Beberapa penelitian menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Faktor-faktor seperti dukungan orang tua, kematangan emosi, dan ketahanan terhadap masalah dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Motivasi dan ketekunan juga berperan dalam pencapaian kompetensi bahasa asing. Pengajar menemukan bahwa pelatihan teknologi seperti ultrasound dapat men
3. PENGERTIAN
MOTIVASI
Motivasi Berasal dari Kata latin “Movere” Dorongan atau Menggerakan
1ST
2ND
3RD
Motivasi menurut Maslow (1954) adalah keinginan untuk mencapai atau
mempertahankan berbagai kondisi di mana kepuasan dasar dapat terpenuhi
Herzberg (1959) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu hal yang
menghasilkan nilai positif dalam diri seseorang
Motivasi adalah daya penggerak dari dalam maupun dari luar sesorang untuk
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan upaya memenuhi kebutuhan baik itu
bersifat dasar maupun yang bersifat kompleks untuk mencapai tujuan yang positif.
4. FUNGSI
MOTIVASI
Menentukan sasaran tujuan
yang hendak dicapai
Menentukan tindakan apa yang
harus dilakukan.
Menentukan arah
perbuatan
Menyeleksi
perbuatan
Mendorong manusia untuk
melakukan aktivitas atas dasar
pemenuhan kebutuhan
Mendorong manusia
untuk berbuat
Sardiman (2012: 85) Hamzah (2014: 9)
5. Dorongan yang aktif dan berfungsinya tanpa harus
diransang dari luar karena didalam seseorang individu
sudah ada dorongan untuk melaksanakan sesuatu
Motivasi Intrinsik
Dorongan yang aktif dan berfungsinya karena ada
perangsang dari luar
Motivasi Ekstrinsik
Macam-macam
Motivasi
6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MOTIVASI
Dorongan
Kognitif
Kebutuhan
Berafiliasi
Adanya sifat ingin tahu
Harga Diri
Slameto (2010: 26)
Adanya sifat yang kreatif
Adanya keinginan untuk
mendapatkan simpati
Adanya keinginan untuk
memperbaiki kegagalan
Adanya keinginan untuk
mendapatkan kenyamanan
Adanya ganjaran atau
hukuman
Sumardi Suryabrata (2011: 236-237)
Internal
Eksternal
Syamsu Yusuf (2009: 23)
8. PERSFEKTIF
MOTIVASI
Menekankan imbalan dan
hukuman eksternal sebagai
kunci dalam menentukan
motivasi
Behavioral
Menurut perspektif kognitif terdapat
minat besar pada motivasi. Minat ini
berfokus pada ide-ide seperti motivasi
internal murid untuk mencapai
sesuatu
Kognitive
Menekankan sisi kemanusian
dalam belajar dan kebutuhan
guru untuk mempertimbangkan
pilihan-pilihan, kebutuhan dan
pertumbuhan siswa
Humanistik
Kebutuhan afiliasi atau
keterhubungan adalah motif untuk
berhubungan dengan orang lain
secara aman. Ini membutuhkan
pembentukan, pemeliharaan dan
pemulihan hubungan personal yang
hangat dan akrab
Sosial
10. 1
2
Manusia tidak senang bekerja
manusia tidak berambisi, tidak
ingin
tanggung jawab dan lebih suka
diarahkan.
3
TEORI
MOTIVASI Douglas Mc. Gregor
4
Motivasi hanya berlaku
sampai
tingkat lower order
needs
manusia harus diawasi
dengan
ketat dan sering harus
dipaksa
TEORI X TEORI Y
Manusia senang bekerja, jika kondisi menye
Pengawasan diri sendiri tidak
terpisahkan dengan tujuan
mengawasi diri sendiri dan tidak membe
prestasi pada pekerjaan yang diberi mot
dengan baik
Motivasi tidak hanya mengenai lowe
tetapi sampai higherorder-needs
11. Faktor Motivator
Faktor Hygiene
Memotivasi seseorang untuk keluar
dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar
manusia, imbalan, kondisi
lingkungan, dan sebagainya
Memotivasi seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan, yang
termasuk didalamnya adalah prestasi
(achievement), pengakuan, kemajuan
tingkat kehidupan, dan sebagainya
TEORI
MOTIVASI Hezberg
15. Hasil Penelitian
TENTANG MOTIVASI
Jurnal
Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Perkembangan
http://url.unair.ac.id/5e974d38
Peneliti Dinda Asa Paramitha & Nono Hery Yoenanto
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dukungan sosial orangtua, kematangan emosi,
dan Adversity Quotient terhadap motivasi belajar siswa dengan status sosial ekonomi rendah di SMAN 1
Porong
Tempat SMAN 1 Porong
Sampel 158 siswa di pilih melalui Purposive sampling
Hasil
Berdasarkan hasil uji F diperoleh signifikansi 0.000(<0,05) dengan F=64.068, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara dukungan sosial orangtua, kematangan emosi, dan Adversity Quotient terhadap motivasi
belajar siswa dengan status sosial ekonomi rendah di SMAN 1 Porong. Hasil uji determinasi diperoleh nilai
adjusted R square sebesar 0,547 artinya variabel dukungan social orang tua, kematangan emosi, dan Adversity
Quotient secara simultan memberikan sumbangan sebesar 54,7% terhadap motivasi belajar
Simpulan bahwa terdapat pengaruh dukungan sosial orangtua, kematangan emosi, dan Adversity Quotient
terhadap motivasi belajar siswa dengan status sosial ekonomi rendah di SMAN 1 Porong
Pengaruh Dukungan Sosial Orangtua, Kematangan Emosi, Dan Adversity
Quotient Terhadap Motivasi Belajar Pada Siswa Dengan Status Sosial
Ekonomi Rendah Di Sman 1 Porong
16. Hasil Penelitian
TENTANG MOTIVASI
Jurnal
European Journal of Educational Research
https://www.eu-jer.com/
Peneliti Yun Tao Wu, Lydia Yoke Yean Foong, Noryati Alias
Tujuan
Mengeksplorasi persepsi mahasiswa jurusan non-Bahasa Inggris tentang Motivasi dan Grit dan hubungannya
antara dua faktor ini dan kinerja bahasa Inggris siswa
Tempat University in China
Sampel 624 siswa jurusan non-Inggris
Hasil
Temuan penelitian mengungkapkan bahwa motivasi dan Grit semuanya memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kemampuan bahasa Inggris dari siswa jurusan yang tidak berbahasa Inggris di universitas negeri
Cina. Grit diperiksa untuk menjadi variable terbaik dalam hubungan antara motivasi, grit, dan kinerja bahasa
Inggris. Penelitian ini telah mengembangkan model untuk menguji secara komprehensif hubungan antara
motivasi, grit, dan kinerja bahasa Inggris. Dalam model ini, motivasi dikategorikan menjadi motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Grit berkontribusi pada ketekunan usaha dan konsistensi minat
Motivation and Grit Affects Undergraduate Students’ English Language
Performance
(Pengaruh Motivasi Dan Grit Terhadap Kemampuan Bahasa Inggris
Mahasiswa Sarjana)
17. Hasil Penelitian
TENTANG MOTIVASI
Jurnal
BMC Medical Education
https://doi.org/10.1186/s12909-022-03225-w
Peneliti Christopher J. Smith, Keith Barron, Ronald J. Shope, Elizabeth Beam and Kevin Piro
Tujuan
Mengeksplorasi pengalaman pendidik dokter saat mereka mengintegrasikan POCUS ke dalam praktik klinis
dan pengajaran mereka untuk membantu menginformasikan desain kurikulum.
Tempat Fakultas Kedokteran
Sampel 18 Pengajar penyakit dalam di 3 pusat kesehatan
Hasil
Partisipan merasa POCUS dapat meningkatkan keterampilan mengajar, pengambilan keputusan klinis, dan
keterlibatan mereka dengan pasien. Orang yang diwawancarai melaporkan pembelajaran dan pengajaran
POCUS membantu memerangi kelelahan dan meningkatkan rasa keterlibatan profesional mereka.
Motivations, barriers, and professional engagement: a multisite qualitative
study of internal medicine faculty’s experiences learning and teaching
point-of-care ultrasound
(Motivasi, hambatan, dan keterlibatan profesional: studi kualitatif multisitus
tentang pengalaman internal fakultas kedokteran mempelajari dan
mengajar ultrasound di tempat perawatan)
18. Hasil Penelitian
TENTANG MOTIVASI
Jurnal
Schizophrenia
https://doi.org/10.1038/s41537-022-00217-z
Peneliti Claudio Brasso, Silvio Bellino, Paola Bozzatello, Simona Cardillo, Cristiana Montemagni and Paola Rocca
Tujuan fokus pada kontribusi berbagai aspek wawasan dan neurokognisi untuk motivasi intrinsik
Tempat
Penelitian telah dilakukan dari Januari 2017 dan Desember 2020 di Struttura Complessa Psichiatria
universitaria, Dipartimento di Neuroscienze e Salute Mentale,
Azienda Ospedaliera Universitaria “Città della Salute e della Scienza di Torino”, Turin, Italia.
Sampel 176 pasien rawat jalan yang didiagnosis dengan SZ. Kriteria inklusi adalah: usia antara 18 dan 65 tahun
Hasil
Temuan ini menekankan pada interaksi kompleks antara wawasan, neurokognisi, dan motivasi intrinsik
menunjukkan bahwa intervensi yang menargetkan wawasan dan neurokognisi mungkin dapat meningkatkan
defisit motivasi pada skizofrenia stabil.
The relative contributions of insight and neurocognition to intrinsic
motivation in schizophrenia
(Kontribusi relatif dari wawasan dan neurokognisi terhadap motivasi
intrinsik dalam skizofrenia)
19. Hasil Penelitian
TENTANG MOTIVASI
Jurnal
Premiere Education : Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/view/39/37
Peneliti Irmalia Susi Anggraini
Tujuan
Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bagaimana meningkatkan motivasi bagi
mahasiswa
Tempat Program Studi Ekonomi, Universitas Negeri Malang
Sampel
Penelitian ini menganalisis data dan informasi yang dikumpulkan dari
sampel sebanyak 129 mahasiswa, yang terdiri atas 67 mahasiswa Akuntansi dan 62 mahasiswa Manajemen
yang berasal dari angkatan tahun 2002, 2003, dan 2004.
Hasil
Faktor-faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa
ialah: (1) minat terhadap bidang ilmu yang dipelajarinya; dan (2) orientasinya dalam mengikuti pendidikan
tinggi. Sementara untuk faktor-faktor ekstrinsiknya ialah: (1) kualitas dosen yang mengajar; (2) bobot materi
kuliah yang diajarkan; (3) metode perkuliahan yang digunakan dosen; (4) kondisi dan suasana ruang kuliah;
dan (5) fasilitas perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasisw
Motivasi Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh: Sebuah Kajian Pada
Interaksi Pembelajaran Mahasiswa
20. Hasil Penelitian
TENTANG MOTIVASI
Jurnal
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper
doi: 10.17509/jpm.v4i1.14958
Peneliti Rike Andriani, Rasto
Tujuan Menganalisis pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
Tempat Sekolah Menengah Kejuruan swasta di Kota Bandung
Sampel 106 siswa
Hasil
Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi belajar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan motivasi belajar
siswa
Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa
(Learning motivation as determinant student learning outcomes)
21. Hasil Penelitian
TENTANG MOTIVASI
Jurnal
Jurnal Pendidikan Ekonomi
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/view/3046/2521
Peneliti Desy Ayu Nurmala, Lulup Endah Tripalupi , Naswan Suharsono
Tujuan
Mengetahui (1) pengaruh motivasi belajar terhadap aktivitas belajar, (2) pengaruh motivasi belajar terhadap
hasil belajar, (3) pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar, (4) pengaruh motivasi belajar terhadap hasil
belajar melalui aktivitas belajar Akuntansi
Tempat Siswa kelas X Akuntansi
Sampel 116 orang siswa
Hasil
Hasil penelitian menunjukan, (1) motivasi belajar berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa, (2) motivasi
belajar berpengaruh terhadap hasil belajar, (3) aktivitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar, (4)
Motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar secara tidak langsung melalui aktivitas belajar akuntansi.
Pengaruh Motivasi Belajar Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar
Akuntansi
22. Hasil Penelitian
TENTANG MOTIVASI
Jurnal
JPSD Journal (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
http://journal.uad.ac.id/index.php/JPSD/article/view/9594/4654
Peneliti Amni Fauziah, Asih Rosnaningsih, Samsul Azhar
Tujuan
Mengetahui apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan minat belajar siswa kelas IV SDN Poris
gaga 05 Kota Tangerang.
Tempat SD Kelas IV
Sampel 54 siswa kelas IV yang terdiri dari kelas IVA dan IVB.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan minat
belajar siswa kelas IV SDN Poris gaga 05 Kota Tangerang dengan nilai r hitung 0,889 lebih besar dari r tbel
0,264 atau 0,89 > 0,264 dengan tingkat hubungan sangat kuat. 2) Terdapat hubungan yang positif antaar
motivasi belajar dengan minat belajar siswa kelas IV SDN Poris gaga 05 Kota Tangerang dengan koefisien
determinasi yaitu 0,889 x 0,889 x 100 = 0,791%.
Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Minat Belajar Siswa Kelas IV SDN
Poris Gaga 05 Kota Tangerang
23. Hasil Penelitian
TENTANG MOTIVASI
Jurnal
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/4345/pdf
Peneliti Syamsul Dari
Tujuan
Mengetahui motivasi belajar pada anak jalanan yang memutuskan untuk tetap bersekolah bertujuan untuk
mengetahui gambaran mengenai motivasi belajar pada anak jalanan dan faktor-faktor apa saja yang
mendukung motivasi belajar pada anak jalanan tersebut sehingga mereka memutuskan untuk tetap
bersekolah disamping kegiatan mereka mencari nafkah sebagai penjual koran
Tempat Samarinda
Sampel 4 Subjek (AA, MH, MWA, JKSS)
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek MH memiliki motivasi belajar yang baik, terbukti dengan
pemenuhan aspek-aspek motivasi belajar yang dilakukan oleh subjek. Subjek AA memiliki motivasi belajar
yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari peringkat yang diraihnya dan aspek-aspek motivasi belajar yang telah
dipenuhi. Subjek MWA juga termasuk siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik. Subjek
Memutuskan untuk tetap bersekolah tidak terlepas dari dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Subjek
JKSS adalah siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik. Terbukti dengan ketekunan subjek dalam belajar
dan meraih peringkat tiga dikelasnya. Subjek memutuskan untuk tetap bersekolah karena ingin mewujudkan
citacitanya menjadi seorang polisi.
Motivasi Belajar Pada Anak Jalanan yang Memutuskan untuk Tetap Bersekolah
24. Hasil Penelitian
TENTANG MOTIVASI
Jurnal
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc
Peneliti Luthfi Huriyanti dan Hastri Rosiyanti
Tujuan
Mengetahui perbedaan motivasi belajar matematika siswa sebelum dan sesudah diterapkannya strategi
pembelajaran quick on the draw
Tempat MTs Negeri 1 Kota Bekasi
Sampel Siswa kelas VII-3 sebanyak 43 siswa
Hasil
Hasil uji validitas dan reliabilitas menghasilkan 26 soal yang valid dan reliabel. Hasil angket motivasi belajar
matematika yang berupa data ordinal terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data interval menggunakan
MSI (Methode of Successive Interval). Uji hipotesis dihitung dari skor pretest dan posttest angket motivasi
belajar matematika dengan menggunakan uji-t sampel tak bebas dan dihasilkan t0 = 2,398 dan ttabel= 2,021
yang berarti terdapat perbedaan motivasi
belajar matematika siswa sebelum dan sesudah diterapkannya strategi pembelajaran quick on the draw.
1Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa Setelah Menggunakan Strategi
Pembelajaran Quick On The Draw
1. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu motivasi menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan dan menyingkirkan perbuatan yang tidak bermanfaat.
a. Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahuhi, mengerti, dan memecahkan masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses interaksi antara siswa dengan tugas/ masalah.
b. Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan melaksanakan tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, tetapi untuk memperoleh status dan harga diri.
c. Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan pelajaran/ belajar dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari orang lain/ teman-teman. Kebutuhan ini sukar dipisahkan dengan harga diri.
Adanya sifat ingin tahu untuk belajar dan menyelidiki dunia yang lebih luas.
Adanya sifat yang kreatif pada manusia dan berkeinginan untuk terus maju.
Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baik melalui kooperasi maupun dengan kompetisi.
Adanya keinginan untuk mendapatkan kenyamanan bila menguasai pelajaran.
Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir kegiatan
a.Faktor internal
1)Faktor fisik meliputi nutrisi (gisi), kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik (terutama panca indera).
2)Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas.
b.Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
1)Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan prasarana atau fasilitas belajar.
2)Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik yang hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara).
Setiap manusia dengan berbagai kebutuhan tidak akan pernah puas dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu proses motivasi akan terus berlangsung selama manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. Pada dasarnya proses terjadinya motivasi menunjukkan adanya dinamika yang terjadi disebabkan adanya kebutuhan yang mendasar dan untuk memenuhinya terjadi dorongan untuk berprilaku
Motivasi sangat berkaitan dengan anggapan bahwa apapun yang dilakukan manusia adalah dengan tujuan untuk memenuhi segala kebutuhan, baik kebutuhan secara fisik maupun psikis. Berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
Ia menyatakan bahwa ada dua pendekatan mungkin diterapkan. Masing-masing pendekatan ini mendasarkan diri pada serangkaian asumsi mengenai sifat manusia yang dinamainya Teori X dan Teori Y
Menurut Herzberg (1966) ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990) mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (penghargaan dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya
Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961) bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
a)Kebutuhan akan prestasi (Need for achievement) Kebutuhan yang menggambarkan akan aktualisasi seseorang guna memperoleh prestasi agar seseorang mempunyai nilai dalam kehidupan
b)Kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow (Need for afiliation) kebutuhan individu untuk berinteraksi dengan individu yang lainya, bertukar informasi dan pengalaman serta memaksimalkan peran sosial yaitu menjadi individu yang berguna bagi individu yang lain
c)Dorongan untuk mengatur (Need for Power) pada hakikatnya manusia memerluakan pengakuan. Pengakuan itu bisa berupa memberikan arahan kepada individu yang lain dari apa yang mereka pikirkan.
Alderfer sepakat dengan Maslow bahwa kebutuhan individu diatur dalam suatu hierarki. Akan tetapi, hierarki kebutuhan yang dia ajukan hanya melibatkan tiga rangkaian kebutuhan (Alderfer, Clayton P;1972):
Eksistensi (existence). Kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan, udara, imbalan, dan kondisi kerja.
Hubungan (relatedness). Kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan interpersonal yang berarti.
Pertumbuhan (growth). Kebutuhan yang terpuaskan jika individu membuat kontribusi yang produktif atau kreatif
Pandangan ini didasarkan pada sifat pragmatisme manusia, yang mana dikarenakan dasar akan keterbatasannya maka seseorang bisa menyesuaikan dirinya pada kondisi yang objektif. Dengan kata lain memusatkan fokus dan perhatiannya pada hal-hal yang mungkin bisa dicapainya.
Teori dari Vroom (1964) menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
Harapan (expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku.
Nilai (valence) adalah akibat dari perilaku tertentu yang mempunyai nilai atau martabat tertentu (daya atau nilai memotivasi) bagi setiap individu tertentu.
Pertautan (instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil dari tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.
Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.