1. NAMA : IKY SEPTEMBER LUKAS
NIM : 1823715680
KELAS : VI PJJ E
2. 1.Latar Belakang
Sekarang ini, bersepeda motor bagi kalangan pelajar merupakan suatu
hal yang biasa,
Apalagi dengan adanya teknologi yang sangat canggih sekarang ini
sehingga apa yang mereka inginkan dan mereka butuhkan bisa terpenuhi
dalam waktu yang singkat.
Mereka menganggap bahwa teknologi yang canggih tersebut merupakan
kebutuhan primer bagi mereka. Sedangkan di luar itu, ada hal yang
penting bagi mereka, yang dapat menyelamatkan jiwa mereka. Itulah
budaya tertib lalu lintas di jalan.
Meskipun kita sudah hati-hati apakah orang lain akan sama dengan apa
yang inginkan. Menurut data catatan PT Jasa Raharja Cabang Jatim
terungkap 70 persen dari total 4.286 korban kecelakaan sepanjang
Januari hingga Maret 2014 adalah usia produktif.
3. tinggi angka kecelakaan yang dialami pelajar dan mahasiswa ini
disebabkan karena faktor ego dan emosi yang labil.
Tujuan
1.Untuk mengetahui kendala menumbuhkan budaya tertib lalu
lintas di jalan yang semakin semakin menurun
2. Untuk mengetahui pentingnya memiliki budaya tertib lalu
lintas di jalan
3. Untuk menemukan penyelesaian dalam menumbuhkan
budaya tertib lalu lintas di jalan
4. LANDASAN TEORI
Pengertian lalu lintas, menurut Djajoesman (1976:50) bahwa secara harfia
lalu lintas diartikan sebagai gerak (bolak balik) manusia atau barang
dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sarana
jalan umum
Alat gerak yang dapat digunakan untuk berpindah dari satu tempat
ke tempat yang lain, itu yang sering disebut sebagai kendaraan. Di
samping itu, kendaraan terbagi menjadi 2 jenis yaitu kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor
Di samping itu semua, lalu lintas tidak lepas dari rambu-rambu lalu
lintas. Rambu-rambu lalu lintas adalah satu alat perlengkapan jalan
dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat
ataupun perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan
peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan.
Sehingga mengerti rambu-rambu lalu lintas sangatlah berguna.
5. PEMBAHASAN
1.Kendala dalam Mewujudkan Budaya Tertib Lalu Lintas di Jalan
Berkendaraan motor bagi pelajar saat ini merupakan suatu
kebutuhan, Karena mereka memerlukan alat transportasi untuk bisa
berangkat ke sekolah. Mereka lebih memprioritaskan dalam mengikuti
perkembangan teknologi di era globalisasi kali ini
Adapun beberapa kendala dalam mewujudkan budaya tertib lalu lintas di
jalan pada kalangan pelajar yaitu:
. Pengawasan yang kurang dari pihak kepolisian
Pelajar sekarang tidak akan mematuhi peraturan jika tidak ada
yang mengawasinya, meskipun peraturan tersebut dibuat oleh
pemerintah. Pelajar sekarang,
Pelajar sekarang dapat melakukan apapun sesuai keinginan mereka.
Sehingga tertib lalu lintas kalau tidak mereka inginkan maka tidak akan
mereka lakukan.
Kebijakan pemerintah yang belum tegas
Pemerintah memang telah membuat peraturan tentang tertib lalu
lintas. Tetapi tindak lanjut dari pemerintah sangatlah kurang.
6. Minimalnya pengetahuan kalangan pelajar terhadap
budaya tertib lalu lintas
Kurangnya sosialisi baik dari pemerintah ataupun
dari pihak kepolisian tentang pentingnya tertib lalu lintas di
jalan pada kalangan remaja
Budaya pelajar dalam berangkat sekolah
Hal ini disebabkan karena mayoritas dari pelajar
membudayakan berangkat sekolah yang mepet dengan
waktu masuk sekolah mereka. Dengan dibayangi sanksi
yang akan mereka terima di sekolah, para pelajar menjadi
kurang memperhatikan rambu-rambu di jalan
Masih labilnya ego pelajar
hal ini dapat menjadi kendala dalam mewujudkan
budaya tertib lalu lintas di jalan. Karena dengan adanya ego
pelajar yang masih labil sangat mengancam keselamatan
mereka
7. KESIMPULAN
Kendala dalam menumbuhkan tertib lalu lintas di jalan pada
kalangan pelajar antara lain pengawasan yang kurang dari pihak kepolisian,
kebijakan pemerintah yang belum tegas, minimalnya pengetahuan kalangan
pelajar terhadap budaya tertib lalu lintas, budaya pelajar dalam berangkat
sekolah, dan masih labilnya ego pelajar.
SARAN
Pihak kepolisian lebih tegas dalam menindak pelaku yang
melanggar peraturan lalu lintas tanpa memandang siapa pelaku tersebut.