Ringkasan wawancara KH Hafidz Abdurrahman mengenai Revolusi Arab:
1. Revolusi Arab gagal karena tidak menerapkan sistem Islam sepenuhnya dan hanya menggunakan Islam untuk simpati saja.
2. Jalan demokrasi dan kekerasan bersenjata juga gagal mencapai perubahan menyeluruh karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.
3. Upaya perubahan yang benar menurut Islam adalah meraih kekuasaan penuh ter
1. 6/2/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » KH Hafidz Abdurrahman: Perubahan Harus Menyentuh Sistem
http://m.hizbuttahrir.or.id/2015/02/05/khhafidzabdurrahmanperubahanharusmenyentuhsistem/ 1/6
HOME TENTANG KAMI FAQ
Search.. Cari
KH Hafidz Abdurrahman: Perubahan Harus Menyentuh
Sistem
February 5th, 2015 by solihan
Pengantar:
Setelah empat tahun berlalu, ‘Arab Spring’ menyisakan sejumlah pertanyaan. Pasalnya,
‘Revolusi Arab’ ini tampak jelas mengarah pada kegagalan. Memang, revolusi sukses
menumbangkan sebagian rezim Arab yang ratarata otoriter dan kejam seperti Ben Ali di
Tunisia, Qaddafi di Libia dan Mubarak di Mesir. Namun, rezim baru pengganti mereka
tidaklah lebih baik. Bahkan di Mesir, alSisi tidak kalah otoriter dan kejam dibanding
Mubarak.
Pertanyaannya: Mengapa ‘Arab Spring’—yang notabene revolusi massa—gagal? Mengapa
pula demokrasi sebagai jalan perubahan pasca revolusi pun menuai kegagalan yang sama?
Apa faktor penyebabnya? Bagaimana pula jalan yang benar menurut Islam dalam
menciptakan perubahan? Itulah di antara beberapa pertanyaan yang penting untuk dijawab.
Untuk itu, kali ini Redaksi mewawancarai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir
Indonesia (DPP HTI), KH Hafidz Abdurrahman untuk mengetahui realitas ‘Arab Spring’ yang
sebenarnya, dan bagaimana seharusnya umat ini melakukan perubahan sesuai dengan
tutunan Islam. Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana Ustadz melihat kondisi Revolusi Arab saat ini, berhasil atau gagal?
Secara umum bisa dikatakan belum berhasil. Meski demikian, ada satu hal yang harus
dicatat, bahwa secara umum sambutan umat Islam di wilayah tersebut memenuhi seruan
Khilafah jauh lebih kuat ketimbang seruan yang lain. Bahkan Mursi pun, saat kampanye,
harus menyatakan dukungan kepada Khilafah. Jujur saja, inilah yang membuat Barat dan