1. D R A L I N D A N U R U L A I N I
B A G I A N F I S I O L O G I
F A K U L T A S K E D O K T E R A N U N S W A G A T I
C I R E B O N
Hormon tiroid dan paratiroid
2. pembahasan
Pembentukkan dan sekresi hormon tiroid
Fungsi hormon tiroid dalam jaringan
Pengaturan sekresi hormon tiroid
Regulasi kalsium dan fosfat dalam tubuh
Pengaruh hormon paratiroid terhadap regulasi
kalsium
Kalsitonin dan vitamin D
3. Anatomi kelenjar tiroid
Berwarna merah kecoklatan dan sangat vaskular
Diantara cartilago thyroidea, dibawah laring setinggi
VC 5 s/d VT 1
Diselubungi oleh lapisan pretracheal dari fascia
cervicalis Gerakan menelan diikuti dgn gerakan
kelenjar tiroid
Terdiri dari dua lobus, dextra – sinistra,
dihubungkan oleh isthmus
Berat + 25 gr, kel tiroid sedikit lebih berat pd wanita
terutama saat menstruasi dan hamil
4.
5.
6. Anatomi kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid dialiri oleh beberapa arteri:
1. A. thyroidea superior (arteri utama).
2. A. thyroidea inferior (arteri utama).
3. Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dari aorta atau
A. anonyma.
Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang vena utama:
1. V. thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna).
2. V. thyroidea medialis (bermuara di V. jugularis interna).
3. V. thyroidea inferior (bermuara di V. anonyma kiri).
Aliran limfe terdiri dari 2 jalinan:
1. Jalinan kelenjar getah bening intraglandularis
2. Jalinan kelenjar getah bening extraglandularis
Persarafan kelenjar tiroid:
1. Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferior
2. Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens (cabang
N.vagus)
7.
8. Fisiologi kelenjar tiroid
Berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat
metabolisme.
Menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin
(T4) dan triiodotironin (T3).
Triioditironin (T3) : berjumlah lebih sedikit dalam serum
karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat
plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki
banyak resptor pada jaringan.
Tiroksin (T4) : banyak reseptor pada protein pengikat
plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah
hormon ini di serum, tetapi ia kurang kuat berikatan
pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit
10. Proses pembentukkan hormon tiroid
1. Tahap trapping : Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme
pompa iodida
2. Tahap oksidasi : yodida harus dioksidasi menjadi bentuk aktif
oleh enzim sistem peroksidasi
3. Tahap coupling : proses pembentukkan T3, T4 dan tiroglobulin
4. Tahap penimbunan (storage) : disimpan ditempat ekstraseluler
(koloid)
5. Tahap deiodinasi : yodotirosin yg terbentuk akan mengalami
deiodinasi mjd yodida + tiroglobulin + residu tiroksin
6. Tahap proteolisis : krn pengaruh TSH, lisosom akan mendekati
tetes koloid & menggabung tiroglobulin dipecah oleh enzim
hidrolitik lisosom mjd MIT, DIT, T3 & T4
7. Tahap pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid : T3 & T4 keluar
melalui membran basal, fenestra sel kapiler dan ditangkap oleh
thyroid binding protein dlm sistem sirkulasi
13. UPTAKE DAN SEKRESI IODIUM
Kebutuhan iodium untuk pembentukan tiroksin.
Setiap tahunnya dibutuhkan kira-kira50 mg iodium yang ditelan
dalam bentuk iodide, atau kira-kira 1mg perminggu.
Iodida yang ditelan secara oral akan diabsorbsi dari saluran cerna
kedalam darah dengan pola yang kira-kira mirip dengan klorida.
Biasanya, sebagian besar dari iodide tersebut dengan cepat
dikeluarkan oleh ginjal, tetapi hanya setelah kira-kira satu
perlimanya dipindahkan dari sirkulasi darah oleh sel-sel kelenjar
tiroid secara selektif dan dipergunakan untuk sintesis hormone
tiroid.
Agar dapat digunakan untuk pembentukan hormone tiroksin maka
pertama-tama harus terjadi pengangkutan iodide dari darah
kedalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal tiroid
mempunyai kemampuan yang spesifik untuk memompakan iodide
secara aktif ke bagian dalam sel. Kemampuan ini disebut penjeratan
iodide (iodide trapping).
14.
15. Metabolisme hormon tiroid
Kadar T3 dan T4 :
produksi sehari T4 + 80 – 100 ug, sedang T3 26 – 39 ug
Transportasi hormon
T3 dan T4 diikat oleh thyroidbinding protein, hanya 0,3 % T4 dan
0,25% T3 dlm keadaan bebas
Metabolisme T3 dan T4
T4 dan T3 mengalami deioinasi di hati, ginjal dan jaringan lain
T4dalam darah diubah menjadi T3,
45% diubah menjadi RT3
Terdapat 2 enzim:
-5 -deiodinase: mengkatalisis pembentukanT3
-- 5 -deiodinese: mengkatalisis pembentukan RT3
22. Efek hormon tiroid
Efek hormon tiroid dalam meningkatkan sintesis protein adalah :
(1) Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria;
(2) Meningkatkan kecepatan pembentukan ATP.
Efek tiroid dalam transpor aktif :
meningkatkan aktifitas enzim NaK-ATPase yang akan menaikkan kecepatan
transpor aktif dan tiroid dapat mempermudah ion kalium masuk membran sel.
Efek pada metabolisme karbohidrat :
menaikkan aktivitas seluruh enzim,
Efek pada metabolisme lemak:
mempercepat proses oksidasi dari asam lemak.
Pada plasma dan lemak hati hormon tiroid menurunkan kolesterol, fosfolipid, dan
trigliserid dan menaikkan asam lemak bebas.
Efek pada Respirasi.
Meningkatnya kecepatan metabolism akan meningkatkan pemakaian oksigen dan
pembentukan karbondioksida.
23. Efek hormon tiroid
Efek tiroid pada metabolisme vitamin:
menaikkan kebutuhan tubuh akan vitamin karena vitamin bekerja sebagai koenzim
dari metabolisme.Oleh karena metabolisme sebagian besar sel meningkat akibat
efek dari tiroid, maka laju metabolisme basal akan meningkat. Dan peningkatan
laju basal setinggi 60 sampai 100 persen diatas normal.
Efek Pada berat badan.
Bila hormone tiroid meningkat, maka hampir selalu menurunkan berat badan, dan
bila produksinya sangat berkurang, maka hampir selalu menaikkan berat badan.
Efek ini terjadi karena hormone tiroid meningkatkan nafsu makan.
Efek terhadap Cardiovascular.
Aliran darah, Curah jantung, Frekuensi deny jantung, dan Volume darah meningkat
karena meningkatnya metabolisme dalam jaringan mempercepat pemakaian
oksigen dan memperbanyak produk akhir yang dilepas dari jaringan. Efek ini
menyebabkan vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, sehingga
meningkatkan aliran darah.
Efek pada saluran cerna.
Meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan. Tiroid dapat meningkatkan
kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna.
24. PENGATURAN SEKRESI HORMON TIROID
Regulasi hormon tiroid diprakarsai oleh hormon TSH
(Tiroid Stimulating Hormone) yang dilepas hipotalamus.
TSH berfungsi untuk :
(1) Meningkatkan proteolisis tiroglobulin
(2) Meningkatkan aktivitas pompa iodium
(3) Meningkatkan iodinasi tirosin dan meningkatkan
kecepatan proses coupling
(4) Meningkatkan ukuran dan meningkatkan aktivitas
sekretorik sel tiroid
(5) Meningkatkan jumlah sel-sel tiroid, disertai perubahan
sel kuboid jadi kolumner. Hormon TSH dirangsang
oleh TRH (Tirotropin Releasing Hormone).
25. Efek Fisiologik Hormon Tiroid
Jaringan Target Efek Mekanisme
Jantung
Kronotropik Meningkatnya jumlah dan afinitas reseptor -adrenergi
Inotropik Meningkatnya respons terhadap katekolamin dalam
sirkulasi.
Meningkatnya proporsi rantai berat miosin (dengan
aktifitas ATPase lebih tinggi)
Jaringan adiposa Katabolik Merangsang lipolisis
Otot Katabolik Meningkatnya pemecahan protein
Tulang Perkembangan
Meningkatnya pertumbuhan normal dan
perkembangan skeletal
Sistem saraf Perkembangan Meningkatnya perkembangan otak normal
Usus Metabolik Meningkatnya kecepatan absorpsi karbohidrat
Lipoprotein Metabolik Merangsang pembentukan reseptor LDL
Lain-lain Kalorigenik Merangsang konsumsi oksigen oleh jaringan yang aktif
secara metabolis (pengecualian :testis, uterus, kelenjar
getah bening, limpa, hipofisis anterior) meningkatkan laju
metabolisme.
26. Endocrine System.... Professor KS Satyapal
Efek Patologis /Klinis
1. Hipotiroid :
a . A n a k kretinisme
b. Dewasa mixedema
27. Endocrine System.... Professor KS Satyapal
CRETINISM
Cebol (dwarf)
Retardasi mental
Perut membesar
lidah besar dan menonjol
CRETINISM
Results from thyroid
hormone insufficiency in
infancy
29. Endocrine System.... Professor KS Satyapal
Hypothyroidis
m
In hypothyroidism
the thyroid gland
can be small or
ta rge (goiter),
depending on the
cause of low
levels
of thyroid
hormone
Atrophied
thyroid
32. GOITER
Enlarged thyroid gland
Results from thyroid
hormone hyposecretion
Due to iodine
insufficiency
33.
34. Hormon paratiroid
Kelenjar endokrin yg menghasilkan hormon
paratiroid yang berfungsi untuk mengatur dan
mempertahankan kalsium dalam plasma agar selalu
dalam batas normal
2 pasang kel paratiroid, dibelakang kelenjar tiroid
35. Anatomi kelenjar paratiroid
Panjang 6mm,lebar 3-4 mm, tebal 0.5 – 2 mm, berat
keseluruhan 120 mg
Mendapat darah dari : arteri tiroidea inferior
Dipersarafi oleh saraf autonom simpatis
Terdiri dari dua sel :
1. chief cell (sumber hormon paratiroid, mengisi slr
kelenjar, besar sel 6-8 u)
2. Oxyphile cell, besar sel 11-14 u
36. Fungsi kelenjar paratiroid
1. Memelihara konsentrasi ion kalsium
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal
3. Mempercepat absorpsi kalsium di intentinum
4. Menstimulasi transportasi kalsium dan fosfor
melalui membran mitokondria
38. Peranan hormone paratiroid dalam kaitan
dengan perubahan metabolisme vitamin D
dalam perubahan dari 25-hidroksivitamin D atau
kalsitriol diginjal.
Pada keadaan dimana terjadi hipokalsemi, maka
kelenjar paratiroid akan melepaskan hormone
paratiroid lebih banyak dan hormone ini akan
merangsang ginjal menghasilkan lebih banyak 1,25
dihidroksivitamin D atau kalsitriol.
Fungsi dari kalsitriol adalah meningkatkan kadar
kalsium dan fosfat dalam plasma, dengan demikian
mempertahankam keadaan agar mineralisasi tulang
tetap terjamin
39. Kerja vitamin D
1. Di usus, kalsitriol meningkatkan penyerapan kalsium
dan fosfat dan dianggap sebagai fungsi utama kalsitriol
dalam metabolisme kalsium. Pada keadaan
hipokalsemi berat misalnya pada pasca tiroidektomi
yang mengakibatkan kelenjar paratiroid ikut terangkat
, pemberian kalsium oral tidak cukup untuk
memperbaiki kadar kalsium tanpa penambahan
vitamin D.
2. Di tulang, vitamin D mempunyai reseptor pada sel
osteoklas, oleh karena itu vitaminD mempunyai efek
langsung pada tulang yang kerjanya mirip dengan
hormone paratiroid yaitu mengaktifkan sel osteoklas.
3. Di ginjal, kalsitriol menurunkan reabsorbsi kalsium di
tubuli ginjal.
40.
41. fosfor
Tubuh orang dewasa mengandung sekitar 600 mg fosfor sekitar 85%
berada didalam tulang dalam bentuk Kristal. Dan 15% berada didalam
cairan ekstraselular. Sebagian besar fosfor ekstarselular berada dalam
bentuk ion fosfat anorganik didalam jaringan lunak, hampir semuanya
berada dalam bentuk ester fosfat. Fosfat intraselular, memegang
peranan yang penting didalam proses biokimia intrasel, termasuk pada
pembentukan dan transfer energy selular.
Didalam serum fosfat anorganik juga terbagi kedalam 3 fraksi, yaitu
ion fosfat, fosfat yang terikat protein dan fosfat dalam bentuk kompleks
dengan Na, Ca, dan Mg. fosfat yang terikat protein hanya 10% sehingga
tidak bermakna dibandingkan keseluruhan fosfat anorganik didalam
serum. Dengan demikian, sekitar 90% fosfat (ion dan kompleks) akan
dengan mudah difiltrasi diglomerulus.
42. fosfor
Ginjal memiliki peranan yang sangat penting pada homeostasis fosfor didalam
serum. Beberapa factor baik, intrinsic maupun ekstrinsik, yang mempengaruhi
renal tubular phosphorus threshold (TmP/GFR), akan dapat mempengaruhi
kadar fosfat didalam serum, misalnya pada hiperparatiroidisme sekunder,
TmP/GFR akan menurun, sehingga terjadi ekskresi fosfat yang berlebihan,
akibatnya, akibatnya timbul hipofosfatemia. Sebaliknya pada gangguan fungsi
ginjal dan hipoparatiroidisme, TmP/GFR akan meningkat, sehingga ekskresi
fosfat menurun dan terjadilah hiperfosfattemia.
Secara biologis, hasil kali Ca X P selalu konstan, sehingga peningkatan kadar
fosfat didalam serum akan diikuti dengan penurunan kadar Ca serum, dan
yang terakhir ini akan merangsang peningkatan produksi PTH yang akan
menurunkan TmP/GFR sehingga terjadi ekskresi fosfat melalui urin dan kadar
fosfat didalam serum kembali menjadi normal, demikian pula kadar Ca
didalam serum. Pada gagal ginjal kronis, terjadi hiperfosfatemia yang
menahun, sehingga timbul hipertiroididsme sekunder akibat Ca serum yang
rendah.
43. Kalsium
Tubuh orang dewasa diperkirakan mengandung 1000 gram
kalsium. Sekitar 99% kalsium ini berada didalam tulang di
dalam bentuk hidroksiapatit dan 1% lagi berada didalam
cairan ekstraselular dan jaringan lunak. Didalam cairan
ekstarselular, konsentrasi ion kalsium (Ca2+) adalah 103 M,
sedangkan didalm sitosol 106 M.
Kalsium memegang 2 peranan fisiologik yang penting didalm
tubuh didalam tulang garam-garam kalsium berperan dalam
menjaga integritas struktur kerangka, sedangkan didalam
cairan ekstraselular dan sitosol, Ca2+ sangat berperan dalam
berbagai proses biokimia tubuh. Kedua kompartemen
tersebut selalu berada dalam keadaan yang seimbang.
Ada 3 hormon penting dlm pengaturan metabolisme kalsium
yaitu : 1,25-Dihidroksi kolekalsiferol, hormon paratiroid dan
kalsitonin
44. kalsium
Secara fisiologis Ca2+ ekstraselular memegang peranan
yang sangat penting yakni:
• berperan sebagi kofaktor pada proses pembekuan darah,
misalnya untuk factor VH, IX,X, dan protrombin.
• Memelihara mineralisasi tulang
• Berperan dalam stabilisasi membran plasma dengan
berikatan pada fosfolipid dan menjaga permeabilitas
membran plasma terhadap ion Na+. penurunan kadar Ca
2+ serum akan meningkatkan permeabilitas membran
plasma terhadap Na+ dan menyebabkan peningkatan
respons jaringan yang mudah terangsang.
45. Pengaturan Ca 2+
Kadar Ca2+ didalam serum diatur oleh 2 hormon penting
yaitu PTH dan 1,25 (OH)2 vitamin D. di dalam sel pengaturan
homeostasis kalsium sangat kompleks, sekitar 90-99%
kalsium intrasel, berada didalam mitokondria dan mikrosom.
Rendahnya kadar Ca2+ di dalm sitosol diatur oleh 3 pompa
yang terletak pada membran plasma, membran mikrosomal ,
dan membran mitokondria yang sebelah dalam.
Pada otot rangka dan otot jantung, kalsium berperan pada
proses eksitasi dan kontraksi jaringan tersebut. Pada otot
rangka, mikrosom berkembang sangat baik menjadi
retikulum sarkoplasmik dan merupakan gudang kalsium yang
sangat penting didalam sel yang bersangkuatan.
46. Pengaturan Ca 2+
Depolarisasi membran plasma akan diikuti dengan masuknya
sedikitCa2+ ekstraselular kedalam sitosol dan hal ini akan
mengakibatkan terlepasnya Ca2+ secara berlebihan dari reticulum
sarkoplasmik kedalam sitosol. Kemudian Ca2+ akan bereaksi
dengan troponin yang akan memngakibatkan interaksi aktin –
miosin dan terjadilah kontraksi otot. Sedangkan prose relaksasi otot
akan didahului oleh reakumulasi Ca2+ oleh vesikel reticulum secara
cepat dari dalam sitosol, sehinggga kadar Ca2+ didalam sitosol akan
kembali normal.
Sel utama kelenjar paratiroid sangat sensitive dengan kadar Ca2+
didalam serum. Peran PTH pada reabsorbsi Ca didalam tubulus
distal, resorpsi tulang dan peningkatan absorbsi kalsium di usus
melalaui peningkatan 1,25 dihidroksikolekalsiferol vitamin D,
sangat penting untuk menjaga kadar Ca++ didalam serum. Selain
itu peningkatan PTH akan menurunkan renal tubular phosphate
threshold (TmP/GFR) sehingga fosfat yang diserap dari usus dan
dimobilisasi dari tulang akan diekskresi oleh ginjal.
47. calsitonin
Hormon penurun Ca 2+
Pada mamalia sumber kalsitonin adalah badan
ultimobrankialis yg berasal dari arkus brankialis
kelima, sebagian besar menyatu dengan kelenjar
tiroid
Sekresi dan metabolisme kalsitonin :
Sekresi kalsitonin meningkat bila kelenjar tiroid
diperfusi dengan larutan tinggi kalsium, gastrin,
CCK, glukagon