d. Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan selama beberapa hari ansietas teratasi
dengan criteria ;
 Secara verbal pasien mengerti dan mampu mengungkapkan dan
mendemonstrasikan perawatan penyakitnya.

Intervensi
1) Pantau sejauh mana kecemasan klien
RAHA | Doc@progsus_2009
Rasional :
Membantu dalam menentukan tindakan intervensi selanjutnya
2) Berikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status
kesehatan yang timbul serta berikan privacy dan lingkungan yang
nyaman.
Rasional
Membantu mengurangi rasa cemas
3) Observasi bahasa non verbal dan bahasa verbal dari gejala-gejala
kecemasan.
Rasional
Untuk mendeteksi secara dini akan rasa kecemasan klien
4) Berikan

kesempatan

bagi

pasien

untuk

mengekspresikan

perasaannya
Rasional
Kemampuan pemecahan masalah pasien meningkat bila lingkungan
nyaman dan mendukung diberikan
5) Berikan informasi tentang program pengobatan dan hal-hal lain yang
mencemaskan pasien.
Rasional
Membantu menambahkan pengetahui klien akan penyakt dan
tindakan yang akan dilakukan

6) Berikan dorongan pada pasien bila sudah dapat merawat diri sendiri
untuk meningkatkan harga dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.
Rasional
Untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien.

e. Resiko infeksi
Tujuan :

RAHA | Doc@progsus_2009
Setelah dilakukan perawatan selama beberapa hari pasien terbebas dari
tanda-tanda infeksi dengan criteria :
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
 Tanda-tanda infeksi tidak muncul

Intervensi
1) Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril.
Rasional :
Untuk membersih saluran kateter dari kuma mikroorganisme
penyebab infeksi
2) Observasi insisi (adanya indurasi drainage dan kateter), (adanya
sumbatan, kebocoran)
Rasional :
Mencegah masuknya kuman melalui sumbatan atau kebocoran
kateter
3) Lakukan perawatan luka insisi secara aseptik, jaga kulit sekitar
kateter dan drainage
Rasional :
Membersihkan

area

yang

mudah

terkontaminasi

dengan

mikroorganisme penyabab penyakit
4) Monitor tanda-tanda sepsis (nadi lemah, hipotensi, nafas meningkat,
dingin)
Rasional :
Membantu dalam pencegahan dini dari infeksi

RAHA | Doc@progsus_2009
BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

OLEH
KELOMPOK …
DARMAYANI S
RW ROHANI
LA HADE
AJIMUDIN
WD. FINARNI

RAHA | Doc@progsus_2009
RAHA | Doc@progsus_2009

More Related Content

What's hot (20)

Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
 
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Pathway nefrolitiasis
Pathway nefrolitiasisPathway nefrolitiasis
Pathway nefrolitiasis
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
Analisa data batu saluran kemih
Analisa data batu saluran kemihAnalisa data batu saluran kemih
Analisa data batu saluran kemih
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Asuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbcAsuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbc
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Askep Glomerulonefritis
Askep GlomerulonefritisAskep Glomerulonefritis
Askep Glomerulonefritis
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph
 
ASKEP HOME CARE
ASKEP HOME CARE ASKEP HOME CARE
ASKEP HOME CARE
 
Leaflet batu saluran kemih
Leaflet batu saluran kemihLeaflet batu saluran kemih
Leaflet batu saluran kemih
 

Viewers also liked

Viewers also liked (14)

Halaween
HalaweenHalaween
Halaween
 
Analysis state farm
Analysis state farmAnalysis state farm
Analysis state farm
 
Ajay chandrakar ji
Ajay chandrakar jiAjay chandrakar ji
Ajay chandrakar ji
 
Video recommender in openclosed systems
Video recommender in openclosed systemsVideo recommender in openclosed systems
Video recommender in openclosed systems
 
IraqSurgeArticleinFP
IraqSurgeArticleinFPIraqSurgeArticleinFP
IraqSurgeArticleinFP
 
Edital
EditalEdital
Edital
 
Чорнобиль
ЧорнобильЧорнобиль
Чорнобиль
 
FOX_TC_NEGRO.png
FOX_TC_NEGRO.pngFOX_TC_NEGRO.png
FOX_TC_NEGRO.png
 
Amber Sloan Cover Letter for Resume
Amber Sloan Cover Letter for ResumeAmber Sloan Cover Letter for Resume
Amber Sloan Cover Letter for Resume
 
eTwinning presentation
eTwinning presentationeTwinning presentation
eTwinning presentation
 
ROCKWELL AUTOMATION shareownercommunications
ROCKWELL AUTOMATION  shareownercommunicationsROCKWELL AUTOMATION  shareownercommunications
ROCKWELL AUTOMATION shareownercommunications
 
Training certificates
Training certificatesTraining certificates
Training certificates
 
Fitness Center Design
Fitness Center Design Fitness Center Design
Fitness Center Design
 
Evaluacion matemaster 1â° 7 copias doble cara
Evaluacion matemaster 1â° 7 copias doble caraEvaluacion matemaster 1â° 7 copias doble cara
Evaluacion matemaster 1â° 7 copias doble cara
 

Similar to ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH

Similar to ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH (20)

Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 
Benigna prostat hiperplasia
Benigna prostat hiperplasiaBenigna prostat hiperplasia
Benigna prostat hiperplasia
 
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptxAskep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
 
Bph 1 6
Bph 1 6Bph 1 6
Bph 1 6
 
BPH KELOMPOK 1.pptx
BPH KELOMPOK 1.pptxBPH KELOMPOK 1.pptx
BPH KELOMPOK 1.pptx
 
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Askep Benigna Prostat Hiperplasia Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
 
Case Reflection BPH.pptx
Case Reflection BPH.pptxCase Reflection BPH.pptx
Case Reflection BPH.pptx
 
Ileus
IleusIleus
Ileus
 
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
 
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.pptGADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
 
1. PPT BPH.pptx
1. PPT BPH.pptx1. PPT BPH.pptx
1. PPT BPH.pptx
 
Rentensi urine
Rentensi urineRentensi urine
Rentensi urine
 
BPH.pdf
BPH.pdfBPH.pdf
BPH.pdf
 
Rangkuman Materi Urologi
Rangkuman Materi UrologiRangkuman Materi Urologi
Rangkuman Materi Urologi
 
Askep bph
Askep bphAskep bph
Askep bph
 
Eliminasi Urine.ppt
Eliminasi Urine.pptEliminasi Urine.ppt
Eliminasi Urine.ppt
 
Asuhan keperawatan retensi urin
Asuhan keperawatan retensi urinAsuhan keperawatan retensi urin
Asuhan keperawatan retensi urin
 
Kasus bph
Kasus bphKasus bph
Kasus bph
 
Askep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urineAskep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urine
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH B,KBENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH) A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urin, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter. Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau hipertropi prostat, tetapi kelenjarkelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasian (sel-selnya bertambah banyak. Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna hiperplasia of prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum dipakai. 2. Etiologi Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Prostat merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula dianggap undangan (counter part). Oleh karena itu yang dianggap etiologi adalah karena tidak adanya keseimbangan endokrin. Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 etiologi dari BPH adalah :  Adanya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan keseimbangan testosteron dan estrogen. Ketidakseimbangan endokrin.  Faktor umur / usia lanjut.  Unknown / tidak diketahui secara pasti. RAHA | Doc@progsus_2009
  • 2. 3. Patofisiologi Umumnya gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat perubahan hormonal. Bagian paling dalam prostat membesar dengan terbentuknya adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma progresif menekan atau mendesak jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati yang menghasilkan kapsula bedah. Kapsula bedah ini menahan perluasannya dan adenoma cenderung tumbuh ke dalam menuju lumennya, yang membatasi pengeluaran urin. Akhirnya diperlukan peningkatan penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat-serat muskulus destrusor berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung kemih.Pada beberapa kasus jika obsruksi keluar terlalu hebat, terjadi dekompensasi kandung kemih menjadi struktur yang flasid, berdilatasi dan sanggup berkontraksi secara efektif. Karena terdapat sisi urin, maka terdapat peningkatan infeksi dan batu kandung kemih. Peningkatan tekanan balik dapat menyebabkan hidronefrosis.Retensi progresif bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan edema hebat. Edema ini berespon cepat dengan drainage kateter. Diuresis paska operasi dapat terjadi pada pasien dengan edema hebat dan hidronefrosis setelah dihilangkan obstruksinya. Pada awalnya air, elekrolit, urin dan beban solutlainya meningkatkan diuresis ini, akhirnya kehilangan cairan yang progresif bisa merusakkan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan serta menahan air dan natrium akibat kehilangan cairan dan elekrolit yang berlebihan bisa menyebabkan hipovelemia. Pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus urinarius, terjadi perlahan-lahan. Pada tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat.Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika RAHA | Doc@progsus_2009
  • 3. dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas 4. Manifestasi Klinis Walaupun Benigna Prostat Hipertropi selalu terjadi pada orang tua, tetapi tak selalu disertai gejala-gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal yaitu:1. Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih2. Retensi urin dalam kandung kemih menyebabkan dilatasi kandung kemih, hipertrofi kandung kemih dan cystitis. Adapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan Benigna Prostat Hipertrofi:a. Retensi urinb.  Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing.  Miksi yang tidak puas.  Frekuensi kencing bertambah terutama malam hari (nocturia).  Pada malam hari miksi harus mengejan.  Terasa panas, nyeri atau sekitar waktu miksi (disuria).  Massa pada abdomen bagian bawah.  Hematuria.  Urgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk mengeluarkan urin).  Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksik. Kolik renal.  Berat badan turun.  Anemia Kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui, RAHA | Doc@progsus_2009
  • 4. pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan dengan kateter. Karena urin selalu terisi dalam kandung kemih, maka mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal. 5. Komplikasi Dapat menyebabkan :  Urinary traktus infection  Retensi urin akut  Obstruksi dengan dilatasi uretra, hydronefrosis dan gangguan fungsi ginjal Bila di operasi bias terjadi :  Impotensi (kerusakan nyvron pudendes)  Hemoragic paska beda  Fistula  Striktur paska bedah  Inkontinensia urin 6. Pemeriksaan Penunjang Pada pasien Benigna Prostat Hipertropi umumnya dilakukan pemeriksaan : Laboratorium, meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin Radiologis Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning, cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan batu RAHA | Doc@progsus_2009
  • 5. Prostatektomi Retro Pubis. Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat. Prostatektomi Parineal yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum. 7. Penatalaksanaan Medik Modalitas terapi BPH adalah : a. Observasi Yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3 – 6 bulan kemudian setiap tahun tergantung keadaan klien b. Medikamentosa Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang, dan berat tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan dari: phitoterapi berasal (misalnya: Hipoxis rosperi, Serenoa repens, dll), gelombang alfa blocker dan golongan supresor androgen. c. Pembedahan Indikasi pembedahan pada BPH adalah : Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin akut. Klien dengan residual urin 100 ml. Klien dengan penyulit. Terapi medikamentosa tidak berhasil. Flowmetri menunjukkan pola obstruktif. Pembedahan dapat dilakukan dengan : TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat 90 - 95 % ) Retropubic Atau Extravesical Prostatectomy Perianal Prostatectomy Suprapubic Atau Tranvesical Prostatectomy d. Alternatif lain (misalnya: Kriyoterapi, Hipertermia, Termoterapi, RAHA | Doc@progsus_2009
  • 6. Terapi Ultrasonik. B. KONSEP KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data  Sirkulasi Tanda : Peninggian tekanan darah (efek pembesaran ginjal) Takikardi  Nyeri / Kenyamanan Gejala : Klien mengatakan nyeri saat BAK Klien mengeluh nyeri pada panggul / pinggang Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak karena penyakitnya Tanda : Nyeri tekan kandung kemih Ekspresi wajah meringis saat berkemih Wajah nampak pucat  Eliminasi Gejala : Klien mengeluh tidak mampu mengontrol BAK Klien mengeluh tidak ada kekuatannya untuk mengeluarkan air kecingnya Klien mengeluh BAK pada malam hari harus dengan mengejan Klien mengeluh BAK yang tidak puas Tanda : Distensi kandung kemih RAHA | Doc@progsus_2009
  • 7. Klien nampak duduk untuk berkemih Terasa panas, nyeri atau sekitar pada saat BAK Terpasang kateter Hematuria, nokturia, disuria,  Integritas Ego Gejala : Klien selalu menanyakan tentang penyakitnya Klien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan Tanda : Gelisah Ekspresi wajah nampak cemas Bingung bila ditanya tentang penyakitnya  Seksualitas Gejala : Klien mengeluh tidak mempunyai hasrat untuk berhubungan intim Klien mengeluh takun keluar kencing selama berhubungan intim Tanda : Pembesaran prostat  Makanan / Cairan Gejala : Klien mengeluh mual dan muntah Klien mengeluh nafsu makannya menurun Tanda : Berat badan menurun Porsi makan tidak dihabiskan b. Pengelompokan Data Data Subyektif Klien mengatakan nyeri saat BAK RAHA | Doc@progsus_2009
  • 8. Klien mengeluh nyeri pada panggul / pinggang Klien mengeluh tidak mampu mengontrol BAK Klien mengeluh tidak ada kekuatannya untuk mengeluarkan air kecingnya Klien mengeluh BAK pada malam hari harus dengan mengejan Klien mengeluh BAK yang tidak puas Klien selalu menanyakan tentang penyakitnya Klien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan Klien mengeluh tidak mempunyai hasrat untuk berhubungan intim Klien mengeluh takun keluar kencing selama berhubungan intim Klien mengeluh mual dan muntah Klien mengeluh nafsu makannya menurun Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak karena penyakitnya Data Obyektif Peninggian tekanan darah (efek pembesaran ginjal) Takikardi Nyeri tekan kandung kemih Ekspresi wajah meringis saat berkemih Distensi kandung kemih Klien nampak duduk untuk berkemih Terasa panas, nyeri atau sekitar pada saat BAK Terpasang kateter Hematuria, nokturia, disuria Gelisah wajah nampak kusam Ekspresi wajah nampak cemas Berat badan menurun RAHA | Doc@progsus_2009
  • 9. Pembesaran prostat Porsi makan tidak dihabiskan c. Analisa Data Data Kemungkinan penyebab Ds : Klien Obstruksi uretra Penumpukan mengatakan Nyeri urin dalam VU ↓ nyeri saat BAK Klien mengeluh nyeri pada Masalah panggul / Pembedahan/prostatektomi ↓ Kompensasi otot destrusor pinggang Ekspresi wajah meringis saat ↓ Spasme otot spincter ↓ berkemih Merangsang nociseptor Do : Pembesaran prostat ↓ Terasa panas, nyeri Impuls disampaikan ke SSP atau sekitar pada saat bagian korteks serebri ↓ BAK Distensi kandung Nyeri dipersepsikan kemih Nyeri tekan kandung RAHA | Doc@progsus_2009
  • 10. kemih Ds : Factor penyebab ↓ Klien mengeluh tidak Perubahan pola eliminasi mengontrol Pembesaran kelenjar prostat mampu ↓ BAK Klien mengeluh tidak Pembesaran akan menutupi ada saluran uretra prostatica dan untuk kekuatannya menyumbat aliran urin mengeluarkan ↓ air kecingnya Potensi urin Klien mengeluh BAK pada malam harus ↓ hari Tekanan intravesikal dengan ↓ mengejan Refluks urin ke ginjal Klien mengeluh BAK ↓ yang tidak puas Tekanan ureter dan ginjal meningkat Do ; Distensi ↓ kandung kemih Retensi urin Terpasang kateter Hematuria, ↓ nokturia, Perubahan pola eliminasi disuria Pembesaran prostat Klien nampak duduk . untuk berkemih Ds : Klien Gangguan pada ginjal selalu menanyakan tentang penyakitnya Ansietas ↓ Kurang terpajang informasi tentang penyakit RAHA | Doc@progsus_2009
  • 11. Klien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan ↓ Perubahan status kesehatan ↓ Koping individu tak efektif ↓ Do : Stress psikologis Gelisah Ekspresi wajah nampak cemas ↓ Ansietas Bingung bila ditanya tentang penyakitnya Do : Terpasang kateter Obstruksi uretra Penumpukan Resiko infeksi urin dalam VU ↓ Dekompensasi otot destrusor ↓ Potensi urin ↓ Tekanan intravesikal ↓ Refluks urin ke ginjal ↓ Tekanan ureter dan ginjal meningkat ↓ Retensi urin ↓ Kateterisasi ↓ RAHA | Doc@progsus_2009
  • 12. Port de entry mikrooganisme pada kateter ↓ Resiko infeksi Ds : Pembedahan/prostatektomi Klien Gangguan ↓ kebutuhan mengatakan tidak dapat dengan tidur Spasme otot spingter istrahat dan tidur nyenyak ↓ karena penyakitnya Menstimulasi RAS ↓ Pusat jaga terganggu ↓ Do : Gelisah REM menurun Wajah nampak kusam ↓ Gangguan pola tidur d. Prioritas Masalah 1) Nyeri 2) Perubahan pola eliminasi 3) Gangguan kebutuhan istrahat dan tidur 4) Ansietas 5) Resiko infeksi 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan spasme otot spingter ditandai dengan : Ds : Klien mengatakan nyeri saat BAK RAHA | Doc@progsus_2009
  • 13. Klien mengeluh nyeri pada panggul / pinggang Ekspresi wajah meringis saat berkemih Do : Pembesaran prostat Terasa panas, nyeri atau sekitar pada saat BAK Distensi kandung kemih Nyeri tekan kandung kemih b. Perubahan pola eliminasi : retensi urin berhubungan dengan obstruksi sekunder ditandai dengan : Ds : Klien mengeluh tidak mampu mengontrol BAK Klien mengeluh tidak ada kekuatannya untuk mengeluarkan air kecingnya Klien mengeluh BAK pada malam hari harus dengan mengejan Klien mengeluh BAK yang tidak puas Do : Distensi kandung kemih Terpasang kateter Hematuria, nokturia, disuria Pembesaran prostat Klien nampak duduk untuk berkemih c. Gangguan kebutuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan pusat jaga terganggu ditandai dengan ; Ds : Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak karena penyakitnya Do : Gelisah Wajah nampak kusam d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpajangnya informasi tentang penyakitnya ditandai dengan : Ds : Klien selalu menanyakan tentang penyakitnya Klien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan RAHA | Doc@progsus_2009
  • 14. Do : Gelisah Ekspresi wajah nampak cemas Bingung bila ditanya tentang penyakitnya e. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry mikroorganisme dari kateterisasi ditandai dengan : Do : Terpasang kateter 3. Perencanaan a. Nyeri Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3-5 hari pasien mampu mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat dengan criteria :  Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang  Pasien dapat beristrahat dengan tenang. Intervensi : 1) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan baik Rasional : RAHA | Doc@progsus_2009
  • 15. Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan, perubahan pada karakteristik, nyeri menunjukkan abses, memerlukan upaya evaluasi medis. 2) Pertahankan istrahat dengan posisi semifowler. Rasional : Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah dan pelvis, menghilangkan ketegangan abdomen dengan posisi. 3) Dorong ambulansi diri. Rasional : Meningkatkan normalisasi fungsi organ misalnya rangsang peristaltik dan kelancaran flatus menurunkan ketidaknyamanan abdomen. 4) Ajarkan klien teknik relaksasi, distraksi Rasional : Teknik relaksasi dan distraksi membantu klien untuk mengalihkan rasa nyeri dengan cara berbincang atau menarik napas dalam-dalam 5) Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat antianalgetik sesuai dengan indikasi Rasional Membantu klien untuk mengatasi rasa nyeri b. Perubahan pola eliminasi Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 5-7 hari pasien tidak mengalami retensi urin dengan criteria :  Pasien dapat buang air kecil teratur bebas dari distensi kandung kemih Intervensi 1) Kaji pengeluaran urine dan sistem drainage atau kateter terutama selama blader irigasi. Rasional RAHA | Doc@progsus_2009
  • 16. Sebagai pedoman dalam menentukan tindakan keperawatan selanjutnya 2) Kaji kemampuan klien untuk mengosongkan kandung kemih contoh, berapa kali klien ke kamar mandi untuk buang air kecil. Rasional untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien untuk BAK dan mengetahui jumlah pengeluaran urin 3) Catat waktu, jumlah, ukur an, urine setelah kateter diangkat. Rasional Sebagai pedoman dalam ketidaknormalan dalam bak 4) Anjurkan klien untuk mengo-songkan kandung kemih setiap 2 - 4 jam. 5) Anjurkan klien banyak minum 2500 - 3000 cc per hari jika tidak ada kontra indikasi. Kurangi minum pada malam hari setelah keteter dilepaskan. Rasional Membantu klien dapat mencegah kekurangan cairan 6) Anjurkan klien untuk perineal exercise, contoh dengan mengerutkan bokong, menahan urine, baru mengalirkan urine. Rasional Agar klien dapat mudah berkemih c. Gangguan kebutuhan istrahat dan tidur Tujuan Setelah diberikan perawatan selama beberapa hari klien dapat beristrahat dengan cukup dan baik dengan kriteria - Klien dapat tidur dengan nyenyak - Klien dapat mudah terbangun - Konjungtiva tidak anemis Intervensi 1) Kaji pola tidur klien. RAHA | Doc@progsus_2009
  • 17. Rasional Mengetahui kebiasaan tidur klien sebagai pedoman untuk intervensi selanjutnya 2) Hindarkan prosedur yang kurang penting selama periode tidur Rasional Dengan tindakan yang tidak penting dapat mengganggu ketenangan tidur klien sehingga klien mudah terbangun 3) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman. Rasional Lingkungan yang tenang dan nyaman memberikan kemudahan pada klien untuk tidur dan istrahat 4) Beri HE pada klien tentang manaat istrahat dan tidur Rasional Istrahat dan tidur dapat memulihkan stamina sehingga proses penyembuhan dapat berlangsung dengan baik d. Ansietas Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama beberapa hari ansietas teratasi dengan criteria ;  Secara verbal pasien mengerti dan mampu mengungkapkan dan mendemonstrasikan perawatan penyakitnya. Intervensi 1) Pantau sejauh mana kecemasan klien RAHA | Doc@progsus_2009
  • 18. Rasional : Membantu dalam menentukan tindakan intervensi selanjutnya 2) Berikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status kesehatan yang timbul serta berikan privacy dan lingkungan yang nyaman. Rasional Membantu mengurangi rasa cemas 3) Observasi bahasa non verbal dan bahasa verbal dari gejala-gejala kecemasan. Rasional Untuk mendeteksi secara dini akan rasa kecemasan klien 4) Berikan kesempatan bagi pasien untuk mengekspresikan perasaannya Rasional Kemampuan pemecahan masalah pasien meningkat bila lingkungan nyaman dan mendukung diberikan 5) Berikan informasi tentang program pengobatan dan hal-hal lain yang mencemaskan pasien. Rasional Membantu menambahkan pengetahui klien akan penyakt dan tindakan yang akan dilakukan 6) Berikan dorongan pada pasien bila sudah dapat merawat diri sendiri untuk meningkatkan harga dirinya sesuai dengan kondisi penyakit. Rasional Untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien. e. Resiko infeksi Tujuan : RAHA | Doc@progsus_2009
  • 19. Setelah dilakukan perawatan selama beberapa hari pasien terbebas dari tanda-tanda infeksi dengan criteria :  Tanda-tanda vital dalam batas normal  Tanda-tanda infeksi tidak muncul Intervensi 1) Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril. Rasional : Untuk membersih saluran kateter dari kuma mikroorganisme penyebab infeksi 2) Observasi insisi (adanya indurasi drainage dan kateter), (adanya sumbatan, kebocoran) Rasional : Mencegah masuknya kuman melalui sumbatan atau kebocoran kateter 3) Lakukan perawatan luka insisi secara aseptik, jaga kulit sekitar kateter dan drainage Rasional : Membersihkan area yang mudah terkontaminasi dengan mikroorganisme penyabab penyakit 4) Monitor tanda-tanda sepsis (nadi lemah, hipotensi, nafas meningkat, dingin) Rasional : Membantu dalam pencegahan dini dari infeksi RAHA | Doc@progsus_2009
  • 20. BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA OLEH KELOMPOK … DARMAYANI S RW ROHANI LA HADE AJIMUDIN WD. FINARNI RAHA | Doc@progsus_2009