REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Peningkatan Menulis Anekdot
1. 1
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS ANEKDOT
DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR ANIMASI
KARIKATUR PADA
SISWA KELAS X PS SMK BANI MUSLIM, PATI TAHUN AJARAN
2020/2021
Oleh:
Eli Ernawati, S.Pd.
ABSTRAK
Ernawati, Eli. 2020. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Anekdot dengan
Model Problem Based Learning Menggunakan Media Pembelajaran
Gambar Animasi Karikatur pada Siswa Kelas X PS SMK Bani Muslim,
Pati Tahun Ajaran 2020/ 2021.
Kata kunci: keterampilan menulis, anekdot, model problem based learning,
media pembelajaran gambar animasi karikatur.
Menulis merupakan kegiatan kompleks yang membutuhkan pengetahuan
dan keterampilan untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain dengan
medium bahasa yang telah disepakati bersama dan tidak secara tatap muka. Salah
satu keterampilan menulis tersebut adalah keterampilan menulis teks anekdot.
Keterampilan menulis teks anekdot bertujuan untuk meningkatkan aspek
komunikatif dan produktif. Peningkatan keterampilan menulis teks anekdot perlu
ditingkatkan dengan model dan media pembelajaran yang tepat. Berdasarkan hasil
observasi diketahui bahwa tingkat keterampilan menulis teks anekdot siswa kelas
X PS SMK Bani Muslim, Pati masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis teks
anekdot disebabkan oleh faktor internal atau dari siswanya dan faktor eksternal atau
dari lingkungan sekitar.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah
peningkatan keterampilan menulis teks anekdot pada siswa kelas X PS SMK Bani
Muslim, Pati setelah mengikuti pembelajaran menulis teks anekdot dengan model
problem based learning menggunakan media pembelajaran gambar animasi
karikatur? dan (2) bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas X PS SMK Bani
Muslim, Pati setelah mengikuti pembelajaran menulis teks anekdot dengan model
problem based learning menggunakan media pembelajaran gambar animasi
karikatur? Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan
keterampilan menulis teks anekdot pada siswa kelas X PS SMK bani Muslim, Pati
setelah mengikuti pembelajaran menulis teks anekdot dengan model problem based
2. 2
learning menggunakan media pembelajaran gambar animasi karikatur; dan (2)
mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas X PS SMK Bani Muslim, Pati
setelah mengikuti pembelajaran menulis teks anekdot dengan model problem based
learning menggunakan media pembelajaran gambar animasi karikatur.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis teks anekdot siswa kelas X PS
SMK Bani Muslim, Pati Tahun Ajaran 2020/ 2021. Penelitian ini menggunakan dua
variabel yaitu variabel keterampilan menulis teks anekdot dan variabel model
problem based learning menggunakan media pembelajaran gambar animasi
karikatur. Pengumpulan data pada siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes
dan nontes dengan penerapan teknik pembelajaran. Tes yang digunakan adalah tes
unjuk kerja berupa penugasan menulis teks anekdot, sedangkan teknik nontes yang
digunakan berupa observasi, catatan harian siswa, dan catatan harian guru.
Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Teknik
kuantitatif digunakan untuk menganalisis dan membandingkan hasil tes siklus I dan
siklus II. Sementara teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis dan
membandingkan hasil nontes siklus I dan siklus II.
Penggunaan model problem based learning menggunakan media
pembelajaran gambar animasi karikatur pada pembelajaran terbukti dapat
meningkatkan siswa dalam menulis teks anekdot. Peningkatan ini dapat diketahui
dari hasil tes yang dilakukan pada siswa kelas X PS SMK Bani Muslim, Pati yang
meliputi tes siklus I dan siklus II. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar
72. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 86,92. Jadi peningkatan
keterampilan menulis teks anekdot dari siklus I ke siklus II adalah 14,92 poin.
Peningkatan keterampilan menulis teks anekdot ini diikuti dengan perubahan
perilaku siswa kelas X PS SMK Bani Muslim, Pati yang berubah ke arah yang
positif. Pada siklus II siswa terlihat lebih tertarik, lebih aktif, dan lebih semangat
mengikuti pembelajaran terhadap teknik yang digunakan guru melalui platform G-
Suite.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, simpulan yang dapat diambil adalah
keterampilan menulis teks anekdot siswa kelas X PS SMK Bani Muslim, Pati
mengalami peningkatan dan perubahan tingkah laku yang lebih positif setelah
mengikuti proses pembelajaran dengan model problem based learning
menggunakan media pembelajaran gambar animasi karikatur. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti menyarankan untuk menggunakan model problem based learning
dan media pembelajaran gambar animasi karikatur pada pembelajaran menulis teks
anekdot. Bagi peneliti, disarankan agar melakukan penelitian pengembangan yang
lebih lanjut mengenai keterampilan menulis teks anekdot.
3. 3
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil observasi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X
PS SMK Bani Muslim Pati, kondisi pembelajaran menulis kurang diperhatikan
khususnya dalam keterampilan menulis teks anekdot. Apalagi di masa pandemi
Covid 19 ini di mana sekolah menerapkan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) praktik
menulis jarang dilaksanakan karena guru kesulitan membimbing siswa untuk
membuat sebuah tulisan. Siswa hanya mengerjakan tugas atau mencari contoh-
contoh teks anekdot di internet. Dalam pembelajaran menulis teks anekdot, siswa
cenderung kurang memahami dan mengetahui struktur dan kebahasaan teks
anekdot. Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal atau dari
siswanya sendiri, dan faktor eksternal atau faktor dari lingkungan sekitar.
Hal-hal yang perlu dikenali dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
penyebab kurang maksimalnya keterampilan menulis teks anekdot yang sering
dijumpai pada proses belajar mengajar. Keterampilan menulis teks anekdot pada
siswa kelas X PS SMK Bani Muslim Pati hasilnya kurang memuaskan. Faktor-
faktor tersebut antara lain adalah faktor dari lingkungan sekitar dan dari siswa
sendiri.
Faktor dari siswa, yaitu: (1) kurangnya minat siswa dalam pembelajaran
menulis teks anekdot menyebabkan teks anekdot yang dibuat siswa menjadi kurang
maksimal; (2) siswa tidak tahu dan tidak dapat memaparkan informasi dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan teks anekdot; (3) kurangnya motivasi
siswa dalam menulis teks anekdot; (4) siswa kesulitan dalam menuangkan dan
mengembangkan idenya karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman; (5)
terbatasnya kosakata yang dimiliki siswa; (6) siswa kurang melakukan latihan dan
praktik dalam pembelajaran menulis teks anekdot; (7) siswa kurang terampil dalam
menggunakan ejaan dan memilih kata sehingga kalimat yang digunakan masih
banyak mengalami kesalahan; dan (8) siswa tidak dibantu dengan media
pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran berlangsung monoton dan
membosankan.
4. 4
Selanjutnya dari faktor lingkungan sekitar: yaitu (1) pemilihan model dan
media pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang disampaikan; (2)
teknik pembelajaran yang masih satu arah karena dalam PJJ.
LANDASAN TEORETIS
MENULIS
Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2007: 1.3) menulis dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan
yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau
lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dengan demikian,
dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat : penulis
sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa
tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
ANEKDOT
Menurut KBBI, anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan
kejadian yang sebenarnya.
PROBLEM BASED LEARNING
Pembelajaran berdasarkan masalah (problem berbasis masalah) telah
dikenal sejak zaman John Dewey, sebab secara umum pembelajaran berdasarkan
masalah terdiri atas menyajikan kepada siswa situai masalah yang otentik dan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan
peyelidikan dan inkuiri. Menurut Dewey (dikutip Trianto, 2007:67) belajar
berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan
kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat
diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman
5. 5
siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan
materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan
belajar.
MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR ANIMASI KARIKATUR
Media pembelajaran yang penulis gunakan untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis teks anekdot adalah gambar animasi karikatur.
Media tersebut bersifat fleksibel karena bisa digunakan dalam pembelajaran tatap
muka dan juga pembelajaran jarak jauh. Apabila pembelajaran yang diterapkan
adalah tatap muka media ini bisa dicetak kemudian dibagikan kepada siswa. Dan
apabila pembelajaran yang diterapkan secara daring atau pembelajaran jarak jauh
maka media ini juga bisa diunggah di aplikasi pembelajaran. Bisa dikatakan media
ini sangat membantu guru dalam proses pembelajaran.
ANALISIS
Pada kegiatan pembelajaran menulis teks anekdot siklus I nilai rata-rata
yang diperoleh siswa belum memenuhi target yang ditentukan, yaitu nilai rata-rata
klasikal sebesar 72. Setelah dilakukan pembelajaran menulis teks anekdot dengan
model problem based learning menggunakan media pembelajaran gambar animasi
karikatur pada siklus II, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari hasil dari
siklus I yaitu 85.
Peningkatan keterampilan menulis teks anekdot ini merupakan prestasi
siswa yang memuaskan. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model
problem based learning menggunakan media pembelajaran gambar animasi
karikatur dalam pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X PS SMK
Bani Muslim, Pati terbukti dapat membantu kelancaran, aktivitas, dan efisiensi
pencapaian tujuan pembelajaran. Adanya model problem based learning membuat
siswa lebih mudah memahami materi tentang anekdot dan membuat suasana kelas
menjadi lebih hidup. Media pembelajaran gambar animasi karikatur membuat siswa
menjadi lebih mudah dalam mengembangkan ide dan menuangkannya dalam
bentuk tulisan anekdot.
6. 6
Selama proses pembelajaran menulis teks anekdot dengan model problem
based learning menggunakan media pembelajaran gambar animasi karikatur,
dilakukan juga pengamatan terhadap perilaku siswa. Pengamatan dimulai dari
siklus I sampai siklus II berakhir. Proses pengamatan dilakukan melalui instrumen
nontes yang berupa observasi, catatan harian siswa, dan catatan harian guru.
Berdasarkan berbagai analisis data, baik data tes dan nontes dapat disimpulkan
bahwa perilaku siswa saat mengikuti pembelajaran berubah ke arah yang positif.
PENUTUP
SIMPULAN
Simpulan dari hasil penelitian tentang keterampilan menulis teks anekdot
dengan model problem based learning menggunakan media pembelajaran gambar
animasi karikatur pada siswa kelas X PS SMK Bani Muslim, Pati adalah sebagai
berikut.
a. Keterampilan menulis teks berita siswa kelas X PS SMK Bani
Muslim, Pati mengalami peningkatan setelah diterapkan pembelajaran
menulis teks anekdot dengan model problem based learning
menggunakan media pembelajaran gambar animasi karikatur. Nilai
rata-rata siklus I sebesar 72 yang masuk dalam kategori baik.
Sementara itu, nilai rata-rata klasikal pada siklus II sebesar 87 yang
masuk dalam kategori sangat baik. Hasil tersebut sudah memenuhi
target nilai rata-rata kelas yang ditentukan. Dengan demikian, terjadi
peningkatan hasil keterampilan menulis teks anekdot sebesar 15 poin
dari siklus I ke siklus II.
b. Perilaku siswa kelas X PS SMK Bani Muslim, Pati setelah mengikuti
pembelajaran menulis teks anekdot dengan model problem based
learning menggunakan media pembelajaran gambar animasi karikatur
mengalami perubahan ke arah positif. Perubahan tingkah laku siswa
ini dapat dibuktikan dengan data nontes. Data nontes tersebut antara
lain berupa observasi, catatan harian siswa, dan catatan harian guru.
Berdasarkan hasil data nontes pada siklus I, masih tampak perilaku
7. 7
negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus II tingkah
laku negatif siswa semakin berkurang dan tingkah laku positif siswa
semakin bertambah.
SARAN
Atas dasar simpulan dari penelitian di atas, maka saran yang dapat peneliti
sampaikan adalah sebagai berikut.
a. Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia hendaknya
menggunakan model problem based learning saat mengajar. Model
problem based learning membuat suasana kelas menjadi lebih hidup
dan memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. Hal ini
dikarenakan, dengan model problem based learning menuntut siswa
untuk berpikir kritis.
b. Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia hendaknya dapat
menggunkan media pembelajaran gambar animasi karikatur sebagai
salah satu alternatif media pembelajaran. Media pembelajaran tersebut
membuat siswa lebih mudah dalam mengembangkan ide dan
menuangkannya dalam bentuk tulisan.
c. Siswa hendaknya dapat menerapkan model problem based learning
menggunakan media pembelajaran gambar animasi karikatur dalam
pembelajaran keterampilan menulis selanjutnya. Dengan penerapan
model dan penggunaan media pembelajaran tersebut sangat
membantu siswa dalam memahami materi, membuat pembelajaran
lebih menyenangkan, dan membantu siswa menuangkan ide yang
dimilikinya. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi siswa untuk
memanfaatkan model problem based learning menggunakan media
pembelajaran gambar animasi karikatur untuk pelajaran yang lain.
d. Para peneliti yang menekuni bidang penelitian bahasa dan sastra
Indonesia kiranya dapat melakukan penelitian pengembangan yang
lebih lanjut mengenai keterampilan menulis teks anekdot. Upaya-
upaya peningkatan keterampilan siswa, khususnya keterampilan
menulis, diharapkan dapat membantu guru untuk memecahkan
8. 8
masalah dan hambatan yang sering kali muncul dalam proses
pembelajaran bahasa di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa. Jakarta:
Erlangga.
----------------------------------. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata pelajaran Bahasa
Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah If’tidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
http://jendelainformasi15.blogspot.com/2015/10/model-pembelajaran-problem
based.html
https://salamadian.com/pengertian-media-pembelajaran/
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
Purwo, Bambang K. 1991. Bulir-bulir Sastra dan Bahasa. Yogyakarta: Kanisius.
Semi, Atar M. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rumah Indonesia.
Sujanto. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata
Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: P2LPTK.
Suriamihardja, Agus, Akhlan Husen, Nunuy Nurjanah. 1996/ 1997. Petunjuk
Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Syafi’i, Imam. 1996. Terampil Berbahasa Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
-----------------------------. 1982. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
----------------------------. 1993. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Wagiran dan Doyin. 2005. Curah Gagasan Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Rumah Indonesia.