Penelitian ini dilakukan pada seluruh relawan PNPM-MP di BKM Amanah sebanyak 50 orang relawan tidak termasuk pengurus. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory) yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik populasi, dimana sampel diambil berdasarkan populasi yang ada secara menyeluruh. Teknik analisis data yang digunakan antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji F dan uji t.
Penelitian ini dilakukan pada seluruh relawan PNPM-MP di BKM Amanah sebanyak 50 orang relawan tidak termasuk pengurus. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory) yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik populasi, dimana sampel diambil berdasarkan populasi yang ada secara menyeluruh. Teknik analisis data yang digunakan antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji F dan uji t.
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) tita_chubie
Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolak ukur kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Tidak lain dengan kehidupan berpolitik, etika politik Indonesia tertanam dalam jiwa Pancasila. Kesadaran etik yang merupakan kesadaran relational akan tumbuh subur bagi warga masyarakat Indonesia ketika nilai-nilai pancasila itu diyakini kebenarannya, kesadaran etik juga akan lebih berkembang ketika nilai dan moral pancasila itu dapat di breakdown kedalam norma-norma yang di berlakukan di Indonesia .
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. A.PENGERTIAN
PSP PGRI,mata kuliah yg mengacu pada proses
memahami,menghayati,mengamalkan,dan
melestarikan nilai-nilai perjuangan guru dalam
partisipasinya merebut,mengisi,kemerdekaan dan
menumbuhkan rasa kebangsaan dan perjuangannya
dalam mengisi kemerdekaan
3. B. FUNGSI
Menanamkan pemahaman dan penghayatan terhadap :
1. Perjuangan guru di dunia pendidikan,
2. Sikap patriotisme guru dalam partisipasi merebut
kemerdekaan,
3. Partisipasi guru dalam mengisi kemerde
kaan yg didasarkan ciri jati diri PGRI
(nasionalisme, demokrasi, profesionalisme,
kekeluargaan, kemandirian, non partai politik, jiwa,
semangat dan nilai-nilai 1945 ),
4. Menanamkan pemahaman terhadap ciri jati diri
PGRI.
4. C. RUANG LINGKUP
1. Sejarah kelahiran profesi guru
2. Sejarah perjuangan dan kelahiran PGRI
3. AD / ART PGRI
4. Program kerja PGRI
5. Anak lembaga dan badan khusus
6. Jiwa dan semangat nilai-nilai 1945
7. PGRI menghadapi masa depan
8. Hubungan kerjasam PGRI dengan pihak lain
9. Kode etik guru Indonesia
10. Atribut PGRI
11. UU Sisdiknas dan
12. UU Guru dan Dosen
5. D. TUJUAN
PSP PGRI merupakan mk tentang
ke-PGRI-an jg menjadi sumber nilai dan
pedoman dalam ikut serta mengembangkan
kepribadian mahasiswa,khususnya kepribadian
sebagai calon kader PGRI yg cerdas, handal
dan loyal terhadap perjuangan PGRI.
6. BAB.I
HUBUNGAN SEJARAH KELAHIRAN PGRI DENGAN
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
• A. Proklamasi Kemerdekaan dan
Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan.
Proklamasi hasil perjuangan bangsa yang
panjang
Melawan penjajah
(penindasan dg segala
implikasinya)
7. Tantangan yang harus dihadapi
1. Bangsa Indonesia merebut kekuasan
dari kekuasaan Jepang.
2. Bangsa Indonesia harus
mempetahankan kemerdekaan dari NICA
Belanda / Sekutu
(perjuangan mempertahankan kemerdekaan)
8. B. Kelahiran PGRI
Hub. PGRI Proklamasi kemerdekaan
PGRI lahir 25 Nov 1945, seratus hari setelah proklamasi
kemerdekaan
Jiwa heroik dan semangat mempertahankan proklamasi
menjiwai Konggres I di Solo tgl 23-25 Nov.1945.
Organisasi itu bersifat ;
1.Unitaristik, 2.Independen, 3.Non partai politik
9. Hakekat :
Keanggotaannya tidak memandang perbedaan ijazah
satatus, tempat bekerja, agama dls.
Kelahiran PGRI wadah organisasi guru yang sedang
berevolosi kemerdekaan, sbg manifestasi keinsafan dan
rasa tanggung jawab guru akan kewajiban, pengabdian,
dan partisipasi perjuangan mengisi, dan mempertahankan
kemerdekaan NKRI.
Guru sadar akan tugasnya disamping mendidik, juga
bekerjasama digaris depan sebagai komando barisan
tentara BKR, TKR, TRI, Laskar Rakyat dsb.
10. Simpulan Mukadimah AD / ART PGRI
1. PGRI lahir hikmah proklamasi, sbg
manifestasi aspirasi guru sesuai profesi
mendidik bangsa mewujudkan cita-cita
proklamasi.
2. PGRI komitmen NKRI berdasar Pancasila
UUD 1945.
3. PGRIberbatang tubuh organisasi
berlandaskan proklamasi, organisasi pemersatu
guru dengan sifatnya.
4. PGRIorganisasi profesi guru yg mewarisi jiwa
semangat nilai 1945 secara terus menerus.
11. PERIODE PERKEMBANGAN PGRI
1. Periode Pertama (1945-1955) sebagai “
Tahap Formatif “
2. Periode Kedua (1955-1966) Sebagai “
Tahap Pancaroba “
3. Periode Ketiga (1967-1998) sebagai “
Tahap Stabilitas dan Pertumbuhan “
4. Periode Keempat (1998-Sekarang) “
Tahap Perkembangan Lanjut “
12. 1. Tahap Formatif
Tahap formatif sejak lahir hingga mulai
terjadinya benturan kepentingan politik (1955)
hampir membuat organisasi ini hancur.
Lahir ditengah bau mesiu dan dentuman meriam
( NICA )
PGRI bagian kekuatan bangsa mempertahankan
Neg Proklamasi.
Nasionalisme dan patriotisme sangat kental
mewarnai kelahiran PGRI.
Selama perang pisik momentum ini terus
dipertahankan.
13. Mmsuki Th 1950,PGRI aktif memberi kontribusi
thdp pembangunan dan penataan sistem
pendidikan.
PGRI sebg organisasi kompak, kuat, pengurus
memiliki visi yg sama.
Friksi berbagai interest groups belum banyak
muncul .
Kesibukan pengurus agenda pembukaan
Komisariat-komisariat di Daerah dan
pemecahan masalah pendidikan yg mendesak.
14. 2. Tahap Pancaroba
Tahap pancaroba tahap kritis bagi PGRI
Tahap ini mulai ada intrik kepentingan politik
menjelang pemilu 1955, kelompok pro PKI mulai
menanamkan pengaruhnya melalui konggres VIII di
Bandung th 1956.
Perebutan pengaruh mencapai puncaknya pada
konggres X PGRI di Jakarta ,diusulkan dg lahirnya
PGRI Non Vaksentral/PKI .
Krisis ini dapat diatasi berkat kematangan Ketua
Umum M.E Subiadinata.
Terjadinya G.30 S/PKI th 1965 mempercepat
rontoknya kekuatan-kekuatan pro-PKI dalam tubuh
PGRI.
15. 3. Tahap Sosialisasi dan
Pertumbuhan
Pada tahap ini setelah organisasi selamat dari
ujian berat, ibarat sebuah second curve .
Sebagi komponen ORBA PGRI menikmati masa-
masa perkembangan dan stabilitas dan
konduksif.
Keadaan itu direpresaentasikan dalam
kepengurusan setelah ME Subiadinata yaitu
masa kepemimpinan Basyuni Suriamihardja
selama enam periode dalam empat
tahunan(1970-1998).
16. Catatan;
Hubungan mesra PGRI dg Pemerintah ( ada
sisi positif /negatif ).
Sifat organisasi terabaikan.
Bersama PNS, TNI/ABRI PGRI menjadi mesin
birokrasi dan mesin politik yang efektif.
Ada jarak yg lebar antara peran yg dimainkan di
tingkat atas ( pengurus ) dengan asprasi dan
harapan yg menggelora di akar rumput.
PGRI kesulitan menghindar dari tekanan potik
penguasa.
17. 4. Tahap perkembangan lanjut
Pada masa reformasi, sejak konggres XVIII di
Bandung th 1998.
PGRI mulai mengambil jarak secara lebih fair dari
pemerintah,dg tetap mempertahankan “sikap
Kooperatif”
PGRI kembali ke sifatnya secara konsisten dan
konsekuen.
Dalam konteks politik multi partai onggota
dibebaskan unuk menentukan pilihannya.
Pejuangan PGRI menjadi lebih berani
menyampaikan tutuntannya.
Pemikiran PGRI sebagai organisasi Serikat Pekerja
disamping organsasi profesi menguat.
18. Perjuangan PGRI
Sampai saat ini PGRI tetap konsisten dalam
pejuangannya terfokus pada upaya
memperjuangkan hak-hak guru sebagaimana
diatur di dalam UUGD No.14 th 2005 yang belum
direalisasikan oleh pemerintah.
Hal tersebut dimaksudkan agar guru memliki
kehidupan yang layak sebagai tenaga pendidik
profesionol dihadapan para peserta didiknya.
19. C. Konggres PGRI II dan III
Membulatkan tekad guru
Periode 1945 – 1950 perjuangan PGRI menitik
beratkan perjuangan menegakkan kemerdekaan.
Konggres PGRI II th 1946 di Surakarta dan Konggres
III di Madiun 1948 masa memuncaknya
perjuangan mempertahankan / menegakkan
kemerdekaan.
(termasuk menghadapi musuh dari dalam PKI
Muso dkk th 1948.)
20. Konggres II dan III menggariskan
sifat perjuangan PGRI sbb;
1. Mempertahankan NKRI
2. Meningkatkan tingkat pendidikan dan pengajaran
sesuai falsafah Pancasila dan UUD 1945.
3. Tidak bergerak dalam lapangan politik (non partai
politik)
4. Sifat dan siasat perjuangan PGRI;
a. Bersifat korektif pemerintah
b. Bekerjasama dg serikat-serikat
buruh/pekerja lainya
c. Bekerjasama dg badan-badan lainnya partai
politik, org. pendidikan, dll badan perjuangan.
5. Bergerak di tengah – tengah masyarakat.
21. D. PGRI Mengadakan Hubungan dengan
Orgaisasi Guru di Luar Negeri
. Thn 1948, PB PGRI telah merintis hub
dg organisasi guru intenasional (mis,NEA-AS,
WCOTP )
. Konggres PGRI XVIII di Bandung 31 Organisasi
Guaru Internasional dan menyampaikan pesan
ucapan selamat kepada PGRI.
22. Bab II
Partisipasi PGRI dalam Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan
A. PGRI Organisasi Perjuangan.
1.Pejuangan di masa Koloni Belanda & Fasis Jepang.
Th 1908 Kebangkitan Nasional
( Dr. Sutomo)
Th 1912 PGHB sifatnya unitaristik
(Karto Subroto)
Th 1942 pendudukan Jepang Bahasa Indonesia
boleh digunakan sbg bahasa pengantar. Lagu
Indonesia Raya boleh dinyanyikan disamping lagu
kebangsaan Jepang.
23. Pendudukan Jepang = Belanda
sekolah –sekolah di buka
Berbagai perkumpulan / perserikatan
dilarang.
Thn 1943, Amin Singgih mendirikan
perserikatan diberinama “Guru” titapi bentuk
organisasinya tidak jelas.
24. 2. PGRI Lahir Sebagai Organisasi
Perjuangan
Kelahiran PGRI selang seratus hari setelah
proklamasi, mengandung makna;
a. Organisasi anak kandung revolusi yg
memiliki semangat dan cita-cita proklamasi
kemerdekaan
b. Organisasi wadah perjuangan kaum Guru
dalam keikutsertaan secara aktif
mempertahankan , menegakkan dan
mengisi kemerdekaan.
(Kesadaran apa yg harus di bangun guru ? )
25. B. Anggota PGRI turut serta
dalam Perjuangan
mempertahankan Kemerdekaan
1. Keadaan Indonesia setelah Proklamasi.
Berakhirnya perang Asia Timur Raya , sebagai
momentum penting bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
( berjuang melucuti tentara Jepang /
pertempuran terjadi )
2. Keadaan genting dg mendaratnya sekutu
(NICA)
(sikap apa yg ditampilkan para pemuda ? )
26. 2. Anggota PGRI turut berperang
melawan penjajah
Rela meninggalkan tugas sementara untuk
berjuan mempertahankan NKRI.
Sikap & arah perjuangan;
a. Berjuang memerangi kebodohan.
b. Berjuang mengangkat senjata dengan
semboyan “ dari pada hidup bercermin
bangkai lbih baik mati berkalang tanah”
27. C. PGRI mempersatukan Guru
1. Perjuangan mewujudkan persatuan
guru.
Penyelenggaraan Konggres III yg
sederhana tetapi semangat konsolidasi
berorganisasi tetap tinggi, walaupun harus
ada lembaran hitam timbulnya
pembrotakan PKI melibatkan beberapa
anggota PGRI .
28. 2. Mempersatukan guru di negara-
negara boneka ciptaan Belanda
Perang kemerdekaan II ( 1948 - 1949 )
melumpuhkan usaha yg dirintis PGRI.
(tidak terdengar perkembangan organisasi)
(Hub pusat dg daerah terputus)
Sebagai akibat Belanda mendirikan negara-
negara boneka.
29. Konggres PGRI IV tgl 26 – 28
Februari 1950 di Yogyakarta
Dengan semangat mempertahankan
kemrdekaan Konggres berhasil mempersatukan
kaum guru yang tekah terpecah belah oleh
penjajah Belanda
Sejarah membuktikan Konggres IV di
Yogyakarta, tercatat 15.000 anggota PGRI yang
tersebar di 96 cabang .
Konggres PGRI IV merupakan Konggres
Persatuan.
30. Bab III. Peran Serta PGRI Dalam
Mewujudkan Pendidikan Nasional
A. PGRI pelopor dalam Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa (cita-cita perjuangannya sama dg cita-
cita bangsa Indonesia)
Bukti:
1. Pasca Konggres I selain menyusun program,
mengembangkan organisasi keseluruh
pelosok tanah air.
2. Kongres II di Surakarta berhasil
mempersatukan guru-guru dari neg – neg
boneka Belanda.
31. 3. Melalui Ketua I PB terpilih RH
Koesnan
Keputusan dan tuntutan yg diusulkan
dari Konggres II kepada Pemerintah
al :
a. Sistem pendidikan agar dilakukan atas dasar
kepentingan nasional,
b. Gaji guru tidak terbatas pada satu kolom,
c. Diadakan Undang-undang Pokok Pendidikan
dan Undang- Undang Pokok Perburuhan
( wujud tanggung jawab nasional PGRI dalam upaya
mempelopori perubahan sistempendidikan kolonial
kearah sistem pendidikan nasional )
32. Kongres III menegaskan garis
perjuangan PGRI sbg
dicantumkan dalam asas dan tujuan
PGRI serta menjadi identitas.
Sikap, pola pikir, jiwa, dan semangat pejuanga
bangsa merebut, mempertahankan, dan mengisi
kemerdekaan melalui berbagai forum PGRI di
rumuskan dan diputuskan menjadi “Jati Diri PGRI “
Jati Diri identitas dan kepribadian yg diwujudkan
dalam bentuk sikap prilaku anggotanya.
33. Bentuk sikap prilaku
anggota al:
Sikap nasionalisme
Persatuan dan kesatuan
Demokrasi
Kekeluargaan
Disiplin
Tak kenal menyerah
34. B. PGRI sbg Pelopor Mengubah
Sistem Pendidikan Kolonial menjadi
Sistem Pendidikan Nasional
Kabinet Syahrir III ,mengangkat menteri Pengajaran ,atas
usulan PGRI.
Perjuangan berlakunya Pendidikan Nasional terus dilakukan
melalui forum-forum ilmiah.
Kongres PGRI XIV, dengan Kep.No.001/kts/PGRI/XIV/1978
tentang usaha mewujudkan sistem pendidikan nasional yg
mantap dan terpadu.s
Perlunya pembaharuan sistem pendidikan nasional.
Lahirnya UU No.2 Th 1989.
35. Bab.IV
Perjuangan PGRI dalam mempersatuka
guru RI
A. Konggres PGRI IV tgl 26-28 Februari 1950 di
Yogyakarta
1. PGRI sebagai Organisasi Perjuangan.
Semangat juang yang tinggi dan
menggelora untuk mencapai tujuan organisasi
PGRI
terus menerus menata organisasi,
mengkonsolidasikan semua potensi sehiingga
manpu menampung aspirasi guru-guru.
(Konggres 5 th Sekali )
36. PGRI diwarisi semangat proklamasi
yaitu persatuan kesatuan dan
pengorbanan kepahlawanan
PGRI sbg organisasi pejuang, dan organisasi profesi
dilahirkan dalam kancah perjuangan fisik menentang
penjajah Belanda mempertahankan kemerdekaan NKRI.
Mr Assaat sbg pejabat Presiden dalam sambutannya:
1. Persatukanlah NKRI di seluruh wilayah bekas
Hindia Belanda
2. Memuji gurupendidik rakyat / bangsa
3. Menganjurkan PGRI sesuai dg kehendak & tekat
pendirinya.
37. 2. Suasana Konggres IV
Tekad & semangat juang demi persatuan dan
kesatuan yang kokoh,di bawah panji PGRI
menentang Belanda.
Hadir dalam kongres utusan dari guru-guru di luar
wilayah RI.
Banyak guru-guru dari daerah di luar Wilayah
Renvile jiwa republiknya tinggi,
setia kepada NKRI bukti datang di Yogyakarta
ibu kota RI
38. 3. Pengakuan RIS oleh Belanda
dan Pengaruhnya dalam Konggres IV
PGRI
Pengakuan kedaulatan RIS oleh Belanda
punya implikasi timbulnya sikap saling curiga
antara “Golongan Republik” dengan “
Golongan Cooperator “
Sikap apa yang perlu di kembangkan ?
39. 4. Keputusan Penting Konggres
PGRI IV
Karena suasana politik tidak menentu / saling curiga.
Secara aklamasi Konggres IV mengambil keputusan
untuk mempersatukan semua guru di seluruh tanah air
Indonesia dalam satu wadak guru PGRI.
Tekad bulat ini untuk:
Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
Menghilangkan rasa kecurigaan dan kedaerahan
dikalangan guru
(Maklumat “ Persatuan “ mendapat penghargaan Pemerintah)
40. 4. Susunan Pengurus Besar PGRI
Untuk kelancaran tugas organisasi
diputuskan pembagian tugas sbb;
1. Pengurus domisili di Yokyakarta urusan
( Jateng, Jatim , DIY )
2. Pengurus domisili di Jakarta urusan
(Jabar, Kalimantan,Indonesia timur,
dan nusa Tenggara)
(hasil Konggres di sambut dg berdirinya cabang-cabang PGRI).
(Di Jabar 38 cabang SGI memisahkan diri masuk le PGRI )
41. B. Konggres PGRI V tgl.19-24
Des. 1950 di Bandung.
1. Usaha mempersatukan guru yg besikap cooperator
dan non cooperator.
Bubarnya RIS ke Negara Kesatuan RI masih
memunculkan dua golongan yg bertentangan.
Yaitu gol cooperator dan gol non cooperator,
masalahnya penyesuaian gaji dan penghargaan
terhadap gol non cooperator.
Penyelesaian masalah PB terpilih dalam Konggres V
secepatnya menyelesaikan masalah tsb.
42. Upaya penyelesaian masalah
a. Menyelesaikan masalah penyesuaian gol gaji
pegawai berdasar PP yg ditetapkan.
b. Menyelesaikan pelaksanaan upaya pemberian
penghargaan kepada gol non cooperator dalam
bentuk pembayaran pemulihan.
c. Mendesak Pemerintah agar menyusun peraturan gaji
baru.
d. Mendudukan wakil PGRI dalam Panitia Penyusunan
Gaji Baru.
43. 2. Konsolidasi organisasi dan
hasil yg dicapai
Menjelang Konggres V anggota PGRI mencapai 39.000 orang
dari 300 cabang.
Hasil Konggres selain memilih PB dg ketua I Soedjono,
Konsolidasi berhasil:
a. 47 cabang PGRI dr Sulawesi dan Kalimantan
masuk barisan PGRI
b. 25.000 guru tryolong sistem penggajiannya (tdk
berbeda-beda)
c. April 1951 tuntutan honorarium dikabulkan Pemerintah.
d. Konferensi – konferensi di daerah dilaksanakan
secara tertur
44. Konggres PGRI V mengandung dua
momentum
1. Menyanbut lustrum genap berusia
5 tahun.
2. Wujud syukur dan suka cita karena SGI /
PGI melebur ke dalam PGRI.
Kedua momentum itu mengandung makna
sebagai Konggres Persatuan.
45. C. Lahirnya organisasi
berasaskan agama da kekaryaan
Menimbulkaan gejala separatisme
PGRI harus mengatasi gejala itu;
1. meningkatkan konsolidasi organisasi
2. bangkitkan rasa persatuan,jiwa
semangat nilai 45
3. sosialisasika hasil –hasil perjuangan PGRI
46. D. Asas yang diterapkan dalam
organisasi PGRI
Penerapan asas unitaristik
Penerapan asas independen
Penerapan asas non partai politik
47. PERIODE PERKEMBANGAN PGRI
1. Periode Pertama (1945-1955) sebagai “
Tahap Formatif “
2. Periode Kedua (1955-1966) Sebagai “
Tahap Pancaroba “
3. Periode Ketiga (1967-1998) sebagai “
Tahap Stabilitas dan Pertumbuhan “
4. Periode Keempat (1998-Sekarang) “
Tahap Perkembangan Lanjut “
48. 1. Tahap Formatif
Tahap formatif sejak lahir hingga mulai
terjadinya benturan kepentingan politik (1955)
hampir membuat organisasi ini hancur.
Lahir ditengah bau mesiu dan dentuman meriam
( NICA )
PGRI bagian kekuatan bangsa mempertahankan
Neg Proklamasi.
Nasionalisme dan patriotisme sangat kental
mewarnai kelahiran PGRI.
Selama perang pisik momentum ini terus
dipertahankan.
49. Mmsuki Th 1950,PGRI aktif memberi kontribusi
thdp pembangunan dan penataan sistem
pendidikan.
PGRI sebg organisasi kompak, kuat, pengurus
memiliki visi yg sama.
Friksi berbagai interest groups belum banyak
muncul .
Kesibukan pengurus agenda pembukaan
Komisariat-komisariat di Daerah dan
pemecahan masalah pendidikan yg mendesak.
50. 2. Tahap Pancaroba
Tahap pancaroba tahap kritis bagi PGRI
Tahap ini mulai ada intrik kepentingan politik
menjelang pemilu 1955, kelompok pro PKI mulai
menanamkan pengaruhnya melalui konggres VIII di
Bandung th 1956.
Perebutan pengaruh mencapai puncaknya pada
konggres X PGRI di Jakarta ,diusulkan dg lahirnya
PGRI Non Vaksentral/PKI .
Krisis ini dapat diatasi berkat kematangan Ketua
Umum M.E Subiadinata.
Terjadinya G.30 S/PKI th 1965 mempercepat
rontoknya kekuatan-kekuatan pro-PKI dalam tubuh
PGRI.
51. 3. Tahap Sosialisasi dan
Pertumbuhan
Pada tahap ini setelah organisasi selamat dari
ujian berat, ibarat sebuah second curve .
Sebagi komponen ORBA PGRI menikmati masa-
masa perkembangan dan stabilitas dan
konduksif.
Keadaan itu direpresaentasikan dalam
kepengurusan setelah ME Subiadinata yaitu
masa kepemimpinan Basyuni Suriamihardja
selama enam periode dalam empat
tahunan(1970-1998).
52. Catatan;
Hubungan mesra PGRI dg Pemerintah ( ada
sisi positif /negatif ).
Sifat organisasi terabaikan.
Bersama PNS, TNI/ABRI PGRI menjadi mesin
birokrasi dan mesin politik yang efektif.
Ada jarak yg lebar antara peran yg dimainkan di
tingkat atas ( pengurus ) dengan asprasi dan
harapan yg menggelora di akar rumput.
PGRI kesulitan menghindar dari tekanan potik
penguasa.
53. 4. Tahap perkembangan lanjut
Pada masa reformasi, sejak konggres XVIII di
Bandung th 1998.
PGRI mulai mengambil jarak secara lebih fair dari
pemerintah,dg tetap mempertahankan “sikap
Kooperatif”
PGRI kembali ke sifatnya secara konsisten dan
konsekuen.
Dalam konteks politik multi partai onggota
dibebaskan unuk menentukan pilihannya.
Pejuangan PGRI menjadi lebih berani
menyampaikan tutuntannya.
Pemikiran PGRI sebagai organisasi Serikat Pekerja
disamping organsasi profesi menguat.
54. Perjuangan PGRI
Sampai saat ini PGRI tetap konsisten dalam
pejuangannya terfokus pada upaya
memperjuangkan hak-hak guru sebagaimana
diatur di dalam UUGD No.14 th 2005 yang belum
direalisasikan oleh pemerintah.
Hal tersebut dimaksudkan agar guru memliki
kehidupan yang layak sebagai tenaga pendidik
profesionol dihadapan para peserta didiknya.
55. 1. SEJARAH KELAHIRAN PROFESI GURU
1.SEJARAH KELAHIRAN PROFESEI GURU
a. Kelahiran Profesi Guru.
ZAMAN HINDU - GURU MULIA
tempat menimba ilmu/bhs
sansekerta
( Pagura/Perguruan)
DATANG ISLAM - GURU / KYAI
tempa berkumpul mengeta
hui hakekat islam/ bhs arab
Fatwa guru/kyai sangat kuat merasuk ke dalam hati sanubari murid
misal;barang siapa berbuat (meniru) suatu kaum,maka mereka
tergolong kaum tersebut
56. PEMERINTAH HINDIA BELANDA
Peran guru - penting, Cultur Stelsel me
merlukan tenaga adminis
trasi, maka dibuka;
- Klasse School, 3 th / 7 th
- Vervolg School, 2 th
- Schakel School, 5 th
Perlu guru - membuat;
- Normal school,Kweek School,Hogere
Kweek School,dan Hollands Inlandse
Kweek school,Hollonds chenese Kweek
School.
57. • Sebagai reaksi,lahir Taman
Siswa dengan;
Taman Indria, Taman Siswa,
Taman Madia,Taman Dewasa.
Sedang untuk gurunya didirikan
Taman Guru , N U dan
Muhamadiyah membuat sekolah
guru (Mu’allimin)
58. • Zaman Jepang,
Semua sekolah rendah di ubah
menjadi Syo Gakko dinamai
Kokumin Gakko, untuk buat
guru dibuatlah, Shoto Shihan
Gakko dan Koto Shiham Gakko.
Begitu Proklamasi
17-8-1945,Kokumin Gakko
menjadi SR/SD 6 th, penyedian
guru melalui SGB & SGA
59. Organisasi guru;
Zaman Belanda – PGBP & PGI
Setelah Proklamasi – PGRI
Cat; Di daerah pendudukan Belanda kata
Republik dihilangkan dilarang oleh
NICA.
Di zaman revolosi,guru berjuang,ikut
bertempur banyak terjun ke sekolah militer
(belum memikirkan kesejahteraan)
Dimasa orla,orba,reformasi dan globalisasi,guru
berjuan memperbaiki kualitas melaui keunggulan
kompetitif.
60. B.Perjuangan Guru pada Zaman Penjajahan
Belanda
Keadaan yg dihadapi;
Diskriminasi pendidikan (penggolongan
sekolah)
Diskriminasi guru (penggajian
&kedudukan)
Diciptakan gol tinggi & gol rendah dlm
masyarakat
Kaum Bumi Putra dipersulit masuk sekolah
berbahasa belanda,guru sedikit sekali
61. • Para guru yg ad mulai
memperjuankan nasibnya;
• Berdirilah PGHB bersama-sama
organisasi pekerja lain menuntut
perubahan nasib dan kedudukan yg
wajar & adil (walau belum berhasil )
• Catatan; th 1907,di kelas-kelas tinggi
EIS diberikan pelajaran bahasa belanda,
EIS dijadikan 7 th dg nama HIS.(berkat
pidato Sosro Kartono)
• Mengisi guru th 1917,didirika HKS utk
mengajar di HIS
62. Tantangan dalam Perjuangan
Sulit menciptakan kesatuan dan bahasa perjuangan
guru
PGHB yg lahir 1912, pecah pada 1919 dg lahirnya
gerakan baru spt, PGB,PNS,SOB,KSB.(martabat guru
turun)
Th 1924,A.W Karsono,Ati Suardi,Sutopo Adi
Saputro,berhasil menyelesaikan kemelut dg berdirinya
“Groepsboonder”
63. Semangat nasional dan kesadaran
berorganisasi,perjuangan nasional,kesadaran
menuntut hak dan posisi mulai nampak
hasilnya dg;
Kepala HIS mulai dijabat bangsa Indonesia
Puncak perjuangan , kesadaran dan cita-ciita
kemerdekaan,bukan sekedar nasib belaka
Th 1932 PGHB diganti nama PGI
64. C.Keadaan Pendidikan zaman Jepang
1.PAN Asia
Kebijakan ; memperluas industrialisasi dan
melasanakan emigrasi melahirkn politik
imperialisme(1905 Jepang menang dari Rusia)
PAN Asia meningkat, merasa tersaingi A,B,C,D.di
wil.pasifik,hawai,guan,philipin,cina
2.Meletus Perang Pasifik
Tgl 8 Maret 1942,awal kekuasaan Jepang di Indonesia
Doktrin Politik Gerakan Tiga A.
Berbagai badan setengah resmi didirikan
65. 3.Beberapa sekolah di zaman Jepang
SD – Syo Gakko
SM - Cugakko
SK - Sihan Gakko( sekolah guru )
ST - Dai Gakko
Pendidikan Militer
Di sekolah-sekolah Jepang bhs Belanda dan bhs
Inggris dilarang
Organisasi guru di zaman Jepang dilarang menunjukan
aktivitas, dibubarkan.
66. Dampak Pendudukan jepang
Dampak negati
Korban jiwa,kerja rodi
Penderitaan penduduk
Rusaknya mental bangsa Indonesia
Hilangnya harta benda
67. Dampak positif
Pendidikan bagi bangsa Indonesia. Banyak sekolah
menengah dibuka
Perkembangan bahasa Indonesia resmi digunakan di
kantor,buku-buku
Rasa kebangsaan berkembang pesat
Pendidikan Militer bagi bangsa Indonesia
Walau banyak kebohongan,kekejaman,tapi diakui
tumbuhnya rasa cinta tanah air dan,rasa harga diri
Puncaknya perlawawanan melawan Jepang dan
berhasil memproklamasikan kemerdekaan RI
17-8-1945
68. Hubungan Sejarah Kelahiran PGRI
dengan Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia
A. Prokl. Kemrd & Perju. Memper. Kemrd
1. Prokl puncak perjuangan melawan penjajah
(sifat penjajah; memeras, membodohkan,
melanggar hak asasi bangsa, dengan
segala akibatatnya)
2. Tantangan yg dihadapi;
a. Merebut kekuasaan dari penjajah dan merebut
sejata tentara jepang yg masih berkuasa
b. Mempertahankan kemerdekaan dari pasukan
NICA Belanda
Kaum guru turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia
diwujudkan dlm salah satu tujuan PGRI “ Turut aktif mempersatukan
Kemerdekaan Republik Indonesia “
69. • B. Kelahiran PGRI, Kongres I di Surakarta
1. Hub dg Prokl 17-8-45,
Dengan kelahiran PGRI pada 25 Nov.1945,
ingin merombak perikehidupan bangsa
menjadi bangsa yg berdaulat penuh (perlu
perjuangan)
2. Konggres PGRI ke I tgl 23-25 Nov.1945
Sifat Organisasi;
a.Unitaristik,
b.Independen,
c.Non Partai Politik.
70. Dari mukadimah AD/ART & meneliti kehidupan
organisasi dapat di simpulkan sbb;
1. PGRI lahir karena hikmah Proklamsi 17-8-
1945
2. Memiliki cominited kpd NKRI yg berdasar
Pancasila & UUD 1945
3. Berbatang tubuh suatu organisasi
berlandaskan proklamasi ,pemersatu kaum
guru dg sifatnya.
4. sebagai organisasi profesi yg lahir, dan mewariskan
jiwa semangat nilai-nilai 1945 kpd generasi
bangsa Indonesia.
71. C. Konggres PGRI II & III Membulatkan Tekat Guru
Mempertahankan Kemerdekaan.
Periode 1945 – 1950, Perjuangan PGRI dititik beratkan
menegakan kemerdekaan,(ancaman luar Belanda, dari dalam
ideologi komunis)
Konggres II & III menggariskan haluan dan sifat perjuangan
PGRI,yaitu
1.Mempertahankan NKRI,
2.Meningkatkan penddk.& pengajaran sesuai falsafah
3.Tidak bergerak lapangan politik(non partai politik)
4.Sifat & siasat perjuangan;
a.bersifat korektif,konstruktif,thd pemerintah
b.Bekerjasama dg serikat-serikat buruh/sekerja lain
c.Bekerjasama dg badan-badan lain (parpol,organs pend,dll)
5.Bergerak ditengah-tengah masyarakat.
72. PGRI mengadakan hubungan dg organisasi
guru di Luar Negeri
NEA mengundang PGRI untuk meninjau
perkembangan pendidikan di Amerika
Undangan dari WCOTP menghadiri Konggres
II di London
Konggres PGRI XVIII di Bandung, bnyak
organisasi guru luar negeri yg menyampaikan
pesan
73. Partisipasi perjuangan PGRI;
1. Mempertahankan kemerdekaan
2. Bidang pendidikan;
-Mencerdaskan kehidupan bangsa
-Pelopor sistim pendidikan nasional
3. Mempersatukan Guru Republik
Indonesia(Asas UN. IN. Non ParPol)
4. Meningkatkan Profesionalitas Guru
5. Menumpas Pemberontakan G 30 S / PKI
6. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
pembangunan nasional
7. PGRI pada era reformasi
76. 3. PGRI mempersatukan guru di negara2
boneka buatan Belanda;
a.mewujudkan persatuan guru
konggres III 1948 Madiun
b.mempersatukan guru di negara2
boneka Belandakonggres IV 1950
di Jogyqkarta
77. Perjuangan mewujudkan pendidikan nasional;
1. PGRI pelopor mencerdask kehidupan bangsa,
mengembangkan orga keseluruh
pelosok tanah air >< sekutu,Bld,
devide et empera
konggres II Surakarta ;
- sisdiknas dilaks atas dasar Kep Nas
- gaji guru tdk terbatas satu kolom
- dibuat UU pokok Pend & UU pokok
perburuan
konggres III Madiun menegaskan garis
perjuangan ( asas,& tujuan PGRI serta identitas
dicantumkan tegas )
78. 2. PGRI pelopor mengubah sistem Pend.
Kolonial menjadi sistem Pend. Nas,
konggres XIV upaya
pembaharuan sistem Pend Nas.
lahir UU Sisdiknas no.2 th 1989.
79. Perjuangan PGRI dalam
mmpersatukan Guru RI
Konggres PGRI IV di Jogyakarta 26-28 Feb 1950.
PGRI sebagai Organisasi Perjuangan
( konsolidasi 5 tahun sekali )
Jogyakarta ibu kota RI ,pidato Mr Assaat isinya;
1. Persatukanlah !
2. Memuji PGRI- pencerminan semangat
perjuangan guru
3.PGRI harus sesuai kehendak/tekat pendirinya
80. Suasana Konggres PGRI IV
penuh kecurigaan
Walau banyak guru mengajar di luar wilayah
RI ( Jawa, Sumatra,Madura ) teyapi semangat
yang tumbuh adalah keinginan/ kesetiaan
terhadap NKRI
Pengaruh RIS terhadap Konggres PGRI IV
Suasana Politik rawan , ada orang-orang
republiken tapi ada juga” Gol Non Kooperatif
“ dan “ Gol Kooperatif “
81. Keputusan Konggres PGRI IV
Mepertahankan dan mengisi kemerdekaan
yang diproklamasika 17 Agustus 1945
Menghilangkan rasa kecurigaan dan rasa
kedaerahan di kalangan guru
Selain itu juga mengeluarkan Maklumat
Persatuan yang diserukan untuk kaum Guru
82. Konggres V di Bandung
19-24 Desember 1950
Usaha mempersatukan guru dari Gol Kooperatif
dengan Gol Non Kooperatif ( RIS Bubar )
Dengan cara
1. menyelesaikan penyesuaian gaji
2. pemberian penghargaan kepada Gol Non
Kooperatif
3. segera pemerintah menyusun peraturan gaji
4. mendudukan wakil PGRI dalam kepanitiaan
83. Konsulidasi organisasi dan
hasil yang dicapai
Jumlah cabang 301 ,anggota 39000 orang
Berhasil memilih PB PGRI ketua Soedjono
PB PGRI berhasil melakukan upaya-upaya
konsulidasi.
Dibuktikan masuknya 47 cabang dari Slawesi
dan Kalimatan.
SGI dan PGI meleburkan diri ke dalam PGRI
84. Lahirnya organisasi berasaskan
agama da kekaryaan
Menimbulkaan gejala separatisme
PGRI harus mengatasi gejala itu;
1. meningkatkan konsolidasi organisasi
2. bangkitkan rasa persatuan,jiwa
semangat nilai 45
3. sosialisasika hasil –hasil perjuangan PGRI
85. Asas yang diterapkan dalam
organisasi PGRI
Penerapan asas unitaristik
Penerapan asas independen
Penerapan asas non partai politik