Teori belajar Edward Lee Thorndike menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Ia mengemukakan tiga hukum belajar yaitu hukum efek, latihan, dan kesiapan. Walaupun teori ini memiliki kelebihan dalam mengarahkan pembelajaran menjadi linier, ia juga dianggap kurang mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks.
1. TEORI BELAJAREDWARD LEE THORNDIKE Oleh: Ade Rifai (100876) Bhakti Tri Gunarto (1006714) Shoffy Nashirotul Haq (1003268)
2. Riwayat Thorndike Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas Wesleye, S2 dari Harvard dan meraih gelar doktor di Columbi. Buku-buku yang ditulisnya antara lain Educational Psychology, Mental and social Measurements, Animal Intelligence, Ateacher’s Word Book, Your City, dan Human Nature and The Social Order.
3. Teori belajar Edward Lee Thorndike Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.
4. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Pernyataan Thorndike ini didasarkan pada hasil eksperimennya di laboratorium yang menggunakan beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing, monyet, dan ayam.
5. Dari semua yang telah diteliti pada hewan tersebut dengan meneliti berbagai situasi, seekor hewan akan memberikan respon berupa suatu tindakan. Contoh: Seekor kucing misalnya, yang di masukkan dalam kandang yang terkunci akan bergerak, berjalan, meloncat, mencakar dan sebagainya sampai suatu saat secara kebetulan ia menginjak suatu pedal dalam kandang itu sehingga kandang itu terbuka. Sejak itu, kucing akan langsung menginjak pedal kalau ia dimasukkan dalam kandag yang sama.
6. Respon kucing tersebut disebut Trial and error atau situasi stimulus dalam belajar coba-coba. Ciri-ciri belajar Trial and Error : Ada motif pendorong aktivitas Ada berbagai respon terhadap situasi Ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu
7. Hukum-Hukum belajarEdward Lee Thorndike Hukum Efek (The Law of Effect) Intensitas hubungan antara Stimulus dan Respon meningkat apabila hubungan itu diikuti oleh keadaan yang menyenangkan. Sebaliknya, hubungan itu akan berkurang, kalau diikuti oleh keadaan yang tidak menyenangkan. Dengan demikian, maka setiap tingkah laku yang menghasilkan keputusan tertentu, akan diasosiasikan dengan situasi tersebut. Dalam contoh kucing dalam kandang di atas, tingkah laku injak pedal akan diasosiasikan dengan situasi menyenangkan karena terbebas dari kandang.
8. Hukum Latihan (The Law of Exercise) Hubungan Stimulus dan Respon juga dapat ditimbulkan atau didorong melalui latihan yangberulang-ulang. Dengan demikian, ini berarti pula, hubungan Stimulus dan Respon juga dapat ditimbulkan atau didorong melalui latihan yang berulang-ulang.
9. Hukum Kesiapan (Law of readiness) Ciri-ciri berlakunya hukum kesiapan: Misalkan seseorang memiliki kecenderungan bertindak. Jika orang tersebut bertindak, maka akan menimbulkan kepuasan, dan ia tidak akan melakukan tindakan lain.
10. Misalkan seseorang memiliki kecenderungan bertindak. Jika orang tersebut tidak bertindak, maka akan muncul rasa ketidakpuasan, dan ia akan melakukan tindakan-tindakan lain untuk menghapus rasa tidak puasnya. Misalkan seseorang tidak mempunyai kecenderungan bertindak. Tetapi orang tersebut bertindak, maka akan muncul rasa ketidakpuasan, dan ia akan melakukan tindakan-tindakan lain untuk menghapus rasa tidak puasnya.
11. Misalkan seseorang memiliki kecenderungan bertindak. Jika orang tersebut tidak bertindak, maka akan muncul rasa ketidakpuasan, dan ia akan melakukan tindakan-tindakan lain untuk menghapus rasa tidak puasnya. Misalkan seseorang tidak mempunyai kecenderungan bertindak. Tetapi orang tersebut bertindak, maka akan muncul rasa ketidakpuasan, dan ia akan melakukan tindakan-tindakan lain untuk menghapus rasa tidak puasnya.
12. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Thorndike Kekurangan: Teori ini sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya
13. Kelebihan : Teori ini cenderung mengarahkan anak untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa anak menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
14. Setelah 1930 Pada saat berdiri di depan International Congress of Psychology di New Haven – Connecticut bulan September 1929, Thorndike berkata : “I was wrong”. Pengakuan ini merupakan aspek penting dari good scientific practice: Scientists are obliged to change their conclusion if the data require it. Yang berarti seorang ilmuan wajib mengubah data penemuannya.
15. Beberapa revisi hukum belajar : Hukum latihan ditinggalkan karena ditemukan pengulangan tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus respon sebaliknya tanpa pengulangan hubungan stimulus respon belum tentu diperlemah. Hukum akibat direvisi. Dikatakan oleh Thorndike bahwa yang berakibat positif untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah sedangkan hukuman tidak berakibat apa-apa. Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan kedekatan , tetapi adanya saling sesuai antara stimulus & respon. Akibat suatu perbuatan dapat menular (Spread of Effect) baik pada bidang lain maupun pada `individu lain.