SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
A. Hakikat kebudayan pendidikan multicultural
1. Pengertian kebudayaan
Dalam istilah Bahasa Inggris, “budaya” adalah culture, yang berasal dari
kata lain colere yang berarti “mengolah, mengerjakan” terutama mengolah tanah
atau bertani (Koentjaraningrat, 2000).
Manusia dapat dilihat dari keddukannya sebagai homo huanus,homo socius
dan homoeducandum.
Koentjaraningrat mengartikan budaya dalam arti sempit dan luas. Dalam
arti sempit budaya itu adalah kesenian (koentjaraningrat,2000). Secara luas,
Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan dan karya
manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil
budi dan karyanya,
Kebudayaan pada hakikatnya adalah program bertahan hidup dan
beradaptasi dengan lingkungan dan kebudayaan bisa berwujud gagasan,sistem
sosial/prilaku dan hasil karya
2. Unsur unsur kebudayaan
Koentjaraningrat lebih sistematis dalam merinci unsur – unsur kebudayaan.
Unsur – Unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2000 : 2) adalah sebagai
berikut :
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem dan organisasi kemasyarakataan
3. Sistem Pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian hidup
7. Sistem teknologi dan peralatan
3. Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan menurut (Koentjaraningrat, 2000 : 5) adalah :
1) Wujud Idiil yang bersifat abstrak, tak dapat di raba terletak di alam pikiran
dari warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
2) Wujud Kedua adalah sistem sosial mengenai pelakuan berpola dari manusia
itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi
selalu mengikuti pola tertentu, sifatnya kongkrit yang bisa di observasi.
3) Wujud Ketiga adalah Kebudayaan fisik yang bersifat paling kongkrit dan
berupa benda yang dapat di raba dan di lihat.
4. Budaya dan Non Budaya
Non budaya mencakup benda yang keberadaannya sudah ada dengan
sendirinya atau ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang belum mendapat campur
tangan manusia (benda-benda ilmiah seperti batu, pohon, gunung, tanah, planet )
Sedangkan budaya mencakup hal yang keberadaannya mendapat campur
tangan manusia (misalnya patung, marmer/onix, bonsai, bangunan, aturan makan
DLL ). Benda non budaya akan menjadi budaya apabila telah mendapat campur
tangan manusia.
5. Pengertian pendidikan multi cultural
Pendidikan multikultural merupakan suatu rangkaian kepercayaan dan
penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di
dalam pembentukan gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatab
pendidikan dari individu, kelompok maupun negara (Banks,2001).
Lebih lanjut, James A. Banks dalam bukunya “Multicultural Education”
mendefenisikan pendidika multikultural adalah ide, gerakan pembaharuan
pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah
struktur lembaga pendidikan supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa
kebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis,
dan kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama
untuk mencapai prestasi akademis di sekolah.
6. Tujuan pendidikan dengan berbasis multikultural dapat diidentifikasi:
1. Untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa
yang beraneka ragam;
2. Untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap
perbedaan kultural, ras, etnik, dan kelompok keagamaan;
3. Memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil
keputusan dan keterampilan sosialnya;
4. Untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas
budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan
kelompok (Banks, dalam Skeel, 1995).
B. Teori dan pendekatan multicultural
1. Teori multicultural
a. Horace Kallen
Teori pluralisme budaya ini dikembangkan oleh Horace Kallen. Ia
menggambarkan pluralisme budaya itu dengan definisi operasional sebagai
menghargai berbagai tingkat perbedaaan, tetapi masih dalam batas-batas
menjaga persatuan nasional. Kallen mencoba mengekspresikan bahwa masing-
masing kelompok etnis dan budaya di Amerika Serikat itu penting dan
masing-masing berkontribusi unik menambah variasi dan kekayaan budaya,
misalnya bangsa Amerika. Teori Kallen mengakui bahwa budaya yang
dominan harus juga diakui masyarakat.
b. James A. Banks
James A. Banks dikenal sebagai perintis Pendidikan Multikultur. Jadi
penekanan dan perhatiannya difokuskan pada pendidikannya. Banks yakin
bahwa sebagian dari pendidikan lebih mengarah pada mengajari bagaimana
berpikir daripada apa yang dipikirkan. Ia menjelaskan bahwa siswa harus
diajar memahami semua jenis pengetahuan, aktif mendiskusikan konstruksi
pengetahuan (knowledge construction) dan interpretasi yang berbeda-beda.
James A. Banks berpendapat bahwa ada tiga kelompok budaya yang
mendominasi pemikiran multikultural di AS : a. Tradisionalis Barat b. Afro-
sentris c. Multikulturalis
c. Martin
Martin memandang perlu adanya perubahan yang mendasar di antara
kelompok-kelompok budaya itu sampai diketemukan visi baru yang dimiliki
dan dikembangkan bersama. Untuk itu dibutuhkan adanya komunikasi antar
berbagai segi pandang yang berbeda.
d. Martin J. Beck
Martin J. Beck Matustik berpendapat bahwa perdebatan tentang
multikultural di masyarakat Barat berkaitan dengan norma/tatanan.
Pembahasan multikultural berada pada pemikiran kembali norma Barat (the
western canon) yang mengakui adanya multikultural. Teori multikulturalisme
berasal dari liberalisasi pendidikan dan politik Plato. Republik, karya Plato,
bukan hanya memberi norma politik dan akademis klasik bagi pemimpin dari
negara ideal, namun juga menjadi petunjuk tentang pendidikan bagi yang
tertindas.
2. Pendekatan pendidikan multicultural
Kurikulum yang berpusat pada aliran utama ternyata berdampak negatif
bagi siswa yang dominan dan siswa kulit berwarna. Kurikulum justru
memperkuat perasaan keliru tentang superioritas dari siswa aliran utama dan
gagal merefleksikan, memvalidasi, dan memperingati budaya siswa kulit
berwarna. Beberapa faktor memperlambat pelembagaan kurikulum multikultural
di sekolah. Faktor tersebut fmeliputi penolakan ideologis, kurangnya pengetahuan
guru tentang kelompok etnis, dan terlalu beratnya guru bertumpu pada buku teks.
Empat pendekatan untuk integrasi materi etnis ke dalam kurikulum dapat
diidentifikasi pada subunit ini. Pada pendekatan kontribusi, pahlawan, komponen
budaya, hari libur dan elemen yang lain yang berhubungan dengan kelompok
etnis ditambahkan pada kurikulum tanpa mengubah strukturnya. Pendekatan
aditif terdiri dari penambahan materi, konsep, tema, dan perspektif ke dalam
kurikulum, dengan strukturnya yang tetap tidak berubah. Dalam pendekatan
transformasi, struktur, tujuan, dan sifat kurikulum diubah untuk memungkinkan
siswa melihat konsep, isu dan problem dari perspektif etnis yang berbeda.
Pendekatan tindakan sosial mencakup semua elemen pendekatan transformasi,
ditambah elemen yang memungkinkan siswa mengidentifikasi isu sosial yang
penting, mengumpulkan data yang terkait, mengklarifikasi nilai-nilainya,
membuat keputusan reflektif, dan mengambil tindakan untuk
mengimplementasikan keputusan mereka. Pendekatan ini berupaya menjadikan
siswa agen perubahan yang reflektif dan kritik sosial.
C. Karakteristik pendidikan multicultural diindonesia
1. Jumlah penduduk yang besar dengan keterampilan yang rendah
2. Wilayah yang luas
3. Posisi silang
4. Kekayaan alam dan daerah tropis
5. Jumlah pulau yang banyak
6. Persebaran pulau
7. Kualitas hidup yang tidak seimbang
8. Perbedaan dan kekayaan etnis
Pendidikan ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut: tujuan pendidikan ini adalah
membentuk masyarakat yang berbudaya, materinya mengajarkan nilai – nilai luhur
kemanusiaan, nilai – nilai bangsa, dan nilai kelompok etnis, metode pendidikan ini
menghargai aspek – aspek perbedaan dan keberagaman budaya bangsa dan kelompok
etnis, evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang
meliputi persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.
D. Langkah Mengembangkan Pembelajaran Multikultural di Indonesia
Ada beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian dalam mengembangkan
pembelajaran berbasis multikultural, diantaranya:
1. Melakukan Analisis Faktor Potensial Bernuansa Multikultural. Analisis faktor yang
dipandang penting dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan model
pembelajaran berbasis multikultural, yang meliputi:
2. Tuntutan kompetensi mata pelajaran yang harus dibekalkan kepada peserta didik
berupa pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan etika atau karakter (ethic
atau disposition)
3. Tuntutan belajar dan pembelajaran, terutama terfokus membuat orang untuk belajar
dan menjadikan kegiatan belajar adalah proses kehidupan
4. Kompetensi guru dalam menerapkan pendekatan multikultural. Guru sebaiknya
menggunakan metode mengajar yang efektif, dengan memperhatikan referensi latar
budaya siswanya. Guru harus bertanya dulu pada diri sendiri, apakah ia sudah
menampilkan perilaku dan sikap yang mencerminkan jiwa multikultural
5. Analisis terhadap latar kondisi siswa. Secara alamiah siswa sudah menggambarkan
masyarakat belajar yang multikultural. Latar belakang kultur siswa akan
mempengaruhi gaya belajarnya. Agama, suku, ras/etnis dan golongan serta latar
ekonomi orang tua, Siswa bisa dipastikan memiliki pilihan menarik terhadap potensi
budaya yang ada di daerah masing-masing
6. Karakteristik materi pembelajaran yang bernuansa multikultural. Analisis materi
potensial yang relevan dengan pembelajaran berbasis multikultural, antara lain
meliputi menghormati perbedaan antar teman, menampilkan perilaku yang didasari
oleh keyakinan ajaran agama masing-masing, kesadaran bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, membangun kehidupan atas dasar kerjasama umat beragama untuk
mewujudkan persatuan dan kesatua, mengembangkan sikap kekeluargaan antar suku
bangsa dan antra bangsa-bangsa, tanggung jawab daerah (lokal) dan nasional, dan
membangun kerukunan hidup.
7. Menetapkan Strategi Pembelajaran Berkadar Multikultural. Pilihan strategi yang
digunakan dalam mengembangkan pembelajaran berbasis multikultural, antara lain:
strategi kegiatan belajar bersama-sama (Cooperative Learning), yang dipadukan
dengan strategi pencapaian konsep (Concept Attainment) dan strategi analisis nilai
(Value Analysis), strategi analisis sosial (Social Investigation). Beberapa pilihan
strategi ini dilaksanakan secara simultan, dan harus tergambar dalam langkah-langkah
model pembelajaran berbasis multikultural. Namun demikian, masing-masing strategi
pembelajaran secara fungsional memiliki tekanan yang berbeda.
8. Strategi Pencapaian Konsep, digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam melakukan
kegiatan eksplorasi budaya lokal untuk menemukan konsep budaya apa yang
dianggap menarik bagi dirinya dari budaya daerah masing-masing, dan selanjutnya
menggali nilai-nilai yang terkandung dalam budaya daerah asal tersebut.
9. Strategi cooperative learning, digunakan untuk menandai adanya perkembangan
kemampuan siswa dalam belajar bersama-sama mensosialisasikan konsep dan nilai
budaya lokal dari daerahnya dalam komunitas belajar bersama teman. Diharapkan
mampu meningkatkan kadar partisipasi siswa dalam melakukan rekomendasi nilai-
nilai lokal serta membangun cara pandang kebangsaan. Dari kemampuan ini, siswa
memiliki keterampilan mengembangkan kecakapan hidup dalam menghormati budaya
lain, toleransi terhadap perbedaan, akomodatif, terbuka dan jujur dalam berinteraksi
dengan teman (orang lain) yang berbeda suku, agama etnis dan budayanya, memiliki
empati yang tinggi terhadap perbedaan budaya lain, dan mampu mengelola konflik
dengan tanpa kekerasan (conflict non violent). Selain itu, penggunaan strategi
cooperative learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas
proses belajar siswa, suasana belajar yang kondusif, membangun interaksi aktif antara
siswa dengan guru, siswa dengan siswa dalam pembelajaran.
10. Strategi analisis nilai, difokuskan untuk melatih kemampuan siswa berpikir secara
induktif, dari setting ekspresi dan komitmen nilai-nilai budaya lokal (cara pandang
lokal) menuju kerangka dan bangunan tata pikir atau cara pandang yang lebih luas
dalam lingkup nasional (cara pandang kebangsaan).

More Related Content

What's hot

7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bk7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bkkomisariatimmbpp
 
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptxPpt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptxIlmiUsfadila
 
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di IndonesiaPermasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di Indonesiaeryeryey
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 
Presentasi asas pendidikan
Presentasi asas pendidikanPresentasi asas pendidikan
Presentasi asas pendidikanFlorizqul Shodiq
 
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikanKomponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikanDyra Yunilaili
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifModel Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifR. Herawati Suryanegara
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanImaaELF
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamWachidatin N C
 
Pedagogik sebagai ilmu pengetahuan praktis
Pedagogik sebagai ilmu pengetahuan praktisPedagogik sebagai ilmu pengetahuan praktis
Pedagogik sebagai ilmu pengetahuan praktisHana Hafifah
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Ria Widia
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptxRatnaFitriani15
 
KONSEP PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptx
KONSEP PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptxKONSEP PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptx
KONSEP PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptxannisa804253
 
Makalah supervisi dan evaluasi
Makalah supervisi dan evaluasiMakalah supervisi dan evaluasi
Makalah supervisi dan evaluasijatmiko1234
 
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELINGMANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELINGTika Nafisah
 

What's hot (20)

7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bk7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bk
 
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptxPpt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
 
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di IndonesiaPermasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Tantangan guru profesional
Tantangan guru profesionalTantangan guru profesional
Tantangan guru profesional
 
Presentasi asas pendidikan
Presentasi asas pendidikanPresentasi asas pendidikan
Presentasi asas pendidikan
 
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikanKomponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
Komponen, fungsi, dan tujuan pendidikan - ilmu pendidikan
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifModel Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Pedagogik sebagai ilmu pengetahuan praktis
Pedagogik sebagai ilmu pengetahuan praktisPedagogik sebagai ilmu pengetahuan praktis
Pedagogik sebagai ilmu pengetahuan praktis
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
Konsep dasar pedagogik
Konsep dasar pedagogikKonsep dasar pedagogik
Konsep dasar pedagogik
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
01 Kurikulum Merdeka dan Perencanaan Pembelajaran.pptx
 
KONSEP PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptx
KONSEP PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptxKONSEP PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptx
KONSEP PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptx
 
Makalah supervisi dan evaluasi
Makalah supervisi dan evaluasiMakalah supervisi dan evaluasi
Makalah supervisi dan evaluasi
 
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELINGMANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
 

Similar to Pendidikan Multikultural di Indonesia

ppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdfppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdfamaraffi57
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalSalma Van Licht
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaYhana Hadayana
 
Materi hakekat dan komponen pendidikan
Materi hakekat dan komponen pendidikanMateri hakekat dan komponen pendidikan
Materi hakekat dan komponen pendidikanMumun Mulyana
 
Pend multikultur s1_pgsd_pjj
Pend multikultur s1_pgsd_pjjPend multikultur s1_pgsd_pjj
Pend multikultur s1_pgsd_pjjSalma Van Licht
 
Pendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelPendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelFelix Baskara
 
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Karen Kayny
 
0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppt0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppterwinjurnal
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibdnewskiem
 
Isbd power point
Isbd power pointIsbd power point
Isbd power pointriasmi87
 
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptx
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptxPendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptx
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptxdenridwanscia1
 
2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ips2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ipsRiski Widiana
 
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.pptFadliAnwar24
 

Similar to Pendidikan Multikultural di Indonesia (20)

ppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdfppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikultural
 
MultiKultural.pptx
MultiKultural.pptxMultiKultural.pptx
MultiKultural.pptx
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
 
Materi hakekat dan komponen pendidikan
Materi hakekat dan komponen pendidikanMateri hakekat dan komponen pendidikan
Materi hakekat dan komponen pendidikan
 
Pend multikultur s1_pgsd_pjj
Pend multikultur s1_pgsd_pjjPend multikultur s1_pgsd_pjj
Pend multikultur s1_pgsd_pjj
 
PPT PM.pptx
PPT PM.pptxPPT PM.pptx
PPT PM.pptx
 
Pendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelPendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklel
 
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
 
0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppt0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppt
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibd
 
Isbd power point
Isbd power pointIsbd power point
Isbd power point
 
Isbd power point
Isbd power pointIsbd power point
Isbd power point
 
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptx
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptxPendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptx
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptx
 
PPT IPS KEMPOK 3.pptx
PPT IPS KEMPOK 3.pptxPPT IPS KEMPOK 3.pptx
PPT IPS KEMPOK 3.pptx
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Isbd power point
Isbd power pointIsbd power point
Isbd power point
 
P5.pptx
P5.pptxP5.pptx
P5.pptx
 
2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ips2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ips
 
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt
 

Recently uploaded

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 

Recently uploaded (9)

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 

Pendidikan Multikultural di Indonesia

  • 1. A. Hakikat kebudayan pendidikan multicultural 1. Pengertian kebudayaan Dalam istilah Bahasa Inggris, “budaya” adalah culture, yang berasal dari kata lain colere yang berarti “mengolah, mengerjakan” terutama mengolah tanah atau bertani (Koentjaraningrat, 2000). Manusia dapat dilihat dari keddukannya sebagai homo huanus,homo socius dan homoeducandum. Koentjaraningrat mengartikan budaya dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit budaya itu adalah kesenian (koentjaraningrat,2000). Secara luas, Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya, Kebudayaan pada hakikatnya adalah program bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan dan kebudayaan bisa berwujud gagasan,sistem sosial/prilaku dan hasil karya 2. Unsur unsur kebudayaan Koentjaraningrat lebih sistematis dalam merinci unsur – unsur kebudayaan. Unsur – Unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2000 : 2) adalah sebagai berikut : 1. Sistem religi dan upacara keagamaan 2. Sistem dan organisasi kemasyarakataan 3. Sistem Pengetahuan 4. Bahasa 5. Kesenian 6. Sistem mata pencaharian hidup 7. Sistem teknologi dan peralatan 3. Wujud Kebudayaan Wujud kebudayaan menurut (Koentjaraningrat, 2000 : 5) adalah : 1) Wujud Idiil yang bersifat abstrak, tak dapat di raba terletak di alam pikiran dari warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. 2) Wujud Kedua adalah sistem sosial mengenai pelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi selalu mengikuti pola tertentu, sifatnya kongkrit yang bisa di observasi. 3) Wujud Ketiga adalah Kebudayaan fisik yang bersifat paling kongkrit dan berupa benda yang dapat di raba dan di lihat. 4. Budaya dan Non Budaya Non budaya mencakup benda yang keberadaannya sudah ada dengan sendirinya atau ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang belum mendapat campur tangan manusia (benda-benda ilmiah seperti batu, pohon, gunung, tanah, planet ) Sedangkan budaya mencakup hal yang keberadaannya mendapat campur tangan manusia (misalnya patung, marmer/onix, bonsai, bangunan, aturan makan DLL ). Benda non budaya akan menjadi budaya apabila telah mendapat campur tangan manusia. 5. Pengertian pendidikan multi cultural Pendidikan multikultural merupakan suatu rangkaian kepercayaan dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam pembentukan gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatab pendidikan dari individu, kelompok maupun negara (Banks,2001). Lebih lanjut, James A. Banks dalam bukunya “Multicultural Education” mendefenisikan pendidika multikultural adalah ide, gerakan pembaharuan
  • 2. pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa kebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah. 6. Tujuan pendidikan dengan berbasis multikultural dapat diidentifikasi: 1. Untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka ragam; 2. Untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, dan kelompok keagamaan; 3. Memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya; 4. Untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok (Banks, dalam Skeel, 1995). B. Teori dan pendekatan multicultural 1. Teori multicultural a. Horace Kallen Teori pluralisme budaya ini dikembangkan oleh Horace Kallen. Ia menggambarkan pluralisme budaya itu dengan definisi operasional sebagai menghargai berbagai tingkat perbedaaan, tetapi masih dalam batas-batas menjaga persatuan nasional. Kallen mencoba mengekspresikan bahwa masing- masing kelompok etnis dan budaya di Amerika Serikat itu penting dan masing-masing berkontribusi unik menambah variasi dan kekayaan budaya, misalnya bangsa Amerika. Teori Kallen mengakui bahwa budaya yang dominan harus juga diakui masyarakat. b. James A. Banks James A. Banks dikenal sebagai perintis Pendidikan Multikultur. Jadi penekanan dan perhatiannya difokuskan pada pendidikannya. Banks yakin bahwa sebagian dari pendidikan lebih mengarah pada mengajari bagaimana berpikir daripada apa yang dipikirkan. Ia menjelaskan bahwa siswa harus diajar memahami semua jenis pengetahuan, aktif mendiskusikan konstruksi pengetahuan (knowledge construction) dan interpretasi yang berbeda-beda. James A. Banks berpendapat bahwa ada tiga kelompok budaya yang mendominasi pemikiran multikultural di AS : a. Tradisionalis Barat b. Afro- sentris c. Multikulturalis c. Martin Martin memandang perlu adanya perubahan yang mendasar di antara kelompok-kelompok budaya itu sampai diketemukan visi baru yang dimiliki dan dikembangkan bersama. Untuk itu dibutuhkan adanya komunikasi antar berbagai segi pandang yang berbeda. d. Martin J. Beck Martin J. Beck Matustik berpendapat bahwa perdebatan tentang multikultural di masyarakat Barat berkaitan dengan norma/tatanan. Pembahasan multikultural berada pada pemikiran kembali norma Barat (the western canon) yang mengakui adanya multikultural. Teori multikulturalisme berasal dari liberalisasi pendidikan dan politik Plato. Republik, karya Plato, bukan hanya memberi norma politik dan akademis klasik bagi pemimpin dari negara ideal, namun juga menjadi petunjuk tentang pendidikan bagi yang tertindas.
  • 3. 2. Pendekatan pendidikan multicultural Kurikulum yang berpusat pada aliran utama ternyata berdampak negatif bagi siswa yang dominan dan siswa kulit berwarna. Kurikulum justru memperkuat perasaan keliru tentang superioritas dari siswa aliran utama dan gagal merefleksikan, memvalidasi, dan memperingati budaya siswa kulit berwarna. Beberapa faktor memperlambat pelembagaan kurikulum multikultural di sekolah. Faktor tersebut fmeliputi penolakan ideologis, kurangnya pengetahuan guru tentang kelompok etnis, dan terlalu beratnya guru bertumpu pada buku teks. Empat pendekatan untuk integrasi materi etnis ke dalam kurikulum dapat diidentifikasi pada subunit ini. Pada pendekatan kontribusi, pahlawan, komponen budaya, hari libur dan elemen yang lain yang berhubungan dengan kelompok etnis ditambahkan pada kurikulum tanpa mengubah strukturnya. Pendekatan aditif terdiri dari penambahan materi, konsep, tema, dan perspektif ke dalam kurikulum, dengan strukturnya yang tetap tidak berubah. Dalam pendekatan transformasi, struktur, tujuan, dan sifat kurikulum diubah untuk memungkinkan siswa melihat konsep, isu dan problem dari perspektif etnis yang berbeda. Pendekatan tindakan sosial mencakup semua elemen pendekatan transformasi, ditambah elemen yang memungkinkan siswa mengidentifikasi isu sosial yang penting, mengumpulkan data yang terkait, mengklarifikasi nilai-nilainya, membuat keputusan reflektif, dan mengambil tindakan untuk mengimplementasikan keputusan mereka. Pendekatan ini berupaya menjadikan siswa agen perubahan yang reflektif dan kritik sosial. C. Karakteristik pendidikan multicultural diindonesia 1. Jumlah penduduk yang besar dengan keterampilan yang rendah 2. Wilayah yang luas 3. Posisi silang 4. Kekayaan alam dan daerah tropis 5. Jumlah pulau yang banyak 6. Persebaran pulau 7. Kualitas hidup yang tidak seimbang 8. Perbedaan dan kekayaan etnis Pendidikan ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut: tujuan pendidikan ini adalah membentuk masyarakat yang berbudaya, materinya mengajarkan nilai – nilai luhur kemanusiaan, nilai – nilai bangsa, dan nilai kelompok etnis, metode pendidikan ini menghargai aspek – aspek perbedaan dan keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis, evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang meliputi persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya. D. Langkah Mengembangkan Pembelajaran Multikultural di Indonesia Ada beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian dalam mengembangkan pembelajaran berbasis multikultural, diantaranya: 1. Melakukan Analisis Faktor Potensial Bernuansa Multikultural. Analisis faktor yang dipandang penting dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan model pembelajaran berbasis multikultural, yang meliputi: 2. Tuntutan kompetensi mata pelajaran yang harus dibekalkan kepada peserta didik berupa pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan etika atau karakter (ethic atau disposition) 3. Tuntutan belajar dan pembelajaran, terutama terfokus membuat orang untuk belajar dan menjadikan kegiatan belajar adalah proses kehidupan
  • 4. 4. Kompetensi guru dalam menerapkan pendekatan multikultural. Guru sebaiknya menggunakan metode mengajar yang efektif, dengan memperhatikan referensi latar budaya siswanya. Guru harus bertanya dulu pada diri sendiri, apakah ia sudah menampilkan perilaku dan sikap yang mencerminkan jiwa multikultural 5. Analisis terhadap latar kondisi siswa. Secara alamiah siswa sudah menggambarkan masyarakat belajar yang multikultural. Latar belakang kultur siswa akan mempengaruhi gaya belajarnya. Agama, suku, ras/etnis dan golongan serta latar ekonomi orang tua, Siswa bisa dipastikan memiliki pilihan menarik terhadap potensi budaya yang ada di daerah masing-masing 6. Karakteristik materi pembelajaran yang bernuansa multikultural. Analisis materi potensial yang relevan dengan pembelajaran berbasis multikultural, antara lain meliputi menghormati perbedaan antar teman, menampilkan perilaku yang didasari oleh keyakinan ajaran agama masing-masing, kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, membangun kehidupan atas dasar kerjasama umat beragama untuk mewujudkan persatuan dan kesatua, mengembangkan sikap kekeluargaan antar suku bangsa dan antra bangsa-bangsa, tanggung jawab daerah (lokal) dan nasional, dan membangun kerukunan hidup. 7. Menetapkan Strategi Pembelajaran Berkadar Multikultural. Pilihan strategi yang digunakan dalam mengembangkan pembelajaran berbasis multikultural, antara lain: strategi kegiatan belajar bersama-sama (Cooperative Learning), yang dipadukan dengan strategi pencapaian konsep (Concept Attainment) dan strategi analisis nilai (Value Analysis), strategi analisis sosial (Social Investigation). Beberapa pilihan strategi ini dilaksanakan secara simultan, dan harus tergambar dalam langkah-langkah model pembelajaran berbasis multikultural. Namun demikian, masing-masing strategi pembelajaran secara fungsional memiliki tekanan yang berbeda. 8. Strategi Pencapaian Konsep, digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan eksplorasi budaya lokal untuk menemukan konsep budaya apa yang dianggap menarik bagi dirinya dari budaya daerah masing-masing, dan selanjutnya menggali nilai-nilai yang terkandung dalam budaya daerah asal tersebut. 9. Strategi cooperative learning, digunakan untuk menandai adanya perkembangan kemampuan siswa dalam belajar bersama-sama mensosialisasikan konsep dan nilai budaya lokal dari daerahnya dalam komunitas belajar bersama teman. Diharapkan mampu meningkatkan kadar partisipasi siswa dalam melakukan rekomendasi nilai- nilai lokal serta membangun cara pandang kebangsaan. Dari kemampuan ini, siswa memiliki keterampilan mengembangkan kecakapan hidup dalam menghormati budaya lain, toleransi terhadap perbedaan, akomodatif, terbuka dan jujur dalam berinteraksi dengan teman (orang lain) yang berbeda suku, agama etnis dan budayanya, memiliki empati yang tinggi terhadap perbedaan budaya lain, dan mampu mengelola konflik dengan tanpa kekerasan (conflict non violent). Selain itu, penggunaan strategi cooperative learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas proses belajar siswa, suasana belajar yang kondusif, membangun interaksi aktif antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa dalam pembelajaran. 10. Strategi analisis nilai, difokuskan untuk melatih kemampuan siswa berpikir secara induktif, dari setting ekspresi dan komitmen nilai-nilai budaya lokal (cara pandang lokal) menuju kerangka dan bangunan tata pikir atau cara pandang yang lebih luas dalam lingkup nasional (cara pandang kebangsaan).