Dokumen tersebut membahas tentang tiga tokoh penting dalam gerakan pendidikan di Indonesia yaitu Budi Utomo yang memperjuangkan pendidikan untuk kemajuan bangsa, R.A Kartini yang membuka pendidikan untuk perempuan, dan Ki Hajar Dewantara yang memperkenalkan tiga semboyan pendidikan yang masih menjadi acuan hingga saat ini.
Sejarah Gerakan Budi utomo, RA Kartini dan Ki Hajar Dewantara.pptx
1. SEJARAH GERAKAN BUDI
UTOMO, R.A. KARTINI DAN
KI HAJAR DEWANTARA
Tugas Mata Kuliah Filosofi Pendidikan
Indonesia
Nama : Eko Setyo Aprilian
NIM : 4201022079
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hartono, M.Pd
2. GERAKAN BUDI UTOMO
Budi Utomo menjadi pelopor bagi kesadaran masyarakat Jawa dan
merintis jalan bagi perkembangan yang harmonis bagi negeri dan bangsa
Hindia Belanda. Budi Utomo juga memberikan penekanan pada
pendidikan karena Pendidikan adalah alat yang penting bagi kemajuan
suatu bangsa. Budi Utomo meminta pada pemerintah Belanda dan
pemberian bea siswa hendaknya diberikan pada anak-anak muda agar bisa
belajar ke negeri Belanda.
3. R.A. KARTINI
Peran R.A Kartini dalam memajukan pendidikan di Indonesia adalah
salah satu bukti kepeduliannya dan salah satu contoh kontribusi wanita
yang dicetak dengan tinta emas dalam sejarah. Karena perempuan
tidak diperbolehkan untuk mendapatkan pendidikan, dan perempuan
hanya boleh menjadi ibu rumah tangga. berawal dari masalah tersebut
timbulah pemikiran-pemikiran R.A. Kartini dan beliau mendobrak
kondisi yang sangat memprihatinkan tersebut dengan mendirikan
sekolah khusus wanita dan beliau juga membangun perpustakaan bagi
anak-anak perempuan.
4. KI HAJAR DEWANTARA
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang sangat familiar ditelinga
masyarakat Indonesia adalah Tiga Semboyan yang selalu diterapkannya
dalam pendidikan. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa
berbunyi: Ing Ngarsa Sung Tulada (Di depan, seorang pendidik memberi
teladan atau contoh tindakan yang baik), Ing Madya Mangun Karso (Di
tengah atau diantara murid , guru harus menciptakan prakarsa, semangat
dan ide), dan Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa
memberikan dorongan dan arahan). Sampai saat ini slogan tersebut
menjadi acuan bagi guru untuk mendidik murid dan menjadi logo dari
kementerian pendidikan.