2. KGB vs AGB
Kurang Gizi Besi seringkali disamakan
dengan Anemia Gizi Besi (Nutritional
Anemia-AGB)
Keduanya berbeda dalam hal intensitas
kekurangan zat besi
Terjadi jika cadangan besi dalam hati
menurun, tetapi jumlah haemoglobin
masih normal
3. KGB akan menjadi AGB jika tkt
penurunan cadangan besi dlm hati
semakin rendah shg jlh haemoglobin
darah menurun di bawah normal
KGB diketahui dr kadar feritin dlm
serum darah menurun
4. Anemia Gizi Besi
Merupakan masalah kesehatan masyarakat
terbesar di dunia terutama bagi kelompok
wanita usia reproduksi (WUS).
Anemia pada WUS dapat menimbulkan
kelelahan, badan lemah, penurunan atau
kapasitas/kemampuan atau produktivitas
kerja.
Bagi ibu hamil, anemia berperan pada
peningkatan prevalensi kematian dan
kesakitan ibu, dan bagi bayi dapat
meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian bayi, serta BBLR.
5. Anemia pada umumnya terjadi di seluruh
dunia, terutama di negara berkembang
(develovping countries) dan pada kelompok
sosio-ekonomi rendah.
Pada kelompok dewasa, anemia terjadi
pada wanita usia reproduksi, terutama
wanita hamil dan wanita menyusui karena
mereka banyak mengalami defisiensi Fe.
Defisiensi Fe berperan besar dalam
kejadian anemia, namun defisiensi zat gizi
lainnya, kondisi non gizi, dan kelainan
genetik (herediter) juga berperan thd
terjadinya anemia.
6. • Defisiensi Fe terjadi saat jumlah Fe yang
diabsorpsi tidak memadai untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini
disebabkan oleh rendahnya intake Fe,
penurunan bioavailabilitas Fedalam tubuh,
penngkatan kebutuhan Fe karena
perubahan fisiologi seperti kehamilan,
dan proses pertumbuhan.
• Secara keseluruhan, anemia yang terjadi
pada 45 % wanita di negara berkembang
dan 13% di negara maju (developed
countries).
7. Batasan Anemia, Defisiensi Fe,
dan Anemia Defisiensi Fe
Anemia: keadaan dimana level Hb rendah
karena kondisi patologis. Anemia
disebabkan oleh defisiensi Fe, infeksi
kronik, khususnya malaria dan defisiensi
asam folat.
8. Defisiensi Fe: keadaan biokimia Fe yang
abnormal disertai atau tanpa keberadaan
anemia. Biasanya defisiensi Fe merupakan
akibat dari rendahnya bioavailabilitas intake
Fe, peningkatan kebutuhan Fe selama
periode kehamilan dan menyusui, dan
peningkatan kehilangan darah karena
penyakit cacingan atau schistosomiasis.
Anemia Defisiensi Fe: terjadi pada tahap
anemia tingkat berat (severe), berakibat
pada rendahnya kemampuan tubuh
memelihara suhu, bahkan dapat
mengancam kematian.
9. STANDAR PENENTUAN AGB (WHO)
Kelompok Umur Hb dalam Darah (mg/dl)
6 bulan - 5 tahun < 11
6 thn – 14 tahun < 12
Wanita dewasa < 12
Wanita dewasa (hamil) < 11
Laki-laki dewasa < 13
10. Tingkatan Anemia
Severity Hb
Range
(g/dL)
Symptoms Medical Attention
Mild 9.5-13.0 Often no signs
or symptoms
Commonly remains untreated
Moderate 8.0-9.5 May present
with symptoms
Requires management to
prevent complications from
developing
Severe < 8.0 Symptoms
usually present
May be life threatening and
requires prompt management
12. Dampak AGB
1. Pada ibu hamil dan menyusui
Angka Kesakitan dan kematian
meningkat
Resiko mengalami keguguran
Pertumbuhan otak janin dan fetus
terhambat
Resiko melahirahan BBLR
Perdarahan sebelum dan pada
saat melahirkan
Produksi ASI menurun
13. Dampak AGB (lanj…)
2. Balita
Angka Kesakitan dan kematian
meningkat
Perkembangan otak dan pertumbuhan
fisik terhambat
Perkembangan motorik, mental dan
kecerdasan terhambat
3. Anak Usia Sekolah dan Remaja
Angka Kesakitan dan absensi
meningkat
Daya tangkap belajar menurun
Pertumbuhan dan kesegaran fisik
menurun
14. Dampak AGB (lanj…)
4. Dewasa dan Usia Lanjut
Angka kesakitan dan kematian
meningkat
Umur harapan hidup rendah
Kesempatan kerja dan pendapatan
menurun
Produktivitas menurun
15. Masalah AGB
Studi masalah gizi mikro di 10 propinsi
tahun 2006 masih dijumpai 26,3% balita
yang menderita anemia gizi besi dengan
kadar haemoglobin (Hb) kurang dari 11,0
gr/dl dan prevalensi tertinggi didapat di
Propinsi Maluku sebesar 36%.
Sementara itu dari SKRT 2001, prevalensi
ibu hamil yang menderita anemia gizi besi
adalah 40,1%. Keadaan ini
mengindikasikan anemia gizi besi masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat.
16. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian anemia:
1. Asupan Fe yang tidak memadai
(terutama pada wanita yang kebutuhan
akan Fe meningkat pd saat hamil dan
menyusui)
2. Peningkatan kebutuhan fisiologi
(Kebutuhan Fe meningkat saat hamil krn
peningkatan volume darah, utk
menyediakan Fe bagi janin dan plasenta;
utk menggantikan kehilangan darah saat
persalinan)
17. 3. Kehilangan darah
Misalnya: operasi, penyakit, dan donor
darah. Pada wanita, komplikasi kehamilan
yang mengarah pd pendarahan saat dan
pasca persalinan berhubungan dgn
terjadinya risiko anemia.
19. TINJAUAN MENGENAI ZAT BESI
• Zat besi merupakan unsur kelumit (trace
element) terpenting bagi manusia. besi
dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel
darah merah, yaitu sebagai bagian dari
molekul hemoglobin yang menyangkut
oksigen dari paru–paru.
• Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke
sel–sel yang membutuhkannya untuk
metabolisme glukosa, lemak dan protein
menjadi energi (ATP). Besi juga merupakan
bagian dari sistem enzim dan mioglobin, yaitu
molekul yang mirip Hemoglobin yang
terdapat di dalam sel–sel otot.
20. • Mioglobin akan berkaitan dengan oksigen
dan mengangkutnya melalui darah ke sel–
sel otot. Mioglobin yang berkaitan dengan
oksigen inilah menyebabkan daging dan
otot–otot menjadi berwarna merah.
• Di samping sebagai komponen
Hemoglobin dan mioglobin, besi juga
merupakan komponen dari enzim
oksidase pemindah energi, yaitu :
sitokrom oksidase, xanthine oksidase,
suksinat dan dehidrogenase, katalase dan
peroksidase.
21. ZAT BESI DALAM TUBUH
Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua
bagin, yaitu yang fungsional dan yang
reserve (simpanan).
Zat besi yang fungsional sebagian
besar dalam bentuk Hemoglobin (Hb),
sebagian kecil dalam bentuk
myoglobin, dan jumlah yang sangat
kecil tetapi vitl adalah hem enzim dan
non hem enzim.
22. • Zat besi yang ada dalam bentuk reserve
tidak mempunyai fungsi fisiologi selain
daripada sebagai buffer yaitu menyediakan
zat besi kalau dibutuhkan untuk kompartmen
fungsional.
• Apabila zat besi cukup dalam bentuk
simpanan, maka kebutuhan kan eritropoiesis
(pembentukan sel darah merah) dalam
sumsum tulang akan selalu terpenuhi.
• Dalam keadaan normal, jumlah zat besi
dalam bentuk reserve ini adalah kurang lebih
seperempat dari total zat besi yang ada
dalam tubuh.
23. ZAT BESI DALAM MAKANAN
• Dalam makanan terdapat 2 macam zat
besi yaitu besi heme dan besi non hem.
Besi hem merupakan sumber utama zat
besi dalam makanannya.
• Terdapat dalam semua jenis sayuran
misalnya sayuran hijau, kacang–
kacangan, kentang dan sebagian dalam
makanan hewani. Sedangkan besi hem
hampir semua terdapat dalam makanan
hewani antara lain daging, ikan, ayam,
hati dan organ–organ lain.
24. PATOFISIOLOGI ANEMIA
• Zat besi diperlukan untuk hemopoesis
(pembentukan darah) dan juga
diperlukan oleh berbagai enzim sebagai
faktor penggiat.
• Zat besi yang terdapat dalam enzim juga
diperlukan untuk mengangkut elektro
(sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen
(oksidase dan oksigenase).
• Defisiensi zat besi tidak menunjukkan
gejala yang khas (asymptomatik)
sehingga anemia pada balita sukar untuk
dideteksi.
25. • Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan
menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan
bertambahnya absorbsi zat besi yang
digambarkan dengan meningkatnya
kapasitas pengikatan besi.
• Pada tahap yang lebih lanjut berupa
habisnya simpanan zat besi, berkurangnya
kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah
protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan
akan diikuti dengan menurunya kadar feritin
serum. Akhirnya terjadi anemia dengan
cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Hb
(Gutrie, 186 :303)
26. PENYEBAB ANEMIA GIZI PADA BALITA
Penelitian di negara berkembang mengemukakan
bahwa bayi lahir dari ibu yang menderita anemia
kemungkinan akan menderita anemia gizi,
mempunyai BBLR, prematur dan meningkatnya
mortalitas (Academi of Sciences, 1990).
Penyebab AGB pada bayi dan anak (Soemantri,
1982):
a. Pengadaan zat besi yang tidak cukup
1) Cadangan zat besi pada waktu lahir tidak cukup.
– a) Berat lahir rendah, lahir kurang bulan, lahir kembar
– b) Ibu waktu mengandung menderita anemia
kekurangan zat besi yang berat
– c) Pada masa fetus kehilangan darah pada saat atau
sebelum persalinan seperti adanya sirkulasi fetus ibu
dan perdarahan retroplasesta
27. b. Absorbsi kurang
1) Diare menahun
2) Sindrom malabsorbsi
3) Kelainan saluran pencernaan
c. Kebutuhan akan zat besi meningkat untuk
pertumbuhan, terutama pada lahir kurang bulan
dan pada saat akil balik.
d. Kehilangan darah
– 1) Perdarahan yang bersifat akut maupun menahun,
misalnya pada poliposis rektum, divertkel Meckel
– 2) Infestasi parasit, misalnya cacing tambang.
28. Menurut Husaini (1989) penyebab digambarkan sbb:
Penyebab tak langsung Penyebab langsung Status
besi
29. PENGARUH ANEMIA PADA
BALITA
Terhadap kekebalan tubuh (imunitas
seluler dan humoral)
Terhadap kemampuan intelektual
30. KELUHAN DAN GEJALA
ANEMIA GIZI
• Rasa lemah, letih, hilang nafsu makan,
menurunya daya konsentras dan sakit
kepala atau pening adalah gejala awal
anemia.
• Pada kasus yang lebih parah, sesak
nafas disertai gejala lemah jantung dapat
terjadi.
• Untuk memastikan, diagnosa perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium,
diantaranya dilakukan penentuan kadar
31. STRATEGI PENANGGULANGAN
ANEMIA GIZI PADA BALITA
Strategi penanggulangan anemia gizi secara
tuntas hanya mungkin kalu intervensi dilakukan
terhadap sebab langsung, tidak langsung
maupun mendasar.
• Terhadap penyebab langsung
Penanggulangan anemiagizi perlu diarahkan
agar :
a.Keluarga dan anggota keluarga yang resiko
menderita anemia mendapat makanan yang
cukup bergizi dengan biovailabilita yang
cukup.
b.Pengobatan penyakit infeksi yang
memperbesar resiko anemia
c.Penyediaan pelayanan yang mudah
dijangkau oleh keluarga yang memerlukan,
32. Terhadap penyebab tidak langsung perlu
dilakukan usaha untuk meningkatkan
perhatian dan kasih sayang di dalam
keluarga terhadap wanita, terutama
terhadap ibu yang perhatian itu misalnya
dapat tercermin dalam :
a. Penyediaan makanan yang sesuai
dengan kebutuhanny terutama bila hamil.
b. Mendahulukan ibu hamil pd waktu makan
c. Perhatian agar pekerjaan fisik
disesuaikan dengan kondisi wanita/ibu
hamil
33. Terhadap penyebab mendasar:
a. Usaha untuk meningkatkan tingkat
pendidikan, terutama pendidikan wanita.
b. Usaha untuk memperbaiki upah, terutama
karyawan rendah.
c. Usaha untuk meningkatkan status wanita di
masyarakat
d. Usaha untuk memperbaiki lingkungan fisik
dan biologis, sehingga mendukung status
kesehatan gizi masyarakat.
34. Strategi Operasional Penanggulangan
AGB diarahkan ke 4 kegiatan yaitu :
• Strategi operasional KIE
• Strategi operasional suplementasi
• Strategi fortifikasi
• Strategi operasional lain
a. Pembasmian infeksi cacing secara berkala
b. Pemberian obat anti malaria untuk daerah endemis.
c. Mencari Prevalensi Regional Anemia.
35. Zat besi yang disimpan sebagai
reserve ini, berbentuk feritin dan
hemosiderin, terdapat dalam hati,
limpa, dan sumsum tulang.
Pada keadaan tubuh memerlukan zat
besi dalam jumlah banyak,misalnya
pada anak yang sedang tumbuh
(balita), wanita menstruasi dan wanita
hamil, jumlah reserve biasanya
rendah.
36. Pencegahan dan Pengobatan
Anemia
Memelihara keseimbangan antara asupan
Fe dengan kebutuhan dan kehilangan Fe.
Suplementasi Fe adalah salah satu
strategi untuk meningkatkan intake Fe
yang berhasil hanya jika individu
mematuhui aturan konsumsinya.
37. PENAGGULANGAN
Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat
ini terfokus pada pemberian tablet tambah
darah (Fe). Ibu Hamil mendapat tablet tambah
darah 90 tablet selama kehamilannya.
Berdasarkan laporan dari provinsi tahun 2009,
cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe3)
pada ibu hamil pada tahun 2009 rata-rata
nasional 68,5%. Beberapa propinsi seperti
provinsi Bali, Lampung dan NTB, mempunyai
cakupan diatas 80%, sementara provinsi Papua
Barat, Papua dan Sulawesi Tengah cakupannya
dibawah 40%.
38. • Pendidikan tentang pentingnya
suplementasi Fe dan efek samping
akibat minum Fe.
• Fortifikasi produk2 sereal (peningkatan
konsumsi Fe di masyarakat yang
bernilai rendah biaya).