SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 1/6
Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum
Syariah
April 3rd, 2014 by solihan
Akhir-akhir ini kita melihat makin hangatnya perbincangan tentang keragaman
fatwa fuqaha dalam satu persoalan, antara yang mengharamkan dan menghalalkan. Akibatnya,
khalayak mengalami kebingungan: ulama manakah yang harus mereka ikuti pendapatnya;
seperti apakah standar yang benar dalam mengambil dan menolak suatu pendapat dari para
ulama? Untuk menjawab pertanyaan yang sangat penting ini, kita akan membahas topik ini dari
beberapa sisi.
1. Prinsip yang ditetapkan oleh syariah dalam memahami dan mengamalkan hukum.
Allah SWT telah menyeru setiap Muslim secara langsung untuk memahami nash-nash syariah
baik ayat al-Quran ataupun teks-teks as-Sunnah serta mengamalkan tuntutan yang terkandung
dalam nash-nash tersebut (Lihat: QS al-Anfal [8]: 20 dan al-A’raf [7]:3).
Pada prinsipnya nash-nash syariah adalah ungkapan berbahasa Arab yang
memiliki dilalah dan makna yang bisa dipahami. Seorang Muslim bisa memahami bahasa al-
Quran, yakni bahasa Arab, secara langsung. Dengan itu ia pun bisa langsung memahami
seruan Asy-Syari’ dari nash-nash tersebut dan mengamalkan tuntutan yang ada di dalamnya.
Hal seperti ini telah dipraktikkan oleh para sahabat Rasulullah saw. Itulah prinsip dalam
persoalan ini bagi setiap Muslim.
Dr. Abdul Karim Zaidan menyatakan dalam kitabnya, Al-Wajiz fi Ushul al-Fiqh:
Setiap mukallaf harus menaati Allah dan Rasul-Nya tanpa kecuali.Kewajiban ini tentu
menuntut mereka untuk mengetahui perkara yang disyariahkan Allah SWT baik yang
termaktub dalam al-Quran ataupun yang terangkai dalam ucapan Rasulullah saw.
Mengetahui perkara yang disyariatkan Allah SWT dilakukan dengan merujuk pada nash-
nash al-Quran dan as-Sunnah, mengambil hukum dari keduanya setelah memahami nash-
nash tersebut dan mengetahui maksud yang terkandung di dalamnya. Jika seorang mukallaf
tidak menemukan hukum secara jelas dalam nash-nash tersebut, baru dia beralih pada
ijtihad sebagaimana yang diperintahkan oleh syariah. Lalu berijtihadlah dia dalam koridor
yang ditetapkan syariah. Inilah jalan yang lurus untuk mengetahui dan mengamalkan
hukum-hukum (Al-Wajiz, hlm. 411).
Hanya saja, kebanyakan kaum Muslim kesulitan melakukan itu. Hal ini bisa disebabkan mereka
3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 2/6
tidak mengetahui bahasa Arab atau kurang mengetahui makna-maknanya secara mendalam,
khususnya setelah banyak kesalahan dalam tata bahasa dan khalayak sudah tidak mengetahui
lagi bahasa Arab yang baik dan benar (fushha). Mereka yang seperti ini membutuhkan orang
lain yang lebih memahami nash-nash syariah. Hal seperti itu dibolehkan di mata syariah
dengan sejumlah patokan tentunya.
Dulu, sekelompok sahabat Rasulullah saw. saling bertanya satu sama lain tentang beberapa
persoalan tertentu yang memang cukup sukar untuk mereka pahami. Rasulullah saw. telah
menyebutkan bertingkatnya pemahaman para sahabat terhadap nash-nash syariah. Rasulullah
saw. bersabda, “Di antara umatku, orang yang paling sayang kepada umatku adalah Abu
Bakar; orang yang paling ketat dalam masalah yang ditetapkan Allah adalah Umar; orang
yang paling pemalu adalah Utsman; orang yang paling mahir dalam membaca Kitabullah
adalah Ubay bin Kaab; orang yang paling memahami hukum faraidh adalah Zaid bin Tsabit;
orang yang paling tahu halal-haram adalah Muadz bin Jabal. Setiap umat memiliki orang
kepercayaan dan orang kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah.” (HR at-
Tirmidzi).
Abdul Karim Zaidan mengatakan:
Jika seorang mukallaf tidak mampu mengetahui hukum-hukum melalui cara ini (yakni
berijtihad sendiri), dia harus bertindak seperti apa yang diperintahkkan Allah SWT, yakni dia
harus bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan tentang hukum Allah dalam
persoalan yang ingin diketahui status hukumnya itu. Allah SWT berfirman dalam QS an-Nahl
ayat 43 (yang artinya): Bertanyalah kalian kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kalian tidak tahu (Al-Wajiz, hlm. 411).
2. Perbedaan pendapat dan keragaman fatwa yang dibolehkan dan yang diharamkan.
Sesungguhnya perbedaan pendapat yang terjadi di antara para sahabat Rasulullah saw. dan
diakui oleh beliau adalah dalam persoalan yang memungkinkan adanya keragaman
pemahaman terhadap suatu makna. Rasulullah saw., misalnya, bersabda, “Janganlah seorang
pun shalat Ashar kecuali di Banu Quraidhah.” (HR al-Bukhari dari Ibnu Umar). Para sahabat
Rasulullah saw. berbeda pendapat dalam menyikapi perintah ini: sekelompok sahabat
melaksanakan shalat di perjalanan; sekelompok lainnya tidak melakukan itu karena
berketetapan hendak shalat di perkampungan Banu Quraidzah. Rasulullah saw. mengakui dua
pemahaman ini dan memujinya (Lihat: Ibnu al-Qayyim, I’lam al-Muwaqi’in, 1/203).
Jika nash syariah mengandung keragaman pemahaman maka perbedaan pendapat dalam hal
itu dibolehkan. Lain halnya dengan perkara yang qath’imaknanya dan tidak mengandung
makna ganda. Perbedaan pendapat di dalamnya adalah diharamkan. Misalnya firman Allah
SWT (yang artinya):Dirikanlah shalat (TQS al-Baqarah [2]: 43); Hai orang-orang yang
3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 3/6
beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika
kalian orang-orang yang beriman (TQS al-Baqarah [2]: 278).
Imam al-Mazari menyatakan dalam kitabnya, Idhah al-Mahshul min Burhan al-Ushul, bahwa
nash yang tidak memberikan ruang ijtihad adalah teks yang menunjukkan hukum dengan
jelas (sharih), disampaikan dalam redaksi yang tidak mengandung kemungkinan lain (Al-
Idhah, hlm. 305).
Al-Asnawi menyatakan dalam kitab Nihayat as-Sul, “Hukum yang memberikan ruang ijtihad
adalah hukum syariah yang bersifat zann menurut syariah. Karena itu keharaman zina dan
meminum khamar serta seluruh persoalan agama yang mutlak (dharuri) berada di luar
ruang ijtihad.” (Nihayat as-Sul, 4/530).
3. Standar syariah dalam memberikan pendapat syar’i atau fatwa.
Beberapa standar syariah yang terpenting adalah:
1) Pendapat tersebut lahir dari dan berpijak pada nash syariah berupa al-Quran dan as-
Sunah yang sahih, dan dalil yang ditunjukkan oleh keduanya yakni Ijmak Sahabat dan Qiyas.
Siapa saja yang memberikan pendapat syariah maka dia harus mengetahui nash-nash syariah,
Ijmak Sahabat dan Qiyas; mengetahui nash-nash yang me-nasakh dan yang di-mansukh;
mengetahui tatacara pen-tarjih-an jika ada dua nash yang jelas-jelas bertentangan, sama saja
apakah dua nash ini adalah hadis dengan hadis, atau hadis dengan al-Quran (Lihat: Abdul
Karim Zaidan, Al-Wajiz, hlm. 402-405).
2) Harus memahami fakta dengan pemahaman yang tepat dan cermat agar bisa
menurunkan nash yang cocok pada fakta tersebut. Karena itu nash-nash yang bercerita
tentang makanan dan minuman yang sangat urgen (dharurat) tidak bisa diturunkan pada
kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak sampai pada taraf urgen, misalnya mengambil riba untuk
membeli mobil dan menganggap itu sebagai dharurat syar’I; hal seperti ini menyalahi metode
menurunkan nash-nash terhadap faktanya.
Dalam persoalan maslahat, Allah SWT sajalah yang menetapkan kemaslahatan para hamba,
bukan akal manusia, karena akal itu bersifat kurang dan tidak mampu untuk mengetahui segala
yang bermanfaat dan yang menimbulkan madarat (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 216).
3) Pendapat tersebut tidak boleh menyalahi nash atau pendapat yang jelas-jelas shahih,
yang berasal dari al-Quran dan as-Sunnah. Tidak ada ruang ijtihad dalam perkara yang sudah
ditetapkan oleh nash yang sharih. Jika sebuah ijtihad menyalahi pendapat yang sharih maka
pendapat tersebut harus dibuang jauh-jauh. Imam an-Nawawi berkata, “Seorang mufti dan
qadhi tidak perlu menghiraukan orang yang menentang dirinya jika memang dirinya tidak
menyalahi nash, Ijmak atau Qiyas Jali (Syarh Shahih Muslim, hlam. 2/24).
3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 4/6
4. Tarjih di antara sejumlah pendapat yang berbeda-beda.
Tarjih itu jika dilakukan oleh orang yang mampu mengkomparasikan sejumlah nash, atau
mengetahui ilmu pengetahuan syar’i, yang memungkinkan dia mengamalkan dalil, meninjaunya
dan men-tarjih salah satu dari dua dalil, maka harus didasarkan pada qarinah tertentu.
Misalnya, ketika memperhatikan dua pendapat, orang tersebut melihat salah satu pendapat
berpijak pada hadis dha’if, maka dia akan meninggalkan pendapat tersebut dan men-
tarjih pendapat yang lain. Contoh lain: orang tersebut memperhatikan dua pendapat, lalu
melihat bahwa salah satu pendapat berpijak pada nash yang sudah di-nasakh, maka dia
meninggalkan pendapat tersebut dan mengikuti pendapat yang kedua. Al-Juwaini
berkata, “Tarjih itu adalah memenangkan sebagian amarat atas sebagian yang lain secara
dzanni. (Al-Burhan, 2:175).
Jika tarjih dilakukan oleh orang awam, itu harus dilakukan dengan tidak menuruti hawa nafsu,
misalnya karena pendapat tersebut lebih mudah atau di dalamnya ada maslahat. Tarjih-nya
harus berpijak pada dua perkara: (1) faktor lebih mengetahui; yakni dengan mendengar dari
orang-orang bahwa si alim fulan itu lebih mengetahui dari yang lain; (2) faktor ketakwaan; ini
juga dengan cara mendengar dan menelusuri hal-ihwal ketakwaan dan kewaraan si alim ini.
Sirajudin al-Armawi menyatakan dalam kitab at-Tahshil min al-Mahshul, “Meminta fatwa tidak
boleh dilakukan kecuali dari orang yang diduga kuat sebagai mujtahid dan wara.” (2/305).
Al-Khudhari berkata dalam kitab Al-Ushul, “Meminta fatwa tidak boleh dilakukan kecuali dari
orang yang diketahui sebagai orang yang berilmu dan bersifat adil. Siapa saja yang
diketahui tidak memiliki salah satu dari dua sifat ini, maka biasanya dia tidak boleh diikuti.”
(hlm. 382).
Karena itu fatwa tidak boleh diambil misalnya dari orang yang terkenal suka canggung
terhadap para pelaku kezaliman dan kefasikan, juga dari orang yang suka duduk-duduk
dengan mereka karena ketakwaan orang seperti itu diragukan (Lihat: QS al-An’am [6]: 68 dan
an-Nisa’ [4]: 140).
Rasulullah saw. bersabda, “Setelahku nanti akan ada para pemimpin; siapa saja yang suka
menemui mereka, membenarkan kedustaan mereka, membantu mereka melakukan
kezaliman, maka orang itu tidak termasuk golonganku, aku bukan termasuk golongannya,
dan dia tidak akan datang kepadaku di telaga.” (HR al-Hakim).
Fatwa juga tidak boleh diambil dari orang yang suka berubah-ubah dalam berfatwa sesuai
dengan hawa nafsu dan kepentingan (Lihat: QS Shad [38]: 26).
5. Pendapat waliyul amri dalam pen-tarjih-an.
Para khalifah radhiyalLahu anhum telah mengadopsi satu pendapat syariah dalam sejumlah
3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 5/6
persoalan yang diperselisihkan yang dengan itu bisa membentuk dan menjaga persatuan kaum
Muslim. Misalnya, selama masa kekhilafahannya, Abu Bakar mengikuti pendapat jatuhnya talak
tiga sekaligus; Umar mengambil pendapat yang berbeda dengan pendapat Abu Bakar ketika
dia (Umar) memegang jabatan khilafah (tiga talak sekaligus tetap dipandang jatuh satu
talak, red.). Abu Bakar juga dalam posisinya sebagai waliyul amri telah mengambil pendapat
untuk membagikan fai dan ghanimah berupa tanah untuk tentara yang ikut berperang.
Sebaliknya, Umar mengambil pendapat yang berbeda dengan bersandar pada nash syariah,
yakni firman Allah SWT dalam surat al-Hasyr: 10).
Seorang waliyul amri boleh mengikuti satu pendapat dalam pen-tarjih-an, kemudian
memberlakukan pendapat tersebut kepada seluruh kaum Muslim untuk menyatukan pendapat
mereka dengan pendapatnya ini. Syaratwaliyul amri yang memiliki wewenang seperti itu
adalah orang yang benar-benar mengurus urusan kaum Muslim, yakni amirul mukminin, atau
khalifah kaum Muslim. Ketaatan kepada waliyul amri ini dikaitkan dengan ketaatan pada Allah
dan Rasul-Nya (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 59). Disyaratkan pula agar terpenuhi sifat waliyul
amri dari sisi bahwa dia diserahi urusan kaum Muslim melalui metode yang sah menurut
syariah. Juga disyaratkan agar dia adalah seorang Muslim yang telah memenuhi syarat-
syarat in’iqad yang sah menurut syariah.
Imam al-Qarafi menyatakan dalam kitab Anwar al-Buruq fi Anwa’ al-Furuq, “Seorang imam
ketika memegang otoritas publik terhadap rakyatnya, diharuskan untuk mencegah timbulnya
ketidakharmonisan dan pertentangan serta menghilangkan perbedaan di tengah-tengah
umat. Inilah salah satu kewajiban terpenting yang dia tanggung.” (2/103).
Inilah uraian singkat mengenai tatacara mengambil pendapat yang syar’i. Seorang Muslim
harus memperhatikan betul dari siapa dia mengambil agamanya. Ingatlah, setiap orang akan
berdiri di hadapan Allah SWT dan akan ditanyai tentang segala sesuatu baik yang besar
ataupun yang kecil. Ketidaktahuannya tidak bisa dijadikan alasan karena dia telah diwajibkan
untuk bertanya kepada orang yang tahu dari kalangan orang bertakwa dan berilmu (Lihat: QS
an-Nahl [16]: 43).
Kami memohon kepada Allah SWTagar kami termasuk orang yang mendengarkan pendapat
dan kemudian mengikuti pendapat terbaik. Akhir doa kami adalah pujian bagi Allah, Tuhan
semesta alam. [Hamad Thabib-Baitul Maqdis]; [Diterjemahkan dan disarikan oleh Dede
Koswara, Staff Pengajar Ma’had al-Abqary Serang]
Baca juga :
1. Dauroh Ulama Pekanbaru: “Peran Ulama dan Muballigh dalam Menegakkan Syariah
& Khilafah”
3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 6/6
2. DSI Ulama Semarang: Peran Ulama Dalam Penegakan Syariah dan Khilafah
3. Gegap Gempita Seruan Syariah dan Khilafah dari Ulama Garut dalam Acara Liqo
Syawal Ulama 1433 H
4. Wewenang Khalifah Mangadopsi Hukum Syariah
5. Pentingnya Peran Ulama dalam Menegakkan Khilafah

More Related Content

What's hot (20)

Pengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul FikihPengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul Fikih
 
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islamkelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
 
01 02 pendahuluan
01 02 pendahuluan01 02 pendahuluan
01 02 pendahuluan
 
Sumber sumber kaidah fiqh
Sumber sumber kaidah fiqhSumber sumber kaidah fiqh
Sumber sumber kaidah fiqh
 
Ushul fiqh
Ushul fiqhUshul fiqh
Ushul fiqh
 
ijma dan qiyas
ijma dan qiyas ijma dan qiyas
ijma dan qiyas
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihad
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyah
 
Kuliah pengantar fiqh pai 2010
Kuliah pengantar fiqh pai 2010Kuliah pengantar fiqh pai 2010
Kuliah pengantar fiqh pai 2010
 
Qawaid fiqhiyyah sebagai
Qawaid fiqhiyyah sebagaiQawaid fiqhiyyah sebagai
Qawaid fiqhiyyah sebagai
 
Kaidah fiqhiyah
Kaidah fiqhiyahKaidah fiqhiyah
Kaidah fiqhiyah
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
08 isi pelajaran
08 isi pelajaran08 isi pelajaran
08 isi pelajaran
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihad
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihad
 
Presentasi Istihsan
Presentasi IstihsanPresentasi Istihsan
Presentasi Istihsan
 
bahan tugas Kelompok 5 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 5 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 5 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 5 ushul fiqh ekonomi islam
 
01. pendahuluan ushul fiqh
01. pendahuluan  ushul fiqh01. pendahuluan  ushul fiqh
01. pendahuluan ushul fiqh
 

Viewers also liked

Kewajiban mu‘âwin at tafwîdh dan khalifah
Kewajiban mu‘âwin at tafwîdh dan khalifahKewajiban mu‘âwin at tafwîdh dan khalifah
Kewajiban mu‘âwin at tafwîdh dan khalifahFlamencoRizky
 
Smart Board History Activities
Smart Board History ActivitiesSmart Board History Activities
Smart Board History ActivitiesNick Spina
 
Meneladani ulama pejuang
Meneladani ulama pejuangMeneladani ulama pejuang
Meneladani ulama pejuangFlamencoRizky
 
Objetivo top 3 y proy de vida
Objetivo top 3 y proy de vidaObjetivo top 3 y proy de vida
Objetivo top 3 y proy de vidamarcelavitela
 
Unit 02-Northwestern Technologies
Unit 02-Northwestern TechnologiesUnit 02-Northwestern Technologies
Unit 02-Northwestern TechnologiesAnthony Edmonds
 
School board project
School board projectSchool board project
School board projectalamb14
 
Islam, khilafah, dan hizbut tahrir dalam pandangan barat (2)
Islam, khilafah, dan hizbut tahrir dalam pandangan barat (2)Islam, khilafah, dan hizbut tahrir dalam pandangan barat (2)
Islam, khilafah, dan hizbut tahrir dalam pandangan barat (2)FlamencoRizky
 
شرايح مفيدة للعروض
شرايح مفيدة للعروضشرايح مفيدة للعروض
شرايح مفيدة للعروضbasmah1394
 
Menggunakan Automatic Level
Menggunakan Automatic LevelMenggunakan Automatic Level
Menggunakan Automatic LevelFlamencoRizky
 

Viewers also liked (11)

Kewajiban mu‘âwin at tafwîdh dan khalifah
Kewajiban mu‘âwin at tafwîdh dan khalifahKewajiban mu‘âwin at tafwîdh dan khalifah
Kewajiban mu‘âwin at tafwîdh dan khalifah
 
Smart Board History Activities
Smart Board History ActivitiesSmart Board History Activities
Smart Board History Activities
 
Meneladani ulama pejuang
Meneladani ulama pejuangMeneladani ulama pejuang
Meneladani ulama pejuang
 
PARTES DE UNA COMPUTADORA
PARTES DE UNA COMPUTADORAPARTES DE UNA COMPUTADORA
PARTES DE UNA COMPUTADORA
 
Objetivo top 3 y proy de vida
Objetivo top 3 y proy de vidaObjetivo top 3 y proy de vida
Objetivo top 3 y proy de vida
 
Unit 02-Northwestern Technologies
Unit 02-Northwestern TechnologiesUnit 02-Northwestern Technologies
Unit 02-Northwestern Technologies
 
School board project
School board projectSchool board project
School board project
 
Harga diyat satinah
Harga diyat satinahHarga diyat satinah
Harga diyat satinah
 
Islam, khilafah, dan hizbut tahrir dalam pandangan barat (2)
Islam, khilafah, dan hizbut tahrir dalam pandangan barat (2)Islam, khilafah, dan hizbut tahrir dalam pandangan barat (2)
Islam, khilafah, dan hizbut tahrir dalam pandangan barat (2)
 
شرايح مفيدة للعروض
شرايح مفيدة للعروضشرايح مفيدة للعروض
شرايح مفيدة للعروض
 
Menggunakan Automatic Level
Menggunakan Automatic LevelMenggunakan Automatic Level
Menggunakan Automatic Level
 

Similar to MENGAMBIL HUKUM SYARIAH

Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahrisky13
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahrisky13
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Asy134702 syamsul anwar
Asy134702 syamsul anwarAsy134702 syamsul anwar
Asy134702 syamsul anwarindra tj
 
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUMEvi Rohmatul Aini
 
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptx
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptxAIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptx
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptxAnggita854299
 
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxadindaarief
 
Pendidikan agama islam
Pendidikan agama islamPendidikan agama islam
Pendidikan agama islamtaufiq_zhaen
 
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islamModul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islammanispajaran
 
64-248-1-PB.pdf
64-248-1-PB.pdf64-248-1-PB.pdf
64-248-1-PB.pdfmediapro5
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Jingga Matahari
 
manhaj tarjih mekanisme pemahaman agama muhammadiyah
manhaj tarjih mekanisme pemahaman agama muhammadiyahmanhaj tarjih mekanisme pemahaman agama muhammadiyah
manhaj tarjih mekanisme pemahaman agama muhammadiyahFakhruddinArrozi1
 
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRINurul Husna
 
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Aliem Masykur
 
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdfRemedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdfBonoNauval
 
Tarikh tasyrik 6
Tarikh tasyrik 6Tarikh tasyrik 6
Tarikh tasyrik 6mas karebet
 

Similar to MENGAMBIL HUKUM SYARIAH (20)

Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
 
Asy134702 syamsul anwar
Asy134702 syamsul anwarAsy134702 syamsul anwar
Asy134702 syamsul anwar
 
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptx
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptxAIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptx
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptx
 
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptx
 
Talfiq dalam pandangan ulama
Talfiq dalam pandangan ulamaTalfiq dalam pandangan ulama
Talfiq dalam pandangan ulama
 
Pendidikan agama islam
Pendidikan agama islamPendidikan agama islam
Pendidikan agama islam
 
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islamModul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
 
64-248-1-PB.pdf
64-248-1-PB.pdf64-248-1-PB.pdf
64-248-1-PB.pdf
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
 
manhaj tarjih mekanisme pemahaman agama muhammadiyah
manhaj tarjih mekanisme pemahaman agama muhammadiyahmanhaj tarjih mekanisme pemahaman agama muhammadiyah
manhaj tarjih mekanisme pemahaman agama muhammadiyah
 
4. Ijma_.pptx
4. Ijma_.pptx4. Ijma_.pptx
4. Ijma_.pptx
 
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
 
Geneologi khilafiyah
Geneologi khilafiyahGeneologi khilafiyah
Geneologi khilafiyah
 
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
 
Makalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islamMakalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islam
 
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdfRemedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
 
Tarikh tasyrik 6
Tarikh tasyrik 6Tarikh tasyrik 6
Tarikh tasyrik 6
 

More from FlamencoRizky

Seputar pandangan manusia terhadap gharizah an nau’
Seputar pandangan manusia terhadap gharizah an nau’Seputar pandangan manusia terhadap gharizah an nau’
Seputar pandangan manusia terhadap gharizah an nau’FlamencoRizky
 
Penegakan hukum makin suram
Penegakan hukum makin suramPenegakan hukum makin suram
Penegakan hukum makin suramFlamencoRizky
 
Kejahatan dipicu kebencian tiga pemuda muslim ditembak mati di as
Kejahatan dipicu kebencian  tiga pemuda muslim ditembak mati di asKejahatan dipicu kebencian  tiga pemuda muslim ditembak mati di as
Kejahatan dipicu kebencian tiga pemuda muslim ditembak mati di asFlamencoRizky
 
Perubahan harus menyentuh sistem
Perubahan harus menyentuh sistemPerubahan harus menyentuh sistem
Perubahan harus menyentuh sistemFlamencoRizky
 
Pengantar [kegagalan revolusi timur tengah]
Pengantar [kegagalan revolusi timur tengah]Pengantar [kegagalan revolusi timur tengah]
Pengantar [kegagalan revolusi timur tengah]FlamencoRizky
 
Pt freeport dimanjakan, rakyat dirugikan
Pt freeport dimanjakan, rakyat dirugikanPt freeport dimanjakan, rakyat dirugikan
Pt freeport dimanjakan, rakyat dirugikanFlamencoRizky
 
Bukannya freeport dipidanakan malah dimudahkan, bukti tunduknya rezim jokowi ...
Bukannya freeport dipidanakan malah dimudahkan, bukti tunduknya rezim jokowi ...Bukannya freeport dipidanakan malah dimudahkan, bukti tunduknya rezim jokowi ...
Bukannya freeport dipidanakan malah dimudahkan, bukti tunduknya rezim jokowi ...FlamencoRizky
 
Indonesia negeri muslim yang terjual
Indonesia negeri muslim yang terjualIndonesia negeri muslim yang terjual
Indonesia negeri muslim yang terjualFlamencoRizky
 
Sikap seorang-muslim-ketika-melihat-kemungkaran
Sikap seorang-muslim-ketika-melihat-kemungkaranSikap seorang-muslim-ketika-melihat-kemungkaran
Sikap seorang-muslim-ketika-melihat-kemungkaranFlamencoRizky
 
Kaum manula di barat kesepian saat natal
Kaum manula di barat  kesepian saat natalKaum manula di barat  kesepian saat natal
Kaum manula di barat kesepian saat natalFlamencoRizky
 
Refleksi akhir tahun peserta hip padati islamic center kota kendari
Refleksi akhir tahun peserta hip padati islamic center kota kendariRefleksi akhir tahun peserta hip padati islamic center kota kendari
Refleksi akhir tahun peserta hip padati islamic center kota kendariFlamencoRizky
 
Kala penguasa menabrak fatwa
Kala penguasa menabrak fatwaKala penguasa menabrak fatwa
Kala penguasa menabrak fatwaFlamencoRizky
 
Kristen sendiri anggap natal tak sah
Kristen sendiri anggap natal tak sahKristen sendiri anggap natal tak sah
Kristen sendiri anggap natal tak sahFlamencoRizky
 
Sekelompok konspirator menjadikan perang melawan isis sebagai jalan untuk mem...
Sekelompok konspirator menjadikan perang melawan isis sebagai jalan untuk mem...Sekelompok konspirator menjadikan perang melawan isis sebagai jalan untuk mem...
Sekelompok konspirator menjadikan perang melawan isis sebagai jalan untuk mem...FlamencoRizky
 
Pasukan khilafah utsmani berperang untuk gaza
Pasukan khilafah utsmani berperang untuk gazaPasukan khilafah utsmani berperang untuk gaza
Pasukan khilafah utsmani berperang untuk gazaFlamencoRizky
 
Kekayaan laut melimpah, indonesia tak pantas punya utang
Kekayaan laut melimpah, indonesia tak pantas punya utangKekayaan laut melimpah, indonesia tak pantas punya utang
Kekayaan laut melimpah, indonesia tak pantas punya utangFlamencoRizky
 
Asean free trade regime is cancer for the muslim ummah in southeast asia!
Asean free trade regime is cancer for the muslim ummah in southeast asia!Asean free trade regime is cancer for the muslim ummah in southeast asia!
Asean free trade regime is cancer for the muslim ummah in southeast asia!FlamencoRizky
 
Refleksi akhir tahun 2014
Refleksi akhir tahun 2014Refleksi akhir tahun 2014
Refleksi akhir tahun 2014FlamencoRizky
 
Tetap kokoh menghadapi setiap makar yang mendistorsi khilafah atau melemahkan...
Tetap kokoh menghadapi setiap makar yang mendistorsi khilafah atau melemahkan...Tetap kokoh menghadapi setiap makar yang mendistorsi khilafah atau melemahkan...
Tetap kokoh menghadapi setiap makar yang mendistorsi khilafah atau melemahkan...FlamencoRizky
 
Natal bersama indikasi keberhasilan sepilis
Natal bersama indikasi keberhasilan sepilisNatal bersama indikasi keberhasilan sepilis
Natal bersama indikasi keberhasilan sepilisFlamencoRizky
 

More from FlamencoRizky (20)

Seputar pandangan manusia terhadap gharizah an nau’
Seputar pandangan manusia terhadap gharizah an nau’Seputar pandangan manusia terhadap gharizah an nau’
Seputar pandangan manusia terhadap gharizah an nau’
 
Penegakan hukum makin suram
Penegakan hukum makin suramPenegakan hukum makin suram
Penegakan hukum makin suram
 
Kejahatan dipicu kebencian tiga pemuda muslim ditembak mati di as
Kejahatan dipicu kebencian  tiga pemuda muslim ditembak mati di asKejahatan dipicu kebencian  tiga pemuda muslim ditembak mati di as
Kejahatan dipicu kebencian tiga pemuda muslim ditembak mati di as
 
Perubahan harus menyentuh sistem
Perubahan harus menyentuh sistemPerubahan harus menyentuh sistem
Perubahan harus menyentuh sistem
 
Pengantar [kegagalan revolusi timur tengah]
Pengantar [kegagalan revolusi timur tengah]Pengantar [kegagalan revolusi timur tengah]
Pengantar [kegagalan revolusi timur tengah]
 
Pt freeport dimanjakan, rakyat dirugikan
Pt freeport dimanjakan, rakyat dirugikanPt freeport dimanjakan, rakyat dirugikan
Pt freeport dimanjakan, rakyat dirugikan
 
Bukannya freeport dipidanakan malah dimudahkan, bukti tunduknya rezim jokowi ...
Bukannya freeport dipidanakan malah dimudahkan, bukti tunduknya rezim jokowi ...Bukannya freeport dipidanakan malah dimudahkan, bukti tunduknya rezim jokowi ...
Bukannya freeport dipidanakan malah dimudahkan, bukti tunduknya rezim jokowi ...
 
Indonesia negeri muslim yang terjual
Indonesia negeri muslim yang terjualIndonesia negeri muslim yang terjual
Indonesia negeri muslim yang terjual
 
Sikap seorang-muslim-ketika-melihat-kemungkaran
Sikap seorang-muslim-ketika-melihat-kemungkaranSikap seorang-muslim-ketika-melihat-kemungkaran
Sikap seorang-muslim-ketika-melihat-kemungkaran
 
Kaum manula di barat kesepian saat natal
Kaum manula di barat  kesepian saat natalKaum manula di barat  kesepian saat natal
Kaum manula di barat kesepian saat natal
 
Refleksi akhir tahun peserta hip padati islamic center kota kendari
Refleksi akhir tahun peserta hip padati islamic center kota kendariRefleksi akhir tahun peserta hip padati islamic center kota kendari
Refleksi akhir tahun peserta hip padati islamic center kota kendari
 
Kala penguasa menabrak fatwa
Kala penguasa menabrak fatwaKala penguasa menabrak fatwa
Kala penguasa menabrak fatwa
 
Kristen sendiri anggap natal tak sah
Kristen sendiri anggap natal tak sahKristen sendiri anggap natal tak sah
Kristen sendiri anggap natal tak sah
 
Sekelompok konspirator menjadikan perang melawan isis sebagai jalan untuk mem...
Sekelompok konspirator menjadikan perang melawan isis sebagai jalan untuk mem...Sekelompok konspirator menjadikan perang melawan isis sebagai jalan untuk mem...
Sekelompok konspirator menjadikan perang melawan isis sebagai jalan untuk mem...
 
Pasukan khilafah utsmani berperang untuk gaza
Pasukan khilafah utsmani berperang untuk gazaPasukan khilafah utsmani berperang untuk gaza
Pasukan khilafah utsmani berperang untuk gaza
 
Kekayaan laut melimpah, indonesia tak pantas punya utang
Kekayaan laut melimpah, indonesia tak pantas punya utangKekayaan laut melimpah, indonesia tak pantas punya utang
Kekayaan laut melimpah, indonesia tak pantas punya utang
 
Asean free trade regime is cancer for the muslim ummah in southeast asia!
Asean free trade regime is cancer for the muslim ummah in southeast asia!Asean free trade regime is cancer for the muslim ummah in southeast asia!
Asean free trade regime is cancer for the muslim ummah in southeast asia!
 
Refleksi akhir tahun 2014
Refleksi akhir tahun 2014Refleksi akhir tahun 2014
Refleksi akhir tahun 2014
 
Tetap kokoh menghadapi setiap makar yang mendistorsi khilafah atau melemahkan...
Tetap kokoh menghadapi setiap makar yang mendistorsi khilafah atau melemahkan...Tetap kokoh menghadapi setiap makar yang mendistorsi khilafah atau melemahkan...
Tetap kokoh menghadapi setiap makar yang mendistorsi khilafah atau melemahkan...
 
Natal bersama indikasi keberhasilan sepilis
Natal bersama indikasi keberhasilan sepilisNatal bersama indikasi keberhasilan sepilis
Natal bersama indikasi keberhasilan sepilis
 

MENGAMBIL HUKUM SYARIAH

  • 1. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 1/6 Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah April 3rd, 2014 by solihan Akhir-akhir ini kita melihat makin hangatnya perbincangan tentang keragaman fatwa fuqaha dalam satu persoalan, antara yang mengharamkan dan menghalalkan. Akibatnya, khalayak mengalami kebingungan: ulama manakah yang harus mereka ikuti pendapatnya; seperti apakah standar yang benar dalam mengambil dan menolak suatu pendapat dari para ulama? Untuk menjawab pertanyaan yang sangat penting ini, kita akan membahas topik ini dari beberapa sisi. 1. Prinsip yang ditetapkan oleh syariah dalam memahami dan mengamalkan hukum. Allah SWT telah menyeru setiap Muslim secara langsung untuk memahami nash-nash syariah baik ayat al-Quran ataupun teks-teks as-Sunnah serta mengamalkan tuntutan yang terkandung dalam nash-nash tersebut (Lihat: QS al-Anfal [8]: 20 dan al-A’raf [7]:3). Pada prinsipnya nash-nash syariah adalah ungkapan berbahasa Arab yang memiliki dilalah dan makna yang bisa dipahami. Seorang Muslim bisa memahami bahasa al- Quran, yakni bahasa Arab, secara langsung. Dengan itu ia pun bisa langsung memahami seruan Asy-Syari’ dari nash-nash tersebut dan mengamalkan tuntutan yang ada di dalamnya. Hal seperti ini telah dipraktikkan oleh para sahabat Rasulullah saw. Itulah prinsip dalam persoalan ini bagi setiap Muslim. Dr. Abdul Karim Zaidan menyatakan dalam kitabnya, Al-Wajiz fi Ushul al-Fiqh: Setiap mukallaf harus menaati Allah dan Rasul-Nya tanpa kecuali.Kewajiban ini tentu menuntut mereka untuk mengetahui perkara yang disyariahkan Allah SWT baik yang termaktub dalam al-Quran ataupun yang terangkai dalam ucapan Rasulullah saw. Mengetahui perkara yang disyariatkan Allah SWT dilakukan dengan merujuk pada nash- nash al-Quran dan as-Sunnah, mengambil hukum dari keduanya setelah memahami nash- nash tersebut dan mengetahui maksud yang terkandung di dalamnya. Jika seorang mukallaf tidak menemukan hukum secara jelas dalam nash-nash tersebut, baru dia beralih pada ijtihad sebagaimana yang diperintahkan oleh syariah. Lalu berijtihadlah dia dalam koridor yang ditetapkan syariah. Inilah jalan yang lurus untuk mengetahui dan mengamalkan hukum-hukum (Al-Wajiz, hlm. 411). Hanya saja, kebanyakan kaum Muslim kesulitan melakukan itu. Hal ini bisa disebabkan mereka
  • 2. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 2/6 tidak mengetahui bahasa Arab atau kurang mengetahui makna-maknanya secara mendalam, khususnya setelah banyak kesalahan dalam tata bahasa dan khalayak sudah tidak mengetahui lagi bahasa Arab yang baik dan benar (fushha). Mereka yang seperti ini membutuhkan orang lain yang lebih memahami nash-nash syariah. Hal seperti itu dibolehkan di mata syariah dengan sejumlah patokan tentunya. Dulu, sekelompok sahabat Rasulullah saw. saling bertanya satu sama lain tentang beberapa persoalan tertentu yang memang cukup sukar untuk mereka pahami. Rasulullah saw. telah menyebutkan bertingkatnya pemahaman para sahabat terhadap nash-nash syariah. Rasulullah saw. bersabda, “Di antara umatku, orang yang paling sayang kepada umatku adalah Abu Bakar; orang yang paling ketat dalam masalah yang ditetapkan Allah adalah Umar; orang yang paling pemalu adalah Utsman; orang yang paling mahir dalam membaca Kitabullah adalah Ubay bin Kaab; orang yang paling memahami hukum faraidh adalah Zaid bin Tsabit; orang yang paling tahu halal-haram adalah Muadz bin Jabal. Setiap umat memiliki orang kepercayaan dan orang kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah.” (HR at- Tirmidzi). Abdul Karim Zaidan mengatakan: Jika seorang mukallaf tidak mampu mengetahui hukum-hukum melalui cara ini (yakni berijtihad sendiri), dia harus bertindak seperti apa yang diperintahkkan Allah SWT, yakni dia harus bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan tentang hukum Allah dalam persoalan yang ingin diketahui status hukumnya itu. Allah SWT berfirman dalam QS an-Nahl ayat 43 (yang artinya): Bertanyalah kalian kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak tahu (Al-Wajiz, hlm. 411). 2. Perbedaan pendapat dan keragaman fatwa yang dibolehkan dan yang diharamkan. Sesungguhnya perbedaan pendapat yang terjadi di antara para sahabat Rasulullah saw. dan diakui oleh beliau adalah dalam persoalan yang memungkinkan adanya keragaman pemahaman terhadap suatu makna. Rasulullah saw., misalnya, bersabda, “Janganlah seorang pun shalat Ashar kecuali di Banu Quraidhah.” (HR al-Bukhari dari Ibnu Umar). Para sahabat Rasulullah saw. berbeda pendapat dalam menyikapi perintah ini: sekelompok sahabat melaksanakan shalat di perjalanan; sekelompok lainnya tidak melakukan itu karena berketetapan hendak shalat di perkampungan Banu Quraidzah. Rasulullah saw. mengakui dua pemahaman ini dan memujinya (Lihat: Ibnu al-Qayyim, I’lam al-Muwaqi’in, 1/203). Jika nash syariah mengandung keragaman pemahaman maka perbedaan pendapat dalam hal itu dibolehkan. Lain halnya dengan perkara yang qath’imaknanya dan tidak mengandung makna ganda. Perbedaan pendapat di dalamnya adalah diharamkan. Misalnya firman Allah SWT (yang artinya):Dirikanlah shalat (TQS al-Baqarah [2]: 43); Hai orang-orang yang
  • 3. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 3/6 beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang beriman (TQS al-Baqarah [2]: 278). Imam al-Mazari menyatakan dalam kitabnya, Idhah al-Mahshul min Burhan al-Ushul, bahwa nash yang tidak memberikan ruang ijtihad adalah teks yang menunjukkan hukum dengan jelas (sharih), disampaikan dalam redaksi yang tidak mengandung kemungkinan lain (Al- Idhah, hlm. 305). Al-Asnawi menyatakan dalam kitab Nihayat as-Sul, “Hukum yang memberikan ruang ijtihad adalah hukum syariah yang bersifat zann menurut syariah. Karena itu keharaman zina dan meminum khamar serta seluruh persoalan agama yang mutlak (dharuri) berada di luar ruang ijtihad.” (Nihayat as-Sul, 4/530). 3. Standar syariah dalam memberikan pendapat syar’i atau fatwa. Beberapa standar syariah yang terpenting adalah: 1) Pendapat tersebut lahir dari dan berpijak pada nash syariah berupa al-Quran dan as- Sunah yang sahih, dan dalil yang ditunjukkan oleh keduanya yakni Ijmak Sahabat dan Qiyas. Siapa saja yang memberikan pendapat syariah maka dia harus mengetahui nash-nash syariah, Ijmak Sahabat dan Qiyas; mengetahui nash-nash yang me-nasakh dan yang di-mansukh; mengetahui tatacara pen-tarjih-an jika ada dua nash yang jelas-jelas bertentangan, sama saja apakah dua nash ini adalah hadis dengan hadis, atau hadis dengan al-Quran (Lihat: Abdul Karim Zaidan, Al-Wajiz, hlm. 402-405). 2) Harus memahami fakta dengan pemahaman yang tepat dan cermat agar bisa menurunkan nash yang cocok pada fakta tersebut. Karena itu nash-nash yang bercerita tentang makanan dan minuman yang sangat urgen (dharurat) tidak bisa diturunkan pada kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak sampai pada taraf urgen, misalnya mengambil riba untuk membeli mobil dan menganggap itu sebagai dharurat syar’I; hal seperti ini menyalahi metode menurunkan nash-nash terhadap faktanya. Dalam persoalan maslahat, Allah SWT sajalah yang menetapkan kemaslahatan para hamba, bukan akal manusia, karena akal itu bersifat kurang dan tidak mampu untuk mengetahui segala yang bermanfaat dan yang menimbulkan madarat (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 216). 3) Pendapat tersebut tidak boleh menyalahi nash atau pendapat yang jelas-jelas shahih, yang berasal dari al-Quran dan as-Sunnah. Tidak ada ruang ijtihad dalam perkara yang sudah ditetapkan oleh nash yang sharih. Jika sebuah ijtihad menyalahi pendapat yang sharih maka pendapat tersebut harus dibuang jauh-jauh. Imam an-Nawawi berkata, “Seorang mufti dan qadhi tidak perlu menghiraukan orang yang menentang dirinya jika memang dirinya tidak menyalahi nash, Ijmak atau Qiyas Jali (Syarh Shahih Muslim, hlam. 2/24).
  • 4. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 4/6 4. Tarjih di antara sejumlah pendapat yang berbeda-beda. Tarjih itu jika dilakukan oleh orang yang mampu mengkomparasikan sejumlah nash, atau mengetahui ilmu pengetahuan syar’i, yang memungkinkan dia mengamalkan dalil, meninjaunya dan men-tarjih salah satu dari dua dalil, maka harus didasarkan pada qarinah tertentu. Misalnya, ketika memperhatikan dua pendapat, orang tersebut melihat salah satu pendapat berpijak pada hadis dha’if, maka dia akan meninggalkan pendapat tersebut dan men- tarjih pendapat yang lain. Contoh lain: orang tersebut memperhatikan dua pendapat, lalu melihat bahwa salah satu pendapat berpijak pada nash yang sudah di-nasakh, maka dia meninggalkan pendapat tersebut dan mengikuti pendapat yang kedua. Al-Juwaini berkata, “Tarjih itu adalah memenangkan sebagian amarat atas sebagian yang lain secara dzanni. (Al-Burhan, 2:175). Jika tarjih dilakukan oleh orang awam, itu harus dilakukan dengan tidak menuruti hawa nafsu, misalnya karena pendapat tersebut lebih mudah atau di dalamnya ada maslahat. Tarjih-nya harus berpijak pada dua perkara: (1) faktor lebih mengetahui; yakni dengan mendengar dari orang-orang bahwa si alim fulan itu lebih mengetahui dari yang lain; (2) faktor ketakwaan; ini juga dengan cara mendengar dan menelusuri hal-ihwal ketakwaan dan kewaraan si alim ini. Sirajudin al-Armawi menyatakan dalam kitab at-Tahshil min al-Mahshul, “Meminta fatwa tidak boleh dilakukan kecuali dari orang yang diduga kuat sebagai mujtahid dan wara.” (2/305). Al-Khudhari berkata dalam kitab Al-Ushul, “Meminta fatwa tidak boleh dilakukan kecuali dari orang yang diketahui sebagai orang yang berilmu dan bersifat adil. Siapa saja yang diketahui tidak memiliki salah satu dari dua sifat ini, maka biasanya dia tidak boleh diikuti.” (hlm. 382). Karena itu fatwa tidak boleh diambil misalnya dari orang yang terkenal suka canggung terhadap para pelaku kezaliman dan kefasikan, juga dari orang yang suka duduk-duduk dengan mereka karena ketakwaan orang seperti itu diragukan (Lihat: QS al-An’am [6]: 68 dan an-Nisa’ [4]: 140). Rasulullah saw. bersabda, “Setelahku nanti akan ada para pemimpin; siapa saja yang suka menemui mereka, membenarkan kedustaan mereka, membantu mereka melakukan kezaliman, maka orang itu tidak termasuk golonganku, aku bukan termasuk golongannya, dan dia tidak akan datang kepadaku di telaga.” (HR al-Hakim). Fatwa juga tidak boleh diambil dari orang yang suka berubah-ubah dalam berfatwa sesuai dengan hawa nafsu dan kepentingan (Lihat: QS Shad [38]: 26). 5. Pendapat waliyul amri dalam pen-tarjih-an. Para khalifah radhiyalLahu anhum telah mengadopsi satu pendapat syariah dalam sejumlah
  • 5. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 5/6 persoalan yang diperselisihkan yang dengan itu bisa membentuk dan menjaga persatuan kaum Muslim. Misalnya, selama masa kekhilafahannya, Abu Bakar mengikuti pendapat jatuhnya talak tiga sekaligus; Umar mengambil pendapat yang berbeda dengan pendapat Abu Bakar ketika dia (Umar) memegang jabatan khilafah (tiga talak sekaligus tetap dipandang jatuh satu talak, red.). Abu Bakar juga dalam posisinya sebagai waliyul amri telah mengambil pendapat untuk membagikan fai dan ghanimah berupa tanah untuk tentara yang ikut berperang. Sebaliknya, Umar mengambil pendapat yang berbeda dengan bersandar pada nash syariah, yakni firman Allah SWT dalam surat al-Hasyr: 10). Seorang waliyul amri boleh mengikuti satu pendapat dalam pen-tarjih-an, kemudian memberlakukan pendapat tersebut kepada seluruh kaum Muslim untuk menyatukan pendapat mereka dengan pendapatnya ini. Syaratwaliyul amri yang memiliki wewenang seperti itu adalah orang yang benar-benar mengurus urusan kaum Muslim, yakni amirul mukminin, atau khalifah kaum Muslim. Ketaatan kepada waliyul amri ini dikaitkan dengan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 59). Disyaratkan pula agar terpenuhi sifat waliyul amri dari sisi bahwa dia diserahi urusan kaum Muslim melalui metode yang sah menurut syariah. Juga disyaratkan agar dia adalah seorang Muslim yang telah memenuhi syarat- syarat in’iqad yang sah menurut syariah. Imam al-Qarafi menyatakan dalam kitab Anwar al-Buruq fi Anwa’ al-Furuq, “Seorang imam ketika memegang otoritas publik terhadap rakyatnya, diharuskan untuk mencegah timbulnya ketidakharmonisan dan pertentangan serta menghilangkan perbedaan di tengah-tengah umat. Inilah salah satu kewajiban terpenting yang dia tanggung.” (2/103). Inilah uraian singkat mengenai tatacara mengambil pendapat yang syar’i. Seorang Muslim harus memperhatikan betul dari siapa dia mengambil agamanya. Ingatlah, setiap orang akan berdiri di hadapan Allah SWT dan akan ditanyai tentang segala sesuatu baik yang besar ataupun yang kecil. Ketidaktahuannya tidak bisa dijadikan alasan karena dia telah diwajibkan untuk bertanya kepada orang yang tahu dari kalangan orang bertakwa dan berilmu (Lihat: QS an-Nahl [16]: 43). Kami memohon kepada Allah SWTagar kami termasuk orang yang mendengarkan pendapat dan kemudian mengikuti pendapat terbaik. Akhir doa kami adalah pujian bagi Allah, Tuhan semesta alam. [Hamad Thabib-Baitul Maqdis]; [Diterjemahkan dan disarikan oleh Dede Koswara, Staff Pengajar Ma’had al-Abqary Serang] Baca juga : 1. Dauroh Ulama Pekanbaru: “Peran Ulama dan Muballigh dalam Menegakkan Syariah & Khilafah”
  • 6. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kaidah Mengikuti Ulama Dalam Pengambilan Hukum Syariah http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/kaidah-mengikuti-ulama-dalam-pengambilan-hukum-syariah/ 6/6 2. DSI Ulama Semarang: Peran Ulama Dalam Penegakan Syariah dan Khilafah 3. Gegap Gempita Seruan Syariah dan Khilafah dari Ulama Garut dalam Acara Liqo Syawal Ulama 1433 H 4. Wewenang Khalifah Mangadopsi Hukum Syariah 5. Pentingnya Peran Ulama dalam Menegakkan Khilafah