2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya
adalah :
1. G. R. Terry : mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude s. Goerge, jr : mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan
manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan
pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan cyril o’donnell : mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan
diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk
atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
Nila Nopianti S.E.Sy.,
3. DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. Intuisi Atau Perasaan
Keputusan yang diambil berdasarkan perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan factor kejiwaan lagi.
B. Rasional Atau Masuk Akal
K e p u t u s a n y a n g b e r s i f a t r a s i o n a l b e r k a i t a n d e n g a n d a y a g u n a m a s a l a h - masalah yang dihadapi merupakan
masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.
C. Fakta
Tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi.
D. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman sering kali diterapkan pimpinan dengan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini
sebelumnya pernah terjadi. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah
permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya
itu untuk mengatasi masalah yang timbul.Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedomandalam menyelesaikan masalah.
Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan
apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
E. Wewenang
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan, diantaranya banyak diterimanya oleh bawahan, juga karena didasari
wewenang yang resmi maka akan lebih bersifat permanen. Biasa dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahan.
Nila Nopianti S.E.Sy.,
4. Menurut Rest(1986) pemetaan tentang bagaimana seorang atau pengambil keputusan telah
bertindak secara etis atau bermoral,bisa dilihat apabila orang tersebut telah melakukan empat
proses psikologi dasar,yaitu:
• Recognize moral issue(pengenalan isu moral);
• Make moral judgment(melakukan pertimbangan moral);
• Establish moral intent(membentuk maksud/niat moral);dan
• Engage moral behavior(menggunakan perilaku moral)
Apabila semua tahapan telah dilakukan,berarti seseorang telah bertindak secara etis,dan
akan mengambil keputusan yang etis pula. Sementara apabila setiap tahapan tidak ada yang
dilaksanakan ,bahkan tidak dilaksanakan sama sekali,maka sudah barang tentu seseorang
tersebut telah bertindak secara tidak etis.
Keputusan etis adalah sebuah keputusan yang baik secara moral maupun legal dapat diterima
oleh masyarakat luas
Nila Nopianti S.E.Sy.,
5. Pendekatan-pendekatan Pengambilan Keputusan
1. Pendekatan filosofi
a. Konsekuensialisme, utilitarianisme, atau teleologi
Pelaku konsekuensialisme sungguh-sungguh dalam memaksimalkan manfaat yang dihasilkan oleh
keputusan. Paham ini berpegang pada prinsip bahwa suatu tindakan itu benar secara moral jika
dan hanya jika tindakan itu memaksimalkan manfaat bersih. Dengan kata lain, suatu tindakan dan
juga keputusan disebut etis jika konsekuensi yang menguntungkan lebih besar daripada
konsekuensi yang merugikan. Utilitarianisme klasik berkaitan dengan utilitas keseluruhan,
mencakup keseluruhan varian, dan karenanya hal ini hanyalah sebagian manfaat dalam
pengambilan keputusan etis dalam konteks bisnis, profesional dan organisasi. Konsekuensialisme
dan utilitarianisme berfokus pada hasil atau akhir dari tindakan, maka disebut juga teleological.
b. Deontologi
Deontologi berfokus pada kewajiban dan tanggung jawab yang memotivasi suatu keputusan atau
tindakan dan bukan pada konsekuensi dari tindakan. Tindakan yang didasarkan pada
pertimbangan kewajiban, hak, dan keadilan sangat penting bagi professional, direktur, dan
eksekutif yang diharapkan memenuhi kewajibannya.
Nila Nopianti S.E.Sy.,
6. c. Virtue Ethics
Etika kebajikan berkaitan dengan aspek motivasi dari karakter moral yang ditunjukkan oleh
pengambil keputusan. Pengambil keputusan mengkonsolidasikan kepentingan kelompok
pemangku kepentingan kedalam tiga kepentingan yang umum atau mendasar, yaitu :
❑ Kepentingan mereka seharusnya menjadi lebih baik sebagai hasil dari keputusan.
❑ Keputusan tersebut seharusnya menghasilkan pembagian yang adil dalam keuntungan dan
beban.
❑ Keputusan tersebut seharusnya tidak menyinggung hak para pemangku kepentingan, termasuk
para pembuat keputusan.
Nila Nopianti S.E.Sy.,
7. 2. Pendekatan 5 pertanyaan
Kerangka 5-pertanyaan adalah pendekatan berguna untuk pertimbangan tertib masalah tanpa banyak
eksternalitas dan di mana fokus khusus yang diinginkan oleh perancang proses pengambilan untuk
pengobatan yang diperluas dari pendekatan ini. Pendekatan 5 pertanyaan opsional dirancang untuk
memfokuskan proses pengambilan keputusan pada relevansi isu tertentu untuk organisasi atau pengambil
keputusan yang terlibat.
• Memeriksa interest bagi pemegang saham
• Biasanya bersifat jangka pendek
Apakah keputusan tersebut
menguntungkan?
• Memeriksa interest dari masyarakat
Apakah keputusan tersebut sah
dimata hukum?
• Memeriksa interest semua stakeholder
Apakah keputusan tersebut adil?
• Memeriksa hak lain yang mungkin terabaikan jika
keputusan ini diambil
Apakah keputusan tersebut
benar?
• Memeriksa hak-hak khusus, misalnya terhadap
lingkungan
Apakah keputusan tersebut
mendukung pembangunan
berkelanjutan?
Nila Nopianti S.E.Sy.,
8. 3. Pendekatan standar moral
Pendekatan standar moral untuk analisis dampak stakeholder yang dibangun langsung pada tiga
kepentingan mendasar dari stakeholder.
Pendekatan Utilitarian:
Memaksimumkan
kemanfaatan bagi
masyarakat secara umum
• Apakah pengambilan keputusan ini mendatangkan
manfaat maksimal dan meminimalisir dampak sosial?
Perlindungan terhadap
hak individu :
menghormati dan
melindungi
• Apakah keputusan ini konsisten dengan hak masing-
masing individu?
Pendekatan
keadilan distribusi
manfaat, dan bebas
secara adil
• Apakah dampak pengambilan keputusan ini
memberikan distribusi manfaat dan neban secara
adil?
Nila Nopianti S.E.Sy.,
9. 4. Pendekatan Pastin
Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk mengungkapkan gagasan bahwa individu dan
organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau
perilaku yang diinginkan.
• Memberikan panduan tentang nilai yang dianut
oleh individu dan organisasi
Etika atau aturan setempat
• Menentukan manfaat terluas yang akan
dicapai bagi semua yang terlibat
Tujuan akhir
• Menentukan batasan seseorang atau
organisasi untuk mengambil keputusan
berdasarkan prinsip etika
Aturan etika
• Menentukan perubahan batasan untuk
mencegah terjadinya konflik
Etika kontrak sosial
Nila Nopianti S.E.Sy.,
10. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BIDANG
PRODUKSI
• Proses produksi (manufacture) adalah kegiatan perusahaan sejenis yang mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi dengan melibatkan bahan-bahan pembantu ,tenaga kerja dan mesin-
mesin serta alat-alat perlengkapan sehingga memiliki nilai tambah yang lebih besar(added value).
• Dalam sistem produksi, fungsi dan peran yang harus dijalankan oleh manajer adalah pengambilan keputusan
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan alternatif-alternative tindakan yang harus dilaksanakan oleh proses
produksi.
Beberapa faktor yang ada dalam kondsi riilnya cenderung untuk menambahkan derajat kesulitan dan
kompleksitas dari keputusan yang harus diambil,(wahyudi,2008)seperti:
⮚Faktor ketidak pastian mengenai kondisi yang akan datang;
⮚Kebutuhan untuk memerhatikan berbagai jenis kriteria yang harus dipenuhi seperti
Kuantitas,kualitas,dan biaya;
⮚Tekanan-tekanan yang berkaitan dengan kecepatan waktu pengambilan keputusan;
⮚Adanya konflik-konflik yang terjadi dan yang timbul akibat keanekaragaman pendapat atau
pandangan/opini dari berbagai pihak yang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tersebut.
Nila Nopianti S.E.Sy.,
11. Dalam mengambil keputusan ,seorang manajer mempunyai beberapa
tahapan.
Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1.Peramalan(forecasting)
2.Perencanaan (planning)terdapat 3 jenis perencanaan ,yaitu;
A. Perencanaan proses produksi (manufacture planning)
B. Perencanaan kapasitas, kapasitas suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas
C. Perencanaan prodkusi
3.Pengawasan(controlling),adapun tahapan pengawasan dalam hal ini adalah:
A.Pengendalian produksi
B.Pengendalian persediaan
C.Pengedalian kualitas
Nila Nopianti S.E.Sy.,
12. KEPUTUSAN ETIS DALAM BIDANG
PEMASARAN
Manajemen pemasaran adalah analisis,perencanaan,pelaksanaan,dan pengendalian atas
program yang dirancang untuk menciptkan ,membangun dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan target konsumen dengan maksud untuk mencapai sasaran
organisasi(kotler,2002).
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk mengambil keputusan secara efektif
tentang produk.
1. Analisa pasar
2. Memonitor lingkungan
3. Menentukan tujuan produk
4. Menentukan marketing mix dan penerapan keputusan-keputusan marketing mix
5. Mengadakan prosedur pengawasan
Nila Nopianti S.E.Sy.,
13. Ada beberapa norma & etika umum dalam bidang pemasaran,yaitu;
1.Etika pemasaran dalam konsep produk
❖ Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat
❖ Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit
❖ Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi
❖ Prduk yang dapat memuaskan masyarakat
2.Etika pemasaran dalam konteks harga
❖ Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat
❖ Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit
❖ Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi
❖ Prduk yang dapat memuaskan masyarakat.Harga diukur dari kemampuan daya beli masyarakat
❖ Harga dibebani biaya produksi yang layak
3.Etika pemasaran dalam konteks tempat
❖ Barang dijamin kemanan dan keutuhannya
❖ Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat
4.Etika pemasaran dalam konteks promosi
❖ Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan objektif
❖ Sebagai sarana untuk membangun image positif
❖ Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen
❖ Selalu berpedoman pada prinsip-prinsi kejujuran
❖ Tidak mengecewakan konsumen
Nila Nopianti S.E.Sy.,
14. KEPUTUSAN ETIS DALAM BIDANG KEUANGAN
PERUSAHAAN
Agar tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat tercapai,maka
perlu diambil berbagai keputusan keuangan yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi
peningkatan nilai perusahaan.
Menurut moeljadi(2006),keputusan-keputusan keuangan itu,yakni:
1.Keputusan investasi
2.Keputusan pendanaan
3.Keputusan dividen
Nila Nopianti S.E.Sy.,