SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
Kasus Gagal Ginjal Kronik (GGK
1. Kasus Gagal Ginjal Kronik (GGK)
A. Gambaran Umum
Nama : An. N
No. RM : 392 51 83
Tanggal Lahir : 7 Agustus 2004
Umur : 9 Tahun, 7 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kp. Cerocoh DS, Domas RT 002/001, Domas, Pontang, Serang,
Banten
Warga Negara : WNI
Masuk Rumah Sakit : 4 Maret 2014
Ruang Rawat : Kelas III, Ged A. Bagian Anak Kamar 109A
Diagnosa Medis : Chronic Kidney Disease (CKD), Hipertensi Grade II
Tanggal Pengamatan : 11-15 Maret 2014
B. Masalah Penyakit Pasien
1. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada penyakit serupa
2. Riwayat penyakit dahulu : tidak ada
3. Riwayat penyakit sekarang : chronic kidney disease (CKD), hipertensi grade II,
proptosis OD
C. Skrining Gizi
Merupakan proses untuk menentukan kondisi pasien yang teridentifikasi risiko gizi
atau sudah malnutrisi dan membutuhkan dukungan gizi individual. Identifikasi risiko gizi
dilakukan melalui skrining dimana metodenya tergantung kondisi dan fasilitas setempat.
Metode yang digunakan ada 3 yaitu subjective global assessment (SGA), malnutrition
universal screening tools (MUST) dan strongkid. Hasil skor dari skrining ada 3 kriteria yaitu
skor 0 artinya tidak berisiko, 1-3 artinya berisiko malnutrisi sedang, 4-5 artinya berisiko
malnutrisi tinggi. Pada pasien anak skrining metode yang dilakukan yaitu strongkid. Pada
2. kasus An. N usia 9 tahun dengan Chronic Kidney Disease (CKD), Hipertensi Grade II,
strongkid yang didapat adalah 3 yang artinya risiko malnutrisi sedang. Hasil strongkid yang
didapat sama dengan hasil skrining perawat.
D. Proses Asuhan Gizi Terstandar
Suatu metode pemecahan masalah yang sistematis, dimana dietisien menggunkan cara
berpikir kritis dalam membuat keputusan yang tepat terkait masalah gizi sehingga dapat
memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi.
1. Assessment
Merupakan kegiatan mengumpulkan, mengintegrasikan dan menganalisa data untuk
identifikasi masalah gizi yang terkait dengan aspek asuhan zat gizi dan makanan, aspek
klinis dan aspke perilaku-lingkungan serta penyebabnya.
a) Data Antropometri
Antropometri adalah hasil pengukuran fisik pada individu. Pengukuran yang
umum dilakukan antara lain tinggi badan (TB), berat badan (BB), lingkar lengan atas
(LILA), pengukuran antropometri untuk mengetahui status gizi pasien. Pada kasus
tertentu sepeti edema, tidak bisa menggunakan BB, jadi menggunakan LILA untuk
mencari estimasi berat badan. Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan
beberapa ukuran tersebut, misalnya IMT yaitu rasio BB terhadap TB. Pada pasien
chronic kidney disease (CKD), hipertensi grade II, proptosis OD untuk menentukan
status gizinya menggunakan CDC 2000. Adapun data yang diperoleh dan hasil indeks
status gizi :
Berat badan : 22 kg
Tinggi badan : 124 cm
LILA : 19,5 cm
Berat badan ideal : 24 kg
BB/U : 22/29 x 100% = 75,8%
TB/U : 124/133 x 100% = 93,2%
BB/TB : 22/24 x 100% = 91,6%
LILA/U : 19,5/21,1 x 100% = 92,4%
HA : 7 tahun
3. Kesan : Status gizi baik, perawakan pendek. HA pada pasien ini pada usia 7 tahun.
b) Data Biokimia
Biokimia merupakan data yang dikumpulkan dan dinilai, pemeriksaan atau
prosedur medis berkaitan dengan status gizi, status metabolik dan gambaran fungsi
organ yang dapat berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi sebagai contoh nilai
glukosa, albumin. Pada pasien chronic kidney disease (CKD), hipertensi grade II,
proptosis OD data biokimia yang di dapat adalah :
Tabel Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 10-3-2014
Pemeriksaan
Lab
Hasil Satuan Nilai Normal Ket.
Kreatinin darah
(Cr)
13,6 Mg/dl 0,60-1,20 Tinggi
Ureum darah 274 Mg/dl <50 Tinggi
Natrium 132 mEq/L 135-147 Rendah
Kalium 6,47 mEq/L 3,30-5,40 Tinggi
Cl 81,6 mEq/L 94,0-111,0 Rendah
Hemoglobin 5,9 d/dl 12,5-16,1 Rendah
Hematokrit 10,1 % 36,0-47,0 Rendah
Eritrosit 2,48 10^6/ul 4,00-5,20 Rendah
Led 144 Mm 0-20 Tinggi
Trombosit 405 10^3/ul 150-400 Tinggi
Lfg 5,01 Ml/ menit/
1,73m2
>90 Rendah
LFG = K x TB = 0,55 x 124 = 5,01 ml/menit/1,73 m2
Pkr 13,6
Keterangan: < 15 gagal ginjal
Kesan: dari hasil lab dinyatakan kreatinin tinggi, ureum tinggi, natrium rendah,
kalium tinggi dan clorida rendah. Data lab tersebut berpengaruh terhadap fungsi
ginjal. Lgf rendah < 15 menunjukkan gagal ginjal.
c) Data Klinis dan Fisik
Merupakan pengkajian gizi dalam aspek klinis meliputi kondisi kesehatan.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berkaitan
dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi. Pemeriksaan fisik
4. terkait gizi merupakan kombinasi tanda-tanda vital dan antropometri yang dapat
dikumpulkan dari catatan medis atau wawancara. Penampilan fisik secara umum,
contoh seperti kurus, merupakan kondisi-kondisi yang menggambarkan kurang gizi.
Pada kasus chronic kidney disease (CKD), hipertensi grade II, proptosis OD
didapatkan hasil :
• Hasil Pemeriksaan Klinis adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Pemeriksaan Klinis Tanggal 11 Maret 2014
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Ket.
Nadi 88x/menit 60-100 x Normal
Pernapasan 22x/menit 20-30 x/menit Normal
Tekanan darah 140/96 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
Suhu 37ºC 36ºC-37ºC Normal
Kesan : terdapat hipertensi, mual dan nafsu makan kurang.
• Hasil Pemeriksaan Fisik sebagai berikut :
Keadaan umum : nafsu makan kurang, mual, kesadaran compos metis, pusing.
Kesan : nafsu makan kurang, mual, pusing.
d) Riwayat Gizi
Pengumpulan atau pengkajian data riwayat gizi meliputi asupan makanan
termasuk komposisi, pola makan, diet saat ini dan data lain yang terkait. Selain itu
diperlukan data kepedulian terhadap gizi dan kesehatan, aktivitas fisik dan
ketersediaan makanan di lingkungan. Pada pasien ini didapatkan data tentang pola
makan SMRS, yaitu :
o Kebiasaan makan sebelum masuk rumah sakit :
Pasien memiliki kebiasaan makan yang kurang tepat, makan hanya 1x
makanan utama dan 2x selingan. Pasien jarang sekali makan, makanan utama
hanya di pagi hari sebelum berangkat sekolah. Kebiasaan makannnya adalah :
Pagi : nasi 1p + ikan goreng 1p + buah 1p
Selingan : biscuit 2 bungkus
Siang : biscuit 1 bungkus
5. Malam : tidak makan
o Kebiasaan makan setelah masuk rumah sakit :
Saat masuk RS pasien makan 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan.
Pasien makan masih sedikit karena nafsu makan menurun dan disertai rasa mual.
Makanan yang diberikan rumah sakit jarang dihabiskan. Makanan yang diberikan
rumah sakit biasanya berupa nasi+lauk hewani+sayur+buah. Sebelumnya Os
belum pernah mendapatkan edukasi gizi.
Kesan :
‒ Pola makan Os SMRS tidak teratur, Os hanya makan 1x makanan
utama dan tidak lengkap (tidak ada sayur dan nabati), tidak minum
susu.
‒ Pola makan di rumah sakit 3x makanan utama 3x makanan selingan.
Tapi makan jarang dihabiskan.
Hasil Asupan Makan SMRS
Zat Gizi Nilai Kebutuhan %
Energi 665,7 1560 42,67
Protein 23,7 36 65,8
Lemak 20 43,3 46,18
karbohidrat 101,7 253,5 40,1
Hasil Asupan Makan di RS
Zat Gizi Nilai Kebutuhan %
Energi 756 1560 48,4
Protein 23,4 36 65
Lemak 18,4 43,3 42,5
karbohidrat 135,6 253,5 53,5
Kesan: - Asupan Makan SMRS masih < 90%, asupan makan kurang
- Asupan Makan di RS masih < 90%, asupan makan kurang
e) Riwayat Personal (meliputi 4 area yaitu riwayat obat, sosekbud, riwayat umum
pasien)
An. N seorang anak perempuan usia 9 tahun 7 bulan, kelas 3 SD, lahir cukup
bulan, lahir normal di dukun, imunisasi lengkap, makan biasa 3x sehari. Ayah Os
6. seorang buruh tani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. An. N di diagnosa chronic
kidney disease (CKD), hipertensi grade II. SMRS pasien demam, BAK sedikit,
pasien berobat ke PKM dikatakan sakit ginjal. Saat masuk RS Os merasa mual dan
muntah. Pada tanggal 11 di rencanakan untuk hemodialisa. Mata kanan proptosis
sejak 2 tahun lalu.
Tabel Obat yang Diberikan pada Pasien
Obat Fungsi Efek samping
CaCo3 3x350 mg Buffer dalam penanganan
kondisi asidosis metabolik
yang terjadi pada hampir
seluruh pasien gagal ginjal
karena kesulitan dalam
proses eliminasi buangan
asam hasil dari
metabolisme tubuh.
Dapat terjadi konstipasi,
kembung, pemakaian
jangka panjang dapat
menyebabkan hipersekresi,
hiperkalsemia dapat
menyebabkan mual dan
muntah, sakit kepala,
pusing.
Hemapo 150010, 2x1 mg
saat HD
Terapi anemia pada pasien
penyakit ginjal kronik
yang menjalani dialisis/
yang tidak menjalani
dialisis.
Terapi simptomatik
anemia ginjal pada pasien
belum di dialisis.
Sakit kepala, gangguan
sensorimotor seperti
gangguan bicara, gangguan
berjalan, serangan
tonoklonik, stenosis,
aneurisma, reaksi kulit,
diare, muntah atau reaksi
pada tempat injeksi.
Furosemid 2x40 mg Digunakan untuk
meningkatkan produksi
urin dan mengurangi
pembengkakan dan retensi
cairan.
Tekanan darah rendah,
dehidrasi dan penipisan
elektrolit (natrium,
kalium), diare, pusing,
mual, muntah.
Amlodipin 1x5 mg Untuk pengobatan
hipertensi, angina stabil
kronik, angina vasospastik.
Edema, sakit kepala, nyeri,
penurunan berat badan.
Calnic syr Memenuhi kebutuhan
kalsium dan vit. D
Gangguan gastrointestinal
7. 2. Diagnosa gizi
Merupakan kegiatan mengidentifikasi dan memberi nama masalah gizi yang aktual
atau berisiko menyebabkan masalah gizi yang merupakan tanggung jawab dietisien untuk
menanganinya secara mandiri. Diagnosa gizi ada 3 domain yaitu domain asupan, domain
klinis dan domain perilaku. Diagnosa gizi pada pasien yaitu :
Domain Asupan
Asupan energi dan zat gizi tidak adekuat berkaitan dengan kurangnya nafsu makan
dan disertai rasa mual ditandai oleh estimasi asupan energi 42,6%, protein 65,8%,
lemak 46,1%, karbohidrat 40,1%.
Domain Klinik
Perubahan nilai lab berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal ditandai oleh nilai lab
kreatinin 13,6; ureum 274; kalium 6,47; natrium 132.
Domain Lingkungan
Pola makan yang salah berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang makanan
bergizi ditandai makan hanya 1x disertai makanan yang tidak sesuai.
3. Intervensi
Serangkaian aktivitas spesifik dan berkaitan dengan penggunaan bahan untuk
menanggulangi masalah :
a. Tujuan :
- Memperbaiki asupan energi dan zat gizi mencapai minimal >90% secara
bertahap
- Membantu memperbaiki nilai lab terutama fungsi ginjal kalium, natrium dan
kalsium mencapai normal
- Memperbaiki pola diet ginjal yang sesuai
b. Syarat diet
1) Energi 65 kkal/kg BBI/hari
2) Protein 1,5 gr dari kebutuhan
3) Lemak 25 % dari total kebutuhan
8. 4) Karbohidrat 65% dari total kebutuhan
Kebutuhan Gizi Pasien
- Energi : 65 kkal x 24 kg = 1560 kkal
- Protein : 1,5 x 24 kg = 36 gram
- Lemak : 25% x 1500 = 43,3 gram
- Karbohidrat : 65% x 1500 = 253,5 gram
Kebutuhan Cairan
|w| = 20 ml x bb/jam
|w| = 20 ml x 22/3 = 146,6
Intake : 240 ml Output : urin = 200
|w| = 146 +
346
B/8= -106 D/8= 1,13 ml/kg/jam
Target= 346+106 = 452 ml/ 8 jam kedepan Jadi kebutuhan cairan 452 ml/
8 jam
Kebutuhan cairan selama 24 jam = 1356 ml
c. Preskripsi diet
Diet nefritis 1500 kkal, protein 35 g, RG 1 g
4. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon pasien/ klien
terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Data hasil monitoring dan evaluasi gizi
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi sistem manajemen pelayanan secara
keseluruhannya.
a) Memantau nafsu makan dan rasa mual
b) Mamantau nilai lab
c) Memantau pola diet
Hasil Pemantauan Antropometri
Pemeriksaan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Berat badan
(kg)
22 22,3 - 28 -
9. LILA (cm) 19,5 19,5
Evaluasi : adanya peningkatan berat badan sebesar 5,7 kg selama 3 hari
Hasil Pemantauan Nilai Lab
Pemeriksaan Nilai rujuk Satuan Tanggal 12 Tanggal 13
Kreatinin 0,60-1,20 Mg/dl 8,07 9,474
Ureum < 50 Mg/dl 164,6 175,4
Na 135-147 mEq/L 130 135
K 3,30-5,40 mEq/L 4,5 4,1
Cl 94,0-111,0 mEq/L 96 94
Hemoglobin 12,5-16,1 d/dl 9,36 -
Hematokrit 36,0-47,0 % 26,7 -
Trombosit 150-400 10^3/ul 306 -
Lfg > 90 Ml/menit/1,73 m2
8,45 7,20
Evaluasi : dari data lab di atas terjadi perubahan nilai lab yaitu natrium normal, kreatinin
masih tinggi, ureum tinggi, kalium masih tinggi dan LFG masih dibawah batas normal,
tapi sudah mengalami peningkatan dari hasil lab pertama.
Hasil Pemantauan Keadaan Fisik selama 3 hari
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Tidak demam, tidak sesak,
kesadaran CM, terdapat
mual, muntah, pusing
Tidak demam, tidak sesak,
kesadaran CM, terdapat
mual, muntah, pusing
Tidak demam, tidak sesak,
kesadaran CM, terdapat
mual, muntah, pusing
Evaluasi : Os masih merasa mual dan muntah
Hasil Pemantauan Klinik selama 3 hari
Hasil
Pemeriksaan
Nilai Normal Hari 1 Hari 2 Hari 3
Nadi 60-100 x 85x/menit 81x/menit 100x/menit
Pernapasan 20-30 x/menit 120x/menit 22x/menit 22x/menit
Tekanan darah 120/80 mmHg 120/80 mmHg 130/102 mmHg 120/88 mmHg
Suhu 36ºC-37ºC 36,4ºC 36ºC 36,5ºC
Evaluasi : tekanan darah masih naik turun, pada tanggal 13 meningkat jadi 130/102
mmHg dan pada tanggal 14 tekanan darah normal. Suhu, pernapasan dan nadi normal.