SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Teori Belajar “Cognitive Development” dari Piaget
Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh
Jean Piaget seorang psikologi yang lahir di
Neuchatel Swiss (1896-1980). Ia anak tertua dari
Athur Piaget, seorang professor sejarah abad
pertengahan. Ayahnya sering mengajak Piaget kecil
berjalan-jalan menyusuri hutan di pegunungan
Alpen mengamati alam dan mendiskusikan benda
atau makhluk yang mereka temui. Latihan inilah
kemudian yang menjadi dasar ilmiah proses
pengamatannya yang dinilai jeli, cermat dan
mampu dituangkannya dalam bahasa ilmiah yang
mudah dimengerti. Pada usia 11 tahun artikelnya
berhasil dimuat di koran karena ia menulis
pengamatannya terhadap burung pipit albino
dengan bahasa yang memukau para redaksi.
Walaupun ia seorang biologis tetapi penemuannya
digunakan dalam psikologi dan menjadi pelopor
dalam aspek pengembangan kognitif
Buku-buku yang dikarang Piaget mayoritas
disusun dari berbagai hasil pengamatan
bahkan juga dilakukan terhadap anakanaknya sendiri. Piaget menjadi tokoh yang
disegani karena pikiran dan idenya yang
orisinil mengenai cara berpikir anak. Ide
Piaget digunakan untuk merancang kurikulum
TK dan SD atau tontonan televisi terkenal
untuk pendidikan anak seperti Sesame
Street, Dora dan Blue Clues. Menurut
Piaget, pengamatan sangat penting dan
menjadi dasar dalam menuntun proses
berpikir anak, berbeda dengan perbuatan
melihat
yang
hanya
melibatkan
mata, pengamatan melibatkan seluruh
indra, menyimpan kesan lebih lama dan
menimbulkan sensasi yang membekas pada
siswa. Oleh karena itu dalam belajar
diupayakan siswa harus mengalamis sendiri
dan terlibat langsung secara realistik dengan
obyek yang dipelajarinya.
Dalam pandangan Piaget, belajar yang sebenarnya bukanlah sesuatu
yang diturunkan oleh guru, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam
diri anak sendiri. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif
dalam menyusun pengetahuannya mengenai realita. Pengetahuan
bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari,
akan tetapi merupakan konstruksi kognitif seseorang terhadap objek,
pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu
yang sudah ada tersedia dan orang tinggal mengambilnya, akan tetapi
merupakan bentukan (konstruksi) terus menerus seseorang yang
acapkali mengadakan reorganisasi lantaran munculnya pemahamanpemahaman baru. Kerena itulah, teori Piaget terkadang disebut teori
konstruktivis, atau yang lebih umum konstruktivisme. Piaget yakin
bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting
bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa
interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya beragumentasi dan
berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang akhirnya memuat
pemikiran itu menjadi lebih logis.
Tahap Perkembangan
Kognitif

Sensorimotor
Lahir- 2th

Pra-operasional
2- 7th

Operasional
Konkret
7- 11th

Operasional Formal
11 th- dewasa
Sensorimotor (Lahir- 2th)
• Anak belum/ tidak mempunyai
konsepsi tentang obyek yang
tetap. Ia hanya dapat
mengetahui hal-hal yang
ditangkap dengan indranya.
Anak-anak berfokus pada apa
yang mereka lakukan dan lihat
pada saat itu.
• Kecerdasan telah mempunyai
struktur yang didasarkan pada
aksi dan pada gerakan-gerakan
serta pengamatan tanpa bahasa
(latihan gerak).
Pra-operasional (2- 7 th)
• Anak dapat memikirkan objek
dan peristiwa yang berada di
luar jangkauan pandangan
langsung mereka, namun
belum mampu melakukan
penalaran logis seperti orang
dewasa.
• Anak bisa melakukan sesuatu
sebagai hasil meniru atau
mengamati sesuatu model
tingkah laku dan mampu
melakukan simbolisasi.
Operasional konkret 7-11 th
• Penalaran anak mulai
menyerupai penalaran orang
dewasa, namun masih terbatas
pada realitas konkret.
• Anak telah mampu melihat atau
memahami kelas-kelas yang
logis dan hubungan-hubungan
yang logis diantara bendabenda, termasuk nomor-nomor.
Mampu mengatur benda-benda
yang sama ukurannya atau
beratnya.
Operasional Formal
11 th- dewasa
• Anak-anak dan remaja
dapat memikirkan dan
membayangkan konsepkonsep yang tidak
berhubungan dengan
realitas konkret.
• Mereka juga mengenali
kesimpulan yang
logis, sekalipun
kesimpulan tersebut
berbeda dari kenyataan
di dunia sehari-hari
Proses belajar terdiri dari 3 tahapan
• Asimilasi adalah proses penyatuan atau pengintegrasian
informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam
benak siswa.
“bagi seseorang yang sudah mengetahui prinsip
penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip
perkalian, maka proses pengintegrasian antara prinsip
penjumlahan (yang sudah ada di benak siswa) dengan prinsip
perkalian (sebagai informasi baru)”
• Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif pada situasi
baru.
“jika seseorang diberi sebuah soal perkalian, maka situasi ini
disebut akomodasi”
• Ekuilibrum, disekuilibrum dan ekuilibrasi.
Contoh Ekuilibrum, disekuilibrum dan ekuilibrasi
Implikasi Teori Piaget untuk Pendidikan
• Sebagai dasar pertimbangan guru di dalam menyusun
struktur dan urutan mata pelajaran di dalam kurikulum.
Yang penting guru harus mengerti alam pikiran anak dan
tradisinya dari tingkat-tingkat perkembangan intelektual
tersebut.
• Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang
dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak. Guru juga meneliti bahasa siswa dengan seksama
untuk memahami kualitas berpikir anak di dalam kelas.
• Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru
tetapi tidak asing.
• Situasi belajar yang ideal ialah keserasian antara bahan
pengajaran yang kompleks dengan tingkat perkembangan
konseptual anak. Jadi guru harus dapat menguasai
perkembangna kognitif anak, dan menentukan jenis
kemampuan yang dibutuhkan oleh anak untuk memahami
bahan pelajaran itu.
• Tipe kelas yang dikehendaki oleh Piaget menekankan pada
transmisi pengetahuan melalui metode ceramah-diskusi dan
mendorong guru untuk bertindak sebagai katalisator dan
siswa belajar sendiri. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya
diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan
teman-temanya.
• Guru harus dengan tepat menyesuaikan bahan pengajaran
yang kompleks dengan tahap perkembangan anak. Ini berarti
pula bahwa guru sering harus menunggu tahap
perkembangan anak yang tepat untuk menyampaikan bahan
tertentu kepadanya.
Teori Belajar Bermakna David Ausubel
David Ausubel adalah
seorang ahli psikologi
pendidikan. inilah yang
membedakan Ausubel dari
teoriawan-teoriawan
lainnya yang hanya berlatarbelakang psikologi, tetapi
teori-teori mereka
diterjemahkan dari dunia
psikologi ke dalam
penerapan pendidikan.
Praktek Ausubel: Ekspository Teching
Kebanyakan ahli psikologi kognitif memilih bentuk discovery
learning, dan para behaviorist memilih guided learning atau expository
teaching. Namun sementara itu Ausubel seorang psikologi kognitif
memilih ekspository teaching. Ia mengemukakan, jika ekspository
teching itu dapat diorganisir dan disajikan secara baik dapat
menghasilkan pengertian dan resensi yang baik pula, sama halnya
dengan discovery learning. Singkatnya, baik metode discovery maupun
reception/expository,
keduanya
dapat
diusahakan
menjadi
bermakna, atau menjadi hafalan (rote learning). Yang perlu
diperhatikan guru adalah strategi belajarnya. Sebagai contoh belajar
berhitung bisa menjadi rote learning bila murid hanya disuruh
menghafal formula-formula itu. Sebaliknya bisa bermakna bila murid
diajar sehingga tahu arti dan fungsi dari formula-formula tersebut.
Dalam hal ini bukan berarti Ausubel menolak discovery learning. Dia
berpendapat bahwa discovery lebih cocok bila diterapkan pada murid
dalam tingkat perkembangan kognitif kongkrit. Tetapi bila murid telah
mencapai tingkat formal dapat dipakai metode reception.
David Ausubel berpendapat bahwa pembelajaran terjadi
dalam diri manusia melalui proses bermakna yang
mempertalikan peristiwa atau hal baru dengan konsep
kognitif atau dalil-dalil yang sudah ada. Makna bukanlah
sebuah respons eksplisit, tetapi sebuah “pengalaman sadar
yang dinyatakan secara jelas dan dibedakan secara tepat, yang
muncul ketika isyarat-isyarat bermakna, simbol, konsep, atau
gagasan memiliki kemungkinan untuk dikaitkan dengan dan
dimasukkan ke dalam struktur kognitif tertentu seseorang
pada basis yang stabil dan substantif”. Siswa akan belajar
dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian
dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa
(advanced organizer), dengan demikian akan mempengaruhi
pengaturan kemampuan belajar siswa.
•

•

belajar dapat diklasifikasikan berdasarkan cara menyajikan materi, yaitu: (1)
Penerimaan dan (2) Penemuan. Sedangkan berdasarkan cara siswa menerima
pelajaran yaitu:
Belajar Bermakna
Proses menghubungkan dan menggabungkan materi baru pada hal-hal mapan
yang ada dalam struktur kognitif. Ketika materi baru memasuki bidang kognitif,
ia berinteraksi dengan, dan digabungkan secara semestinya ke dalam sebuah
sistem konseptual yang lebih luas. Fakta bahwa materi itu benar-benar bisa
digabungkan, yaitu memungkinkan untuk dikaitkan dengan elemen stabil
dalam struktur kognitif, menyebabkan kebermaknaannya.
Belajar Hafalan
Proses penguasaan materi yang dalam hal ini diperlukan sebagai satuansatuan terpisah yang dikaitkan pada struktur kognitif hanya dalam cara acak
dan harfiah, yang tidak memungkinkan pembentukan hubungan (bermakna).
Bila tidak dilakukan usaha untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada
konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar
hafalan. Pada kenyataannya, banyak guru dan bahan-bahan pelajaran jarang
sekali menolong para siswa untuk menentukan dan menggunakan konsepkonsep relevan dalam struktur kognitif mereka untuk mengasimilasikan
pengetahuan baru, dan akibatnya pada para siswa hanya terjadi hafalan.
Penerapan Pembelajaran Bermakna
• Guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif peserta didik melalui
proses belajar yang bermakna. Aktivitas belajar peserta didik, terutama
mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar akan bermanfaat kalau
mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun untuk peserta
didik pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan
menyita banyak waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif
kalau
guru
menggunakan
penjelasan,
peta
konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi. Inti dari teori belajar
bermakna Ausubel adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau
bermakna kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat
menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam
struktur kognisi peserta didik.
• Pada belajar bermakna peserta didik dapat mengasimilasi pada belajar
bermakna secara penerimaan, materi pelajaran disajikan dalam bentuk
final, sedangkan pada belajar bermakna secara penemuan, peserta didik
diharapkan dapat menemukan sendiri informasi konsep atau dari materi
pelajaran yang disampaikan. Belajar bermakna dapat terjadi jika peserta
didik mampu mengkaitkan materi pelajaran baru dengan struktur kognitif
Setiap situasi pembelajaran bisa bermakna jika:
• Pembelajar memiliki perangkat pembelajaran bermakna, yaitu
sebuah kecenderungan untuk mengaitkan kegiatan pembelajaran
baru dengan apa yang sudah mereka ketahui.
• Kegiatan pembelajaran itu sendiri punya kemungkinan bermakna
bagi pembelajar, yaitu bisa dihubungkan dengan struktur
pengetahuan pembelajar. Cara kedua untuk membangun
kebermaknaan disebut pembentukan kebermaknaan, merupakan
faktor sangat potensial dalam pembelajaran manusia. Kita bisa
menjadikan berbagai hal bermakna jika perlu dan jika kita sangat
tergerak untuk melakukannya. Para siswa yang tekun belajar untuk
menghadapi ujian sering menemukan perangkat mnemonik (alat
bantu mengingat) untuk menghafal daftar item, pengingatan
bermakna dengan perangkat itu berhasil memunculkan kembali
seluruh daftar item.
Analisis dan Perbandingan
A. Persamaan
• Sama-sama mengedepankan proses berpikir, belajar itu adalah
sesuatu yang berhubungan dengan akal pikiran atau
ditekankan pada “otak” seseorang
• Aktivitas belajar siswa, terutama mereka yang berada di
tingkat pendidikan dasar akan bermanfaat kalau mereka
banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung
• Memahami struktur kognitif siswa
• Menekankan pentingnya pelajar mengasosiasikan pengalaman,
fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian
yang telah dipunyai
• Menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru kedalam
konsep atau pengertian yang sudah dipunyai siswa
• Dalam proses belajar itu siswa aktif.
B. Perbedaan
• Kategori belajar, menurut Piaget kegiatan belajar terjadi sesuai pola
tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta
melalui proses asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Sementara itu,
Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang
mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan
pengetahuan baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap
memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan
dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
• Cara siswa memperoleh pelajaran, Piaget yaitu eksplorasi, pengenalan
konsep dan aplikasi konsep. Sedangkan Ausubel belajar penerimaan
diantaranya belajar bermakna dan belajar menghafal.
• Aktivitas belajar siswa, menurut Piaget terutama mereka yang berada
di tingkat pendidikan dasar- akan bermanfaat kalau mereka banyak
dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun menurut Ausubel untuk
siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung
akan menyita banyak waktu. Untuk mereka lebih efektif kalau guru
menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan
ilustrasi.
Kognitif
• Kelebihannya  menjadikan siswa lebih
kreatif dan mandiri; membantu siswa
memahami bahan belajar secara lebih mudah.
• Kekurangannya  teori tidak menyeluruh
untuk semua tingkat pendidikan; sulit di
praktikkan khususnya di tingkat lanjut;
beberapa prinsip seperti intelegensi sulit
dipahami dan pemahamannya masih belum
tuntas.

More Related Content

What's hot

Model pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaranModel pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaranAzief Ramoz
 
TEORI BELAJAR AUSUBEL
TEORI BELAJAR AUSUBELTEORI BELAJAR AUSUBEL
TEORI BELAJAR AUSUBELharishmwddh
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerAisyah Turidho
 
Tugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajarTugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajarNakashima Taiki
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
Analisis karakteristik siswa dan lingkungan
Analisis karakteristik  siswa dan lingkunganAnalisis karakteristik  siswa dan lingkungan
Analisis karakteristik siswa dan lingkunganSalsabila Arini
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"Nursa Fatri Nofriati
 
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSDPenalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSDRosyidah L
 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasialvinnoor
 
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.Cak guru
 
Teori belajar kognitif jean piaget
Teori belajar kognitif   jean piagetTeori belajar kognitif   jean piaget
Teori belajar kognitif jean piagetsq awaliah
 
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaranDani Novita Rahma
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanRizki Lia Ismawati
 
07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitif07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitifNhia Item
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
 

What's hot (20)

Teori kognitif
Teori kognitif Teori kognitif
Teori kognitif
 
Model pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaranModel pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaran
 
TEORI BELAJAR AUSUBEL
TEORI BELAJAR AUSUBELTEORI BELAJAR AUSUBEL
TEORI BELAJAR AUSUBEL
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar bruner
 
Teori Vygotsky
Teori VygotskyTeori Vygotsky
Teori Vygotsky
 
Tugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajarTugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajar
 
Teori Belajar Bruner
Teori Belajar BrunerTeori Belajar Bruner
Teori Belajar Bruner
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Analisis karakteristik siswa dan lingkungan
Analisis karakteristik  siswa dan lingkunganAnalisis karakteristik  siswa dan lingkungan
Analisis karakteristik siswa dan lingkungan
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
 
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSDPenalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
 
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
 
Rekonstruksionisme
RekonstruksionismeRekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
 
Teori belajar kognitif jean piaget
Teori belajar kognitif   jean piagetTeori belajar kognitif   jean piaget
Teori belajar kognitif jean piaget
 
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
 
07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitif07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitif
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
 

Similar to Perbandingan antara Piagetianisme dan Ausubelianisme

Kumpulan 2 403
Kumpulan 2 403Kumpulan 2 403
Kumpulan 2 403Aryan Adam
 
TOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptxTOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptxnarul456
 
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.pptDtyStmrg88
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifPriyaRav
 
Learning theory kognitif
Learning theory kognitifLearning theory kognitif
Learning theory kognitifJeny Hardiah
 
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2一世 一生
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifkholid harras
 
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptx
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptxPembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptx
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptxRozaqFathur
 
MODUL 1 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdf
MODUL 1  PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdfMODUL 1  PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdf
MODUL 1 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdfTahang Flexter
 
Teori belajar kognitif
Teori belajar kognitifTeori belajar kognitif
Teori belajar kognitifMitha Ye Es
 
nota Teori pemerolehan bahasa bmm3117
nota Teori pemerolehan bahasa bmm3117nota Teori pemerolehan bahasa bmm3117
nota Teori pemerolehan bahasa bmm3117Yuvarani Subramaniam
 
Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2syahrulnet
 
Teori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piagetTeori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piagetSepkli Eka
 
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptxRogsBuck
 
Makalah Teori Ausubel
Makalah Teori AusubelMakalah Teori Ausubel
Makalah Teori AusubelIra Marion
 
Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21Mohd Kasman
 

Similar to Perbandingan antara Piagetianisme dan Ausubelianisme (20)

Kumpulan 2 403
Kumpulan 2 403Kumpulan 2 403
Kumpulan 2 403
 
TOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptxTOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptx
 
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Learning theory kognitif
Learning theory kognitifLearning theory kognitif
Learning theory kognitif
 
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
 
Kb2 teori kognitif
Kb2 teori kognitifKb2 teori kognitif
Kb2 teori kognitif
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptx
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptxPembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptx
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptx
 
TEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISMETEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISME
 
MODUL 1 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdf
MODUL 1  PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdfMODUL 1  PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdf
MODUL 1 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdf
 
Teori belajar kognitif
Teori belajar kognitifTeori belajar kognitif
Teori belajar kognitif
 
nota Teori pemerolehan bahasa bmm3117
nota Teori pemerolehan bahasa bmm3117nota Teori pemerolehan bahasa bmm3117
nota Teori pemerolehan bahasa bmm3117
 
Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2
 
Teori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piagetTeori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piaget
 
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
 
Tugas ipa 2
Tugas ipa 2Tugas ipa 2
Tugas ipa 2
 
Makalah Teori Ausubel
Makalah Teori AusubelMakalah Teori Ausubel
Makalah Teori Ausubel
 
Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

Perbandingan antara Piagetianisme dan Ausubelianisme

  • 1.
  • 2. Teori Belajar “Cognitive Development” dari Piaget Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget seorang psikologi yang lahir di Neuchatel Swiss (1896-1980). Ia anak tertua dari Athur Piaget, seorang professor sejarah abad pertengahan. Ayahnya sering mengajak Piaget kecil berjalan-jalan menyusuri hutan di pegunungan Alpen mengamati alam dan mendiskusikan benda atau makhluk yang mereka temui. Latihan inilah kemudian yang menjadi dasar ilmiah proses pengamatannya yang dinilai jeli, cermat dan mampu dituangkannya dalam bahasa ilmiah yang mudah dimengerti. Pada usia 11 tahun artikelnya berhasil dimuat di koran karena ia menulis pengamatannya terhadap burung pipit albino dengan bahasa yang memukau para redaksi. Walaupun ia seorang biologis tetapi penemuannya digunakan dalam psikologi dan menjadi pelopor dalam aspek pengembangan kognitif
  • 3. Buku-buku yang dikarang Piaget mayoritas disusun dari berbagai hasil pengamatan bahkan juga dilakukan terhadap anakanaknya sendiri. Piaget menjadi tokoh yang disegani karena pikiran dan idenya yang orisinil mengenai cara berpikir anak. Ide Piaget digunakan untuk merancang kurikulum TK dan SD atau tontonan televisi terkenal untuk pendidikan anak seperti Sesame Street, Dora dan Blue Clues. Menurut Piaget, pengamatan sangat penting dan menjadi dasar dalam menuntun proses berpikir anak, berbeda dengan perbuatan melihat yang hanya melibatkan mata, pengamatan melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama dan menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa. Oleh karena itu dalam belajar diupayakan siswa harus mengalamis sendiri dan terlibat langsung secara realistik dengan obyek yang dipelajarinya.
  • 4. Dalam pandangan Piaget, belajar yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh guru, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri anak sendiri. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realita. Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, akan tetapi merupakan konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada tersedia dan orang tinggal mengambilnya, akan tetapi merupakan bentukan (konstruksi) terus menerus seseorang yang acapkali mengadakan reorganisasi lantaran munculnya pemahamanpemahaman baru. Kerena itulah, teori Piaget terkadang disebut teori konstruktivis, atau yang lebih umum konstruktivisme. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya beragumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.
  • 5. Tahap Perkembangan Kognitif Sensorimotor Lahir- 2th Pra-operasional 2- 7th Operasional Konkret 7- 11th Operasional Formal 11 th- dewasa
  • 6. Sensorimotor (Lahir- 2th) • Anak belum/ tidak mempunyai konsepsi tentang obyek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan indranya. Anak-anak berfokus pada apa yang mereka lakukan dan lihat pada saat itu. • Kecerdasan telah mempunyai struktur yang didasarkan pada aksi dan pada gerakan-gerakan serta pengamatan tanpa bahasa (latihan gerak).
  • 7. Pra-operasional (2- 7 th) • Anak dapat memikirkan objek dan peristiwa yang berada di luar jangkauan pandangan langsung mereka, namun belum mampu melakukan penalaran logis seperti orang dewasa. • Anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
  • 8. Operasional konkret 7-11 th • Penalaran anak mulai menyerupai penalaran orang dewasa, namun masih terbatas pada realitas konkret. • Anak telah mampu melihat atau memahami kelas-kelas yang logis dan hubungan-hubungan yang logis diantara bendabenda, termasuk nomor-nomor. Mampu mengatur benda-benda yang sama ukurannya atau beratnya.
  • 9. Operasional Formal 11 th- dewasa • Anak-anak dan remaja dapat memikirkan dan membayangkan konsepkonsep yang tidak berhubungan dengan realitas konkret. • Mereka juga mengenali kesimpulan yang logis, sekalipun kesimpulan tersebut berbeda dari kenyataan di dunia sehari-hari
  • 10. Proses belajar terdiri dari 3 tahapan • Asimilasi adalah proses penyatuan atau pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. “bagi seseorang yang sudah mengetahui prinsip penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka proses pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada di benak siswa) dengan prinsip perkalian (sebagai informasi baru)” • Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif pada situasi baru. “jika seseorang diberi sebuah soal perkalian, maka situasi ini disebut akomodasi” • Ekuilibrum, disekuilibrum dan ekuilibrasi.
  • 12. Implikasi Teori Piaget untuk Pendidikan • Sebagai dasar pertimbangan guru di dalam menyusun struktur dan urutan mata pelajaran di dalam kurikulum. Yang penting guru harus mengerti alam pikiran anak dan tradisinya dari tingkat-tingkat perkembangan intelektual tersebut. • Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak. Guru juga meneliti bahasa siswa dengan seksama untuk memahami kualitas berpikir anak di dalam kelas. • Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
  • 13. • Situasi belajar yang ideal ialah keserasian antara bahan pengajaran yang kompleks dengan tingkat perkembangan konseptual anak. Jadi guru harus dapat menguasai perkembangna kognitif anak, dan menentukan jenis kemampuan yang dibutuhkan oleh anak untuk memahami bahan pelajaran itu. • Tipe kelas yang dikehendaki oleh Piaget menekankan pada transmisi pengetahuan melalui metode ceramah-diskusi dan mendorong guru untuk bertindak sebagai katalisator dan siswa belajar sendiri. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya. • Guru harus dengan tepat menyesuaikan bahan pengajaran yang kompleks dengan tahap perkembangan anak. Ini berarti pula bahwa guru sering harus menunggu tahap perkembangan anak yang tepat untuk menyampaikan bahan tertentu kepadanya.
  • 14. Teori Belajar Bermakna David Ausubel David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. inilah yang membedakan Ausubel dari teoriawan-teoriawan lainnya yang hanya berlatarbelakang psikologi, tetapi teori-teori mereka diterjemahkan dari dunia psikologi ke dalam penerapan pendidikan.
  • 15. Praktek Ausubel: Ekspository Teching Kebanyakan ahli psikologi kognitif memilih bentuk discovery learning, dan para behaviorist memilih guided learning atau expository teaching. Namun sementara itu Ausubel seorang psikologi kognitif memilih ekspository teaching. Ia mengemukakan, jika ekspository teching itu dapat diorganisir dan disajikan secara baik dapat menghasilkan pengertian dan resensi yang baik pula, sama halnya dengan discovery learning. Singkatnya, baik metode discovery maupun reception/expository, keduanya dapat diusahakan menjadi bermakna, atau menjadi hafalan (rote learning). Yang perlu diperhatikan guru adalah strategi belajarnya. Sebagai contoh belajar berhitung bisa menjadi rote learning bila murid hanya disuruh menghafal formula-formula itu. Sebaliknya bisa bermakna bila murid diajar sehingga tahu arti dan fungsi dari formula-formula tersebut. Dalam hal ini bukan berarti Ausubel menolak discovery learning. Dia berpendapat bahwa discovery lebih cocok bila diterapkan pada murid dalam tingkat perkembangan kognitif kongkrit. Tetapi bila murid telah mencapai tingkat formal dapat dipakai metode reception.
  • 16. David Ausubel berpendapat bahwa pembelajaran terjadi dalam diri manusia melalui proses bermakna yang mempertalikan peristiwa atau hal baru dengan konsep kognitif atau dalil-dalil yang sudah ada. Makna bukanlah sebuah respons eksplisit, tetapi sebuah “pengalaman sadar yang dinyatakan secara jelas dan dibedakan secara tepat, yang muncul ketika isyarat-isyarat bermakna, simbol, konsep, atau gagasan memiliki kemungkinan untuk dikaitkan dengan dan dimasukkan ke dalam struktur kognitif tertentu seseorang pada basis yang stabil dan substantif”. Siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advanced organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa.
  • 17. • • belajar dapat diklasifikasikan berdasarkan cara menyajikan materi, yaitu: (1) Penerimaan dan (2) Penemuan. Sedangkan berdasarkan cara siswa menerima pelajaran yaitu: Belajar Bermakna Proses menghubungkan dan menggabungkan materi baru pada hal-hal mapan yang ada dalam struktur kognitif. Ketika materi baru memasuki bidang kognitif, ia berinteraksi dengan, dan digabungkan secara semestinya ke dalam sebuah sistem konseptual yang lebih luas. Fakta bahwa materi itu benar-benar bisa digabungkan, yaitu memungkinkan untuk dikaitkan dengan elemen stabil dalam struktur kognitif, menyebabkan kebermaknaannya. Belajar Hafalan Proses penguasaan materi yang dalam hal ini diperlukan sebagai satuansatuan terpisah yang dikaitkan pada struktur kognitif hanya dalam cara acak dan harfiah, yang tidak memungkinkan pembentukan hubungan (bermakna). Bila tidak dilakukan usaha untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar hafalan. Pada kenyataannya, banyak guru dan bahan-bahan pelajaran jarang sekali menolong para siswa untuk menentukan dan menggunakan konsepkonsep relevan dalam struktur kognitif mereka untuk mengasimilasikan pengetahuan baru, dan akibatnya pada para siswa hanya terjadi hafalan.
  • 18. Penerapan Pembelajaran Bermakna • Guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif peserta didik melalui proses belajar yang bermakna. Aktivitas belajar peserta didik, terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar akan bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun untuk peserta didik pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita banyak waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi. Inti dari teori belajar bermakna Ausubel adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi peserta didik. • Pada belajar bermakna peserta didik dapat mengasimilasi pada belajar bermakna secara penerimaan, materi pelajaran disajikan dalam bentuk final, sedangkan pada belajar bermakna secara penemuan, peserta didik diharapkan dapat menemukan sendiri informasi konsep atau dari materi pelajaran yang disampaikan. Belajar bermakna dapat terjadi jika peserta didik mampu mengkaitkan materi pelajaran baru dengan struktur kognitif
  • 19. Setiap situasi pembelajaran bisa bermakna jika: • Pembelajar memiliki perangkat pembelajaran bermakna, yaitu sebuah kecenderungan untuk mengaitkan kegiatan pembelajaran baru dengan apa yang sudah mereka ketahui. • Kegiatan pembelajaran itu sendiri punya kemungkinan bermakna bagi pembelajar, yaitu bisa dihubungkan dengan struktur pengetahuan pembelajar. Cara kedua untuk membangun kebermaknaan disebut pembentukan kebermaknaan, merupakan faktor sangat potensial dalam pembelajaran manusia. Kita bisa menjadikan berbagai hal bermakna jika perlu dan jika kita sangat tergerak untuk melakukannya. Para siswa yang tekun belajar untuk menghadapi ujian sering menemukan perangkat mnemonik (alat bantu mengingat) untuk menghafal daftar item, pengingatan bermakna dengan perangkat itu berhasil memunculkan kembali seluruh daftar item.
  • 20. Analisis dan Perbandingan A. Persamaan • Sama-sama mengedepankan proses berpikir, belajar itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan akal pikiran atau ditekankan pada “otak” seseorang • Aktivitas belajar siswa, terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar akan bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung • Memahami struktur kognitif siswa • Menekankan pentingnya pelajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian yang telah dipunyai • Menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru kedalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai siswa • Dalam proses belajar itu siswa aktif.
  • 21. B. Perbedaan • Kategori belajar, menurut Piaget kegiatan belajar terjadi sesuai pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Sementara itu, Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami. • Cara siswa memperoleh pelajaran, Piaget yaitu eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep. Sedangkan Ausubel belajar penerimaan diantaranya belajar bermakna dan belajar menghafal. • Aktivitas belajar siswa, menurut Piaget terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar- akan bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun menurut Ausubel untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita banyak waktu. Untuk mereka lebih efektif kalau guru menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.
  • 22.
  • 23. Kognitif • Kelebihannya  menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah. • Kekurangannya  teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.