- Infeksi puerperium adalah infeksi pada saluran genital yang terjadi pada saat persalinan atau masa nifas dan merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu di negara berkembang.
- Faktor risiko infeksi puerperium antara lain rute persalinan, status gizi dan ekonomi ibu, usia muda, obesitas, persalinan lama, dan pemeriksaan berlebihan selama bersalin.
- Diagnosis didasarkan p
1. Infeksi
Puerperium
BAGIAN / KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2021
Penyaji:
Dr. Leonard Chandra Parasian
Laporan Kasus
2. Pendahuluan
WHO: 830 wanita hamil
dan melahirkan
meninggal setiap harinya
dan terbesar terjadi di
negara berkembang
AKI di seluruh dunia : 400
per 100.000 kelahiran
hidup (KH).
Kemenkes: jumlah kasus
kematian ibu tahun 2017
sebesar 4.167 kasus
Profil Kesehatan
Indonesia 2016 :
kematian maternal ibu
disebabkan oleh
perdarahan 28%,
preeklampsia 24% dan
infeksi 11%
3. Pendahuluan
Infeksi puerperium :
infeksi pada saluran
genital yang terjadi pada
saat persalinan atau
masa nifas
Infeksi puerperium, yang
mempengaruhi sekitar 5
sampai 7% wanita
selama nifas
Gejala: demam, nyeri
panggul dan keputihan
yang berbau busuk, dan
telah dikaitkan dengan
sepsis pada neonatus
Semua infeksi
postpartum dapat
berkembang menjadi
sepsis, bakteremia, syok,
dan kematian jika tidak
ditangani dengan tepat
4. Infeksi
Puerperium
• Infeksi puerperium adalah infeksi pada saluran
genital yang terjadi pada saat persalinan atau
masa nifas.
• Infeksi puerperium terutama terkait engan
endometritis, endomyometritis, endoparametritis
hingga sepsis puerperalis
• Sepsis puerperium adalah salah satu penyebab
utama penyakit yang dapat dicegah morbiditas
dan mortalitas ibu di negara berkembang.
• WHO :sepsis puerperium menyumbang sekitar
15% dari kematian ibu
5. Faktor Risiko dan Predisposisi
Rute Persalinan
Status Ekonomi, Gizi Buruk
Usia ibu muda, obesitas, dan cairan amnion
bercampur meconium, kateter
KPD, nullipara, persalinan lama, dan pemeriksaan
dalam berulang, pemantauan janin internal, induksi
7. Diagnosis : Anamnesis
• Waktu melahirkan atau abortus
• Persalinan melalui pembedahan atau pervaginam
• Riwayat bedah dan riwayat medis sebelumnya
• Usia kehamilan saat melahirkan atau abortus
• Komplikasi kehamilan (diabetes gestasional, infeksi intrapartum, ketuban
pecah dini atau berkepanjangan, korioamnionitis, atau
preeklamsia/eclampsia)
• Komplikasi persalinan (persalinan lama, kebutuhan persalinan pervaginam
operatif, seksio sesaria yang tidak direncanakan, dan perdarahan
postpartum)
• Lokia berbau busuk, perdarahan vagina yang berlebihan, demam
8. Diagnosis :
Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium
• Evaluasi sayatan bedah (jika ada)
• Pemeriksaan kulit untuk krepitasi, bula, eritema, indurasi atau
drainase
• Palpasi abdomen dan fundus uteri, spekulum steril dan
pemeriksaan bimanual
• Tanda infeksi dan syok
• Leukositosis
Septic pelvic thrombophlebitis (SPT) harus dicurigai pada pasien
dengan nyeri persisten, leukositosis, dan demam meskipun terapi
antibiotik yang memadai untuk kondisi di atas selama lebih dari 3
sampai 5 hari.
9. Tatalaksana
•Jika metritis tidak parah berkembang setelah persalinan
pervaginam, maka pengobatan dengan agen antimikroba oral
biasanya cukup
Untuk infeksi sedang sampai berat, terapi intravena dengan
rejimen antimikroba spektrum luas diindikasikan
Demam persisten setelah interval ini membuat pertimbangan
pencarian penyebab yang cermat dari infeksi pelvis refrakter.
Pasien dapat dipulangkan ke rumah setelah bebas demam
selama minimal 24 jam, dan antimikroba oral lebih lanjut terapi
tidak diperlukan
10. Pemilihan Antimikroba
Regimen Pendapat
Klindamisin+gentamisin
Klindamisin+aztreonam
Penisilin spektrum luas
Cefalosporin
Vankomisin
Metronidazole+ampisilin+
gentamisin
Carbapenem
“Baku emas”, efikasi 90-97%, dosis gentamisin sekai sehari dapat
diterima
Gentamisin digantikan jika insufiensi renal
Piperacillin, piperracilin tazobactam, ampicillin/sulbactam,
ticarcillin/klavulanat
Cefotetan, cefoxitin, cefotaxime
Ditambahkan ke regimen lain jika dicurigai infeksi S.aureus
Metronidazol memiliki coverage yang baik terhadap bakteri anaerob
Imipenem/ cilastatin, meropenem, ertapenem digunakan untuk
indikasi khusus
11. Pemilihan Antimikroba
Kondisi Klinis Regimen Antibiotik IV Regimen Antibiotik Oral
ILO terbatas
kulit
Cefazolin 1-2 gram/8 jam atau Vankomisin
1 gram/12 jam
Cephalexin 500 mg 4 kali sehari
atau
Amoksisilin 500 mg 3 kali sehari
ILO dengan
gejala sistemik
/ pelvis
Klindamisin 900 mg/8 jam + Gentamisin 5
mg/kg tiap 24 jam (±ampisilin 2 gram lalu 1
gram per 8 jam atau vankomisin) atau
ampisilin 2 gram lalu 1 gram per 4 jam+
gentamisin 5 mg/kg tiap 24 jam +
metronidazole 500 mg/8 jam atau
levofloxacin 500 mg/24 jam +
metronidazole 500 mg/8 jam
Doksisiklin 100 mg 2 kali
sehari+Metronidazol 500 mg 2
kali sehari atau
Levofloxacin 500 mg sekali
sehari +metronidazole 500 mg
tiga kali sehari atau
Amoksilin-kalvulanat 850 mg 3
kali sehari
12. Pemilihan Antimikroba
Kondisi
Klinis
Regimen Antibiotik IV Regimen Antibiotik Oral
Endometritis Klindamisin 900 mg/8 jam + Gentamisin 5 mg/kg tiap 24
jam (±ampisilin 2 gram lalu 1 gram per 8 jam atau
vankomisin) atau ampisilin 2 gram lalu 1 gram per 4
jam+ gentamisin 5 mg/kg tiap 24 jam + metronidazole
500 mg/8 jam
Doksisiklin 100 mg 2 kali
sehari+Metronidazol 500 mg 2 kali
sehari atau
Levofloxacin 500 mg sekali sehari
+metronidazole 500 mg tiga kali sehari
atau
Amoksilin-kalvulanat 850 mg 3 kali
sehari
SPT Klindamisin 900 mg/8 jam + Gentamisin 5 mg/kg tiap 24
jam (±ampisilin 2 gram lalu 1 gram per 8 jam atau
vankomisin)
Pertimbangan untuk menambahkan heparin meskipun
tidak ada bukti yang memberikan efek lebih baik
Doksisiklin 100 mg 2 kali
sehari+Metronidazol 500 mg 2 kali
sehari atau
Levofloxacin 500 mg sekali sehari
+metronidazole 500 mg tiga kali sehari
atau
Amoksilin-kalvulanat 850 mg 3 kali
sehari
Pertimbangan untuk penambahan
heparin