3. TEORI BEHAVIORISTIC ???
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori
yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman
4. KONSEP DASAR TEORI
BEHAVIORISTIK
Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang
memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah,
dan mengabaikan aspek-aspek mental. Teori
behaviorisme sangat menekankan perilaku atau tingkah
laku yang dapat diamati.
5. CIRI – CIRI TEORI BEHAVIORISTIK
Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini, yaitu :
Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian
terkeci.
Bersifat mekanistik
Menekankan peranan lingkungan
Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
Menekankan pentingnya latihan
6. RIWAYAT EDWIN RAY GUTHRIE
Guthrie lahir pada 1986 dan meninggal pada 1959. Dia
adalah professor psikologi di university of Washington dari
1914 dan pensiun pada 1956. Karya dasarnya adalah The
Psycholoy of Learning, yang dipublikasikan pada 1935 dan
direvisi pada 1952.
7. KONSEP TEORITIS UTAMA
Teori belajar menurut Guthrie.
Hukuman menurut Guthrie.
Dorongan menurut Guthrie.
Lupa menurut Guthrie.
Transfer training menurut Guthrie.
Teori conditioning menurut Guthrie.
Teori keterhubungan menurut Guthrie.
Metode yang dirumuskan Guthrie.
Pendapat Guthrie tentang pendidikan.
Praktik latihan
8. Teori Belajar Menurut Guthrie.
Hukum belajar yang dikemukakan oleh Guthrie adalah
hukum kontiguitas (law of contiguity). Maksudnya adalah : “
kombinasi stimuli yang mengiringi gerakan akan cenderung
diikuti oleh gerakan itu jika kejadiaannya berulang”.
9. Hukuman menurut Guthrie.
hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses
belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan
mampu mengubah tingkah laku seseorang
Guthrie mengatakan efektivitas punishment (hukuman) ditentukan
oleh apa penyebab tindakan yang dilakukan oleh organisme yang
dihukum itu. Hukuman bekerja baik bukan karena rasa sakit yang
dialami oleh individu terhukum, tetapi karena hukuman mengubah
cara individu merespons stimuli tertentu. Hukuman akan efektif jika
menghasilkan respons baru terhadap stimuli yang sama.
10. Dorongan menurut Guthrie.
Drives (dorongan) fisiologis merupkan apa yang oleh Guthrie katakan
maintaining stimuli (stimuli yang mempertahankan) yang menjaga
organisme tetap aktif sampai tujuan tercapai.
11. Lupa menurut Guthrie.
lupa disebabkan oleh munculnya respons alternatif dalam
satu pola stimulus. Setelah pola stimulus menghasilkan
respons alternatif, pola stimulus itu kemudian akan
cenderung menghasilkan respons baru. Dengan kata lain,
lupa disebabkan oleh intervensi. Tak ada intervensi, maka
lupa tidak akan terjadi.
12. Transfer training menurut Guthrie
Gutrhrie dalam hal ini kurang terlalu berharap. Karena
pada dasarnya seseorang akan menunjukkan respons
yang sesuai dengan stimuli jika pada kondisi yang sama.
13. Teori keterhubungan menurut Guthrie,
Guthrie lebih menekankan pada hubungan antara stimulus dan
respons, dan beranggapan bahwa setiap respons yang didahului
atau dibarengi suatu stimulus atau gabungan dari beberapa
stimulus akan timbul lagi bila stimulus tersebut diulang lagi. Lebih
lanjut dinyatakan bahwa suatu stimulus tertentu akan menimbulkan
respons tertentu.
14. Metode yang dirumuskan Guthrie.
Gutrie merumuskan beberapa metode yang diantaranya
adalah:
• Metode Threshold (Ambang
• Metode Fatigue (kelelahan)
• Metode Incompatible Stimuli (stimuli menyimpang).
15. Pendidikan menurut Guthrie
Seperti halnya Thorndike, Guthrie menyarankan proses
pendidikan dimulai dengan menyatakan tujuan, yakni
menyatakan respons apa yang harus dibuat untuk stimuli.
Dia menyarankan lingkungan belajar yang akan
memunculkan respons yang diinginkan bersama dengan
adanya stimuli yang akan diletakkan padanya.
16. Praktik Latihan
praktiknya guthrie memandang bahwa praktik latihan
Meningkatkan Performa, dan dalam hal ini Guthrie
membedakan antara act (tindakan) dengan movement
(gerakan).
17. PENGGUNAAN TEORI BEHAVIORISTIK
Penerapan Teori Behavioristik dalam kegiatan pembelajaran menurut konsep
stimulus (Pavlov, Thorndike, Watson, Skinner, Guthrie, Hull) diterapakn dalam
bentuk penjelasan tentang tujuan pembelajaran, ruang lingkup, relevansi
pembelajaran serta dalam bentuk penyajian materi, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia.
Tujuan pembelajaran menurut teori Behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic” yang menuntun
siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari.
Penerapan stimulus teori Behavioristik dalam proses pembelajaran yaitu setelah
siswa mengikuti suatu pembelajaran, siswa dapat menjelaskan dan
menguraikan kembali apa yang materi apa yang telah diberikan oleh guru.
18. MANFAAT TEORI BEHAVIORISTIK.
Peserta didik dapat belajar berdasarkan stimulus yang diberikan
dan guru atau pendidik dapat menentukan langkah yang tepat
berdasarkan respon yang ditunjukkan oleh siswa maupun
sebaliknya.
Guru memberikan penguatan (Reinforcement) terhadap anak didik
maka ia akan bisa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang
sedang berlangsung sehingga akan bisa mempengaruhi hasil
belajar dari peserta didik.
Dengan memberikan stimulus dan respon jadi guru dapat
mengetahui sejauh mana siswa tersebut memahami dan menyerap
materi yang disampaikan oleh guru.
19. LANJUTAN…
Stimulus yang diberikan kepada peserta didik berupa pertanyaan-
pertanyaan baik lisan maupun tertulis baik melalui tes/kuis, latihan
maupun tugas-tugas dengan respon dari peserta didik, ia akan
tertantang dalam mengikuti pembelajaran.
Pemberian penguatan akan berpengaruh terhadap keberhasilan
yang telah dialami peserta didik, anak didik akan lebih bersemangat
mengikuti pelajaran,
Siswa akan bisa memperoleh prestasi yang maksimal dengan
diberikannya stimulus-stimulus, berupa hukuman, penguatan,
penghargaan/reward.
Guru dapat memahami karakteristik peserta didik dan dapat
memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
20. APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran
tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan
pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik
peserta didik, media dan fasilitas pembelajaran yang
tersedia. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau
guru itulah yang harus dipahami oleh peserta didik.