Wawancara melalui angket yang diberikan pada peserta didik menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa dengan materi Kepahlawanan belum maksimal. Akibatnya, peserta didik beranggapan bahwa Bahasa Jawa susah dipahami dan tentu saja berdampak pada menurunnya hasil belajar. Berdasarkan fakta tersebut, penelitian tindakan kelas dilaksanakan guna meningkatkan hasil belajar melalui penggunaan media wayang pahlawan nasional. Instrumen yang digunakan adalah penyebaran angket observasi dan tes tulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media wayang pahlawan nasional dapat menumbuhkan motivasi dan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini tampak dari adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar sebesar 7,81% dan rerata hasil belajar siswa sebesar 14,37. Sebanyak 25 peserta didik tuntas pada siklus I dengan rerata 76,25 sedangkan pada siklus II sebanyak 29 peserta didik tuntas dengan rerata 84,06.
Similar to PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA JAWA MATERI TOKOH IDOLA PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 JOMBANG
Similar to PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA JAWA MATERI TOKOH IDOLA PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 JOMBANG (20)
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA JAWA MATERI TOKOH IDOLA PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 JOMBANG
1. PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA JAWA
MATERI TOKOH IDOLA PADA SISWA KELAS VII B
SMP NEGERI 1 JOMBANG
Dian Yunitasari, S.Pd,M.Pd
SMPN 1 Jombang, Jln.Patimura no 63 Jombang
dianjagaditha43@yahoo.com
Abstrak : Wawancara melalui angket yang diberikan pada peserta didik
menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa dengan materi
Kepahlawanan belum maksimal. Akibatnya, peserta didik beranggapan
bahwa Bahasa Jawa susah dipahami dan tentu saja berdampak pada
menurunnya hasil belajar. Berdasarkan fakta tersebut, penelitian tindakan
kelas dilaksanakan guna meningkatkan hasil belajar melalui penggunaan
media wayang pahlawan nasional. Instrumen yang digunakan adalah
penyebaran angket observasi dan tes tulis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan media wayang pahlawan nasional dapat menumbuhkan
motivasi dan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini
tampak dari adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar sebesar 7,81% dan
rerata hasil belajar siswa sebesar 14,37. Sebanyak 25 peserta didik tuntas
pada siklus I dengan rerata 76,25 sedangkan pada siklus II sebanyak 29
peserta didik tuntas dengan rerata 84,06.
Kata kunci: Media wayang, pembelajaran Bahasa Jawa, hasil belajar
Abstract: Questionnaire given to students showed that Javanese learning
and teaching with Heroism material was not optimal. As a result, students
assume that Javanese is difficult to understand and of course has an impact
on decreasing learning outcomes. Based on these facts, classroom action
research is carried out to improve learning outcomes through the use of
national hero puppet media. The instruments used were the distribution of
observation questionnaires and written tests. The results showed that the use
of national hero puppet media can boost motivation and be able to improve
student learning outcomes. Students’ mastery learning outcomes increased
7.81% while the students’ avarage score increased 14.37 points. 25 students
completed in cycle 1 with an average of 76.25 while in cycle 2 29 students
completed with a mean of 84.06.
Keywords: puppet media, Javanese learning and teaching, learning result
Pembelajaran pada bab materi
tokoh idola dan kepahlawanan kurang
menarik bagi peserta didik bahkan
kalangan pendidik sendiri. Predikat
tersebut akan terus melekat bila guru
melaksanakan pembelajaran hanya biasa-
biasa saja tanpa adanya upaya untuk
inovasi. Pembelajaran hanya disajikan
dengan dibaca saja, guru hanya
berceramah peserta didik mendengarkan,
sehingga berakibat pembelajaran menjadi
membosankan. Padahal pembelajaran
Bahasa Jawa sangat penting artinya bagi
generasi penerus bangsa. Dengan muatan
nilai-nilai nasionalisme, Bahasa Jawa
berperan sebagai pembentuk karakter
bangsa. Mengingat begitu pentingnya
peranan ini, maka perlu disajikan dalam
bentuk pembelajaran yang menyenang-
kan.
Pembelajaran Bahasa Jawa di
kelas VII B SMP Negeri 1 Jombang
belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh
beberapa alasan. Pertama, jam
pembelajaran Bahasa Jawa berlangsung
pada siang hari setelah istirahat ke-2.
2. Tidak sedikit peserta didik yang terlihat
sudah lelah. Hal ini diperparah dengan
kurangnya penggunaan media
pembelajaran yang mampu menarik
perhatian peserta didik. Penyajian materi
dengan metode ceramah membuat peserta
didik bosan sehingga sulit memperoleh
gambaran kronologis peristiwa
kepahlawanan tokoh pahlawan nasional
tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut,
penulis mengembangkan media
pembelajaran yang disebut Media Tokoh
Wayang untuk materi tokoh idola dan
kepahlawanan. Media ini sering
digunakan pada acara tertentu. Penulis
mengembangkannya dan mempraktekkan
langsung di kelas guna meningkatkan
minat belajar peserta didik sehingga
mampu meningkatkan prestasi belajar.
Pemilihan Media Wayang
pahlawan nasional merupakan pilihan
yang tepat untuk menggambarkan
kronologis peristiwa di Indonesia pada
materi kepahlawanan. Peserta didik
tentunya tidak akan bosan melihat tokoh
wayang dengan peran pahlawan nasional.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah ‘Bagaimana meningkatkan minat
belajar Bahasa Jawa materi Tokoh Idola
dengan Media Wayang Pahlawan
Nasional pada peserta didik kelas VII B
tahun pelajaran 2019/2020 SMP Negeri 1
Jombang? Bagaimana meningkatkan
hasil belajar Bahasa Jawa materi tokoh
idola dengan Media Wayang Pahlawan
Nasional pada peserta didik kelas VII B
tahun pelajaran 2019/2020 SMP Negeri 1
Jombang?’
Jika dikaitkan dengan kegiatan
belajar, maka minat belajar merupakan
suatu pemusatan perhatian yang tidak
disengaja yang terlahir dengan penuh
kemauannya untuk melakukan kegiatan
belajar. (Burhanudin, 2006:13) Oleh
karena itu dalam belajar diperlukan suatu
pemusatan perhatian agar apa yang
dipelajari dapat dipahami.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa minat belajar adalah
suatu rasa lebih suka, rasa tertarik untuk
melakukan suatu aktifitas belajar tanpa
ada yang menyuruh, kecenderungan tetap
untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan yang telah dilakukan.
Hasil belajar merupakan perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari proses
belajar. (Surya Dharma, 2008:4) Hasil
belajar adalah kemampuan aktual yang
diukur secara langsung. Hasil
pengukuran belajar inilah akhirnya akan
mengetahui seberapa jauh tujuan
pendidikan dan pengajaran yang telah
dicapai sedangkan hasil belajar peserta
didik menurut Nana Sudjana (2002:111)
adalah sebagai akibat dari proses belajar
yang dilakukan oleh peserta didik, harus
semakin tinggi hasil belajar yang
diperoleh peserta didik dan disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajarnya begitu
juga hasil belajar yang digunakan guru
untuk dijadikan ukuran atau kriteria
dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.
Pengertian media pembelajaran
adalah segala jenis sarana pembelajaran
yang digunakan sebagai perantara dalam
proses belajar mengajar baik di dalam
kelas maupun di luar kelas dalam rangka
untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi guna mencapai tujuan seperti
dalam buku Nana Sudjana dan Ahmad
Rivai. 2002. Media Wayang adalah alat
bantu pembelajaran yang digunakan
untuk memerankan pahlawan nasional
dengan mendialogkan wayang-wayang
dengan tokoh pahlawan nasional.
Wayang tersebut berupa seperangkat
bentuk wayang dari stereofom.
METODE
Penelitian menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri
dari 2 siklus. Masing-masing siklus
meliputi perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting).
Subyek penelitian dilaksanakan di kelas
VII B SMP Negeri 1 Jombang, 32
peserta, semester 1 tahun pelajaran
3. 2019/2020. Teknik pengumpulan data
meliputi teknik tertulis atau tes dan
teknik non tes. Teknik non tes melalui
pengamatan atau observasi yang
dilakukan kolaborator tentang keaktifan
peserta didik dan angket pengaruh
tindakan terhadap mata pelajaran bahasa
jawa. Validasi diperlukan agar data yang
diperoleh benar-benar valid
menggunakan mean score.
Dalam karya ilmiah ini data terdiri
dari data kualitatif dan kuantitatif.
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik diskriptik analitik.
Data kualitatif dideskripsikan dan
ditransformasi secara kuantitatif dengan
menentukan persentase masing-masing
amatan. Sedangkan data kuantitatif hasil
belajar ditabulasi dan dihitung
ketuntasannya pada masing-maing siklus.
HASIL
Siklus 1
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel
1 dan 2 aktivitas peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran rata- rata
mencapai rata- rata 72,66 dan hasil tes
evaluasi pada siklus I diperoleh rata-rata
sebesar 76,25.
Tabel 1.Aktivitas Peserta didik terhadap pembelajaran Bahasa Jawa Materi Kepahlawanan
Siklus I
No Aspek
Jumlah Peserta didik
Ya / % Tidak /%
1 Memperhatikan penjelasan guru 23/71,88 9/28,12
2 Peserta didik tertarik terhadap kegiatan menggunakan
media wayang pahlawan nasional
26/81,25 6/ 18,75
3 Peserta didik tertarik berdialog dengan bahasa jawa 20/62,5 12/37,5
4 Respons peserta didik terhadap tugas 24/75 8/ 25
Rata-rata 72,66
Tabel 2. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
No Indikator Jumlah peserta
didik
Prosentase
1 Tuntas 25 78,13
2 Belum Tuntas 7 21,87
Rata-rata 76,25
Siklus 2
Secara umum aktivitas peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran
pada siklus II sudah tergolong baik,
terbukti dari hasil pengamatan rata-rata
aktivitas peserta didik sebesar 87,5
dengan ketuntasan hasil belajar sebanyak
29 peserta didik dan rata-ratanya adalah
84,06.
Tabel 3.Tabel Aktivitas Peserta didik terhadap pembelajaran Bahasa Jawa Materi Kepahlawanan
Nasional Siklus II
No Aspek
Jumlah Peserta didik
Ya / % Tidak /%
1 Memperhatikan penjelasan guru 27/84,37 5/15,63
2 Peserta didik tertarik terhadap kegiatan menggunakan
media wayang pahlawan nasional
29/90,63 3/9,37
3 Peserta didik tertarik berdialog dengan Bahasa Jawa 26/81,25 6/18,75
4 Respons peserta didik terhadap tugas 30/93,75 2/ 6,25
Rata-rata 87,5
Tabel 4. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
No Indikator Jumlah peserta
didik
Prosentase
1 Tuntas 29 90,63
2 Belum Tuntas 3 9,37
Rata-rata 84,06
4. PEMBAHASAN
Deskripsi aktivitas belajar siklus I
rata-rata nya 72,66 siklus II 87,5
menunjukkan adanya peningkatan
sebesar 14,84 dari kondisi sebelumnya.
Hasil belajar siklus I rata-ratanya 76,25
siklus II 84,06 menunjukkan ada
peningkatan sebesar 7,81 dari kondisi
siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan Media Wayang Pahlawan
Nasional mampu meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar materi kepahlawanan.
Melihat hasil diatas metode belajar dan
kesulitan belajar dapat digunakan sesuai
pendapat Oemar Hamalik.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan hasil penelitian dapat
dikemukakan beberapa simpulan berikut:
1. Dari analisis hasil penelitian yang
penulis lakukan dapat dilihat bahwa
secara klasikal aktivitas belajar
peserta didik terhadap pelajaran
Bahasa Jawa materi kepahlawanan
mengalami peningkatan. Pada
kondisi awal aktivitas peserta didik
kurang terhadap pelajaran Bahasa
Jawa, namun setelah digunakan
Media Wayang Pahlawan Nasional
pada siklus I dan pada siklus II
aktivitas peserta didik meningkat.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan Media Wayang
Pahlawan Nasional mampu
meningkatkan hasil belajar pada
peserta didik kelas VII B tahun
pelajaran 2019/2020 SMP Negeri 1
Jombang.
2. Hasil prestasi belajar peserta didik
menunjukkan bahwa pada siklus I
sejumlah 25 peserta didik tuntas
dengan persentase ketuntasan belajar
sebesar 78,12 dan rata-rata 76,25.
Pada siklus II sebanyak 29 peserta
didik tuntas dengan persentase
ketuntasan belajar sebesar 90,62 dan
rata-rata 84,06. Hal ini menunjukkan
adanya kenaikan sebesar 7,81.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan Media Wayang
Pahlawan Nasional mampu
meningkatkan hasil belajar Bahasa
Jawa materi kepahlawanan pada
peserta didik kelas VII B tahun
pelajaran 2019/2020 SMP Negeri 1
Jombang.
Untuk menghilangkan anggapan bahwa
pembelajaran Bahasa Jawa dengan tema
Pahlawan Nasional membosankan, maka
dengan segala kerendahan hati, penulis
menyarankan kepada guru-guru selalu
melakukan inovasi agar pembelajaran di
kelas menjadi lebih menyenangkan
DAFTAR RUJUKAN
Ahzar Arsyad. 2002, Media Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Basuki Wibawa. 2001. Media
Pengajaran. Jakarta: Depdikbud
Burhanudin. 2006. Meningkatkan Minat
Belajar Peserta didik. Salatiga:
Saudara.
Gulo. W, 2002, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta : PT Gramedia.
Henyat Sutopo.1983. Psikologi Keunikan
Intelegensi Manusia, Surakarta:
Usaha Nasional.
http://id. wikipedia.org/wiki
http://id.wikipwdia.org/wiki/dokumen.pa
hlawan nasonal
http://www.talkorigins.org/faqs/origin.ht
ml
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002.
Media Pembelajaran Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Oemar Hamalik. 1989. Metode Belajar
dan Kesulitan Belajar. Bandung :
Tarsito
5. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Surya Dharma, 2008. Penilaian Hasil
Belajar. Jakarta: Depdiknas.
Winkel WS. 1996. Psikologi Pengajaran.
Jakarta : Grasindo
Wahab, A. & Lestari, L.A. 1999. Menulis
Karya Ilmiah. Surabaya: Airlangga
University Press.