Dokumen tersebut merangkum tentang aliran pendidikan klasik empirisme (behaviorisme) yang menekankan peranan pengalaman dalam perkembangan manusia. Terdapat tujuh tokoh utama aliran ini yaitu John Locke, Ivan Pavlov, J.B. Watson, E.L. Thorndike, B.F. Skinner, N.E. Miller & J.Dollard, dan Albert Bandura yang masing-masing memiliki kontribusi dalam teori stimulus-respons dan pengkondisian.
1. Nama : IwanMaulana
NIM : T812202004
Mata Kuliah : PedagogikLanjutan
ALIRAN PENDIDIKAN KLASIK EMPIRISME (BEHAVIORISME).
Empirisme berasal dari bahasa latin, asal katanya yaitu Empiri yang artinya pengalaman.Aliran Pendidikan
Klasik Empirisme merupakan aliran yang memiliki pandangan bahwa perkembangan manusia dibentuk
berdasarkan pengalaman/stimulant dari lingkungan eksternal manusia itu sendiri, baik dari alam bebas
maupunyang diciptakan/dikondisikan orangdewasadalambentukpendidikan. AdapunTokoh-tokohaliran
empirisme sebagai berikut :
1. John Locke
John Locke dalamaliran empirisme, mengemukakan manusiadilahirkansesungguhnyadalamkeadaan
kosong bagaikan “tabula rasa” yaitu sebuah meja berlapis lilin yang tidak terdapat tulisan apapun di
atasnya.Dengankatalain,seseorangyangdilahirkanmiripataubagaikankertasputihbersihyangmasih
kosong, sehingga pendidikan memiliki peran yang sangat penting bahkan dapat menentukan
keberadaananak(Munib,2008).Sehubungandenganhal ini dikatakanbahwapendidikanadalah“maha
kuasa”, artinya seolah-olah pendidikan memiliki kekuasaan dalam menentukan nasib anak.
2. Ivan Pavlov
Pavlovdalamaliranempirisme, merupakanahli psikologi yangmenemukansebuahteori “Conditioning
refleks” melalui eksperimennya, hal ini berimpilikasi dimana manusia memberikan respon terhadap
suatu rangasangan/stimulus yang sebelumnya tidak menimbulkanrespon itu, atau suatu proses untuk
mengintroduksi berbagai reflek menjadi sebuah tingkah laku
3. J.B. Watson
Watsondalamaliranempirisme,merupakanahli psikologi yangmelakukanpenelitianterhadapanak11
bulan yang diberikan bunyi-bunyian keras ketika mendekat ke benda-benda tertentu. Dan ini dapat
menimbulkantraumapadaanak.Jadi adadoronganyangmenimbulkanrangsangan tertentupadaindra
dan membuat anak berespons sesuatu dan ketika respons itu yang diinginkan itu dikuatkan dengan
stimulus tambahan. Disini penting untuk memberikan stimulus positif saja, walau respons yang
dilakukan itu negatif,karena jika pendidik memberikan stimulusberupa hukuman malahresponsyang
didapat akan semakin negatif.
4. E.L.Thorndike
Thorndike dalam aliran empirisme, mengemukakan belajar adalah hubungan antara stimulus dan
respons. Itulah sebabnya teori koneksionisme juga disebut “S-R Bond theory” dan S-R Psychology of
learning”.Dari hasilpenelitiannya,Thorndike menyimpulkanbahwaresponuntukkeluarkandangsecara
bertahapdiasosiasikandengansuatusituasiyangmenampilkanstimulusdalamsuatuprosescoba-coba
(trial and error). Respon yang benar secara bertahap diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba,
sementararesponyangtidakbenarmelemahataumenghilang.Teori ConnectionismThorndikeini juga
2. dikenal dengan nama “Instrumental Conditioning”, karena respon tertentu akan dipilih sebagai
instrumen dalam memperoleh “reward” atau hasil yang memuaskan. Ada beberapa tahapan proses
perkembangan dalam teori thorndike yaitu:
a. Pertama Hukum kesiapan, hukum kesiapan (Law of Readness)
b. Kedua Hukum latihan, hukum latihan (Law of Exercise)
c. Ketiga hukum efek (law of effect)
d. Keempat hukum sikap (law of attitude)
5. B.F. Skinner
Skinner dalam aliran empirisme, mengemukakan perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan
perilakutersebutdiperolehsebagai hasil responindividu terhadapkejadian(stimulus) dari lingkungan.
Penelitian yang dilakukan Skinner dipengaruhi oleh percobaan Pavlov dan ide-ide John Watson (bapak
behaviorisme). Salah satu hasil penelitiannya yang terkenal adalah kotak Skinner (Skinner’s Box).
Ketertarikan Skinner terhadap perilaku individu terletak pada stimulus-respon (SR) yang dihasilkan.
Penguatan merupakan unsur terpenting dari teori SR Skinner. Penguatan stimulus diberikan berulang-
ulang agar dapat memperkuat respon yang dikehendaki. Sehingga perilaku individu dikontrol oleh
penguatanstimulusyangmengikutinya.Ukuranperilakuindividuyangterpentingadalahtingkatanatau
kecepatan responnya. Perilaku individu yang diamati Skinner agak berbeda dengan perilaku yang
diamati dalam teori behaviorisme sebelumnya (Pavlov, Thorndike, Hull). Dalam teori behaviorisme
Skinner, dikenal istilah responden dan operan. Responden merupakan respon-respon individu yang
secara otomatis diperoleh melalui stimulus yang sudah dikenal dan relatif tetap. Sedangkan dalam
pengkondisianoperan,stimulusawaltidakselaludapatdiketahui,individuhanyasekedarmemunculkan
respon-respon yang dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya. Menurut Skinner, perilaku
operan lebih berperan dalam kehidupan manusia disbanding perilaku responden. Hal inilah yang
mendasari teori Skinner tenang pengkondisian operan (operant conditioning).
6. N.E.Miller& J.Dollard
DollarddanMillerdalamaliranempirisme,mengemukakanteoristimulusdanrespon dimanasebagian
besardorongansekunderyangdipelajari manusia,dipelajari melalui belajarrasatakut dan kecemasan.
Dollard dan Miller menyimpulkan bahwa untuk bisa belajar, orang harus menginginkan sesuatu,
mengenalinya, mengerjakannya dan mendapatkannya (want something, notice something, do
something,getsomething).Inilahyangkemudianmenjadi empatkomponenutamabelajar,yaitudrive,
cue, response dan reinforcement.
7. Bandura
Albert Bandura dalam aliran empirisme, mengemukakan Teori pembelajaran sosial pembelajaran
dengan mengamati dan bertindak. Inti mengamati adalah pemodelan, yang mencakup pengamatan
terhadap aktivitas-aktivitas yang benar, mengkodekan secara tepat kejadian-kejadian ini untuk