1. 24/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Refleksi Akhir Tahun 2014 Indonesia Semakin Liberal Dan Terjajah
HOME TENTANG KAMI FAQ
Search.. Cari
Refleksi Akhir Tahun 2014 Indonesia Semakin Liberal
Dan Terjajah
December 24th, 2014 by kafi
[AlIslam edisi 736, 4 Rabiul Awal 1436 H26 Desember 2014 M]
Indonesia adalah negeri kaya di Khatulistiwa, tetapi rakyatnya hidup tak pernah lepas dari
duka dan derita. Dinamika politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan
selama 2014 menunjukkan betapa negeri ini masih terjajah dan kian jauh dari harapan.
1. Bidang politik.
Tahun 2014 disebut tahun politik. Ini ditandai dengan penyelenggaraan Pemilu. Beberapa
pihak banyak berharap, Pemilu akan membawa hal yang lebih baik untuk rakyat. Apalagi
Jokowi dicitrakan sebagai presiden yang merakyat. Namun, rakyat kembali harus kecewa.
Pertama: Yang berubah hanya sebagian orangnya saja. Banyak di antaranya masih orang
lama. Orang baru pun adalah hasil dari sistem dan parpol yang sama dengan orang lama.
Kedua: Sistemnya masih sistem lama, yakni kapitalismesekular, yang menjadi pangkal
problem negeri ini. Ketiga: Selama ini tidak ada tawaran perubahan sistem. Yang ada hanya
tawaran pergantian orang.
Hal itu sudah terlihat pada awal pemerintahan rezim baru ini. Janjijanji Jokowi tak
terealisasi. Pada awal pemerintahannya saja, tiga janji terkait pembentukan kabinet tidak
terpenuhi. Masyarakat juga harus hidup makin susah dengan kebijakan kenaikan harga
BBM, gas, air dan listrik. Kebijakan ini membuat liberalisasi makin total. Itu menunjukkan
bahwa watak rezim baru—yang katanya mengusung Tri Sakti—sama dengan rezimrezim
sebelumnya, yakni rezim kapitalismeliberal.
Korupsi pada tahun 2014 makin merajalela. Koruptor makin beragam berasal dari hampir
4. 24/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Refleksi Akhir Tahun 2014 Indonesia Semakin Liberal Dan Terjajah
penguasa dimana pun untuk menjalankan kekuasaannya dengan benar, penuh amanah,
demi tegaknya kebenaran Islam; bukan demi memperturutkan nafsu serakah kekuasaan
dan kesetiaan pada negara penjajah.
Ketiga, bila kita ingin sungguhsungguh lepas dari berbagai persoalan yang tengah
membelit negeri ini, maka kita harus memilih sistem yang baik dan pemimpin yang baik.
Sistem yang baik hanya mungkin datang dari Zat Yang Mahabaik. Itulah syariah Islam dan
pemimpin yang amanah. Pemimpin yang baik adalah yang mau tunduk pada sistem yang
baik itu. Di sinilah esensi seruan “Selamatkan Indonesia dengan Syariah” yang gencar
diserukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia.
َﻭﻥُﻌ ِﺟ ْﺭَﻳ ْﻡُﻬﱠﻠَﻌَﻟ ﻭﺍُﻠِﻣَﻋ ﻱِﺫﱠﻟ ﺍ َﺽْﻌَﺑ ْﻡُﻬَﻘﻳِﺫُﻳِﻟ ِﺎﺱﱠﻧﻱ ﺍﻟِﺩْﻳَﺃ ْﺕَﺑَﺳَﻛ ﺎَﻣِﺑ ِﺭْﺣَﺑْﺍﻟ َ ﻭ ِّﺭَﺑْﻲ ﺍﻟِﻓ ُﺩﺎَﺳَﻔْ ﺍﻟ َﺭَﻬَﻅ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat karena perbuatan tangan manusi
supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka itu,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (TQS arRum [30]: 41).
Berbagai kesempitan hidup yang dirasakan oleh manusia tidak lain akibat dari berpaling
dari petunjuk dan syariah Allah SWT. Itu merupakan bentuk fasad, yakni berbagai
kemaksiatan. Sebagian akibat dari fasad itu ditimpakan oleh Allah kepada manusia agar
manusia merasakan sendiri akibat dari kemaksiatannya itu. Dengan itu ia akan lebih
menyadari kesalahannya dan memiliki dorongan untuk meninggalkan kemaksiatannya serta
kembali ke jalan yang benar, kembali pada petunjuk dan hukum Allah SWT.
Karena itu, jalan satusatunya untuk menghentikan berbagai kerusakan itu dan
menyelesaikan berbagai problem yang ada hanyalah dengan kembali pada petunjuk dan
aturan dari Allah SWT. Hal itu hanya dengan menerapkan syariah Islam secara total di
tengah kehidupan kita. Ketika itu terealisasi maka semua keberkahan akan dibukakan oleh
Allah dari langit dan bumi, sebagaimana janjiNya:
َﻭﻥُﺑِﺳْﻛَﻳ ﻭﺍُﻧﻣﺎ ﻛﺎِﺑ ْﻡُﻫﻧﺎْﺫَﺧَﺄَﻓ ﻭﺍُﺑﱠﺫَﻛ ْﻥِﻛﻟ َ ﻭ ِﺽ ْﺭَْﺍﻷ َ ﻭِﻣﺎءﱠﺳ ﺍﻟَﻥٍِ ﻣﺕﻛﺎ َﺭَﺑ ْﻡِﻬْﻳَﻠَﻋ ﻧﺎَْﺣﺗَﻔَﻟ ﺍ ْﻭَﻘﱠﺗﺍ َﻭﺍ ﻭُﻧَﻣﺭﻯ ﺁُﻘْ ﺍﻟَﻝْﻫَﺃ ﱠﻥَﺃ ْﻭَﻟ َﻭ
Andai penduduk negerinegeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari angit dan bumi. Namun, tetapi mereka mendustakan (ayatayat
Kami) itu. Karena itu Kami menyiksa mereka karena perbuatan mereka itu (TQS alA’raf
[7]: 96).
Dalam ayat ini Allah SWT menggunakan ungkapan “lafatahna” untuk menunjukkan bahwa
sebenarnya amat mudah bagi Allah SWT menurunkan keberkahanNya; ibarat tinggal
membuka pintu, keberkahan itu akan langsung menggelontor deras. Namun, syaratnya
adalah penduduk negeri harus beriman dan bertakwa. Wujudnya adalah dengan
menerapkan syariah Islam secara total di bawah sistem yang telah diberikan oleh Islam,
yaitu Khilafah arRasyidah ‘ala minhaj annubuwwah.
Maka dari itu, harus ada usaha sungguhsungguh dengan penuh keikhlasan dan kesabaran