SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT
MENJADI CPO
Teknologi Pengolahan Sawit, Erfanur
Adlhani
Stasiun Pengolahan
 Stasiun utama PKS :
 Penerimaan buah (fruit reception)
 Rebusan (sterilizer)
 Thresser
 Pengempaan (presser)
 Klarifikasi (pemurnian)
 Pemisahan biji dan kernel
STASIUN PRESS (pengempaan)
Stasiun press ini
berfungsi untuk
memeras CPO
dari brondolan
matang yang
telah
dilepaskan dari
tandannya
 Pada stasiun threshing, brondolan buah yang
memiliki ukuran yang lebih kecil akan jatuh ke
fruit elevator melalui permukaan bawah unit
thresser yang berlubang-lubang kecil,
sedangkan ukuran tandan yang besar akan
tertahan di permukaan tersebut dan
disalurkan ke tempat penimbunan tandan
kosong melalui empty bunch conveyor dan siap
untuk digunakan sebagai pupuk.
 Brondolan buah sawit yang diangkut fruit
elevator tadi akan dibawa menuju digester.
 Digester berfungsi untuk mengupas brondolan
agar daging buah terlepas dari nut dengan suhu
panas (50oC – 95oC).
 Di dalam digester ini, buah akan diaduk-aduk
oleh sejumlah pisau sehingga buah-buah
tersebut akan saling bertabrakan dan tercacah-
cacah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
proses penekanan buah di unit selanjutnya.
Digester • Fungsi :
• Melumatkan brondolan yang
telah dirontokkan sehingga
minyaknya dapat diekstraksi
di Screw Press secara
maksimal dan bijinya dapat
terlepas.
• Meniriskan minyak bebas,
sehingga mengurangi volume
massa yang akan dikempa.
• Menaikkan suhu massa guna
memudahkan proses
pengempaan (95oC).
 Brondolan yang telah mengalami pencacahan
dan keluar melalui bagian bawah digester sudah
berupa bubur yang selanjutnya dipisahkan
dengan screw press
 screw press merupakan alat untuk memisahkan
minyak dari daging buah dengan cara seperti
memerah santan
 Putaran screw akan mendesak bubur buah,
sedangkan dari arah berlawanan tertahan oleh
sliding cone
 Screw dan sliding cone ini berada dalam sebuah
selubung baja yang disebut press cage, dimana
dindingnya berlubang-lubang di seluruh
permukaannya
 Sehingga minyak dari bubur buah yang terdesak
ini akan keluar melalui lubang-lubang press
cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah
antara sliding cone dengan press cage
Screw Press Screw prees ini
berfungsi untuk
mengambil
minyak dari
massa adukan
buah yang
berasal dari
digester.
 Dalam pengambilan minyak dengan
screw press, dapat terjadi kehilangan
minyak (oil loss). Yang menjadi faktor
penyebabnya antara lain :
 Tekanan Press Yang Digunakan.
 Temperatur Digester.
 Waktu Pengepressan.
 Waktu Perebusan.
 Untuk menekan atau mengurangi angka
kehilangan minyak perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut :
 Suhu air harus 90°C.
 Tekanan Press harus diatur agar kerugian minyak
dalam fiber rendah begitu juga dengan Nut pecah
harus rendah.
 Sebaiknya pemakaian Screw Press dihentikan
setelah jam kerjanya mencapai 500 jam.
 Standar kehilangan minyak terhadap sampel kering
di Stasiun Press distandardkan sebesar 7%.
 Minyak yang sudah diekstrak selanjutnya
ditampung dan dialirkan melalui oil
gutter menuju sand trap tank untuk
diproses pada stasiun selanjutnya, stasiun
klarifikasi.
 Sedangkan fiber dan nut yang jatuh dari
screw press dibawa oleh cake breaker
conveyor untuk diproses menuju stasiun
pemisahan biji dan kernel.
STASIUN KLARIFIKASI (pemurnian)
Fungsi dari stasiun
klarifikasi adalah untuk
memisahkan minyak
dari kotoran dan unsur
– unsur lain yang dapat
mengurangi kualitas
CPO dengan
mengupayakan
kehilangan minyak
sesedikit mungkin
 3 metode pemurnian minyak kasar :
 Metode pengendapan (settling), yaitu pemisahan
minyak dan air karena terjadi pengendapan bagian
yang lebih berat
 Metode pemusingan (centrifuge), yaitu pemisahan
dengan cara memusingkan minyak kasar sehingga
bagian yang lebih berat akan terlempar lebih jauh
akibat adanya gaya sentrifugal
 Metode pemisahan biologis, yaitu pemecahan
molekul-molekul minyak
 Untuk memperoleh hasil minyak yang optimal dan
mengurangi kehilangan minyak pada Stasiun
Klarifikasi terutama di Continous Settling Tank,
sangat diperhatikan temperaturnya dan temperatur
yang ideal untuk proses Klarifikasi statis antara 90 –
95 °C.
 Continous Settling Tank hanya bekerja berdasarkan
proses alami berdasarkan perbedaan berat jenis.
Oleh sebab itu setiap perubahan yang terjadi dalam
larutan akan terjadi secara lambat sehingga volume
harus dijaga agar selalu tetap. Dengan demikian
pemasukan dan pengeluaran harus dijaga seimbang.
Stasiun Klarifikasi
 Minyak kasar yang diperoleh dari hasil
pengempaan (Press) dialirkan ke Saringan
Getar (Vibrating Screen) untuk disaring, agar
kotoran kasar berupa serabut-serabut dan
cangkang yang lolos dari Saringan Press (Press
Cage) dapat dipisahkan. Minyak kasar yang
telah disaring selanjutnya dimasukkan kedalam
suatu bak penampung (Crude Oil Tank),
sedangkan kotoran yang berupa Serabut dan
Cangkang dikembalikan ke Fruit Elevator untuk
di proses ulang (Re-Cycle ke Digester/Press).
STASIUN PEMISAHAN BIJI DAN KERNEL
 Di stasiun pabrik biji dilakukan aktivitas
pemisahan serabut dari nut (biji), pemisahan inti
dari cangkangnya dan juga pengeringan inti
 Peralatan yang digunakan di stasiun ini ,
diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC),
Depericarper, Nut Hopper, Ripple Mill, Claybath,
dan Kernel Silo
 Fungsi dari pabrik biji adalah untuk mengolah
ampas/press cake yang terdiri dari fiber dan biji.
Fiber dijadikan bahan bakar boiler, sedangkan biji
diolah lebih lanjut menjadi kernel
Cake Breaker Conveyor
 Cake dari screw press ditampung dan diuraikan dalam
CBC yang terdiri dari screw conveyor berpedal. Fungsi
CBC ini adalah memisahkan nut dan fibre yang masih
menggumpal (cake), mengeringkan fibre untuk
mudah dihisap di fibre cyclone, dan sebagai transport
untuk menghantar biji ke depericarper dan fibre ke
fibre cyclone. Pada ujung CBC terdapat scre conveyor
tertutup yang berfungsi untuk menghambat udara
terhisap melalui CBC, diharapkan terhisap melalui
deperticarper. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara
lain pembersihan dan pemeriksaan berkala,
pemeriksaan baut-baut sambungan dan bushing shaft,
serta pengosongan pada saat akhir milling.
Depericarper
 Pemisahan antara biji dan fibre dilakukan
dengan menggunakan udara dengan perbedaan
dynamic pressure. Fibre cyclone fan akan
menarik udara melalui sudu-sudunya. Udara
tersebut mengalir melalui ducting, untuk
menghisap fibre yang lebih ringan dari biji.
Kecepatan udara tergantung dari kapasitas fan
tersebut serta pengaturan separating coulumn
deperticarper dan damper fan.
 Fibre akan terangkat karena lebih ringan
sementara biji (nut) jatuh karena lebih berat.
Fibre selanjutnya terhisap ke fibre cyclone dan
jatuh ke fuel conveyor melalui airlock, sebagai
bahan bakar di boiler. Hal yang perlu
diperhatikan antara lain kebersihan ducting
fibre cyclone, kebersihan sudu-sudu fan,
kebocoran ducting, kekencangan belting dan
pelumasan bearing.
Nut Hopper
 Nut hopper adalah penampungan nut sebelum
dipecah di ripple mill, dimana nut hopper terdiri
dari dua buah hopper yang berisi nut dengan
ukuran berbeda. Tujuan pemisahan berdasarkan
ukuran ini adalah untuk mendapatkan efesiensi
pemecahan yang baik agar tidak banyak broken
kernel, whole nut, dan half nut dari ripple mill.
Hopper ini juga diperlukan untuk mengatur
jumlah nut yang akan dipecah di ripple mill.
Ripple Mill
 Ripple mill adalah alat pemecah nut sehingga
kernel terppisah dari cangkangnya. Ripple mill
terdiri dari rotor bar dan stator. Nut akan masuk
ke ripple mill di atara rotor dan stator, karena
putaran, maka nut akan pecah.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan :
 Jarak antara stator dan rotor. Apabila jarak tidak
diatur maka nut yang masuk akan tidak terpecahkan
karena nut yang berukuran kecil akan memasuki
ruang besar pada ripple mill dan sebaliknya nut besar
memasuki ruang yang kecil sehingga banyak terjadi
broken kernel dan terhisap di winnower.
 Kecepatan rotor. Kecepatan putaran
berpengaruh terhadap hasil pemecahan nut.
Semakin tinggi putaran, semakin tinggi
kapasitas, tetapi semakin tinggi pul broken
kernel.
 Kondisi awal nut. Kondisi ukuran dari nut,
kadar kekeringan nut kebersihan dari fibre
yang mengikut nut.
 Kondisi sterilizer, dimana sterilisasi yang tidak
baik mengakibatka kernel tidaklekang dari
nutnya.
Claybath
 Claybath memisahkan broken kernel dan shell dengan
menggunkan larutan clay. Larutan ini akan memisahkan
broken kernel dan shell, dimana broken kernel akan
terapung sebab berat jenisnya lebih kecil dari shell.
Sementara shell yang berat akan tenggelam di bawahnya.
Broken kernel di permukaan larutan akan dioverflow ke
vibrating kernel, sementara bagian underflownya berisi
shell dialirkan ke vibrating shell. Untuk membersihkannya
dari larutan clay yang menempel, bagian atas vibrating
dipasang pipa penyiram. Shell masuk ke ducting shell
trasport dan dihembus oleh shell transport fan ke fuel
conveyor. Sementara broken kernel masuk ke common point
dan bersatu dengan kernel dari shell winnower dan dibawa
ke kernel drier oleh kernel winnoer fan atau kernel elevator.
Kernel Silo
 Kernel Drier
 Kernel drier berfungsi mengurangi kadar air pada
kernel dan menghambat pertumbuhan jamur. Udara
dimasukkan ke dalam kernel drier setelah melalui air
heater. Udara tersebut akan masuk ke celah-celah
kernel melalui kisi-kisi lantai. Hal yang menjadi
perhatian antara lain pengisian kernel ke dalam drier,
kebersihan heater, tekanan steam, dll.
 Kernel Bulking
 Kernel bulking merupakan tempat penyimpanan
kernel sementara sebelum dijual. Setelah dkeringkan
di kernel drier, kernel dibawa ke kernel bulking
melalui transport fan.
Stasiun Pemisahan Biji dan
Kernel
 Pengolahan Inti Sawit ditujukan untuk
memisahkan Inti Sawit dari Cangkangnya.
Keberhasilan Pemisahan Inti Sawit di ukur
oleh Efisiensi Pengutipan Inti ( EPI ), makin
tinggi EPI makin efisien proses pengolahan inti
sawit. EPI yang tinggi mencapai lebih besar
dari 90%. Sedangkan kenyataannya bahwa
realisasi di lapangan EPI umumnya hanya
berkisar antar 80 – 85 %.
 Proses memisahkan Inti Sawit dimulai dari Input yang
berasal Ampas Press.
 Ampas Press yang berasal dari Screw Press terdiri dari
serat halus (Fibre) dan biji (Nut) dengan kandungan air
yang masih tinggi dan menggumpal, oleh sebab itu
gumpalan serat halus ini perlu diuraikan dan dikeringkan
dengan alat pemecah gumpalan ampas yang disebut
dengan Cake Breaker Conveyor (CBC). Alat ini
berperan memecahkan gumpalan ampas,
mengeringkan dan mengangkut ke alat Fibre Cyclone.
Untuk mempermudah pemecahan gumpalan dan
mempersiapkan ampas kering agar mudah diproses
lebih lanjut pada Depericarper dan sesuai dengan
persyaratan bahan bakar untuk Boiler, maka
 Ampas press yang telah diurai oleh Cake
Breaker perlu dipisah antara fraksi ringan dan
fraksi berat dengan alat yang disebut
Depericarper.
 Fraksi ringan terdiri dari serat, inti pecah
halus, pecahan tempurung tipis dan debu.
Fraksi berat terdiri dari biji utuh, biji pecah, inti
utuh dan inti pecah.
 Fraksi ringan dikirim ke Boiler untuk bahan
bakar, sedangkan fraksi berat diproses lanjut
dengan Polishing Drum.
 Polishing Drum Berfungsi untuk menghilangkan serat – serat (
Fiber) yang masih melekat pada cangkang biji. Semua serat yang
ada harus hilang, karena serat yang masih melekat dicangkang biji
dapat mengganggu jalannya proses pemecahan biji oleh Nut
Cracker.
 Beberapa factor yang mempengaruhi keberhasilan Polishing Drum :
 Kemiringan Drum Berputar,
Sudut kemiringan drum berputar akan menentukan lamanya biji
di poles. Semakin lama biji dipoles dalam drum berputar maka
mutu biji semakin baik yaitu serat yang terdapat dalam biji
semakin sedikit.
 Kecepatan Putar Polishing Drum
Kecepatan Putar akan mempengaruhi gaya gesekan antara
drum dan biji. Putaran yang diinginkan ialah putaran yang
menyebabkan biji berguling guling pada bagian dinding drum
 Kondisi Permukaan Dalam Drum.
Permukaan bagian dalam drum yang dibuat
lobang halus dengan garis tengah 0,5 CM akan
membuat proses pemolesan menjadi sempurna.
 Hisapan Angin
Bertujuan untuk membuang serat halus yang
masih terdapat dipermukaan drum dan yang
masih melekat pada biji akan dapat
menghambat atau mengurangi gaya gesekan
antara biji dengan drum.
Setelah Biji ( NUT) bersih dari serat, biji akan
 Nut Silo adalah semacam Lumbung tempat
pemeraman Biji sebelum dilakukan pemecahan
Cangkangnya.
 Biji mengandung pectin, yang terdapat antara
Cangkang dengan Inti. Untuk mempermudah
proses pemecahan biji oleh Cracker, maka
pectin yang berfungsi sebagai perekat inti pada
cangkang perlu dirombak dengan proses
kimiawi seperti fermentasi.
 Fermentasi ialah salah satu proses biokimia
yang dikembangkan pada pengolahan biji sawit
 Biji yang telah diperam dalam Nut Silo akan
dipecahkan oleh Nut Cracker atau oleh Ripple
Mill.
 Sebelum proses pemecahan biji oleh Nut
Cracker , terlebih dahulu dilakukan seleksi
berdasarkan ukuran biji dengan menggunakan
alat “Nut Grading” yaitu drum berputar terdiri
dari ukuran lobang yang berbeda – beda. Biji
yang telah diseleksi terdiri dari tiga fraksi yaitu
kecil ( 8 – 14 mm ), sedang ( 15 – 17 mm ) dan
besar ( 18 mm ).
 Nut Cracker berfungsi memecahkan biji dengan
system bentur biji ke di dinding yang keras.
Mekanisme pemecahan ini didasarkan pada
kecepatan putar, radius dan massa biji yang
dipecahkan. Oleh karenanya biji sebelumnya
harus dikelompokkan menjadi tiga fraksi melalui
Nut Grading dan oleh karenanya, Cracker
harus disediakan tiga unit. Ketiga Cracker
mempunyai putaran yang berbeda-beda, sebab
semakin kecil ukuran biji maka dibutuhkan
putaran yang lebih tinggi. Penentuan kecepatan
putaran mempengaruhi besarnya persentase
 Ripple Mill, yang pada awalnya digunakan
untuk pemecahan biji bunga matahari, biji
kapas, dan kacang kedelai, kemudian juga
digunakan untuk pemecah Biji Sawit.
 Ripple Mill terdiri dari dua bagian yaitu
Rotating Rotor dan Sationary Plate.
 Mekanisme pemecahan biji berbeda dengan Nut
Cracker, yaitu dengan cara melemparkan biji dengan
Rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan
pecahnya biji. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi
kecepatan putaran Rotor sebagai resultante gaya, jarak
antara Rotor dengan plat bergerigi dan ketajaman gerigi
plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan
sebagai penahan dan pemecah.
 Alat ini dapat memecahkan biji tanpa melalui
pemeraman dalam nut silo asalkan dalam proses
perebusan dilakukan dengan sempurna yaitu tekanan
rebusan 3kg/cm² dengan system 3 puncak selama 90
menit, yang artinya akan setara dengan menghasilkan
kadar air 15 % pada Nut.
 Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi :
a. Kondisi Ripple Mill.
 Keadaan plat yang bergerigi tumpul dan rod
yang bengkok akan menyebabkan pemecahan
tidak efektif.
b. Jarak Rotor dengan plat bergerigi.
 Jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan
persentase biji yang remuk cukup tinggi dan bila
jarak terlalu renggang maka pemecahan biji
tidak sempurna.
 c. Putaran Rotor.
 Putaran yang terlalu cepat akan menghasilkan
biji yang hancur dan terlalu rendah
menyebabkan banyak biji yang tidak pecah.
 d. Bentuk biji.
 Ukuran biji yang heterogen, bentuk biji yang
gepeng dan lonjong akan menyebabkan
efisiensi pemecahan biji yang rendah.
 LTDS adalah singkatan dari Light Tenera Dry
Separating atau Cara Pemisahan cangkang
dari inti yang dilakukan dengan Cara Kering
memanfaatkan perbedaan Massa Berat
material dengan cara dihisap oleh angin.
 Fraksi ringan umumnya lebih mudah dihisap
angin dibanding dengan fraksi berat.
 LTDS berupa Kolom Penghisap yang
mekanisme kerjanya serupa dengan Vacuum
Cleaner dan di pabrik di sebut Winnowing
 LTDS 1 – Adalah proses Hisapan Pertama
 Hisapan Pertama merupakan upaya untuk
menghilangkan debu dan partikel halus seperti
pecahan cangkang, inti dan serat. Alat
penghisap ini disebut Winnowing yang terdiri
dari kolom dan dilengkapi dengan Air Lock.
Hisapan ini umumnya agak lemah, sehingga
hanya bertujuan untuk mengurangi volume
campuran inti cangkang.
 LTDS 2 – Adalah proses Hisapan Kedua
 Hisapan Kedua ini bertujuan untuk memisahkan
cangkang dari inti.
 Dalam hal ini cangkang yang berbentuk lempeng dan
tipis lebih mudah terangkat keatas. Sebaliknya, Inti yang
umumnya berbentuk bulat dan tebal akan jatuh ke
bagian bawah.
 Hisapan yang terlalu kuat akan menyebabkan Inti ikut
terangkut keatas dan menyebabkan efisiensi pengutipan
inti turun, dan jika hisapan terlalu lemah maka dalam inti
banyak dijumpai cangkang.
 Tumpukan cangkang yang masih banyak mengandung
Inti akan diolah lebih lanjut dengan alat yang disebut
 Hydro Cyclone merupakan alat untuk
memisahkan Inti dari Cangkang dengan Cara
Basah memanfaatkan perbedaan berat jenis
Inti dengan Cangkang.
 Untuk memperbesar selisih berat jenis antara
inti dengan cangkang, maka campuran
dilewatkan melalui Cyclone, sehingga inti akan
keluar dari atas permukaan cyclone dan
Cangkang dari bagian bawah yang kemudian
masing – masing fraksi diangkut ke
pengolahan yang lebih lanjut.
 Air Lock, berfungsi mengatur kekuatan daya hisapan,
yang dihubungkan dengan kondisi material yang akan
diangkat oleh Winnowing.
 Cara Kering dengan “Winnowing” atau Hisapan angin
lebih mempunyai keuntungan jika dibandingkan dengan
pemisahan Cara Basah seperti penggunaan alat
“Claybath” dan “Hydrocyclone” .
 Pada Cara Kering, Inti yang dihasilan tidak basah,
sehingga keperluan energi untuk pengeringan Inti lebih
sedikit dari Cara Basah dan kemungkinan kerusakan
minyak dalam pengeringan semakin kecil. Disamping
itu, dengan Cara Kering kondisi lingkungan pabrik lebih
bersih dibandingkan yang menggunakan pemisahan inti
 Tanah liat dapat tersuspensi dalam air dan
memiliki berat jenis larutan di atas satu,
tergantung dari konsentrasi tanah liat yang
dilarutkan. Larutan inilah yang disebut CLAY
BATH
 CLAY BATH dapat digunakan untuk
memisahkan dua kelompok padatan yang
memiliki berat jenis ( BJ ) berbeda. Inti sawit
basah memiliki berat jenis 1.07 sedangkan
cangkang 1.15 – 1.20. Maka untuk
memisahkan inti dan cangkang dibuat BJ
 Hasil dari Nut Cracker atau pemecah biji dimasukkan
kedalam bak CLAY BATH . Inti akan mengapung dengan
sendirinya sedangkan cangkang bergerak kedasar bak.
 Inti yang mengapung ditangkap dengan menggunakan
talang dan diayak serta disiram dengan air agar inti bersih
dari sisa sisa tanah liat kemudian dikirim ke Kernel Dryer
atau Pengering Inti kemudian disimpan di dalam Kernel
Bulking. Sedangkan cangkang dihisap dari dasar bak dan
dipompakan kedalam saringan kemudian dikirim ke Shell
Hopper.
 Apabila kesulitan memperolah tanah liat maka digantikan
dengan kaolin.
 Shell Hopper adalah tempat penimbunan dan

More Related Content

What's hot

Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat Indonesia
Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat IndonesiaMolecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat Indonesia
Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat IndonesiaWordpress Instant
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuNur Haida
 
Panen, pasca panen, dan pemasaran
Panen, pasca panen, dan pemasaranPanen, pasca panen, dan pemasaran
Panen, pasca panen, dan pemasaranJoel mabes
 
Kontruksi greenhouse
Kontruksi greenhouseKontruksi greenhouse
Kontruksi greenhouseparasian luat
 
Prakarya dan Kewirausahaan - Unggas Petelur
Prakarya dan Kewirausahaan -  Unggas Petelur Prakarya dan Kewirausahaan -  Unggas Petelur
Prakarya dan Kewirausahaan - Unggas Petelur Siti Farida
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
pengertian pertanian dan sejarah perkembangan pertanian
pengertian pertanian dan sejarah perkembangan pertanianpengertian pertanian dan sejarah perkembangan pertanian
pengertian pertanian dan sejarah perkembangan pertanianTrisna Monalia
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianNestri Yuniardi
 
Degradasi lahan(presentasi)
Degradasi lahan(presentasi)Degradasi lahan(presentasi)
Degradasi lahan(presentasi)Nurul Wulandari
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaWarnet Raha
 
Pengolahan pasca panen pada buah jeruk
Pengolahan pasca panen pada buah jerukPengolahan pasca panen pada buah jeruk
Pengolahan pasca panen pada buah jerukuniversitas jember
 
Alat Mesin Pertanian
Alat Mesin PertanianAlat Mesin Pertanian
Alat Mesin PertanianAnjar Winarti
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayatipandirambo900
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 

What's hot (20)

Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat Indonesia
Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat IndonesiaMolecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat Indonesia
Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat Indonesia
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayu
 
Panen, pasca panen, dan pemasaran
Panen, pasca panen, dan pemasaranPanen, pasca panen, dan pemasaran
Panen, pasca panen, dan pemasaran
 
Kontruksi greenhouse
Kontruksi greenhouseKontruksi greenhouse
Kontruksi greenhouse
 
Pendahuluan 2
Pendahuluan 2Pendahuluan 2
Pendahuluan 2
 
Prakarya dan Kewirausahaan - Unggas Petelur
Prakarya dan Kewirausahaan -  Unggas Petelur Prakarya dan Kewirausahaan -  Unggas Petelur
Prakarya dan Kewirausahaan - Unggas Petelur
 
Biokontrol
BiokontrolBiokontrol
Biokontrol
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
pengertian pertanian dan sejarah perkembangan pertanian
pengertian pertanian dan sejarah perkembangan pertanianpengertian pertanian dan sejarah perkembangan pertanian
pengertian pertanian dan sejarah perkembangan pertanian
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
 
Degradasi lahan(presentasi)
Degradasi lahan(presentasi)Degradasi lahan(presentasi)
Degradasi lahan(presentasi)
 
Alsin pemupukan
Alsin pemupukanAlsin pemupukan
Alsin pemupukan
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Pengolahan pasca panen pada buah jeruk
Pengolahan pasca panen pada buah jerukPengolahan pasca panen pada buah jeruk
Pengolahan pasca panen pada buah jeruk
 
Mpt 7-genetik-crossed
Mpt 7-genetik-crossedMpt 7-genetik-crossed
Mpt 7-genetik-crossed
 
Alat Mesin Pertanian
Alat Mesin PertanianAlat Mesin Pertanian
Alat Mesin Pertanian
 
Budidaya Tanaman Tebu
Budidaya Tanaman Tebu Budidaya Tanaman Tebu
Budidaya Tanaman Tebu
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayati
 
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 

Similar to pengolahan kelapa sawit

Tipus produksi cpo 4
Tipus produksi cpo 4Tipus produksi cpo 4
Tipus produksi cpo 4Ebermusic
 
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan TitoTeknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan TitoRyan Tito
 
Industri cpo elsagita siagian
Industri cpo elsagita siagianIndustri cpo elsagita siagian
Industri cpo elsagita siagianEuni Situmeang
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Jaýa Mañdala
 
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptxExtraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptxImronDiponegoro1
 
Screw press zairina rahmi 12644016
Screw press zairina rahmi 12644016Screw press zairina rahmi 12644016
Screw press zairina rahmi 12644016Zai13
 
Digester & pressing st.pdf
Digester & pressing st.pdfDigester & pressing st.pdf
Digester & pressing st.pdfanggun417773
 
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin EkstraksiLaporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin EkstraksiMelina Eka
 
Siklus mesin diesel 2 langkah
Siklus mesin diesel 2 langkahSiklus mesin diesel 2 langkah
Siklus mesin diesel 2 langkahTio Antoni
 
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptx
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptxPresentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptx
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptxZoelfikarLuthfi
 
KUSNADI -PRESENTASI MILL.pptx
KUSNADI -PRESENTASI MILL.pptxKUSNADI -PRESENTASI MILL.pptx
KUSNADI -PRESENTASI MILL.pptxkiki29amallia
 
Tipus produksi cpo 3
Tipus produksi cpo 3Tipus produksi cpo 3
Tipus produksi cpo 3Ebermusic
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engineAhmad Faozi
 

Similar to pengolahan kelapa sawit (20)

Tipus produksi cpo 4
Tipus produksi cpo 4Tipus produksi cpo 4
Tipus produksi cpo 4
 
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan TitoTeknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
 
Industri cpo elsagita siagian
Industri cpo elsagita siagianIndustri cpo elsagita siagian
Industri cpo elsagita siagian
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)
 
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptxExtraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
 
Screw press zairina rahmi 12644016
Screw press zairina rahmi 12644016Screw press zairina rahmi 12644016
Screw press zairina rahmi 12644016
 
Digester & pressing st.pdf
Digester & pressing st.pdfDigester & pressing st.pdf
Digester & pressing st.pdf
 
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin EkstraksiLaporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
 
Industri minyak jagung
Industri minyak jagungIndustri minyak jagung
Industri minyak jagung
 
4 stasiun pencacah
4 stasiun pencacah4 stasiun pencacah
4 stasiun pencacah
 
Siklus mesin diesel 2 langkah
Siklus mesin diesel 2 langkahSiklus mesin diesel 2 langkah
Siklus mesin diesel 2 langkah
 
Stasiun pemurnian minyak 5
Stasiun pemurnian minyak 5Stasiun pemurnian minyak 5
Stasiun pemurnian minyak 5
 
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptx
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptxPresentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptx
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptx
 
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptxSISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
 
MOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptx
MOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptxMOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptx
MOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptx
 
LAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIXLAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIX
 
SAWIT NEW 3.ppt
SAWIT NEW 3.pptSAWIT NEW 3.ppt
SAWIT NEW 3.ppt
 
KUSNADI -PRESENTASI MILL.pptx
KUSNADI -PRESENTASI MILL.pptxKUSNADI -PRESENTASI MILL.pptx
KUSNADI -PRESENTASI MILL.pptx
 
Tipus produksi cpo 3
Tipus produksi cpo 3Tipus produksi cpo 3
Tipus produksi cpo 3
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engine
 

More from IhsanulRamadhanRasyi1

More from IhsanulRamadhanRasyi1 (7)

METERI 10 TKR.pptx
METERI 10 TKR.pptxMETERI 10 TKR.pptx
METERI 10 TKR.pptx
 
PKWN.ppt
PKWN.pptPKWN.ppt
PKWN.ppt
 
SISTEM AC MOBIL.ppt
SISTEM AC MOBIL.pptSISTEM AC MOBIL.ppt
SISTEM AC MOBIL.ppt
 
gambarteknikotomotifppt1-220718143718-4d1a9d83.pdf
gambarteknikotomotifppt1-220718143718-4d1a9d83.pdfgambarteknikotomotifppt1-220718143718-4d1a9d83.pdf
gambarteknikotomotifppt1-220718143718-4d1a9d83.pdf
 
komponen rem.ppt
komponen rem.pptkomponen rem.ppt
komponen rem.ppt
 
KOPLING MANUAL IHSANUL.pptx
KOPLING MANUAL IHSANUL.pptxKOPLING MANUAL IHSANUL.pptx
KOPLING MANUAL IHSANUL.pptx
 
PPT TERMO INCUBATOR.pptx
PPT TERMO INCUBATOR.pptxPPT TERMO INCUBATOR.pptx
PPT TERMO INCUBATOR.pptx
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

pengolahan kelapa sawit

  • 1. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO Teknologi Pengolahan Sawit, Erfanur Adlhani
  • 2. Stasiun Pengolahan  Stasiun utama PKS :  Penerimaan buah (fruit reception)  Rebusan (sterilizer)  Thresser  Pengempaan (presser)  Klarifikasi (pemurnian)  Pemisahan biji dan kernel
  • 3. STASIUN PRESS (pengempaan) Stasiun press ini berfungsi untuk memeras CPO dari brondolan matang yang telah dilepaskan dari tandannya
  • 4.
  • 5.  Pada stasiun threshing, brondolan buah yang memiliki ukuran yang lebih kecil akan jatuh ke fruit elevator melalui permukaan bawah unit thresser yang berlubang-lubang kecil, sedangkan ukuran tandan yang besar akan tertahan di permukaan tersebut dan disalurkan ke tempat penimbunan tandan kosong melalui empty bunch conveyor dan siap untuk digunakan sebagai pupuk.
  • 6.  Brondolan buah sawit yang diangkut fruit elevator tadi akan dibawa menuju digester.  Digester berfungsi untuk mengupas brondolan agar daging buah terlepas dari nut dengan suhu panas (50oC – 95oC).  Di dalam digester ini, buah akan diaduk-aduk oleh sejumlah pisau sehingga buah-buah tersebut akan saling bertabrakan dan tercacah- cacah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses penekanan buah di unit selanjutnya.
  • 7. Digester • Fungsi : • Melumatkan brondolan yang telah dirontokkan sehingga minyaknya dapat diekstraksi di Screw Press secara maksimal dan bijinya dapat terlepas. • Meniriskan minyak bebas, sehingga mengurangi volume massa yang akan dikempa. • Menaikkan suhu massa guna memudahkan proses pengempaan (95oC).
  • 8.  Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah digester sudah berupa bubur yang selanjutnya dipisahkan dengan screw press  screw press merupakan alat untuk memisahkan minyak dari daging buah dengan cara seperti memerah santan  Putaran screw akan mendesak bubur buah, sedangkan dari arah berlawanan tertahan oleh sliding cone
  • 9.  Screw dan sliding cone ini berada dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya berlubang-lubang di seluruh permukaannya  Sehingga minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dengan press cage
  • 10. Screw Press Screw prees ini berfungsi untuk mengambil minyak dari massa adukan buah yang berasal dari digester.
  • 11.
  • 12.
  • 13.  Dalam pengambilan minyak dengan screw press, dapat terjadi kehilangan minyak (oil loss). Yang menjadi faktor penyebabnya antara lain :  Tekanan Press Yang Digunakan.  Temperatur Digester.  Waktu Pengepressan.  Waktu Perebusan.
  • 14.  Untuk menekan atau mengurangi angka kehilangan minyak perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :  Suhu air harus 90°C.  Tekanan Press harus diatur agar kerugian minyak dalam fiber rendah begitu juga dengan Nut pecah harus rendah.  Sebaiknya pemakaian Screw Press dihentikan setelah jam kerjanya mencapai 500 jam.  Standar kehilangan minyak terhadap sampel kering di Stasiun Press distandardkan sebesar 7%.
  • 15.  Minyak yang sudah diekstrak selanjutnya ditampung dan dialirkan melalui oil gutter menuju sand trap tank untuk diproses pada stasiun selanjutnya, stasiun klarifikasi.  Sedangkan fiber dan nut yang jatuh dari screw press dibawa oleh cake breaker conveyor untuk diproses menuju stasiun pemisahan biji dan kernel.
  • 16. STASIUN KLARIFIKASI (pemurnian) Fungsi dari stasiun klarifikasi adalah untuk memisahkan minyak dari kotoran dan unsur – unsur lain yang dapat mengurangi kualitas CPO dengan mengupayakan kehilangan minyak sesedikit mungkin
  • 17.  3 metode pemurnian minyak kasar :  Metode pengendapan (settling), yaitu pemisahan minyak dan air karena terjadi pengendapan bagian yang lebih berat  Metode pemusingan (centrifuge), yaitu pemisahan dengan cara memusingkan minyak kasar sehingga bagian yang lebih berat akan terlempar lebih jauh akibat adanya gaya sentrifugal  Metode pemisahan biologis, yaitu pemecahan molekul-molekul minyak
  • 18.  Untuk memperoleh hasil minyak yang optimal dan mengurangi kehilangan minyak pada Stasiun Klarifikasi terutama di Continous Settling Tank, sangat diperhatikan temperaturnya dan temperatur yang ideal untuk proses Klarifikasi statis antara 90 – 95 °C.  Continous Settling Tank hanya bekerja berdasarkan proses alami berdasarkan perbedaan berat jenis. Oleh sebab itu setiap perubahan yang terjadi dalam larutan akan terjadi secara lambat sehingga volume harus dijaga agar selalu tetap. Dengan demikian pemasukan dan pengeluaran harus dijaga seimbang.
  • 19. Stasiun Klarifikasi  Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan (Press) dialirkan ke Saringan Getar (Vibrating Screen) untuk disaring, agar kotoran kasar berupa serabut-serabut dan cangkang yang lolos dari Saringan Press (Press Cage) dapat dipisahkan. Minyak kasar yang telah disaring selanjutnya dimasukkan kedalam suatu bak penampung (Crude Oil Tank), sedangkan kotoran yang berupa Serabut dan Cangkang dikembalikan ke Fruit Elevator untuk di proses ulang (Re-Cycle ke Digester/Press).
  • 20.
  • 21. STASIUN PEMISAHAN BIJI DAN KERNEL  Di stasiun pabrik biji dilakukan aktivitas pemisahan serabut dari nut (biji), pemisahan inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti  Peralatan yang digunakan di stasiun ini , diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC), Depericarper, Nut Hopper, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo  Fungsi dari pabrik biji adalah untuk mengolah ampas/press cake yang terdiri dari fiber dan biji. Fiber dijadikan bahan bakar boiler, sedangkan biji diolah lebih lanjut menjadi kernel
  • 22.
  • 23. Cake Breaker Conveyor  Cake dari screw press ditampung dan diuraikan dalam CBC yang terdiri dari screw conveyor berpedal. Fungsi CBC ini adalah memisahkan nut dan fibre yang masih menggumpal (cake), mengeringkan fibre untuk mudah dihisap di fibre cyclone, dan sebagai transport untuk menghantar biji ke depericarper dan fibre ke fibre cyclone. Pada ujung CBC terdapat scre conveyor tertutup yang berfungsi untuk menghambat udara terhisap melalui CBC, diharapkan terhisap melalui deperticarper. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain pembersihan dan pemeriksaan berkala, pemeriksaan baut-baut sambungan dan bushing shaft, serta pengosongan pada saat akhir milling.
  • 24. Depericarper  Pemisahan antara biji dan fibre dilakukan dengan menggunakan udara dengan perbedaan dynamic pressure. Fibre cyclone fan akan menarik udara melalui sudu-sudunya. Udara tersebut mengalir melalui ducting, untuk menghisap fibre yang lebih ringan dari biji. Kecepatan udara tergantung dari kapasitas fan tersebut serta pengaturan separating coulumn deperticarper dan damper fan.
  • 25.  Fibre akan terangkat karena lebih ringan sementara biji (nut) jatuh karena lebih berat. Fibre selanjutnya terhisap ke fibre cyclone dan jatuh ke fuel conveyor melalui airlock, sebagai bahan bakar di boiler. Hal yang perlu diperhatikan antara lain kebersihan ducting fibre cyclone, kebersihan sudu-sudu fan, kebocoran ducting, kekencangan belting dan pelumasan bearing.
  • 26. Nut Hopper  Nut hopper adalah penampungan nut sebelum dipecah di ripple mill, dimana nut hopper terdiri dari dua buah hopper yang berisi nut dengan ukuran berbeda. Tujuan pemisahan berdasarkan ukuran ini adalah untuk mendapatkan efesiensi pemecahan yang baik agar tidak banyak broken kernel, whole nut, dan half nut dari ripple mill. Hopper ini juga diperlukan untuk mengatur jumlah nut yang akan dipecah di ripple mill.
  • 27. Ripple Mill  Ripple mill adalah alat pemecah nut sehingga kernel terppisah dari cangkangnya. Ripple mill terdiri dari rotor bar dan stator. Nut akan masuk ke ripple mill di atara rotor dan stator, karena putaran, maka nut akan pecah.  Hal-hal yang perlu diperhatikan :  Jarak antara stator dan rotor. Apabila jarak tidak diatur maka nut yang masuk akan tidak terpecahkan karena nut yang berukuran kecil akan memasuki ruang besar pada ripple mill dan sebaliknya nut besar memasuki ruang yang kecil sehingga banyak terjadi broken kernel dan terhisap di winnower.
  • 28.  Kecepatan rotor. Kecepatan putaran berpengaruh terhadap hasil pemecahan nut. Semakin tinggi putaran, semakin tinggi kapasitas, tetapi semakin tinggi pul broken kernel.  Kondisi awal nut. Kondisi ukuran dari nut, kadar kekeringan nut kebersihan dari fibre yang mengikut nut.  Kondisi sterilizer, dimana sterilisasi yang tidak baik mengakibatka kernel tidaklekang dari nutnya.
  • 29. Claybath  Claybath memisahkan broken kernel dan shell dengan menggunkan larutan clay. Larutan ini akan memisahkan broken kernel dan shell, dimana broken kernel akan terapung sebab berat jenisnya lebih kecil dari shell. Sementara shell yang berat akan tenggelam di bawahnya. Broken kernel di permukaan larutan akan dioverflow ke vibrating kernel, sementara bagian underflownya berisi shell dialirkan ke vibrating shell. Untuk membersihkannya dari larutan clay yang menempel, bagian atas vibrating dipasang pipa penyiram. Shell masuk ke ducting shell trasport dan dihembus oleh shell transport fan ke fuel conveyor. Sementara broken kernel masuk ke common point dan bersatu dengan kernel dari shell winnower dan dibawa ke kernel drier oleh kernel winnoer fan atau kernel elevator.
  • 30. Kernel Silo  Kernel Drier  Kernel drier berfungsi mengurangi kadar air pada kernel dan menghambat pertumbuhan jamur. Udara dimasukkan ke dalam kernel drier setelah melalui air heater. Udara tersebut akan masuk ke celah-celah kernel melalui kisi-kisi lantai. Hal yang menjadi perhatian antara lain pengisian kernel ke dalam drier, kebersihan heater, tekanan steam, dll.  Kernel Bulking  Kernel bulking merupakan tempat penyimpanan kernel sementara sebelum dijual. Setelah dkeringkan di kernel drier, kernel dibawa ke kernel bulking melalui transport fan.
  • 32.  Pengolahan Inti Sawit ditujukan untuk memisahkan Inti Sawit dari Cangkangnya. Keberhasilan Pemisahan Inti Sawit di ukur oleh Efisiensi Pengutipan Inti ( EPI ), makin tinggi EPI makin efisien proses pengolahan inti sawit. EPI yang tinggi mencapai lebih besar dari 90%. Sedangkan kenyataannya bahwa realisasi di lapangan EPI umumnya hanya berkisar antar 80 – 85 %.
  • 33.  Proses memisahkan Inti Sawit dimulai dari Input yang berasal Ampas Press.  Ampas Press yang berasal dari Screw Press terdiri dari serat halus (Fibre) dan biji (Nut) dengan kandungan air yang masih tinggi dan menggumpal, oleh sebab itu gumpalan serat halus ini perlu diuraikan dan dikeringkan dengan alat pemecah gumpalan ampas yang disebut dengan Cake Breaker Conveyor (CBC). Alat ini berperan memecahkan gumpalan ampas, mengeringkan dan mengangkut ke alat Fibre Cyclone. Untuk mempermudah pemecahan gumpalan dan mempersiapkan ampas kering agar mudah diproses lebih lanjut pada Depericarper dan sesuai dengan persyaratan bahan bakar untuk Boiler, maka
  • 34.  Ampas press yang telah diurai oleh Cake Breaker perlu dipisah antara fraksi ringan dan fraksi berat dengan alat yang disebut Depericarper.  Fraksi ringan terdiri dari serat, inti pecah halus, pecahan tempurung tipis dan debu. Fraksi berat terdiri dari biji utuh, biji pecah, inti utuh dan inti pecah.  Fraksi ringan dikirim ke Boiler untuk bahan bakar, sedangkan fraksi berat diproses lanjut dengan Polishing Drum.
  • 35.  Polishing Drum Berfungsi untuk menghilangkan serat – serat ( Fiber) yang masih melekat pada cangkang biji. Semua serat yang ada harus hilang, karena serat yang masih melekat dicangkang biji dapat mengganggu jalannya proses pemecahan biji oleh Nut Cracker.  Beberapa factor yang mempengaruhi keberhasilan Polishing Drum :  Kemiringan Drum Berputar, Sudut kemiringan drum berputar akan menentukan lamanya biji di poles. Semakin lama biji dipoles dalam drum berputar maka mutu biji semakin baik yaitu serat yang terdapat dalam biji semakin sedikit.  Kecepatan Putar Polishing Drum Kecepatan Putar akan mempengaruhi gaya gesekan antara drum dan biji. Putaran yang diinginkan ialah putaran yang menyebabkan biji berguling guling pada bagian dinding drum
  • 36.  Kondisi Permukaan Dalam Drum. Permukaan bagian dalam drum yang dibuat lobang halus dengan garis tengah 0,5 CM akan membuat proses pemolesan menjadi sempurna.  Hisapan Angin Bertujuan untuk membuang serat halus yang masih terdapat dipermukaan drum dan yang masih melekat pada biji akan dapat menghambat atau mengurangi gaya gesekan antara biji dengan drum. Setelah Biji ( NUT) bersih dari serat, biji akan
  • 37.  Nut Silo adalah semacam Lumbung tempat pemeraman Biji sebelum dilakukan pemecahan Cangkangnya.  Biji mengandung pectin, yang terdapat antara Cangkang dengan Inti. Untuk mempermudah proses pemecahan biji oleh Cracker, maka pectin yang berfungsi sebagai perekat inti pada cangkang perlu dirombak dengan proses kimiawi seperti fermentasi.  Fermentasi ialah salah satu proses biokimia yang dikembangkan pada pengolahan biji sawit
  • 38.  Biji yang telah diperam dalam Nut Silo akan dipecahkan oleh Nut Cracker atau oleh Ripple Mill.  Sebelum proses pemecahan biji oleh Nut Cracker , terlebih dahulu dilakukan seleksi berdasarkan ukuran biji dengan menggunakan alat “Nut Grading” yaitu drum berputar terdiri dari ukuran lobang yang berbeda – beda. Biji yang telah diseleksi terdiri dari tiga fraksi yaitu kecil ( 8 – 14 mm ), sedang ( 15 – 17 mm ) dan besar ( 18 mm ).
  • 39.  Nut Cracker berfungsi memecahkan biji dengan system bentur biji ke di dinding yang keras. Mekanisme pemecahan ini didasarkan pada kecepatan putar, radius dan massa biji yang dipecahkan. Oleh karenanya biji sebelumnya harus dikelompokkan menjadi tiga fraksi melalui Nut Grading dan oleh karenanya, Cracker harus disediakan tiga unit. Ketiga Cracker mempunyai putaran yang berbeda-beda, sebab semakin kecil ukuran biji maka dibutuhkan putaran yang lebih tinggi. Penentuan kecepatan putaran mempengaruhi besarnya persentase
  • 40.  Ripple Mill, yang pada awalnya digunakan untuk pemecahan biji bunga matahari, biji kapas, dan kacang kedelai, kemudian juga digunakan untuk pemecah Biji Sawit.  Ripple Mill terdiri dari dua bagian yaitu Rotating Rotor dan Sationary Plate.
  • 41.  Mekanisme pemecahan biji berbeda dengan Nut Cracker, yaitu dengan cara melemparkan biji dengan Rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi kecepatan putaran Rotor sebagai resultante gaya, jarak antara Rotor dengan plat bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan sebagai penahan dan pemecah.  Alat ini dapat memecahkan biji tanpa melalui pemeraman dalam nut silo asalkan dalam proses perebusan dilakukan dengan sempurna yaitu tekanan rebusan 3kg/cm² dengan system 3 puncak selama 90 menit, yang artinya akan setara dengan menghasilkan kadar air 15 % pada Nut.
  • 42.  Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi : a. Kondisi Ripple Mill.  Keadaan plat yang bergerigi tumpul dan rod yang bengkok akan menyebabkan pemecahan tidak efektif. b. Jarak Rotor dengan plat bergerigi.  Jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan persentase biji yang remuk cukup tinggi dan bila jarak terlalu renggang maka pemecahan biji tidak sempurna.
  • 43.  c. Putaran Rotor.  Putaran yang terlalu cepat akan menghasilkan biji yang hancur dan terlalu rendah menyebabkan banyak biji yang tidak pecah.  d. Bentuk biji.  Ukuran biji yang heterogen, bentuk biji yang gepeng dan lonjong akan menyebabkan efisiensi pemecahan biji yang rendah.
  • 44.  LTDS adalah singkatan dari Light Tenera Dry Separating atau Cara Pemisahan cangkang dari inti yang dilakukan dengan Cara Kering memanfaatkan perbedaan Massa Berat material dengan cara dihisap oleh angin.  Fraksi ringan umumnya lebih mudah dihisap angin dibanding dengan fraksi berat.  LTDS berupa Kolom Penghisap yang mekanisme kerjanya serupa dengan Vacuum Cleaner dan di pabrik di sebut Winnowing
  • 45.  LTDS 1 – Adalah proses Hisapan Pertama  Hisapan Pertama merupakan upaya untuk menghilangkan debu dan partikel halus seperti pecahan cangkang, inti dan serat. Alat penghisap ini disebut Winnowing yang terdiri dari kolom dan dilengkapi dengan Air Lock. Hisapan ini umumnya agak lemah, sehingga hanya bertujuan untuk mengurangi volume campuran inti cangkang.
  • 46.  LTDS 2 – Adalah proses Hisapan Kedua  Hisapan Kedua ini bertujuan untuk memisahkan cangkang dari inti.  Dalam hal ini cangkang yang berbentuk lempeng dan tipis lebih mudah terangkat keatas. Sebaliknya, Inti yang umumnya berbentuk bulat dan tebal akan jatuh ke bagian bawah.  Hisapan yang terlalu kuat akan menyebabkan Inti ikut terangkut keatas dan menyebabkan efisiensi pengutipan inti turun, dan jika hisapan terlalu lemah maka dalam inti banyak dijumpai cangkang.  Tumpukan cangkang yang masih banyak mengandung Inti akan diolah lebih lanjut dengan alat yang disebut
  • 47.  Hydro Cyclone merupakan alat untuk memisahkan Inti dari Cangkang dengan Cara Basah memanfaatkan perbedaan berat jenis Inti dengan Cangkang.  Untuk memperbesar selisih berat jenis antara inti dengan cangkang, maka campuran dilewatkan melalui Cyclone, sehingga inti akan keluar dari atas permukaan cyclone dan Cangkang dari bagian bawah yang kemudian masing – masing fraksi diangkut ke pengolahan yang lebih lanjut.
  • 48.  Air Lock, berfungsi mengatur kekuatan daya hisapan, yang dihubungkan dengan kondisi material yang akan diangkat oleh Winnowing.  Cara Kering dengan “Winnowing” atau Hisapan angin lebih mempunyai keuntungan jika dibandingkan dengan pemisahan Cara Basah seperti penggunaan alat “Claybath” dan “Hydrocyclone” .  Pada Cara Kering, Inti yang dihasilan tidak basah, sehingga keperluan energi untuk pengeringan Inti lebih sedikit dari Cara Basah dan kemungkinan kerusakan minyak dalam pengeringan semakin kecil. Disamping itu, dengan Cara Kering kondisi lingkungan pabrik lebih bersih dibandingkan yang menggunakan pemisahan inti
  • 49.  Tanah liat dapat tersuspensi dalam air dan memiliki berat jenis larutan di atas satu, tergantung dari konsentrasi tanah liat yang dilarutkan. Larutan inilah yang disebut CLAY BATH  CLAY BATH dapat digunakan untuk memisahkan dua kelompok padatan yang memiliki berat jenis ( BJ ) berbeda. Inti sawit basah memiliki berat jenis 1.07 sedangkan cangkang 1.15 – 1.20. Maka untuk memisahkan inti dan cangkang dibuat BJ
  • 50.  Hasil dari Nut Cracker atau pemecah biji dimasukkan kedalam bak CLAY BATH . Inti akan mengapung dengan sendirinya sedangkan cangkang bergerak kedasar bak.  Inti yang mengapung ditangkap dengan menggunakan talang dan diayak serta disiram dengan air agar inti bersih dari sisa sisa tanah liat kemudian dikirim ke Kernel Dryer atau Pengering Inti kemudian disimpan di dalam Kernel Bulking. Sedangkan cangkang dihisap dari dasar bak dan dipompakan kedalam saringan kemudian dikirim ke Shell Hopper.  Apabila kesulitan memperolah tanah liat maka digantikan dengan kaolin.  Shell Hopper adalah tempat penimbunan dan