SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
Kelompok 3
• Fannisa Salsabila
• Muhammad Fadhil Rachman
• Muhammad Wira Putra
• Sekar Zahtia Hastami
Cacing(Vermes)
Cacing diartikan sebagai hewan kecil, bertubuh
memanjang, lunak, tidak berangka, dan tidak
mempunyai kaki.
Bagian tubuhnya terdiri dari kepala(asterior),
ekor(posterior),punggung(dorsal),perut(ventral), dan
bagian samping(lateral).
Cacing dibedakan menjadi tiga Filum yaitu
Platyhelmintes, Nemathelmintes, dan Annelida.
1. Filum Platyhelmintes
1. Filum Platyhelmintes
Ciri ciri
 Tubuhnya pipih.
 Sistem pencernaannya adalah gastrovaskuler.
 Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai
parasit di dalam tubuh organisme lain.
 Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya.
 Platyhelmintes dibagi tiga kelas:
a. Turbellaria atau cacing berbulu getar(contohnya : Planaria).
b. Trematoda atau cacing isap (contoh: cacing hati).
c. Cestoda atau cacing pita.
a. Turbellaria(cacing berbulu getar)
Ciri ciri
 panjang tubuh turbellaria kurang dari 50 mm.
 Beberapa Turbellaria melakukan gerakan berombak untuk berenang di air.
Contoh Turbellaria adalah Planaria
 Kepala Planaria berbentuk segitiga, terdapat dua bintik mata hitam yang
berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya dan belum merupakan alat
penglihatan
 Cacing ini bersifat karnivor dan dapat ditemukan di perairan, genangan air,
kolam, atau sungai. Biasanya cacing ini menempel dibatuan atau di daun
yang tergenang air.
 Epidermis di permukaan ventral ditutupi silia yang penting untuk
pergerakan.
 Dibawah epidermis terdapat otot memanjang, melingkar diagonal, dan
dorsovetral yang memungkinkan planaria bergerak dengan banyak gerakan.
 Dan Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi.(dapat
menggantikan bagian tubuh yang hilang dan tumbuh menjadi individu
baru)
Struktur tubuh
 Saluran Pencernaan
Saluran pencernaannya terdiri dari
mulut, faring, dan usus. Hewan ini tidak
mempunyai anus. Planaria mempunyai usus
yang bercabang tiga: satu cabang ke arah
anterior dan dua cabang ke arah posterior.
Tiap-tiap cabang usus tersebut bercabang
lagi ke seluruh tubuh.
 Sistem Ekskresi
Hewan ini mengekskresikan sisa-sisa
metabolisme berupa nitrogen melalui
permukaan tubuhnya.
 Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari ganglia yang terdapat
di kepala. Dari masing-masing ganglia ini
terdapat seberkas saraf yang memanjang ke
arah posterior pada bagian tepi/lateral tubuh.
Setiap berkas saraf bercabang-cabang secara
horisontal menghubungkan kedua berkas
saraf lateral hingga membentuk sistem saraf
tangga tali. Ganglia ini dapat dianggap
sebagai otak hewan tersebut.
Perkembang biakan Planaria
 Seksual
Dengan pembuahan sel telur
oleh spermatozoid. Planaria
bersifat hemaprodit namun
tidak dapat melakukan
pembuahan sendiri,
pembuannya dilakukan oleh
sepasang planaria Dan
Pembuahannya secara
internal.
• Aseksual :
fragmentasi
Taksonomi Turbellaria
 Kingdom : Animalia
 Filum : Platyhelmintes
 Kelas : Turbellaria
 Ordo : Polycladida
 Famili : Pseudocerotidae
 Genus : Pseudobiceros
 Spesies : Pseudobiceros
gloriosus
b. Trematoda(cacing isap)
Ciri-ciri
 Semua Trematoda memiliki alat isap atau sucker.
 Hidup sebagai parasit pada Vertebrata.
 Mulutnya terdapat pada ujung anterior.
 Makanannya berupa Cairan atau jaringan tubuh
hospesnya.
 Tubuhnya dilapisi oleh kutikula untuk menjaga agar
tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya.
 Susunan syarafnya menyerupai planaria
 Beberapa contoh Trematoda:
1. Cacing Hati(Fasciola hepatica)
2. Clonorchis sinensis
Cacing hati( Fasciola hepatica)
 Fasciola hepatica atau disebut juga Cacing hati merupakan anggota
dari Trematoda (Platyhelminthes).Cacing hati mempunyai ukuran
panjang 2,5 – 3 cm dan lebar 1 - 1,5 cm. Pada bagian depan terdapat
mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah
alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang
mulut, juga terdapat alat kelamin.
 Cacing ini bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan cara
pembuahan sendiri atau silang, jumlah telur yang dihasilkan sekitar
500.000 butir. Hati seekor domba dapat mengandung 200 ekor cacing
atau lebih
Siklus hidup cacing hati(Fasciola
hepatica)
Daur hidup Clonorchis sinensis
Taksonomi Trematoda
 Kingdom : Animalia
 Filum : Platyhelmintes
 Kelas : Trematoda
 Ordo : Echinostomida
 Famili : Fasciolidae
 Genus : Fasciola
 Spesies : Fasciola
hepatica
c. Cestoda(Cacing Pita)
Ciri-ciri
 Cacing pita ini mempunyai bentuk tubuh pipih panjang menyerupai
pita.
 Tubuh terdiri dari segmen-segmen yang disebut proglotid.
 Prologtid dibentuk melalui pembelahan transversal di daerah leher
cacing.
 Satu prologtid memiliki organ yang lengkap seperti satu individu.
 Makin jauh dari kepala makin besar dan makin matang proglotidnya.
 Susunan syaraf menyerupai platyhelmintes yang lain.
 Contoh dari filum ini :
1. Taenia solium
2. Taenia saginata
Taenia solium dan Taenia saginata
 T. Solium mempunyai Panjang berkisar antara 2,5 meter – 3,0 meter dan
teridiri dari lebih dari 1000 proglotid dengan masing-masing proglottid
gravid mengandung 60.000 telur.
 T.saginata terdiri dari 1000-2000 proglotid dengan dengan masing-masing
proglottid gravid mengandung 100.000 telur.
 T.solium hidup di saluran pencernaan dan tubuh babi sedangkan T.saginata
pada sapi. Dan keduanya juga bisa hidup di saluran pencernaan manusia.
 Pada T.solium, alat hisapnya terdapat rostelum(pengait) sedangkan
T.saginata tidak.
 Cacing dewasa menjadi parasit pada usus manusia.
 Jika telur cacing jenis T.solium masuk ke tubuh manusia telur tersebut dapat
menembus jaringan otot, mata dan otak, dan membentuk kista. Jika yang
masuk larva, larva itu akan tumbuh pada usus manusia.
Struktur tubuh T.solium
Daur hidup cacing pita
Taksonomi Cestoda
 Kingdom : Animalia
 Phylum : Platyhelminthes
 Class : Cestoda
 Order : Cyclophyllidea
 Family : Taeniidae
 Genus : Taenia
 Spesies : Taenia solium
2. Filum Nemathelmintes
Nemathelmintes berarti nematos = benang dan helminthes =
cacing.
2. Filum Nemathelmintes
 Cacing ini gilig(bentuk tubuhnya bulat panjang), tidak bersegmen,
kulitnya halus, licin, dan dilapisi oleh kutikula yang digunakan untuk
melindungi diri dari enzim pencernaan yang berasal dari inangnya.
 termasuk golongan hewan triplobastik pseudoselomata karna
dinding tubuhnya berlapis tiga, tetapi mempunyai rongga tubuh
semu.
 Nemathelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di
dasar perairan, berperan untuk menguraikan sampah organik,
sedangkan yang parasit akan hidup di tubuh inangnya dan
memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah dari
inangnya.
 Perbedaan cacing gilig dan cacing pipih(platyhelmintes) adalah pada
cacing gilig tidak mempunyai silia, dioseus dan mempunyai rongga
tubuh.
Contoh cacing Nemathelminthes
1. Ascaris lumbricoides (cacing perut).
 Cacing ini dapat terbawa masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan yang telah tercemar.
 Telur cacing dapat keluar bersama tinja manusia. Telur
cacing yang masuk ke dalam usus akan menetas menjadi
larva, kemudian akan berkembang menjadi cacing baru.
Cacing ini akan mengambil makanan dan mengisap darah
penderita cacingan sehingga keadaan orang yang
menderita cacingan akan terlihat pucat dan perutnya
buncit.
 Ukuran tubuh cacing ini 20-30 cm. Degan diameter 2-3
mm
Daur hidup Ascaris lumbricoides
Taksonomi cacing perut
 Kingdom : Animalia
 Filum : Nematoda
 Kelas : Secernentea
 Order : Ascaridida
 Family : Ascarididae
 Genus : Ascaris
 Species : A. lumbricoides
2. Ancylostoma duodenale (cacing
tambang).
 Cacing ini berukuran 1 – 1,5 cm hidup di dalam usus manusia
 mempunyai alat kait(gigi kitin) untuk mencengkeram dan
mengisap darah.
 Mulut cacing ini mengeluarkan zat anti koagulan(zat yang
mencegah penggumpalan darah).
 Daur hidupnya hampir sama dengan cacing perut, hanya
telurnya menetas di tempat yang becek. Apabila ada seseorang
yang menginjak tanah tersebut, maka larva akan menempel dan
menembus kaki kemudian masuk ke peredaran darah,
selanjutnya akan mengalami daur hidup seperti cacing perut.
 Seseorang yang menderita penyakit cacing ini bisa terserang
anemia.
Anterior A. duodenale
Ancylostoma duodenale
Taksonomi cacing tambang
 Kingdom : Animalia
 Phylum : Nematoda
 Class : Secernentea
 Order : Strongylida
 Family : Ancylostomatidae
 Genus : Ancylostoma
 Species : Ancylostoma duodenale
3. Oxyuris vermikularis (cacing
kremi).
 Cacing ini berwarna putih, berukuran kecil, dan hidup di
usus besar manusia, tepatnya dekat anus.
 Siklus hidupnya secara autoinfeksi (menginfeksi diri
sendiri), yaitu cacing betina bertelur di sekitar anus
yang menyebabkan rasa gatal. Pada saat digaruk akan
menempel pada jari, sehingga pada saat makan akan
terbawa ke usus halus dan menetas. Bila dewasa terjadi
perkawinan di usus besar dan bertelur di sekitar anus.
Taksonomi cacing kremi
 Kingdom : Animalia
 Filum : Nematoda
 Kelas : Secernentea
 Ordo : Oxyurida
 Famili : Oxyuridae
 Genus : Oxyuris
 Spesies : Oxyuris vermikularis
4. Wuchereria bancrofti
 Cacing ini hidup pada pembuluh limfa di kaki. Jika terlalu banyak
jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfa sehingga kaki menjadi
membengkak (filariasis / elephantiasis atau penyakit kaki gajah).
 Pada saat dewasa, cacing ini menghasilkan telur kemudian akan
menetas menjadi anak cacing yang disebut mikrofilaria. Selanjutnya,
mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke
peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk
yang menggigit, larva ini akan masuk ke nyamuk dan mengalami
pertumbuhan, hingga larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika
nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini,
demikian seterusnya.
Taksonomi Wuchereria bancrofti
 Kingdom : Animalia
 Filum : Nematoda
 Kelas : Secernentea
 Ordo : Spirurida
 Family : Onchocercidae
 Genus : Wuchereria
 Species : Wuchereria bancrofti
5.Trichinella spiralis
 Trichinella spiralis atau disebut juga Cacing Otot. Cacing
ini menyebabkan penyakit trichinosis pada manusia, babi,
atau tikus.
 Parasit masuk ke tubuh manusia melalui daging babi yang
dimasak kurang matang. Di dalam usus manusia, larva
berkembang menjadi cacing muda. Cacing muda bergerak
ke otot melalui pembuluh limfa atau darah dan selanjutnya
menjadi cacing dewasa.
Taksonomi Trichiella spiralis
 Kingdom : Animalia
 Phylum : Nematoda
 Class : Adenophorea
 Order : Trichurida
 Family : Trichinellidae
 Genus : Trichinella
 Spesies : Trichinella spiralis
6. Cacing Loa(Cacing mata)
 Cacing ini dapat menyebabkan penyakit filariasis penyakit
mata yang disebabkan oleh cacing ini.
 Vektor perantaranya adalah lalat Chrysops(lalat bakau)
 Cacing dewasa dapat mengembara dalam jaringan
subkutan dan mikrofilaria dapat beredar dalam darah dan
seringkali tidak menimbulkan gejala.
 Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh tubuh dan
seringkali menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan
hidung dengan menimbulkan iritasi pada mata.
 Penyakit ini dapat diketahui jika ditemukan cacing dewasa
pada konjungtiva mata atau subkulit ataupun bila
ditemukan mikrofilaria(larva cacing) di darah.
Taksonomi cacing loa
 Kingdom : Animalia
 Filum : Nematoda
 Kelas : Chromadorea
 Ordo : Spirurida
 Family : Onchocercidae
 Genus : Loa
 Species : Loa loa
3. Filum Annelida
(Yunani, annulus = cincin)
3. Filum Annelida
Ciri-ciri
 Tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin atau
gelang.
 Segmen- segmen ini disebut somit.
 Segmentasi ini terjadi sampai ke struktur alat dalamnya.
 Filum Annelida dibagi 3 kelas :
a. Oligochaeta atau cacing berbulu sedikit(contoh:
cacing tanah).
b. Polychaeta atau cacing berambut banyak( contoh :
cacing wawo).
c. Hirudinea atau golongan lintah dan pacet.
a. Oligochaeta
 Habitatnya di air tawar atau di darat.
 Memiliki segmen(somit) berjumlah 15 hingga 200 buah.
 Walaupun bersekat pada setiap somit, tetapi saluran pencernaan,
dan saraf memanjang menembus sekat itu.
 Setiap segmen(somit) memiliki alat ekskresi ,otot-otot, dan
pembuluh sendiri. Susunan tubuh semacam ini disebut metameri.
 Ada somit yang berukuran lebih besar dan berwarna lebih cerah.
Somit ini disebut klitelum. Klitelum berfungsi untuk
mengeskresikan materi-materi pembentuk kokon yang berisi telur.
 Contohnya Lummbricis terrestris dan Pheretima sp. Keduanya
merupakan cacing tanah.
 Cacing tanah merupakan hewan hermaprodit (mempunyai dua
alat kelamin dalam satu tubuh). Meskipun demikian, perkawinan
tetap dilakukan secara silang.
Struktur tubuh
Reproduksi oligochaeta
 Dua cacing yang kawin akan saling menempelkan tubuhnya dengan ujung
kepala berlawanan. Mula-mula alat kelamin jantan mengeluarkan sperma.
 Sperma diterima oleh klitelum cacing pasangannya, setelah itu dibentuk
kokon.
 Sperma dari klitelum bergerak ke alat kelamin betina dan disimpan di seminal
reseptakel.
 Pada saat ovum keluar dari ovarium, ovum akan melewati seminal reseptakel
dan ovum akan terbuahi.
 Ovum yang telah dibuahi akan masuk ke kokon, setelah itu kokon akan lepas
dari tubuh cacing.
 Telur menetas di dalam kokon dan keluar menjadi individu baru.
Taksonomi Oligochaeta
 Kingdom : Animalia
 Filum : Annelida
 Kelas : Oligochaeta
 Ordo : Haplotaxida
 Famili : Lumbricidae
 Genus : Lumbricus
 Spesies : Lumbricus
terrestris
b. Polychaeta
Ciri-ciri
 Polychaeta adalah kelas cacing annelida yang umumnya hidup di
laut,sebagian ditemukan di air tawar.
 Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-
rambut kaku atau setae yang dilapisi kutikula sehingga licin dan
kaku.
 Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-merahan.
 Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang
alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia.
 Ukuran tubuh polychaeta sebagian besar berukuran 5-10 cm.
 Cacing ini tidak mempunyai sadel (klitelum)seperti pada cacing
tanah (oligochaeta).
 Contoh jenis Polychaeta antara lain cacing sorong, cacing wawo,
cacing palolo, dan cacing nipah.
Tubuh Polychaeta
Taksinomi polychaeta
 Kingdom : Animalia
 Phylum : Annelida
 Class : Polychaeta
 Order : Eunicida
 Family : Eunicidae
 Genus : Eunice
 Species : Eunice
aphroditois
c. Hirudinea
 Tubuh hirudinea pipih dan tertutup kutikula yang
diekskresikan oleh epidermis.
 Pada permukaan tubuh tidak terdapat rambut
 Pada kedua ujung tubuh terdapat alat isap yang
berfungsi untuk menempelkan tubuh pada
mangsanya dan menghisap makanan
 Makanan Hirudinea adalah darah dan cairan tubuh
mamalia( termasuk manusia)
Cairan dihisap sebanyak banyaknya sehingga
mampu bertahan hidup selama beberapa minggu
 Contoh dari kelas ini
adalah Hirudo
medicinialis yang mampu
menghasilkan zat
Hirudin.
 Zat hirudin digunakan
dalam dunia
medis khususnya dalam
bidang kedokteran
yaitu zat hirudin
digunakan untuk
mencegah proses
pembekuan darah untuk
membantu proses
operasi.
Taksonomi Hirudinea
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Clitellata
Subkelas : Hirudinea
Ordo :Hirudinida
Famili : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Spesies : Hirudo
medicinalis
Peranan cacing Pada kehidupan Manusia
 Cacing tanah membantu menyuburkan tanah karena
mengurai zat sampah dan membantu aerasi di tanah
 Cacing Wawo dan Palolo menjadi sumber protein di
daerah maluku
 Hirudinea mampu menghasilkan zat antipembekuan
darah, digunakan untuk medis
 Anggota filum Platyhelminthes dan Nematelminthes
Merupakan parasit dan merugikan manusia

More Related Content

Similar to cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf

Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Galuh Musa
 
Phlum platyhelminthes
Phlum platyhelminthesPhlum platyhelminthes
Phlum platyhelminthesBima Aditiya
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaYuga Rahmat S
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthesOnic Agustina
 
Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)Hevliza Tiara
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaWarnet Raha
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaWarnet Raha
 
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMAKingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMATeuku Ichsan
 
biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)afifah nisa
 
Power Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthesPower Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthesImawaty Yulia
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitLaksmi Bali
 

Similar to cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf (20)

Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
 
Phlum platyhelminthes
Phlum platyhelminthesPhlum platyhelminthes
Phlum platyhelminthes
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nema
 
Annelida dan molusca
Annelida dan moluscaAnnelida dan molusca
Annelida dan molusca
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthes
 
Nemathelminthes
NemathelminthesNemathelminthes
Nemathelminthes
 
Kelompok 3 hewan
Kelompok 3 hewanKelompok 3 hewan
Kelompok 3 hewan
 
Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)
 
1. bahan ajar
1. bahan ajar1. bahan ajar
1. bahan ajar
 
plantyhelminthes X
 plantyhelminthes X plantyhelminthes X
plantyhelminthes X
 
Vermes fix
Vermes fixVermes fix
Vermes fix
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
8. animalia nemat anellida
8. animalia nemat anellida8. animalia nemat anellida
8. animalia nemat anellida
 
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMAKingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
 
biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)biologi, animalia (kelas X)
biologi, animalia (kelas X)
 
Power Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthesPower Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthes
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 

More from AgathaHaselvin

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxAgathaHaselvin
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxAgathaHaselvin
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxAgathaHaselvin
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxAgathaHaselvin
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxAgathaHaselvin
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxAgathaHaselvin
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxAgathaHaselvin
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxAgathaHaselvin
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxAgathaHaselvin
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxAgathaHaselvin
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxAgathaHaselvin
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxAgathaHaselvin
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxAgathaHaselvin
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxAgathaHaselvin
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxAgathaHaselvin
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxAgathaHaselvin
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptAgathaHaselvin
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptAgathaHaselvin
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptAgathaHaselvin
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptAgathaHaselvin
 

More from AgathaHaselvin (20)

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
 

cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf

  • 1. Kelompok 3 • Fannisa Salsabila • Muhammad Fadhil Rachman • Muhammad Wira Putra • Sekar Zahtia Hastami
  • 2. Cacing(Vermes) Cacing diartikan sebagai hewan kecil, bertubuh memanjang, lunak, tidak berangka, dan tidak mempunyai kaki. Bagian tubuhnya terdiri dari kepala(asterior), ekor(posterior),punggung(dorsal),perut(ventral), dan bagian samping(lateral). Cacing dibedakan menjadi tiga Filum yaitu Platyhelmintes, Nemathelmintes, dan Annelida.
  • 4. 1. Filum Platyhelmintes Ciri ciri  Tubuhnya pipih.  Sistem pencernaannya adalah gastrovaskuler.  Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain.  Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya.  Platyhelmintes dibagi tiga kelas: a. Turbellaria atau cacing berbulu getar(contohnya : Planaria). b. Trematoda atau cacing isap (contoh: cacing hati). c. Cestoda atau cacing pita.
  • 5. a. Turbellaria(cacing berbulu getar) Ciri ciri  panjang tubuh turbellaria kurang dari 50 mm.  Beberapa Turbellaria melakukan gerakan berombak untuk berenang di air. Contoh Turbellaria adalah Planaria  Kepala Planaria berbentuk segitiga, terdapat dua bintik mata hitam yang berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya dan belum merupakan alat penglihatan  Cacing ini bersifat karnivor dan dapat ditemukan di perairan, genangan air, kolam, atau sungai. Biasanya cacing ini menempel dibatuan atau di daun yang tergenang air.  Epidermis di permukaan ventral ditutupi silia yang penting untuk pergerakan.  Dibawah epidermis terdapat otot memanjang, melingkar diagonal, dan dorsovetral yang memungkinkan planaria bergerak dengan banyak gerakan.  Dan Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi.(dapat menggantikan bagian tubuh yang hilang dan tumbuh menjadi individu baru)
  • 6. Struktur tubuh  Saluran Pencernaan Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, faring, dan usus. Hewan ini tidak mempunyai anus. Planaria mempunyai usus yang bercabang tiga: satu cabang ke arah anterior dan dua cabang ke arah posterior. Tiap-tiap cabang usus tersebut bercabang lagi ke seluruh tubuh.  Sistem Ekskresi Hewan ini mengekskresikan sisa-sisa metabolisme berupa nitrogen melalui permukaan tubuhnya.  Sistem Saraf Sistem saraf terdiri dari ganglia yang terdapat di kepala. Dari masing-masing ganglia ini terdapat seberkas saraf yang memanjang ke arah posterior pada bagian tepi/lateral tubuh. Setiap berkas saraf bercabang-cabang secara horisontal menghubungkan kedua berkas saraf lateral hingga membentuk sistem saraf tangga tali. Ganglia ini dapat dianggap sebagai otak hewan tersebut.
  • 7. Perkembang biakan Planaria  Seksual Dengan pembuahan sel telur oleh spermatozoid. Planaria bersifat hemaprodit namun tidak dapat melakukan pembuahan sendiri, pembuannya dilakukan oleh sepasang planaria Dan Pembuahannya secara internal. • Aseksual : fragmentasi
  • 8. Taksonomi Turbellaria  Kingdom : Animalia  Filum : Platyhelmintes  Kelas : Turbellaria  Ordo : Polycladida  Famili : Pseudocerotidae  Genus : Pseudobiceros  Spesies : Pseudobiceros gloriosus
  • 9. b. Trematoda(cacing isap) Ciri-ciri  Semua Trematoda memiliki alat isap atau sucker.  Hidup sebagai parasit pada Vertebrata.  Mulutnya terdapat pada ujung anterior.  Makanannya berupa Cairan atau jaringan tubuh hospesnya.  Tubuhnya dilapisi oleh kutikula untuk menjaga agar tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya.  Susunan syarafnya menyerupai planaria  Beberapa contoh Trematoda: 1. Cacing Hati(Fasciola hepatica) 2. Clonorchis sinensis
  • 10. Cacing hati( Fasciola hepatica)  Fasciola hepatica atau disebut juga Cacing hati merupakan anggota dari Trematoda (Platyhelminthes).Cacing hati mempunyai ukuran panjang 2,5 – 3 cm dan lebar 1 - 1,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang mulut, juga terdapat alat kelamin.  Cacing ini bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, jumlah telur yang dihasilkan sekitar 500.000 butir. Hati seekor domba dapat mengandung 200 ekor cacing atau lebih
  • 11. Siklus hidup cacing hati(Fasciola hepatica)
  • 13. Taksonomi Trematoda  Kingdom : Animalia  Filum : Platyhelmintes  Kelas : Trematoda  Ordo : Echinostomida  Famili : Fasciolidae  Genus : Fasciola  Spesies : Fasciola hepatica
  • 14. c. Cestoda(Cacing Pita) Ciri-ciri  Cacing pita ini mempunyai bentuk tubuh pipih panjang menyerupai pita.  Tubuh terdiri dari segmen-segmen yang disebut proglotid.  Prologtid dibentuk melalui pembelahan transversal di daerah leher cacing.  Satu prologtid memiliki organ yang lengkap seperti satu individu.  Makin jauh dari kepala makin besar dan makin matang proglotidnya.  Susunan syaraf menyerupai platyhelmintes yang lain.  Contoh dari filum ini : 1. Taenia solium 2. Taenia saginata
  • 15. Taenia solium dan Taenia saginata  T. Solium mempunyai Panjang berkisar antara 2,5 meter – 3,0 meter dan teridiri dari lebih dari 1000 proglotid dengan masing-masing proglottid gravid mengandung 60.000 telur.  T.saginata terdiri dari 1000-2000 proglotid dengan dengan masing-masing proglottid gravid mengandung 100.000 telur.  T.solium hidup di saluran pencernaan dan tubuh babi sedangkan T.saginata pada sapi. Dan keduanya juga bisa hidup di saluran pencernaan manusia.  Pada T.solium, alat hisapnya terdapat rostelum(pengait) sedangkan T.saginata tidak.  Cacing dewasa menjadi parasit pada usus manusia.  Jika telur cacing jenis T.solium masuk ke tubuh manusia telur tersebut dapat menembus jaringan otot, mata dan otak, dan membentuk kista. Jika yang masuk larva, larva itu akan tumbuh pada usus manusia.
  • 18. Taksonomi Cestoda  Kingdom : Animalia  Phylum : Platyhelminthes  Class : Cestoda  Order : Cyclophyllidea  Family : Taeniidae  Genus : Taenia  Spesies : Taenia solium
  • 19. 2. Filum Nemathelmintes Nemathelmintes berarti nematos = benang dan helminthes = cacing.
  • 20. 2. Filum Nemathelmintes  Cacing ini gilig(bentuk tubuhnya bulat panjang), tidak bersegmen, kulitnya halus, licin, dan dilapisi oleh kutikula yang digunakan untuk melindungi diri dari enzim pencernaan yang berasal dari inangnya.  termasuk golongan hewan triplobastik pseudoselomata karna dinding tubuhnya berlapis tiga, tetapi mempunyai rongga tubuh semu.  Nemathelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di dasar perairan, berperan untuk menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit akan hidup di tubuh inangnya dan memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya.  Perbedaan cacing gilig dan cacing pipih(platyhelmintes) adalah pada cacing gilig tidak mempunyai silia, dioseus dan mempunyai rongga tubuh.
  • 21. Contoh cacing Nemathelminthes 1. Ascaris lumbricoides (cacing perut).  Cacing ini dapat terbawa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang telah tercemar.  Telur cacing dapat keluar bersama tinja manusia. Telur cacing yang masuk ke dalam usus akan menetas menjadi larva, kemudian akan berkembang menjadi cacing baru. Cacing ini akan mengambil makanan dan mengisap darah penderita cacingan sehingga keadaan orang yang menderita cacingan akan terlihat pucat dan perutnya buncit.  Ukuran tubuh cacing ini 20-30 cm. Degan diameter 2-3 mm
  • 22. Daur hidup Ascaris lumbricoides
  • 23. Taksonomi cacing perut  Kingdom : Animalia  Filum : Nematoda  Kelas : Secernentea  Order : Ascaridida  Family : Ascarididae  Genus : Ascaris  Species : A. lumbricoides
  • 24. 2. Ancylostoma duodenale (cacing tambang).  Cacing ini berukuran 1 – 1,5 cm hidup di dalam usus manusia  mempunyai alat kait(gigi kitin) untuk mencengkeram dan mengisap darah.  Mulut cacing ini mengeluarkan zat anti koagulan(zat yang mencegah penggumpalan darah).  Daur hidupnya hampir sama dengan cacing perut, hanya telurnya menetas di tempat yang becek. Apabila ada seseorang yang menginjak tanah tersebut, maka larva akan menempel dan menembus kaki kemudian masuk ke peredaran darah, selanjutnya akan mengalami daur hidup seperti cacing perut.  Seseorang yang menderita penyakit cacing ini bisa terserang anemia.
  • 26. Taksonomi cacing tambang  Kingdom : Animalia  Phylum : Nematoda  Class : Secernentea  Order : Strongylida  Family : Ancylostomatidae  Genus : Ancylostoma  Species : Ancylostoma duodenale
  • 27. 3. Oxyuris vermikularis (cacing kremi).  Cacing ini berwarna putih, berukuran kecil, dan hidup di usus besar manusia, tepatnya dekat anus.  Siklus hidupnya secara autoinfeksi (menginfeksi diri sendiri), yaitu cacing betina bertelur di sekitar anus yang menyebabkan rasa gatal. Pada saat digaruk akan menempel pada jari, sehingga pada saat makan akan terbawa ke usus halus dan menetas. Bila dewasa terjadi perkawinan di usus besar dan bertelur di sekitar anus.
  • 28. Taksonomi cacing kremi  Kingdom : Animalia  Filum : Nematoda  Kelas : Secernentea  Ordo : Oxyurida  Famili : Oxyuridae  Genus : Oxyuris  Spesies : Oxyuris vermikularis
  • 29. 4. Wuchereria bancrofti  Cacing ini hidup pada pembuluh limfa di kaki. Jika terlalu banyak jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfa sehingga kaki menjadi membengkak (filariasis / elephantiasis atau penyakit kaki gajah).  Pada saat dewasa, cacing ini menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi anak cacing yang disebut mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, larva ini akan masuk ke nyamuk dan mengalami pertumbuhan, hingga larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini, demikian seterusnya.
  • 30. Taksonomi Wuchereria bancrofti  Kingdom : Animalia  Filum : Nematoda  Kelas : Secernentea  Ordo : Spirurida  Family : Onchocercidae  Genus : Wuchereria  Species : Wuchereria bancrofti
  • 31. 5.Trichinella spiralis  Trichinella spiralis atau disebut juga Cacing Otot. Cacing ini menyebabkan penyakit trichinosis pada manusia, babi, atau tikus.  Parasit masuk ke tubuh manusia melalui daging babi yang dimasak kurang matang. Di dalam usus manusia, larva berkembang menjadi cacing muda. Cacing muda bergerak ke otot melalui pembuluh limfa atau darah dan selanjutnya menjadi cacing dewasa.
  • 32. Taksonomi Trichiella spiralis  Kingdom : Animalia  Phylum : Nematoda  Class : Adenophorea  Order : Trichurida  Family : Trichinellidae  Genus : Trichinella  Spesies : Trichinella spiralis
  • 33. 6. Cacing Loa(Cacing mata)  Cacing ini dapat menyebabkan penyakit filariasis penyakit mata yang disebabkan oleh cacing ini.  Vektor perantaranya adalah lalat Chrysops(lalat bakau)  Cacing dewasa dapat mengembara dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria dapat beredar dalam darah dan seringkali tidak menimbulkan gejala.  Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh tubuh dan seringkali menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan hidung dengan menimbulkan iritasi pada mata.  Penyakit ini dapat diketahui jika ditemukan cacing dewasa pada konjungtiva mata atau subkulit ataupun bila ditemukan mikrofilaria(larva cacing) di darah.
  • 34.
  • 35. Taksonomi cacing loa  Kingdom : Animalia  Filum : Nematoda  Kelas : Chromadorea  Ordo : Spirurida  Family : Onchocercidae  Genus : Loa  Species : Loa loa
  • 36. 3. Filum Annelida (Yunani, annulus = cincin)
  • 37. 3. Filum Annelida Ciri-ciri  Tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin atau gelang.  Segmen- segmen ini disebut somit.  Segmentasi ini terjadi sampai ke struktur alat dalamnya.  Filum Annelida dibagi 3 kelas : a. Oligochaeta atau cacing berbulu sedikit(contoh: cacing tanah). b. Polychaeta atau cacing berambut banyak( contoh : cacing wawo). c. Hirudinea atau golongan lintah dan pacet.
  • 38. a. Oligochaeta  Habitatnya di air tawar atau di darat.  Memiliki segmen(somit) berjumlah 15 hingga 200 buah.  Walaupun bersekat pada setiap somit, tetapi saluran pencernaan, dan saraf memanjang menembus sekat itu.  Setiap segmen(somit) memiliki alat ekskresi ,otot-otot, dan pembuluh sendiri. Susunan tubuh semacam ini disebut metameri.  Ada somit yang berukuran lebih besar dan berwarna lebih cerah. Somit ini disebut klitelum. Klitelum berfungsi untuk mengeskresikan materi-materi pembentuk kokon yang berisi telur.  Contohnya Lummbricis terrestris dan Pheretima sp. Keduanya merupakan cacing tanah.  Cacing tanah merupakan hewan hermaprodit (mempunyai dua alat kelamin dalam satu tubuh). Meskipun demikian, perkawinan tetap dilakukan secara silang.
  • 40. Reproduksi oligochaeta  Dua cacing yang kawin akan saling menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala berlawanan. Mula-mula alat kelamin jantan mengeluarkan sperma.  Sperma diterima oleh klitelum cacing pasangannya, setelah itu dibentuk kokon.  Sperma dari klitelum bergerak ke alat kelamin betina dan disimpan di seminal reseptakel.  Pada saat ovum keluar dari ovarium, ovum akan melewati seminal reseptakel dan ovum akan terbuahi.  Ovum yang telah dibuahi akan masuk ke kokon, setelah itu kokon akan lepas dari tubuh cacing.  Telur menetas di dalam kokon dan keluar menjadi individu baru.
  • 41. Taksonomi Oligochaeta  Kingdom : Animalia  Filum : Annelida  Kelas : Oligochaeta  Ordo : Haplotaxida  Famili : Lumbricidae  Genus : Lumbricus  Spesies : Lumbricus terrestris
  • 42. b. Polychaeta Ciri-ciri  Polychaeta adalah kelas cacing annelida yang umumnya hidup di laut,sebagian ditemukan di air tawar.  Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut- rambut kaku atau setae yang dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku.  Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-merahan.  Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia.  Ukuran tubuh polychaeta sebagian besar berukuran 5-10 cm.  Cacing ini tidak mempunyai sadel (klitelum)seperti pada cacing tanah (oligochaeta).  Contoh jenis Polychaeta antara lain cacing sorong, cacing wawo, cacing palolo, dan cacing nipah.
  • 44. Taksinomi polychaeta  Kingdom : Animalia  Phylum : Annelida  Class : Polychaeta  Order : Eunicida  Family : Eunicidae  Genus : Eunice  Species : Eunice aphroditois
  • 45. c. Hirudinea  Tubuh hirudinea pipih dan tertutup kutikula yang diekskresikan oleh epidermis.  Pada permukaan tubuh tidak terdapat rambut  Pada kedua ujung tubuh terdapat alat isap yang berfungsi untuk menempelkan tubuh pada mangsanya dan menghisap makanan  Makanan Hirudinea adalah darah dan cairan tubuh mamalia( termasuk manusia) Cairan dihisap sebanyak banyaknya sehingga mampu bertahan hidup selama beberapa minggu
  • 46.  Contoh dari kelas ini adalah Hirudo medicinialis yang mampu menghasilkan zat Hirudin.  Zat hirudin digunakan dalam dunia medis khususnya dalam bidang kedokteran yaitu zat hirudin digunakan untuk mencegah proses pembekuan darah untuk membantu proses operasi.
  • 47. Taksonomi Hirudinea Kingdom : Animalia Filum : Annelida Kelas : Clitellata Subkelas : Hirudinea Ordo :Hirudinida Famili : Hirudinidae Genus : Hirudo Spesies : Hirudo medicinalis
  • 48. Peranan cacing Pada kehidupan Manusia  Cacing tanah membantu menyuburkan tanah karena mengurai zat sampah dan membantu aerasi di tanah  Cacing Wawo dan Palolo menjadi sumber protein di daerah maluku  Hirudinea mampu menghasilkan zat antipembekuan darah, digunakan untuk medis  Anggota filum Platyhelminthes dan Nematelminthes Merupakan parasit dan merugikan manusia