Dokumen tersebut membahas pengertian dan prinsip-prinsip menulis kritik. Kritik didefinisikan sebagai kecaman atau tanggapan terhadap suatu karya yang disertai analisis, interpretasi, dan evaluasi secara objektif. Prinsip utama menulis kritik adalah kritik harus bersifat konstruktif, didukung bukti, dan tidak bertujuan menjatuhkan karya atau penulis. Metode menulis kritik yang baik adal
2. PENGERTIAN 1
Secara etimologis, kata kritik berasal dari bahasa Yunani,
yaitu dari kata krinein (menghakimi, membanding,
menimbang). Kata krinein menjadi bentuk dasar bagi kata
kreterion (dasar, pertimbangan, penghakiman). Orang
yang melakukan pertimbangan/penghakiman disebut
krites yang berarti hakim. Bentuk krites inilah yang
menjadi dasar kata kritik.
Kritik diartikan sebagai kecaman atau tanggapan yang
terkadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruknya
suatu hasil karya (KBBI, 2005:601).
3. PENGERTIAN 2
Kritik ditulis secara sistematis dan di dalamnya terdapat
penilaian baik buruk. Panjang pendeknya sebuah tulisan
kritik tidaklah ditentukan. Kritik bisa ditulis panjang atau
pendek sesuai dengan kebutuhan dan kedalaman isi.
Meskipun mengungkapkan pandangan penulis, kritik tetap
harus ditulis secara objektif karena berlandaskan sebuah
hasil karya yang real.
4. PENGERTIAN 3
Penulisan esai kontemporer memerlukan pemahaman
yang mendalam tentang esensi kritik. Kritik tidak
memiliki tujuan menyinggung atau menyerang
penulis dan karyanya namun analisis objektif teks .
Sebuah kualitas esai dengan berpikir kritis selalu
ditulis dengan nada serius tanpa menyentuh perasaan
dan emosi penulis dan karena untuk menghormati
mereka. Setiap pernyataan harus didukung oleh
kutipan. Sejumlah contoh esai kritis dapat setuju atau
tidak setuju dengan tulisan yang dianalisis.
5. PENGERTIAN 4
Kata "kritis" memiliki arti positif serta negatif. Anda dapat
menulis esai kritis yang setuju sepenuhnya dengan bacaan.
Kata "kritis" menggambarkan sikap Anda ketika Anda
membaca artikel. Sikap ini digambarkan sebagai "evaluasi
tak memihak," yang berarti bahwa Anda
mempertimbangkan koherensi bacaan, kelengkapan data,
dan sebagainya, sebelum Anda menerima atau
menolaknya.
Sebuah esai atau review kritis dimulai dengan analisis atau
penjelasan dari bacaan, artikel demi artikel, buku demi
buku.
6. PENGERTIAN 5
... Mengetahui bagaimana menulis sebuah esai kritis akan
memberikan keuntungan sepanjang karier akademik dan
profesional Anda. Menulis esai kritis memungkinkan
Anda untuk mengembangkan keterampilan yang penting,
termasuk membaca cermat dan hati-hati, penelitian teknis,
penulisan ilmiah, referensi, dan koreksi tulisan. Belajar
teknik semacam itu akan membantu Anda masuk ke dalam
percakapan akademik dan menghasilkan piranti untuk
berpikir dan berkomunikasi dalam cara yang lebih
mendalam .
7. PENGERTIAN 6
Proses menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi
secara mandiri sebagai panduan perilaku dan keyakinan .
The American Philosophical Association (APA) telah
mendefinisikan berpikir kritis sebagai " proses yang penuh
dengan tujuan, penilaian dengan aturan sendiri. Proses ini
memberikan pertimbangan bernalar pada bukti, konteks,
konseptualisasi, metode, dan kriteria " ( 1990) . Berpikir kritis
kadang-kadang secara luas didefinisikan sebagai " berpikir
tentang berpikir . "
Keterampilan berpikir kritis mencakup kemampuan untuk
menafsirkan, memverifikasi, dan bernalar, yang semuanya
melibatkan penerapan prinsip-prinsip logika . Proses
menggunakan pemikiran kritis untuk memandu penulisan
disebut tulisan kritis .
8. PENGERTIAN 7
Analisis kritis melibatkan pemerincian ide atau
pernyataan, sebagaimana sebuah klaim, dan guna menguji
validitasnya
(Eric Henderson, The Active Reader: Strategies for
Academic Reading and Writing. Oxford University Press,
2007)
Untuk menulis analisis kritis yang efektif , perlu
memahami perbedaan antara analisis dan ringkasan . . .
analisis kritis tidak sekedar melihat permukaan teks - hal
itu jauh lebih dalam daripada meringkas karya. Sebuah
analisis kritis tidak hanya menulis beberapa kata tentang
pekerjaan pada umumnya . "
(Why Write?: A Guide to BYU Honors Intensive Writing.
Brigham Young University, 2006)
9. PENGERTIAN 8
“Meskipun tujuan utama analisis kritis tidak
membujuk , Anda memiliki tanggung jawab untuk
mengorganisasikan sebuah diskusi yang meyakinkan
pembaca bahwa analisis Anda cerdas. “
(Robert Frew et al., Survival: A Sequential Program for
College Writing. Peek, 1985)
10. Menjadi Kritis dalam Dunia Akademis
Mengadopsi sikap skeptisisme atau keraguan yang beralasan terhadap
pengetahuan Anda sendiri dan orang lain dalam bidang pekajian/penelitian .
. . ;
Biasa mempertanyakan kualitas Anda sendiri dan klaim pengetahuan
spesifik lain di lapangan dan makna dari klaim yang dihasilkan ;
Mengklaim dengan meneliti dengan hati-hati untuk melihat seberapa jauh
mereka meyakinkan . . . ;
Menghormati orang lain sebagai manusia setiap saat. Menantang masalah
tulisan orang lain dapat diterima, tapi menantang nilai mereka sebagai
manusia yang tidak ;
Menjadi berpikiran terbuka, akan diyakinkan jika akan menghapus keraguan
Anda, atau untuk tetap tidak yakin;
Menjadi konstruktif dengan meletakkan sikap skeptis Saudara dan
membuka pikiran Saudara guna bekerja dalam upaya mencapai suatu tujuan
yang berharga
(Mike Wallace and Louise Poulson, "Becoming a Critical Consumer of the
Literature." Learning to Read Critically in Teaching and Learning, ed. by
Louise Poulson and Mike Wallace. SAGE, 2004)
11. Prinsip-Prinsip Menulis Kritik
Fokus pada sebuah isu atau topik khusus
Memberikan suatu kritik dengan analisis yang objektif,
bukti dan pendapat yang cukup
Mengekspresikan sudut pandang penulis berdasarkan
analisis di atas
Menyajikan alasan dengan cara yang logis
Menyajikan alasan dengan jelas dan singkat dengan
menggunakann bahasa yang santun
Memberikan bukti yang memadai dan sesuai untuk
mendukung alasan, termasuk juga rujukan yang yang
sesuai. (Clanchy and Ballard 1983; Fairbairn and Winch
1996; Frost 1999; Hart 2005; Hutchison 2007)
12. Ciri- Ciri Kritik
Kritik berisi tafsiran terhadap suatu karya dengan
disertai penjelasan dan alasan.
Dalam kritikan, terdapat sebuah penalaran analisis,
interpretasi, dan evaluasi.
Dalam mengkritik tidak hanya berisi kecaman tetapi
juga pujian terhadap suatu karya.
13. Prinsip- Prinsip Penulisan Kritik
Kritik bersifat membangun (Konstruktif).
Merupakan kupasan, pembahasan, ulasan suatu karya.
Kritik tidak bertujuan untuk menjatuhkan atau
mendiskreditkan sebuah karya atau penulis.
Tujuan kritik adalah untuk memperkaya khazanah
pengetahuan.
Yang dikritik adalah karya orang lain.
Menggunakan bahasa yang lugas yang tidak
menimbulkan penafsiran ganda
14. Menilai Tulisan (Kritik yang Sehat)
Kritik didukung oleh bukti (penilaian harus dilakukan
pada analisis logis dari isi tulisan)
Tidak diperbolehkan munculnya subjektivitas (hanya
fakta-fakta objektif )
Mengacu pada evaluasi yang diberikan oleh para ahli
15. Kiat-Kiat Umum Penulisan Kritik
Jelaskan pengarang, judul, tema umum, dan tesis dalam
pendahuluan pernyataan Saudara tetapi jangan
menggunakan contoh di dalamnya
Paparkan bagaimana teknik-teknik penyampaian ide
tetapi jangan mendefinisikan istilah-istilah di dalamnya.
Kerjakan semua kutipan secara halus dalam kalimat
yang gramatikal yang menjelaskan bagaimana dan
mengapa kutipan itu mendukung tesis Saudara . Jangan
memulai paragraf dengan kutipan.
Jangan mendiskusikan fakta bahwa Saudara sedang
menulis makalah. Hanya berkenaan dengan batas-batas
dan bukti yang ada.
16. Kiat-Kiat Umum Penulisan Kritik
Jangan mengulangi cerita berlebihan .
Gunakan kalimat topik dalam setiap paragraf. Kalimat
topik harus berkaitan dengan contoh-contoh dalam
paragraf pada tesis /maksud umum Saudara.
Mengemukakan dan merumuskan kembali tesis Saudara
sementara memberikan sejumlah wawasan segar dalam
konklusi Saudara. Jangan hanya mengemukakan
kembali pendahuluan.
Cetak tulisan Saudara dan baca dengan pelan-pelan
sebelum disampaikan. Jika perlu dibaca keras-keras
Jangan mengatakan “Saya” dalam tulisan dan katakan
“pembaca atau pendengar” alih-alih Saudara
17. Pentingnya Selektivitas
“ Munculnya respon terhadap tantangan menulis kritis adalah
kurangnya waktu sehingga menghalangi hasil yang baik. Padahal
analisis kritis yang baik itu menghemat waktu .
Bagaimana caranya? Dengan membantu Anda menjadi lebih
efisien dalam hal mengumpulkan informasi. Premis awal
menyatakan bahwa tidak ada praktisi yang mampu mengklaim
untuk mengumpulkan semua informasi yang tersedia, tetapi
harus selalu ada tingkat seleksi yang terjadi .
Dengan berpikir analitis dari awal , Anda akan berada dalam
posisi yang lebih baik untuk ' tahu ' tentang informasi yang
dikumpulkan yang mungkin lebih atau kurang signifikan dan
untuk mencari jawaban tentang pertanyaan Anda dengan jelas"
(David Wilkins and Godfred Boahen, Critical Analysis Skills For
Social Workers. McGraw-Hill, 2013)
18. Struktur Kritik
Sebuah kritik memiliki dua bagian penting menurut
struktur berikut :
1. Ringkasan dari sudut pandang penulis dari
tulisan yang dianalisis, meliputi:
Kritikus mengarahkan pada gagasan utama tulisan.
Kritikus mendaftar fakta yang paling penting dalam
tulisan berdasarkan pemikiran (tesis) penulis.
Penulis menggunakan pesan apa untuk bisa
menarik pembaca (untuk apa penulis melakukan
tindakan itu)
19. 2. Analisis dan evaluasi pekerjaan
meliputi:
Analisis fakta utama yang disajikan oleh
penulis (berdasarkan prinsip-prinsip
kebenaran dan relevansi )
Evaluasi konsistensi logis dari pernyataan
penulis
Perbandingan tesis pekerjaan dengan
standar yang berlaku dan posisi pribadi
penulis
20. Cara Mengkritik Tulisan
Kritikan atas tulisan/artikel adalah analisa objektif
akan tulisan literatur/ilmiah dengan penekanan
apakah sang penulis mendukung poin utamanya
dengan argumen yang masuk akal dan berdasar pada
fakta. Saat melakukan ini, terkadang orang tergoda
untuk sekadar merangkum poin-poin dalam artikel
tersebut tanpa benar-benar menganalisa dan
mempertanyakannya. Kritikan yang bagus
merangkum kesan Anda akan artikel tersebut,
sekaligus menyediakan bukti pendukung yang kuat.
Ikuti saran-saran berikut untuk mempelajari cara
menulis kritik artikel yang dalam dan baik.
22. METODE 2: Menjadi Pembaca Aktif
A. Baca seluruh artikel untuk mendapatkan ide
utama. Hal pertama yang mesti dilakukan saat
membaca adalah mengerti benar keseluruhan
pendapat penulis. Catatlah tesis utama penulis
tersebut.
23. B. Baca artikel untuk kedua kalinya sembari memberi
catatan. Menggunakan pena berwarna merah terkadang
membantu untuk memperjelas catatan. Tanyakan pada
diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini saat Anda
membaca untuk kedua kalinya: Apakah tesis/argumen si
penulis?
Apakah tujuan penulis dalam mengemukakan tesisnya?
Siapakah pembaca yang dimaksud? Apakah artikel ini dapat
meraih pembacanya secara efektif?
Apakah penulis memiliki bukti yang kuat dan valid?
Apakah ada kekurangan/bolong-bolong dalam pendapat si
penulis?
Apakah sang penulis salah merepresentasikan bukti atau bias
terhadap bukti?
Apakah si penulis meraih kesimpulan yang meyakinkan?[1]
24. C. Buatlah legenda (atau nota) mengenai catatan
Anda. Buatlah simbol-simbol unik untuk
membedakan bagian teks yang membingungkan,
penting, dan inkonsisten. Misalkan, Anda bisa
menggarisbawahi frase yang penting, melingkari
yang membingungkan dan memberi bintang pada
hal-hal yang tidak konsisten.
Membuat legenda dengan simbol-simbol ini akan
mempercepat Anda dalam menandai artikel. Meski
mungkin membutuhkan waktu untuk mengenalinya,
namun hal ini akan terekam dengan cepat dalam
kepala, dan bisa mempermudah Anda dalam
menelusuri artikel.
25. D. Beri catatan saat Anda membaca untuk kedua
atau ketiga kalinya. Di samping legenda, penting
pula untuk menaruh catatan saat mengembangkan
pikiran selagi membaca. Misalnya, jika Anda sadar
bahwa klaim penulis dapat disanggah dengan tulisan
ilmiah yang pernah Anda baca, taruhlah catatan di
bawah, pada selembar kertas atau dalam komputer
agar Anda bisa kembali ke ide tersebut. Jangan
menganggap bahwa Anda akan mampu mengingat
semua ide Anda saat harus menulis kritikan.
Luangkan waktu untuk mencatat pengamatan saat
membaca. Anda akan lega telah melakukan ini saat
harus menuliskan hasil pengamatan dalam tulisan
analitis yang lengkap.
26. E. Susunlah pendapat umum. Evaluasi pendapat
umum si penulis setelah Anda membacanya
berulang dan catatlah reaksi awal Anda mengenai
tulisan tersebut.
F. Buatlah daftar awal tempat-tempat dimana
bukti bisa ditemukan. Ingat-ingatlah literatur
atau buku yang pernah Anda baca atau lihat yang
mungkin berguna untuk mengevaluasi artikel
tersebut. (Places to search for evidence: library,
reference books, internet (several sources), teachers).
27. METODE 3: Mengumpulkan bukti
A. Pertimbangkan apakah keseluruhan pesan
penulis itu logis. Uji ulang hipotesa yang
digunakan dan bandingkan dengan contoh lain yang
serupa. Jikapun si penulis telah melakukan
penelitian dan mengutip para ahli, analisalah apakah
pesan tersebut praktis dan dapat diaplikasikan di
dunia nyata.
28. B. Uji apakah pendahuluan dan kesimpulan
penulis saling melengkapi.
29. C. Teliti apakah ada bias penulis dalam artikel
tersebut. Jika penulis memiliki tujuan pribadi dalam
kesimpulan yang ditarik pada artikel, ada kemungkinan
terjadi bias.
Bias dapat berupa mengabaikan bukti yang berlawanan,
menggunakan bukti dengan tidak tepat untuk membuat
kesimpulan tampak berbeda, dan menyampaikan
pendapat yang tidak berdasar dalam teks. Tentu,
menyampaikan opini sah saja asalkan memiliki sumber
yang tepat, namun tanpa dukungan ilmiah, hal ini mesti
disikapi secara skeptis.
Bias dapat berawal dari prasangka. Ingat bahwa bias
dapat berhubungan dengan ras, etnisitas, gender, kelas
sosial, maupun kelompok politik yang dianut.
30. D. Tinjau interpretasi penulis pada teks ilmiah yang
dirujuk. Jika si penulis membuat klaim tentang
pekerjaan ilmiah lain, coba baca tulisan asli yang dirujuk
untuk melihat apakah Anda setuju dengan analisa yang
disampaikan di artikel tersebut. Kerap, pembaca bisa
menginterpretasikan ide dengan berbeda. Catatlah jika
ada inkonsistensi pada interpretasi Anda dan interpretasi
si penulis pada teks bersangkutan.
Lihat apa yang dikatakan akademisi lainnya. Jika
beberapa akademisi dari latar belakang yang berbeda
memiliki pendapat yang sama terhadap teks tersebut,
opini tersebut harus diberi bobot lebih berat daripada
sekadar pendapat dengan sedikit bukti.
31. E. Catat jika penulis mengutip bukti yang tidak dapat
dipercaya. Apakah si penulis mengutip teks yang tidak
relevan dari 50 tahun silam yang tidak lagi penting
untuk disiplin ilmu tersebut? Jika si penulis mengutip
sumber yang tidak dipercaya, hal ini bisa mengurangi
kredibilitas artikelnya.
Circumlocution within any text tends to be by a
sesquipedalian
32. F. Baca seksama artikel tersebut. Dalam melakukan kritik
literatur, konten artikel memang hal yang paling penting
untuk dilihat, namun jangan mengabaikan penulisan
teknis/akademisnya. Perhatikan pemilihan kata yang tidak
pada tempatnya dan intonasi penulis sepanjang artikel. Hal
ini cukup penting bagi artikel non-ilmiah untuk berhadapan
dengan aspek literatur, misalnya. Aspek penggunaan kata
dalam artikel bisa mengungkap isu yang lebih dalam dalam
sebuah argumen. Misalnya, artikel yang ditulis dengan
intonasi yang panas atau berapi-api kemungkinan akan
mengabaikan atau menolak untuk menggunakan bukti yang
tidak mendukung dalam analisanya.
Selalu mencari definisi kata yang tidak Anda mengerti. Satu
kata bisa mengubah makna seluruh kalimat, terutama jika
kata tersebut memiliki beberapa definisi. Pertanyakan
mengapa si penulis memilih menggunakan satu kata tertentu
ketimbang yang lain, karena hal ini mungkin mengungkap
sesuatu dari argumennya.
33. G. Pertanyakan metodologi penelitian dalam artikel
ilmiah. Jika ada teori ilmiah dalam kritikan ini, pastikan
untuk mengevaluasi metodologi ilmiah di balik
eksperimen ini. Tanyakan kepada diri Anda:
• Apakah penulis merinci metodologinya secara detil?
• Apakah ada kelemahan dalam kerangka studi ini?
• Apakah ada masalah dalam ukuran sampelnya?
• Apakah ada kelompok kontrol sebagai perbandingan?
• Apakah semua perhitungan statistiknya tepat?
• Apakah ada kelompok lain yang mampu mencontek
eksperimen tersebut?
• Apakah eksperimen ini penting untuk bidang studi yang
dipilih?[3]
34. H. Menggali lebih dalam. Gunakan pengetahuan, opini
ilmiah serta penelitian yang pernah Anda lakukan untuk
mendukung atau menyanggah artikel penulis tadi.
Sediakan argumen empiris untuk mendukung pendirian
Anda. Tidak ada “terlalu banyak bukti yang baik”, meski
demikian terlalu banyak sumber bisa menjadi masalah
karena dapat membuat pendapat Anda terlalu repetitif.
Pastikan untuk menyediakan sumber yang wahid untuk
tiap kritikan Anda.
Di samping itu, terlalu banyak sumber dapat meriuhkan
pendapat dan pandangan Anda sendiri.
35. I. Ingat bahwa kritikan tidak harus seluruhnya positif
atau negatif. Sebaliknya, kritik literatur umumnya lebih
menarik jika mereka tidak hanya tidak setuju dengan
penulis, namun dapat membangun atau
memperdalam/memperumit ide penulis dengan
menyampaikan bukti tambahan. Jika Anda sepenuhnya
setuju dengan penulis, pastikan untuk membangun
argumennya dengan menyediakan tambahan bukti atau
memperumit ide penulis.
Anda bisa memberikan bukti yang kontradiktif pada
argumen tadi, sekaligus tetap berpendapat bahwa
pandangan tersebut benar.
36. METODE 4: Menyusun Kritikan
A. Mulailah dengan pendahuluan yang meringkas pendapat
Anda. Pendahuluan tadi sebaiknya tidak lebih dari dua paragraf
dan menampilkan kerangka dasar kritikan. Mulailah dengan
kelebihan dan kekurangan terbesar artikel tersebut dan jelaskan.
Pastikan untuk menaruh nama penulis, judul artikel, dan jurnal
atau publikasi yang menerbitkan artikel tersebut, serta tanggal
publikasi dan pernyataan mengenai fokus atau tesis artikel tersebut
dalam paragraf pendahuluan Anda.
Pendahuluan ini bukan tempat untuk menaruh bukti atau opini
Anda. Bukti-bukti akan dijabarkan pada badan paragraf kritik
Anda.
Bersikaplah berani dan tegas dalam pendahuluan dan pastikan
tujuan Anda jelas sejak mula. Berputar-putar atau tidak
sepenuhnya berkomitmen pada pendapat dapat membuat Anda
tampak kurang terpercaya.
37. B. Sediakan bukti untuk pendapat Anda dalam badan
paragraf kritikan Anda. Tiap paragraf harus menjabarkan
ide baru atau mengembangkan pendapat Anda ke arah yang
berbeda. Mulailah tiap paragraf dengan kalimat yang
merangkum isi paragraf. Namun, jangan merasa harus
memadatkan seluruh isi paragraf dalam satu kalimat.
Sebaliknya gunakan ini sebagai kalimat transisi untuk
menuju ide atau arah yang berbeda.
Akhiri tiap badan paragraf dengan kalimat transisi yang
memberikan petunjuk, meski tidak secara eksplisit, konten
paragraf selanjutnya. Misalnya, Anda bisa menulis, “Walau
John Doe menunjukkan bahwa tingkat obesitas pada anak-
anak melonjak tinggi di Amerka Serikat, ada beberapa bukti
yang menunjukkan bahwa tingkat obesitas justru menurun di
beberapa kota di AS.” Paragraf selanjutnya dapat
menyediakan contoh-contoh spesifik mengenai beberapa kota
yang Anda maksud tadi.
38. C. Perdalam argumen Anda pada akhir kritikan. Sekuat
apapun pendapat Anda, selalu ada cara untuk
mendramatisisasi tulisan tersebut dengan sentuhan akhir
dan membawa pendapat Anda satu langkah lebih jauh
dan menyarankan implikasi yang mungkin terjadi.
Lakukan ini pada paragraf-paragraf akhir sebelum lanjut
ke kesimpulan, untuk memberi kesan yang kuat pada
pembaca.
39. D. Sampaikan pendapat Anda dalam intonasi yang
objektif dengan alasan kuat. Hindari menulis dengan
berapi-api atau emosional, karena hal ini bisa
menghilangkan minat baca orang. Tunjukkan gairah
Anda dengan kemampuan melakukan penelitian dengan
dalam dan mengartikulasi diri secara efektif.
40. E. Simpulkan kritik Anda dengan merangkum
argumen dan memberikan dampak potensial yang
mungkin terjadi. Penting untuk merekapitulasi poin-
poin utama pada artikel Anda, namun penting juga untuk
menyatakan pentingnya kritikan Anda untuk disiplin
ilmu yang bersangkutan. Apakah hal ini berdampak
besar bagi disiplin ilmu tersebut? Atau kritikan Anda
sekadar merupakan upaya untuk mematahkan pekerjaan
berantakan yang dilakukan akademisi lain?
Lakukan yang terbaik dalam memberikan dampak pada
pembaca Anda dengan penggunaan tata bahasa asertif
yang mengungkapkan betapa pentingnya pekerjaan ini.
41. Peringatan
Hindari meringkas artikel. Lebih baik menulis kritik yang
pendek daripada memaksa diri menulis sesuatu yang
panjang dengan sekadar merangkum.
Hindari menulis kritikan dengan komentar seperti, “Saya
menyukainya karena” atau “Tulisan ini buruk”.
Sebaliknya fokuslah pada isi artikel bersangkutan.
43. Ciri Kritik Sastra
Dapat berupa tulisan maupun ucapan
Memberikan tanggapan terhadap hasil karya.
Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan
dan kekurangan ) sebuah karya sastra
Pertimbangan bersifat obyektif
Memaparkan kesan prebadi kritikus terhadap sebuah
karya sastra
Memberikan alternatif perbaikan atau penyerpurnaan
Tidak berprasangka
Tidak terpengaruh siapa penulisnya
44. Jenis Kritik Sastra
Menurut bentuk :
Kritik Teoretis
Kritik Terapan
Berdasarkan pelaksanaan :
Kritik Judisial
Kritik Induktif
Kritik Impresionistik
Berdasarkan orientasi terhadap karya sastra :
Mimetic criticism
Pragmatic criticism
Expresive criticism
Objective criticism
45. Kritik teoritis (thoeritical criticism)
Kritik sastra yang berusaha (bekerja) atas dasar prinsip-
prinsip umum untuk menetapkan seperangkat istilah yang
berhubungan, pembedaan-pembedaan, dan kategori-
kategori, untuk diterapkan pada pertimbangan dan
interpretasi karya sastra maupun penerapan “kriteria”
(standar atau norma) untuk menilai karya sastra dan
pengarangnya.
46. Kritik terapan (applied criticism)
Pelaksanaan dalam penerapan teori-teori
kritik sastra, baik secara eksplisit maupun
implisit.
47. Kritik judisial (judicial criticism)
Kritik sastra yang melakukan analisis, interprestasi, dan
penilaiannya berdasarkan ukuran- ukuran, hukum-hukum
dan standar- standar tertentu. Jenis sifatnya deduktif.
Dapat dikatakan kritik ini merupakan kebalikan dari
kritik yang sifatnya induktif.
48. Kritik induktif
Menguraikan bagian-bagian karya sastra berdasarkan
fenomena-fenomena yang ada secara objektif. Kritik
induktif meneliti karya sastra sebagaimana halnya ahli
ilmu alam meneliti gejala-gejala alam secara objektif,
tanpa menggunakan standar-standar yang tetap yang
berasal dari luar dirinya.
49. Impresionistik (impressionistic criticism)
Kritik yang dibuat kritikus dengan mengemukakan kesan-
kesan kritikus tentang objek kritiknya, tanggapan-
tanggapan tentang karya sastra itu berdasarkan apa yang
dirasakan kritikus tersebut. Dalam kritik yang
impresionik, seorang kritikus menggunakan tafsiran untuk
mengagumkan pembaca. Dalam kritik jenis ini kritikus
jarang menggunakan penilaian.
50. Kritik mimetik (mimetic criticism)
Kritik yang memandang karya sastra sebagai pencerminan
kenyataan kehidupan manusia. Menurut Abrams, kritikus
pada jenis ini memandang karya sastra sebagai tiruan
aspek-aspek alam. Sastra merupakan pencerminan atau
penggambaran dunia kehidupan. Sehingga kriteria yang
digunakan kritikus sejauh mana karya sastra mampu
menggambarkan objek yang sebenarnya. Semakin jelas
karya sastra menggambarkan realita semakin baguslah
karya sastra itu. Kritik jenis ini jelas dipengaruhi oleh
paham Aristoteles dan Plato yang menyatakan bahwa
sastra adalah tiruan kenyataan.
51. Kritik pragmatik (pragmatic criticism)
Memandang karya sastra sebagai sesuatu yang dibangun
untuk mencapai efek-efek tertentu pada audien (pendengar
dan pembaca), baik berupa efek kesenangan, estetis,
pendidikan maupun efek lainnya. Kritik ini cenderung
menilai karya sastra menurut berhasil tidaknya karya
tersebut mencapai tujuan tersebut (Pradopo, 199:26).
Sementara tujuan karya sastra pada umumnya: edukatif,
estetis, atau politis. Dengan kata lain, kritik ini cenderung
menilai karya sastra atas keberhasilannya mencapai
tujuan. Ada yang berpendapat, bahwa kritik jenis ini lebih
bergantung pada pembacanya (reseptif). Kritik jenis ini
berkembang pada Angkatan Balai Pustaka.
52. Kritik ekspresif (expresive criticism)
Kritik sastra yang memandang karya sastra sebagai ekspresi,
curahan perasaan, atau imajinasi pengarang. Kritik ekspresif
menitikberatkan pada pengarang. Kritikus ekspresif meyakini
bahwa sastrawan (pengarang) karya sastra merupakan unsur
pokok yang melahirkan pikiran-pikiran, persepsi-persepsi dan
perasaan yang dikombinasikan dalam karya sastra. Kritikus
dalam hal ini cenderung menimba karya sastra berdasarkan
kemulusan, kesejatian, kecocokan pengelihatan mata batin
pengarang atau keadaan pikirannya. Pendekatan ini sering
mencari fakta tentang watak khusus dan pengalaman-
pengalaman sastrawan yang sadar atau tidak, telah membuka
dirinya dalam karyanya
53. Kritik objektif
Memandang karya satra hendaknya tidak dikaitkan dengan
hal-hal di luar karya sastra itu. Ia harus dipandang sebagai
teks yang utuh dan otonom, bebas dari hal-hal yang
melatarbelakanginya, seperti pengarang, kenyataan,
maupun pembaca. Kritik ini menekankan pada unsur
intrinsik.
55. Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik, Model, dan
Strategi Pembelajaran
1. PENDEKATAN
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan,
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif
(Sanjaya, 2008:127).
2. METODE
Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat
dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur
pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik
mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.
56. 3. TEKNIK
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam
rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya,
cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode
ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efisien?
Dengan demikian sebelum seorang melakukan proses
ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi.
4. MODEL
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi
pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.Nah, berikut ini ulasan singkat tentang
perbedaan istilah tersebut.
57. 5. STRATEGI
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (J.R. David). Selanjutnya
dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp).
Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan
makna yang selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi
bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta
didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran (Ahmad Rohani,
2004 : 32). Sementara itu, Joyce dan Weil lebih senang
memakai istilah model-model mengajar daripada menggunakan
strategi pengajaran.
58. 1. PENDEKATAN MIMETIK
58
Pendekatan yang berupaya memahami hubungan
karya sastra dengan realitas/kenyataan (berasal dari
kata mimesis (bahasa Yunani) yang berarti tiruan)
Kelemahan : sering dilakukan pembandingan
langsung antara realitas faktual (riil) sehingga hakikat
karya sastra yang fiktif imajiner sering dilupakan
59. 2. PENDEKATAN EKSPRESIF
59
Pendekatan yang memfokuskan perhatiannya pada
sastrawan sebagai pencipta atau pengarang karya sastra
Kelemahan : cenderung menyamakan secara langsung
realitas yang ada dalam karya sastra dengan realitas yang
dialami sastrawan atau pengarang
60. 3. PENDEKATAN PRAGMATIK
60
Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana
untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca
Karya sastra pembaca
Kelemahan: cenderung menilai karya sastra menurut
keberhasilannya dalam mencapai tujuan tertentu kepada
pembaca
61. 4. PENDEKATAN OBJEKTIF
61
Pendekatan yang memandang/memfokuskan perhatiannya
pada karya sastra itu sendiri
Karya sastra dianggap sebagai struktur yang otonom dan
bebas dari hubungan dengan realitas, pengarang, dan
pembaca
Rene Wellek dan Austin Warren menyebutnya pendekatan
intrinsik
Kelemahan: menolak unsur-unsur ekstrinsik dalam karya
sastra
62. 5. PENDEKATAN STRUKTURAL
62
Pendekatan yang memandang dan memahami
karya sastra dari segi struktur itu sendiri.
Pendekatan ini memahami karya sastra secara
close reading (membaca karya sastra secara
tertutup tanpa melihat pengarangnya, realitas, dan
pembaca).
Pendekatan struktural bertujuan membongkar dan
memaparkan secermat, seteliti, semendetil, dan
semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan
semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-
sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw,
1984)
63. 6. PENDEKATAN SEMIOTIK
63
Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai
sistem tanda
Sebagai ilmu tanda, semiotik secara sistematik
mempelajari tanda-tanda dan lambang (semeion,
bahasa Yunani yang berarti tanda), sistem-sistem
lambang dan proses-proses perlambangan
(Luxemburg, 1984)
Tanda terdiri dari 2 aspek, yaitu:
Penanda: hal yang menandai sesuatu
Petanda: referent yang diacu atau dituju oleh tanda tertentu
Bahasa dan sastra merupakan sistem tanda.
Bahasa sebagai sistem tanda tingkat pertama dan
sastra merupakan sistem tanda tingkat kedua
64. 7. PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA
64
Sosiologi sastra = sosio sastra = pendekatan sosiologis =
pendekatan sosiokultural
Adalah teori dan pendekatan terhadap karya sastra yang
menghubungkan karya sastra dengan aspek masyarakat,
atau pendekatan ekstrinsik yang lebih menjadikan hal-hal
yang bersifat sosial kemasyarakatan sebagai penjelas
fenomena sosial
65. 8. PENDEKATAN RESEPSI SASTRA
65
Memahami dan menilai karya sastra berdasarkan
tanggapan para pembaca terhadap karya sastra
tertentu
Bentuk tanggapan pembaca terhadap karya sastra:
Tanggapan aktif: berupa komentar, kritik, ulasan, atau
resensi terhadap karya sastra
Tanggapan pasif: bagaimana pembaca dapat memahami
suatu karya sastra dan menemukan hakikat estética di
dalamnya --- tidak dapat diketahui orang lain
66. 9. PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA
66
Psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang
berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh
fiksional yang terkandung dalam sastra. Aspek-aspek
kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama
psikologi sastra sebab semata-mata dalam diri manusia
itulah aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan.
Penelitian psikologi sastra dilakukan melalui dua cara.
Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi
kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra.
Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya
sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-
teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan
analisis
67. 10. PENDEKATAN MORAL
67
Pendekatan yang bertolak dari dasar pemikiran bahwa
karya sastra dapat menjadi media yang paling efektif
untuk membina moral dan kepribadian suatu kelompok
masyarakat
Moral : suatu norma, etika, konsep tentang kehidupan
yang dijunjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat.
68. 11. PENDEKATAN FEMINISME
68
Pendekatan yang mendasarkan pada pandangan feminisme
yang menginginkan adanya keadilan dalam memandang
eksistensi perempuan
Lahirnya pendekatan feminisme tidak bisa dilepaskan dari
gerakan feminisme di Amerika yang berkembang tahun
1700-an.
69. Ragam Kritik Sastra Feminis
69
kritik sastra feminis ideologis --- memfokuskan
perhatian pada citra serta stereotipe wanita dalam karya
sastra, meneliti kesalahpahaman tentang wanita dan
sebab-sebab mengapa wanita swing tidak
diperhitungkan dalam kritik sastra
kritik sastra feminis genokritik --- meneliti sejarah
karya sastra wanita, gaya penulisan, tema, genre,
struktur tulisan wanita, kreativitas penulis wanita,
profesi penulis wanita sebagai sebuah perkumpulan,
serta perkembangan dan peraturan tradisi penulis
wanita
kritik sastra feminis sosialis-Marxis --- meneliti
tokoh-tokoh wanita dari sudut pandang sosialis, yaitu
kelas-kelas masyarakat
70. Ragam kritik sastra feminis (lanjutan)
70
kritik sastra feminis psikoanalitik --- memfokuskan kajian
pada tulisan-tulisan wanita karena para feminis percaya bahwa
pembaca wanita biasanya mengidentifikasikan dirinya pada si
tokoh wanita, sedangkan tokoh wanita tersebut pada umumnya
merupakan cermin penciptanya
kritik sastra feminis lesbian --- meneliti penulis dan tokoh
wanita saja, diawali dengan mengembangkan suatu definisi
yang cermat tentang makna lesbian, kemudian mengidentifikasi
penulis dan karya-karya lesbian
kritik sastra feminis ras/etnik --- kritik yang membatasi
kajiannya pada penulis wanita etnik dan karyanya
(dilatarbelakangi oleh kaum feminisme etnik Amerika yang
mengalami deskriminasi seksual dan rasial)
71. Hakikat kritik sastra adalah penilaian. Di dalamnya
melekat apresiasi. Jadi, bukan perkara pujian dan hujatan,
melainkan elusidasi dan eksplanasi yang meliputi
deskripsi, interpretasi, analisis, dan evaluasi.