SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Mekanisme
pertahanan dan sistem
immun mukosa
gastrointestinal
Pembimbing: dr. Astrid Feinisa Khairani, M.Kes
dr. Frankie Mandolang
dr. Trias Putra Pamungkas
dr. Andrew Ruspanah
dr. Lia Oktarina A
dr. Novika Kristianti
dr. Gia Cellisa Sianosa
dr. Hans Kristian Handoko
Sistem Imun pada Saluran Cerna
▪ Saliva
▪ Tonsil, Adenoid
▪ Asam lambung
▪ Sekresi / Enzymes
▪ Empedu dan Pankreas
▪ Mukosa dan Mukus
▪ Epithelial barrier
▪ Gerakan Peristaltik
▪ IgA
▪ Bacterial flora
Infeksi Mikroba pada saluran cerna
• Banyak mikroba melalui makanan dan minuman dapat menginfeksi
saluran pencernaan dan menyebabkan gastroenteritis.
• Komponen endogen atau antigen mikroba dapat menyebabkan
berbagai efek toksik.
• mikotoksin bisa masuk ke saluran usus; Karena ukurannya, endogen
mikroba dapat menghindar mekanisme perlindungan kekebalan
tubuh normal saluran cerna dan menimbulkan penyakit.
SISTEM IMUN NON-SPESIFIK
▪ Imunitas nonspesifik atau "bawaan" adalah garis depan pertahanan
dalam melawan mikroorganisme di saluran cerna
▪ Mekanisme dasar yang digunakan oleh host untuk menghindari infeksi
mikroba dengan barier epitel,
▪ Sekresi cairan merupakan bentuk imunitas nonspesifik yang lain
dalam saluran GI.
Mekanisme Imun Nonspesifik
Saluran Pencernaan
(Fisik)
(Sekresi)
(Mikroflora)
(Seluler)
Fungsi Saliva
▪ Lisozim mampu membunuh bakteri tertentu sehingga berperan
dalam sistem imun
▪ Laktoperosidase mengkatalisis oksidasi CNS (thiosianat) menjadi
OSCN (hypothio) yang mampu menghambat pertukaran zat bakteri
dan pertumbuhannya
▪ Agregasi mikroorganisme digumpalkan oleh komponen-komponen
saliva seperti imunoglobulin
▪ Kolonisasi bakteri di dalam rongga mulut akan terhalang
Tonsil
▪ Tonsil terdiri dari jaringan limfoid
yang dilapisi oleh epitel respiratori.
▪ Cincin Waldeyer merupakan jaringan
limfoid yang membentuk lingkaran di
faring yang terdiri dari tonsil
palatina, tonsil faringeal (adenoid),
tonsil lingual, dan tonsil tubal
Adenoids
▪ Adenoid merupakan masa
limfoid yang berlobus dan
terdiri dari jaringan limfoid yang
sama dengan yang terdapat
pada tonsil.
LAMBUNG
▪ Asam lambung (HCl) berfungsi untuk membunuh mikroorganisme patogen yang
masuk secara tidak sengaja bersama makanan/tertelan
Sekresi Empedu dan Pankreas
▪ Asam empedu dan sekresi pankreas yang mengandung protease seperti tripsin dan
karboksipeptidase juga dapat berfungsi sebagai pelindung terhadap patogen mikroba.
Sistem Imun Mukosa
▪ Gut associated lymphoid tissue (GALT)
▪ Tonsils
▪ Adenoids
▪ Peyer’s patches
▪ Appendix
▪ Intraepithelial lymphocytes
▪ Lamina propria lymphocytes
•Imunitas mukosa melindungi permukaan epitel internal.
•Komponen sistem imun mukosa mencakup unsur-unsur limfoid yang terkait dengan
permukaan dalam tubuh
Permukaan mukosa usus merupakan meedia pertahanan
tubuh untuk melindungi dan mencegah infeksi
No Response
(Tolerance)
Response
(Immune Activation)
•Eradication
•Containment
•Disease
mucosal barrier
Peran Mukosa
Antigen Uptake oleh sel usus
Imunoglobulin A (IgA)
▪ Imunoglobin utama di dalam tubuh
▪ Saluran cerna adalah sumber utama
▪ Disintesis oleh sel plasma di lamina propria
▪ Diangkut melalui epitel oleh SC1
▪ Melindungi terhadap mikroba agen infeksius
▪ Mencegah pelekatan bakteri atau toksin pada epitel
IgA
•Pada manusia, IgA ditemukan dalam bentuk monomer dan dimer
•IgA Monomeri sebagian besar diproduksi di sumsum tulang dan ditemukan terutama di darah.
•IgA dimer sebagian besar diproduksi di lamina propria jaringan mukosa dan ditemukan terutama
di sekresi eksternal.
•IgA dimer secara aktif diangkut ke sekresi eksternal melalui reseptor imunoglobulin polimer
Sekretori IgA
▪ Imunoglobulin terpenting diseluruh permukaan mukosa yang berfungsi sebagai
penolakan infeksi adalah IgA,
▪ IgA kadarnya dalam cairan saliva lebih tinggi dalam bentuk Sekretori IgA (SIgA).
▪ SIgA bertindak sebagai perlindungan mukosa mulut terutama untuk memecah antigen
▪ SIgA merupakan pertahanan imun spesifik yang dominan pada ,rongga mulut.
▪ SlgA membatasi melekatnya sptreptokokus oral, gonococci dan anggota
enterobacteriaceae pada sel epitel, mengaglutinasi bakteri, menetralkan racun, enzim
dan virus-virus dalam rongga mulut.
Sistem Imun Saluran Cerna
▪ Sistem Imun Saluran Cerna Sistem
imun saluran cerna merupakan organ
kekebalan tubuh utama (Ouwehand,
2002). Antibodi utama yang diproduksi
di usus adalah imunoglobulin (Ig)A
yang biasanya ditemukan dalam
bentuk dimer
▪ Berbeda dengan IgG, IgA tidak
memicu reaksi inflamasi, antibodi ini
hanya mengikat antigen dan
menyingkirkannya dari saluran cerna
tanpa menyebabkan reaksi inflamas
IgA di transport menuju lumen usus melalui sel epitel pada
kripta mukosa dan dapat melekat pada sel epitel. IgA
berfungsi untuk mengikat patogen dan racun yang diproduksi
oleh patogen.
(Janeway,Travers, Walport, Shlomchik, figure 10.24 Immunobiology,Garland Science 2005)
▪ Fungsi utama sistem imun
saluran cerna adalah untuk
menyingkirkan antigen,
namun di sisi lain juga
berfungsi untuk memberikan
toleransi terhadap antigen
tertentu karena pada
dasarnya semua komponen
makanan dan mikroflora usus
adalah suatu antigen.
Struktur Sistem Imunologi Mukosa
Fungsi Sistem Imun Mukosa
Melindungi membrane mukosa dari invasi dan
kolonialisasi mikroba berbahaya
Melindungi pengambilan (uptake) antigen-antigen terdegradasi
(cth. Makanan yang tercerna, material udara terhirup, bakteri
komensal
Melindungi berkembangnya respon imun yang
berpotensi merugikan bila antigen mencapai tubuh
Maturasi Sistem Imun Saluran Cerna
Saat lahir:
Imatur, hanya
sedikit sel B
Konsentrasi IgA
rendah, antibodi
utama nya IgM
2 bulan setelah
lahir, igA menjadi
antibodi utama
sama dengan
kadar dewasa
Gambaran sistem imun mukosa
Mekanisme pertahanan sistem imun
Mekanisme
pembersihan
antigen
Mekanis barrier
fisik
Mekanis barrier
kimiawi spt
enzim
Sistem immune
innate (spt
neutrophil
fagositik, dan
makrofag)
▪ Sel-sel seperti netrofil
fagostik, makrofag,
dendritic sel, sel NK
(natural killer), sel mast
berperan dalam
eliminasi pathogen dan
inisasi respon imun
adaptif
Fungsi dan jumlah spesies microbial pada saluran cerna
(Ianniti, I and Palmieri, B. 2010)
• Lambung yang dikolonisasi oleh Helicobacter
phylori. Habitat bakteri ini adalah epitel yang
dilapisi mukus dan tidakmenghasilkan asam
• Ileum memiliki kolonisasi tertinggi, diikuti oleh
jejunum, dan duodenum. Hal ini disebabkan
karena makanan bergerak relatif lambat di dalam
ileum sehingga memungkinkan populasi bakteri
tumbuh dan mencapai konsentrasi 107 – 109
cfu/ml.
• Duodenum mengandung mikroflora dalam
jumlah paling sedikit karena pH makanan yang
rendah setelah keluar dari lambung dan adanya
sekresi jus pankreas serta asam empedu.
▪ Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit.
▪ Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, IgD), komponen komplemen, interferon,lisozim dan
sitokin berakumulasi di jaringan tonsilar
▪ Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu 1) menangkap dan mengumpulkan bahan
▪ asing dengan efektif; 2) sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel
limfosit T dengan antigen spesifik
Gut-associated lymphoid tissue (GALT).
Lamina Propria Lymphocytes
▪ Ditemukan di bawah epitel di stroma
▪ Sebagian besar CD4 + (Sel T Helper)
▪ Sel TH1: respons yang dimediasi oleh sel (patogen intraselular)
▪ Sel TH2: tanggapan yang dimediasi antibodi (alergen, parasit)
Bacterial Flora Saluran Cerna
▪ Cepat ada pada usus setelah lahir
▪ Lebih dari 400 spesies
▪ Flora individu secara imunologis berbeda
▪ Hubungan simbiosis dengan host
▪ Probiotik
Kolonisasi bakteri patogen pada usus
Hubungan Penyakit dengan
Sistem Imun Saluran cerna
Pengaruh Zat Gizi terhadap sistem imun saluran cerna
 Infeksi saluran pencernakan sering terjadi pada individu yang kekurangan gizi
 Kekurangan Energi Protein merupakan penyebab utama imunodefisiensi.
KESIMPULAN
• Sistem mun saluran cerna merupakan organ kekebalan
tubuh utama.
• Sistem imunitas mukosa ternyata mempunyai sifat
kompatemenisasi dimana ada hubungan imunitas antara
satu kompartemen dengan kompatemen lainnya.
• Vaksinasi mukosa dan imunoterapi kelihatannya
mempunyai prospek baik untuk tatalaksanan infeksi di
masa mendatang.
Contoh Kasus
Lupus MesentericVasculitis dengan Komplikasi Perforasi Ileum
Anamnesa
Ny.S, 37 th
Keluhan Utama: Nyeri Perut
Nyeri perut sejak 12 jam SMRS, dirasakan pada seluruh bagian perut,
nyeri seperti tertusuk-tusuk dan dirasakan terus menerus.Awalnya
terasa kembung lalu nyeri. Mual (-), Muntah (-) deman (-) melena (-)
diare (-)
Riw. SLE (+) sejak 2016, obat : azathioprine 50 mg/24 jam dan Methyl
Prednisolone 16mg/12jam
Pemeriksaan Fisik
▪ Kesan umum : sakit berat
▪ Status gizi : cukup (berat badan 58 kg, tinggi badan 162 cm, BMI 22,1 kg/m2)
▪ Kesadaran : komposmentis
▪ Tekanan darah : 80/60 mmHg
▪ Nadi : 110x/menit
▪ RR : 22 x/menit
▪ Suhu axila : 37,3°C
▪ Kepala : Wajah : moon face (+), butterfly appearance (-), discoid rash (-)
Mata: conjungtiva anemis -/-
▪ Leher :JVP PR + 0 cmH2O ; KGB tidak teraba
▪ Thorax : Pulmo : Inspeksi simetris, Auskultasi VBS kanan = kiri simetris, Rh -/- , Wh -/- palpasi
tidak ditemukan peningkatan taktil vokal fremitus; Perkusi ditemukan sonor
▪ Cor :
- inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- perkusi : batas jantung kanan 1 cm lateral parasternal kanan, batas kiri jantung 1 cm
medial garis midklavikula kiri
- auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-)
▪ Abdomen : Distensi (+), defans muskuler (+), bising usus menurun, nyeri tekan
khususnya di kuadran bawah, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, tidak ditemukan
ballottement; perkusi suara timpani.
▪ Rectal Touche : didapatkan Tonus Sphincter Anus/TSA positif, mukosa licin, darah (-
), lender (+), melena (-), tidak teraba massa ataupun nodul, feses ada warna kuning
dan ampula recti tidak kolaps.
▪ Ekstrimitas teraba agak dingin, edema-/-
Laboratorium
▪ WBC 2,67 x 103/μl;
▪ neutrophil 1,72 x 103/μl;
▪ limfosit 0,79 x 103/μl;
▪ monosit 0,14 x 103/μl;
▪ basofil 0,02 x 103/μl;
▪ RBC 4,81 x 106/ μl;
▪ Hb 14,55 gr/dl;
▪ HCT 46,60%;
▪ MCV 96,84 fL;
▪ MCH 30,23 g/dL;
▪ PLT 186,9 x 103/ μl;
▪ SGOT 24,5 U/L;
▪ SGPT 67,5 U/L;
▪ BUN 24 mg/dL;
▪ kreatinin 0,68 mg/dL;
▪ Glukosa darah sewaktu
113 mg/dl;
▪ Natrium serum 137
mmol/L;
▪ Kalium serum 4,06
mmol/L;
▪ PPT 15,2 detik (10,8-
14,4);
▪ INR 1,26 (0,9-1,1);
▪ APTT 26,7 detik (24-36).
▪ Analisis gas darah
▪ pH 7,49;
▪ pCO2 31,9 mmHg;
▪ pO2 198,4 mmHg;
▪ BEecf -0,2 mmol/L;
▪ HCO3- 23,6 mmol/L;
▪ SO2c 99,5%;
▪ TCO2 24,6 mmol/L.
Thorax PA
Efusi Pleura Kiri Minimal
Abdomen 3 Posisi
foto Left Lateral Decubitus (LLD) dan erect tampak gambaran udara bebas subdiafragma kanan kiri, air fluid
level pada region abdomen kanan kiri atas, adanya subhepatic air dengan kesan pneumoperitoneum,
dilatasi gaster, kolon dan sebagian usus halus serta sentinel loop pada region abdomen bawah
mengesankan adanya lokal inflamasi regio tersebut.
Diagnosis
▪ Peritonitis akut generalisata et causa suspek perforasi Hollow organ
et causa suspek lupus mesenteric vasculitis + SLE (dalam perawatan)
Terapi
▪ BEDAH
▪ NGT untuk dekompresi
▪ NaCl 0,9% loading 1500 cc intravena
▪ NaCl 0,9%: aminofluid:D5% 1:1:1 20 tpm
▪ Cefotaxim 1 gr/8 jam IV
▪ Metronidazole 500 mg/8 jam IV
▪ Norepinephrine 0,1 mcg/kgBB/menit untitrasi dengan flow rate 2,17 cc/jam
▪ R/Laparotomi eksplorasi cito
▪ ANESTESI
▪ ASA III
▪ Loading NaCl 1000 cc
▪ Akses CVC
▪ Puasa minimal 8 jam
▪ Methyl Prednisolone 62,5 mg IV 1 jam sebelum tindakan
Durante Operasi
▪ Cairan Peritoneum : adanya cairan
berwarna kehijauan dan debris
▪ Ileum : perforasi diameter 2 x 0,5
cm sekitar 130 cm dari ligamentum
Treitz dan 50 cm dari ileo colic
junction
▪ Kemudian dilakukan biopsi
dilanjutkan dengan primary hecting
dan double layer. Setelah selesai
kemudian luka operasi ditutup
kembali.
Histopatologi
▪ radang supuratif dengan jaringan granulasi.
Digesti Karbohidrat
Digesti Protein
Digesti Lemak
Patofisiologi LMV
Add a SlideTitle - 4
Thank You

More Related Content

What's hot (20)

Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
 
Sintesis protein
Sintesis proteinSintesis protein
Sintesis protein
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriPPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
 
Vilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester ivVilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester iv
 
Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14
 
Contrast nephropathy
Contrast nephropathyContrast nephropathy
Contrast nephropathy
 
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
Toleransi Imunologik dan AutoimnitasToleransi Imunologik dan Autoimnitas
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
1 asam basa,kimia teknik STTNAS Yogyakarta
1 asam basa,kimia teknik STTNAS Yogyakarta1 asam basa,kimia teknik STTNAS Yogyakarta
1 asam basa,kimia teknik STTNAS Yogyakarta
 
Ppt imunodefisiensi
Ppt imunodefisiensiPpt imunodefisiensi
Ppt imunodefisiensi
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacology
 
pembekuan darah
pembekuan darahpembekuan darah
pembekuan darah
 
3. sistem endokrin
3. sistem endokrin3. sistem endokrin
3. sistem endokrin
 
HIDROKARBON -2 TATA NAMA SENYAWA ALKANA
HIDROKARBON  -2 TATA NAMA SENYAWA ALKANAHIDROKARBON  -2 TATA NAMA SENYAWA ALKANA
HIDROKARBON -2 TATA NAMA SENYAWA ALKANA
 
Limfosit T
Limfosit TLimfosit T
Limfosit T
 
Bun
BunBun
Bun
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Metabolime protein
Metabolime proteinMetabolime protein
Metabolime protein
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretik
 

Similar to PPT Imun mukosa.pptx

Kharakteristik salmonella thypii
Kharakteristik salmonella thypiiKharakteristik salmonella thypii
Kharakteristik salmonella thypiiYasirecin Yasir
 
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptxTUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptxZiazahbia
 
Sistem Imun by putri rizki ananda
Sistem Imun by putri rizki anandaSistem Imun by putri rizki ananda
Sistem Imun by putri rizki anandaPutri ananda
 
Penyakit gastritis.pptx
Penyakit gastritis.pptxPenyakit gastritis.pptx
Penyakit gastritis.pptxsodiqin diqin
 
anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuhanatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuhDidikSusetiyanto
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Sistem kekebalan
Sistem kekebalanSistem kekebalan
Sistem kekebalanAhmad Ali
 
06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdf06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdfChanKyoto
 
Sistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptxSistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptxKlinikHanin
 
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptxNiko Satria
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)Shelfi Steiv
 
kuliahs12021_prinsip_hystory_sistem imun non spesifik.pptx
kuliahs12021_prinsip_hystory_sistem imun non spesifik.pptxkuliahs12021_prinsip_hystory_sistem imun non spesifik.pptx
kuliahs12021_prinsip_hystory_sistem imun non spesifik.pptxIDewaAyuX3
 
Imunologi
ImunologiImunologi
ImunologiCahya
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxdionziel
 

Similar to PPT Imun mukosa.pptx (20)

Sistem imun kel 7
Sistem imun kel 7Sistem imun kel 7
Sistem imun kel 7
 
Kharakteristik salmonella thypii
Kharakteristik salmonella thypiiKharakteristik salmonella thypii
Kharakteristik salmonella thypii
 
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptxTUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
 
Sistem Imun by putri rizki ananda
Sistem Imun by putri rizki anandaSistem Imun by putri rizki ananda
Sistem Imun by putri rizki ananda
 
Penyakit gastritis.pptx
Penyakit gastritis.pptxPenyakit gastritis.pptx
Penyakit gastritis.pptx
 
anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuhanatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Sistem imun 1
Sistem imun 1Sistem imun 1
Sistem imun 1
 
Sistem kekebalan
Sistem kekebalanSistem kekebalan
Sistem kekebalan
 
Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh
 
06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdf06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdf
 
Sistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptxSistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptx
 
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
 
Immunologi i
Immunologi iImmunologi i
Immunologi i
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)
 
kuliahs12021_prinsip_hystory_sistem imun non spesifik.pptx
kuliahs12021_prinsip_hystory_sistem imun non spesifik.pptxkuliahs12021_prinsip_hystory_sistem imun non spesifik.pptx
kuliahs12021_prinsip_hystory_sistem imun non spesifik.pptx
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
 

Recently uploaded

Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 

Recently uploaded (20)

Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 

PPT Imun mukosa.pptx

  • 1. Mekanisme pertahanan dan sistem immun mukosa gastrointestinal Pembimbing: dr. Astrid Feinisa Khairani, M.Kes dr. Frankie Mandolang dr. Trias Putra Pamungkas dr. Andrew Ruspanah dr. Lia Oktarina A dr. Novika Kristianti dr. Gia Cellisa Sianosa dr. Hans Kristian Handoko
  • 2. Sistem Imun pada Saluran Cerna ▪ Saliva ▪ Tonsil, Adenoid ▪ Asam lambung ▪ Sekresi / Enzymes ▪ Empedu dan Pankreas ▪ Mukosa dan Mukus ▪ Epithelial barrier ▪ Gerakan Peristaltik ▪ IgA ▪ Bacterial flora
  • 3. Infeksi Mikroba pada saluran cerna • Banyak mikroba melalui makanan dan minuman dapat menginfeksi saluran pencernaan dan menyebabkan gastroenteritis. • Komponen endogen atau antigen mikroba dapat menyebabkan berbagai efek toksik. • mikotoksin bisa masuk ke saluran usus; Karena ukurannya, endogen mikroba dapat menghindar mekanisme perlindungan kekebalan tubuh normal saluran cerna dan menimbulkan penyakit.
  • 4. SISTEM IMUN NON-SPESIFIK ▪ Imunitas nonspesifik atau "bawaan" adalah garis depan pertahanan dalam melawan mikroorganisme di saluran cerna ▪ Mekanisme dasar yang digunakan oleh host untuk menghindari infeksi mikroba dengan barier epitel, ▪ Sekresi cairan merupakan bentuk imunitas nonspesifik yang lain dalam saluran GI.
  • 5. Mekanisme Imun Nonspesifik Saluran Pencernaan (Fisik) (Sekresi) (Mikroflora) (Seluler)
  • 6.
  • 7. Fungsi Saliva ▪ Lisozim mampu membunuh bakteri tertentu sehingga berperan dalam sistem imun ▪ Laktoperosidase mengkatalisis oksidasi CNS (thiosianat) menjadi OSCN (hypothio) yang mampu menghambat pertukaran zat bakteri dan pertumbuhannya ▪ Agregasi mikroorganisme digumpalkan oleh komponen-komponen saliva seperti imunoglobulin ▪ Kolonisasi bakteri di dalam rongga mulut akan terhalang
  • 9. ▪ Tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel respiratori. ▪ Cincin Waldeyer merupakan jaringan limfoid yang membentuk lingkaran di faring yang terdiri dari tonsil palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual, dan tonsil tubal
  • 10. Adenoids ▪ Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil.
  • 11. LAMBUNG ▪ Asam lambung (HCl) berfungsi untuk membunuh mikroorganisme patogen yang masuk secara tidak sengaja bersama makanan/tertelan
  • 12. Sekresi Empedu dan Pankreas ▪ Asam empedu dan sekresi pankreas yang mengandung protease seperti tripsin dan karboksipeptidase juga dapat berfungsi sebagai pelindung terhadap patogen mikroba.
  • 13.
  • 14. Sistem Imun Mukosa ▪ Gut associated lymphoid tissue (GALT) ▪ Tonsils ▪ Adenoids ▪ Peyer’s patches ▪ Appendix ▪ Intraepithelial lymphocytes ▪ Lamina propria lymphocytes •Imunitas mukosa melindungi permukaan epitel internal. •Komponen sistem imun mukosa mencakup unsur-unsur limfoid yang terkait dengan permukaan dalam tubuh
  • 15. Permukaan mukosa usus merupakan meedia pertahanan tubuh untuk melindungi dan mencegah infeksi
  • 18. Imunoglobulin A (IgA) ▪ Imunoglobin utama di dalam tubuh ▪ Saluran cerna adalah sumber utama ▪ Disintesis oleh sel plasma di lamina propria ▪ Diangkut melalui epitel oleh SC1 ▪ Melindungi terhadap mikroba agen infeksius ▪ Mencegah pelekatan bakteri atau toksin pada epitel
  • 19. IgA •Pada manusia, IgA ditemukan dalam bentuk monomer dan dimer •IgA Monomeri sebagian besar diproduksi di sumsum tulang dan ditemukan terutama di darah. •IgA dimer sebagian besar diproduksi di lamina propria jaringan mukosa dan ditemukan terutama di sekresi eksternal. •IgA dimer secara aktif diangkut ke sekresi eksternal melalui reseptor imunoglobulin polimer
  • 20. Sekretori IgA ▪ Imunoglobulin terpenting diseluruh permukaan mukosa yang berfungsi sebagai penolakan infeksi adalah IgA, ▪ IgA kadarnya dalam cairan saliva lebih tinggi dalam bentuk Sekretori IgA (SIgA). ▪ SIgA bertindak sebagai perlindungan mukosa mulut terutama untuk memecah antigen ▪ SIgA merupakan pertahanan imun spesifik yang dominan pada ,rongga mulut. ▪ SlgA membatasi melekatnya sptreptokokus oral, gonococci dan anggota enterobacteriaceae pada sel epitel, mengaglutinasi bakteri, menetralkan racun, enzim dan virus-virus dalam rongga mulut.
  • 21.
  • 22. Sistem Imun Saluran Cerna ▪ Sistem Imun Saluran Cerna Sistem imun saluran cerna merupakan organ kekebalan tubuh utama (Ouwehand, 2002). Antibodi utama yang diproduksi di usus adalah imunoglobulin (Ig)A yang biasanya ditemukan dalam bentuk dimer ▪ Berbeda dengan IgG, IgA tidak memicu reaksi inflamasi, antibodi ini hanya mengikat antigen dan menyingkirkannya dari saluran cerna tanpa menyebabkan reaksi inflamas IgA di transport menuju lumen usus melalui sel epitel pada kripta mukosa dan dapat melekat pada sel epitel. IgA berfungsi untuk mengikat patogen dan racun yang diproduksi oleh patogen. (Janeway,Travers, Walport, Shlomchik, figure 10.24 Immunobiology,Garland Science 2005)
  • 23. ▪ Fungsi utama sistem imun saluran cerna adalah untuk menyingkirkan antigen, namun di sisi lain juga berfungsi untuk memberikan toleransi terhadap antigen tertentu karena pada dasarnya semua komponen makanan dan mikroflora usus adalah suatu antigen. Struktur Sistem Imunologi Mukosa
  • 24. Fungsi Sistem Imun Mukosa Melindungi membrane mukosa dari invasi dan kolonialisasi mikroba berbahaya Melindungi pengambilan (uptake) antigen-antigen terdegradasi (cth. Makanan yang tercerna, material udara terhirup, bakteri komensal Melindungi berkembangnya respon imun yang berpotensi merugikan bila antigen mencapai tubuh
  • 25. Maturasi Sistem Imun Saluran Cerna Saat lahir: Imatur, hanya sedikit sel B Konsentrasi IgA rendah, antibodi utama nya IgM 2 bulan setelah lahir, igA menjadi antibodi utama sama dengan kadar dewasa
  • 27. Mekanisme pertahanan sistem imun Mekanisme pembersihan antigen Mekanis barrier fisik Mekanis barrier kimiawi spt enzim Sistem immune innate (spt neutrophil fagositik, dan makrofag) ▪ Sel-sel seperti netrofil fagostik, makrofag, dendritic sel, sel NK (natural killer), sel mast berperan dalam eliminasi pathogen dan inisasi respon imun adaptif
  • 28. Fungsi dan jumlah spesies microbial pada saluran cerna (Ianniti, I and Palmieri, B. 2010) • Lambung yang dikolonisasi oleh Helicobacter phylori. Habitat bakteri ini adalah epitel yang dilapisi mukus dan tidakmenghasilkan asam • Ileum memiliki kolonisasi tertinggi, diikuti oleh jejunum, dan duodenum. Hal ini disebabkan karena makanan bergerak relatif lambat di dalam ileum sehingga memungkinkan populasi bakteri tumbuh dan mencapai konsentrasi 107 – 109 cfu/ml. • Duodenum mengandung mikroflora dalam jumlah paling sedikit karena pH makanan yang rendah setelah keluar dari lambung dan adanya sekresi jus pankreas serta asam empedu.
  • 29. ▪ Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit. ▪ Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, IgD), komponen komplemen, interferon,lisozim dan sitokin berakumulasi di jaringan tonsilar ▪ Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu 1) menangkap dan mengumpulkan bahan ▪ asing dengan efektif; 2) sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik
  • 30.
  • 32.
  • 33. Lamina Propria Lymphocytes ▪ Ditemukan di bawah epitel di stroma ▪ Sebagian besar CD4 + (Sel T Helper) ▪ Sel TH1: respons yang dimediasi oleh sel (patogen intraselular) ▪ Sel TH2: tanggapan yang dimediasi antibodi (alergen, parasit)
  • 34.
  • 35. Bacterial Flora Saluran Cerna ▪ Cepat ada pada usus setelah lahir ▪ Lebih dari 400 spesies ▪ Flora individu secara imunologis berbeda ▪ Hubungan simbiosis dengan host ▪ Probiotik
  • 36.
  • 38. Hubungan Penyakit dengan Sistem Imun Saluran cerna
  • 39. Pengaruh Zat Gizi terhadap sistem imun saluran cerna  Infeksi saluran pencernakan sering terjadi pada individu yang kekurangan gizi  Kekurangan Energi Protein merupakan penyebab utama imunodefisiensi.
  • 40.
  • 41. KESIMPULAN • Sistem mun saluran cerna merupakan organ kekebalan tubuh utama. • Sistem imunitas mukosa ternyata mempunyai sifat kompatemenisasi dimana ada hubungan imunitas antara satu kompartemen dengan kompatemen lainnya. • Vaksinasi mukosa dan imunoterapi kelihatannya mempunyai prospek baik untuk tatalaksanan infeksi di masa mendatang.
  • 42. Contoh Kasus Lupus MesentericVasculitis dengan Komplikasi Perforasi Ileum
  • 43. Anamnesa Ny.S, 37 th Keluhan Utama: Nyeri Perut Nyeri perut sejak 12 jam SMRS, dirasakan pada seluruh bagian perut, nyeri seperti tertusuk-tusuk dan dirasakan terus menerus.Awalnya terasa kembung lalu nyeri. Mual (-), Muntah (-) deman (-) melena (-) diare (-) Riw. SLE (+) sejak 2016, obat : azathioprine 50 mg/24 jam dan Methyl Prednisolone 16mg/12jam
  • 44. Pemeriksaan Fisik ▪ Kesan umum : sakit berat ▪ Status gizi : cukup (berat badan 58 kg, tinggi badan 162 cm, BMI 22,1 kg/m2) ▪ Kesadaran : komposmentis ▪ Tekanan darah : 80/60 mmHg ▪ Nadi : 110x/menit ▪ RR : 22 x/menit ▪ Suhu axila : 37,3°C ▪ Kepala : Wajah : moon face (+), butterfly appearance (-), discoid rash (-) Mata: conjungtiva anemis -/- ▪ Leher :JVP PR + 0 cmH2O ; KGB tidak teraba ▪ Thorax : Pulmo : Inspeksi simetris, Auskultasi VBS kanan = kiri simetris, Rh -/- , Wh -/- palpasi tidak ditemukan peningkatan taktil vokal fremitus; Perkusi ditemukan sonor
  • 45. ▪ Cor : - inspeksi : ictus cordis tidak terlihat - perkusi : batas jantung kanan 1 cm lateral parasternal kanan, batas kiri jantung 1 cm medial garis midklavikula kiri - auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-) ▪ Abdomen : Distensi (+), defans muskuler (+), bising usus menurun, nyeri tekan khususnya di kuadran bawah, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, tidak ditemukan ballottement; perkusi suara timpani. ▪ Rectal Touche : didapatkan Tonus Sphincter Anus/TSA positif, mukosa licin, darah (- ), lender (+), melena (-), tidak teraba massa ataupun nodul, feses ada warna kuning dan ampula recti tidak kolaps. ▪ Ekstrimitas teraba agak dingin, edema-/-
  • 46. Laboratorium ▪ WBC 2,67 x 103/μl; ▪ neutrophil 1,72 x 103/μl; ▪ limfosit 0,79 x 103/μl; ▪ monosit 0,14 x 103/μl; ▪ basofil 0,02 x 103/μl; ▪ RBC 4,81 x 106/ μl; ▪ Hb 14,55 gr/dl; ▪ HCT 46,60%; ▪ MCV 96,84 fL; ▪ MCH 30,23 g/dL; ▪ PLT 186,9 x 103/ μl; ▪ SGOT 24,5 U/L; ▪ SGPT 67,5 U/L; ▪ BUN 24 mg/dL; ▪ kreatinin 0,68 mg/dL; ▪ Glukosa darah sewaktu 113 mg/dl; ▪ Natrium serum 137 mmol/L; ▪ Kalium serum 4,06 mmol/L; ▪ PPT 15,2 detik (10,8- 14,4); ▪ INR 1,26 (0,9-1,1); ▪ APTT 26,7 detik (24-36). ▪ Analisis gas darah ▪ pH 7,49; ▪ pCO2 31,9 mmHg; ▪ pO2 198,4 mmHg; ▪ BEecf -0,2 mmol/L; ▪ HCO3- 23,6 mmol/L; ▪ SO2c 99,5%; ▪ TCO2 24,6 mmol/L.
  • 47. Thorax PA Efusi Pleura Kiri Minimal
  • 48. Abdomen 3 Posisi foto Left Lateral Decubitus (LLD) dan erect tampak gambaran udara bebas subdiafragma kanan kiri, air fluid level pada region abdomen kanan kiri atas, adanya subhepatic air dengan kesan pneumoperitoneum, dilatasi gaster, kolon dan sebagian usus halus serta sentinel loop pada region abdomen bawah mengesankan adanya lokal inflamasi regio tersebut.
  • 49. Diagnosis ▪ Peritonitis akut generalisata et causa suspek perforasi Hollow organ et causa suspek lupus mesenteric vasculitis + SLE (dalam perawatan)
  • 50. Terapi ▪ BEDAH ▪ NGT untuk dekompresi ▪ NaCl 0,9% loading 1500 cc intravena ▪ NaCl 0,9%: aminofluid:D5% 1:1:1 20 tpm ▪ Cefotaxim 1 gr/8 jam IV ▪ Metronidazole 500 mg/8 jam IV ▪ Norepinephrine 0,1 mcg/kgBB/menit untitrasi dengan flow rate 2,17 cc/jam ▪ R/Laparotomi eksplorasi cito
  • 51. ▪ ANESTESI ▪ ASA III ▪ Loading NaCl 1000 cc ▪ Akses CVC ▪ Puasa minimal 8 jam ▪ Methyl Prednisolone 62,5 mg IV 1 jam sebelum tindakan
  • 52. Durante Operasi ▪ Cairan Peritoneum : adanya cairan berwarna kehijauan dan debris ▪ Ileum : perforasi diameter 2 x 0,5 cm sekitar 130 cm dari ligamentum Treitz dan 50 cm dari ileo colic junction ▪ Kemudian dilakukan biopsi dilanjutkan dengan primary hecting dan double layer. Setelah selesai kemudian luka operasi ditutup kembali.
  • 53. Histopatologi ▪ radang supuratif dengan jaringan granulasi.
  • 58. Add a SlideTitle - 4 Thank You