SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
ANEMIA GIZI BESI
Prof. Dr. Albiner Siagian
KGB vs AGB
 Kurang Gizi Besi seringkali disamakan
dengan Anemia Gizi Besi (Nutritional
Anemia-AGB)
 Keduanya berbeda dalam hal intensitas
kekurangan zat besi
 Terjadi jika cadangan besi dalam hati
menurun, tetapi jumlah haemoglobin
masih normal
 KGB akan menjadi AGB jika tkt
penurunan cadangan besi dlm hati
semakin rendah shg jlh haemoglobin
darah menurun di bawah normal
 KGB diketahui dr kadar feritin dlm
serum darah menurun
Anemia Gizi Besi
 Merupakan masalah kesehatan masyarakat
terbesar di dunia terutama bagi kelompok
wanita usia reproduksi (WUS).
 Anemia pada WUS dapat menimbulkan
kelelahan, badan lemah, penurunan atau
kapasitas/kemampuan atau produktivitas
kerja.
 Bagi ibu hamil, anemia berperan pada
peningkatan prevalensi kematian dan
kesakitan ibu, dan bagi bayi dapat
meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian bayi, serta BBLR.
 Anemia pada umumnya terjadi di seluruh
dunia, terutama di negara berkembang
(develovping countries) dan pada kelompok
sosio-ekonomi rendah.
 Pada kelompok dewasa, anemia terjadi
pada wanita usia reproduksi, terutama
wanita hamil dan wanita menyusui karena
mereka banyak mengalami defisiensi Fe.
 Defisiensi Fe berperan besar dalam
kejadian anemia, namun defisiensi zat gizi
lainnya, kondisi non gizi, dan kelainan
genetik (herediter) juga berperan thd
terjadinya anemia.
• Defisiensi Fe terjadi saat jumlah Fe yang
diabsorpsi tidak memadai untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini
disebabkan oleh rendahnya intake Fe,
penurunan bioavailabilitas Fedalam tubuh,
penngkatan kebutuhan Fe karena
perubahan fisiologi seperti kehamilan,
dan proses pertumbuhan.
• Secara keseluruhan, anemia yang terjadi
pada 45 % wanita di negara berkembang
dan 13% di negara maju (developed
countries).
Batasan Anemia, Defisiensi Fe,
dan Anemia Defisiensi Fe
 Anemia: keadaan dimana level Hb rendah
karena kondisi patologis. Anemia
disebabkan oleh defisiensi Fe, infeksi
kronik, khususnya malaria dan defisiensi
asam folat.
 Defisiensi Fe: keadaan biokimia Fe yang
abnormal disertai atau tanpa keberadaan
anemia. Biasanya defisiensi Fe merupakan
akibat dari rendahnya bioavailabilitas intake
Fe, peningkatan kebutuhan Fe selama
periode kehamilan dan menyusui, dan
peningkatan kehilangan darah karena
penyakit cacingan atau schistosomiasis.
 Anemia Defisiensi Fe: terjadi pada tahap
anemia tingkat berat (severe), berakibat
pada rendahnya kemampuan tubuh
memelihara suhu, bahkan dapat
mengancam kematian.
STANDAR PENENTUAN AGB (WHO)
Kelompok Umur Hb dalam Darah (mg/dl)
6 bulan - 5 tahun < 11
6 thn – 14 tahun < 12
Wanita dewasa < 12
Wanita dewasa (hamil) < 11
Laki-laki dewasa < 13
Tingkatan Anemia
Severity Hb
Range
(g/dL)
Symptoms Medical Attention
Mild 9.5-13.0 Often no signs
or symptoms
Commonly remains untreated
Moderate 8.0-9.5 May present
with symptoms
Requires management to
prevent complications from
developing
Severe < 8.0 Symptoms
usually present
May be life threatening and
requires prompt management
Prevalensi anemia (SKRT, 2001)
No Kel Umur Prev (%)
1 Balita 47
2 15 – 19 26.5
3 20 – 29 25.3
4 30 – 39 25.9
5 40 – 49 28.7
6 WUS nikah 26.9
7 WUS tdk nikah 24.5
8 BUMIL 40
Dampak AGB
1. Pada ibu hamil dan menyusui
 Angka Kesakitan dan kematian
meningkat
 Resiko mengalami keguguran
 Pertumbuhan otak janin dan fetus
terhambat
 Resiko melahirahan BBLR
 Perdarahan sebelum dan pada
saat melahirkan
 Produksi ASI menurun
Dampak AGB (lanj…)
2. Balita
 Angka Kesakitan dan kematian
meningkat
 Perkembangan otak dan pertumbuhan
fisik terhambat
 Perkembangan motorik, mental dan
kecerdasan terhambat
3. Anak Usia Sekolah dan Remaja
 Angka Kesakitan dan absensi
meningkat
 Daya tangkap belajar menurun
 Pertumbuhan dan kesegaran fisik
menurun
Dampak AGB (lanj…)
4. Dewasa dan Usia Lanjut
 Angka kesakitan dan kematian
meningkat
 Umur harapan hidup rendah
 Kesempatan kerja dan pendapatan
menurun
 Produktivitas menurun
Masalah AGB
 Studi masalah gizi mikro di 10 propinsi
tahun 2006 masih dijumpai 26,3% balita
yang menderita anemia gizi besi dengan
kadar haemoglobin (Hb) kurang dari 11,0
gr/dl dan prevalensi tertinggi didapat di
Propinsi Maluku sebesar 36%.
 Sementara itu dari SKRT 2001, prevalensi
ibu hamil yang menderita anemia gizi besi
adalah 40,1%. Keadaan ini
mengindikasikan anemia gizi besi masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian anemia:
1. Asupan Fe yang tidak memadai
(terutama pada wanita yang kebutuhan
akan Fe meningkat pd saat hamil dan
menyusui)
2. Peningkatan kebutuhan fisiologi
(Kebutuhan Fe meningkat saat hamil krn
peningkatan volume darah, utk
menyediakan Fe bagi janin dan plasenta;
utk menggantikan kehilangan darah saat
persalinan)
3. Kehilangan darah
Misalnya: operasi, penyakit, dan donor
darah. Pada wanita, komplikasi kehamilan
yang mengarah pd pendarahan saat dan
pasca persalinan berhubungan dgn
terjadinya risiko anemia.
Faktor Penyebab AGB
TINJAUAN MENGENAI ZAT BESI
• Zat besi merupakan unsur kelumit (trace
element) terpenting bagi manusia. besi
dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel
darah merah, yaitu sebagai bagian dari
molekul hemoglobin yang menyangkut
oksigen dari paru–paru.
• Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke
sel–sel yang membutuhkannya untuk
metabolisme glukosa, lemak dan protein
menjadi energi (ATP). Besi juga merupakan
bagian dari sistem enzim dan mioglobin, yaitu
molekul yang mirip Hemoglobin yang
terdapat di dalam sel–sel otot.
• Mioglobin akan berkaitan dengan oksigen
dan mengangkutnya melalui darah ke sel–
sel otot. Mioglobin yang berkaitan dengan
oksigen inilah menyebabkan daging dan
otot–otot menjadi berwarna merah.
• Di samping sebagai komponen
Hemoglobin dan mioglobin, besi juga
merupakan komponen dari enzim
oksidase pemindah energi, yaitu :
sitokrom oksidase, xanthine oksidase,
suksinat dan dehidrogenase, katalase dan
peroksidase.
ZAT BESI DALAM TUBUH
 Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua
bagin, yaitu yang fungsional dan yang
reserve (simpanan).
 Zat besi yang fungsional sebagian
besar dalam bentuk Hemoglobin (Hb),
sebagian kecil dalam bentuk
myoglobin, dan jumlah yang sangat
kecil tetapi vitl adalah hem enzim dan
non hem enzim.
• Zat besi yang ada dalam bentuk reserve
tidak mempunyai fungsi fisiologi selain
daripada sebagai buffer yaitu menyediakan
zat besi kalau dibutuhkan untuk kompartmen
fungsional.
• Apabila zat besi cukup dalam bentuk
simpanan, maka kebutuhan kan eritropoiesis
(pembentukan sel darah merah) dalam
sumsum tulang akan selalu terpenuhi.
• Dalam keadaan normal, jumlah zat besi
dalam bentuk reserve ini adalah kurang lebih
seperempat dari total zat besi yang ada
dalam tubuh.
ZAT BESI DALAM MAKANAN
• Dalam makanan terdapat 2 macam zat
besi yaitu besi heme dan besi non hem.
Besi hem merupakan sumber utama zat
besi dalam makanannya.
• Terdapat dalam semua jenis sayuran
misalnya sayuran hijau, kacang–
kacangan, kentang dan sebagian dalam
makanan hewani. Sedangkan besi hem
hampir semua terdapat dalam makanan
hewani antara lain daging, ikan, ayam,
hati dan organ–organ lain.
PATOFISIOLOGI ANEMIA
• Zat besi diperlukan untuk hemopoesis
(pembentukan darah) dan juga
diperlukan oleh berbagai enzim sebagai
faktor penggiat.
• Zat besi yang terdapat dalam enzim juga
diperlukan untuk mengangkut elektro
(sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen
(oksidase dan oksigenase).
• Defisiensi zat besi tidak menunjukkan
gejala yang khas (asymptomatik)
sehingga anemia pada balita sukar untuk
dideteksi.
• Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan
menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan
bertambahnya absorbsi zat besi yang
digambarkan dengan meningkatnya
kapasitas pengikatan besi.
• Pada tahap yang lebih lanjut berupa
habisnya simpanan zat besi, berkurangnya
kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah
protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan
akan diikuti dengan menurunya kadar feritin
serum. Akhirnya terjadi anemia dengan
cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Hb
(Gutrie, 186 :303)
PENYEBAB ANEMIA GIZI PADA BALITA
Penelitian di negara berkembang mengemukakan
bahwa bayi lahir dari ibu yang menderita anemia
kemungkinan akan menderita anemia gizi,
mempunyai BBLR, prematur dan meningkatnya
mortalitas (Academi of Sciences, 1990).
Penyebab AGB pada bayi dan anak (Soemantri,
1982):
a. Pengadaan zat besi yang tidak cukup
1) Cadangan zat besi pada waktu lahir tidak cukup.
– a) Berat lahir rendah, lahir kurang bulan, lahir kembar
– b) Ibu waktu mengandung menderita anemia
kekurangan zat besi yang berat
– c) Pada masa fetus kehilangan darah pada saat atau
sebelum persalinan seperti adanya sirkulasi fetus ibu
dan perdarahan retroplasesta
b. Absorbsi kurang
1) Diare menahun
2) Sindrom malabsorbsi
3) Kelainan saluran pencernaan
c. Kebutuhan akan zat besi meningkat untuk
pertumbuhan, terutama pada lahir kurang bulan
dan pada saat akil balik.
d. Kehilangan darah
– 1) Perdarahan yang bersifat akut maupun menahun,
misalnya pada poliposis rektum, divertkel Meckel
– 2) Infestasi parasit, misalnya cacing tambang.
Menurut Husaini (1989) penyebab digambarkan sbb:
Penyebab tak langsung Penyebab langsung Status
besi
PENGARUH ANEMIA PADA
BALITA
 Terhadap kekebalan tubuh (imunitas
seluler dan humoral)
 Terhadap kemampuan intelektual
KELUHAN DAN GEJALA
ANEMIA GIZI
• Rasa lemah, letih, hilang nafsu makan,
menurunya daya konsentras dan sakit
kepala atau pening adalah gejala awal
anemia.
• Pada kasus yang lebih parah, sesak
nafas disertai gejala lemah jantung dapat
terjadi.
• Untuk memastikan, diagnosa perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium,
diantaranya dilakukan penentuan kadar
STRATEGI PENANGGULANGAN
ANEMIA GIZI PADA BALITA
Strategi penanggulangan anemia gizi secara
tuntas hanya mungkin kalu intervensi dilakukan
terhadap sebab langsung, tidak langsung
maupun mendasar.
• Terhadap penyebab langsung
Penanggulangan anemiagizi perlu diarahkan
agar :
a.Keluarga dan anggota keluarga yang resiko
menderita anemia mendapat makanan yang
cukup bergizi dengan biovailabilita yang
cukup.
b.Pengobatan penyakit infeksi yang
memperbesar resiko anemia
c.Penyediaan pelayanan yang mudah
dijangkau oleh keluarga yang memerlukan,
Terhadap penyebab tidak langsung perlu
dilakukan usaha untuk meningkatkan
perhatian dan kasih sayang di dalam
keluarga terhadap wanita, terutama
terhadap ibu yang perhatian itu misalnya
dapat tercermin dalam :
a. Penyediaan makanan yang sesuai
dengan kebutuhanny terutama bila hamil.
b. Mendahulukan ibu hamil pd waktu makan
c. Perhatian agar pekerjaan fisik
disesuaikan dengan kondisi wanita/ibu
hamil
Terhadap penyebab mendasar:
a. Usaha untuk meningkatkan tingkat
pendidikan, terutama pendidikan wanita.
b. Usaha untuk memperbaiki upah, terutama
karyawan rendah.
c. Usaha untuk meningkatkan status wanita di
masyarakat
d. Usaha untuk memperbaiki lingkungan fisik
dan biologis, sehingga mendukung status
kesehatan gizi masyarakat.
Strategi Operasional Penanggulangan
AGB diarahkan ke 4 kegiatan yaitu :
• Strategi operasional KIE
• Strategi operasional suplementasi
• Strategi fortifikasi
• Strategi operasional lain
a. Pembasmian infeksi cacing secara berkala
b. Pemberian obat anti malaria untuk daerah endemis.
c. Mencari Prevalensi Regional Anemia.
 Zat besi yang disimpan sebagai
reserve ini, berbentuk feritin dan
hemosiderin, terdapat dalam hati,
limpa, dan sumsum tulang.
 Pada keadaan tubuh memerlukan zat
besi dalam jumlah banyak,misalnya
pada anak yang sedang tumbuh
(balita), wanita menstruasi dan wanita
hamil, jumlah reserve biasanya
rendah.
Pencegahan dan Pengobatan
Anemia
 Memelihara keseimbangan antara asupan
Fe dengan kebutuhan dan kehilangan Fe.
 Suplementasi Fe adalah salah satu
strategi untuk meningkatkan intake Fe
yang berhasil hanya jika individu
mematuhui aturan konsumsinya.
PENAGGULANGAN
 Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat
ini terfokus pada pemberian tablet tambah
darah (Fe). Ibu Hamil mendapat tablet tambah
darah 90 tablet selama kehamilannya.
 Berdasarkan laporan dari provinsi tahun 2009,
cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe3)
pada ibu hamil pada tahun 2009 rata-rata
nasional 68,5%. Beberapa propinsi seperti
provinsi Bali, Lampung dan NTB, mempunyai
cakupan diatas 80%, sementara provinsi Papua
Barat, Papua dan Sulawesi Tengah cakupannya
dibawah 40%.
• Pendidikan tentang pentingnya
suplementasi Fe dan efek samping
akibat minum Fe.
• Fortifikasi produk2 sereal (peningkatan
konsumsi Fe di masyarakat yang
bernilai rendah biaya).
AGB.ppt
AGB.ppt

More Related Content

Similar to AGB.ppt

Similar to AGB.ppt (20)

PPT DIGKM AGB KEL 7.pptx
PPT DIGKM AGB KEL 7.pptxPPT DIGKM AGB KEL 7.pptx
PPT DIGKM AGB KEL 7.pptx
 
66 56-2-pb
66 56-2-pb66 56-2-pb
66 56-2-pb
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Mini pro sella
Mini pro sellaMini pro sella
Mini pro sella
 
Askep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarumAskep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarum
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 
Anemia (1)
Anemia (1)Anemia (1)
Anemia (1)
 
ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptx
ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptxANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptx
ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptx
 
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemia
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemiaUnida remaja putri berprestasi tanpa anemia
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemia
 
Leaflet anemia akper pemda muna 2
Leaflet anemia akper pemda muna 2Leaflet anemia akper pemda muna 2
Leaflet anemia akper pemda muna 2
 
Leaflet anemia akper muna
Leaflet anemia akper munaLeaflet anemia akper muna
Leaflet anemia akper muna
 
Leaflet anemia akper muna
Leaflet anemia akper munaLeaflet anemia akper muna
Leaflet anemia akper muna
 
Leaflet anemia akper pemda muna 2
Leaflet anemia akper pemda muna 2Leaflet anemia akper pemda muna 2
Leaflet anemia akper pemda muna 2
 
Leaflet anemia akper pemda muna
Leaflet anemia akper pemda munaLeaflet anemia akper pemda muna
Leaflet anemia akper pemda muna
 
Leaflet anemia akper pemda muna
Leaflet anemia akper pemda munaLeaflet anemia akper pemda muna
Leaflet anemia akper pemda muna
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
 
Anemia pd remaja_ppt
Anemia pd remaja_pptAnemia pd remaja_ppt
Anemia pd remaja_ppt
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
 

Recently uploaded

PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 

Recently uploaded (20)

PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 

AGB.ppt

  • 1. ANEMIA GIZI BESI Prof. Dr. Albiner Siagian
  • 2. KGB vs AGB  Kurang Gizi Besi seringkali disamakan dengan Anemia Gizi Besi (Nutritional Anemia-AGB)  Keduanya berbeda dalam hal intensitas kekurangan zat besi  Terjadi jika cadangan besi dalam hati menurun, tetapi jumlah haemoglobin masih normal
  • 3.  KGB akan menjadi AGB jika tkt penurunan cadangan besi dlm hati semakin rendah shg jlh haemoglobin darah menurun di bawah normal  KGB diketahui dr kadar feritin dlm serum darah menurun
  • 4. Anemia Gizi Besi  Merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS).  Anemia pada WUS dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan atau kapasitas/kemampuan atau produktivitas kerja.  Bagi ibu hamil, anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan bagi bayi dapat meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi, serta BBLR.
  • 5.  Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang (develovping countries) dan pada kelompok sosio-ekonomi rendah.  Pada kelompok dewasa, anemia terjadi pada wanita usia reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena mereka banyak mengalami defisiensi Fe.  Defisiensi Fe berperan besar dalam kejadian anemia, namun defisiensi zat gizi lainnya, kondisi non gizi, dan kelainan genetik (herediter) juga berperan thd terjadinya anemia.
  • 6. • Defisiensi Fe terjadi saat jumlah Fe yang diabsorpsi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini disebabkan oleh rendahnya intake Fe, penurunan bioavailabilitas Fedalam tubuh, penngkatan kebutuhan Fe karena perubahan fisiologi seperti kehamilan, dan proses pertumbuhan. • Secara keseluruhan, anemia yang terjadi pada 45 % wanita di negara berkembang dan 13% di negara maju (developed countries).
  • 7. Batasan Anemia, Defisiensi Fe, dan Anemia Defisiensi Fe  Anemia: keadaan dimana level Hb rendah karena kondisi patologis. Anemia disebabkan oleh defisiensi Fe, infeksi kronik, khususnya malaria dan defisiensi asam folat.
  • 8.  Defisiensi Fe: keadaan biokimia Fe yang abnormal disertai atau tanpa keberadaan anemia. Biasanya defisiensi Fe merupakan akibat dari rendahnya bioavailabilitas intake Fe, peningkatan kebutuhan Fe selama periode kehamilan dan menyusui, dan peningkatan kehilangan darah karena penyakit cacingan atau schistosomiasis.  Anemia Defisiensi Fe: terjadi pada tahap anemia tingkat berat (severe), berakibat pada rendahnya kemampuan tubuh memelihara suhu, bahkan dapat mengancam kematian.
  • 9. STANDAR PENENTUAN AGB (WHO) Kelompok Umur Hb dalam Darah (mg/dl) 6 bulan - 5 tahun < 11 6 thn – 14 tahun < 12 Wanita dewasa < 12 Wanita dewasa (hamil) < 11 Laki-laki dewasa < 13
  • 10. Tingkatan Anemia Severity Hb Range (g/dL) Symptoms Medical Attention Mild 9.5-13.0 Often no signs or symptoms Commonly remains untreated Moderate 8.0-9.5 May present with symptoms Requires management to prevent complications from developing Severe < 8.0 Symptoms usually present May be life threatening and requires prompt management
  • 11. Prevalensi anemia (SKRT, 2001) No Kel Umur Prev (%) 1 Balita 47 2 15 – 19 26.5 3 20 – 29 25.3 4 30 – 39 25.9 5 40 – 49 28.7 6 WUS nikah 26.9 7 WUS tdk nikah 24.5 8 BUMIL 40
  • 12. Dampak AGB 1. Pada ibu hamil dan menyusui  Angka Kesakitan dan kematian meningkat  Resiko mengalami keguguran  Pertumbuhan otak janin dan fetus terhambat  Resiko melahirahan BBLR  Perdarahan sebelum dan pada saat melahirkan  Produksi ASI menurun
  • 13. Dampak AGB (lanj…) 2. Balita  Angka Kesakitan dan kematian meningkat  Perkembangan otak dan pertumbuhan fisik terhambat  Perkembangan motorik, mental dan kecerdasan terhambat 3. Anak Usia Sekolah dan Remaja  Angka Kesakitan dan absensi meningkat  Daya tangkap belajar menurun  Pertumbuhan dan kesegaran fisik menurun
  • 14. Dampak AGB (lanj…) 4. Dewasa dan Usia Lanjut  Angka kesakitan dan kematian meningkat  Umur harapan hidup rendah  Kesempatan kerja dan pendapatan menurun  Produktivitas menurun
  • 15. Masalah AGB  Studi masalah gizi mikro di 10 propinsi tahun 2006 masih dijumpai 26,3% balita yang menderita anemia gizi besi dengan kadar haemoglobin (Hb) kurang dari 11,0 gr/dl dan prevalensi tertinggi didapat di Propinsi Maluku sebesar 36%.  Sementara itu dari SKRT 2001, prevalensi ibu hamil yang menderita anemia gizi besi adalah 40,1%. Keadaan ini mengindikasikan anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
  • 16. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia: 1. Asupan Fe yang tidak memadai (terutama pada wanita yang kebutuhan akan Fe meningkat pd saat hamil dan menyusui) 2. Peningkatan kebutuhan fisiologi (Kebutuhan Fe meningkat saat hamil krn peningkatan volume darah, utk menyediakan Fe bagi janin dan plasenta; utk menggantikan kehilangan darah saat persalinan)
  • 17. 3. Kehilangan darah Misalnya: operasi, penyakit, dan donor darah. Pada wanita, komplikasi kehamilan yang mengarah pd pendarahan saat dan pasca persalinan berhubungan dgn terjadinya risiko anemia.
  • 19. TINJAUAN MENGENAI ZAT BESI • Zat besi merupakan unsur kelumit (trace element) terpenting bagi manusia. besi dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel darah merah, yaitu sebagai bagian dari molekul hemoglobin yang menyangkut oksigen dari paru–paru. • Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke sel–sel yang membutuhkannya untuk metabolisme glukosa, lemak dan protein menjadi energi (ATP). Besi juga merupakan bagian dari sistem enzim dan mioglobin, yaitu molekul yang mirip Hemoglobin yang terdapat di dalam sel–sel otot.
  • 20. • Mioglobin akan berkaitan dengan oksigen dan mengangkutnya melalui darah ke sel– sel otot. Mioglobin yang berkaitan dengan oksigen inilah menyebabkan daging dan otot–otot menjadi berwarna merah. • Di samping sebagai komponen Hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim oksidase pemindah energi, yaitu : sitokrom oksidase, xanthine oksidase, suksinat dan dehidrogenase, katalase dan peroksidase.
  • 21. ZAT BESI DALAM TUBUH  Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagin, yaitu yang fungsional dan yang reserve (simpanan).  Zat besi yang fungsional sebagian besar dalam bentuk Hemoglobin (Hb), sebagian kecil dalam bentuk myoglobin, dan jumlah yang sangat kecil tetapi vitl adalah hem enzim dan non hem enzim.
  • 22. • Zat besi yang ada dalam bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi selain daripada sebagai buffer yaitu menyediakan zat besi kalau dibutuhkan untuk kompartmen fungsional. • Apabila zat besi cukup dalam bentuk simpanan, maka kebutuhan kan eritropoiesis (pembentukan sel darah merah) dalam sumsum tulang akan selalu terpenuhi. • Dalam keadaan normal, jumlah zat besi dalam bentuk reserve ini adalah kurang lebih seperempat dari total zat besi yang ada dalam tubuh.
  • 23. ZAT BESI DALAM MAKANAN • Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi heme dan besi non hem. Besi hem merupakan sumber utama zat besi dalam makanannya. • Terdapat dalam semua jenis sayuran misalnya sayuran hijau, kacang– kacangan, kentang dan sebagian dalam makanan hewani. Sedangkan besi hem hampir semua terdapat dalam makanan hewani antara lain daging, ikan, ayam, hati dan organ–organ lain.
  • 24. PATOFISIOLOGI ANEMIA • Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. • Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase). • Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas (asymptomatik) sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi.
  • 25. • Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi. • Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Hb (Gutrie, 186 :303)
  • 26. PENYEBAB ANEMIA GIZI PADA BALITA Penelitian di negara berkembang mengemukakan bahwa bayi lahir dari ibu yang menderita anemia kemungkinan akan menderita anemia gizi, mempunyai BBLR, prematur dan meningkatnya mortalitas (Academi of Sciences, 1990). Penyebab AGB pada bayi dan anak (Soemantri, 1982): a. Pengadaan zat besi yang tidak cukup 1) Cadangan zat besi pada waktu lahir tidak cukup. – a) Berat lahir rendah, lahir kurang bulan, lahir kembar – b) Ibu waktu mengandung menderita anemia kekurangan zat besi yang berat – c) Pada masa fetus kehilangan darah pada saat atau sebelum persalinan seperti adanya sirkulasi fetus ibu dan perdarahan retroplasesta
  • 27. b. Absorbsi kurang 1) Diare menahun 2) Sindrom malabsorbsi 3) Kelainan saluran pencernaan c. Kebutuhan akan zat besi meningkat untuk pertumbuhan, terutama pada lahir kurang bulan dan pada saat akil balik. d. Kehilangan darah – 1) Perdarahan yang bersifat akut maupun menahun, misalnya pada poliposis rektum, divertkel Meckel – 2) Infestasi parasit, misalnya cacing tambang.
  • 28. Menurut Husaini (1989) penyebab digambarkan sbb: Penyebab tak langsung Penyebab langsung Status besi
  • 29. PENGARUH ANEMIA PADA BALITA  Terhadap kekebalan tubuh (imunitas seluler dan humoral)  Terhadap kemampuan intelektual
  • 30. KELUHAN DAN GEJALA ANEMIA GIZI • Rasa lemah, letih, hilang nafsu makan, menurunya daya konsentras dan sakit kepala atau pening adalah gejala awal anemia. • Pada kasus yang lebih parah, sesak nafas disertai gejala lemah jantung dapat terjadi. • Untuk memastikan, diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, diantaranya dilakukan penentuan kadar
  • 31. STRATEGI PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI PADA BALITA Strategi penanggulangan anemia gizi secara tuntas hanya mungkin kalu intervensi dilakukan terhadap sebab langsung, tidak langsung maupun mendasar. • Terhadap penyebab langsung Penanggulangan anemiagizi perlu diarahkan agar : a.Keluarga dan anggota keluarga yang resiko menderita anemia mendapat makanan yang cukup bergizi dengan biovailabilita yang cukup. b.Pengobatan penyakit infeksi yang memperbesar resiko anemia c.Penyediaan pelayanan yang mudah dijangkau oleh keluarga yang memerlukan,
  • 32. Terhadap penyebab tidak langsung perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan perhatian dan kasih sayang di dalam keluarga terhadap wanita, terutama terhadap ibu yang perhatian itu misalnya dapat tercermin dalam : a. Penyediaan makanan yang sesuai dengan kebutuhanny terutama bila hamil. b. Mendahulukan ibu hamil pd waktu makan c. Perhatian agar pekerjaan fisik disesuaikan dengan kondisi wanita/ibu hamil
  • 33. Terhadap penyebab mendasar: a. Usaha untuk meningkatkan tingkat pendidikan, terutama pendidikan wanita. b. Usaha untuk memperbaiki upah, terutama karyawan rendah. c. Usaha untuk meningkatkan status wanita di masyarakat d. Usaha untuk memperbaiki lingkungan fisik dan biologis, sehingga mendukung status kesehatan gizi masyarakat.
  • 34. Strategi Operasional Penanggulangan AGB diarahkan ke 4 kegiatan yaitu : • Strategi operasional KIE • Strategi operasional suplementasi • Strategi fortifikasi • Strategi operasional lain a. Pembasmian infeksi cacing secara berkala b. Pemberian obat anti malaria untuk daerah endemis. c. Mencari Prevalensi Regional Anemia.
  • 35.  Zat besi yang disimpan sebagai reserve ini, berbentuk feritin dan hemosiderin, terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang.  Pada keadaan tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah banyak,misalnya pada anak yang sedang tumbuh (balita), wanita menstruasi dan wanita hamil, jumlah reserve biasanya rendah.
  • 36. Pencegahan dan Pengobatan Anemia  Memelihara keseimbangan antara asupan Fe dengan kebutuhan dan kehilangan Fe.  Suplementasi Fe adalah salah satu strategi untuk meningkatkan intake Fe yang berhasil hanya jika individu mematuhui aturan konsumsinya.
  • 37. PENAGGULANGAN  Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe). Ibu Hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya.  Berdasarkan laporan dari provinsi tahun 2009, cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe3) pada ibu hamil pada tahun 2009 rata-rata nasional 68,5%. Beberapa propinsi seperti provinsi Bali, Lampung dan NTB, mempunyai cakupan diatas 80%, sementara provinsi Papua Barat, Papua dan Sulawesi Tengah cakupannya dibawah 40%.
  • 38. • Pendidikan tentang pentingnya suplementasi Fe dan efek samping akibat minum Fe. • Fortifikasi produk2 sereal (peningkatan konsumsi Fe di masyarakat yang bernilai rendah biaya).