3. SEJARAH
KATEKESE UMAT
PKKI I (1977)
Muncul gagasan Katekese Umat
sebagai Arah Katekese di
Indonesia masa kini
PKKI II (1980)
Kembali ditegaskan gagasan
Katekese Umat dari PKKI I agar
lebih operasional
PKKI III (1984)
Pembinaan PEMBINA
Katekese Umat
PKKI VIII (2004)
MASIH BERBICARA
TENTANG KATEKESE UMAT
4. PKKI II menghasilkan rumusan Katekese Umat yang terdiri dari
6 hal pokok :
1. Katekese Umat
(KU) diartikan
sebagai
komunikasi iman
atau tukar
pengalaman/peng-
hayatan iman
antara anggota
umat/kelompok.
Melalui Kesaksian
diteguhkan
Dihayati secara lebih sempurna
Iman
5. 2. Dalam Katekese Umat,
kita bersaksi tentang
iman kita akan Yesus
Kristus, pengantara
Allah yang bersabda
kepada kita dan
pengantara kita
menanggapi Sabda
Allah.
Yesus Kristus Mendasari Penghayatan Iman Gereja
6. 3. Yang berkatekese adalah umat
Kristus menjadi pola hidup pribadi,
juga pola kehidupan kelompok,
baik di Kelompok Basis, Sekolah
maupun Perguruan Tinggi.
Katekese Umat sering disebut
Katekese dari umat, oleh Umat dan
untuk umat
7. 4. Dalam katekese yang menjemaat ini,
pemimpin katekese bertindak terutama
sebagai pengarah dan pelancar (fasilitator).
menciptakan suasana komunikatif
membangkitkan gairah supaya para peserta berani
berbicara
8. 5. Katekese Umat merupakan komunikasi iman dari
peserta sebagai sesama dalam iman yang sederajat,
yang saling bersaksi tentang iman mereka.
Sikap saling menghargai dan saling mendengarkan
Diperlukan beberapa hal yang mendukung :
Suasana penuh
keterbukaan
9. 6. Tujuan komunikasi iman dalam Katekese Umat adalah :
Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-
pengalaman kita sehari-hari
Kita bertobat kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya
dalam kenyatan hidup sehari-hari
semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan hidup
kristiani kita makin dikukuhkan
sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di
tengah masyarakat
Pula kita makin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas
Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta
10. Berdasarkan rumusan PKKI II tersebut nampak beberapa
aspek katekese umat yang harus diperhatikan
1. Subyek Katekese Umat umat atau peserta
2. Berguru pada Yesus Kristus sebagai Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan
3. Yang dilakukan
dalam
Katekese Umat
saling membantu(sharing)
menggali makna hidup dalam
terang Injil
4. Hasil yang diharapkan menjadi saksi-saksi Kristus, yang
mampu meresapkan nilai-nilai Injil
di lingkungan
11. Tujuan Katekese Umat
1. membawa umat sampai pada perjumpaan
pribadi dengan Kristus, melalui perjumpaan
hati dan budi dengan saudara-saudari seiman
(mengandalkan pertobatan hati)
2. membentuk dan membina jemaah kristiani,
mengembangkan sikap-sikap dan karisma-
karisma pribadi untuk melayani sesama
12. PROSES KATEKESE UMAT
LANGKAH PERTAMA
“Proses mengamati dan menyadari suatu fenomena tertentu dalam masyarakat
yang kita angkat sebagai tema Katekese Umat.”
KATEKESE
UMAT
Allah menyapa manusia melalui
situasi hidupnya yang konkrit
SITUASI KONKRIT
Bertolak
?
13. LANGKAH KE DUA
“Menyadari dan merefleksikan situasi yang telah dianalisis dalam
terang sabda Allah”
PROSES KATEKESE UMAT
Firman Allah (Kitab Suci) mempunyai peran amat penting
dalam Katekese Umat. (Bukan sekedar tempelan belaka)
14. LANGKAH KE TIGA
“Memikirkan dan merencanakan aksi untuk bertindak”
PROSES KATEKESE UMAT
Langkah pertama dan langkah ke dua bertujuan supaya kita menjadi lebih
sadar akan panggilan kita sebagai orang beriman untuk bertindak
memperbaiki keadaan
16. KEUNGGULAN KATEKESE UMAT
1. Katekese Umat disebut katekese dari umat, oleh umat
dan untuk umat, sehingga umat menjadi subyek
katekese, dengan demikian memungkinkan semua
umat berperan aktif
2. Selalu berbicara tentang hidup nyata dalam terang injil,
sehingga memungkinkan umat menyadari bahwa Allah
hadir dan berkarya dalam hidup nyata mereka.
3. Umat aktif berkomunikasi, sehingga memungkinkan
umat semakin menjadi komunio, semakin menjadi
Gereja.
4. Peserta berbicara dan berkomunikasi tentang hidup
nyata, sehingga menjadikan Katekese Umat dan
Gereja menjadi sungguh kontekstual dan terbuka.