SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
74
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002
Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan AnemiaDiagnosis, Pengobatan dan Pencegahan AnemiaDiagnosis, Pengobatan dan Pencegahan AnemiaDiagnosis, Pengobatan dan Pencegahan AnemiaDiagnosis, Pengobatan dan Pencegahan Anemia
Defisiensi BesiDefisiensi BesiDefisiensi BesiDefisiensi BesiDefisiensi Besi
Maria Abdulsalam, Albert Daniel
Anemia defisiensi besi (ADB) masih merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia.
Hasil survai rumah tangga tahun 1995 ditemukan 40,5% anak balita dan 47,2% anak
usia sekolah menderita ADB. Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan terjadinya
berbagai komplikasi antara lain berupa gangguan fungsi kognitif, penurunan daya tahan
tubuh, tumbuh kembang yang terlambat, penurunan aktivitas, dan perubahan tingkah
laku. Oleh karena itu masalah ini memerlukan cara penanganan dan pencegahan yang
tepat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya gejala pucat menahun tanpa disertai
perdarahan maupun organomali. Pemeriksaan darah tepi menunjukkan anemia mikrositer
hipokrom, sedangkan jumlah leukosit, trombosit dan hitung jenis normal. Diagnosis
dipastikan dengan pemeriksaan kadar besi dalam serum. Pemberian preparat besi secara
selama 3-5 bulan ditujukan untuk mengembalikan kadar hemoglobin dan persediaan
besi di dalam tubuh ke keadaan normal. Mencari dan mengatasi penyebab merupakan
hal yang penting untuk mencegah kekambuhan. Antisipasi harus di lakukan sejak pasien
dalam stadium I (stadium deplesi besi) dan stadium II (stadium kekurangan besi).
Dianjurkan pula untuk memberikan preparat besi pada individu dengan risiko tinggi
untuk terjadinya ADB antara lain untuk individu dari keluarga dengan sosial ekonomi
rendah.
Kata kunci: anemia mikrositer hipokrom, preparat besi.
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002: 74 - 77
Dr. Albert Daniel. Peserta Program Studi Ilmu Kesehatan Anak FKUI-
RSCM.
Alamat Korespondensi:
Dr. Maria Abdulsalam, Sp.A(K).
Subbagian Hematologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
Jl. Salemba no. 6 Jakarta 10430.
Telepon: 021-31901170
S Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan
persediaan besi di dalam depot. Keadaan ini dinamakan
stadium deplesi besi. Pada stadium ini baik kadar besi
di dalam serum maupun kadar hemoglobin masih
normal. Kadar besi di dalam depot dapat ditentukan
dengan pemeriksaan sitokimia jaringan hati atau
sumsum tulang. Disamping itu kadar feritin/saturasi
transferin di dalam serumpun dapat mencerminkan
kadar besi di dalam depot.
Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi
hampir habis. Kadar besi di dalam serum mulai
menurun tetapi kadar hemoglobin di dalam darah
masih normal. Keadaan ini disebut stadium defisiensi
besi.
Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi
besi. Stadium ini ditandai oleh penurunan kadar
hemoglobin MCV, MCH, MCHC disamping
penurunan kadar feritin dan kadar besi di dalam serum.
Hasil penelitian di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
alah satu penyebab ADB ialah kekurangan
gizi; beberapa penyebab lain yang dikla-
sifikasikan menurut umur tampak pada
Tabel 1.3
Pengetahuan mengenai klasifikasi penyebab
menurut umur ini penting untuk diketahui, untuk
mencari penyebab berdasarkan skala prioritas dengan
tujuan menghemat biaya dan waktu.
Seorang anak yang mula-mula berada di dalam
keseimbangan besi kemudian menuju ke keadaan
anemia defisiensi besi akan melalui 3 stadium yaitu:4
75
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002
FKUI/RSCM menunjukkan bahwa 75% dari 47 anak
yang mempunyai kadar hemoglobin normal, sudah
memperlihatkan kekurangan besi yaitu 1 anak berada
dalam stadium-I dan 34 anak berada dalam stadium
II5
. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa 115 dari
383 murid sekolah dasar yang mempunyai kadar
hemoglobin normal, telah menunjukkan penurunan
kadar besi dalam serumnya.6
Gejala Klinis
Gejala dari keadaan deplesi besi maupun defisiensi besi
tidak spesifik.4
Diagnosis biasanya ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu
penurunan kadar feritin/saturasi transferin serum dan
kadar besi serum. Pada ADB gejala klinis terjadi secara
bertahap.4
Kekurangan zat besi di dalam otot jantung
menyebabkan terjadinya gangguan kontraktilitas otot
organ tersebut.7
Pasien ADB akan menunjukkan
peninggian ekskresi norepinefrin; biasanya disertai
dengan gangguan konversi tiroksin menjadi triodoti-
roksin. Penemuan ini dapat menerangkan terjadinya
iritabilitas, daya persepsi dan perhatian yang berkurang,
sehingga menurunkan prestasi belajar kasus ADB.7
Anak yang menderita ADB lebih mudah terserang
infeksi karena defisiensi besi dapat menyebabkan
gangguan fungsi neutrofil dan berkurangnya sel
limfosit T yang penting untuk pertahanan tubuh
terhadap infeksi.4
Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu
gemar makan atau mengunyah benda tertentu antara
lain kertas, kotoran, alat tulis, pasta gigi, es dan lain
lain, timbul sebagai akibat adanya rasa kurang nyaman
di mulut. Rasa kurang nyaman ini disebabkan karena
enzim sitokrom oksidase yang terdapat pada mukosa
mulut yang mengandung besi berkurang.7,8
Dampak
kekurangan besi tampak pula pada kuku berupa
permukaan yang kasar, mudah terkelupas dan mudah
patah. Bentuk kuku seperti sendok (spoon-shaped nails)
yang juga disebut sebagai kolonikia terdapat pada 5,5%
kasus ADB.7,8
Pada saluran pencernaan, kekurangan
zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses
epitialisasi. Papil lidah mengalami atropi. Pada keadaan
ADB berat, lidah akan memperlihatkan permukaan
yang rata karena hilangnya papil lidah. Mulut
memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui
gastritis pada 75% kasus ADB.7,8
Diagnosis
Diagnosis anemia defisiensi besi ditegakkan berdasarkan
adanyaanemiadanpenurunankadarbesididalamserum.
Caralaindenganpemeriksaansitokimiajaringanhatiatau
sum-sumtulang,tetapicarainisangatinvasif.Padadaerah
dengan fasilitas laboratorium yang terbatas, Markum
(1982)9
mengajukanbeberapapedomanuntukmenduga
adanya anemia defisiensi yaitu (1) adanya riwayat faktor
predisposisidanfaktoretiologi,(2)padapemeriksaanfisis
hanya terdapat gejala pucat tanpa perdarahan atau or-
ganomegali, (3) adanya anemia hipokromik mikrositer,
dan(4)adanyaresponsterhadappemberiansenyawabesi.
Tabel 1. Penyebab Anemia Defisiensi Menurut Umur
1. Bayi di bawah umur 1 tahun
- Persediaan besi yang kurang karena berat badan lahir rendah atau lahir kembar.
2. Anak berumur 1-2 tahun
- Masukan (intake) besi yang kurang karena tidak mendapat makanan tambahan (hanya minum susu)
- Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun
- Malabsorbsi
- Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan divertikulum Meckeli.
3. Anak berumur 2-5 tahun
- Masukan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe-heme
- Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun.
- Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan divertikulum Meckeli.
4. Anak berumur 5 tahun – masa remaja
- Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan poliposis.
5. Usia remaja – dewasa
- Pada wanita antara lain karena menstruasi berlebihan.
76
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002
Pengobatan
Bila diagnosis defisiensi besi sudah ditegakkan,
pengobatan hºarus segera dimulai untuk mencegah
berlanjutnya keadaan ini. Pengobatan terdiri atas
pemberian preparat besi secara oral berupa garam fero
(sulfat, glukonat, fumarat dan lain-lain), pengobatan
ini tergolong murah dan mudah dibandingkan dengan
cara lain.8,10
Pada bayi dan anak, terapi besi elemental
diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari dibagi dalam
dua dosis, 30 menit sebelum sarapan pagi dan makan
malam; penyerapan akan lebih sempurna jika diberikan
sewaktu perut kosong.8,10
Penyerapan akan lebih
sempurna lagi bila diberikan bersama asam askorbat
atau asam suksinat.8
Bila diberikan setelah makan atau
sewaktu makan, penyerapan akan berkurang hingga
40-50%.8
Namun mengingat efek samping pengobatan
besi secara oral berupa mual, rasa tidak nyaman di ulu
hati, dan konstipasi,4
maka untuk mengurangi efek
samping tersebut preparat besi diberikan segera setelah
makan.4,11
Penggunaan secara intramuskular atau
intravena berupa besi dextran dapat dipertimbangkan
jika respon pengobatan oral tidak berjalan baik
misalnya karena keadaan pasien tidak dapat menerima
secara oral, kehilangan besi terlalu cepat yang tidak
dapat dikompensasi dengan pemberian oral, atau
gangguan saluran cerna misalnya malabsorpsi.4,10
Cara
pemberian parenteral jarang digunakan karena dapat
memberikan efek samping berupa demam, mual,
ultikaria, hipotensi, nyeri kepala, lemas, artralgia,
bronkospasme sampai reaksi anafilatik. Respons
pengobatan mula-mula tampak pada perbaikan besi
intraselular dalam waktu 12-24 jam. Hiperplasi seri
eritropoitik dalam sumsum tulang terjadi dalam waktu
36-48 jam yang ditandai oleh retikulositosis di darah
tepi dalam waktu 48-72 jam, yang mencapai puncak
dalam 5-7 hari. Dalam 4-30 hari setelah pengobatan
didapatkan peningkatan kadar hemoglobin dan
cadangan besi terpenuhi 1-3 bulan setelah pengo-
batan.10
Untuk menghindari adanya kelebihan besi
maka jangka waktu terapi tidak boleh lebih dari 5
bulan.4
Transfusi darah hanya diberikan sebagai
pengobatan tambahan bagi pasien ADB dengan Hb 6
g/dl atau kurang karena pada kadar Hb tersebut risiko
untuk terjadinya gagal jantung besar dan dapat terjadi
gangguan fisiologis.12
Transfusi darah diindikasikan
pula pada kasus ADB yang disertai infeksi berat,
dehidrasi berat atau akan menjalani operasi besar/
narkose. Pada keadaan ADB yang disertai dengan
gangguan/kelainan organ yang berfungsi dalam
mekanisme kompensasi terhadap anemia yaitu jantung
(penyakit arteria koronaria atau penyakit jantung
hipertensif) dan atau paru (gangguan ventilasi dan
difusi gas antara alveoli dan kapiler paru), maka perlu
diberikan transfusi darah.12
Komponen darah berupa
suspensi eritrosit (PRC) diberikan secara bertahap
dengan tetesan lambat.
Telah dikemukakan di atas salah satu penyebab
defisiensi besi ialah kurang gizi.5
Besi di dalam
makanan dapat berbentuk Fe-heme dan non-heme. Besi
non-heme yang antara lain terdapat di dalam beras,
bayam, jagung, gandum, kacang kedelai berada dalam
bentuk senyawa ferri yang harus diubah dulu di dalam
lambung oleh HCL menjadi bentuk ferro yang siap
untuk diserap di dalam usus. Penyerapan Fe-non heme
dapat dipengaruhi oleh komponen lain di dalam
makanan. Fruktosa, asam askorbat (vitamin C), asam
klorida dan asam amino memudahkan absorbsi besi
sedangkan tanin (bahan di dalam teh), kalsium dan
serat menghambat penyerapan besi. Berbeda dengan
bentuk non-heme, absorpsi besi dalam bentuk heme
yang antara lain terdapat di dalam ikan, hati, daging
sapi, lebih mudah diserap. Disini tampak bahwa bukan
hanya jumlah yang penting tetapi dalam bentuk apa
besi itu diberikan. Anak yang sudah menunjukkan
gejala ADB telah masuk ke dalam lingkaran penyakit,
yaitu ADB mempermudah terjadinya infeksi sedang-
kan infeksi mempermudah terjadinya ADB. Oleh
karena itu antisipasi sudah harus dilakukan pada waktu
anak masih berada di dalam stadium I & II. Bahkan
di Inggris, pada bayi dan anak yang berasal dari
keluarga dengan sosial ekonomi yang rendah
dianjurkan untuk diberikan suplementasi besi di dalam
susu formula.13
Daftar Pustaka
1. Profil Kesehatan Indonesia 2000. Departemen Kesehatan
RI. Pusat data kesehatan Jakarta, 2000. h. 201-2.
2. Bogen DL, Duggan Ak, Dover GJ, Wilson MH. Screen-
ing for iron deficiency anemia by dietary history in a
high-risk population. Pediatrics 2000; 105:1254-9.
3. Staff pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Buku kuliah
I Ilmu Kesehatan Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI tahun 1985 Hal. 343-5, dikutip dari Abdulsalam
M. Aspek Klinis dan pencegahan anemia defisiensi.
Dalam: Nasar SS, Agoesman S, penyunting. Naskah
Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu
Kesehatan Anak FKUI XIX.8-9 Sept. 1989. Jakarta Balai
77
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002
Penerbit FKUI, 1989. h. 111-9.
4. Dallman PR, Yip R, Oski FA. Iron deficiency and re-
lated nutritional anemia. Dalam: Nathan DG, Oski FA,
penyunting. Hematology of infancy and childhood. Edisi
ke-4. Philadelphia: WB Saunders, 1993. h. 413-41.
5. M. Abdulsalam. Prevalensi defisiensi besi pada anak di
RSCM, Jakarta. Diajukan pada KONAS PHTDI,
Bandung 1980. Aspek klinis dan pencegahan anemia
defisiensi. Dalam: Nasar SS, Agoesman S, penyunting.
Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan
Ilmu Kesehatan Anak FKUI XIX. 8-9 Sept. 1989. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI, 1989. h. 111-9.
6. Windiastuti E; Abdulsalam M,; Timan IS.; Susanti FS.;
Wahyuni S.; Widyastuti: Anemia in Primary School
Children in Cibubur. (in press).
7. Jandl JH. The hypochromic anemia and other disorders
of iron metabolism. BloodText book of Hematology. Edisi
ke-I. Boston/Toronto: Little, Brown, 1987. h. 181-91.
8. Lee RG. Iron deficiency and iron-deficiency anemia.
Dalam: Foerster J, Lukens J, Paraskevas F, Greer JP,
Rodgers GM, penyunting. Wintrobe’s Clinical Hema-
tology. Edisi ke-10. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins, 1999. h. 977-1004.
9. Markum HA. Diagnostik dan penanggulangan anemia
defisiensi. Dalam: Naskah Lengkap Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak FKUI
I; 1982, Jakarta: IKA FKUI, 1982. h. 5-13.
10. Schwartz E. Iron deficiency anemia. Dalam: Behrman
RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson text-
book of pediatrics. Edisi ke-16. Philadhelphia: WB
Saunders, 2000. h. 1460-71.
11. Dallman PR. Nutritional anemia in childhood: iron, folat
and vitamin B12. Dalam Suskind MR, Suskind LL,
penyunting. Textbook of Pediatric Nutrition. Edisi ke-
2. New York: Raven Press, 1993. h. 91-105.
12. Suisher SN, Petz LD.TransfusionTherapy of Clinic Ane-
mic States. Dalam: Petz, LD, Suisher SN, penyunting.
Clinical Practice ofTransfusion Medicine. Edisi ke 2. New
York: Churchill Livingstone, 1989. h. 531-48.
13. Booth IW, Aukett MA. Iron deficiency anemia in in-
fancy and early childhood. J. Arch Dis Child 1997;
76:549-54.

More Related Content

What's hot

What's hot (18)

Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
 
Obat Anti Anemia
Obat Anti AnemiaObat Anti Anemia
Obat Anti Anemia
 
313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia
 
Anemia pada rematri
Anemia pada rematriAnemia pada rematri
Anemia pada rematri
 
Anemia gizi besi
Anemia gizi besiAnemia gizi besi
Anemia gizi besi
 
Proposal penelitian ADB
Proposal penelitian ADBProposal penelitian ADB
Proposal penelitian ADB
 
Anemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamilAnemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamil
 
KEP
KEPKEP
KEP
 
Tugas anemia
Tugas anemiaTugas anemia
Tugas anemia
 
Ppt gizi baru
Ppt gizi baruPpt gizi baru
Ppt gizi baru
 
Anemia Defisiensi Besi
Anemia Defisiensi BesiAnemia Defisiensi Besi
Anemia Defisiensi Besi
 
Anemia power point
Anemia power point Anemia power point
Anemia power point
 
Penyakit Degeneratif
Penyakit DegeneratifPenyakit Degeneratif
Penyakit Degeneratif
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu
Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibuBagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu
Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu
 
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil Anemia defisiensi besi pada ibu hamil
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil
 
Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilanAnemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan
 
anaemia in pregnancy
 anaemia in pregnancy anaemia in pregnancy
anaemia in pregnancy
 

Viewers also liked

Modulo 1 amigos de mi computador
Modulo 1  amigos de mi computadorModulo 1  amigos de mi computador
Modulo 1 amigos de mi computadorFanny Gutierrez
 
Project report-on-job-satificaion-in-bharat-sanchar-nigam-ltd-bsnl1
Project report-on-job-satificaion-in-bharat-sanchar-nigam-ltd-bsnl1Project report-on-job-satificaion-in-bharat-sanchar-nigam-ltd-bsnl1
Project report-on-job-satificaion-in-bharat-sanchar-nigam-ltd-bsnl1Gagan Dharwal
 
Factors affecting climate
Factors affecting climateFactors affecting climate
Factors affecting climateSteven Heath
 
Dynamics of-agency-recruitment-insurnace-sector1
Dynamics of-agency-recruitment-insurnace-sector1Dynamics of-agency-recruitment-insurnace-sector1
Dynamics of-agency-recruitment-insurnace-sector1Gagan Dharwal
 
Viola Lasmana - MSU Global DH 2017
Viola Lasmana - MSU Global DH 2017 Viola Lasmana - MSU Global DH 2017
Viola Lasmana - MSU Global DH 2017 violalasmana
 
Advertising mechanics
Advertising mechanicsAdvertising mechanics
Advertising mechanicsKayDrive
 
Neumonías comunitarias
Neumonías comunitariasNeumonías comunitarias
Neumonías comunitariaskarenkortright
 
COMMON INTERVIEW SKILLS
COMMON INTERVIEW SKILLSCOMMON INTERVIEW SKILLS
COMMON INTERVIEW SKILLSNIKHIL SINGH
 
Insuficiencia renal aguda
Insuficiencia renal agudaInsuficiencia renal aguda
Insuficiencia renal agudakarenkortright
 
Planificación estratégica educ. amb.
Planificación estratégica educ. amb.Planificación estratégica educ. amb.
Planificación estratégica educ. amb.Leonela Villarreal
 
The First 3 Steps To Taking Your Church Online
The First 3 Steps To Taking Your Church OnlineThe First 3 Steps To Taking Your Church Online
The First 3 Steps To Taking Your Church OnlineVibrant Faith
 
Blog 17 Unad Psicofisiologia
Blog 17 Unad Psicofisiologia Blog 17 Unad Psicofisiologia
Blog 17 Unad Psicofisiologia Dantalion Seddim
 
Proceso de la planeación
Proceso de la planeaciónProceso de la planeación
Proceso de la planeaciónEnrique Sanchez
 

Viewers also liked (20)

Modulo 1 amigos de mi computador
Modulo 1  amigos de mi computadorModulo 1  amigos de mi computador
Modulo 1 amigos de mi computador
 
Linea del tiempo
Linea del tiempoLinea del tiempo
Linea del tiempo
 
PERCEPTION
PERCEPTIONPERCEPTION
PERCEPTION
 
Hipersensibilidad
Hipersensibilidad Hipersensibilidad
Hipersensibilidad
 
Machine tools safety
Machine tools safetyMachine tools safety
Machine tools safety
 
Project report-on-job-satificaion-in-bharat-sanchar-nigam-ltd-bsnl1
Project report-on-job-satificaion-in-bharat-sanchar-nigam-ltd-bsnl1Project report-on-job-satificaion-in-bharat-sanchar-nigam-ltd-bsnl1
Project report-on-job-satificaion-in-bharat-sanchar-nigam-ltd-bsnl1
 
Factors affecting climate
Factors affecting climateFactors affecting climate
Factors affecting climate
 
Dynamics of-agency-recruitment-insurnace-sector1
Dynamics of-agency-recruitment-insurnace-sector1Dynamics of-agency-recruitment-insurnace-sector1
Dynamics of-agency-recruitment-insurnace-sector1
 
Viola Lasmana - MSU Global DH 2017
Viola Lasmana - MSU Global DH 2017 Viola Lasmana - MSU Global DH 2017
Viola Lasmana - MSU Global DH 2017
 
TMK
TMKTMK
TMK
 
Advertising mechanics
Advertising mechanicsAdvertising mechanics
Advertising mechanics
 
Neumonías comunitarias
Neumonías comunitariasNeumonías comunitarias
Neumonías comunitarias
 
COMMON INTERVIEW SKILLS
COMMON INTERVIEW SKILLSCOMMON INTERVIEW SKILLS
COMMON INTERVIEW SKILLS
 
Insuficiencia renal aguda
Insuficiencia renal agudaInsuficiencia renal aguda
Insuficiencia renal aguda
 
Nefritis lupica
Nefritis lupicaNefritis lupica
Nefritis lupica
 
Planificación estratégica educ. amb.
Planificación estratégica educ. amb.Planificación estratégica educ. amb.
Planificación estratégica educ. amb.
 
La ira
La iraLa ira
La ira
 
The First 3 Steps To Taking Your Church Online
The First 3 Steps To Taking Your Church OnlineThe First 3 Steps To Taking Your Church Online
The First 3 Steps To Taking Your Church Online
 
Blog 17 Unad Psicofisiologia
Blog 17 Unad Psicofisiologia Blog 17 Unad Psicofisiologia
Blog 17 Unad Psicofisiologia
 
Proceso de la planeación
Proceso de la planeaciónProceso de la planeación
Proceso de la planeación
 

Similar to 4 2-7 (20)

PPT DIGKM AGB KEL 7.pptx
PPT DIGKM AGB KEL 7.pptxPPT DIGKM AGB KEL 7.pptx
PPT DIGKM AGB KEL 7.pptx
 
Anemia defesiensi besi
Anemia defesiensi besiAnemia defesiensi besi
Anemia defesiensi besi
 
Anemia gizi besi
Anemia gizi besiAnemia gizi besi
Anemia gizi besi
 
ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptx
ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptxANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptx
ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptx
 
Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokrom
 
Lp talasemia
Lp talasemiaLp talasemia
Lp talasemia
 
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
 
ADB.ppt
ADB.pptADB.ppt
ADB.ppt
 
Askep antenatal anemia
Askep antenatal anemiaAskep antenatal anemia
Askep antenatal anemia
 
AGB.ppt
AGB.pptAGB.ppt
AGB.ppt
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Anemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamilAnemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamil
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Hematinika oleh Ns.I dewa gede rai leadi S.medakep
Hematinika oleh Ns.I dewa gede rai leadi S.medakepHematinika oleh Ns.I dewa gede rai leadi S.medakep
Hematinika oleh Ns.I dewa gede rai leadi S.medakep
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
REFERAT ANEMIA BESI PADA ANAK!! [Autosaved].pptx
REFERAT ANEMIA BESI PADA ANAK!! [Autosaved].pptxREFERAT ANEMIA BESI PADA ANAK!! [Autosaved].pptx
REFERAT ANEMIA BESI PADA ANAK!! [Autosaved].pptx
 
Askep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarumAskep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarum
 

Recently uploaded

Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxfirbadian97
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPemdes Wonoyoso
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptxPPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptxfajar710984
 

Recently uploaded (9)

Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
 
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di MedanObat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptxPPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 

4 2-7

  • 1. 74 Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan AnemiaDiagnosis, Pengobatan dan Pencegahan AnemiaDiagnosis, Pengobatan dan Pencegahan AnemiaDiagnosis, Pengobatan dan Pencegahan AnemiaDiagnosis, Pengobatan dan Pencegahan Anemia Defisiensi BesiDefisiensi BesiDefisiensi BesiDefisiensi BesiDefisiensi Besi Maria Abdulsalam, Albert Daniel Anemia defisiensi besi (ADB) masih merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia. Hasil survai rumah tangga tahun 1995 ditemukan 40,5% anak balita dan 47,2% anak usia sekolah menderita ADB. Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi antara lain berupa gangguan fungsi kognitif, penurunan daya tahan tubuh, tumbuh kembang yang terlambat, penurunan aktivitas, dan perubahan tingkah laku. Oleh karena itu masalah ini memerlukan cara penanganan dan pencegahan yang tepat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya gejala pucat menahun tanpa disertai perdarahan maupun organomali. Pemeriksaan darah tepi menunjukkan anemia mikrositer hipokrom, sedangkan jumlah leukosit, trombosit dan hitung jenis normal. Diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan kadar besi dalam serum. Pemberian preparat besi secara selama 3-5 bulan ditujukan untuk mengembalikan kadar hemoglobin dan persediaan besi di dalam tubuh ke keadaan normal. Mencari dan mengatasi penyebab merupakan hal yang penting untuk mencegah kekambuhan. Antisipasi harus di lakukan sejak pasien dalam stadium I (stadium deplesi besi) dan stadium II (stadium kekurangan besi). Dianjurkan pula untuk memberikan preparat besi pada individu dengan risiko tinggi untuk terjadinya ADB antara lain untuk individu dari keluarga dengan sosial ekonomi rendah. Kata kunci: anemia mikrositer hipokrom, preparat besi. Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002: 74 - 77 Dr. Albert Daniel. Peserta Program Studi Ilmu Kesehatan Anak FKUI- RSCM. Alamat Korespondensi: Dr. Maria Abdulsalam, Sp.A(K). Subbagian Hematologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jl. Salemba no. 6 Jakarta 10430. Telepon: 021-31901170 S Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan persediaan besi di dalam depot. Keadaan ini dinamakan stadium deplesi besi. Pada stadium ini baik kadar besi di dalam serum maupun kadar hemoglobin masih normal. Kadar besi di dalam depot dapat ditentukan dengan pemeriksaan sitokimia jaringan hati atau sumsum tulang. Disamping itu kadar feritin/saturasi transferin di dalam serumpun dapat mencerminkan kadar besi di dalam depot. Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir habis. Kadar besi di dalam serum mulai menurun tetapi kadar hemoglobin di dalam darah masih normal. Keadaan ini disebut stadium defisiensi besi. Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi besi. Stadium ini ditandai oleh penurunan kadar hemoglobin MCV, MCH, MCHC disamping penurunan kadar feritin dan kadar besi di dalam serum. Hasil penelitian di Bagian Ilmu Kesehatan Anak alah satu penyebab ADB ialah kekurangan gizi; beberapa penyebab lain yang dikla- sifikasikan menurut umur tampak pada Tabel 1.3 Pengetahuan mengenai klasifikasi penyebab menurut umur ini penting untuk diketahui, untuk mencari penyebab berdasarkan skala prioritas dengan tujuan menghemat biaya dan waktu. Seorang anak yang mula-mula berada di dalam keseimbangan besi kemudian menuju ke keadaan anemia defisiensi besi akan melalui 3 stadium yaitu:4
  • 2. 75 Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 FKUI/RSCM menunjukkan bahwa 75% dari 47 anak yang mempunyai kadar hemoglobin normal, sudah memperlihatkan kekurangan besi yaitu 1 anak berada dalam stadium-I dan 34 anak berada dalam stadium II5 . Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa 115 dari 383 murid sekolah dasar yang mempunyai kadar hemoglobin normal, telah menunjukkan penurunan kadar besi dalam serumnya.6 Gejala Klinis Gejala dari keadaan deplesi besi maupun defisiensi besi tidak spesifik.4 Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu penurunan kadar feritin/saturasi transferin serum dan kadar besi serum. Pada ADB gejala klinis terjadi secara bertahap.4 Kekurangan zat besi di dalam otot jantung menyebabkan terjadinya gangguan kontraktilitas otot organ tersebut.7 Pasien ADB akan menunjukkan peninggian ekskresi norepinefrin; biasanya disertai dengan gangguan konversi tiroksin menjadi triodoti- roksin. Penemuan ini dapat menerangkan terjadinya iritabilitas, daya persepsi dan perhatian yang berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar kasus ADB.7 Anak yang menderita ADB lebih mudah terserang infeksi karena defisiensi besi dapat menyebabkan gangguan fungsi neutrofil dan berkurangnya sel limfosit T yang penting untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi.4 Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu gemar makan atau mengunyah benda tertentu antara lain kertas, kotoran, alat tulis, pasta gigi, es dan lain lain, timbul sebagai akibat adanya rasa kurang nyaman di mulut. Rasa kurang nyaman ini disebabkan karena enzim sitokrom oksidase yang terdapat pada mukosa mulut yang mengandung besi berkurang.7,8 Dampak kekurangan besi tampak pula pada kuku berupa permukaan yang kasar, mudah terkelupas dan mudah patah. Bentuk kuku seperti sendok (spoon-shaped nails) yang juga disebut sebagai kolonikia terdapat pada 5,5% kasus ADB.7,8 Pada saluran pencernaan, kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses epitialisasi. Papil lidah mengalami atropi. Pada keadaan ADB berat, lidah akan memperlihatkan permukaan yang rata karena hilangnya papil lidah. Mulut memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui gastritis pada 75% kasus ADB.7,8 Diagnosis Diagnosis anemia defisiensi besi ditegakkan berdasarkan adanyaanemiadanpenurunankadarbesididalamserum. Caralaindenganpemeriksaansitokimiajaringanhatiatau sum-sumtulang,tetapicarainisangatinvasif.Padadaerah dengan fasilitas laboratorium yang terbatas, Markum (1982)9 mengajukanbeberapapedomanuntukmenduga adanya anemia defisiensi yaitu (1) adanya riwayat faktor predisposisidanfaktoretiologi,(2)padapemeriksaanfisis hanya terdapat gejala pucat tanpa perdarahan atau or- ganomegali, (3) adanya anemia hipokromik mikrositer, dan(4)adanyaresponsterhadappemberiansenyawabesi. Tabel 1. Penyebab Anemia Defisiensi Menurut Umur 1. Bayi di bawah umur 1 tahun - Persediaan besi yang kurang karena berat badan lahir rendah atau lahir kembar. 2. Anak berumur 1-2 tahun - Masukan (intake) besi yang kurang karena tidak mendapat makanan tambahan (hanya minum susu) - Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun - Malabsorbsi - Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan divertikulum Meckeli. 3. Anak berumur 2-5 tahun - Masukan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe-heme - Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun. - Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan divertikulum Meckeli. 4. Anak berumur 5 tahun – masa remaja - Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan poliposis. 5. Usia remaja – dewasa - Pada wanita antara lain karena menstruasi berlebihan.
  • 3. 76 Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 Pengobatan Bila diagnosis defisiensi besi sudah ditegakkan, pengobatan hºarus segera dimulai untuk mencegah berlanjutnya keadaan ini. Pengobatan terdiri atas pemberian preparat besi secara oral berupa garam fero (sulfat, glukonat, fumarat dan lain-lain), pengobatan ini tergolong murah dan mudah dibandingkan dengan cara lain.8,10 Pada bayi dan anak, terapi besi elemental diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari dibagi dalam dua dosis, 30 menit sebelum sarapan pagi dan makan malam; penyerapan akan lebih sempurna jika diberikan sewaktu perut kosong.8,10 Penyerapan akan lebih sempurna lagi bila diberikan bersama asam askorbat atau asam suksinat.8 Bila diberikan setelah makan atau sewaktu makan, penyerapan akan berkurang hingga 40-50%.8 Namun mengingat efek samping pengobatan besi secara oral berupa mual, rasa tidak nyaman di ulu hati, dan konstipasi,4 maka untuk mengurangi efek samping tersebut preparat besi diberikan segera setelah makan.4,11 Penggunaan secara intramuskular atau intravena berupa besi dextran dapat dipertimbangkan jika respon pengobatan oral tidak berjalan baik misalnya karena keadaan pasien tidak dapat menerima secara oral, kehilangan besi terlalu cepat yang tidak dapat dikompensasi dengan pemberian oral, atau gangguan saluran cerna misalnya malabsorpsi.4,10 Cara pemberian parenteral jarang digunakan karena dapat memberikan efek samping berupa demam, mual, ultikaria, hipotensi, nyeri kepala, lemas, artralgia, bronkospasme sampai reaksi anafilatik. Respons pengobatan mula-mula tampak pada perbaikan besi intraselular dalam waktu 12-24 jam. Hiperplasi seri eritropoitik dalam sumsum tulang terjadi dalam waktu 36-48 jam yang ditandai oleh retikulositosis di darah tepi dalam waktu 48-72 jam, yang mencapai puncak dalam 5-7 hari. Dalam 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi terpenuhi 1-3 bulan setelah pengo- batan.10 Untuk menghindari adanya kelebihan besi maka jangka waktu terapi tidak boleh lebih dari 5 bulan.4 Transfusi darah hanya diberikan sebagai pengobatan tambahan bagi pasien ADB dengan Hb 6 g/dl atau kurang karena pada kadar Hb tersebut risiko untuk terjadinya gagal jantung besar dan dapat terjadi gangguan fisiologis.12 Transfusi darah diindikasikan pula pada kasus ADB yang disertai infeksi berat, dehidrasi berat atau akan menjalani operasi besar/ narkose. Pada keadaan ADB yang disertai dengan gangguan/kelainan organ yang berfungsi dalam mekanisme kompensasi terhadap anemia yaitu jantung (penyakit arteria koronaria atau penyakit jantung hipertensif) dan atau paru (gangguan ventilasi dan difusi gas antara alveoli dan kapiler paru), maka perlu diberikan transfusi darah.12 Komponen darah berupa suspensi eritrosit (PRC) diberikan secara bertahap dengan tetesan lambat. Telah dikemukakan di atas salah satu penyebab defisiensi besi ialah kurang gizi.5 Besi di dalam makanan dapat berbentuk Fe-heme dan non-heme. Besi non-heme yang antara lain terdapat di dalam beras, bayam, jagung, gandum, kacang kedelai berada dalam bentuk senyawa ferri yang harus diubah dulu di dalam lambung oleh HCL menjadi bentuk ferro yang siap untuk diserap di dalam usus. Penyerapan Fe-non heme dapat dipengaruhi oleh komponen lain di dalam makanan. Fruktosa, asam askorbat (vitamin C), asam klorida dan asam amino memudahkan absorbsi besi sedangkan tanin (bahan di dalam teh), kalsium dan serat menghambat penyerapan besi. Berbeda dengan bentuk non-heme, absorpsi besi dalam bentuk heme yang antara lain terdapat di dalam ikan, hati, daging sapi, lebih mudah diserap. Disini tampak bahwa bukan hanya jumlah yang penting tetapi dalam bentuk apa besi itu diberikan. Anak yang sudah menunjukkan gejala ADB telah masuk ke dalam lingkaran penyakit, yaitu ADB mempermudah terjadinya infeksi sedang- kan infeksi mempermudah terjadinya ADB. Oleh karena itu antisipasi sudah harus dilakukan pada waktu anak masih berada di dalam stadium I & II. Bahkan di Inggris, pada bayi dan anak yang berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi yang rendah dianjurkan untuk diberikan suplementasi besi di dalam susu formula.13 Daftar Pustaka 1. Profil Kesehatan Indonesia 2000. Departemen Kesehatan RI. Pusat data kesehatan Jakarta, 2000. h. 201-2. 2. Bogen DL, Duggan Ak, Dover GJ, Wilson MH. Screen- ing for iron deficiency anemia by dietary history in a high-risk population. Pediatrics 2000; 105:1254-9. 3. Staff pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Buku kuliah I Ilmu Kesehatan Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI tahun 1985 Hal. 343-5, dikutip dari Abdulsalam M. Aspek Klinis dan pencegahan anemia defisiensi. Dalam: Nasar SS, Agoesman S, penyunting. Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak FKUI XIX.8-9 Sept. 1989. Jakarta Balai
  • 4. 77 Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 Penerbit FKUI, 1989. h. 111-9. 4. Dallman PR, Yip R, Oski FA. Iron deficiency and re- lated nutritional anemia. Dalam: Nathan DG, Oski FA, penyunting. Hematology of infancy and childhood. Edisi ke-4. Philadelphia: WB Saunders, 1993. h. 413-41. 5. M. Abdulsalam. Prevalensi defisiensi besi pada anak di RSCM, Jakarta. Diajukan pada KONAS PHTDI, Bandung 1980. Aspek klinis dan pencegahan anemia defisiensi. Dalam: Nasar SS, Agoesman S, penyunting. Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak FKUI XIX. 8-9 Sept. 1989. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1989. h. 111-9. 6. Windiastuti E; Abdulsalam M,; Timan IS.; Susanti FS.; Wahyuni S.; Widyastuti: Anemia in Primary School Children in Cibubur. (in press). 7. Jandl JH. The hypochromic anemia and other disorders of iron metabolism. BloodText book of Hematology. Edisi ke-I. Boston/Toronto: Little, Brown, 1987. h. 181-91. 8. Lee RG. Iron deficiency and iron-deficiency anemia. Dalam: Foerster J, Lukens J, Paraskevas F, Greer JP, Rodgers GM, penyunting. Wintrobe’s Clinical Hema- tology. Edisi ke-10. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 1999. h. 977-1004. 9. Markum HA. Diagnostik dan penanggulangan anemia defisiensi. Dalam: Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak FKUI I; 1982, Jakarta: IKA FKUI, 1982. h. 5-13. 10. Schwartz E. Iron deficiency anemia. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson text- book of pediatrics. Edisi ke-16. Philadhelphia: WB Saunders, 2000. h. 1460-71. 11. Dallman PR. Nutritional anemia in childhood: iron, folat and vitamin B12. Dalam Suskind MR, Suskind LL, penyunting. Textbook of Pediatric Nutrition. Edisi ke- 2. New York: Raven Press, 1993. h. 91-105. 12. Suisher SN, Petz LD.TransfusionTherapy of Clinic Ane- mic States. Dalam: Petz, LD, Suisher SN, penyunting. Clinical Practice ofTransfusion Medicine. Edisi ke 2. New York: Churchill Livingstone, 1989. h. 531-48. 13. Booth IW, Aukett MA. Iron deficiency anemia in in- fancy and early childhood. J. Arch Dis Child 1997; 76:549-54.