5. Troposfer
Lapisan terbawah, ketebalan di katulistiwa
19 km, di kutub 8 km. Rata-rata 11 km.
Temperatur makin turun seiring dengan
bertambahnya ketinggian (0,6°C tiap 100 m
dpal)
Terjadi gejala cuaca.
Sebagian besar massa atmosfer terdapat di
sini
Puncaknya dibatasi oleh tropopause
6. Stratosfer
Berada di atas troposfer hingga ketinggian 50 km
Terdiri atas dua lapisan:
a. Lapisan Isotermal ketinggian 11-20 km,
temperatur tetap (-60°C)
b. Lapisan Inversi ketinggian 20-50 km, makin
ke atas temperatur makin tinggi
Tempat konsentrasi gas Ozon, pada 15-35 km
lapisan Ozonosfer
Puncak dibatasi lapisan Stratopause
7. Mesosfer
Ketinggian 50-85 km
Makin ke atas temperatur makin rendah.
Tiap naik 1000 m, temperatur turun 2,5 -
3°C. Suhu pada posisi tertinggi - 90°C
Puncak dibatasi oleh Mesopause
Melindungi bumi dari hujan meteor
8. Termosfer
Ketinggian 85 – 500 km
Dinamakan lapisan panas (Hot Layer)
Temperatur tinggi 90 - 500°C, karena
molekul oksigen mengabsorbsi (menyerap)
energi surya
9. Eksosfer
Ketinggian > 500 km
Grafitasi Bumi sudah berkurang, pengaruh
angkasa luar sudah terasa
Molekul-molekul bergerak bebas
10. Lapisan Ionosfer
Pada ketinggian 60-600 km.
Terjadi ionisasi
Sangat bermanfaat di bidang komunikasi
Terdiri dari 3 lapisan:
- Lapisan D, 60-120 km, pantulkan gel AM
- Lapisan E, 120-180 km, pantulkan gel AM
- Lapisan F, 180-600 km, pantulkan gel pendek
11. Pengertian Cuaca dan Iklim
Cuaca : keadaan rata-rata udara
pada waktu yang relatif singkat dan
pada daerah yang sempit
Iklim : Keadaan cuaca rata-rata pada
daerah yang luas dan dalam waktu
yang lama
Ilmu Cuaca : Meteorologi
Ilmu Iklim : Klimatologi
12. UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM
Unsur Cuaca dan Iklim
Temperatur
/Suhu
Tekanan
Udara
Kelembaban
udara
Awan Hujan Angin
13. 1. Temperatur / Suhu
Keadaan panas – dinginnya udara
Sumber matahari
Alat ukur : Termometer, termograf
Isoterm : garis khayal pada peta
yang menghubungkan tempat-
tempat di permukaan bumi yang
memiliki suhu yang sama
Proses pemanasan : Langsung dan
tidak langsung
14. Pemanasan Langsung
Absorpsi : penyerapan unsur-unsur
radiasi matahari
Refleksi : pemanasan terhadap
udara tapi dipantulkan kembali oleh
partikel-partikel udara
Difusi : penyebaran sinar
gelombang pendek biru dan
lembayung berhamburan ke segala
arah
15. Pemanasan tidak langsung
Konduksi : matahari memberi panas
pada tanah, kemudian diteruskan ke
lapisan udara di atasnya
Konveksi : pemberian panas oleh gerak
udara vertikal ke atas
Adveksi : pemberian panas oleh gerak
udara horizontal
Turbulensi : pemberian panas oleh gerak
udara yang tidak teratur (berputar-putar)
16. Faktor yang mempengaruhi besar
suhu udara di suatu daerah:
Sudut sinar datang matahari
Lama penyinaran sinar matahari
Relief permukaan bumi (ketinggian
tempat)
Banyak sedikitnya awan
Perbedaan letak lintang
17. Gradien Termis
= Gradien temperatur vertikal
(Lapse-rate)
Angka yang menunjukkan turunnya
suhu udara tiap kenaikan tinggi
tempat
Rumus
100
H
6
,
0
3
,
26
T
18. 2.Tekanan udara
Tenaga yang bekerja untuk
menggerakkan massa udara dalam
setiap satuan luas wilayah tertentu
Alat ukur : Barometer
Satuan : milibar
Semakin tinggi tempat maka
tekanan makin berkurang
Isobar : garis khayal pada peta
yang menghubungkan tempat-
tempat di permukaan bumi yang
memiliki tekanan yang sama
19. Gradien barometer
Tekanan udara antara 2 isobar pada jarak
lurus 111 km
Rumus :
111
2
,
1
:
2
,
1
GB
d
SI
20. 3. Kelembaban Udara
Banyaknya uap air yang dikandung
dalam udara
Alat ukur : Higrometer
Udara dikatakan jenuh jika
kelembaban 100%
21. Macam-macam kelembaban
Kelembaban mutlak (Absolute
Humidity) : jumlah uap air yang
terdapat dalam 1 m3 udara ( gr/m3 )
Kelembaban maksimum (Maximum
Humidity) : jumlah maksimum uap
air yang dapat dikandung oleh udara
dalam suhu tertentu
Kelembaban Relatif ....
22. Kelembaban Relatif
Perbandingan jumlah uap air yang
dikandung udara dengan jumlah
maksimum uap air yang dapat dikandung
udara pada suhu dan tekanan yang sama
Rumus:
%
100
Maksimum
Kelembaban
Mutlak
Kelembaban
RH
23. 4. Perawanan (Cloudness)
Awan : kumpulan tetesan air (kristal-
kristal es) di dalam udara yang
terjadi karena
pengembunan/pemadatan udara
setelah melampaui keadaan jenuh
Titik-titik awan sebenarnya bukan air
murni melainkan inti kondensasi
yang dikelilingi embun kristal
garam
24. Macam-macam awan
berdasarkan tinggi dan bentuk:
1. Cirrus (awan tinggi) > 6000 m
- Cirrus (Ci) : tipis, spt bulu burung
- Cirro stratus (Cs): putih merata spt
kelambu
- Cirro Comulus (Cc): Spt sisik ikan,
gerombolan domba
30. 4. Awan yg terjadi karena udara naik
Ketinggian 500 m –1500 m
Antara lain :
~ Cumulus
~ Cumulo Nimbus
- Nimbocomulus (Ni-Cu): tebal, bergumpal,
kelabu hitam, hujan
32. 5. Hujan
Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke
permukaan bumi presipitasi
Alat ukur : fluviograf, raingauge, regenmeter,
ombrometer
Isohyet : garis khayal pada peta yang
menghubungkan titik-titik di permukaan bumi
yang memiliki curah hujan sama
Macam hujan menurut terjadinya:
- Hujan Zenithal / konveksi
- Hujan Orografis / Relief
- Hujan Frontal
- Hujan Siklonal
- Hujan Muson
- Hujan Buatan
36. Hujan Siklonal : terjadi karena angin
siklon membuat udara naik dan
menjadi dingin sehingga terjadi
kondensasi
Hujan Muson : hujan yang terjadi
karena angin muson membawa uap
air ke suatu wilayah
Hujan Buatan : Mengumpulkan titik-
titik air dengan memberi inti
kondensasi di udara, berupa butiran
garam, urea dsb
37. Syarat hujan buatan
Ada awan comulonimbus ± 2 km
tebalnya
Ketinggian awan 5000 – 7000 kaki
Kecepatan Angin < 8 knot
RH ≥ 70 %
Titik air pada awan 1,8 – 2 mikron
38. 6. Angin
Udara yang bergerak dari tekanan
maximum ke tekanan minimum
Alat ukur kecepatan angin:
Anemometer
Macam gerakan angin ; Konveksi,
Adveksi dan turbulensi
39. Manfaat Angin
Menentukan waktu penggarapan
tanaman
Membantu penyerbukan tanaman
Membantu kapal tradisional pergi –
pulang melaut
Olahraga dan rekreasi
40. Macam-macam Angin
Macam angin
Angin Lokal Angin Tetap
Angin darat dan angin laut
Angin gunung & angin lembah
Angin turun kering (fohn)
Angin musim / muson
Angin siklon dan anti siklon
Angin Passat dan anti Passat
Angin Barat
Angin Timur
41. Angin Lokal
Angin yang bertiup hanya di tempat-
tempat tertentu dan tidak secara
kontinyu
Angin ini bertiup sebagai akibat dari
pengaruh kondisi wilayah sekitarnya
51. Angin Muson
Angin yang bertiup dengan berganti
arah tiap 6 bulan sekali
Angin Muson timur mendatangkan
musim kemarau di Indonesia
Angin muson barat mendatangkan
musim penghujan di Indonesia
52. Angin siklon dan anti Siklon
Angin Siklon angin yang berputar
ke arah masuk
Angin Anti Siklon angin y berputar
ke arah luar
56. Angin Tetap
Angin yang bertiup sepanjang tahun
dengan arah yang sama
Ada tiga angin tetap di muka bumi :
Angin Passat dan anti passat, angin
barat, angin timur
Namun angin tetap ini sering kalah
oleh angin lokal
57. Sistem pergerakan angin Global di Muka Bumi
–
– – – – – –
–
– – – –
–
– – – –
+
+ +
+
+ + +
+
+ +
+
+ + +
Khatulistiwa
Kutub Selatan
Kutub Utara
30 - 40° LS
30 - 40° LU
60° LS
60° LS
Etesia
Etesia
+
+
58. Angin Passat (Trade wind)
Angin yang bertiup dari zona
tekanan maksimun subtropis menuju
zona tekanan minimum equator
Angin Passat timur Laut belahan
bumi utara
Angin Passat Tenggara Belahan
bumi selatan
59. Angin Anti Passat
Angin yang bertiup dari zona
tekanan minimum equator menuju
zona tekanan maksimum subtropis
(di bagian atas dari Angin Passat)
0°
Pasat
Anti Pasat
60. Angin Barat (Westerlies)
Angin yang bertiup dari zona
tekanan maksimum subtropik
menuju zona tekanan minimum sub-
arktik
Karena pengaruh rotasi maka angin
ini berbelok menuju timur sehinga
seolah-olah datang dari arah barat
61. Angin Timur (Easterlies)
Angin yang bertiup dari zona
tekanan maksimum kutub menuju
zona tekanan minimum sub-arktik.
Karena pengaruh rotasi maka
berbelok seolah-olah dari arah timur
menuju ke barat
Terjadi di sekitar Lintang 60° baik
Utara maupun Selatan
62. Angin Daerah Etesia
Daerah Etesia : daerah antara 30°
LU - 40° LU maupun 30° LS - 40° LS
Merupakan perbatasan antara
daerah angin Passat dengan angin
Barat, sehingga mengalami
pengaruh gerakan semu harian
matahari.
Pada musim dingin bertiup angin
Barat dan pada musim panas bertiup
angin Pasat Timur Laut (BBU) atau
angin Passat Tenggara (BBS)