Kelompok ini membahas tentang indeks harga dan inflasi. Terdiri dari pengertian indeks harga, metode perhitungan (tertimbang dan tidak tertimbang), peranan indeks harga, pengertian inflasi, sebab-sebab terjadinya inflasi, dampak inflasi, dan cara mengatasi inflasi.
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
IHK Inflasi
1. Kelas XI MIPA 5
•Nama Kelompok :
•Erlangga Setiyawan
•Fahar Muharram Arizky
•Gitrif Qostolanisota
•Muhammad Imtiyaz
•Ocha Alfiano
•Osama Alfatheen
2. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam perdagangan dikenal istilah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan
dalam pengukuran laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK).
Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik perusahaan,
pemerintah, maupun akademisi sehingga Indeks harga memiliki peranan yang
sangat penting dalam perekonomian, seperti sebagai petunjuk kondisi
perekonomian secara umum atau digunakan sebagai pedoman bagi pembelian
barang.
Adapun salah satu masalah makro ekonomi yang sangat penting dan hampir
ditemukan pada setiap negara di dunia, yaitu Inflasi.Mengingat pentingnya
Inflasi dalam suatu perekonomian menjadi penting bagi para pengambil
kebijakan makro ekonomi.Tentunya kita pernah merasakan harga barang dan jasa
cenderung terus meningkat dalam produk tertentu, seperti sekarang ini.
3. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian Indeks Harga?
2. Bagaimana cara atau metode perhitungan Indeks
Harga?
3. Bagaimana peranan indeks harga dalam ekonomi ?
4. Apa saja persoalan penting yang perlu diperhatikan
dalam perhitungan angka indeks ?
5. Apakah pengertian inflasi ?
6. Apakah sebab – sebab timbulnya inflasi ?
7. Apa saja jenis – jenis inflasi ?
8. Apakah dampak dan cara mengatasi inflasi ?
5. JENIS JENIS INDEKS HARGA
1. Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka yang
menggambarkan perbandingan perubahan harga
barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili
belanja konsumen
2. Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan
perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh
produsen pada waktu tertentu,
3. Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh
petani. Indeks harga barang-barang yang dibayar
oleh petani baik untuk biaya hidup maupun untuk
biaya proses produksi.
6. CIRI CIRI INDEKS HARGA
1. Indeks harga sebagai standar perbandingan harga dari
waktu ke waktu.
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada data yang
relevan.
3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel,bukan populasi.
4. Indeks harga dihitung berdasarkan waktu yang
kondisi ekonominya stabil.
5. Penghitungan indeks harga dilakukan dengan cara
membagi harga tahun yang akan dihitung indeksnya
dengan harga tahun dasar dikali 100%
7. METODE PERHITUNGAN INDEKS HARGA
Metode penghitungan indeks harga tidak tertimbang
Rumus indeks harga tidak tertimbang sederhana:
Pn X 100%
Po
Keterangan:
Pn = Jumlah harga pada tahun tertentu
Po = Jumlah harga pada tahun dasar
8. Contoh soal Indeks Harga Tidak
Tertimbang
Jenis Barang Harga tahun 2009 (Po) Harga tahun 2010 (Pn)
Tas Rp150.000 Rp200.000
Sepatu Rp200.000 Rp250.000
Pakaian Rp100.000 Rp150.000
Po = Rp450.000 Pn = Rp600.000
Indeks harga tidak tertimbang
= Pn X 100%
Po
= Rp600.000 X 100% = 133,33%
Rp450.000
9. Lanjutan
a. Metode Laspeyres
adalah metode penghitungan angka indeks yang ditimbang dengan
menggunakan faktor penimbang kuantitas/jumlah barang pada tahun dasar
(Qo)
Rumus = Pn.Qo X 100%
Po.Qo
2. Metode penghitungan indeks harga tertimbang
10. Lanjutan Metode penghitungan indeks harga
tertimbang
b. Metode Paasche atau GNP Deflator
• adalah metode penghitungan angka indeks yang ditimbang dengan
menggunakan faktor penimbang kuantitas pada tahun tertentu (Qn)
Rumus = Pn.Qn X 100%
Po.Qn
11. Contoh soal Indeks Harga
Tertimbang
Indeks Harga Laspeyres
Jenis
Barang
Harga (ribuan
rupiah) Kuantitas th 2010 = Qo Po.Qo Pn.Qn
2010 (Po) 2011(Pn)
A 2 3 5 10 15
B 3 6 10 30 60
C 4 6 20 80 120
D 3 3 3 9 9
E 1 2 4 4 8
Jumlah 133 212
Indeks harga Laspeyres
= Pn.QoX 100%
Po.Qo
= 212 X 100% = 159,40%
133
12. Contoh Soal Indeks Harga Paasche/GNP Deflator
Jenis
Barang
Harga (ribuan Rp) Kuantitas
Tahun 2011 =
Qn
Po.Qn Pn.Qn
2010 2011
A 2 3 10 20 30
B 3 6 10 30 60
C 4 6 20 80 120
D 3 3 5 15 15
E 1 2 5 5 10
Jumlah 150 235
Indeks harga Paasche
= Pn.QnX 100%
Po.Qn
= 235 X 100% = 159,40%
150
13. PERANAN INDEKS HARGA
a. Indeks Harga Merupakan Petunjuk atau
Barometer Kondisi Ekonomi Umum
b. Indeks Harga Dapat Digunakan sebagai
Deflator
c. Indeks Harga Dapat Digunakan sebagai
Pedoman bagi Pembelian Barang
14. Persoalan Penting yang Perlu Diperhatikan dalam
Perhitungan Angka Indeks
a. Perumusan tentang Tujuan Penyusunan Angka Indeks
b. Sumber dan Syarat Perbandingan Data
1) Penyusunan indeks biaya hidup membutuhkan data tentang
harga eceran dari bahan makanan, sewa rumah, listrik, gas, pakaian,
transport, biaya pengobatan, dan sebagainya yang merupakan biaya
pengeluaran bagi konsumen.
2) Penyusunan indeks harga perdagangan besar harus
menggunakan harga produsen barang yang bersangkutan.
15. c. Pemilihan Periode Dasar
1) Tahun yang digunakan hendaknya tahun atau waktu dasar
yang normal, dengan keadaan perekonomiannya relatif stabil. Waktu dasar
normal adalah jangka waktu yang tidak dipengaruhi oleh (naik turunnya)
variabel yang sedang dihadapi.Misalnya, masa perang, banjir, masa inflasi,
dan wabah penyakit yang meluas.Kejadian tersebut sering mengakibatkan
pengaruh terhadap veriabel.
2) Jangka waktu hendaknya tidak terlalu pendek atau terlalu
panjang. Orang jarang menggunakan jangka waktu yang terlalu pendek dan
terlalu panjang, bahkan tidak pernah menggunakan waktu dasar yang
lamanya satu minggu atau sebulan.Jangka waktu yang digunakan dalma
dunia perekonomian adalah selama setahun.
16. 3) Tahun dasar atau waktu dasar hendaknya tidak diambil
terlampau jauh lewat ke masa silam. Misalnya,untuk menentukan
indeks harga mengenai biaya hidup pada tahun 2005, tidak baik jika
diambil tahun dasar pada tahun 1955. Hal itu, disebabkan keadaan
selama masa-masa yang jauh lewat sangan berbeda jika dibandingkan
dengan keadaan pada tahun 2005.Jadi, pengambilan tahun dasar yang
terlalu jauh masa silam mengakibatkan ketikadpuasan pada hasil
penyelidikan.
d. Pemilihan Timbangan (Weight)
17. Pengertian Inflasi dan Deflasi
•Inflasi adalah Proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus dalam jangka
waktu lama atau
•Keadaan yang menyatakan nilai uang menurun
•Deflasi adalah Proses menurunnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus dalam jangka
waktu lama atau
•Keadaan yang menyatakan nilai uang meningkat
18. SEBAB-SEBAB TERJADINYA INFLASI
1. Tarikan permintaan (Demand pull inflation)
•Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa yang
menyebabkan terjadinya kenaikan Harga
D1
D2
E1
E2
Q1 Q2
P1
P2
Q
P Keterangan:
P = Price (harga)
Q= Quantity (Jumlah Barang)
E = Equilibrium (keseimbangan
pasar)
19. 2. Cost Push Inflation
disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya produksi yaitu bahan baku dan
upah atau gaji
Q2 Q1
E1
E2
P1
P2
S1
S2
D1 Keterangan:
P = Price (harga)
Q= Quantity (Jumlah Barang)
E = Equilibrium (keseimbangan pasar)
21. Dampak Inflasi
1. Bagi pemilik pendapatan tetap dan
tidak tetap
Pemilik pendapatan tetap dirugikan
Pemilik pendapatan tidak tetap bisa
diuntungkan
2. Bagi para penabung Penabung dirugikan karena nilai uang
semakin menurun
3. Bagi debitur(Peminjam uang)
dan kreditur(pemberi pinjaman)
Bagi debitur, inflasi
menguntungkan karena saat
pembayaran utang, nilai uang lebih
rendah dibandingkan pada saat
meminjam.
Bagi kreditur, mengalami kerugian
karena nilai uang pengembalian lebih
rendah jika dibandingkan saat
peminjaman.
22. Lanjutan
4. Bagi produsen Bagi pengusaha besar, inflasi dapat
menguntungkan Jika pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan
biaya produksi.
Bagi pengusaha kecil, naiknya biaya
produksi dapat merugikan sehingga enggan
untuk meneruskan produksinya
5. Bagi perekonomian nasional 1. Investasi berkurang.
2. Mendorong tingkat bunga.
3. Mendorong penanam modal yang
bersifat spekulatif.
4. Menimbulkan ketidakpastian keadaan
ekonomi pada masa yang akan datang
5. Merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat.
23. Cara Mengatasi Dampak Inflasi
a. Kebijakan Moneter
1) Penetapan cadangan
minimum melalui kebijakan
diskontro (Discount policy),
2) Operasi pasar terbuka (open
marked policy),
3) Kebijakan persediaan kas
(cash ratio policy).
b. Kebijakan Fiskal
1) Menurunkan
pengeluaran pemerintah.
2) Menaikkan pajak
c. Kebijakan Non-Moneter
1) Menaikkan
hasil produksi
2) Mengendalikan
harga