LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
Sosiologi Islam
1.
2. URGENSI PENGAJARAN
SOSIOLOGI ISLAM:
Latar Belakang:
Sosiologi Agama vs Sosiologi Islam
• Pure science vs semi-applied sciense (tentang Masyarakat Islam
dan pembentukannya
Sejarah Peradaban Islam (15 abad)
• Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa, Asia, Amerika
Pembelajaran Sosiologi Islam: masih terbatas pd
PT Agama ( bagaimana dengan PT umum)
3. Urgensi Pengajaran
Sosiologi Islam:
Demografis - Historis
Sosiologis: Islam
Mayority, (Asia, Afrika,
Eropa..) berpengaruh
signifikan dlm budaya
Historis: Ibn Khaldun
(the founding father of
Sociology, peradaban
Islam
5. Kelemahan Teori Barat & Resistensi Timur
• Teori-teori Barat atau yang lahir dan
berkembang di masyarakat Eropa dan juga
Amerika, tidak semuanya relevan dijadikan
sebagai alat analisis terhadap mayoritas
penganut Islam
Relevansi
• Kelesuan dan ketidakmampuan Ilmu sosial
untuk menjelaskan fenomena sosial,
• konteks perkembangan dan perubahan sosial
masyarakat yang semakin pesat, dan implikasi
teknologi informasi yang menggerogoti nilai dan
perabahan umat manusia.
Kelesuan,
tdk up to
date
• Pembelajaran Sosiologi Islam memungkinkan
digunakan sebagai alternatif basis perlawanan
terhadap mainstream sosiologi positivis Barat
dan posmodern yang liar. Lihat: Bryan S. Tunner
Alternative
Resistent
6. Sosiologi Islam sbg Sosiologi Profetik
Orientasi pd sosiologi terapan (applied
science), bagaimana Islam diterapkan dalam
masyarakat, Ilmu Sosial (sosiologi) Profetik
(tujuan kenabian)
Al qur’an Ali Imran Ayat 110: “kamu adalah
ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang mungkar dan beriman kepada Allah…”
Term filosofis ayat tersebut: masyarakat
utama (khairu ummah), kesadaran sosio-
historis (ukhrijat linnas), liberasi (amr
ma’ruf), emansipasi (nahy mungkar), dan
transendensi (al iman billah).
7. Landasan Teoritis Sosiologi Islam (SI)
Ilyas Ba-Yunus rumuskan 5 landasan Sosiologi Islam:
1) Teori SI memperhatikan eksistensi material dan spiritual
manusia, terutama asal-usul penciptaan manusia;
2) Memusatkan pd penalaran dan pengambilan keputusan
dgn memilih alternatif sbg landasan interaksi sosial;
3) Bertolak dari perspektif makro, teori SI mampu
mengembangkan diri, sehingga mencakup proses yg lebih
besar: proses konsensus/kerjasama dan konflik/kompetisi;
4) Teori SI memiliki kemampuan utk menjelaskan pola
perilaku individual dan tata sosial dari proses-proses
internal maupun faktor eksternal;
5) Teori SI utk mencapai tujuanIslam, ia memberikan tekanan
pd tkt invidual, kelompok, komunitas, bangsa dan dunia.
8. Kurikulum Pembelajaran SI
Materi Sosiologi yg berbasis masyarakat Islam bisa diintegrasikan dgn
kurikulum yg telah ada.
Strategi yang tepat dgn meminjam pemikiran studi kultural Edward Said
yaitu teori orientalis. Ilmu sosial yg menjelaskan fenomena sosial di
dunia timur terlalu berorientasi Barat (Eropa).
Materi pembelajaran atau kurikulum tidak hanya struktur dan proses
sosial masyarakat Islam, tapi juga bagaimana struktur, proses serta
perubahan sosial yg ideal utk membangun peradaban (tamaddun) Islam.
Tujuan jangka panjang SI: mengembangkan strategi untuk membangun
peradaban yang bersendikan ketauhidan, kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, memelihara relasi sosial yg harmoni antar bangsa, dan
kelestarian relasi manusia dengan alam.
Hal ini berbeda dgn teori positivis yg bertujuan untuk memahami dan
menjelaskan fenomena masyarakat, tetapi tidak ada upaya untuk
mengubah kultur dan struktur sosial yg tidak Islami.
9. Urgensi Berilmu berbasis Al-Qur’an
Keoutentikan Alqur’an Refernsi Keterangan
Turun dari Allah, Tidak ada keraguan
pdnya dan tidak dpt ditandingi,
kebenaran
Baqarah, 2: 2 dan 23
Assajadah, 32: 2-3
Ar-Ra’d, 13: 1
Manusia ditantang
utk buat yang
serupa, tdk mampu
Mengandung Hikma: petunjuk dan
rahmat (Ilmu Pengetahuan)
Luqman, 31: 2-3
Ali Imron, 3: 190
An Nuur, 24: 44
Integrasikan: Ayat
kauniyah dan
Kauliyah
Petunjuk, penjelas dan pembeda;
membenarkan kitab sebelumnya dan
menjelaskan, bukan dibuat-buat
Baqarah, 2:2 dan 185
Yunus, 10: 37
Kitab Zabur, Taurah
dan Injil
Petunjuk sempurna-rapi-terperinci,
meliputi seluruh alam, Jin dan
manusia
Al Furqan, 25: 1
Hud, 11: 1-2
Ar-Ruum, 30: 18-26
Keragaman, siang-
malam, langit-
bumi, mikro-makro
Jalan keluar dr gelap ke cahaya, jalan
lurus, tidak ada bengkokan dlmnya
Ibrahim, 14: 1
Al Kahfi, 18:1-2
Perubahan ke jalan
Tuhan, benar, lurus
Penyejuk hati dan obat, pembawa
berita gembira dan peringatan
Al Isra, 17: 83
Al Kahfi, 18: 2-4
Alqashash, 28:84,
Annamal, 28:89. : 2
Kebaikan dibalas
10-700 kali lipat:
Baqarah, 261-262
11. Sumber Ilmu dalam Islam:
Instink: sudah ada
sejak lahir: lapar-
haus, sedih-senang
Indra: penglihatan,
pendengaran,
penciuman,
perabaan
Akal-Rasio:
Induktif-deduktif-
analitik-komparasi
Pengalaman
(empiris): riset
Qalbu-hati: rasa,
kemampuan
deteksi
Intuitif: tanpa
penalaran
Wahyu: hanya
nabi dan rasul
Mimpi Benar: Nabi
dan orang sholeh
Anugrah Ilahi:
langsung dr Allah,
Nabi Khidir-Musa
13. Sosiologi Islam: Ilyas Ba-Yunus dan Farid Ahmad
Sosiolog: orang istimewa dalam ilmu sosial, karena:
Dididik untuk memiliki wawasan yang komprehensif
menganai eksistensi sosial manusia serta
konsekuensinya;
Paling sedikit mengidap etnosentrisme, karena
penekanan pada relativisme kebudayaan
(kemajemukan-pluralitas)
Tujuan penulisan Buku:
Dialog pendekatan sosiologis yang lebih komprehensif dan
merujukkan ektrem yang ada dalam sosilogi kontemporer
Menampilkan program Islam yang lebih aktifis bagi para
sosiologi, selain teoritis dan strategis
14. Asumsi-Asumsi dalam SI:
Ilyas Ba-Yunus dan Farid Ahmad
Sifat Alam: Allah sbg pencipta Alam; QS 3: 190; 32: 4 dan
berkuasa atasnya, tolak nilai sekuler; Hukum Allah vs
Hukum Alam
Sifat Manusia: 4 karakter: terbuat dari unsur berlawanan:
baik-buruk, kehendak bebas, kemampuan belajar utk dpt
pengetahuan QS 2: 31, menciptakan khasanah
pengetahuan, QS 2: 30, 11: 43, kualias unik-terbaik dari
semua makhluk, 95: 4-6
Sifat Tata Sosial: 2 unsur Pluralitas dan hukum yang
mengatur, dari 2 orang, berkembang bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa: QS 49: 13; 30: 22
Sifat Sejarah manusia: gerak maju dan pilihan, konsensus
dan kerjasama; QS 13: 12
15. Teoritis, Kritis Dan Strategis:
Teori Islam tentang Masyarakat:
Material-Spritual
Proses Penalaran dan Pengambilan keputusan
Konsesnsus dan Kerjasama antar sesama
Menjelaskan perilaku individu dan tata sosial: lokal-global
Digunakan untuk tujuan Islam
Islam Sebagai Idiologi-Pandangan Hidup (universal-
integral)
Kritis:
Keluarga-Kekerabatan
Politik-Kepemimpinan
Ekonomi-Bisnis
16. Paradigma Al-Qur’an untuk Perumusan Teori:
(Kuntowijoyo: Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi)
Al Qur’an sebagai paradigma: teori sosial berbasis Al qur’an
Paradigma Thomas Kuhn: realitas sosial dikonstruksi oleh mode of
thought atau mode of inquiry, akhirnya menghasilkan mode of
knowing; Immanuel Kant: cara-mengetahui atau skema konseptual
Pendekatan sintetik-analitik: qur’an dua bagian utama:
Konsep-konsep: normatif, doktrin etik, aturan legal, ajaran
umum
Kisah-kisah sejarah dan amsal-amsal (perumpamaan): untuk
mendapatkan wisdom, kearifan dari peristiwa sejarah
• Alqur’an sebagai data, dokumen ttg pedoman hidup; fostulat
teologis-teoritis sekaligus; normatif utk dianalisis ke level objektif
• Fungsi paradigma Al qur’an utk membangun perspektif qur’an
dalam rangka memahami realitas; perlu pemahaman ttg realitas itu
apa?
17. Paradigma Islam untuk
Transformasi Sosial
Sebagai ideologi, bagaimana mengubah masyarakat sesuai
dengan cita-cita dan visinya?
Diperlukan teori sosial yang berfungsi untuk menjelaskan
kondisi masyarakat masa kini, sekaligus memberikan
insight mengenai perubahan dan transformasinya
Teori-teori yang diderivasi dari ideologi sosial sangat
berkepentingan terhadap terjadinya transformasi sosial
Islam sangat berkepentingan pada realitas tidak hanya
untuk dipahami, tetapi untuk diubah dan dikendalikan
Transformasi sosial Islam: berakar pd cita-cita untuk
menegakkan amar ma’ruf, dan nahi mungkar dalam
kerangka keimanan kepada Allah Subhanuwata’ala.
18. Hubungan Kausal Struktur Budaya, Sosial dan
Teknik: Paradigma teori perubahan sosial
Marx Struktur Sosial:
Kelas, eksploitasi,
alienasi
Struktur Teknik:
kekuasaan kelas
melalui negara
Struktur Budaya:
Dominasi intelektual,
estetika, nilai
Weber Struktur Teknik:
dominasi otoritas,
kekuasaan klp elit
Struktur Budaya:
Legitimasi simbolik
Struktur Sosial:
stratifikasi, akumulasi
kehormatan,
kemakmuran
Durkheim Struktur Budaya:
Sentimen, kollektif,
nilai-nilai sosial
Struktur Sosial:
Diferensiasi sosial
dan insentif
Struktur Teknik:
kepemimpinan
Paradigma Islam: budaya: nilai tauhid-iman; sosial: jamaah-ummah;
Teknik-organisasi: relasi kyai-guru dengan santri-siswa (kepemimpinan)
19. Model 1: Transformatif Teori Sosial
Islam oleh Kuntowijayo
Struktur Budaya Struktur Sosial Struktur Teknik
Tingkat
Normatif
Kesadaran
normatif, sistem
nilai
Ummat (keluarga,
jamaah, komunitas)
Kekuasaan,
Kepemimpinan
Proses
Metodologis
Verifikasi,
konseptualisasi
Subjektifikasi,
objektifikasi
Demokratisasi,
sosialisasi
Tingkat
Ilmiah
Teori sosial Diferensiasi fumgsional
(ulama, intelek,
pedagang, petani,
buruh)
Negara-societal
Ekonomi-ethical
Masyarakat moral
20. Model 2: Transformatif Teori Sosial Islam
Tingkat Normatif
• Struktur Budaya:
Sistem nilai
• Struktur Sosial:
ummat
Struktur Teknik:
kekuasaan-
kepemimpinan
Proses
Metodologis
• Struktur Budaya:
konseptualisasi-
Verifikasi,
• Struktur Sosial:
Subjektifikasi,
objektifikasi
• Struktur
Teknik:
Demokratisasi,
sosialisasi
Tingkat Ilmiah
• Struktur
Budaya: Teori
Sosial
• Struktur Sosial:
Diferensiasi
Fungsional
• Struktur Teknik:
Negara-societal,
Ekonomi-ethical,
Masyarakat moral
21. Belajar dari Ummat-Kaum terdahulu:
Ali Imran, 3: 137; Al Ankabut, 29: 40
No Era
Rasul-
Nabi
Nama Ummat-Kaum dan
Pelanggarannya
Bentuk Azab-Pelajaran Referensi
1. Nuh Kaum Nuh: Dustakan Nuh; tidak taat,
membangkang
Banjir Bandang, termasuk
anak dan istrinya Nuh
tenggelam
Asy-Syuara, 26: 104-121
Al Ankabut
2. Musa Kaum Fir’aun, Qarun, Haman:
Mengangkat diri sebagai Tuhan,
kekerasan terhadap Bangsa Israel-
perbudakan
Ditenggelamkan di laut
merah, qarun hartanya
dibenamkan dalam perut
bumi, banyak yang
terpesona, 28:76-82
Asy-Syuara, 26: 9-67
Al Ankabut 39
Al Qasas, 28: 3-48
Al Baqarah, 2: 48
3. Hud Kaum Ad: tidak mau dengar
peringatan, agama adat, kebiasaan
nenek moyang, patung-patung
Hujan deras berhari-hari,
angin kencang, topan 7
hari-8 malam
Asy-Syuara, 26: 122-139
Hud, 13: 50-60
4. Luth Kaum Luth: Datangi laki-laki,
tinggalkan perempuan (homoseks),
kaum sodom; pergaulan bebas
Waktu subuh, Hujan batu,
Diazab termasuk istri Luth
penghuni neraka sm Istri
Nuh
Asy-Syuara, 26: 159-174
At-Tahrim, 66: 11
5. Syu’aib Penduduk (Patung Aikah disembah)
Madyan: Mendustakan Syu’aib,
berbuat curang dengan timbangan,
zalim pd yang lemah
Gempa dahsyat, mayat
bergelimpangan, musim
kering-haus
sempurnakan takaran-
timbanglah dengan benar,
Asy-Syuara, 26: 175-190
Al Ankabut 36-37
Hud, 13: 84-95
Al A’raf, 6: 91-92
22. Peristiwa dan Pelajaran dari Ummat
sebelumnya:Yusuf, 12: 111
6. Ibrahim Kaum Ibrahim, termsuk bapak:
penyembah berhala
Diancam neraka jahim,
sesembahan
dijungkirbalikkan bersama
orang zalim
Asy-Syuara, 26: 68-103
7. Shaleh Kaum Tsamud: Dustakan Allah dan
Rasul, melampau batas, buat
kerusakan, bunuh unta betina,
makmur-tanah subur
Suara yang mengguntur,
gempa diertai petir
Mujizat: unta betina dari
batu, makan dan minum
giliran,
Asy-Syuara, 26: 140-158
Hud, 13: 61-68
8. Sulaiman Kerajaan Ratu Balqis: Menyembah
matahari, akhirnya beriman dan
mengakui kekuasaan Nabi Sulaiman
Istana di pindahkan ke
Pusat Kekuasaan Nabi
Sulaiman
An Namal, 27: 15-44
9. Ayyub Cobaan Penyakit, Istri
meninggalkannya
Disembuhkan penyakit,
istri kembali: kesabaran
terima cobaan
Sad, 38: 41-44
10. Yunus Ummat mendustakan-tidak beriman;
Yunus tidak sabar, Kaum minawa,
Yunus bukan kaum Minawa,
Dicoba dengan ditelan ikan
40 hari dan berdoa di
dalamnya; Sabar dalam
dakwah
Al Anbiyaa: 87-88
Yunus, 10: 98
Al Qalam, 68: 48
No Era
Rasul-
Nabi
Nama Ummat-Kaum Terdahulu
dan Pelanggarannya
Bentuk Azab-cobaan dan
Pelajaran
Referensi
23. Kesimpulan
Meletakkan epistemologi SI sbg tradisi keilmuan yg
mempertegas relasi agama dan sains, struktur sosial yg
ideal dan strategi utk mewujudkan sistem kehidupan
(tamaddun) yg ditafsirkan dr Alqur’an.
Sosiologi Islam mempunyai misi (aspek profetik) untuk
mengkonstruksi atau membangun peradaban yang
barbasis pada nilai keislaman.
Diharapkan pembelajaran sosiologi Islam berlaku di
Perguruan Tingggi baik negeri maupun swasta, baik PT
umum maupun perguruan tinggi agama.
24. Referensi
Ba-Yunus, Ilyas dan Farid Akhmad. Sosiologi Islam dan Masyarakat
Kontemporer. Mizan. Bandung.
Fuller, Graham E.. 2010. A World Without Islam. Back Bay Books. New
York-Boston-London.
Haught, John F. 2004. Perjumpaan Sains dan Agama, Dari Konflik ke
Dialog. CRCS UGM-Mizan Bandung.
Hwang, Julie Chernov. Mobilisasi Damai Kaum Islamis di Indonesia,
Malaysia dan Turki. Freedom Institute.
Khaldun, Abdulrahman bin Muhammad bin. 2011. Muqaddimah. Terj.
Ahmadie Toha. Pustaka Firdaus. Jakarta.
Kuntowijoyo. 1991. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Mizan,
Bandung.
Maarif, A. Syafii. 2010. Ibn Khaldun dalam pandangan Penulis Barat dan
Timur.
Mahzar, Armahedi. 2004. Merumuskan Paradigma Sains dan Tekonologi
Islami. Revolusi Integralisme Islam. Mizan Bandung.
Najib, Emha Ainun. 1995. Nasionalisme Muhammad. Islam Menyonsong
Masa Depan. Sipress. Yogyakarta.
Tunner, Bryan S. 1991. Sosiologi Islam: Suatu telaah analitis atas tesa
sosiologi Weber. Rajawali. Jakarta.