Dokumen tersebut menjelaskan proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit (CPO) melalui beberapa stasiun, yaitu penerimaan buah, pencacahan, pengempaan, pemurnian, dan pemisahan biji dan inti. Proses ini melibatkan berbagai peralatan seperti thresher, digester, screw press, dan klarifikasi untuk memisahkan minyak dari ampas.
5. Pada stasiun threshing, brondolan buah yang
memiliki ukuran yang lebih kecil akan jatuh ke
fruit elevator melalui permukaan bawah unit
thresser yang berlubang-lubang kecil,
sedangkan ukuran tandan yang besar akan
tertahan di permukaan tersebut dan
disalurkan ke tempat penimbunan tandan
kosong melalui empty bunch conveyor dan siap
untuk digunakan sebagai pupuk.
6. Brondolan buah sawit yang diangkut fruit
elevator tadi akan dibawa menuju digester.
Digester berfungsi untuk mengupas brondolan
agar daging buah terlepas dari nut dengan suhu
panas (50oC – 95oC).
Di dalam digester ini, buah akan diaduk-aduk
oleh sejumlah pisau sehingga buah-buah
tersebut akan saling bertabrakan dan tercacah-
cacah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
proses penekanan buah di unit selanjutnya.
7. Digester • Fungsi :
• Melumatkan brondolan yang
telah dirontokkan sehingga
minyaknya dapat diekstraksi
di Screw Press secara
maksimal dan bijinya dapat
terlepas.
• Meniriskan minyak bebas,
sehingga mengurangi volume
massa yang akan dikempa.
• Menaikkan suhu massa guna
memudahkan proses
pengempaan (95oC).
8. Brondolan yang telah mengalami pencacahan
dan keluar melalui bagian bawah digester sudah
berupa bubur yang selanjutnya dipisahkan
dengan screw press
screw press merupakan alat untuk memisahkan
minyak dari daging buah dengan cara seperti
memerah santan
Putaran screw akan mendesak bubur buah,
sedangkan dari arah berlawanan tertahan oleh
sliding cone
9. Screw dan sliding cone ini berada dalam sebuah
selubung baja yang disebut press cage, dimana
dindingnya berlubang-lubang di seluruh
permukaannya
Sehingga minyak dari bubur buah yang terdesak
ini akan keluar melalui lubang-lubang press
cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah
antara sliding cone dengan press cage
10. Screw Press Screw prees ini
berfungsi untuk
mengambil
minyak dari
massa adukan
buah yang
berasal dari
digester.
11.
12.
13. Dalam pengambilan minyak dengan
screw press, dapat terjadi kehilangan
minyak (oil loss). Yang menjadi faktor
penyebabnya antara lain :
Tekanan Press Yang Digunakan.
Temperatur Digester.
Waktu Pengepressan.
Waktu Perebusan.
14. Untuk menekan atau mengurangi angka
kehilangan minyak perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut :
Suhu air harus 90°C.
Tekanan Press harus diatur agar kerugian minyak
dalam fiber rendah begitu juga dengan Nut pecah
harus rendah.
Sebaiknya pemakaian Screw Press dihentikan
setelah jam kerjanya mencapai 500 jam.
Standar kehilangan minyak terhadap sampel kering
di Stasiun Press distandardkan sebesar 7%.
15. Minyak yang sudah diekstrak selanjutnya
ditampung dan dialirkan melalui oil
gutter menuju sand trap tank untuk
diproses pada stasiun selanjutnya, stasiun
klarifikasi.
Sedangkan fiber dan nut yang jatuh dari
screw press dibawa oleh cake breaker
conveyor untuk diproses menuju stasiun
pemisahan biji dan kernel.
16. STASIUN KLARIFIKASI (pemurnian)
Fungsi dari stasiun
klarifikasi adalah untuk
memisahkan minyak
dari kotoran dan unsur
– unsur lain yang dapat
mengurangi kualitas
CPO dengan
mengupayakan
kehilangan minyak
sesedikit mungkin
17. 3 metode pemurnian minyak kasar :
Metode pengendapan (settling), yaitu pemisahan
minyak dan air karena terjadi pengendapan bagian
yang lebih berat
Metode pemusingan (centrifuge), yaitu pemisahan
dengan cara memusingkan minyak kasar sehingga
bagian yang lebih berat akan terlempar lebih jauh
akibat adanya gaya sentrifugal
Metode pemisahan biologis, yaitu pemecahan
molekul-molekul minyak
18. Untuk memperoleh hasil minyak yang optimal dan
mengurangi kehilangan minyak pada Stasiun
Klarifikasi terutama di Continous Settling Tank,
sangat diperhatikan temperaturnya dan temperatur
yang ideal untuk proses Klarifikasi statis antara 90 –
95 °C.
Continous Settling Tank hanya bekerja berdasarkan
proses alami berdasarkan perbedaan berat jenis.
Oleh sebab itu setiap perubahan yang terjadi dalam
larutan akan terjadi secara lambat sehingga volume
harus dijaga agar selalu tetap. Dengan demikian
pemasukan dan pengeluaran harus dijaga seimbang.
19. Stasiun Klarifikasi
Minyak kasar yang diperoleh dari hasil
pengempaan (Press) dialirkan ke Saringan
Getar (Vibrating Screen) untuk disaring, agar
kotoran kasar berupa serabut-serabut dan
cangkang yang lolos dari Saringan Press (Press
Cage) dapat dipisahkan. Minyak kasar yang
telah disaring selanjutnya dimasukkan kedalam
suatu bak penampung (Crude Oil Tank),
sedangkan kotoran yang berupa Serabut dan
Cangkang dikembalikan ke Fruit Elevator untuk
di proses ulang (Re-Cycle ke Digester/Press).
20.
21. STASIUN PEMISAHAN BIJI DAN KERNEL
Di stasiun pabrik biji dilakukan aktivitas
pemisahan serabut dari nut (biji), pemisahan inti
dari cangkangnya dan juga pengeringan inti
Peralatan yang digunakan di stasiun ini ,
diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC),
Depericarper, Nut Hopper, Ripple Mill, Claybath,
dan Kernel Silo
Fungsi dari pabrik biji adalah untuk mengolah
ampas/press cake yang terdiri dari fiber dan biji.
Fiber dijadikan bahan bakar boiler, sedangkan biji
diolah lebih lanjut menjadi kernel
22.
23. Cake Breaker Conveyor
Cake dari screw press ditampung dan diuraikan dalam
CBC yang terdiri dari screw conveyor berpedal. Fungsi
CBC ini adalah memisahkan nut dan fibre yang masih
menggumpal (cake), mengeringkan fibre untuk
mudah dihisap di fibre cyclone, dan sebagai transport
untuk menghantar biji ke depericarper dan fibre ke
fibre cyclone. Pada ujung CBC terdapat scre conveyor
tertutup yang berfungsi untuk menghambat udara
terhisap melalui CBC, diharapkan terhisap melalui
deperticarper. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara
lain pembersihan dan pemeriksaan berkala,
pemeriksaan baut-baut sambungan dan bushing shaft,
serta pengosongan pada saat akhir milling.
24. Depericarper
Pemisahan antara biji dan fibre dilakukan
dengan menggunakan udara dengan perbedaan
dynamic pressure. Fibre cyclone fan akan
menarik udara melalui sudu-sudunya. Udara
tersebut mengalir melalui ducting, untuk
menghisap fibre yang lebih ringan dari biji.
Kecepatan udara tergantung dari kapasitas fan
tersebut serta pengaturan separating coulumn
deperticarper dan damper fan.
25. Fibre akan terangkat karena lebih ringan
sementara biji (nut) jatuh karena lebih berat.
Fibre selanjutnya terhisap ke fibre cyclone dan
jatuh ke fuel conveyor melalui airlock, sebagai
bahan bakar di boiler. Hal yang perlu
diperhatikan antara lain kebersihan ducting
fibre cyclone, kebersihan sudu-sudu fan,
kebocoran ducting, kekencangan belting dan
pelumasan bearing.
26. Nut Hopper
Nut hopper adalah penampungan nut sebelum
dipecah di ripple mill, dimana nut hopper terdiri
dari dua buah hopper yang berisi nut dengan
ukuran berbeda. Tujuan pemisahan berdasarkan
ukuran ini adalah untuk mendapatkan efesiensi
pemecahan yang baik agar tidak banyak broken
kernel, whole nut, dan half nut dari ripple mill.
Hopper ini juga diperlukan untuk mengatur
jumlah nut yang akan dipecah di ripple mill.
27. Ripple Mill
Ripple mill adalah alat pemecah nut sehingga
kernel terppisah dari cangkangnya. Ripple mill
terdiri dari rotor bar dan stator. Nut akan masuk
ke ripple mill di atara rotor dan stator, karena
putaran, maka nut akan pecah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Jarak antara stator dan rotor. Apabila jarak tidak
diatur maka nut yang masuk akan tidak terpecahkan
karena nut yang berukuran kecil akan memasuki
ruang besar pada ripple mill dan sebaliknya nut besar
memasuki ruang yang kecil sehingga banyak terjadi
broken kernel dan terhisap di winnower.
28. Kecepatan rotor. Kecepatan putaran
berpengaruh terhadap hasil pemecahan nut.
Semakin tinggi putaran, semakin tinggi
kapasitas, tetapi semakin tinggi pul broken
kernel.
Kondisi awal nut. Kondisi ukuran dari nut,
kadar kekeringan nut kebersihan dari fibre
yang mengikut nut.
Kondisi sterilizer, dimana sterilisasi yang tidak
baik mengakibatka kernel tidaklekang dari
nutnya.
29. Claybath
Claybath memisahkan broken kernel dan shell dengan
menggunkan larutan clay. Larutan ini akan memisahkan
broken kernel dan shell, dimana broken kernel akan
terapung sebab berat jenisnya lebih kecil dari shell.
Sementara shell yang berat akan tenggelam di bawahnya.
Broken kernel di permukaan larutan akan dioverflow ke
vibrating kernel, sementara bagian underflownya berisi
shell dialirkan ke vibrating shell. Untuk membersihkannya
dari larutan clay yang menempel, bagian atas vibrating
dipasang pipa penyiram. Shell masuk ke ducting shell
trasport dan dihembus oleh shell transport fan ke fuel
conveyor. Sementara broken kernel masuk ke common point
dan bersatu dengan kernel dari shell winnower dan dibawa
ke kernel drier oleh kernel winnoer fan atau kernel elevator.
30. Kernel Silo
Kernel Drier
Kernel drier berfungsi mengurangi kadar air pada
kernel dan menghambat pertumbuhan jamur. Udara
dimasukkan ke dalam kernel drier setelah melalui air
heater. Udara tersebut akan masuk ke celah-celah
kernel melalui kisi-kisi lantai. Hal yang menjadi
perhatian antara lain pengisian kernel ke dalam drier,
kebersihan heater, tekanan steam, dll.
Kernel Bulking
Kernel bulking merupakan tempat penyimpanan
kernel sementara sebelum dijual. Setelah dkeringkan
di kernel drier, kernel dibawa ke kernel bulking
melalui transport fan.
32. Pengolahan Inti Sawit ditujukan untuk
memisahkan Inti Sawit dari Cangkangnya.
Keberhasilan Pemisahan Inti Sawit di ukur
oleh Efisiensi Pengutipan Inti ( EPI ), makin
tinggi EPI makin efisien proses pengolahan inti
sawit. EPI yang tinggi mencapai lebih besar
dari 90%. Sedangkan kenyataannya bahwa
realisasi di lapangan EPI umumnya hanya
berkisar antar 80 – 85 %.
33. Proses memisahkan Inti Sawit dimulai dari Input yang
berasal Ampas Press.
Ampas Press yang berasal dari Screw Press terdiri dari
serat halus (Fibre) dan biji (Nut) dengan kandungan air
yang masih tinggi dan menggumpal, oleh sebab itu
gumpalan serat halus ini perlu diuraikan dan dikeringkan
dengan alat pemecah gumpalan ampas yang disebut
dengan Cake Breaker Conveyor (CBC). Alat ini
berperan memecahkan gumpalan ampas,
mengeringkan dan mengangkut ke alat Fibre Cyclone.
Untuk mempermudah pemecahan gumpalan dan
mempersiapkan ampas kering agar mudah diproses
lebih lanjut pada Depericarper dan sesuai dengan
persyaratan bahan bakar untuk Boiler, maka
34. Ampas press yang telah diurai oleh Cake
Breaker perlu dipisah antara fraksi ringan dan
fraksi berat dengan alat yang disebut
Depericarper.
Fraksi ringan terdiri dari serat, inti pecah
halus, pecahan tempurung tipis dan debu.
Fraksi berat terdiri dari biji utuh, biji pecah, inti
utuh dan inti pecah.
Fraksi ringan dikirim ke Boiler untuk bahan
bakar, sedangkan fraksi berat diproses lanjut
dengan Polishing Drum.
35. Polishing Drum Berfungsi untuk menghilangkan serat – serat (
Fiber) yang masih melekat pada cangkang biji. Semua serat yang
ada harus hilang, karena serat yang masih melekat dicangkang biji
dapat mengganggu jalannya proses pemecahan biji oleh Nut
Cracker.
Beberapa factor yang mempengaruhi keberhasilan Polishing Drum :
Kemiringan Drum Berputar,
Sudut kemiringan drum berputar akan menentukan lamanya biji
di poles. Semakin lama biji dipoles dalam drum berputar maka
mutu biji semakin baik yaitu serat yang terdapat dalam biji
semakin sedikit.
Kecepatan Putar Polishing Drum
Kecepatan Putar akan mempengaruhi gaya gesekan antara
drum dan biji. Putaran yang diinginkan ialah putaran yang
menyebabkan biji berguling guling pada bagian dinding drum
36. Kondisi Permukaan Dalam Drum.
Permukaan bagian dalam drum yang dibuat
lobang halus dengan garis tengah 0,5 CM akan
membuat proses pemolesan menjadi sempurna.
Hisapan Angin
Bertujuan untuk membuang serat halus yang
masih terdapat dipermukaan drum dan yang
masih melekat pada biji akan dapat
menghambat atau mengurangi gaya gesekan
antara biji dengan drum.
Setelah Biji ( NUT) bersih dari serat, biji akan
37. Nut Silo adalah semacam Lumbung tempat
pemeraman Biji sebelum dilakukan pemecahan
Cangkangnya.
Biji mengandung pectin, yang terdapat antara
Cangkang dengan Inti. Untuk mempermudah
proses pemecahan biji oleh Cracker, maka
pectin yang berfungsi sebagai perekat inti pada
cangkang perlu dirombak dengan proses
kimiawi seperti fermentasi.
Fermentasi ialah salah satu proses biokimia
yang dikembangkan pada pengolahan biji sawit
38. Biji yang telah diperam dalam Nut Silo akan
dipecahkan oleh Nut Cracker atau oleh Ripple
Mill.
Sebelum proses pemecahan biji oleh Nut
Cracker , terlebih dahulu dilakukan seleksi
berdasarkan ukuran biji dengan menggunakan
alat “Nut Grading” yaitu drum berputar terdiri
dari ukuran lobang yang berbeda – beda. Biji
yang telah diseleksi terdiri dari tiga fraksi yaitu
kecil ( 8 – 14 mm ), sedang ( 15 – 17 mm ) dan
besar ( 18 mm ).
39. Nut Cracker berfungsi memecahkan biji dengan
system bentur biji ke di dinding yang keras.
Mekanisme pemecahan ini didasarkan pada
kecepatan putar, radius dan massa biji yang
dipecahkan. Oleh karenanya biji sebelumnya
harus dikelompokkan menjadi tiga fraksi melalui
Nut Grading dan oleh karenanya, Cracker
harus disediakan tiga unit. Ketiga Cracker
mempunyai putaran yang berbeda-beda, sebab
semakin kecil ukuran biji maka dibutuhkan
putaran yang lebih tinggi. Penentuan kecepatan
putaran mempengaruhi besarnya persentase
40. Ripple Mill, yang pada awalnya digunakan
untuk pemecahan biji bunga matahari, biji
kapas, dan kacang kedelai, kemudian juga
digunakan untuk pemecah Biji Sawit.
Ripple Mill terdiri dari dua bagian yaitu
Rotating Rotor dan Sationary Plate.
41. Mekanisme pemecahan biji berbeda dengan Nut
Cracker, yaitu dengan cara melemparkan biji dengan
Rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan
pecahnya biji. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi
kecepatan putaran Rotor sebagai resultante gaya, jarak
antara Rotor dengan plat bergerigi dan ketajaman gerigi
plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan
sebagai penahan dan pemecah.
Alat ini dapat memecahkan biji tanpa melalui
pemeraman dalam nut silo asalkan dalam proses
perebusan dilakukan dengan sempurna yaitu tekanan
rebusan 3kg/cm² dengan system 3 puncak selama 90
menit, yang artinya akan setara dengan menghasilkan
kadar air 15 % pada Nut.
42. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi :
a. Kondisi Ripple Mill.
Keadaan plat yang bergerigi tumpul dan rod
yang bengkok akan menyebabkan pemecahan
tidak efektif.
b. Jarak Rotor dengan plat bergerigi.
Jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan
persentase biji yang remuk cukup tinggi dan bila
jarak terlalu renggang maka pemecahan biji
tidak sempurna.
43. c. Putaran Rotor.
Putaran yang terlalu cepat akan menghasilkan
biji yang hancur dan terlalu rendah
menyebabkan banyak biji yang tidak pecah.
d. Bentuk biji.
Ukuran biji yang heterogen, bentuk biji yang
gepeng dan lonjong akan menyebabkan
efisiensi pemecahan biji yang rendah.
44. LTDS adalah singkatan dari Light Tenera Dry
Separating atau Cara Pemisahan cangkang
dari inti yang dilakukan dengan Cara Kering
memanfaatkan perbedaan Massa Berat
material dengan cara dihisap oleh angin.
Fraksi ringan umumnya lebih mudah dihisap
angin dibanding dengan fraksi berat.
LTDS berupa Kolom Penghisap yang
mekanisme kerjanya serupa dengan Vacuum
Cleaner dan di pabrik di sebut Winnowing
45. LTDS 1 – Adalah proses Hisapan Pertama
Hisapan Pertama merupakan upaya untuk
menghilangkan debu dan partikel halus seperti
pecahan cangkang, inti dan serat. Alat
penghisap ini disebut Winnowing yang terdiri
dari kolom dan dilengkapi dengan Air Lock.
Hisapan ini umumnya agak lemah, sehingga
hanya bertujuan untuk mengurangi volume
campuran inti cangkang.
46. LTDS 2 – Adalah proses Hisapan Kedua
Hisapan Kedua ini bertujuan untuk memisahkan
cangkang dari inti.
Dalam hal ini cangkang yang berbentuk lempeng dan
tipis lebih mudah terangkat keatas. Sebaliknya, Inti yang
umumnya berbentuk bulat dan tebal akan jatuh ke
bagian bawah.
Hisapan yang terlalu kuat akan menyebabkan Inti ikut
terangkut keatas dan menyebabkan efisiensi pengutipan
inti turun, dan jika hisapan terlalu lemah maka dalam inti
banyak dijumpai cangkang.
Tumpukan cangkang yang masih banyak mengandung
Inti akan diolah lebih lanjut dengan alat yang disebut
47. Hydro Cyclone merupakan alat untuk
memisahkan Inti dari Cangkang dengan Cara
Basah memanfaatkan perbedaan berat jenis
Inti dengan Cangkang.
Untuk memperbesar selisih berat jenis antara
inti dengan cangkang, maka campuran
dilewatkan melalui Cyclone, sehingga inti akan
keluar dari atas permukaan cyclone dan
Cangkang dari bagian bawah yang kemudian
masing – masing fraksi diangkut ke
pengolahan yang lebih lanjut.
48. Air Lock, berfungsi mengatur kekuatan daya hisapan,
yang dihubungkan dengan kondisi material yang akan
diangkat oleh Winnowing.
Cara Kering dengan “Winnowing” atau Hisapan angin
lebih mempunyai keuntungan jika dibandingkan dengan
pemisahan Cara Basah seperti penggunaan alat
“Claybath” dan “Hydrocyclone” .
Pada Cara Kering, Inti yang dihasilan tidak basah,
sehingga keperluan energi untuk pengeringan Inti lebih
sedikit dari Cara Basah dan kemungkinan kerusakan
minyak dalam pengeringan semakin kecil. Disamping
itu, dengan Cara Kering kondisi lingkungan pabrik lebih
bersih dibandingkan yang menggunakan pemisahan inti
49. Tanah liat dapat tersuspensi dalam air dan
memiliki berat jenis larutan di atas satu,
tergantung dari konsentrasi tanah liat yang
dilarutkan. Larutan inilah yang disebut CLAY
BATH
CLAY BATH dapat digunakan untuk
memisahkan dua kelompok padatan yang
memiliki berat jenis ( BJ ) berbeda. Inti sawit
basah memiliki berat jenis 1.07 sedangkan
cangkang 1.15 – 1.20. Maka untuk
memisahkan inti dan cangkang dibuat BJ
50. Hasil dari Nut Cracker atau pemecah biji dimasukkan
kedalam bak CLAY BATH . Inti akan mengapung dengan
sendirinya sedangkan cangkang bergerak kedasar bak.
Inti yang mengapung ditangkap dengan menggunakan
talang dan diayak serta disiram dengan air agar inti bersih
dari sisa sisa tanah liat kemudian dikirim ke Kernel Dryer
atau Pengering Inti kemudian disimpan di dalam Kernel
Bulking. Sedangkan cangkang dihisap dari dasar bak dan
dipompakan kedalam saringan kemudian dikirim ke Shell
Hopper.
Apabila kesulitan memperolah tanah liat maka digantikan
dengan kaolin.
Shell Hopper adalah tempat penimbunan dan