SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Oleh:
Annisa Novitasari (2215143389)
Edho Akbar Febriansyah (2215140324)
Lioni Nuriza (2215143388)
Verina Adita Zahra (2215143390)
 Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang lebih
menekankan pada tingkah laku manusia.
 Teori behavioristik merupakan teori yang memacu kepada
tingkah laku siswa sebagai akibat dari adanya interaksi siswa
atau pelajar antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya
 Input -> Stimulus
 Output -> Respon
 Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar,
sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
 Contoh:
 Seorang guru yang mengajar menggunakan teori
behavioristik, seorang anak belum dapat berhitung
perkalian. Walaupun ia sudah berusaha giat dan
gurunya pun telah mengajarkannya dengan tekun,
tetapi bila anak tersebut belum memperaktekkan
perhitungan perkalian, maka anak tersebut belum
bisa dianggap belajar, karena ia belum bisa
menunjukkan perubahan perilaku sebagai hasil
belajar.
 Dari contoh diatas, stimulus adalah apa saja yang
diberikan oleh guru kepada siswa. Misalnya, daftar
perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-cara
tertentu untuk membantu belajar siswa. Sedangkan
respons adalah reaksi atau tanggapan siswa atau pelajar
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
 Teori behavioristik memiliki beberapa tokoh yang menganut
aliran tersebut, diantaranya adalah, Thorndike, Watson, Clark
Hull, Edwin Guthrie, Ivan Pavlov, dan Skinner. Teori-teori yang
termasuk ke dalam kelompok behavioristik diantaranya:
 Connectionism (koneksionisme) dengan tokohnya Thorndike.
 Classical conditioning, dengan tokohnya Pavlov.
 Operant conditioning, yang dikembangkan oleh Skinner.
 Systematic behavior, yang dikembangkan oleh Clark Hull.
 Contiguous conditioning, yang dikembangkan oleh Guthrie.
 Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-
hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan
respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika
belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan/tindakan.
 Thorndike dalam eksperimennya menggunakan kucing sebagai
hewan percobaan.
 “Trial and error” atau “selecting and connecting”
 Thorndike mengemukakan bahwa terdapat tiga hukum belajar
yang utama, yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan; (3)
hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini
menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat
respon.
 Law of Effect (hukum akibat).
 Hukum ini menunjukkan kepada kuat dan lemahnya hubungan stimulus
dan respons, tergantung kepada akibat yang ditimbulkannya. Begitu pula
dengan belajar, belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan
mendapatkan nilai atau hasil yang baik.
 Law of Exercise (hukum latihan).
 Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan
stimulus dan respons. Hubungan atau koneksi antara kondisi dengan
tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan dan koneksi-koneksi itu
akan menjadi lemah karena latihan tidak dilanjutkan atau dihentikan.
Jadi, belajar akan berhasil apabila banyak latihan atau ulangan.
 Law of Readiness (hukum kesiapan).
 Menurut hukum ini, hubungan antara stimulus dan respons akan mudah
terbentuk manakala ada kesiapan dalam diri individu, dan belajar akan
berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan
tersebut.
 Selanjutnya Thorndike juga menambahkan beberapa hukum tambahan, yaitu:
 Hukum Reaksi Bervariasi (Multiple Responses)
 Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh proses trial dan error yang menunjukkan
adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.
 Hukum Sikap (Set/Attitude)
 Hukum ini menjelaskan bahwa perilaku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan
stimulus dan respon saja, tetapi juga ditentukan oleh keadaan yang ada dalam diri individu baik
kognitif, emosi, sosial, maupun psikomotornya.
 Hukum Aktifitas Berat Sebelah (Prepotency of Element)
 Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon pada stimulus
tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi (respon selektif).
 Hukum Respon by Analogy
 Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam melakukan respon pada situasi yang belum pernah
dialami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah dialami
dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsur-unsur yang
telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak unsur yang sama maka transfer akan semakin mudah.
 Hukum Perpindahan Asosiasi (Associative Shifting)
 Hukum ini mengatakan bahwa proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum dikenal
dilakukan secara bertahap dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit unsur baru dan membuang
sedikit demi sedikit unsur lama.
 Ivan Pavlov menghasilkan teori belajar yang disebut “classical
condition” atau “stimulus subtitution”. Teori penguatan atau
“reinforcement” merupakan pengembangan lebih lanjut dari
teori koneksionisme. Kalau pada pengkondisian (conditioning)
yang diberi kondisi adalah perangsangnya (stimulus), maka pada
teori penguatan yang dikondisi atau diperkuat adalah responnya.
 Pavlov dalam eksperimennya menggunakan anjing sebagai hewan
percobaan.
 Makanan (UCS) – Air liur (UCR)
 Bunyi Bel (UCS) – Gerak telinga (UCR)
 Makanan dan bunyi bel (CS) – Air liur (CR)
 Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya
latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar
hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi
dihiraukan.
 Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang
terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang
kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah
sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh
sebelumnya.
 Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak
sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan
akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan
mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang
diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi.
 Reinforcement
 Reinforcement Primer
Reinforcement primer memuaskan kebutuhan- kebutuhan dasar manusia,
misalnya: makanan, air, keamanan, kemesraan, dan seks.
 Reinforcement Sekunder
penguatan yang memperoleh nilainya setelah diasosiasikan dengan
reinforcement primer atau reinforcement sekunder lainnya yang sudah
mantap.
 Misalnya, uang baru mempunyai nilai bagi seorang anak bila ia mengetahui
bahwa uang itu dapat dipergunakannya untuk membeli makanan. Angka-
angka dalam rapor baru mempunyai nilai bagi siswa bila orang tuanya
memberikan perhatian dan penilaian, dan pujian orang tua mempunyai
nilai sebab pujian itu terasosiasi dengan kasih sayang, kemesraan, dan
reinforcement lainnya.
 Ada tiga kategori dasar reinforcement sekunder, yaitu sosial (seperti
pujian, senyuman, atau perhatian), aktivitas (seperti pemberian mainan,
permainan, atau kegiatan-kegiatan yang menyenangkan), dan simbolik
(seperti uang, angka, bintang, atau points yang dapat ditukarkan untuk
reinforcement lainnya).
 Reinforcement dibagi lagi menjadi dua, yaitu Positive dan Negative.
 Reinforcement Negative merupakan penguatan untuk memperkuat
perilaku atau respon sebagai suatu sikap pelarian dari situasi yang
dianggap tidak menyenangkan.
 Misalnya, seorang guru dapat membebaskan para siswa dari pekerjaan
rumah, jika mereka berbuat baik dalam kelas. Jika pekerjaan rumah
dianggap suatu tugas yang kurang menyenangkan, maka bebas dari
pekerjaan rumah ini merupakan reinforcement. Reinforcement yang
berupa pelarian dari situasi-situasi yang tidak menyenangkan disebut
reinforement nagatif.
 Konsekuensi-konsekuensi yang tidak memperkuat perilaku disebut
hukuman. Patut diperhatikan perbedaan antara reinforcement negatif
( memeperkuat perilaku yang diinginkan dengan menghilangkan
konsekuensi yang tidak menyenangkan) dan hukuman, yang bertujuan
mengurangi perilaku dengan menghadapkan konsekuensi konsekuensi
yang tidak menyenangkan.
 Para teoriwan perilaku berbeda pendapat mengenai hukuman ini. Ada
yang berpendapat, bahwa efek hukuman itu hanya temporer, bahwa
hukuman menimbulkan sifat menentang atau agresi. Ada pula
teoriwan-teoriwan yang tidak setuju dengan pemberian hukuman.
Tetapi, termasuk mereka yang menggunakan hukuman ini, pada
umumnya mereka setuju bahwa hukuman itu hendaknya digunakan
bila reinforcement telah dicoba dan gagal, dan bahwa hukuman
diberikan dalam bentuk selunak mungkin, dan hukuman hendaknya
selalu digunakan sebagai bagian dari suatu perencanaan yang teliti,
tidak dilakukan karena frustasi.
 Beberapa prinsip Skinner dalam belajar, yaitu:
 Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa
jika salah dibetulkan jika benar diberi penguat.
 Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul.
 Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan
aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk itu
lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.
 Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah
dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya
jadwal variable ratio reinforcer.
 Dalam pembelajaran digunakan shapping.
 Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara
stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar.
Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles
Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi
tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar
organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull
mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan
kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan
menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia,
sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun
hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis,
walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud
macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam
teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis
 Guthrie mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan
dengan kebutuhan atau pemenuhan biologis sebagaimana yang
dijelaskan oleh Clark Hull. Guthrie menjelaskan bahwa hubungan
antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh
sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin
diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat
lebih tetap.
 Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran. Hukuman yang diberikan
pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan perilaku
manusia. Namun setelah Skinner mengemukakan dan mempopulerkan
akan pentingnya penguatan (reinforcement) dalam teori belajarnya,
maka hukuman tidak lagi dipentingkan dalam belajar.
 Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi
atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil
belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R
(Stimulus dan Respons) psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan
oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.
 Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pelajar untuk berfikir linier,
konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar
merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pelajar menuju atau
mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi
dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang memengaruhi proses belajar, proses
belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.
 Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak
menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa
yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung
membatasi pelajar untuk berpikir dan berimajinasi.
 Menurut Guthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses
belajar. Namun ada beberapa alasan mengapa Skinner tidak
sependapat dengan Guthrie, yaitu:
 Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat
bersifat sementara;
 Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi
bagian dari jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama;
 Hukuman yang mendorong si terhukum untuk mencari cara lain
(meskipun salah dan buruk) agar ia terbebas dari hukuman.
Dengan kata lain, hukuman dapat mendorong si terhukum
melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk daripada
kesalahan yang diperbuatnya.
 Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat
negatif.
 Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.
 Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang
bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan
telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan,
sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke
orang yang belajar atau pelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak
struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis
dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini
ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pelajar diharapkan
akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan.
Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami
oleh murid.
 Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas
“mimetic”, yang menurut siswa untuk mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau
tes. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian
keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat,
sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku
teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan
kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi
menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar.
 Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila
pelajar menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini
menunjukkan bahwa pelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya.
 Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang
memberikan ruang gerak yang bebas bagi pembelajar untuk berkreasi,
bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem
pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus
dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya
pembelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada
pada diri mereka.
 Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga
pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau
ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai
kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan
dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga
ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar.
Pembelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan
aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar
diri pembelajar.
 Kekurangan
 Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning),
bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan
diukur.
 Mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak
menyenangkan bagi siswa sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi
berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari
murid.
 Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru.
 Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan
apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
 Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik
justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
 Kelebihan
 Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang
diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui stimulasi.
 Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang sederhana sampai pada
yang kompleks.
 Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian- bagian kecil yang ditandai
dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu.
 Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati dan
jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.
 Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan.
 Metode behavioristik ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang
membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur
seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, rafleks, daya tahan dan
sebagainya.
END OF SLIDE

More Related Content

What's hot

Teori behavioristik mardiah
Teori behavioristik mardiahTeori behavioristik mardiah
Teori behavioristik mardiahDiah Japri
 
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseAplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseArisPiligame
 
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaranTeori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaranروحايز حمزه
 
Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar BehavioristikTeori Belajar Behavioristik
Teori Belajar BehavioristikCharis Muhammad
 
Theory of teaching & learning
Theory of teaching & learningTheory of teaching & learning
Theory of teaching & learningnortatar
 
Teori Behavioristik
Teori BehavioristikTeori Behavioristik
Teori BehavioristikNia Islamiah
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikSeta Wicaksana
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikDiah Japri
 
Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1arie anang
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikeHilmawanAan
 
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrie
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray GuthrieAliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrie
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrieddanur
 
Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikkhairil kabe
 
Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar BehavioristikTeori Belajar Behavioristik
Teori Belajar Behavioristiktbpck
 
Teori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranTeori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranIyus Jatikusumah
 

What's hot (20)

Teori behavioristik mardiah
Teori behavioristik mardiahTeori behavioristik mardiah
Teori behavioristik mardiah
 
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseAplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
 
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaranTeori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
 
Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar BehavioristikTeori Belajar Behavioristik
Teori Belajar Behavioristik
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
Theory of teaching & learning
Theory of teaching & learningTheory of teaching & learning
Theory of teaching & learning
 
SKINNER - OPERANT CONDITIONING
SKINNER - OPERANT CONDITIONINGSKINNER - OPERANT CONDITIONING
SKINNER - OPERANT CONDITIONING
 
06. teori behavioristik
06. teori behavioristik06. teori behavioristik
06. teori behavioristik
 
Makalah teori belajar behavioristik
Makalah teori belajar behavioristikMakalah teori belajar behavioristik
Makalah teori belajar behavioristik
 
Teori Behavioristik
Teori BehavioristikTeori Behavioristik
Teori Behavioristik
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi Behavioristik
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristik
 
4 besar-teori-belajar
4 besar-teori-belajar4 besar-teori-belajar
4 besar-teori-belajar
 
Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndike
 
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrie
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray GuthrieAliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrie
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrie
 
Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristik
 
Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar BehavioristikTeori Belajar Behavioristik
Teori Belajar Behavioristik
 
Teori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinnerTeori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinner
 
Teori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranTeori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaran
 

Viewers also liked

4 Psychological Principles to Build Strong Business Relationships
4 Psychological Principles to Build Strong Business Relationships4 Psychological Principles to Build Strong Business Relationships
4 Psychological Principles to Build Strong Business RelationshipsCureo
 
Curiculum vitae
Curiculum vitaeCuriculum vitae
Curiculum vitae38528238
 
9 Tax Breaks Parents Should Know About
9 Tax Breaks Parents Should Know About9 Tax Breaks Parents Should Know About
9 Tax Breaks Parents Should Know AboutTax Assistance Group
 
Animales en via de extinciòn
Animales en via de extinciòn Animales en via de extinciòn
Animales en via de extinciòn julianl12
 
Sicher durch den Winter?
Sicher durch den Winter?Sicher durch den Winter?
Sicher durch den Winter?Julio Tappan
 
Corrosion Investigation of Al2O3 Composites
Corrosion Investigation of Al2O3 CompositesCorrosion Investigation of Al2O3 Composites
Corrosion Investigation of Al2O3 CompositesYalamoori Nitin
 
Machinability of Al2O3 Composites
Machinability of Al2O3 CompositesMachinability of Al2O3 Composites
Machinability of Al2O3 CompositesYalamoori Nitin
 
Sejarah pramuka dunia
Sejarah pramuka duniaSejarah pramuka dunia
Sejarah pramuka duniadijong
 
StackDive: Yesware
StackDive: YeswareStackDive: Yesware
StackDive: YeswareStackDive
 
Contoh notulen atau notulensi
Contoh notulen atau notulensiContoh notulen atau notulensi
Contoh notulen atau notulensidijong
 

Viewers also liked (20)

4 Psychological Principles to Build Strong Business Relationships
4 Psychological Principles to Build Strong Business Relationships4 Psychological Principles to Build Strong Business Relationships
4 Psychological Principles to Build Strong Business Relationships
 
Curiculum vitae
Curiculum vitaeCuriculum vitae
Curiculum vitae
 
Algoritmo secuencial
Algoritmo secuencialAlgoritmo secuencial
Algoritmo secuencial
 
9 Tax Breaks Parents Should Know About
9 Tax Breaks Parents Should Know About9 Tax Breaks Parents Should Know About
9 Tax Breaks Parents Should Know About
 
Holistica
HolisticaHolistica
Holistica
 
Animales en via de extinciòn
Animales en via de extinciòn Animales en via de extinciòn
Animales en via de extinciòn
 
Sicher durch den Winter?
Sicher durch den Winter?Sicher durch den Winter?
Sicher durch den Winter?
 
Corrosion Investigation of Al2O3 Composites
Corrosion Investigation of Al2O3 CompositesCorrosion Investigation of Al2O3 Composites
Corrosion Investigation of Al2O3 Composites
 
O poder da segmentação no sms marketing
O poder da segmentação no sms marketingO poder da segmentação no sms marketing
O poder da segmentação no sms marketing
 
Mapa como llegar a pueblo andaluz
Mapa como llegar a pueblo andaluzMapa como llegar a pueblo andaluz
Mapa como llegar a pueblo andaluz
 
bpa ietalwar
bpa ietalwarbpa ietalwar
bpa ietalwar
 
Purpuras
PurpurasPurpuras
Purpuras
 
Machinability of Al2O3 Composites
Machinability of Al2O3 CompositesMachinability of Al2O3 Composites
Machinability of Al2O3 Composites
 
AAG 2012 NYC
AAG 2012 NYCAAG 2012 NYC
AAG 2012 NYC
 
Corriere+della+Sera
Corriere+della+SeraCorriere+della+Sera
Corriere+della+Sera
 
Sejarah pramuka dunia
Sejarah pramuka duniaSejarah pramuka dunia
Sejarah pramuka dunia
 
Wikipedia
WikipediaWikipedia
Wikipedia
 
Lekts 3
Lekts  3Lekts  3
Lekts 3
 
StackDive: Yesware
StackDive: YeswareStackDive: Yesware
StackDive: Yesware
 
Contoh notulen atau notulensi
Contoh notulen atau notulensiContoh notulen atau notulensi
Contoh notulen atau notulensi
 

Similar to Teori Belajar Behavioristik

PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxPPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxElysabetKristanti1
 
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...-Nining Syafitri
 
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikPsikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikAnita Rahman
 
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristikTeori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristikAtika Aziz
 
teori.docx
teori.docxteori.docx
teori.docxRedySun
 
Pandangan ahli teoris behavioris
Pandangan ahli teoris behaviorisPandangan ahli teoris behavioris
Pandangan ahli teoris behaviorisainaasri
 
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUBEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUzulfi nasirotul
 
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristik
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristikWeek1- 2 b -teori-belajar-behavioristik
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristikjayamartha
 
Week1-2 -teori-belajar-behavioristik
Week1-2 -teori-belajar-behavioristikWeek1-2 -teori-belajar-behavioristik
Week1-2 -teori-belajar-behavioristikjayamartha
 
Week1-2b -teori-belajar-behavioristik
Week1-2b -teori-belajar-behavioristikWeek1-2b -teori-belajar-behavioristik
Week1-2b -teori-belajar-behavioristikjayamartha
 
2 teori-asosiasi-thorndike
2 teori-asosiasi-thorndike2 teori-asosiasi-thorndike
2 teori-asosiasi-thorndikeAtika Zahra
 
Tori konneksionisme pp
Tori konneksionisme ppTori konneksionisme pp
Tori konneksionisme ppheri junior
 
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1jayamartha
 
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)Astri Firdasannah
 
Makalah Teori Belajar
Makalah Teori Belajar Makalah Teori Belajar
Makalah Teori Belajar Adindahz
 
Teori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikTeori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikVirlinda Siska
 

Similar to Teori Belajar Behavioristik (20)

PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxPPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
 
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
 
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikPsikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
 
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristikTeori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
 
Teori belajar fix
Teori belajar fixTeori belajar fix
Teori belajar fix
 
teori.docx
teori.docxteori.docx
teori.docx
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
Pandangan ahli teoris behavioris
Pandangan ahli teoris behaviorisPandangan ahli teoris behavioris
Pandangan ahli teoris behavioris
 
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUBEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
 
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristik
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristikWeek1- 2 b -teori-belajar-behavioristik
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristik
 
Week1-2 -teori-belajar-behavioristik
Week1-2 -teori-belajar-behavioristikWeek1-2 -teori-belajar-behavioristik
Week1-2 -teori-belajar-behavioristik
 
Week1-2b -teori-belajar-behavioristik
Week1-2b -teori-belajar-behavioristikWeek1-2b -teori-belajar-behavioristik
Week1-2b -teori-belajar-behavioristik
 
2 teori-asosiasi-thorndike
2 teori-asosiasi-thorndike2 teori-asosiasi-thorndike
2 teori-asosiasi-thorndike
 
KB1.pdf
KB1.pdfKB1.pdf
KB1.pdf
 
Tori konneksionisme pp
Tori konneksionisme ppTori konneksionisme pp
Tori konneksionisme pp
 
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1
 
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
 
Makalah Teori Belajar
Makalah Teori Belajar Makalah Teori Belajar
Makalah Teori Belajar
 
Teori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikTeori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristik
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Teori Belajar Behavioristik

  • 1. Oleh: Annisa Novitasari (2215143389) Edho Akbar Febriansyah (2215140324) Lioni Nuriza (2215143388) Verina Adita Zahra (2215143390)
  • 2.  Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia.  Teori behavioristik merupakan teori yang memacu kepada tingkah laku siswa sebagai akibat dari adanya interaksi siswa atau pelajar antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya  Input -> Stimulus  Output -> Respon  Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
  • 3.  Contoh:  Seorang guru yang mengajar menggunakan teori behavioristik, seorang anak belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah berusaha giat dan gurunya pun telah mengajarkannya dengan tekun, tetapi bila anak tersebut belum memperaktekkan perhitungan perkalian, maka anak tersebut belum bisa dianggap belajar, karena ia belum bisa menunjukkan perubahan perilaku sebagai hasil belajar.  Dari contoh diatas, stimulus adalah apa saja yang diberikan oleh guru kepada siswa. Misalnya, daftar perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-cara tertentu untuk membantu belajar siswa. Sedangkan respons adalah reaksi atau tanggapan siswa atau pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
  • 4.  Teori behavioristik memiliki beberapa tokoh yang menganut aliran tersebut, diantaranya adalah, Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, Ivan Pavlov, dan Skinner. Teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok behavioristik diantaranya:  Connectionism (koneksionisme) dengan tokohnya Thorndike.  Classical conditioning, dengan tokohnya Pavlov.  Operant conditioning, yang dikembangkan oleh Skinner.  Systematic behavior, yang dikembangkan oleh Clark Hull.  Contiguous conditioning, yang dikembangkan oleh Guthrie.
  • 5.  Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal- hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.  Thorndike dalam eksperimennya menggunakan kucing sebagai hewan percobaan.  “Trial and error” atau “selecting and connecting”  Thorndike mengemukakan bahwa terdapat tiga hukum belajar yang utama, yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan; (3) hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.
  • 6.  Law of Effect (hukum akibat).  Hukum ini menunjukkan kepada kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons, tergantung kepada akibat yang ditimbulkannya. Begitu pula dengan belajar, belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan nilai atau hasil yang baik.  Law of Exercise (hukum latihan).  Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons. Hubungan atau koneksi antara kondisi dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan dan koneksi-koneksi itu akan menjadi lemah karena latihan tidak dilanjutkan atau dihentikan. Jadi, belajar akan berhasil apabila banyak latihan atau ulangan.  Law of Readiness (hukum kesiapan).  Menurut hukum ini, hubungan antara stimulus dan respons akan mudah terbentuk manakala ada kesiapan dalam diri individu, dan belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut.
  • 7.  Selanjutnya Thorndike juga menambahkan beberapa hukum tambahan, yaitu:  Hukum Reaksi Bervariasi (Multiple Responses)  Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh proses trial dan error yang menunjukkan adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.  Hukum Sikap (Set/Attitude)  Hukum ini menjelaskan bahwa perilaku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dan respon saja, tetapi juga ditentukan oleh keadaan yang ada dalam diri individu baik kognitif, emosi, sosial, maupun psikomotornya.  Hukum Aktifitas Berat Sebelah (Prepotency of Element)  Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon pada stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi (respon selektif).  Hukum Respon by Analogy  Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam melakukan respon pada situasi yang belum pernah dialami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak unsur yang sama maka transfer akan semakin mudah.  Hukum Perpindahan Asosiasi (Associative Shifting)  Hukum ini mengatakan bahwa proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum dikenal dilakukan secara bertahap dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur lama.
  • 8.  Ivan Pavlov menghasilkan teori belajar yang disebut “classical condition” atau “stimulus subtitution”. Teori penguatan atau “reinforcement” merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori koneksionisme. Kalau pada pengkondisian (conditioning) yang diberi kondisi adalah perangsangnya (stimulus), maka pada teori penguatan yang dikondisi atau diperkuat adalah responnya.  Pavlov dalam eksperimennya menggunakan anjing sebagai hewan percobaan.  Makanan (UCS) – Air liur (UCR)  Bunyi Bel (UCS) – Gerak telinga (UCR)  Makanan dan bunyi bel (CS) – Air liur (CR)  Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.
  • 9.  Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya.  Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi.
  • 10.  Reinforcement  Reinforcement Primer Reinforcement primer memuaskan kebutuhan- kebutuhan dasar manusia, misalnya: makanan, air, keamanan, kemesraan, dan seks.  Reinforcement Sekunder penguatan yang memperoleh nilainya setelah diasosiasikan dengan reinforcement primer atau reinforcement sekunder lainnya yang sudah mantap.  Misalnya, uang baru mempunyai nilai bagi seorang anak bila ia mengetahui bahwa uang itu dapat dipergunakannya untuk membeli makanan. Angka- angka dalam rapor baru mempunyai nilai bagi siswa bila orang tuanya memberikan perhatian dan penilaian, dan pujian orang tua mempunyai nilai sebab pujian itu terasosiasi dengan kasih sayang, kemesraan, dan reinforcement lainnya.
  • 11.  Ada tiga kategori dasar reinforcement sekunder, yaitu sosial (seperti pujian, senyuman, atau perhatian), aktivitas (seperti pemberian mainan, permainan, atau kegiatan-kegiatan yang menyenangkan), dan simbolik (seperti uang, angka, bintang, atau points yang dapat ditukarkan untuk reinforcement lainnya).  Reinforcement dibagi lagi menjadi dua, yaitu Positive dan Negative.  Reinforcement Negative merupakan penguatan untuk memperkuat perilaku atau respon sebagai suatu sikap pelarian dari situasi yang dianggap tidak menyenangkan.  Misalnya, seorang guru dapat membebaskan para siswa dari pekerjaan rumah, jika mereka berbuat baik dalam kelas. Jika pekerjaan rumah dianggap suatu tugas yang kurang menyenangkan, maka bebas dari pekerjaan rumah ini merupakan reinforcement. Reinforcement yang berupa pelarian dari situasi-situasi yang tidak menyenangkan disebut reinforement nagatif.
  • 12.  Konsekuensi-konsekuensi yang tidak memperkuat perilaku disebut hukuman. Patut diperhatikan perbedaan antara reinforcement negatif ( memeperkuat perilaku yang diinginkan dengan menghilangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan) dan hukuman, yang bertujuan mengurangi perilaku dengan menghadapkan konsekuensi konsekuensi yang tidak menyenangkan.  Para teoriwan perilaku berbeda pendapat mengenai hukuman ini. Ada yang berpendapat, bahwa efek hukuman itu hanya temporer, bahwa hukuman menimbulkan sifat menentang atau agresi. Ada pula teoriwan-teoriwan yang tidak setuju dengan pemberian hukuman. Tetapi, termasuk mereka yang menggunakan hukuman ini, pada umumnya mereka setuju bahwa hukuman itu hendaknya digunakan bila reinforcement telah dicoba dan gagal, dan bahwa hukuman diberikan dalam bentuk selunak mungkin, dan hukuman hendaknya selalu digunakan sebagai bagian dari suatu perencanaan yang teliti, tidak dilakukan karena frustasi.
  • 13.  Beberapa prinsip Skinner dalam belajar, yaitu:  Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi penguat.  Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul.  Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.  Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.  Dalam pembelajaran digunakan shapping.
  • 14.  Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis
  • 15.  Guthrie mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemenuhan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark Hull. Guthrie menjelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap.  Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan perilaku manusia. Namun setelah Skinner mengemukakan dan mempopulerkan akan pentingnya penguatan (reinforcement) dalam teori belajarnya, maka hukuman tidak lagi dipentingkan dalam belajar.
  • 16.  Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R (Stimulus dan Respons) psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.  Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang memengaruhi proses belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.  Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi pelajar untuk berpikir dan berimajinasi.
  • 17.  Menurut Guthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. Namun ada beberapa alasan mengapa Skinner tidak sependapat dengan Guthrie, yaitu:  Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat sementara;  Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama;  Hukuman yang mendorong si terhukum untuk mencari cara lain (meskipun salah dan buruk) agar ia terbebas dari hukuman. Dengan kata lain, hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk daripada kesalahan yang diperbuatnya.  Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negatif.
  • 18.  Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.  Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
  • 19.  Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menurut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar.  Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila pelajar menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa pelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya.
  • 20.  Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pembelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pembelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.  Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Pembelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pembelajar.
  • 21.  Kekurangan  Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur.  Mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.  Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.  Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.  Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
  • 22.  Kelebihan  Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui stimulasi.  Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.  Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian- bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu.  Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati dan jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.  Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.  Metode behavioristik ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, rafleks, daya tahan dan sebagainya.