MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MAKALAH MASAILUL FIQH TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPARANTASI ORGAN TUBUH.docx
1. MEMAHAMI TENTANG KONSEP TRANSFUSI DARAH DAN
TRANSPRANTASI ANGGOTA BADAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari mata Kuliah Masailul Fiqh.
DOSEN PENGAMPU : Dra. Hj. Sri Winarni M.Pd.I.
Disusun Oleh : Kelompok 7
Muhammad Khoiruddin (2103805091066)
Riska Andira (21038050910
Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Jember
2023
2. KATA PENGANTAR
ِيم ِحهالر ِنَمْحهالر ِ ه
َّللا ِْمسِب
Alhamdulillahirobbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan nikmat
dan karunia-Nya berupa rahmat, hidayah, dan inayah-Nya serta kesehatan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang selama ini
menemani penulis terutamanya orang tua dan keluarga penulis. Ucapan terima kasih penulis
haturkan kepada Ibu Dra. Hj. Sri Winarni M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Masailul
Fiqh. Tidak lupa juga, penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman penulis di kelas A
Semester V jurusan Pendidikan Agama Islam yang turut menghiasi hari-hari penulis dan
memotivasi penulis agar lebih memaknai hidup.
Penulis menyadari sepenuhnya, makalah ini masih banyak kekurangan dan bahkan
menimbulkan banyak pertanyaan yang belum sempat terjawab. Oleh karena itu, kritik, saran
dan masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan dari berbagai kalangan demi
perbaikannya ke depan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, terutama
bagi mahasiswa Universitas Islam Jember. Bagi penulis, semoga mendapat ridho Allah,
sebagai amal sholeh dan menjadi ilmu yang bermanfaat fid al danya wa al akhirat. Amin....
Jember, 11 Oktober 2023
Penulis
DAFTAR ISI
6. BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Maha Suci Allah SWT yang telah menciptakan kodrat manusia sebagai makhluk
sosial. Kodrat itu mengharuskan seseorang manusia itu menolong manusia lain,
terutama terkait dengan nyawa. Hal itu dilakukan sesuai kemampuan dan tidak
merugikan pihak manapun. Tranfusi darah merupakan salah satu wujud kepedulian kita
kepada sesama manusia. Sejak 14 Juni 2004 berdasarkan kesepakatan WHO melalui
Federasi Internasional Palang Merah, Bulan Sabit Merah, Perhimpunan Internasional
Transfusi Darah dan Palang Merah Indonesia sebagai komponen Gerakan Palang
Merah Sedunia, dicanangkan sebagai Hari Donor Darah Sedunia yang merupakan
penghargaan bagi para pendonor darah.
Transplantasi organ tubuh manusia merupakan masalah baru yang belum
pernah dikaji oleh para fuqaha klasik tentang hukum-hukumnya. Karena
masalah ini adalah anak kandung dari kemajuan ilmiah dalam bidang
pencangkokan anggota tubuh, dimana para dokter. modern bisa mendatangkan
hasil yang menakjubkan dalam memindahkan organ tubuh dari orang yang
masih hidup/ sudah mati dan mencangkokkannnya kepada orang lain yang
kehilangan organ tubuhnya atau rusak karena sakit dan sebagainya yang dapat
berfungsi persis seperti anggota badan itu pada tempatnya sebelum di ambil.
1.2.RUMUSAN MASALAH
• Pengertian tentang Darah dan Transfusi Darah?
• Landasan Hukum?
• Apakah yang dimaksud dengan transplantasi?
• Bagaimanakah kondisi Transplantasi Organ yang di Perbolehkan dan tidak
di perbolehkan?
1.3.TUJUAN PEMBAHASAN
• Memahami pengertian tentang Darah dan Transfusi Darah
• Mengetahui landasan Hukum
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transplantasi.
• Untuk mengetahui kondisi transplantasi organ yang diperbolehkan dan
tidak di perbolehkan
7. BAB II PEMBHASAN
2.1. Pengertian tentang Darah dan Transfusi Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian, yaitu cairan yang disebut
plasma dan sel darah. Darah secara keseluruhan kira-kira seperduabelas dari badan atau
kira-kira lima liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan atau plasma, sedangkan 45 persen
sisanya adalah sel darah yang terdiri dari tiga jenis, yaitu sel darah merah, sel darah putih,
dan butir pembeku (trambosit). Dengan demikian darah manusia mempunyai empat unsur
yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan butir pembeku atau trombosit.
Plasma adalah cairan yang berwarna kuning dan mengandung 91,0 persen air, 8,5 persen
protein, 0,9 persen mineral, dan 0,1 persen sejumlah bahan organik seperti lemak, urea,
asam urat, kolesterol dan asam amino. Plasma darah berfungsi sebagai perantara untuk
menyalurkan makanan, lemak, dan asam amino ke jaringan tubuh. Plasma merupakan
perantara untuk mengangkut bahan buangan seperti urea, asam urat dan sebagai karbon
dioksida. Selain itu plasma juga berfungsi untuk menyegarkan cairan jaringan tubuh,
karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya.
Unsur kedua dari darah manusia dalah sel darah merah. Dalam setiap milimeter kubik
darah terdapat 5 juta sel darah merah. Sel darah merah memerlukan protein, karena
strukturnya terbentuk dari asam amino. Sel darah merah bekerja sebagai sistem transpor
dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan
tubuh supaya fungsi normalnya dapat berjalan, dan menyingkirkan karbon dioksida dan
hasil buangan lainnya serta mengatur napas ke seluruh tubuh. Unsur yang ketiga yaitu sel
darah putih, bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah namun
jumlahnya sedikit yaitu setiap milimeter kubik darah terdapat 6.000 sampai 10.000 sel
darah putih. Sel darah putih sangat penting bagi kelangsungan kesehatan tubuh. Sel darah
putih berfungsi untuk membekukan daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap
organisme hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan kotoran, menyediakan bahan
pelindung yang melindungi tubuh dari serangan bakteri dan dengan cara ini jaringan yang
sakit atau terluka dapat dibuang dan dipulihkan. Unsur yang terakhir adalah butir pembeku
atau trambosit. Bentuknya lebih kecil dari sel darah merah, kira-kira sepertiganya.
Terdapat 300.000 trambosit dalam setiap milimeter kubik darah. Trambosit berfungsi
untuk membekukan darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, sehingga darah
tersebut dapat bertahan. Seandainya tidak ada sel pembeku, darah yang sementara ke luar
dari anggota tubuh yang terluka tidak dapat bertahan, sehingga orang bisa mati karena
8. kehabisan darah. Demikian komposisi dan fungsi darah yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Oleh sebab itu orang-orang yang kekurangan darah karena terlalu banyak
mengeluarkan darah ketika kecelakaan, terkena benda tajam atau karena muntah darah dan
lainnya, perlu diberikan tambahan darah dengan jalan transfusi darah.1
Kata transfusi darah berasal dari bahasa Inggris “Blood Transfution” yang artinya
memasukkan darah orang lain ke dalam pembuluh darah orang yang akan ditolong. Hal
ini dilakukan untuk menyelamatkan jiwa seseorang karena kehabisan darah. Menurut Asy-
Syekh Husnain Muhammad Makhluuf merumuskan definisinya sebagai berikut:2
artinya “Transfusi darah adalah memanfaatkan darah manusia, dengan cara
memindahkannya dari (tubuh) orang yang sehat kepada orang yang membutuhkannya,
untuk mempertahankan hidupnya.
2.2. Landasan Hukum
Menyumbangkan darah kepada orang lain yang amat membutuhkannya menurut
kesepakatan para ahli fikih3
termasuk dalam kerangka tujuan syariat Islam, yaitu
menghindarkan salah satu bentuk kemudaratan yang akan menimpa diri seseorang.
Sebagai sesuatu hal yang tidak dikenal dalam kajian klasik Islam pembahasan tentang
transfusi darah dapat ditemukan landasan ushul fiqhnya dari zaman klasik. pada
umumnya pembicaraan tentang transfusi darah mencapai kesimpulan dibolehkan
dilaksanakannya namun berbeda pendapat pada kasus-kasus yang muncul. Di antara
landasan hukumnya adalah:
A. Al-Quran
Artinya:”Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al-Baqarah 173)
1
https://www.google.co.id/search?q=donor+darah+dan+jinayat&ie=utf-8&oe=utf8&rls=org.mozilla
2
Mahjudin, Masailul Fiqhiyah (Berbagai Kasus yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini), (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), h. 89
dan dalam Husain Muhammad Makhluff, Fataawaa Syariiyah wa-Buhuutsul Islaamiyah, Juz II, (Qairo: Al-Madaniy, 1971), h.
218
3
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi DKI Jakarta dalam rapat pada tanggal 22 Rabi'ul Akhir 1421 H,
Bertepatan dengan tanggal 24 Juli 2000 M
9. B. Al-Hadist
Artinya:” Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar An Namari telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ziyad bin 'Ilaqah dari Usamah bin Syarik ia
berkata, "Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para
sahabatnya, dan seolah-olah di atas kepala mereka terdapat burung. Aku kemudian
mengucapkan salam dan duduk, lalu ada seorang Arab badui datang dari arah ini dan
ini, mereka lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah boleh kami berobat?" Beliau
menjawab: "Berobatlah, sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak menciptakan penyakit
melainkan menciptakan juga obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu pikun." (H.R Abu
Dawud)
C. Pandangan Ulama
Berdasarkan kaidah hukum Fiqh Islam yang berbunyi:
Artinya: Bahwasanya pada prinsipnya segala sesuatu boleh hukumnya kecuali kalau
ada dali yang mengaramkannya.
Artinya: Kemudharatan harus dihilangkan4
D Undang undang Nomor 23 tahun 1990 Pasal 66 ayat 2
“Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat merupakan cara penyelenggaraan
pemel;iharaan kesehatan dan pembiayaannya dikelola secara terpadu untuk tujuan
meningkatkan derajat kesehatan, wajib dilaksanakan oleh setiap penyelenggara”.5
2.3. Traspalansi
Transplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya
hidup sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsi lagi dengan baik . pada saat ini juga, ada upaya untuk memberikan
organ tubuh kepada orang yang memerlukan, walaupun orang itu tidak
menjalani pengobatan, yaitu untuk orang yang buta. Hal ini khusus donor mata
bagi orang buta.6
4
Abdul Rahman Bin Abi Bakr, Asybah Wa al-Nazhair, (Indonesia;Haramain, t.t), h. 61
5
Ermansyah Djaja, KUHP Khusus, Cet. I, (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), h. 61
6
Ali Hasan. “MASAIL FIQHIYAH AL-HADITSAH pada masalah-masalah kontemporer hukum islam” .Jakarta. PT Raja Grafindo
persada.2000.H.121.
10. Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan pada waktu ini
adalah:Mata, Ginjal,dan jantung. Karena ketiga organ tubuh tersebut sangat
penting fungsinya untuk manusia, terutama sekali ginjal dan jantung. Mengenai
donor mata pada dasarnya dilakukan, karena ingin membagi kebahagiaan
kepada orang yang belum pernah melihat keinadahan alam ciptaan Allah ini
ataupun orang yang menjadi buta karena penyakit.
Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai
permasalahan sendiri—sendiri, yaitu;
a. Donor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi cermat dan
general check up,baik terhadap donor maupun terhadap penerima (resepient),
demi menghindari kegagalan transplantasi yang disebabkan oleh karena
penolakan tubuh resepien, dan sekaligus mencegah resiko bagi donor.
b. Donor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal segera. Untuk tipe
ini, pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat control dan penunjang
kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernapasan khusus. Kemudian alat-
alat tersebut di cabut setelah pengambilan organ tersebut selesai.
c. Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara
medis tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal secara
medis dan yudiris dan harus diperhatikan pula daya tahan organ tubuh yang
mau di transplantasi.
2.4. Donor Organ Yang di Perbolehkan
Hadis Nabi SAW :”Berobatlah kamu hai hamba-hamba Allah, karena
sesungguhya Allah tidak meletakkan suatu pentakit, kecuali dia juga meletakkan
obat penyembuhnya,selain penyakit yang satu, yaitu penyakit tua.”(H.R. Ahmad,
Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Usamah Ibnu Syuraih)
Hadist tersebut menunjukkan, bahwa wajib hukumnya berobat bila sakit, apapun
jenis dan macam penyakitnya, kecuali penyakit tua. Oleh sebab itu, melakukan
transplantasi sebagai upaya untuk menghilangkan penyakit hukumnya mubah,
asalkan tidak melanggar norma ajaran islam.
Dari dalil-dalil diatas maka dapat diambil hukum mengenai transplantasi organ
yaitu: Mengambil organ tubuh donor (jantung, mata, ginjal) yang sudah meninggal
secara yuridis dan medis hukumnya mubah, yaitu dibolehkan menurut pandangan
islam, dengan syarat bahwa resipien dalam keadaan darurat yang mengancam
11. jiwanya bila tidak dilakukan transplantasi itu, sedangkan ia sudah berobat secara
optimal, tetapi tidak berhasil.
Hingga kini, tidak ada ulama yang mengajukan argumen tertulis yang secara
terang-terangan mendukung transplantasi organ. Namun demikian, ulama di
berbagaibelahan dunia telah menulis argumen-argumen yang mendukung maupun
mengeluarkan fatwa-fatwa keagamaan tengtang transplantasi organ.
Para ulama yang mendukung pembolehan transplantasi organ berpendapat bahwa
transplantasi organ harus dipahami sebagai satu bentuk layanan altruistik bagi
sesama muslim.Pendirian mereka tentang transplantasi organ dapat diringkas
sebagai berikut:
a. Kesejahteraan publik (al-Mashlahah)
Kebolehan transplantasi organ harus dibatasi dengan ketentuan-ketentuan
berikut:
1. Transplantasi organ tersebut adalah satu-satunya bentuk (cara)
penyembuhan yang bisa ditempuh.
2. Derajat keberhasilan dari prosedur ini diperkirakan tinggi.
3. Ada persetujuan dari pemilik organ yang akan ditransplantasikan atau dari
ahli warisnya.
4. Kematian orang yang organnya akan diambil itu telah benar-benar diakui
oleh dokter yang reputasinya terjamin, sebelum diadakan operasi
pengambilan organ.
5. Resipien organ tersebut sudah diberitahu tentang operasi transplantasi
berikut implikasnya.
b. Altruisme (al-Itsar)
Dalam surat Al-maidah ayat 2 telah menganjurkan bahwa umat islam
untuk bekerja sama satu sama lain dan memperkuat ikatan persaudaraan
mereka. Dengan demikian, berdasarkan ajaran diatas, tindakan seseorang yang
masih hidup untuk mendonorka salah satu organ tubuhnya kepada saudara
kandungnya atau orang lain yang sangat membutuhkan harus dipandang
sebagai tindakan altruisme dari orang-orang yang menyadari bahwa mereka
memiliki sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
12. c. Organ Tubuh Non muslim
Kebolehan bagi seorang muslim untuk menerima organ tubuh nonmuslim
didasarkan pada dua syarat berikut ;
1. Organ yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang
muslim.
2. Nyawa muslim itu bisa melayang jika transplantasi tidak segera
dilakukan.
B. Donor Organ Yang di Haramkan
Akan tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi haram hukumya apabila :
Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup
sehat, dengan alasan :
Firman Allah dalam Alqur’an S. Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat
tersebut mengingatkan agar jangan gegabah dan ceroboh dalam
melakukan sesuatu, tetapi harus memperhatikan akibatnya, yang
kemungkinan bisa berakibat fatal bagi diri donor, meskipun perbuatan
itu mempunyai tujuan kemanusiaan yang baik dan luhur. Melakukan
transplantasi dalam keadaan koma.
Walaupun menurut dokter bahwa si donor itu akan segera meninggal
maka transplantasi tetap haram hukumnya karena hal itu dapat
mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak Allah. Dalam
hadis nabi dikatakan :
“ Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula
membuat madharat pada orang lain.”(HR. Ibnu Majah, No.2331)
Penjualan Organ Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ
tubuh manusia, ulama sepakat bahwa praktik seperti itu hukumnya
haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut :
Seseorang tidak boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya.
Sebuah hadis menyatakan, “ Diantara orang-orang yang akan dimintai
pertanggungjawaban di akhirat adalah mereka yang menjual manusia
merdeka dan memakan hasilnya.” Dengan demikian , jika seseorang
menjual manusia merdeka, maka selamanya si pembeli tidak memiliki
hak apapun atas diri manusia itu, karena sejak awal hukum transaksi itu
13. sendiri adalah haram. Penjualan organ manusia bisa mendatangkan
penyimpangan, dalam arti bahwa hal tersebut dapat mengakibatkan
diperdagangkannya organ-organ tubuh orang miskin dipasaran
layaknya komoditi lain.
14. BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Transplantasi organ
hukumnya mubah dan dapat berubah hukumnya sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi.
Transplantasi ini dapat di qiyaskan dengan donor darah dengan illat bahwa
donor darah dan organ tubuh dapat dipindahkan tempatnya, keduannya suci dan
tidak dapat diperjual belikan. Tentu saja setelah perpindahan itu terjadi maka
tanggungjawab atas organ itu menjadi tanggungan orang yang menyandangnya.
Kaidah-kaidah hukum wajib dijunjung dalam melakukan trasnplantasi ini
antaranya :
Tidak boleh menghilangkan bahaya dengan menimbulkan bahaya lainnya artinya:
a. organ tidak boleh diambil dari orang yang masih memerlukannnya
b. Sumber organ harus memiliki kepemilikan yang penuh atas organ yang
diberikannnya, berakal, baligh, ridho dan ikhlas dan tidak mudharat bagi
dirinya.
c. Tindakan transplantasi mengandung kemungkinan sukses yang lebih besar
dari kemungkinan gagal.
d. Organ manusia tidak boleh diperjualbelikan sebab manusia
hanya memperoleh hak memanfaatkan dan tidak sampai
memiliki secara mutlak.
15. DAFTAR PUSTAKA
• Ali Hasan. 2000. “MA SAI L FI QHI YAH AL
HADI TSAH pada masalah m
a
s
a
l
a
hkontemporer
hukumislam” .Jakarta. Raja Grafindo persada.
• Mahjuddin. 2003. “MASAI LUL F I QHI YAH
berbagai kasus yang dihadapi hukumislam’
masa kini”. Jakarta, Kalam Mulia.
• Masjfuk Zuhdi. 1997. “MASAIL FIQHIYAH
”. Jakarta. Toko Gunung Agung.
• Nata, Abuddin . 2006 . Masail Al-Fiqhiyah .
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
• https://www.google.co.id/search?q=donor+darah+dan+jinayat&ie=utf
-8&oe=utf8&rls=org.mozilla
• Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi DKI Jakarta
dalam rapat pada tanggal 22 Rabi'ul Akhir 1421 H, Bertepatan dengan
tanggal 24 Juli 2000 M