1. Mekanisme
pertahanan dan sistem
immun mukosa
gastrointestinal
Pembimbing: dr. Astrid Feinisa Khairani, M.Kes
dr. Frankie Mandolang
dr. Trias Putra Pamungkas
dr. Andrew Ruspanah
dr. Lia Oktarina A
dr. Novika Kristianti
dr. Gia Cellisa Sianosa
dr. Hans Kristian Handoko
2. Sistem Imun pada Saluran Cerna
▪ Saliva
▪ Tonsil, Adenoid
▪ Asam lambung
▪ Sekresi / Enzymes
▪ Empedu dan Pankreas
▪ Mukosa dan Mukus
▪ Epithelial barrier
▪ Gerakan Peristaltik
▪ IgA
▪ Bacterial flora
3. Infeksi Mikroba pada saluran cerna
• Banyak mikroba melalui makanan dan minuman dapat menginfeksi
saluran pencernaan dan menyebabkan gastroenteritis.
• Komponen endogen atau antigen mikroba dapat menyebabkan
berbagai efek toksik.
• mikotoksin bisa masuk ke saluran usus; Karena ukurannya, endogen
mikroba dapat menghindar mekanisme perlindungan kekebalan
tubuh normal saluran cerna dan menimbulkan penyakit.
4. SISTEM IMUN NON-SPESIFIK
▪ Imunitas nonspesifik atau "bawaan" adalah garis depan pertahanan
dalam melawan mikroorganisme di saluran cerna
▪ Mekanisme dasar yang digunakan oleh host untuk menghindari infeksi
mikroba dengan barier epitel,
▪ Sekresi cairan merupakan bentuk imunitas nonspesifik yang lain
dalam saluran GI.
7. Fungsi Saliva
▪ Lisozim mampu membunuh bakteri tertentu sehingga berperan
dalam sistem imun
▪ Laktoperosidase mengkatalisis oksidasi CNS (thiosianat) menjadi
OSCN (hypothio) yang mampu menghambat pertukaran zat bakteri
dan pertumbuhannya
▪ Agregasi mikroorganisme digumpalkan oleh komponen-komponen
saliva seperti imunoglobulin
▪ Kolonisasi bakteri di dalam rongga mulut akan terhalang
9. ▪ Tonsil terdiri dari jaringan limfoid
yang dilapisi oleh epitel respiratori.
▪ Cincin Waldeyer merupakan jaringan
limfoid yang membentuk lingkaran di
faring yang terdiri dari tonsil
palatina, tonsil faringeal (adenoid),
tonsil lingual, dan tonsil tubal
10. Adenoids
▪ Adenoid merupakan masa
limfoid yang berlobus dan
terdiri dari jaringan limfoid yang
sama dengan yang terdapat
pada tonsil.
11. LAMBUNG
▪ Asam lambung (HCl) berfungsi untuk membunuh mikroorganisme patogen yang
masuk secara tidak sengaja bersama makanan/tertelan
12. Sekresi Empedu dan Pankreas
▪ Asam empedu dan sekresi pankreas yang mengandung protease seperti tripsin dan
karboksipeptidase juga dapat berfungsi sebagai pelindung terhadap patogen mikroba.
13.
14. Sistem Imun Mukosa
▪ Gut associated lymphoid tissue (GALT)
▪ Tonsils
▪ Adenoids
▪ Peyer’s patches
▪ Appendix
▪ Intraepithelial lymphocytes
▪ Lamina propria lymphocytes
•Imunitas mukosa melindungi permukaan epitel internal.
•Komponen sistem imun mukosa mencakup unsur-unsur limfoid yang terkait dengan
permukaan dalam tubuh
15. Permukaan mukosa usus merupakan meedia pertahanan
tubuh untuk melindungi dan mencegah infeksi
18. Imunoglobulin A (IgA)
▪ Imunoglobin utama di dalam tubuh
▪ Saluran cerna adalah sumber utama
▪ Disintesis oleh sel plasma di lamina propria
▪ Diangkut melalui epitel oleh SC1
▪ Melindungi terhadap mikroba agen infeksius
▪ Mencegah pelekatan bakteri atau toksin pada epitel
19. IgA
•Pada manusia, IgA ditemukan dalam bentuk monomer dan dimer
•IgA Monomeri sebagian besar diproduksi di sumsum tulang dan ditemukan terutama di darah.
•IgA dimer sebagian besar diproduksi di lamina propria jaringan mukosa dan ditemukan terutama
di sekresi eksternal.
•IgA dimer secara aktif diangkut ke sekresi eksternal melalui reseptor imunoglobulin polimer
20. Sekretori IgA
▪ Imunoglobulin terpenting diseluruh permukaan mukosa yang berfungsi sebagai
penolakan infeksi adalah IgA,
▪ IgA kadarnya dalam cairan saliva lebih tinggi dalam bentuk Sekretori IgA (SIgA).
▪ SIgA bertindak sebagai perlindungan mukosa mulut terutama untuk memecah antigen
▪ SIgA merupakan pertahanan imun spesifik yang dominan pada ,rongga mulut.
▪ SlgA membatasi melekatnya sptreptokokus oral, gonococci dan anggota
enterobacteriaceae pada sel epitel, mengaglutinasi bakteri, menetralkan racun, enzim
dan virus-virus dalam rongga mulut.
21.
22. Sistem Imun Saluran Cerna
▪ Sistem Imun Saluran Cerna Sistem
imun saluran cerna merupakan organ
kekebalan tubuh utama (Ouwehand,
2002). Antibodi utama yang diproduksi
di usus adalah imunoglobulin (Ig)A
yang biasanya ditemukan dalam
bentuk dimer
▪ Berbeda dengan IgG, IgA tidak
memicu reaksi inflamasi, antibodi ini
hanya mengikat antigen dan
menyingkirkannya dari saluran cerna
tanpa menyebabkan reaksi inflamas
IgA di transport menuju lumen usus melalui sel epitel pada
kripta mukosa dan dapat melekat pada sel epitel. IgA
berfungsi untuk mengikat patogen dan racun yang diproduksi
oleh patogen.
(Janeway,Travers, Walport, Shlomchik, figure 10.24 Immunobiology,Garland Science 2005)
23. ▪ Fungsi utama sistem imun
saluran cerna adalah untuk
menyingkirkan antigen,
namun di sisi lain juga
berfungsi untuk memberikan
toleransi terhadap antigen
tertentu karena pada
dasarnya semua komponen
makanan dan mikroflora usus
adalah suatu antigen.
Struktur Sistem Imunologi Mukosa
24. Fungsi Sistem Imun Mukosa
Melindungi membrane mukosa dari invasi dan
kolonialisasi mikroba berbahaya
Melindungi pengambilan (uptake) antigen-antigen terdegradasi
(cth. Makanan yang tercerna, material udara terhirup, bakteri
komensal
Melindungi berkembangnya respon imun yang
berpotensi merugikan bila antigen mencapai tubuh
25. Maturasi Sistem Imun Saluran Cerna
Saat lahir:
Imatur, hanya
sedikit sel B
Konsentrasi IgA
rendah, antibodi
utama nya IgM
2 bulan setelah
lahir, igA menjadi
antibodi utama
sama dengan
kadar dewasa
27. Mekanisme pertahanan sistem imun
Mekanisme
pembersihan
antigen
Mekanis barrier
fisik
Mekanis barrier
kimiawi spt
enzim
Sistem immune
innate (spt
neutrophil
fagositik, dan
makrofag)
▪ Sel-sel seperti netrofil
fagostik, makrofag,
dendritic sel, sel NK
(natural killer), sel mast
berperan dalam
eliminasi pathogen dan
inisasi respon imun
adaptif
28. Fungsi dan jumlah spesies microbial pada saluran cerna
(Ianniti, I and Palmieri, B. 2010)
• Lambung yang dikolonisasi oleh Helicobacter
phylori. Habitat bakteri ini adalah epitel yang
dilapisi mukus dan tidakmenghasilkan asam
• Ileum memiliki kolonisasi tertinggi, diikuti oleh
jejunum, dan duodenum. Hal ini disebabkan
karena makanan bergerak relatif lambat di dalam
ileum sehingga memungkinkan populasi bakteri
tumbuh dan mencapai konsentrasi 107 – 109
cfu/ml.
• Duodenum mengandung mikroflora dalam
jumlah paling sedikit karena pH makanan yang
rendah setelah keluar dari lambung dan adanya
sekresi jus pankreas serta asam empedu.
29. ▪ Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit.
▪ Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, IgD), komponen komplemen, interferon,lisozim dan
sitokin berakumulasi di jaringan tonsilar
▪ Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu 1) menangkap dan mengumpulkan bahan
▪ asing dengan efektif; 2) sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel
limfosit T dengan antigen spesifik
33. Lamina Propria Lymphocytes
▪ Ditemukan di bawah epitel di stroma
▪ Sebagian besar CD4 + (Sel T Helper)
▪ Sel TH1: respons yang dimediasi oleh sel (patogen intraselular)
▪ Sel TH2: tanggapan yang dimediasi antibodi (alergen, parasit)
34.
35. Bacterial Flora Saluran Cerna
▪ Cepat ada pada usus setelah lahir
▪ Lebih dari 400 spesies
▪ Flora individu secara imunologis berbeda
▪ Hubungan simbiosis dengan host
▪ Probiotik
39. Pengaruh Zat Gizi terhadap sistem imun saluran cerna
Infeksi saluran pencernakan sering terjadi pada individu yang kekurangan gizi
Kekurangan Energi Protein merupakan penyebab utama imunodefisiensi.
40.
41. KESIMPULAN
• Sistem mun saluran cerna merupakan organ kekebalan
tubuh utama.
• Sistem imunitas mukosa ternyata mempunyai sifat
kompatemenisasi dimana ada hubungan imunitas antara
satu kompartemen dengan kompatemen lainnya.
• Vaksinasi mukosa dan imunoterapi kelihatannya
mempunyai prospek baik untuk tatalaksanan infeksi di
masa mendatang.
43. Anamnesa
Ny.S, 37 th
Keluhan Utama: Nyeri Perut
Nyeri perut sejak 12 jam SMRS, dirasakan pada seluruh bagian perut,
nyeri seperti tertusuk-tusuk dan dirasakan terus menerus.Awalnya
terasa kembung lalu nyeri. Mual (-), Muntah (-) deman (-) melena (-)
diare (-)
Riw. SLE (+) sejak 2016, obat : azathioprine 50 mg/24 jam dan Methyl
Prednisolone 16mg/12jam
44. Pemeriksaan Fisik
▪ Kesan umum : sakit berat
▪ Status gizi : cukup (berat badan 58 kg, tinggi badan 162 cm, BMI 22,1 kg/m2)
▪ Kesadaran : komposmentis
▪ Tekanan darah : 80/60 mmHg
▪ Nadi : 110x/menit
▪ RR : 22 x/menit
▪ Suhu axila : 37,3°C
▪ Kepala : Wajah : moon face (+), butterfly appearance (-), discoid rash (-)
Mata: conjungtiva anemis -/-
▪ Leher :JVP PR + 0 cmH2O ; KGB tidak teraba
▪ Thorax : Pulmo : Inspeksi simetris, Auskultasi VBS kanan = kiri simetris, Rh -/- , Wh -/- palpasi
tidak ditemukan peningkatan taktil vokal fremitus; Perkusi ditemukan sonor
45. ▪ Cor :
- inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- perkusi : batas jantung kanan 1 cm lateral parasternal kanan, batas kiri jantung 1 cm
medial garis midklavikula kiri
- auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-)
▪ Abdomen : Distensi (+), defans muskuler (+), bising usus menurun, nyeri tekan
khususnya di kuadran bawah, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, tidak ditemukan
ballottement; perkusi suara timpani.
▪ Rectal Touche : didapatkan Tonus Sphincter Anus/TSA positif, mukosa licin, darah (-
), lender (+), melena (-), tidak teraba massa ataupun nodul, feses ada warna kuning
dan ampula recti tidak kolaps.
▪ Ekstrimitas teraba agak dingin, edema-/-
48. Abdomen 3 Posisi
foto Left Lateral Decubitus (LLD) dan erect tampak gambaran udara bebas subdiafragma kanan kiri, air fluid
level pada region abdomen kanan kiri atas, adanya subhepatic air dengan kesan pneumoperitoneum,
dilatasi gaster, kolon dan sebagian usus halus serta sentinel loop pada region abdomen bawah
mengesankan adanya lokal inflamasi regio tersebut.
49. Diagnosis
▪ Peritonitis akut generalisata et causa suspek perforasi Hollow organ
et causa suspek lupus mesenteric vasculitis + SLE (dalam perawatan)
50. Terapi
▪ BEDAH
▪ NGT untuk dekompresi
▪ NaCl 0,9% loading 1500 cc intravena
▪ NaCl 0,9%: aminofluid:D5% 1:1:1 20 tpm
▪ Cefotaxim 1 gr/8 jam IV
▪ Metronidazole 500 mg/8 jam IV
▪ Norepinephrine 0,1 mcg/kgBB/menit untitrasi dengan flow rate 2,17 cc/jam
▪ R/Laparotomi eksplorasi cito
51. ▪ ANESTESI
▪ ASA III
▪ Loading NaCl 1000 cc
▪ Akses CVC
▪ Puasa minimal 8 jam
▪ Methyl Prednisolone 62,5 mg IV 1 jam sebelum tindakan
52. Durante Operasi
▪ Cairan Peritoneum : adanya cairan
berwarna kehijauan dan debris
▪ Ileum : perforasi diameter 2 x 0,5
cm sekitar 130 cm dari ligamentum
Treitz dan 50 cm dari ileo colic
junction
▪ Kemudian dilakukan biopsi
dilanjutkan dengan primary hecting
dan double layer. Setelah selesai
kemudian luka operasi ditutup
kembali.