SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
EPISTEMOLOGI
Oleh:
SUSILO HENDRAWINATA
SMA NEGERI 1 XIII KOTO KAMPAR
KAMPAR - RIAU
2019
EPISTEMOLOGI
A. HAKIKAT EPISTOMOLOGI
Pengertian epistemologi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu
episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti kajian. Epistemologi
adalah pembicaraan tentang”ke-cara-an” dan “ke-bagaimana-an”. Jadi epistemologi
adalah kajian tentang pengetahuan.
J.F. Ferriar adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah epistemologi
yang kemudian di artikan sebagai teori pengetahuan. Definisi lain dari epistemologi
adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan
yang membahas mengenai sumber, struktur, metode-metode dan validitas
pengetahuan.Sesungguhnya mengkaji epistemologi bagi manusia adalah upaya
menyalurkan watak esensial manusia bagaimana cara mendapatkan pengetahuan
yabg benar dari objek yang dipikirkan.
Berdasarkan informasi-informasi yang telah disebutkan diatas, pemahaman
epistemologi dapat dirangkum sebagai berikut: Epistemologi atau teori pengetahuan
adalah cabang dari filsafat yang berupaya untuk membahas secara mendalam dari
segala aktivitas yang merupakan proses untuk mencapai sebuah pengetahuan
(knowledge). Aktivitas pencerapan pengetahuan yang terus menerus dan dilakukan
secara sistematis dan terstruktur dan kemudian lahirlah istilah ilmu (Science).
Sebagai bagian penting dari pengetahuan, ilmu memiliki cara-cara tersendiri untuk
mendapatkan yang kita kenal dengan metode keilmuan. Dari sini terlahir metode
ilmiah (scientifik method) yang menjadi ‘pakem’ bagi ilmuan menyelidiki objek-
objek kealaman (natuaral sciences), kemanusiaan (social sciences) dan juga
humaniora. (Suriasumantri, 2000).
B. Jenis-Jenis Epistemologi
Terdapat beberapa jenis epistemologi yang disampaikan oleh Sudarminto
(2000) dan Pranaka dalam Lubis (2016).
1. Epistemologi metafisis
Plato dan Hegel mengemukakan bahwa pengetahuan berasal dari
pandangan tenntang metafisika (realitas)yang dianggap mendasari semua
realitas.
2. Epistemologi skepsis
Rene Descartes berupaya untuk menemukan metode yang pasti, sehingga
filsafat dan pengetahuan dapat mengatasi berbagai perbedaan dan pertentangan
pendapat yang muncul. Descartes menyangsikan keberadaan semua hal, dan
menyatakan hanya ada satu tidak dapat disangsikan keberadaannya, yaitu
kesangsian itu sendiri dan kesangsian itu membuktikan adanya saya yang
berfikir. Cara kerja yang dilakukan Descartes ini disebut dengan epistemologi
skeptic.
3. Epistemologi kritis
Epistemologi kritis berasal dari sikap kritis terhadap berbagai macam
asumsi, teori dan metode yang ada dalam pemikiran (pengetahuan dan ilmu
pengetahuan) serta yang ada dalam kehidupan kita. Sebagai contoh, Imanuel
Kant mengkritik nasionalisme dan empirisme yang dianggap berat sebelah,
kemudian menyatukannya.
Epistemologi dapat dibedakan menjadi epistemologi individual dan sosial
(Sudarminta, 2000 dann Pranaka dalam Surajio, 2007).
a. Epistemologi individual
Permasalahan pengetahuan teang pengamatan (persepsi), rasionalitas
dan justifikasi selalu dianggap berkaitan dengan individu dan terlepas dari
dimensi sosial.
b. Epistemologi sosial
Melihat keterkaitan pengetahuan (dan ilmu pengetahuan) dengan
dimensi sosial yang berkembang setelah munculnya post-positivisme (khun)
dan pemikiran post-strukturalisme dan post modernisme (yang menilhat
adanya kaitan ilmu pengetahuan dengan faktor sosial budaya)
C. Timbulnya pengetahuan
Pengetahuan adalah masalah yang sangat penting dalam epistemologi karena
pandangan seseorang terhadap terjadinya pengetahuan akan beragam. Pengetahuan
apriori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman
indra maupun batin, sedangkan pengetahuan aposteriori adalah pengetahuan yang
terjadi karena adanya pengalaman sehingga bertumpu pada kenyataan objektif
(Hamami M, 1982 dalam Surajiyo).
John Hospers dalam bukunya “An introduction to Philosophical Analisis”
mengemukakan ada enam alat untuk memperoleh pengetahuan (Surajiyo, 2009).
1. Pengalaman indra (sense experience)
Pengindraan adalah alat yang paling fital dalam memperoleh pengetahuan.
Paham dalam filsafat realisme karena menekankan pada kenyataan. Tokoh dari
pandangan ini adalah Aristoteles pengetahuan adalah pengetahuan terjadi bila
subjek diubah dibawah pengaruh objek, artinya bentuk dari dunia luar
meninggalkan bekas dalam kehidupan batin.
2. Nalar (reason)
Nalar adalah salah satu corak berfikir dengan menggabungkan dua
pemikiran atau lebih, dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru.
3. Otoritas (authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan
diakui oleh kelompoknya.
4. Intuisi (intuition)
Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses
kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat
pernyataan yang berupa pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan seketika atau
melalui kenyataan karena pengetahuan ini muncul adanya pengetahuan terlebih
dahulu.
5. Wahyu (revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi-Nya
untuk kepentingan umatnya.
6. Keyakinan (faith)
Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh
melalui kepercayaan.
Kemudian Plato membagi pengetahuan menurut tingkatan pengetahuan
sesuai dengan karakteristik objeknya (surajiyo, 2007).
1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
Merupakan pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran
yang isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan atau
kesuakaan serta kenikmatan manusia yang berpengetahuan.
2. Pengetahuan Pistis (Substansial)
Merupakan pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia
kenyataan atau diindrai secara langsung.
3. Pengetahuan Dianoya (Matematik)
Plato menerangkan tingkat pengetahuan ini adalah tingkat yang ada
didalamnya sesuatu yang tidak hanya terletak pada fakta atau objek yang tampak
tetapi juga terletak pada bagaimana cara berfikirnya.
4. Pengetahuan Noesis (Filsafat)
Merupakan tingkat pengetahuan tertinggi yang objeknya berupa arche
yaitu prinsip-prinsip utama yang mencakup epistemologi dan metafisik.
D. Metode Pemerolehan Pengetahuan
1. Empirisme
Empirisme yaitu suatu cara atau metode dalam filsafat yang mendasarkan
cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman.
2. Rasionalisme
Metode ini adalah metode yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan
dengan pertimbangan-pertimbangan atau menggunakan kriteria kebenaran yang
dapat diterima rasio.
3. Objektivisme
Objektivisme berpendapat bahwa subjek (ilmuwan) bersifat pasif dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
4. Subjektivisme
Subjektivisme adalah pandangan yang menekan kan peran unsur/dimensi
subjek dalam menghasilkan pengetahuan.
5. Skeptisisme
Skeptisisme adalah paham yang menyatakan ketidak mungkinan untuk
mencapai/memperoleh kebenaran objek (akhir, final) pengetahuan/ilmu.
6. Relativisme
Relativisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa kebenaran tidak
bersifat absolut atau universal.
7. Fenomenalisme
Fenomenalisme (phenomenon = apa yang tampak) adalah pandangan yang
menyatakan bahwa kita hanya dapat mengetahui gejala-gejala yang diindrai atau
gejala sebagaimana tampak lewat pengamatan.
8. Intuisionalisme
Intuisionalisme yaitu cara atau metode dalam memperoleh sumber ilmu
pengetahuan dengan menggunakan sarana intuisi untuk mengetahui secara
langsung seketika.
E. Keilmiahan
1. Siklus keilmuan
Menurut (Soemargono, 1983) dalam (Surajiyo, 2007) pengetahuan dibagi
menjadi pengetahuan non-ilmiah dan ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah
pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara-cara yang tidak
termasuk dalam kategori metode ilmiah. Sedangkan pengetahuan ilmiah adalah
segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan
metode-metode ilmiah. Metode ilmiah (scientifik method adalah proses berfikir
untuk memcahkan masalah secara sistematis, empiris, dan terkontrol.
Suriasumantri, 2007 menyebutkan beberapa langkah yang mencerminkan
tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah.
a. Perumusan masalah
b. Menyusun kerangka pemikiran
c. Perumusan hipotesis
d. Pengujian hipotesis
e. Penarikan kesimpulan
2. Jenis metode ilmiah
Salam, 1997 mengemukakan beberapa jenis metode ilmiah.
a. Observasi
Metode observasi melingkupi pengamatan indrawi seperti melihat,
mendengar, menyentuh, meraba.
b. Trial and eror
Trial and eror dilakukan dengan mengulang-ulang pekerjaan baik
dari segi metode, teknik, materi, maupun parameter-parameternya sampai
akhirnya menemukan sesuatu.
c. Metode eksperimen
Kegiatan eksperimen ini berdasarkan pada prinsip metode penemuan
sebab akibat dan pengajuan hipotesis.
d. Metode statistik
Statistik memungkinkan kita untuk menjelaskan sebab dan akibat
dan pengaruhnya, melukiskan tipe-tipe dari fenomena-fenomena dan kita
dapat membuat perbandingan-perbandingan dengan menggunakan tabel-
tabel dan grafik.
e. Metode sampling
Terjadinya sampling yaitu apabila kita mengambil beberapa anggota
atau bolangan tertentu dari suatu kelas atau kelompok sebagai wakil dari
keseluruhan kelompok tersebut dapat mewakili secara keseluruhan atau
tidak.
f. Metode berfikir reflektif
Metode reflektive thinking pada umumnya melalui enam tahap,
yaitu:
1. Adanya kesadaran kepada sesuatu masalah
2. Data yang diperoleh dan relevan yang harus dikumpulkan
3. Data yang terorganisasi
4. Formulasi hipotesis
5. Deduksi hipotesis (deduksi harus berasal dari hipotesis)
6. Pembuktian kebenaran verifikasi
3. Model penalaran
a. Induksi
Induksi adalah proses penalaran atau penarikan kesimpulan dimana
benar tidaknya tesis (pernyataan/proposisi) ditentukan oleh pengalaman.
b. Deduksi
Deduksi adalah proses penalaran yang dimulai dari generalisasi (hal
yang umum) lalu kita rumuskan kesimpulan yang lebih khusus.
c. Abduksi
Abduksi adalah sebuah bentuk pembuktian berdasarkan silogisme.
d. Dealektika
Dengan berdialog dapat dilakukan proses; membandingkan,
menyisikan, memperjelas, hingga menolak kemudia baru ditarik pengertian
umum (definisi).
4. Teori kebenaran
Surajio (2007) menyatakan bahwa perbincangan tentang kebenaran sudah
dimulai sejak Plato yang kemudian dilanjutkan oleh Aristoteles. Bagi seorang
skeptik, pengetahuan tidak mempunyai kebenaran karena semua diragukan dan
keraguan itulah yang merupakan kebenaran.
F. Pentingnya Belajar Epistemologi
Pranarka (1987) dalam Lubis (2016) mengemukakan tiga argumen/alasan
mengapa epistimologi perlu di pelajari.
1. Adanya pertimbangan strategis karena ilmu pengetahuan dan teknologi
menjadi unsur yang dominan dalam zaman modern.
2. Asumsi epistimologi ilmu pengetahuan berkaitan dengan asumsi ontologis dan
aksiologis yang biasanya tersembunyi.
3. Berdasarkan pertimbangan edukatif (pendidikan), epistimologi membantu
peserta didik memahami berbagai bentuk pengetahuan, dan memahami
kekuatan dan keterbatasannya sehingga terbentuk pemahaman yang lebih
holistik.
G. Tanggapan
1. Bagaimana penyelesaian apabila timbul pengetahuan secara nalar?
Dengan cara menggunakan asas di bawah ini.
a. Asas kesamaan (prinsipium identitas.
b. Asas pertentangan (prinsipium contradiction)
c. Asas tidak adanya kemungkinan ketiga (prinsipium tertii fxclusi)

More Related Content

What's hot

Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuecaishak
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanphomie otari
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmusayid bukhari
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)Dina Amalina
 
filsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologifilsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologiCapung Humve
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologiriskaramadhanti
 
Epistemologi suatu masalah (aliran epistemologi)
Epistemologi suatu masalah (aliran epistemologi)Epistemologi suatu masalah (aliran epistemologi)
Epistemologi suatu masalah (aliran epistemologi)Nurmahmudah M.Phil.
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanUniversity of Jember
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsMutiara Cess
 

What's hot (16)

Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
 
4 epistemologi
4 epistemologi4 epistemologi
4 epistemologi
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Dimensi Epistemologi
Dimensi EpistemologiDimensi Epistemologi
Dimensi Epistemologi
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
 
filsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologifilsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologi
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
 
Epistemologi suatu masalah (aliran epistemologi)
Epistemologi suatu masalah (aliran epistemologi)Epistemologi suatu masalah (aliran epistemologi)
Epistemologi suatu masalah (aliran epistemologi)
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
 
Ilmu
IlmuIlmu
Ilmu
 
Filsafat dan etika komunikasi
Filsafat dan etika komunikasi Filsafat dan etika komunikasi
Filsafat dan etika komunikasi
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
 

Similar to EPISTEMOLOGI

Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfVinaAnastasya
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriDimasBimaAndika
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahIska Nangin
 
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptx
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptxMateri 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptx
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptxFandiAlHafizh1
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologiadysintang
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuansayid bukhari
 
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PROSES TERJADINYA PENGETAHUAN
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PROSES TERJADINYA PENGETAHUANPENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PROSES TERJADINYA PENGETAHUAN
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PROSES TERJADINYA PENGETAHUANPia Yuningsih Saragih
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafatsayid bukhari
 

Similar to EPISTEMOLOGI (20)

Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptx
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptxMateri 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptx
Materi 1 Ke-arah-pemikiran-filsafat (1).pptx
 
Epistimologi
EpistimologiEpistimologi
Epistimologi
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologi
 
Epistimologi
EpistimologiEpistimologi
Epistimologi
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
 
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PROSES TERJADINYA PENGETAHUAN
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PROSES TERJADINYA PENGETAHUANPENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PROSES TERJADINYA PENGETAHUAN
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PROSES TERJADINYA PENGETAHUAN
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
 

Recently uploaded

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

EPISTEMOLOGI

  • 1. EPISTEMOLOGI Oleh: SUSILO HENDRAWINATA SMA NEGERI 1 XIII KOTO KAMPAR KAMPAR - RIAU 2019
  • 2. EPISTEMOLOGI A. HAKIKAT EPISTOMOLOGI Pengertian epistemologi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti kajian. Epistemologi adalah pembicaraan tentang”ke-cara-an” dan “ke-bagaimana-an”. Jadi epistemologi adalah kajian tentang pengetahuan. J.F. Ferriar adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah epistemologi yang kemudian di artikan sebagai teori pengetahuan. Definisi lain dari epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan yang membahas mengenai sumber, struktur, metode-metode dan validitas pengetahuan.Sesungguhnya mengkaji epistemologi bagi manusia adalah upaya menyalurkan watak esensial manusia bagaimana cara mendapatkan pengetahuan yabg benar dari objek yang dipikirkan. Berdasarkan informasi-informasi yang telah disebutkan diatas, pemahaman epistemologi dapat dirangkum sebagai berikut: Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang dari filsafat yang berupaya untuk membahas secara mendalam dari segala aktivitas yang merupakan proses untuk mencapai sebuah pengetahuan (knowledge). Aktivitas pencerapan pengetahuan yang terus menerus dan dilakukan secara sistematis dan terstruktur dan kemudian lahirlah istilah ilmu (Science). Sebagai bagian penting dari pengetahuan, ilmu memiliki cara-cara tersendiri untuk mendapatkan yang kita kenal dengan metode keilmuan. Dari sini terlahir metode ilmiah (scientifik method) yang menjadi ‘pakem’ bagi ilmuan menyelidiki objek- objek kealaman (natuaral sciences), kemanusiaan (social sciences) dan juga humaniora. (Suriasumantri, 2000). B. Jenis-Jenis Epistemologi Terdapat beberapa jenis epistemologi yang disampaikan oleh Sudarminto (2000) dan Pranaka dalam Lubis (2016). 1. Epistemologi metafisis Plato dan Hegel mengemukakan bahwa pengetahuan berasal dari pandangan tenntang metafisika (realitas)yang dianggap mendasari semua realitas.
  • 3. 2. Epistemologi skepsis Rene Descartes berupaya untuk menemukan metode yang pasti, sehingga filsafat dan pengetahuan dapat mengatasi berbagai perbedaan dan pertentangan pendapat yang muncul. Descartes menyangsikan keberadaan semua hal, dan menyatakan hanya ada satu tidak dapat disangsikan keberadaannya, yaitu kesangsian itu sendiri dan kesangsian itu membuktikan adanya saya yang berfikir. Cara kerja yang dilakukan Descartes ini disebut dengan epistemologi skeptic. 3. Epistemologi kritis Epistemologi kritis berasal dari sikap kritis terhadap berbagai macam asumsi, teori dan metode yang ada dalam pemikiran (pengetahuan dan ilmu pengetahuan) serta yang ada dalam kehidupan kita. Sebagai contoh, Imanuel Kant mengkritik nasionalisme dan empirisme yang dianggap berat sebelah, kemudian menyatukannya. Epistemologi dapat dibedakan menjadi epistemologi individual dan sosial (Sudarminta, 2000 dann Pranaka dalam Surajio, 2007). a. Epistemologi individual Permasalahan pengetahuan teang pengamatan (persepsi), rasionalitas dan justifikasi selalu dianggap berkaitan dengan individu dan terlepas dari dimensi sosial. b. Epistemologi sosial Melihat keterkaitan pengetahuan (dan ilmu pengetahuan) dengan dimensi sosial yang berkembang setelah munculnya post-positivisme (khun) dan pemikiran post-strukturalisme dan post modernisme (yang menilhat adanya kaitan ilmu pengetahuan dengan faktor sosial budaya) C. Timbulnya pengetahuan Pengetahuan adalah masalah yang sangat penting dalam epistemologi karena pandangan seseorang terhadap terjadinya pengetahuan akan beragam. Pengetahuan apriori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman indra maupun batin, sedangkan pengetahuan aposteriori adalah pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman sehingga bertumpu pada kenyataan objektif (Hamami M, 1982 dalam Surajiyo).
  • 4. John Hospers dalam bukunya “An introduction to Philosophical Analisis” mengemukakan ada enam alat untuk memperoleh pengetahuan (Surajiyo, 2009). 1. Pengalaman indra (sense experience) Pengindraan adalah alat yang paling fital dalam memperoleh pengetahuan. Paham dalam filsafat realisme karena menekankan pada kenyataan. Tokoh dari pandangan ini adalah Aristoteles pengetahuan adalah pengetahuan terjadi bila subjek diubah dibawah pengaruh objek, artinya bentuk dari dunia luar meninggalkan bekas dalam kehidupan batin. 2. Nalar (reason) Nalar adalah salah satu corak berfikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih, dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru. 3. Otoritas (authority) Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. 4. Intuisi (intuition) Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat pernyataan yang berupa pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan seketika atau melalui kenyataan karena pengetahuan ini muncul adanya pengetahuan terlebih dahulu. 5. Wahyu (revelation) Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi-Nya untuk kepentingan umatnya. 6. Keyakinan (faith) Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Kemudian Plato membagi pengetahuan menurut tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya (surajiyo, 2007). 1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan) Merupakan pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran yang isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan atau kesuakaan serta kenikmatan manusia yang berpengetahuan.
  • 5. 2. Pengetahuan Pistis (Substansial) Merupakan pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia kenyataan atau diindrai secara langsung. 3. Pengetahuan Dianoya (Matematik) Plato menerangkan tingkat pengetahuan ini adalah tingkat yang ada didalamnya sesuatu yang tidak hanya terletak pada fakta atau objek yang tampak tetapi juga terletak pada bagaimana cara berfikirnya. 4. Pengetahuan Noesis (Filsafat) Merupakan tingkat pengetahuan tertinggi yang objeknya berupa arche yaitu prinsip-prinsip utama yang mencakup epistemologi dan metafisik. D. Metode Pemerolehan Pengetahuan 1. Empirisme Empirisme yaitu suatu cara atau metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman. 2. Rasionalisme Metode ini adalah metode yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan dengan pertimbangan-pertimbangan atau menggunakan kriteria kebenaran yang dapat diterima rasio. 3. Objektivisme Objektivisme berpendapat bahwa subjek (ilmuwan) bersifat pasif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. 4. Subjektivisme Subjektivisme adalah pandangan yang menekan kan peran unsur/dimensi subjek dalam menghasilkan pengetahuan. 5. Skeptisisme Skeptisisme adalah paham yang menyatakan ketidak mungkinan untuk mencapai/memperoleh kebenaran objek (akhir, final) pengetahuan/ilmu. 6. Relativisme Relativisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa kebenaran tidak bersifat absolut atau universal. 7. Fenomenalisme
  • 6. Fenomenalisme (phenomenon = apa yang tampak) adalah pandangan yang menyatakan bahwa kita hanya dapat mengetahui gejala-gejala yang diindrai atau gejala sebagaimana tampak lewat pengamatan. 8. Intuisionalisme Intuisionalisme yaitu cara atau metode dalam memperoleh sumber ilmu pengetahuan dengan menggunakan sarana intuisi untuk mengetahui secara langsung seketika. E. Keilmiahan 1. Siklus keilmuan Menurut (Soemargono, 1983) dalam (Surajiyo, 2007) pengetahuan dibagi menjadi pengetahuan non-ilmiah dan ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori metode ilmiah. Sedangkan pengetahuan ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Metode ilmiah (scientifik method adalah proses berfikir untuk memcahkan masalah secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Suriasumantri, 2007 menyebutkan beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah. a. Perumusan masalah b. Menyusun kerangka pemikiran c. Perumusan hipotesis d. Pengujian hipotesis e. Penarikan kesimpulan 2. Jenis metode ilmiah Salam, 1997 mengemukakan beberapa jenis metode ilmiah. a. Observasi Metode observasi melingkupi pengamatan indrawi seperti melihat, mendengar, menyentuh, meraba. b. Trial and eror Trial and eror dilakukan dengan mengulang-ulang pekerjaan baik dari segi metode, teknik, materi, maupun parameter-parameternya sampai akhirnya menemukan sesuatu.
  • 7. c. Metode eksperimen Kegiatan eksperimen ini berdasarkan pada prinsip metode penemuan sebab akibat dan pengajuan hipotesis. d. Metode statistik Statistik memungkinkan kita untuk menjelaskan sebab dan akibat dan pengaruhnya, melukiskan tipe-tipe dari fenomena-fenomena dan kita dapat membuat perbandingan-perbandingan dengan menggunakan tabel- tabel dan grafik. e. Metode sampling Terjadinya sampling yaitu apabila kita mengambil beberapa anggota atau bolangan tertentu dari suatu kelas atau kelompok sebagai wakil dari keseluruhan kelompok tersebut dapat mewakili secara keseluruhan atau tidak. f. Metode berfikir reflektif Metode reflektive thinking pada umumnya melalui enam tahap, yaitu: 1. Adanya kesadaran kepada sesuatu masalah 2. Data yang diperoleh dan relevan yang harus dikumpulkan 3. Data yang terorganisasi 4. Formulasi hipotesis 5. Deduksi hipotesis (deduksi harus berasal dari hipotesis) 6. Pembuktian kebenaran verifikasi 3. Model penalaran a. Induksi Induksi adalah proses penalaran atau penarikan kesimpulan dimana benar tidaknya tesis (pernyataan/proposisi) ditentukan oleh pengalaman. b. Deduksi Deduksi adalah proses penalaran yang dimulai dari generalisasi (hal yang umum) lalu kita rumuskan kesimpulan yang lebih khusus. c. Abduksi Abduksi adalah sebuah bentuk pembuktian berdasarkan silogisme. d. Dealektika
  • 8. Dengan berdialog dapat dilakukan proses; membandingkan, menyisikan, memperjelas, hingga menolak kemudia baru ditarik pengertian umum (definisi). 4. Teori kebenaran Surajio (2007) menyatakan bahwa perbincangan tentang kebenaran sudah dimulai sejak Plato yang kemudian dilanjutkan oleh Aristoteles. Bagi seorang skeptik, pengetahuan tidak mempunyai kebenaran karena semua diragukan dan keraguan itulah yang merupakan kebenaran. F. Pentingnya Belajar Epistemologi Pranarka (1987) dalam Lubis (2016) mengemukakan tiga argumen/alasan mengapa epistimologi perlu di pelajari. 1. Adanya pertimbangan strategis karena ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi unsur yang dominan dalam zaman modern. 2. Asumsi epistimologi ilmu pengetahuan berkaitan dengan asumsi ontologis dan aksiologis yang biasanya tersembunyi. 3. Berdasarkan pertimbangan edukatif (pendidikan), epistimologi membantu peserta didik memahami berbagai bentuk pengetahuan, dan memahami kekuatan dan keterbatasannya sehingga terbentuk pemahaman yang lebih holistik. G. Tanggapan 1. Bagaimana penyelesaian apabila timbul pengetahuan secara nalar? Dengan cara menggunakan asas di bawah ini. a. Asas kesamaan (prinsipium identitas. b. Asas pertentangan (prinsipium contradiction) c. Asas tidak adanya kemungkinan ketiga (prinsipium tertii fxclusi)