2. KELOMPOK 4
1. MELANIE DEWITA SARI (D1A021207)
2. MUHAMAD DITO (D1A021216)
3. MUHAMMAD ALGHIFARI (D1A021217)
4. MUHAMMAD ASY’ARYA SUNI (D1A021219)
5. MUZAMMIL UZAMI (D1A021233)
6. NABILA KARYANTI (D1A021234)
3. A.Konsep dan Urgensi Paradigma dalam menghadapi kehidupan
modern, serta menelusuri kehidupan Nabi sebagai role model
Secara etimologis kata paradiqma dari bahasa Yunani yang asal katanya adalah para dan
digma. Para mengandung arti di samping, di sebelah, dan keadaan lingkungan. Sedangkan
digma berarti sudut pandang, teladan, arketif, dan ideal. Dapat dikatakan bahwa paradigma
adalah cara pandang, cara berpikir, tentang suatu realitas. Adapun secara terminologis
paradigma adalah cara berpikir berdasarkan pandangan yang enyeluruh dan konseptual
terhadap suatu realitas atau suatu permasalahan dengan menggunakan teori-teori ilmiah
yang sudah beku, eksperimen, dan metode keilmuwan yang bisa dipercaya. Dengan
demikian, Pradigma Qurani adalah cara pandang dan cara berpikir tentang suatu realitas
atau suatu permasalahan berdasarkan Al-Quran.
4. Mengapa Al-Quran dijadikan paradigma?
Semua orang menyatakan bahwa ada suatu keyakinan dalam hati orang-orang beriman, Al-Quran
mengandung gagasan yang sempurna mengenai kehidupan, Al-Quran mengandung suatu gagasan
murni yang bersifat metahistoris.
Pengembangan eksperimen-eksperimen ilmu pengetahuan berdasarkan paradigma Al-Quran jelas
akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan umat manusia. Kegiatan itu mungkin akan menjadi
rambahan baru bagi munculnya ilmu-ilmu pengetahuan alternatif. Premis-premis normatif Al-
Quran dapat dirumuskan menjadi teori-teori empiris dan rasional.
Struktur transdental Al-Quran adalah sebuah ide normatif filosofis yang dapat dirumuskan menjadi
paradigma teoritis. Paradigma Qurani akan memberikan kerangka bagi pertumbuhan ilmu
pengetahuan empiris dan ilmu pengetahuan rasional yang orisinal, dalam arti sesuai dengan
kebutuhan paragmatis masyarakat islam yaitu, untuk mengaktualisasikan misinya sebagai khalifah
di muka bumi.
5. B.Alasan Paradigma Qurani dan teladan Nabi penting
dijadikan pedoman dalam kehidupan modern
Al-Quran bagi umat Islam adalah sumber primer dalam segala segi
kehidupan. Al-Quran adalah sumber ajaran teologi, hukum, mistisisme,
pemikiran, pembaharuan, pendidikan, akhlak dan aspek-aspek lainnya.
Tolak ukur benar / salah, baik / buruk, dan indah / jelek. Jika mencari
sumber lain dalam menentukan hal-hal tersebut, maka seseorang diangap
tidak konsisten dalam berislam, suatu sikap hipokrit yang dalam
pandangan Al-Quran termasuk sikap tidak terpuji.
6. 1. meluruskan akidah Manusia
2. meneguhkan kemuliaan manusia dan hak-hak asasi manusia,
3. mengarahkan manusia untuk beribadah secara baik dan benar kepada Allah,
4. mengajak manusia untuk menyucikan rohani,
5. membangun rumah tangga yang sakinah dan menempatkan posisi terhormat bagi
perempuan,
6. membangun umat menjadi saksi atas kemanusiaan,
7. mengajak manusia agar saling menolong.
Pertanyaannya, untuk apa Al-Quran diturunkan? Apa tujuan Al-Quran diturunkan? Yusuf
al-Qardhawi menjelaskan bahwa tujuan diturunkan Al-Quran paling tidak, ada tujuh
macam, yaitu:
7. C.Sumber historis, sosiologis, teologis, dan filosofis
tentang Al-Quran, sunnah nabi, dan itjihad permasalahan
dunia modern.
1. Sumber historis Al-Quran
Al-quran adalah Sumber historis/sejarah yang paling utama bagi umat muslim. Al-quran
melihat masa kini, masa depan, dan masa lalu. Artinya, selain bertujuan untuk
mendiagnosis masa kini dan memberikan jawaban untuk itu, Al-Quran juga membuka
jalan untuk masa depan, sekaligus dalam ukuran yang sama untuk memperbaiki masa
lalu. Hal ini terjadi karena prinsip bahwa seseorang harus mengetahui masa lalunya untuk
memahami masa kini dan untuk dapat membangun masa depannya. Al-Qur’an tidak
hanya berbicara tentang beberapa peristiwa kritis sejarah umat manusia, tetapi juga
tentang sejarah kehidupan secara umum, dan bahkan tentang beberapa aspek sejarah alam
semesta. Itu bermaksud untuk memberikan manusia kerangka spiritual dan intelektual
yang lengkap. Kita tahu itu yang dapat memberikan pijakan yang kokoh bagi manusia
untuk menghadapi masa kini dan dengan percaya diri merenda masa depan.
8. Ilmu sosial yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran mengajarkan nilai-nilai
humanisme yang tinggi, HAM, kesetaraan, kebebasan, dan akhlak yang baik
antarsesama. Semua ini adalah anugerah Tuhan, upaya untuk membumikan Al-
Quran dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai sumber pertama dalam Islam,
sudah pasti menjadi perhatian sepanjang zaman. Maka memahami Al-Quran
dengan kontekstualisasi realitas kehidupan saat ini merupakan sesuatu yang
niscaya bagi kemajuan Islam.
2.Sumber Sosiologis Al-Quran
9. Alquran adalah sentral bagi perkembangan filsafat Islam. Yusuf Musa bahkan dalam
Alquran wa Al-falsafah, bahkan memandang alquran faktor utama sesudah persentuhan
kaum muslimin dengan karya-karya Yunani, yang menyebabkan perkembangan yang
semarak dalam filsafat Islam. Kita bisa melihat peran alquran dalam perkembangan filsafat
islam dalam beberapa segi.
Pertama, istilah lain filsafat islam yaitu Al-hikmah diambil dari Alquran (QS. Al-
Baqarah/2: 269 dan QS. Ali Imran/3:48) dan hadist, sebagaimana dikemukakan
sebelumnya.
Kedua, Alquran mendorong manusia untuk menggunakan pemikiran akal dengan intensif
dalam memahami agama dengan ungkapan seperti Afala Ta’qilun, Afala Tataddabarun,
dan Afala Yatadabbarun.
3. Sumber Filosofis Al-Quran
10. Seiring dengan majunya peradaban umat Islam dan berakhirnya generasi terbaik dari
umat ini yaitu sekitar abad 3 Hijriah, maka muncullah berbagai pemahaman dan
penafsiran terhadap Alquran. Secara tidak langsung peristiwa terbunuhnya Khalifah
Usman Ibnu Affan pada tahun 34 Hijriah/654 Masehi, yang kemudian digantikan oleh
Khalifah Ali Ibnu Abitalib, menurut Hanafi peristiwa tersebut menjadi permulaan
perpecahan umat Islam dan sangat berpengaruh terhadap pemahaman teologi mereka.
Selain itu juga faktor persoalan-persoalan di lapangan politik yang terjadi pada akhir
pemerintahan Ali Ibn Abitalib ikut memicu lahirnya persoalan-persoalan teologi.
Alquran menyebutkan bahwa Rasulullah SAW beriman kepada apa yang ditutrunkan
(diwahyukan) Allah kepadanya, demikian juga orang-orang beriman; masing-masing
beriman pada, para malaikatnya, rasul-rasulnya, dan hari kebangkitan.
4. Sumber Teologis Al-Quran
11. Sunnah nabi merupakan merupakan penguat dan penjelas dari berbagai
persoalan baik yang ada di dalam Al-quran maupun yang dihadapi dalam
persoalan kehidupan kaum muslim yang disampaikan dan dipraktikkan Nabi
Muhammad SAW. yang dapat dijadikan landasan untuk mengembangkan
Paradigma qurani. Kedudukan sunnah nabi dalam kehidupan dan pemikiran
Islam sangat penting, karena disamping memperkuat dan memperjelas berbagai
persoalan dalam Al-quran juga memberikan dasar pemikiran yang lebih konkret
mengenai penerapan berbagai aktivitas yang mesti dikembangkan dalam
kerangka hidup dan kehidupan umat Islam.
4. Sunnah Nabi sebagai basis pengembangan Paradigma qurani
12. Aktifitas menafsirkan alquran dengan ijtihad ra’yu (rasional) sudah ditradisikan sejak
zaman nabi Muhammad SAW, dan itu dilakukan oleh istri beliau sendiri yaitu Aisyah
r.a yang banyak ,menafsirkan masalah-masalah penting dalam agama. Dan nabi
sendiri dalam satu kesempatan merekomendasikan sahabat Muad Ibn Jabbal untuk
melakukan ijtihad dengan ra’yu (akal), dalam meutuskan permasalahan umat, apabila
dia tidak mendapatkan jawabannya itu dalam alquran dan sunnah.
5. Ijtihad sebagai Basis pengembangan Paradigma Quranik
13. D.Membangun Argumen Tentang Paradigma Qurani dan
Urgensinya Dalam Menghadapi Permasalahan Modern
Pahami kembali pendapat yang pernah disampaikan oleh Sakib Arselan dalam bukunya, terdapat
kata “mengapa umat Islam mundur sedangkan non-Islam maju?”. Penulis buku itu menyimpulkan
bahwa umat Islam mundur karena mereka meninggalkan ajarannya, sedangkan non-Islam maju
justru karena mereka meninggalkan ajarannya.
Sejalan dengan pemikiran Arselan tersebut, para pembaharu sepakat bahwa untuk kemajuan Islam,
umat Islam harus berkomitmen terhadap ajarannya, mustahil mereka dapat maju kalau mereka
meninggalkan ajarannya. Adapun ajaran yang dimaksud adalah ajaran murni al-Islam.
Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran dan sunah bukan ajaran-ajaran yang bersumber dari
budaya selain Al-Quran dan Sunah.
14. Mengapa umat Islam untuk dapat maju tidak perlu mengambil jalan sekularisasi?
Karena ajaran Islam yang sumbernya Al-Quran dan hadis bersifat syumul artinya
mencakup segala aspek kehidupan. Kedua, ajaran Islam bersifat rasional, artinya
sejalan dengan nalar manusia sehingga tidak bertentangan dengan Iptek. Ketiga,
ajaran Islam berkarakter tadarruj artinya bertahap dalam wurūd dan implementasinya.
Perlu juga ditambahkan adanya faktor persesuaian antara akal dan wahyu. Kebenaran
wahyu adalah absolut. Argumen akal tentang kebenaran wahyu tidak memberikan
pengaruh sedikit pun terhadap kebenaran itu.
15. Kemajuan yang dicapai dengan keberhasilan pengembangan Iptek tentu akan
membawa perubahan yang sangat dahsyat. Revolusi kebudayaan terjadi karena Iptek
telah mengantarkan manusia kepada kemajuan yang luar biasa. Kemajuan melahirkan
kehidupan modern dan kemodernan menjadi ciri khas masyarakat maju dewasa ini.
Bagi umat Islam kemodernan tetap harus dikembangkan di atas paradigma Al-Quran.
Kita maju bersama Al-Quran, tidak ada kemajuan tanpa AlQuran. Al-Quran bukan
hanya sebagai sumber inspirasi, tetapi ia adalah landasan, pedoman paradigma dan
guide dalam mengarahkan kemodernan agar dapat menyejahterakan manusia dunia
dan akhirat.
Apa arti kemodernan kalau tidak membawa kesejahteraan? Apa arti kemajuan Iptek
kalau manusia tidak makrifat kepada Allah? Imam Junaid al-Bagdadi menyatakan,
“Meskipun orang tahu segala sesuatu tetapi jika dia tidak mengenal Allah sebagai
Tuhannya, maka identik dengan tidak tahu sama sekali”. Junaid ingin menyatakan
bahwa landasan Iptek adalah ma‟rifatullāh, dan Al-Quran adalah paradigma untuk
pengembangan Iptek.