3. 1. PENGERTIAN INDEKS HARGA
KONSUMEN
Indeks harga konsumen (consumer price index)
adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata
dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah
tangga. IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat
inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan
untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan
kontrak lainnya. Untuk memperkirakan nilai IHK di masa
depan, ekonom menggunakan indeks harga produsen,
yaitu harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan
produsen untuk membuat produknya.
4. Indeks Harga Konsumen (IHK) memberikan
informasi mengenai perkembangan rata-rata
perubahan harga sekelompok tetap barang/
jasa yang pada umumnya dikonsumsi oleh
rumah tangga dalam suatu kurun waktu
tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau
tingkat penurunan (deflasi) harga barang/jasa
kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
5. 2. TUJUAN PERHITUNGAN
INDEKS HARGA KONSUMEN
1. Mengetahui perkembangan harga barang dan jasa yang
tergabung pada diagram timbangan IHK.
2. Sebagai pedoman untuk menentukan suatu kebijaksanaan
yang akan datang, terutama di bidang pembangunan ekonomi.
3. Sebagai pe nghitung penyesuain upah minimum
kabupaten.
4. Mempermudah pemantauan supply dan demand
khususnya barang kebutuhan masyarakat yang ada dipasar.
– Dengan demikian dalam menghitung IHK setiap harga
komoditas diberi bobot yang mencerminkan tingkat
pentingnya komoditas tersebut.
6. 3. METODE PERHITUNGAN
INDEKS HARGA KONSUMEN
– Statistik harga terutama statistik harga konsumen/eceran dikumpulkan untuk
kemudian digunakan untuk menghitung indeks harga. Pengumpulan statistik
harga dilakukan di 66 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Indeks harga
konsumen tersebut merupakan indikator umum tingkat inflasi dalam dunia
ekonomi.
Data harga konsumen/eceran yang diperoleh dari 66 kota/kabupaten
mencakup 284 - 441 jenis barang dan jasa. Beragam jenis barang dan jasa
tersebut diklasifikasikan kedalam 7 (tujuh) kelompok utama, yaitu Bahan
Makanan; Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau; Perumahan, Air,
Listrik, Gas dan Bahan Bakar; Pakaian; Kesehatan; Pendidikan, Rekreasi dan Olah
Raga; serta, Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan.Tiap kelompok terdiri
atas beberapa sub kelompok, dan tiap sub kelompok terdiri atas beberapa item.
Pada beberapa item juga terdapat beberapa kualitas/merk atau spesifikasi.
7. – Dari tiap kota/kabupaten terpilih, diambil sampel satu atau beberapa pasar
tradisional atau modern yang dianggap dapat mewakili harga barang dan jasa
di kota/kabupaten tersebut. Data harga setiap komoditas diperoleh dari 3
atau 4 penjual/toko yang dikunjungi oleh petugas pengumpul data melalui
wawancara langsung.
IHK di Indonesia dihitung dengan menggunakan metode Laspeyres
termodifikasi. Untuk menghitung rata-rata harga dasar barang dan jasa
digunakan rumus rata-rata hitung. Namun untuk beberapa barang/jasa
musiman digunakan rumus rata-rata geometrik.
– Terdapat perbedaan frekuensi pengumpulan data harga antara komoditas
yang satu dengan yg lain.Hal tersebut bergantung pada karakteristik
komoditas yang bersangkutan, yaitu:
1. Data harga beras dikumpulkan setiap hari.
2. Data harga beberapa komoditas yang merupakan kebutuhan dasar
dikumpulkan mingguan, yaitu pada hari Senin dan Selasa.
3. Data harga beberapa komoditas makanan dikumpulkan dua mingguan,
yaitu hari Rabu dan Kamis pada minggu pertama dan ketiga.
8. – 4. Data harga komoditas makanan lainnya, makanan olahan,
minuman, serta, rokok dan tembakau dikumpulkan bulanan
selama 3 hari berturut-turut dimulai dari hari Selasa (Selasa,
Rabu, dan Kamis) yang terdekat dengan tanggal 15 tiap
bulannya.
5. Untuk barang tahan lama, data harganya dikumpulkan
bulanan dari hari ke-5 hingga hari ke-15
6. Data harga jasa dikumpulkan bulanan dari hari pertama
hingga hari ke-10
7. Data harga sewa rumah dikumpulkan bulanan dari hari
pertama hingga hari ke-10.
8. Upah pembantu dan Baby Sitter dicatat bulanan dari hari
pertama hingga hari ke-10.
Data harga yang berkaitan dengan pengeluaran pendidikan
dikumpulkan bulanan dari hari pertama hingga hari ke-10.
9. cara menghitung IHK :
ada 2 metode menghitung IHK
1. metode pasche
IHKp = ( ∑ Pn x Qn : ∑ Po x Qn ) x 100
2. metode laspayears
IHKl = ( ∑ Pn x Qo : ∑ Po x Qo ) x 100
10. CONTOH
komoditas Harga Barang
2012 2013 2012 2013
Bensin Rp 4500 Rp 6500 15 20
Pulsa Rp 6000 Rp 6500 15 20
Pulpen Rp 1000 Rp 1500 15 20
Buku Rp 2000 Rp 2500 15 20
Pn.Qn Po.Qn Pn.Qo Po.Qo
Rp 6500 x 20 = Rp 130.000 Rp 4500 x 20 = Rp 90.000 Rp 6500 x 15 = Rp 97.500 Rp 4500 x 15 = Rp 67.500
Rp 6500 x 20 = Rp 130.000 Rp 6000 x 20 = Rp 120.000 Rp 6500 x 15 = Rp 97.500 Rp 6000 x 15 = Rp 90.000
Rp 1500 x 20 = Rp 30.000 Rp 1000 x 20 = Rp 20.000 Rp 1500 x 15 = Rp 22.500 Rp 1000 x 15 = Rp 15.000
Rp 2500 x 20 = Rp 50.000 Rp 2000 x 20 = Rp 40.000 Rp 2500 x 15 = Rp 37.500 Rp 2000 x 15 = Rp 30.000
Rp 340.000 Rp 270.000 Rp 225.000 Rp 202.500
JAWAB
11. HASIL
IHKp = ( 340.000 : 270.000) x 100
= 125,9
IHKl = (225.000 : 202.500) x 100
= 111,1
13. 1. PENGERTIAN INFLASI
– Inflasi adalah suatu keadaan yang mengakibatkan
naiknya harga secara umum atau suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus ( kontinu ).
– Artinya : tingkat harga yang dianggap tinggi
belum menunjukkan inflasi, dianggap inflasi jika
terjadi proses kenaikan harga yang terus-
menerus dan saling pengaruh mempengaruhi.
14. 2. PENYEBAB
TERJADINYA INFLASI
– Inflasi disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan biaya
produksi. Penjelasan lebih lanjut untuk kedua penyebab inflasi
tersebut adalah sebagai berikut.
– a. Inflasi karena kenaikan permintaan (Demand Pull Inflation)
– Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan untuk
beberapa jenis barang. Dalam hal ini, permintaan masyarakat
meningkatkan secara agregat (aggregate demand). Peningkatan
permintaan ini dapat terjadi karena peningkatan belanja pada
pemerintah, peningkatan permintaan akan barang untuk diekspor,
dan peningkatan permintaan barang bagi kebutuhan swasta. Kenaikan
permintaan masyarakat (aggregate demand) ini mengakibatkan harga-
harga naik karena penawaran tetap.
15. – b. Inflasi karena biaya produksi (Cos Pull Inflation)
– Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan
pada biaya produksi terjadi akibat karena kenaikan harga-harga bahan baku,
misalnya karena keberhasilan serikat buruh dalam menaikkan upah atau
karena kenaikan harga bahan bakar minyak. Kenaikan biaya produksi
mengakibatkan harga naik dan terjadilah inflasi.
– c. Inflasi karena jumlah uang yang beredar bertambah
– Teori ini diajukan oleh kaum klasik yang mengatakan bahwa ada hubungan
antara jumlah uang yang beredar dan harga-harga. Bila jumlah barang itu
tetap, sedangkan uang beredar bertambah dua kali lipat maka harga akan
naik dua kali lipat. Penambahan jumlah uang yang beredar dapat terjadi
misalnya kalau pemerintah memakai sistem anggaran defisit. Kekurangan
anggaran ditutup dengan melakukan pencetakan uang baru yang
mengakibatkan harga-harga naik.
16. 3. JENIS-JENIS INFLASI
– Jenis-jenis inflasi atau macam-macam inflasi dapat
dibedakan berdasarkan tingkat keparahan, sumber dan
penyebabnya.
– a. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
– Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dapat dibedakan
atas ringan, sedang, berat, dan sangat berat.
– Inflasi ringan : Inflasi ringan adalah inflasi yang masih
belum begitu mengganggu keadaan ekonomi. Inflasi ini
dapat dengan mudah dikendalikan. Harga-harga yang naik
secara umum, namun belum menimbulkan krisis di bidang
ekonomi. Inflasi ringan berada di bawah 10% per tahun.
17. – Inflasi sedang : Inflasi ini belum membahayakan kegiatan
ekonomi. Tetapi inflasi ini bisa menurunkan kesejahteraan
orang-orang berpenghasilan tetap. Inflasi sedang berkisar
antara 10%-30% per tahun.
– Inflasi berat : Inflasi ini sudah mengacaukan kondisi
perekonomian. Pada inflasi berat ini, biasanya orang cenderung
menyimpan barang. Dan pada umumnya orang mengurungkan
niatnya untuk menabung, karena bunga pada tabungan lebih
rendah daripada laju inflasi. Inflasi berat berkisar antara 30%-
100% per tahun.
– Inflasi sangat berat (Hyperinflation) : Inflasi jenis ini sudah
mengacaukan kondisi perekonomian dan susah dikendalikan
walaupun dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Inflasi
yang sangat berat berada pada 100% keatas setiap tahun.
18. – b. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
– Berdasarkan sumbernya, inflasi dibedakan atas inflasi yang bersumber
dari luar negeri dan inflasi yang bersumber dari dalam negeri.
– Inflasi yang bersumber dari luar negeri : Inflasi ini terjadi karena ada
kenaikan harga di luar negeri. Pada perdagangan bebas, banyak negara
yang saling berhubungan dalam perdagangan. Bila suatu negara
mengimpor barang pada negara yang mengalami inflasi, maka otomatis
kenaikan harga tersebut (inflasi) akan memengaruhi harga-harga dalam
negerinya sehingga menimbulkan inflasi. Contoh, Indonesia banyak
mengimpor barang-barang modal dari negara lain. Jika di negara itu harga
barang-barang modal naik, maka kenaikannya itu akan turut berpengaruh
di Indonesia sehingga menimbulkan inflasi.
– Inflasi yang bersumber dari dalam negeri : Inflasi yang bersumber dari
dalam negeri dapat terjadi karena pencetakan uang baru oleh pemerintah
atau penerapan anggaran defisit. Inflasi yang bersumber dari dalam
negeri juga dapat terjadi karena kegagalan panen. Kegagalan panen
menyebabkan penawaran pada suatu jenis barang berkurang, sedangkan
19. – c. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
– Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan atas inflasi
karena kenaikan permintaan dan inflasi karena biaya produksi
– Inflasi karena kenaikan permintaan : Kenaikan permintaan
terkadang tidak dapat dipenuhi produsen. Oleh karena itu,
harga-harga cenderung naik. Hal ini sesuai dengan hukum
ekonomi "jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap,
maka harga cenderung naik.
– Inflasi karena kenaikan biaya produksi : Kenaikan biaya produksi
mengakibatkan harga penawaran barang naik, sehingga dapat
menimbulkan inflasi.
20. 4. PERHITUNGAN LAJU INFLASI
– Untuk menentukan besar harga kenaikkan harga barang terlebih dahulu dihitung angka
indeks harga. Angka indeks harga adalah pebandingan harga-harga barang tertentu
pada suatu periode yang berbeda atau pada periode yang sama dalam bentuk
presentasi.
– a. Metode Pengukuran Indeks Harga
– Ada dua metode dasar yang digunakan untuk menghitung indeks harga, yaitu indeks
Laspeyres dan indeks Paasche yang menggunakan jumlah barang pada tahun sekarang
sebagai basis.
– b. Cara Mengukur Laju Inflasi
– - GNP Deflator
– GNP Deflator adalah suatu indekks harga yang digunakan untuk menyesuaikan nilai
uang dalam GNP guna mendapatkan nilai rill GNP.
– GNP Deflator digunakan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga dan
mencatat yang sebenarnya.
– - Indeks Harga Konsumen ( IHK )
– Indeks harga konsumen mengukur biaya pembelian sekelompokbarang dan jasa yang
dianggap mewakili belanja konsumen. IHK mengukur biaya yang langsung dibayar oleh
konsumen pada tingkat harga eceran.
21. 5. DAMPAK INFLASI
– Dampak inflasi terhadap perekonomian adalah :
– a. Investasi Berkurang
– b. Mendorong Tingkat Bunga
– c. Mendorong Tindakan Spekulatif
– d. Menimbulkan Kegagalan Pelaksanaan Pembangunan
– e. Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi Masa
yang akan Datang
– f. Menyebabkan Daya Saing Produk Nasional Berkurang
– g. Menimbulkan Defisit Neraca Pembayarab
– h. Merosotnya Kesejahteraan Rakyat
22. – Dampak Inflasi bagi Masyarakat :
– - Masyarakat Berpenghasilan Tetap
– - Kreditor atau Debitur
– - Memperbesar Kesenjangan Distribusi Pendapatan
– - Menguntungkan Para Spekulan
– - Mempengaruhi Para Pedagang/Industriawan/Pengusaha
–
23. 6. CARA MENGENDALIKAN
INFLASI
– Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan
perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, inflasi harus
segera diatas. Tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi
inflasi dapat berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal, atau
kebijakan lainnya.
1. Kebijakan Moneter
– Kebijakan penetapan persediaan kas : Bank sentral dapat
mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar
dengan jalan menetapkan persediaan uang yang beredar
dengan jalan menetapkan persediaan uang kas pada bank-
bank. Dengan mewajibkan bank-bank umum dapat diedarkan
oleh bank-bank umum menjadi sedikit. Dengan mengurangi
jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.
24. – Kebijakan diskonto : Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat
menerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai
suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk
menabung. Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang
beredar dapat berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.
– Kebijakan operasi pasar terbuka : melalui kebijakan ini, bank
sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dengan
cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara
(SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang
terjual, jumlah uang beredar akan berkurang sehingga dapat
mengurangi tingkat inflasi.
25. – 2. Kebijakan Fiskal
– Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat
inflasi. Kebijakan itu antara lain sebagai berikut.
– Menghemat pengeluaran pemerintah : Pemerintah dapat menekan
inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan
akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat
menurunkan harga.
– Menaikkan tarif pajak : Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat
menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan
perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat
konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga
harga dapat turun.
26. – 3. Kebijakan Lain di Luar Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah
menerapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Tetapi selain
kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah masih mempunyai cara
lain. Cara-cara dalam mengendalikan inflasi adalah sebagai berikut..
– Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar :
Untuk menambah produksi, pemerintah dapat mengeluarkan
produksi. Hal itu dapat ditempuh, misalnya, dengan memberi premi
atau subsidi pada perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu.
Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang beredar,
pemerintah juga dapat melonggarkan keran impor. Misalnya, dengan
menurunkan bea masuk barang impor.
– Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang :
Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada
sehingga inflasi dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus
realistis. Kalau penetapan itu tidak realistis, dapat berakibat terjadi
pasar gelap (black market).
27. 6. CARA MENGATASI
INFLASI
– Usaha mengatasi inflasi haruslah dengan dimulai sebab-sebab terjadinya
inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya, yaitu bagaimana memecahkan
masalah inflasi atau bagaimana membebaskan masyarakat dari tekanan
inflasi.
– Oleh karena itu, untuk menanggulangi inflasi yang utama ialah bagaimana
menekan laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar pula mengurangi
jumlah uang yang beredar.
– Untuk mencapai sasaran dalam mengatasinya ada 3 kebijakan :
– a. Kebijakan Moneter
– Kebijakan moneter adalah segala kebijakan pemerintah di bidang moneter
( keuangan ) yang bertujuan menjaga kestabilan moneter untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan moneter tersebut adalah :
– - Politik Diskonto terhadap Bank Umum
28. – Bank Indonesia memerintah bank umum agar mengurangi atau mempersempit pemberian
kredit kepada masyarakat dengan cara menaikkan bunga pengaman sehingga uang yang beredar
akan menurun.
– - Politik Pasar Terbuka
– Bank Indonesia akan menjual surat-surat berharga ( seperti obligasi ) ke pasar modal.
– - Menaikkan Cash Ratio
– Bank sentra pada umumnya menentukan angka banding minimum antara uang tunai dengan
kewajiban giral bank. Angka banding tersebut bisa disebut minimum cash ration.
– - Kebijakan Kredit
– Kebijakan kredit dapat dilakukan dengan cara pemberian kredit secara selektif.
– b. Kebijakan Fiskal
– - Mengatur Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah
– - Menaikan Tarif Pajak
– - Mengadakan Pinjaman Pemerintah
– c. Kebijakan Nonmoneter ( Kebijakan Rill )
– - Menaikkan Hasil Produksi
– - Kebijakan Upah
– - Pengawasan Harga
30. 1. KEBIJAKAN MONETER
– Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang
sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti
menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga
pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau
bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau
melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
– Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan
dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk
mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter
berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang
dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali.
31. Jenis-jenis Kebijakan
Moneter
– Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur
dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu:
– Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
– Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang
yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi
pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat
(permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami
resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan
moneter longgar (easy money policy)
32. – Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
– Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)
– Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter, yaitu antara lain :
– Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
– Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar
dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan
membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang
beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan
SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
33. – Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
– Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-
kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank
sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan
tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.
– Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
– Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.
– Imbauan Moral (Moral Persuasion)
– Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau
agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah
uang beredar pada perekonomian.
34. Tujuan Kebijakan Moneter
– Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU
No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
– Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah
kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada
inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank
Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi
sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting
Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang
(free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam
mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank
Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi
volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai
tukar pada level tertentu.
35. 2. KEBIJAKAN FISKAL
– Kebijakan fiskal biasa disebut dengan politik fiskal,
Dalam pengertian kebijakan fiskal (fiskal policy)
adalah implementasi dari bentuk operasional
kebijakan anggaran yang dilakukan pemerintah dalam
mengatur keuangan negara. Arah kebijakan
ditekankan pengalokasian pengeluaran negara dan
penerimaan negara terkhusus pada perpajakan,
contohnya saja tinggi rendahnya pajak, atau bahkan
pembebasan pajak dalam pengendalian
perekonomian untuk mencapai tujuan nasional.
36. Tujuan Kebijakan Fiskal
– Adapun tujuan-tujuan dari terjadinya dan berlangsungnya
kebijakan fiskal antaralain sebagai berikut..
• Mencapai stabilitas perekonomian
• Memacu dan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi
• Memperluas dan menciptakan lapangan kerja
• Menciptakan terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat
• Mewujudkan pendistribusian dan pemerataan pendapatan.
• Mencegah pengangguran dan menstabilkan harga
37. Macam-macam Kebijakan
Fiskal Berdasarkan Sigi
Teorinya
• Pembiayaan Fungsional (Functional Finance) : Pembiayaan
fungsional adalah kebijakan yang mengatur dan mempertimbangkan
pengeluaran pemerintah dari berbagai akibat tak langsung pada
pendapatan nasional dan bertujuan dalam peningkatan kesempatan
kerja.
• Pengelolaan Anggaran (The Managed Budget Approach) :
Pengelolaan anggaran adalah mengatur pengeluaran pemerintah,
hutang dan perpajakan dalam mencapai ekonomi yang stabil.
• Stabilisasi Anggaran Otomatis (The Stabilizing budget) : Stabilisasi
anggaran adalah kebijakan yang mengatur segala pengeluaran
pemerintah dengan pertimbangan manfaat dan besarnya biaya dari
berbagai pengeluaran dan program-program pemerintah. tujuannya
adalah penghematan anggaran pemerintah.
38. b. Macam-macam Kebijakan Fiskal Bedasarkan
Jumlah Penerimaan dan Pengeluaran
• Kebijakan Anggaran Seimbang : kebijakan anggaran seimbang adalah
kebijakan yang menyusun jumlah penerimaan dan pengeluaran sama
besar, jadi penerimaan yang diterima pemerintah harus sama dengan
pengelurannya dan begitupun sebaliknya. Keuntungan kebijakan ini
adalah tidak perlu adanya lagi pinjaman baik dari dalam negeri dan
luar negeri, sedangkan kerugiannya adalah jika perekonomian negara
dalam keadaan kurang baik akan mengakibatkan ekonomi semakin
memburuk
• Kebijakan Anggaran Surplus : kebijakan anggaran surplus adalah
kebijakan yang disusun dengan pendapatan/penerimaan harus lebih
besar dari pada pengeluaran atau pengeluaran dengan sedikit tetapi
pendapatan/penerimaan banyak. ini digunakan untuk mencegah
inflasi.
39. • Kebijakan Anggaran Defisit : kebijakan anggaran defisit adalah
kebijakan yang disusun dengan cara pengeluaran lebih besar dari
pada penerimaan/pendapatan. Ini berupakan kebalikan dari
kebijakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran defisit dilakukan
untuk mengurangi depresi dan kelesungan dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi tetapi menyebabkan kekurangan anggaran.
• Kebijakan Anggaran Dinamis : kebijakan anggaran dinamis adalah
kebijakan yang disusun dengan cara jumlah pengeluaran dan
penerimaan sama besar dan lama kelamaan jumlahnya makin
bertambah. kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi kebutuhan yang
terus bertambah sehingga dibutuhkan jumlah yang besar.
41. 1. PERMINTAAN UANG
– Permintaan Uang adalah jumlah uang yang diinginkan masyarakat dalam
suatu perekonomian.
– Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang
• Kekayaan dari masyarakat
• Tersedianya fasilitas kredit
• Kepastian tentang pendapatan yang diharapkan
• Harapan tentang harga
• Tersedianya beberapa alternatif bentuk kekayaan
• Sistem atau cara pembayaran yang berlaku.
– Permintaan Barang adalah jumlah barang/jasa yang akan dibeli pada
berbagai tingkat, harga, waktu, dan tempat tertentu. Permintaan akan
barang dan jasa setiap orang tidaklah sama, karena masing-masing memiliki
kemampuan yang berbeda-beda.
42. – Penawaran Uang adalah jumlah semua uang yang beredar
dalam suatu perekonomian.
• Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang
• Tinggi rendahnya tingkat bunga
• Tingkat pendapatan masyarakat
• Jumlah penduduk
• Keadaan letak geografis
• Struktur ekonomi masyarakat
• Penguasaan IPTEK penduduk
• Globalisasi ekonomi