2. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge)
adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari
kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek)
memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian
aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada
dirinya sendiri dalam kesatuan aktif .
3. Jenis Pengetahuan
Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense,
dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di mana is menerima secara baik.
Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga,
makanan dapat memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan mengeringkan sawah tadah hujan, dan
sebagainya.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science
diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Ilmu dapat
merupakan suatu metode berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan
memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui
observasi, eksperimen, klasifikasi.
Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan
spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas
dan mendalam.
Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.
Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
4. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu:
1. Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistic terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah
gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat).
Realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
2. Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai
dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses
psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya
merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas.
5. DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN
1. Dasar Ontologis
Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik yang
berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Selanjutnya dikatakan, Rudolf Goclenius (1636
M) orang yang pertama kali memopulerkan term ontologi. Rudolf Goclenius menamai teori tentang
hakikat yang ads, yang bersifat metafisis yang dalam perkembangannya dibagi menjadi dua, yaitu
metafisis umum dan metafisis khusus. Istilah metafisis umum adalah cabang filsafat yang
membicarakan prinsip yang paling dasar dari segala sesuatu yang ada. Adapun istilah metafisis khu-
sus masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.
2. Dasar Epistemologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), dasar epistemologis yaitu metode atau cara-cara
mendapatkan pengetahuan yang benar. Kemudian Amsal Bakhtiar (2012) menjelaskan, ontologis
yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian dan
dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
6. 3. Dasar Aksiologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar ilmu pengetahuan
yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu. Di dalam ontologi dibicarakan
mengenai ilmu dan moral, tanggung jawab sosial serta berbagai etika dalam
pengembangan keilmuan. Ontologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang
berarti nilai dan logos yang berarti teori. Selanjutnya dikatakan Jujun, aksiologi
merupakan teori tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh. Oleh Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertama, moral
conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yakni etika.
Kedua, esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan
keindahan. Ketiga, sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan
melahirkan filsafat sosiopolitik.
7. OBJEK DAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
1. Objek Ilmu Pengetahuan Ilmiah
Objek pengetahuan ilmiah atau objek keilmuan, dalam hal ini mencakup segala sesuatu (yang
tampak secara fisik maupun nonfisik berupa fenomena atau gejala kerohanian, kejiwaan, atau
sosial) yang sejauh dapat dijangkau oleh pikiran atau indra manusia. Para filsuf membagi objek
keilmuan ini dalam dua golongan besar, seperti yang telah disebut di atas, yaitu objek material dan
objek formal keilmuan. Objek material meliputi ide abstrak, benda-benda fisik, jasad hidup, gejala
rohani, gejala sosial, gejala kejiwaan, gejala clam, proses tanda, dan sejenisnya.
2. Konsep Ilmu
Konsep sangat penting bagi pembentukan atau untuk membangun suatu teori bagi kepentingan
suatu penelitian yang menghasilkan ilmu atau kepentingan praktis. Membangun suatu teori sangat
dibutuhkan dukungan konsep yang banyak. Konsep merupakan ide umum yang mewakili suatu
pemahaman yang dipersepsikan oleh seseorang atas dasar penalaran dan logika yang kemudian
membentuk suatu makna secara induktif atau deduktif. Konsep yang dibangun inilah yang sangat
berperan dalam menentukan bangunan teori suatu penelitian ilmiah.
8. 3. Konsep Pengetahuan
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia di samping berbagai
pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental.
Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang diajukan. Cara
menyusun pengetahuan dalam kajian filsafat disebut epistemologi, dan landasan epistemologi ilmu
disebut metode ilmiah.
4. Konsep Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan filsafat. Bagi para filsafat ilmu
pengetahuan itu, filsafat yaitu ilmu pengetahuan. Dengan demikian jelas terkait bahwa pada
mulanya filsafat mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, kata Ali Maksum (2011)
filsafat disebut sebagai mater scientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan. Berkat ilmu
pengetahuan manusia dapat meraih kemajuan yang sangat menakjubkan dalam segala bidang
kehidupan. Teknologi canggih merupakan salah satu produk dari ilmu pengetahuan.
9. 5. Tujuan Ilmu Pengetahuan
Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, sebagaimana
dikemukakan oleh Darsono Prawinegoro (2011), yakni: Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu penge-
tahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa keingintahuan
manusia. Kedua, ilrnu,pengetahuan pragmatis. Aliran inl menyakini bahwa pengembangan ilmu
pengetahuan haruslah dapat memberikan manfaat bagi manusia dalam pemecahan masalah kehidupan.
6. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan
Ilmu sebagai pengetahuan ilmiah berbeda dengan pengetahuan biasa , memiliki ciri tersendiri di antara ciri
yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan seperti dikemukakan Konrad Kebug (2011), yaitu: Pertama, sistematis.
Para filsuf dan ilmuwan sepaham bahwa ilmu adalah pengetahuan atau kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis. Kedua, empiris. Bahwa ilmu mengandung pengetahuan yang diperoleh ber-
dasarkan pengamatan serta percobaan secara terstruktur di dalam bentuk pengalaman, baik secara
lansung maupun tidak lansung. Ketiga, objektif Bahwa ilmu menunjukkan pada bentuk pengetahuan yang
bebas dari prasangka perorangan (personal biasa), dan perasaan subjektif berupa kesukaan atau kebencian
pribadi. Keempat, analitis. Bahwa ilmu berusaha mencermati, mendalami, dan membedakan pokok
soalnya ke dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami sebagai sifat, hubungan, dan peranan
dari bagian-bagian tersebut. Kelima, verifikatif. Bahwa ilmu mengandung kebenaran yang terbuka untuk
diperiksa atau diuji (diverifikasi).