1. MAKALAH KONSEP DASAR IPS
SEJARAH
Di susun oleh :
Mitha Yulia Sari ( K7113142 )
Novia Diah Savitri ( K7113156 )
Nur Raida Fatati ( K7113161 )
Yanuar Prima Nur Hakim ( K7113235 )
Kelas : 1 C
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun yang memiliki
arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya suatu kejadian, perkembangan
atau pertumbuhan tentang sesuatu hal (peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas).
Ilmu sejarah sering dikaitkan dengan politik, padahal yang sesungguhnaya ilmu sejarah itu
memiliki arti yang cangkupannya dapat lebih luas karena berhubungan dengan kejadian
masyarakat di masa lalu yang dapat dilihat dari segi ilmu- ilmu sosial lainnya, seperti
sosiologi, antropologi budaya, psikologi, geografi, dan ilmu ekonomi. Sehingga sejarah dan
ilmu- ilmu sosial saling berkaitan dalam pembahasannya sesuai kajian dan objek yang
dipelajari (no name. 2012. http:/direktoratfile.UPI/html).
Sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia di masa lalu. Para sejarawan tertarik
dengan semua aspek kegiatan manusia di masa lampau baik dalam bidang politik, ekonomi,
hukum, militer, sosial, keagamaan, kreativitas (seperti yang berkaitan dengan seni, musik,
arsitekur Islam, literatur), keilmuan dan intelektual. Hal itulah yang membuat para ilmuwan
mengkaji tentang sejarah di masa lampau mengenai berbagai bidang kehidupan (no name.
2008. Hakekat dan Ruang Lingkup Sejarah. http://sejarahdonesiamerdeka.blogspot. com/).
Adapun ilmu sejarah sendiri adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa
penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian
yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis.
Ilmu sejarah mempunyai cakupan yang luas dalam pembahasanya. Hal ini
dikarenakan kajiannya yang mencakup semua bidang kehidupan dan keterhubungannya
dengan ilmu-ilmu sosial yang lain. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas lebih dalam
lagi mengenai pengertian, ruang lingkup, dan konsep dasar sejarah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sejarah?
2. Bagaimana ruang lingkup sejarah?
3. Bagaimana konsep dasar sejarah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sejarah.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup sejarah.
3. Untuk mengetahui konsep dasar sejarah.
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sejarah
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab ( ةرجش : šajaratun) yang artinya
pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh ( خيرات ). Adapun kata tarikh
dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah
lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian
dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang
mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-bahasa
Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu
terdapat beberapa variasi. Meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah
berasal-muasal dalam bahasa Yunani yaitu historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan
history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte yang berarti
yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis. Menilik pada makna secara
kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah
menyangkut dengan waktu dan peristiwa.
Berikut ini adalah beberapa pengertian sejarah dari berbagai ahli seajarah, secara lengkapnya
adalah sebagai berikut:
1. J.V. Bryce; Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan
diperbuat oleh manusia.
2. W.H. Walsh; Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting
saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman
manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan
cerita yang berarti.
3. Patrick Gardiner; Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh
manusia.
4. Roeslan Abdulgani; Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat
serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk
kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya
dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang
serta arah proses masa depan.
5. Moh. Yamin; Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil
penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
6. Ibnu Khaldun; Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum
manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
7. Moh. Ali; Dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, dipertegas pengertian
sejarah adalah sebagai berikut: (1) jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau
peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, (2) cerita tentang perubahan-perubahan,
kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, (3) ilmu yang bertugas
menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di
sekitar kita.
4. Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa
lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah
merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting. Peristiwa yang abadi adalah
peristiwa sejarah yang tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa
yang unik adalah peristiwa sejarah yang hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang
persis sama untuk kedua kalinya. Sementara peristiwa yang penting adalah peristiwa sejarah
yang mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah).
2.2 Ruang Lingkup Sejarah
Pengertian sejarah secara umum dari para ahli ialah memiliki makna sebagai cerita
atau kejadian yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu. Kemudian disusul oleh
Depdiknas yang memberikan pengertian sejarah sebgai mata pelajaran yang menanamkan
pengetahuan dan nilai- nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat
Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini (Depdiknas,2003:1). Namun, yang jelas
kata kuncinya bahwa sejarah merupakan suatu penggambaran ataupun rekonstruksi peristiwa,
kisah, maupun cerita yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu. Pada umunya, para ahli
sepakat untuk membagi peranan dan kedudukan sejarah yang terbagi atas tiga (3) hal yakni,
sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu dan sejarah sebagai cerita (Ismaun, 1993:
277). Untuk lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut:
2.2.1 Sejarah sebagai Peristiwa
Adalah sesuatu yang terjadi pada masyarakat manusia di masa lampau. Para ahli pun
mengelompokkan sejarah agar dapat memudahkan kita untuk memahaminya yaitu :
1. Pembagian sejarah secara sistematis; pembagian sejarah atas beberapa tema. Contoh :
sejarah politik, sejarah sosial, sejarah kebudayaan, sejarah perekononiam, sejarah
agama, sejarah pendidikan dan sebagainya.
2. Pembagian sejarah berdasarkan periode waktu; sejarah Indonesia dimulai dari zaman
prasejarah, zaman pengaruh Hindhu-Budha, zaman pengaruh Islam, zaman kekuasaan
Belanda, zaman pergerakan nasional, zaman pendudukan Jepang, zman kemerdekaan,
zaman revolusi fisik, orde lama, orde baru dan orde reformasi.
3. Pembagian sejarah berdasarkan unsur ruang; dalam sejarah regional dapat
menyangkut sejarah dunia, tetapi ruang lingkupnya lebih terbatas oleh persamaan
karakteristik, baik fisik maupun sosial budayanya. Contoh : sejarah Eropa, sejarah
Asia Tenggara, sejarah Afrika Utara dan sebagainya.
Sejarah sebagai peristiwa sering pula disebut sebagai kenyataan dan serba objektif (Ismaun,
1993:279). Artinya, peristiwa-peristiwa tersebut benar-benar terjadi dan didukung oleh
evidensi-evidensi yang menguatkan, seperti beruapa saksi mata (witness) yang dijadikan
sumber-sumber sejarah (historical sources), peninggalan-peninggalan (relics atau remains)
dan catatan-catatan (recods) (Lucey, 1984:27). Selain itu, dapat pula peristiwa itu diketahui
dari sumber-sumber yang bersifat lisan yang disampaikan dari mulut ke mulut. Menurut
Sjamsudin (1996:78), ada dua macam sumber lisan. Pertama, sejarah lisan (oral history),
contohnya ingatan lisan (oral reminiscence), yaitu ingatan tangan pertama yang dituturkan
secara lisan oleh orang-orang yang diwawancarai oleh sejarawan. Kedua, taridisi lisan (oral
5. tardisition), yaitu narasi dan deskripsi dari orang-orang dan peristiwa-peristiwa pada masa
lalu yang disampaikan dari mulut ke mulut selama beberapa generasi.
2.2.2 Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah dikategorikan sebagai ilmu karena dalam sejarah memiliki “batang tubuh keilmuan”
(the body of knowledge), metodologi yang spesifik. Sejarahpun memliki struktur keilmuan
tersendiri, baik dalam fakta, konsep, maupun generalisasinya. Kedudukan sejarah di dalam
ilmu pengetahuan digolongkan ke dalam beberapa kelompok.
1. Ilmu sosial, karena menjelaskan perilaku sosial. Fokus kajiannya menyangkut proses-proses
sosial (pengaruh timbal balik antara kehidupan aspek sosial yang berkaitan
satu sama lainnya) beserta perubahan-perubahan sosial.
2. Seni atau art. Sejarah digolongkan dalam satra. Herodotus (484-425 SM) yang
digelari sebagai “bapak Sejarah” beliaulah yang telah memulai sejarah itu sebagai
cerita (story telling) dan sejak saat itu sejarah telah dimasukkan kedalam ilmu- ilmu
kemanusiaan atau humaniora (Sjamsudin, 1996:189-190). Sejarah dikategorikan
sebagai ilmu humaniora, terutama karena dalam memelihara dan merekm warisan
budaya serta menafsirkan makna perkembangan umat manusia. Itulah sebabnya dalam
dalam tahap histografi dan eksplanasi, sejarah memerlukan sentuhan-sentuhan
estetika atau keindahan.
2.2.3 Sejarah sebagai Cerita
Dalam sejarah sebagai cerita merupakan suatu karya yang dipengaruhi oleh
subjektivitas sejarawan. Hal ini berarti sejarah memuat unsur-unsur dari subjek, si penulis
atau sejarawan sebagai subjek turut serta mempengruhi atau memberi “warna” , atau “rasa”
sesuai dengan “kacamata” atau selera (Kartodirjo, 1992:62). Dilihat dari ruang lingkupnya
terutama pembagian sejarah secara tematik, Sjamsudin dan Burke mengelompokkannya
dalam belasan jenis sejarah, yaitu sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah kebudayn, sejarah
demografi, sejarah politik, sejarah kebudayaan rakyat, sejarah intelektual, sejarah keluarga,
sejarah etnis, sejarah psikologi dan psikologi histori, sejarah pendidikan dan sejarah medis
(no name. 2012. http:/direktoratfile.UPI/html).
2.2.4 Sejarah sebagai Seni
Sejarah sebagai seni membutuhkan intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa. Sejarah
sebagai seni mempunyau beberapa kekurangan. Pertama sejarah sebagai seni akan kehilangan
objektivitasnya karene seni merupakan hasil imajinasi. Ketepatan dan objektivitas sangat perlu
dalam penulisan sejarah. Objektivitas berarti tidak ada pandangan individual. Kedua, sejarah
akan terbatas. Hanya sejarah yang dapat dideskripsikan sebagai karya seni yang di akui.
Sementara itu, tema-tema sejarah yang pentinglainya, sepeti sejarah ekonomi dan sejarah
kuantitatif yang menyuguhkan angka-angka dan analisis tidak di tulis.
7
6. Sejarah sebagi seni memerlukan :
a. Intuisi : pemahaman langsung dan insting selama masa penelitian.
b. Imajinasi : seorang sejarahwan harus bias membayangkan apa yang sebenarnya
terjadi.
c. Emosi : sejarahwan harus memiliki rasa empati yang tinggi untuk menyatukan
perasaan dengan objeknya, seolah-olah mengalami sendiri.
d. Gaya bahasa : gaya bahasa yamg digunakan harus lugas dan tidak berbelit-belit
agar mudah di pahami.
2.3 Konsep Dasar Sejarah
Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis
keseluruhan perkembangan proses perubahan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala
aspek kehidupannya yang terjadi di masa lampau. Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah
masa yang sudah terlewati. Masa lampau selalu terkait dengan konsep-konsep dasar berupa
waktu, ruang, manusia, perubahan, dan kesinambungan atau when, where, who, what, why,
dan How (no name. 2012. http:/direktoratfile.UPI/html).
Beberapa konsep yang dikembangkan dalam ilmu sejarah seperti perubahan, peristiwa, sebab
dan akibat, nasionalisme, peradaban, perbudakan, waktu, feminisme, liberalisme, dan
konservatisme. Penjelasan mengenai konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut:
2.3.1 Perubahan
Konsep perubahan merupakan istilah yang mengacu kepada sesuatu hal yang menjadi “tampil
berbeda”. Konsep tersebut demikian pentng dalam sejarah dan pembelajaran sejarah,
mengingat sejarah itu sendiri pada hakikatnya adalah perubahan. Seorang futuris ternama
Amerika Serikat Alvin Toffler (1981) mengemukakan bahwa perubahan tidak sekedar
penting dalam kehidupan, tetapi perubahan itu sendiri adalah kehidupan.
2.3.2 Peristiwa
Konsep peristiwa memiliki arti sebgaai suatu kejadian yang menarik maupun luar biasa
karena memiliki keunikan. Dalam penelitian sejarah, peristiwa selalu menjadi objek kajian,
mengingat salah satu karakteristik ilmu sejarah adalah mencari keunikan-keunikan yang
terjadi pada peristiwa tertentu, dengan penekanan pada tradisi-tradisi relativisme.
2.3.3 Sebab dan Akibat
Istilah sebab merujuk kepada pengertian faktor-faktor determinan fenomena pendahulu yang
mendorong terjadinya sesuatu perbuatan, perubahan, maupun peristiwa berikutnya, sekaligus
sebagai suatu kondisi yang mendahului peristiwa. Sedangkan akibat adalah sesuatu yang
menjadikan kesudahan atau hasil suat perbuatan maupun dampak dan peristiwa.
7. 2.3.4 Nasionalisme
Konsep nasionalisme, secara sederhana memiliki arti rasa kebangsaan, dimana kepentingan
negara dan bangsa mendapat perhatian besardalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.3.5 Kemerdekaan/ Kebebasan
Konsep kemerdekaan atau kebebasan adalah nilai utama dalam kehidupan politik bagi setiap
negara dan bangsa maupun umat manusia yang senantiasa diagung-agungkan, sekalipun tidak
selamanya dipraktikkan. Arti penting kemerdekaan ini dapat dilihat pada ketentuan yang
mengatur hak-hak asasi manusia, sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Hak-Hak Manusia
Universal yang disetujui dengan suara bulat oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
tanggal 10 Desember 1948.
2.3.6 Kolonialisme
Konsep kolonialisme merujuk kepada bagian imperialisme dalam ekspansi bangsa-bangsa
Eropa Barat ke berbagai wilayah lainnya di dunia sejak abad ke-15 dan 16. Pada puncak
perkembangannya, kolonialisme merajalela pada abad ke-19. Dimana hampir setiap negara di
Eropa memiliki daerah jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika.
2.3.7 Revolusi
Konsep revolusi menunjuk pada suatu pengertian tentang perubahan sosial politik yang
radikal, berlangsung cepat, dan besar-besaran. Revolusi terjadi ketika berbagai kesulitan
perang dan krisis keuangan negara berhasil diatasi, namun memiliki institusi- institusi yang
rentan terhadap revolusi. Skocpol yang mengidentifikasi tiga ciri kelembagaan yang
menyebabkan kerentanan revolusi tersebut, yaitu:
1. Lembaga militer negara sangat inferior terhadap militer dari negara-negara
pesaingnya.
2. Elite yang otonom mampu menentang atau menghadang implementasi kebijaksanaan
yang dijalankan pemerintah pusat.
2.3.8 Fasisme
Konsep fasisme atau facism adalah nama pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara
totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat memiliki rasa nasionalis yang sempit,
rasialis, militeristis, dan imperialis.
2.3.9 Komunisme
Pada dasarnya, konsep dari istilah komunisme merujuk kepada setiap pengaturan sosial yang
didasarkan pada kepemilikan, produksi, konsumsi, dan swapemerintahan yang diatur secara
komunal atau bersama-sama.
8. 2.3.10 Peradaban
Konsep peradaban atau civilization merupakan konsep yang merujuk pada suatu entitas
kultural seluruh pandangan hidup manusia yang mencakup nilai, norma, institusi, dan pola
pikir terpenting dari suatu masyarakat yang terwariskan dari generasi ke generasi (Bozeman
dalam Hungtinton, 1998:41). Selain itu, peradaban menunjuk kepada suatu corak maupun
tingkatan moral yang menyangkut penilaian terhadaptotalitas kebudayaan. Jadi, peradaban
jauh melebihi luasnya dari suatu kebudayaan yang saling mempengaruhi.
2.3.11 Perbudakan
Pada hakikatnya, konsep perbudakan atau siavery adalah istilah yang meggambarkan suatu
kondisi dmana seseorang maupun kelompok tidak memiliki kedudukan dan peranan sebagai
manusia yang memiliki hak asasi sebagai manusia yang layak.
2.3.12 Waktu
Konsep waktu dalam hal ini (hari,tanggal, bulan, tahun, windu, dan ahad) merupakan konsep
esensial dalam sejarah. Begitu pentingnya mengenai waktu yang digunakan baik pada riset
historis dan empiris dalam prespektif kronologis, fungsional, strukturalis, maupun simbolis.
Secara alternatif, ilmuwan atau sejarawan dapat menggunakan penempatan subjektif darisaat
kemarin, sekarang, dan akan datang. Mengenai pentingnya pemahaman tentang waktu,
menurut Sztompka (2004: 58-59) terdapat enem fungsi waktu, yaitu (a) sebagai penyelaras
tindakan, (b) sebagai koordinasi, (c) sebgai bagian dalam tahapan atau rentetan peristiwa, (d)
menempati ketepatan,(e) menentukan ukuran, (f) untuk membedakan suatu masa tertentu
dengan lainnya.
2.3.13 Fenimisme
Istilah fenimisme adalah nama suatu gerakan emansipasi wanita dari subordinasi pria.
Menurut Maggie Humm (2000:354), semua gerakan feminis mengandung tiga unsur asumsi
pokok. Pertama, gender adalah suatu konstruksi yang menekan kaum wanita sehingga
cenderung menguntungkan pria. Kedua, konsp patriarki-dominasi kaum pria dalam lembaga-lembaga
sosial melandasi konstruk tersebut. Ketiga, pengalaman dan pengetahuan kaum
wanita harus dilibatkan untuk mengembangkan suatu masyarakatnonseksis di masa
mendatang.
2.3.14 Liberalisme
Konsep liberalisme mengacu kepada sebuah doktrin yang maknanya hanya dapat
diungkapkan melalui penggunaan kata-kata sifat yang menggambarkan nuansa-nuansa
khusus.
2.3.15 Konservatisme
Istilah konservatisme merujuk kepada doktrin yang menyakini bahwa realitas suatu
masyarakat dapat ditemukan pada perkembangan sejarahnya. Oleh karena itu, pemerintah
membatasi diri dalam campurtangan terhadap perilaku kehidupan masyarakatnya, dalam arti
tidak boleh melupakan akar-akar sejarahnya (no name. 2012. http:/direktoratfile.UPI/html
9. BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab ( ةرجش : šajaratun) yang artinya
pohon. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam
literatur bahasa Indonesia terdapat beberapa variasi. Meskipun begitu, banyak yang mengakui
bahwa istilah sejarah berasal-muasal dalam bahasa Yunani historia dan dalam bahasa Inggris
dikenal dengan history. Menilik pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas
dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa.
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam
kehidupan umat manusia.
Pada umunya, para ahli sepakat untuk membagi peranan dan kedudukan sejarah yang
terbagi atas tiga (3) hal yakni, sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu dan sejarah
sebagai cerita. Dalam sejarah, masa lampau selalu terkait dengan konsep-konsep dasar berupa
waktu, ruang, manusia, perubahan, dan kesinambungan atau when, where, who, what, why,
dan How. Sehingga, Konsep dasar yang dikembangkan dalam ilmu sejarah seperti perubahan,
peristiwa, sebab dan akibat, nasionalisme, peradaban, perbudakan, waktu, feminisme,
liberalisme, dan konservatisme.
3.2 Saran
Bagi guru hendaknya dapat mengajarkan sejarah sesuai dengan objek kajiannya. Terkait
dengan kajian sejarah yang mempelajari masa lalu, hendaknya guru dapat mengajarkanya
sebagai suatu pelajaran yang dapat dimanfaatkan di masa sekarang sebagai sebuah
pengalaman yang berharga untuk dapat menjalankan kehidupan yang lebih baik.