3. Latar Belakang
Budi Utomo (Boedi Oetomo) adalah organisasi yang dibentuk oleh beberapa
mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) dan merupakan organisasi
pemuda pertama yang didirikan oleh kaum muda.
Lahirnya Budi Utomo diawali dengan pertemuan antara pendiri Budi Utomo
dengan dr. Wahidin Soedirohoesodo. Saat itu, dr. Wahidin mencetuskan ide untuk
mencerdaskan bangsa agar tidak mudah diadu oleh penjajah.
Wahidin Sudirohusodo menyadari pendidikan merupakan kunci kemajuan bangsa
Indonesia. Ia pun mempunyai keinginan menyebarluakan pendidikan bagi bangsa
Indonesia. Beliau kemudian menggalang dana pelajar (studie fonds) guna membantu
penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak yang memiliki kecakapan tetapi kurang
mampu secara finansial.
Pada 1907 Wahidin Sudirohusodo·berkunjung ke STOVIA. Dalam kunjungannya
tersebut ia menemui para pelajar STOVIA dan menyampaikan pemikirannya.Pemikiran
Wahidin Sudirohusodo mendapat sambutan positif dari para pelajar STOVIA. Mereka
sependapat dan menyadari buruknya nasib rakyat Indonesia di bawah penjajahan
Belanda. Pemikiran Wahidin Sudirohusodo kemudian menginspirasi Sutomo bersama
teman-temannya sesama mahasiswa STOVIA untuk membentuk organisasi Budi Utomo
pada 20 Mei 1908.
4. TUJUAN
Pada awal pembentukannya, tujuan organisasi ini dirumuskan
samar-samar, yakni untuk meraih kemajuan Hindia.
Berikut adalah tujuan didirikannya Budi Utomo
1. Memajukan dan memajukan masyarakat dan kebudayaan Jawa
terutama melalui pendidikan, melalui pemberian kesempatan
serta beasiswa bagi masyarakat yang kurang mampu.
2. Mencapai kemajuan serta meningkatkan derajat bangsa
Indonesia.
3. Memajukan bidang pertanian, peternakan, serta perdagangan
untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
4. Memajukan bidang industri dan teknik guna mendukung
pertumbuhan ekonomi rakyat.
5. Memajukan serta menghidupkan kebudayaan yang hampir
redup. Dilakukan supaya Indonesia tidak kehilangan identitas dan
untuk melestarikan budaya daerah.
5. Tokoh Budi Utomo
Pendiri organisasi Budi Utomo didirikan oleh pelajar
dari STOVIA atau School tot Opleiding van
Inlandsche Artsen. Yang berjumlah 9 orang, yaitu :
1)Soetomo
2)R.Goembrek
3)GoenawanMangoenkoesoemo
4)Mochammad Saleh
5)Mohammad Soeleiman
6)Soeradji
7)Angka Prodjosoedirdjo
8)Gondo Soewarno
9)M. Soewarno
6. TOKOH BUDI UTOMO
1. Soetom
Soetomo mendirikan sebuah perkumpulan. Nama perkumpulan tersebut adalah Budi Utomo. Selain
sebagai perkumpulan, Budi Utomo dijadikan sebagai organisasi pelajar.Pasalnya, pada saat itu
Belanda sangat melarang segala macam organisasi yang berbau politik. Itulah sebabnya Budi Utomo
dijadikan sebagai organisasi pelajar.
2. Mochammad Saleh
Mochammad Saleh adalah orang yang selalu bekerja menurut apa yang diputuskan oleh rapat. Ia
mengatur urusan rumah tangga secara tertib.Hal itu membuat hasil pekerjaan organisasi Budi Utomo
selalu beres dan maju.
3. Mohammad Soelaiman
Soelaiman juga sering terlibat diskusi mengenai kebangsaan dan gejolak sebuah pergerakan. Itulah
yang membuatnya tercatat sebagai salah satu pendiri organisasi Budi Utomo sebagai wakil ketua.
Ketika kongres pertama organisasi Budi Utomo tanggal 3 sampai 5 Oktober 1908 di Yogyakarta,
Soelaiman pun ikut hadir dan berpartisipasi.
4. Goenawan Mangoenkoesoemo
Goenawan Mangoenkoesoemo adalah salah satu sahabat dekat dari Soetomo. Bahkan, keduanya tak
bisa dipisahkan, terlebih dalam hal kaitannya dengan pendirian dari organisasi Budi Utomo. Goenawan
menjabat sebagai sekretaris di dalam organisasi Budi Utomo.
5. Gondo Soewarno
Pada awal pendirian organisasi Budi Utomo, Soewarno mendapat jabatan sebagai sekretaris
sementara di organisasi Budi Utomo. Ia mengeluarkan dua pernyataan tentang organisasi Budi
Utomo. Akan tetapi, tidak ada satupun dibubuhi tanggal, kapan dikeluarkannya pernyataan tersebut.
7. TOKOH BUDI UTOMO
6. R. Angka Prodjosoedirdjo
Pada tahun 1967 Dokter Angka kemudian menyempatkan untuk menulis silat mengenai pendirian
organisasi Budi Utomo. Ia menulis surat untuk menjawab surat dari Prof. Sardjito yang
mengatakan bahwa organisasi Budi Utomo didirikan oleh pelajar dari STOVIA, sesuai dengan
kejadian yang ia saksikan pada tanggal 20 Mei 1908.
7. Mas Goembrek
ia bergabung dengan kelompok Soetomo yang masuk ke STOVIA .Mereka saling berdiskusi
masalah negara dan kebangsaan. Gombrek memiliki peran yang penting dalam melakukan
pendekatan dengan para bupati. Hal itu dilakukan untuk perjuangan mendukung organisasi Boedi
Oetomo.
8. M. Soewarno
Di antara teman-teman lainnya, M. Soewarno adalah angkatan pelajar yang masuk lebih awal. Di
dalam kepengurusan organisasi Budi Utomo, nama M. Soewarno tercatat sebagai seorang
komisaris atau pembantu umum. Ia bertugas bersama komisaris lainnya, seperti Soeradji,
Mochammad Saleh dan Goembrek.
9. Soeradji Tirtonegoro
Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Soeradji adalah salah
satu pelajari di STOVIA yang mahir dalam berbahasa Jawa. Selain itu, ia juga sebagai perantara
antara pelajar yang aktif di organisasi Budi Utomo dengan masyarakat
8. Faktor Bubarnya Budi Utomo
Faktor-faktor yang menyebabkan berakhirnya organisasi budi utomo adalah:
1. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibandingkan rakyat jelata
2. Keluarnya anggota Budi Utomo dari kalangan mahasiswa
3. Adanya kesulitan finansial
4. Kedekatan dengan pemerintah Belanda
5. Orientasi pergerakan yang mengarah ke politik
6. Adanya sikap Tirto Kusumo yang lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial Belanda
7. Bahasa Belanda lebih menjadi prioritas daripada bahasa Indonesia
8. Priyayi lebih banyak yang mementingkan jabatan daripada mementingkan kepentingan
nasionalisme.
Pada akhirnya Budi Utomo menggabungkan diri ke dalam Partai Indonesia Raya (Parindra) Pada
tahun 1935 sekaligus berakhirnya kiprah Budi Utomo. Meskipun kiprah Budi Utomo berakhir
organisasi ini menjadi inspirasi bagi lahirnya organisasi-organisasi nasional. Organisasi-organisasi yang
terinspirasi oleh Budi Utomo yaitu Indische Partij Perhimpunan Indonesia dan melawan Belanda
10. Latar Belakang
Jauh sebelum pemilihan umum (Pemilu) 1955 berlangsung, sudah ada partai politik pertama
di Indonesia yang bernama Indische Partij. Lebih tepatnya indische partij berdiri pada tanggal 25
Desember 1912 dan menjadi partai politik pertama di Indonesia. Indische Partij yang berdiri di masa
pergerakan nasional disebut sebagai partai politik karena secara terang-terangan menyatakan untuk
berpolitik.
Indische Partij berdiri adalah untuk melawan diskriminasi dan ketidakadilan yang dilakukan
pemerintah kolonial dengan gagasan utama dari E.F.E Douwes Dekker. Salah satu diskriminasi yang
dilakukan belanda yaitu orang Indo (Hindia Belanda) tidak dapat menduduki posisi kunci pemerintah
karena tingkat pendidikannya. Sedangkan di posisi yang sama, orang Belanda mendapatkan gaji yang
lebih tinggi daripada pribumi.
Dari kejadian tersebut, Douwes Dekker memiliki ide untuk mencetus indische bond, sebuah
organisasi yang dipimpin oleh orang-orang asli Hindia Belanda. Namun, organisasi tersebut tidak dapat
berjalan dengan baik, karena tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari masyarakat.
Selanjutnya pada 1912, Douwes Dekker mengajak Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryaningrat yang merupakan orang asli indonesia, mendirikan partai sendiri bernama Indische
Partij. Pada Maret 1913, Belanda menyatakan IP sebagai organisasi terlarang dan para pemimpinnya
diasingkan. Douwes Dekker ke Timor, Kupang: Tjipto Mangunkusumo ke Banda; dan Suwardi Suryaningrat
(Ki Hajar Dewantara) ke Bangka. Akan tetapi, atas permintaan mereka akhinya mereka diasingkan ke
Belanda.
11. TUJUAN
Tujuan Indische Partij didirikan adalah -untuk
membangkitkan rasa patriotisme orang Hindia untuk
tanah yang memberinya kehidupan, yang
mendorongnya untuk bekerja sama atas dasar
persamaan hak politik nasional untuk
mengembangkan tanah air Hindia ini dan untuk
mempersiapkan sebuah kehidupan bangsa yang
merdeka - mempersatukan seluruh bangsa Indonesia
dan mencapai Indonesia merdeka-Membangun rasa
patriotisme seluruh rakyat Indonesia terhadap
Indonesia yang merupakan tanah airnya-Menerapkan
kerjasama yang didasarkan pada persamaan
ketatanegaraan
12. TOKOH TIGA SERANGKAI INDISCHE PARTIJ
Tiga serangkai ini merupakan sebutan dari para pendiri Indische Partij yaitu
Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hadjar Dewantara, mereka
membentuk partai Indische Partij karena menginginkan adanya kerja sama antara
orang Indo dengan orang Indonesia asli atau disebut bumiputera.
Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara pun benyak menyumbangkan jasa-jasanya bagi Indonesia,
khususnya dalam bidang pendidikan saat itu. Selain itu, Ki Hadjar Dewantara pun
mencetuskan semboyan pendidikan yang saat ini masih terkenal dan digunakan
yaitu “Tut Wuri Handayani”
Douwes Dekker
Sosok penggagas utama dari terbentuknya Indische Partij atau Partai Hindia. Ia
memiliki nama sali Danudirja Setiabudi. Douwes Dekker adalah seorang
keturunan Belanda sekaligus pelopor dari munculnya rasa nasionalisme di
Indonesia pada awal abad ke 20.
Bagi Tjipto Mangunkusumo
Indische Partij adalah upaya mulia yang dapat mewakili kepentingan dari seluruh
penduduk di Hindia Belanda, tanpa memandang asak suku, asal golongan hingga
agama yang dianut.
13. Bubarnya Indiche Parij
Indische Partij hanya berumur 1 tahun yaitu didirikan pada tahun 1912 dan
dibubarkan pada tahun 1913. Alasan Indische Partij hanya berumur satu tahun saja adalah
karena pemerintah Belanda menganggapnya sebagai organisasi berbahaya.
Suwardi Suryaningrat yang juga sebagai salah seorang pemimpin Komite
Bumiputra menulis sebuah karangan yang berjudul "Ask ik een Nederland was..."
("Sekiranya aku seorang Belanda..."). Isinya tentang sindiran yang cukup tajam atas
ketidakadilan pemerintah kolonial Belanda terhadap daerah jajahan. Cipto
Mangunkusumo melontarkan kritik dengan menulis karangan berjudul Kekuatan atau
Ketakutan yang berisi kritikan terhadap tindakan Belanda yang tidak demokratis dan
dimuat di harian De Expres. Douwes Dekker menulis kritikannya dengan judul Pahlawan
Kita Dr. Cipto Mangunkusumo dan R.M. Suwardi Suryaningrat.
Hal ini membuat Belanda terusik dan memutuskan untuk membekukan izin
berdirinya Indische Partij serta membubarkannya pada 4 Maret 1913. Akibat tulisan
tersebut ketiganya kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman pengasingan ke negeri
Belanda.
14. Thanks!
Do you have any questions?
Anggota Kelompok 2 :
1. Amaliatus Sholihah (7)
2. Annisa Nur Rahmah (8)
3. Annisa Vriolina (9)
4. Diajeng Qurrota A’yuni (10)
5. Diana Shovia (11)
6. Efi Haidatul Putri (12)