Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup yang menunjang kehidupan organisme seperti udara, air, tanah, cahaya matahari, dan suhu. Komponen-komponen ini memainkan peran penting dalam mendukung proses hidup makhluk hidup seperti fotosintesis, pernapasan, dan lainnya.
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Serba Serbi Abiotik
1. Pengertian Abiotik
Abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup (benda-
benda mati). Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari
benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia
di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang berlangsungnya
kehidupan organisme tersebut. Beberapa contoh komponen abiotik adalah air, udara, cahaya
matahari, tanah, topografi, dan iklim.
Pengertian abiotik adalah segala hal yang berhubungan dengan tidak adanya suatu organisme;
abiotik juga dapat berarti tidak mempunyai ciri-ciri kehidupan; abiotik dapat juga didefinisikan
sebagai benda mati atau benda tak hidup yang merupakan unsur abiotik ekosistem (baca
pengertain ekosistem) misalnya, pasir, air dan sejenisnya. Lingkup besar dari abiotik adalah
abiosfer. Abiosfer adalah lingungan yang terdiri atas benda benda mati (tak hidup).
Tanah, air, udara, dan bebatuan merupakan contoh komponen abiotik
2. Udara
Udara sangat penting bagi kehidupan di bumi ini. Oksigen diperlukan manusia dan hewan untuk
bernapas atau karbondioksida yang diperlukan tumbuhan untuk berfotosintesis juga berasal dari
udara. Bahkan bumi pun dilindungi oleh atmosfer yang merupakan lapisan-lapisan udara. Udara di
atmosfer tersusun atas nitrogen (N2, 78%), oksigen (O2
, 21%), karbondioksida ( CO2, 0,03%),
dan gas lainnya. Jadi, gas nitrogen merupakan penyusun udara terbesar di atmosfer bumi.
A. Nitrogen
Makhluk hidup memerlukan nitrogen untuk membentuk protein dan persenyawaan lainnya.
Tumbuhan, hewan, dan manusia tidak mampu memanfaatkan nitrogen yang ada di udara secara
langsung. Ada bakteri yang bisa menangkap nitrogen bebas dari udara.
B. Oksigen dan karbon dioksida
Oksigen merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan. Makanan, misalnya karbohidrat yang
ada di dalam sel, mengalami pembakaran (oksidasi) guna mendapatkan energi. Oksidasi tersebut
seirng disebut sebagai pernapasan sel. Dalam pernapasan dihasilkan pula karbon dioksida dan air.
Baik hewan maupun tumbuhan memerlukan oksigen dari udara bebas untuk pernapasannya dalam
rangka mendapatkan energi.
C. Angin dan kelembapan
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora dan biji tumbuhan.
Beberapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan oleh angin ke tempat lain yang jauh.
Kelembapan berperan menjaga organism agar tidak kehilangan air karena penguapan. Beberapa
mikroorganisme seperti jamur dan bakteri hidup di tempat-tempat yang lembab.
Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup di tempat yang kering.
3. Air
Hampir semua makhluk hidup membutuhkan air. Karena itu,air merupakan komponen yang sangat
vital bagi kehidupan. Sebagian besar tubuh makhluk hidup tersusun oleh air dan tidak ada
satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Meskipun demikian, kebutuhan organisme
akan air tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan ketersediaan air di
suatu daerah, tidak sama antara daerah satu dengan yang lainnya.
Hal ini juga akan mempengaruhi cara hidup organisme yang ada di daerah-daerah tersebut.
Misalnya hewan yang hidup di daerah gurun akan memiliki kapasitas penggunaan air yang relatif
sedikit sebagai penyesuaian terhadap lingkungan hidupnya yang miskin air. Berbagai jenis
tumbuhan yang ada juga beradaptasi dengan keadaan tersebut, salah satunya dengan
membentuk daun yang tebal dan sempit sehingga mengurangi penguapan, contohnya adalah
tumbuhan kaktus.
Sekitar 80-90 % tubuh makhluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan sebagai pelarut di
dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan mencegah sel dari kekeringan.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di antara dua benua, memiliki curah hujan
yang cukup tinggi, rata-rata 200-225 cm/tahun.
4. Cahaya matahari
Keadaan udara di suatu tepat dipengaruhi oleh cahaya matahari, kelembapan, dan juga
temperatur (suhu). Intensitas cahaya matahari yang diterima oleh suatu daerah akan
mempengaruhi kelembaban atau kadar uap air di udara. Selain itu, cahaya matahari juga
menyebabkan peningkatan suhu atau temperatur udara. Adanya perbedaan temperatur
menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara, sehingga udara mengalir atau bergerak
membentuk angin. Kesemuanya memberikan pengaruh bagi organisme.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama semua makhluk hidup, karena dengannya
tumbuhan dapat berfotosintesis. Sedangkan keberadaan uap air di udara akan mempengaruhi
kecepatan penguapan air dari permukaan tubuh organisme. Organisme yang hidup di daerah
panas (suhu udara tinggi dan kelembaban rendah) akan berupaya untuk mengurangi penguapan air
dari dalam tubuh, misalnya unta yang merupakan hewan khas padang pasir. Sedangkan beruang
kutub, karena hidup di lingkungan yang sangat dingin, beradaptasi dengan memiliki rambut yang
tebal.
Selain perbedaan suhu udara juga bisa menimbulkan angin, yaitu aliran udara akibat perbedaan
tekanan. Sehingga organisme akan menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Cahaya matahari
digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Tanpa cahaya matahari, tumbuhan tidak
bisa hidup dan selanjutnya makhluk hidup yang lain juga tidak akan memperoleh kehidupan.
Makhluk hidup lain tidak bisa menangkap cahaya untuk metabolismenya. Jadi, matahari dapat
dikatakan sebagai sumber energi bagi makhluk hidup di bumi.
5. Tanah
Keberadaan suatu ekosistem juga dipengaruhi oleh kondisi tanah. Bila bumi hanya berisi batu
dan logam, tanpa ada tanah maka tidak akan ada berbagai jenis tumbuhan dan organisme lainnya.
Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis organisme, terutama tumbuhan. Adanya
tumbuhan akan menjadikan suatu daerah memiliki berbagai organisme pemakan tumbuhan dan
organisme lain yang memakan pemakan tumbuhan tersebut. Sebagai perbandingan adalah tanah
yang subur dengan tanah yang tandus. Kualitas tanah bisa dilihat dari derajat keasaman (ph),
tekstur (komposisi partikel tanah), dan kandungan garam mineral atau unsur hara.
Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi di suatu daerah. Topografi berkaitan
dengan kelembapan, cahaya, suhu, serta keadaan tanah di suatu daerah. Organisme yang hidup di
daerah berbukit berbeda dengan daerah datar.
Topografi adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian di atas permukaan air laut atau
dipandang dari garis bujur dan garis lintang. Topografi yang berbeda menyebabkan perbedaan
penerimaan intensitas cahaya, kelembaban, tekanan udara, dan suhu udara, sehingga topografi
dapat menggambarkan distribusi makhluk hidup.
Sedangkan iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata di suatu tempat yang luas dalam waktu
yang lama (30 tahun), terbentuk oleh interaksi berbagai komponen abiotik seperti kelembaban
udara,suhu, curah hujan, cahaya matahari, dan lain sebagainya.iklim mempunyai hubungan yang
erat dengan komunitas tumbuhan dan kesuburan tanah. Contohnya adalah di daerah yang
beriklim tropis, seperti indonesia, memiliki hutan yang lebat dan kaya akan keanekaragaman
hayati yang disebut hutan hujan tropis sedang kan di daerah subtropis hutan seperti itu tidak
dijumpai.
6. Suhu
Makhluk hidup hanya bisa bertahan hidup pada kisaran suhu 0 derajat celcius sampai 40 derajat
celsius. Hanya makhluk hidup tertentu yang bisa hidup di bawah 0 derajat celcius atau di atas
40 derajat celcius. Hewan berdarah panas mampu bertahan hidup di bawah titik beku karena
memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan atau tetap.
Keasaman (ph)
Biasanya makhluk hidup memerlukan lingkungan yang memiliki ph netral. Makhluk hidup tidak
bisa hidup hidup di lingkungan yang terlalu asam atau basa.
Kadar garam (salinitas)
Jika kadar asam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan mematikan tumbuhan
itu. Di daerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu. Misalnya, pohon
bakau di pantai yang tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi.
7. Sejarah
Kata Abiotik berasal dari,kata “a” yang berarti “Tak” dan kata “Bios” (bahasa yunani) yang berarti Makhluk tak hidup.
Abiotik berasal dari paduan istilah yang berasal dari bahasa latin, a berarti tidak dan bios berarti hidup. Sehingga komponen
abiotik merupakan komponen yang tidak hidup meliputi semua benda di alam yang tidak memiliki ciri kehidupan seperti air,
udara, tanah, kelembapan, suhu, dan lainnya.
8. Kelompok 1
Anggota :
1)Fadil Firjatullah (Ketua)
2)Akhmad Bakrie
3)Lelly Oktavia
4)Rakhmad Indratama
5)Susmilawati
6)Rif’an Purnomo
Kelas : X APK 1
Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi Pembahasan : Lingkungan Abiotik