3. penjualan konsinyasi untuk
pengamanat
1. Metode terpisah
Di dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang
diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan disajikan secara
terpisah dari rugi laba yang biasa. Untuk memisahkan
tersebut maka pendapatan dan biaya yang berhubungan
dengan kegiatan konsinyasi juga harus dipisahkan . Alat
yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan
biaya tersebut adalah rekening “Barang Konsinyasi”.
Rekening ini akan di debit dengan biaya yang berhubungan
dengan barang konsinyasi dan dikredit dengan pendapatan
yang berhubungan dengan barang konsinyasi.
4. Jadi, pendebitan dan pengkreditan terhadap
rekening “Barang Konsinyasi” adalah:
Pendebitan:
· Harga pokok barang konsinyasi yang dikirim
· Biaya pengiriman barang-barang konsinyasi
· Biaya yang berhubungan dengan barang
konsinyasi yang dibayar oleh komisioner akan tetapi
ditanggung oleh pengamanat. Termasuk di dalam
kelompok ini misalnya komisi, biaya perakitan dan
sebagainya.
LANJUTAN
5. Pengkreditan :
Pengkreditan terhadap rekening barang konsinyasi
adalah hasil penjualan barang konsinyasi.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh
pengamanat hanya mencakup 4 transaksi, yaitu:
1. Pengiriman barang konsinyasi
2. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman)
barang konsinyasi
3. Menerima laporan pertanggungjawaban dari
komisioner
4. Menerima pembayaran dari komisioner.
LANJUTAN
6. Pencatatan terhadap transaksi
tersebut adalah:
a. Pengiriman barang konsinyasi
Transaksi ini akan dicatat:
Barang konsinyasi xxx
Persediaan xxx
b. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang
konsinyasi
Transaksi ini akan dicatat:
Barang konsinyasi xxx
Kas xxx
7. c. Menerima laporan pertanggungjawaban dari
komisioner
Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut
pengamanat akan mengetahui 3 hal, yaitu:
ü Penjualan barang konsinyasi
ü Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
ü Pembayaran yang akan diterima dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Piutang- komisioner xxx
Barang konsinyasi xxx
Barang konsinyasi xxx
LANJUTAN
8. d. Menerima pembayaran dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Kas xxx
Piutang- komisioner xxx
LANJUTAN
9. CONTOH :
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi
dengan toko XYZ. Isi perjanjian tersebut antara lain:
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut
untuk bulan januari 1991 adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke
toko XYZ. Harga pokok barang tersebut Rp. 300.000,00
sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar
biaya perakitan sebesar Rp. 200.000,00
10. 4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan
secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT
ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT
ABC, yaitu:
-Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 =Rp.50.000.000,00
-Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
-Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00
Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00
Diminta : Jurnal
LANJUTAN
11. Jurnal yang dibuat oleh PT ABC
adalah:
Transaksi 1 :
Barang konsinyasi Rp. 30.000.000,00
Persediaan Rp. 30.000.000,00
Transaksi 2 :
Barang konsinyasi Rp. 500.000,00
Kas Rp. 500.000,00
Transaksi 3 :
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
12. Transaksi 4 :
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi 5 :
Piutang-komisioner Rp. 42.300.000,00
Barang konsinyasi Rp. 7.700.000,00
Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00
Transaksi 6 :
Kas Rp. 42.300.000,00
Piutang komisioner Rp. 42.300.000,00
LANJUTAN
13. 2. Metode tidak terpisah
Di dalam metode laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi
tidak dipisahkan dengan laba (rugi) dari kegiatan yang
reguler. Oleh karena itu, biaya dan pendapatan yang
berhubungan dengan kegiatan konsinyasi dicampur
dengan pendapatan dan biaya yang reguler.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat
di dalam metode ini hanya mencakup 3 transaksi, yaitu:
A. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang
Konsinyasi
B. Menerima laporan pertanggung jawaban dari
komisioner
C. Menerima pembayaran dari komisioner
14. Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:
a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
Transaksi ini akan dicatat:
Biaya transport xxx
Kas xxx
b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut
pengamanat akan mengetahui 3 hal, yaitu:
ü Penjualan barang konsinyasi
ü Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
ü Pembayaran yang akan diterima dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Piutang- komisioner xxx
Biaya xxx
Penjualan xxx
Apabila perusahaan menggunakan sistem perpetual pengamanat
harus mencatat juga harga pokok penjualan.
15. c. Menerima pembayaran dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Kas xxx
Piutang- komisioner xxx
LANJUTAN
16. c. Menerima pembayaran dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Kas xxx
Piutang- komisioner xxx
Contoh:
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian
konsinyasi dengan toko XYZ. Isi perjanjian tersebut antara lain:
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil
penjualan
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara
bulanan.
LANJUTAN
17. Transaksi yang berhubungan dengan
perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan
januari 1991 adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam
keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok barang tersebut
Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp.
500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp.
500.000,00
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC
dan membayar biaya perakitan sebesar Rp. 200.000,00
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang
dagangan secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke
PT ABC
18. 6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT
ABC, yaitu:
-Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00=Rp50.000.000
Komisi 15% = 7.500.000,00
Biaya 200.000,00 + 7.700.000
Kas yang dikirim Rp. 42.300.000
Diminta : Jurnal
LANJUTAN
19. Jurnal yang dibuat oleh PT ABC
adalah:
Transaksi 1 :
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 2 :
Biaya transport Rp. 500.000,00
Kas Rp. 500.000,00
Transaksi 3 :
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
20. Transaksi 4 :
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi 5 :
Piutang-komisioner Rp. 42.300.000,00
Biaya Rp. 7.700.000,00
Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp. 30.000.000,00
Persediaan Rp. 30.000.000,00
Transaksi 6 :
Kas Rp. 42.300.000,00
Piutang komisioner Rp. 42.300.000,00
LANJUTAN