SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
platyhelmintes
Nama kelompok
1.Fadhil Rais
2.Diaz Ghefira
3.Hazkia Rifany
CIRI - CIRI PLATYHELMINTHES
• Bentuk tubuh memanjang dengan dua ujung,
yaitu anterior (bagian kepala) dan posterior (bagian
ekor).
• Tubuh lunak, tidak bertulang, dan tidak berkaki.
▪Tubuh platyhelminthes pipih seperti pita, tidak
bersegmen dan simetris bilateral.
▪Dinding tubuh terdiri atas tiga lapisan, yaitu
ektoderm, mesoderm, danendoderm (juga disebut
triploblastik).
▪Alat pencernaan berupa gastrovaskular.
▪Epidermis lunak dan ada yang bersilia, terdapat alat
penghisap atau kait terutapa pada platyhelminthes
yang berisfat parasite.
▪Sistem ekskresi terdiri dari sel-sel api, yaitu sel-sel
berbulu getar yang berhubungan dengan saluran
ekskresi (flame sel dan solenosit).
SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan cacing pipih disebut
sistem gastrovaskuler, dimana peredaran
makanan tidak melalui darah tetapi oleh
usus.Sistem pencernaan cacing pipih
dimulai dari mulut, faring, dan
dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang
kerongkongan ini terdapat usus yang
memiliki cabang ke seluruh
tubuh. Dengan demikian, selain
mencerna makanan, usus juga
mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.
Selain itu, cacing pipih juga melakukan
pembuangan sisa makanan melalui mulut
karena tidak memiliki anus. Cacing pipih
tidak memiliki sistem transpor karena
makanannya diedarkan melalui sistem
gastrovaskuler. Sementara itu, gas O2 dan
CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui
proses difusi.
Mulut Faring Kerongkongan
UsusSeluruh Tubuh
Sistem Pernapasan
• Platyhelmithes tidak memiliki system pernapasan.
Sehingga pertukaran dan transportasi zat terjadi secara
difusi oleh seluruh sel tubuh.
Sistem Gerak
• Bergerak dengan kontraksi otot-otot tubuh.
• Alat ekskresi masih sangat sederhana, berupa
saluran bercabang-cabang yang berakhir
pada sel api (flame cell).
Sistem Ekskresi
SISTEM
SARAF
Ada beberapa
macam system saraf pada
cacing pipih :
1. Sistem saraf tangga tali merupakan
sistem saraf yang paling
sederhana. Pada sistem tersebut, pusat
susunan saraf yang disebut
sebagai ganglion otak terdapat di
bagian kepala dan berjumlah
sepasang. Dari kedua ganglion otak
tersebut keluar tali saraf sisi yang
memanjang di bagian kiri dan kanan
tubuh yang dihubungkan dengan
serabut saraf melintang.
2. Pada cacing pipih yang lebih tinggi
tingkatannya, sistem saraf dapat
tersusun dari sel saraf ( neuron ) yang
dibedakan menjadi sel saraf sensori (
sel pembawa sinyal dari indra ke
Kotak), sel saraf motor ( sel pembawa
dari otak ke efektor ), dan sel asosiasi (
perantara ).
Oseli Indra meraba
AurikulaStatosista
Reoreseptor
INDRA
1. Turbellaria atau Cacing Rambut Getar
Memiliki bulu getar yang berfungsi untuk bergerak.
contoh: Planaria
2.TREMATODA ATAU CACING ISAP
Memiliki alat pengisap, terdapat pada mulut di bagian kepala.Alat penghisap berfungsi untuk
menempel pada inangnya untuk menghisap makanan, berarti Trematoda merupakan parasit.
Trematoda dewasa hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah
vertebrata.
Contoh: Fasciola(Cacing Hati), Clonorchis, dan Schistosome
3. Cestoda atau Cacing Pita
Memiliki kulit berlapis kitin berfungsi melindungi diri dari enzim inangnya, dengan demikian
Cestoda merupakan parasit. Cestoda terdiri dari anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus),
dan proglotid.
KLASIFIKASI PLATYHELMINTES
• Telur – Trematoda bereproduksi seksual, lalu menghasilkan telur..
• Larva mirasidium – Telur menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium (en: miricidium), yang
akan menginfeksi inang perantara pertama.
• Sporosista – Dalam tubuh inang perantara, mirasidium berkembang menjadi kantong memanjang yang
disebut sporosista (en: Sporocyst). Sporosista dapat berkembang menjadi lebih banyak sporosista, atau
menjadi larva tahap berikutnya.
• Larva redia – Sporosista berkembang menjadi larva dengan mulut penghisap yang disebut redia. Redia dapat
berkembang menjadi lebih banyak redia, atau menjadi larva tahap berikutnya.
• Larva serkaria – Redia berkembang menjadi larva seperti kecebong yang disebut serkaria (en: cercaria).
Serkaria mungkin motil dan memiliki ekor, dan kemudian menginfeksi inang perantara kedua (tergantung
spesies).
• Sista mesoserkaria atau metaserkaria – Serkaria dapat berkembang menjadi Trematoda dewasa, atau
dorman terlebih dahulu dalam bentuk sista. Mesoserkaria (en: mesocercaria) merupakan bentuk serkaria
yang sedikit dimodifikasi dan dorman. Metaserkaria (en: metacercaria) merupakan bentuk serkaria yang
berubah menjadi sista dan dorman.
Dewasa – merupakan fase cacing hisap yang mampu melakukan reproduksi seksual untuk menghasilkan telur.
DAUR HIDUP TREMATODA
daur hidup cestoda
Telur – Cestoda bereproduksi seksual, lalu menghasilkan (dan menyimpan) telur pada proglotid-nya. Segmen proglotid yang
matang kemudian “rontok” bersamaan dengan telur-telur yang dikandungnya. Telur ini keluar melalui kotoran inang primer
dan dimakan oleh inang perantara (sapi, babi, dll.).
Onkosfer – Dalam tubuh inang perantara, telur menetas menjadi onkosfer, yaitu larva heksakant (en: hexacanth)
yang masih dibungkus oleh lapisan embrionik.
Larva heksakant – Onkosfer menjadi larva heksakant yang mampu menembus dinding saluran pencernaan, dan terbawa
menuju otot.
Sista sistiserkus – larva heksakant yang telah berada di otot kemudian membungkus diri menjadi sistiserkus. Sistiserkus
ini bisa bertahan beberapa tahun pada hewan (inang perantara), kemudian akan terbawa ke inang primer (inang definitif)
apabila termakan bersamaan dengan daging hewan.
Cacing pita muda – sistiserkus yang berada di usus inang p
rimer akan menempel dan mulai tumbuh menjadi dewasa.
Cacing pita dewasa – cacing dewasa menempel pada usus dengan skoleks dan mulai melakukan reproduksi seksual,
proglotid cacing pita mulai terisi dengan telur yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu per segmen proglotid.
Hebatnya, cacing pita bisa memiliki 1.000 – 2.000 segmen.
Proglotid rontok – ketika sudah matang dan berisi telur, segmen-segmen proglotid yang penuh dengan telur mulai
berguguran dan terbawa melalui kotoran
MANFAAT
Semakin
bertambah dan
bervariasi
biodervitas
animalia di
Indonesia.
Salah saru kelas
turbellaria, yakni
Planaria sp
digunakan sebagai
indikator air
bersih.
Planaria sp
dapat
dimanfaatkan
sebagai
makanan ikan.

More Related Content

What's hot (20)

Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
Filum annelida (bahan ajar 3)
Filum annelida (bahan ajar 3)Filum annelida (bahan ajar 3)
Filum annelida (bahan ajar 3)
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Annelida
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA AnnelidaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Annelida
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Annelida
 
FILUM Annelida
FILUM Annelida FILUM Annelida
FILUM Annelida
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
1.bahan ajar
1.bahan ajar1.bahan ajar
1.bahan ajar
 
Phylum Annelida
Phylum AnnelidaPhylum Annelida
Phylum Annelida
 
Biologi annelida
Biologi annelidaBiologi annelida
Biologi annelida
 
PPT Anelida
PPT AnelidaPPT Anelida
PPT Anelida
 
Anatomi serangga
Anatomi seranggaAnatomi serangga
Anatomi serangga
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
filum annelida dan filum mollusca
filum annelida dan filum molluscafilum annelida dan filum mollusca
filum annelida dan filum mollusca
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
Biologi - Annelida
Biologi - AnnelidaBiologi - Annelida
Biologi - Annelida
 
MAKALAH ANNELIDA
MAKALAH ANNELIDAMAKALAH ANNELIDA
MAKALAH ANNELIDA
 
Annelida dan molusca
Annelida dan moluscaAnnelida dan molusca
Annelida dan molusca
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)
 
Group 5 phylum annelida
Group 5 phylum annelidaGroup 5 phylum annelida
Group 5 phylum annelida
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
Phylum Annelida
Phylum AnnelidaPhylum Annelida
Phylum Annelida
 

Similar to PLATYHELMINTES

Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Galuh Musa
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthesOnic Agustina
 
Mollusca umum dan gastropoda
Mollusca umum dan gastropodaMollusca umum dan gastropoda
Mollusca umum dan gastropodaR Januari
 
biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)afifah nisa
 
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdfcacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdfAgathaHaselvin
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologiSMA N 90 JKT
 
Alat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel api
Alat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel apiAlat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel api
Alat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel apiZakir Ahmed
 
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSoga Biliyan Jaya
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesImawaty Yulia
 
Nirga Animalia.pptx
Nirga Animalia.pptxNirga Animalia.pptx
Nirga Animalia.pptxAstriMina1
 

Similar to PLATYHELMINTES (20)

Cacing.h
Cacing.hCacing.h
Cacing.h
 
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
 
Platyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematodaPlatyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematoda
 
1. bahan ajar
1. bahan ajar1. bahan ajar
1. bahan ajar
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthes
 
Mollusca umum dan gastropoda
Mollusca umum dan gastropodaMollusca umum dan gastropoda
Mollusca umum dan gastropoda
 
biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)
 
ANIMALIA
ANIMALIAANIMALIA
ANIMALIA
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdfcacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologi
 
Alat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel api
Alat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel apiAlat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel api
Alat kelamin jantan dan betina pada cacing dan bagaimana profesi pada sel api
 
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
 
Platymelminthes
PlatymelminthesPlatymelminthes
Platymelminthes
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 
Animalia
AnimaliaAnimalia
Animalia
 
Nirga Animalia.pptx
Nirga Animalia.pptxNirga Animalia.pptx
Nirga Animalia.pptx
 
Platyhelmintes
PlatyhelmintesPlatyhelmintes
Platyhelmintes
 

More from Diniarti Prayuni (19)

Xmia9 coelenterata
Xmia9 coelenterataXmia9 coelenterata
Xmia9 coelenterata
 
Xmia9 arthropoda
Xmia9 arthropodaXmia9 arthropoda
Xmia9 arthropoda
 
Xmia4 porifera
Xmia4 poriferaXmia4 porifera
Xmia4 porifera
 
Xmia4 platyhelmintes
Xmia4 platyhelmintesXmia4 platyhelmintes
Xmia4 platyhelmintes
 
Xmia4 mollusca
Xmia4 molluscaXmia4 mollusca
Xmia4 mollusca
 
Xmia4 echinodermata
Xmia4 echinodermataXmia4 echinodermata
Xmia4 echinodermata
 
Xmia4 coelenterata
Xmia4 coelenterata Xmia4 coelenterata
Xmia4 coelenterata
 
Xmia4 arthropoda
Xmia4 arthropodaXmia4 arthropoda
Xmia4 arthropoda
 
Xmia2 porifera
Xmia2 poriferaXmia2 porifera
Xmia2 porifera
 
Xmia2 platyhelminthes
Xmia2 platyhelminthesXmia2 platyhelminthes
Xmia2 platyhelminthes
 
Xmia2 mollusca v2
Xmia2 mollusca v2Xmia2 mollusca v2
Xmia2 mollusca v2
 
Xmia2 echinodermata
Xmia2 echinodermataXmia2 echinodermata
Xmia2 echinodermata
 
Xmia2 coelenterata
Xmia2 coelenterataXmia2 coelenterata
Xmia2 coelenterata
 
Xmia2 annelida
Xmia2 annelidaXmia2 annelida
Xmia2 annelida
 
Xmia1 porifera
Xmia1 poriferaXmia1 porifera
Xmia1 porifera
 
Xmia1 nemathelminthes
Xmia1 nemathelminthesXmia1 nemathelminthes
Xmia1 nemathelminthes
 
Xmia1 mollusca
Xmia1 molluscaXmia1 mollusca
Xmia1 mollusca
 
Xmia1 echinodermata
Xmia1 echinodermataXmia1 echinodermata
Xmia1 echinodermata
 
Xmia1 coelenterata
Xmia1 coelenterataXmia1 coelenterata
Xmia1 coelenterata
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

PLATYHELMINTES

  • 2. CIRI - CIRI PLATYHELMINTHES • Bentuk tubuh memanjang dengan dua ujung, yaitu anterior (bagian kepala) dan posterior (bagian ekor). • Tubuh lunak, tidak bertulang, dan tidak berkaki. ▪Tubuh platyhelminthes pipih seperti pita, tidak bersegmen dan simetris bilateral. ▪Dinding tubuh terdiri atas tiga lapisan, yaitu ektoderm, mesoderm, danendoderm (juga disebut triploblastik). ▪Alat pencernaan berupa gastrovaskular. ▪Epidermis lunak dan ada yang bersilia, terdapat alat penghisap atau kait terutapa pada platyhelminthes yang berisfat parasite. ▪Sistem ekskresi terdiri dari sel-sel api, yaitu sel-sel berbulu getar yang berhubungan dengan saluran ekskresi (flame sel dan solenosit).
  • 3.
  • 4. SISTEM PENCERNAAN Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus.Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh. Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus. Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan melalui sistem gastrovaskuler. Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi. Mulut Faring Kerongkongan UsusSeluruh Tubuh
  • 5. Sistem Pernapasan • Platyhelmithes tidak memiliki system pernapasan. Sehingga pertukaran dan transportasi zat terjadi secara difusi oleh seluruh sel tubuh. Sistem Gerak • Bergerak dengan kontraksi otot-otot tubuh. • Alat ekskresi masih sangat sederhana, berupa saluran bercabang-cabang yang berakhir pada sel api (flame cell). Sistem Ekskresi
  • 6.
  • 7. SISTEM SARAF Ada beberapa macam system saraf pada cacing pipih : 1. Sistem saraf tangga tali merupakan sistem saraf yang paling sederhana. Pada sistem tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang. Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang. 2. Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf ( neuron ) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori ( sel pembawa sinyal dari indra ke Kotak), sel saraf motor ( sel pembawa dari otak ke efektor ), dan sel asosiasi ( perantara ).
  • 9. 1. Turbellaria atau Cacing Rambut Getar Memiliki bulu getar yang berfungsi untuk bergerak. contoh: Planaria 2.TREMATODA ATAU CACING ISAP Memiliki alat pengisap, terdapat pada mulut di bagian kepala.Alat penghisap berfungsi untuk menempel pada inangnya untuk menghisap makanan, berarti Trematoda merupakan parasit. Trematoda dewasa hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata. Contoh: Fasciola(Cacing Hati), Clonorchis, dan Schistosome 3. Cestoda atau Cacing Pita Memiliki kulit berlapis kitin berfungsi melindungi diri dari enzim inangnya, dengan demikian Cestoda merupakan parasit. Cestoda terdiri dari anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan proglotid. KLASIFIKASI PLATYHELMINTES
  • 10. • Telur – Trematoda bereproduksi seksual, lalu menghasilkan telur.. • Larva mirasidium – Telur menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium (en: miricidium), yang akan menginfeksi inang perantara pertama. • Sporosista – Dalam tubuh inang perantara, mirasidium berkembang menjadi kantong memanjang yang disebut sporosista (en: Sporocyst). Sporosista dapat berkembang menjadi lebih banyak sporosista, atau menjadi larva tahap berikutnya. • Larva redia – Sporosista berkembang menjadi larva dengan mulut penghisap yang disebut redia. Redia dapat berkembang menjadi lebih banyak redia, atau menjadi larva tahap berikutnya. • Larva serkaria – Redia berkembang menjadi larva seperti kecebong yang disebut serkaria (en: cercaria). Serkaria mungkin motil dan memiliki ekor, dan kemudian menginfeksi inang perantara kedua (tergantung spesies). • Sista mesoserkaria atau metaserkaria – Serkaria dapat berkembang menjadi Trematoda dewasa, atau dorman terlebih dahulu dalam bentuk sista. Mesoserkaria (en: mesocercaria) merupakan bentuk serkaria yang sedikit dimodifikasi dan dorman. Metaserkaria (en: metacercaria) merupakan bentuk serkaria yang berubah menjadi sista dan dorman. Dewasa – merupakan fase cacing hisap yang mampu melakukan reproduksi seksual untuk menghasilkan telur. DAUR HIDUP TREMATODA
  • 11. daur hidup cestoda Telur – Cestoda bereproduksi seksual, lalu menghasilkan (dan menyimpan) telur pada proglotid-nya. Segmen proglotid yang matang kemudian “rontok” bersamaan dengan telur-telur yang dikandungnya. Telur ini keluar melalui kotoran inang primer dan dimakan oleh inang perantara (sapi, babi, dll.). Onkosfer – Dalam tubuh inang perantara, telur menetas menjadi onkosfer, yaitu larva heksakant (en: hexacanth) yang masih dibungkus oleh lapisan embrionik. Larva heksakant – Onkosfer menjadi larva heksakant yang mampu menembus dinding saluran pencernaan, dan terbawa menuju otot. Sista sistiserkus – larva heksakant yang telah berada di otot kemudian membungkus diri menjadi sistiserkus. Sistiserkus ini bisa bertahan beberapa tahun pada hewan (inang perantara), kemudian akan terbawa ke inang primer (inang definitif) apabila termakan bersamaan dengan daging hewan. Cacing pita muda – sistiserkus yang berada di usus inang p rimer akan menempel dan mulai tumbuh menjadi dewasa. Cacing pita dewasa – cacing dewasa menempel pada usus dengan skoleks dan mulai melakukan reproduksi seksual, proglotid cacing pita mulai terisi dengan telur yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu per segmen proglotid. Hebatnya, cacing pita bisa memiliki 1.000 – 2.000 segmen. Proglotid rontok – ketika sudah matang dan berisi telur, segmen-segmen proglotid yang penuh dengan telur mulai berguguran dan terbawa melalui kotoran
  • 12. MANFAAT Semakin bertambah dan bervariasi biodervitas animalia di Indonesia. Salah saru kelas turbellaria, yakni Planaria sp digunakan sebagai indikator air bersih. Planaria sp dapat dimanfaatkan sebagai makanan ikan.