Dokumen tersebut membahas program pencegahan infeksi pada kasus persalinan melalui pendekatan multimodal yang meliputi 5 komponen strategi yaitu perubahan sistem, pelatihan/edukasi, evaluasi dan umpan balik, sistem pengingat, serta dukungan fasilitas."
DR. Elis Puji Utami Infection Control Program To Maternity Infection With Multimodal Approach.PDF
1. Infection Control
Program to Maternity
Infection with
Multimodal Approach
Dr. Elis Puji Utami, S.Kep., MPH., FISQua
Ketua PP. HIPPII
Seminar Ilmiah, HIPPII Wilayah Jawa Barat, Sabtu, 24 Juni 2023
2. Dr.Ns. ElisPuji Utami, S.Kep., MPH., F
I
SQua
K e t u a P P . H I P P I I
Be k e rj a di RSUPN. dr. Cipto Mangunkusumo
ayunda_elis@yahoo.co.id
Profile saya
3. ● Infeksi Daerah Operasi (IDO) merupakan salah satu komplikasi yang dapat
terjadi setelah operasi, termasuk pada kasus maternity atau persalinan melalui
prosedur operasi section.
● Kejadian IDO pada kasus maternity dapat memiliki dampak serius pada ibu dan
bayi baru lahir, sehingga memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat.
● Operasi sesar /Sectio sesaria adalah prosedur pembedahan yang dilakukan
ketika persalinan normal tidak memungkinkan atau berisiko tinggi bagi ibu atau
bayi.
● Meskipun dilakukan dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi,
operasi sesar juga membawa risiko terjadinya IDO.
● Penting bagi rumah sakit penetapan regulasi PPI
PENDAHULUAN
4. Regulasi PPI di Indonesia
• Peraturan Menteri Kesehatan nomor 7
tahun 2019 tentang Kesehatan
lingkungan rumah sakit.
• Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1128
tahun 2022 tentang standar akreditasi rumah
sakit.
• Pedoman teknis PPI di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat pertama, Direktorat Mutu
dan Akreditasi yankes, DirjenYankes,
Kemenkes 2020
• Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
• Undang Undang nomor 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit
• Peraturan Menteri Kesehatan nomor 27 tahun
2017 tentang PPI di faskes
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 30 tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu
pelayanan kesehatan tempat praktik mandiri dokter
dan dokter gigi, klinik, pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit, laboratorium kesehatan, dan unit
transfusi darah
5. EPIDEMIOLOGI
● Penyebab kematian ibu terbanyak kedua pada kasus obstetri dan
ginekologi setelah perdarahan postpartum adalah infeksi
● HAIs pada kasus bedah sebanyak 38% terjadi pada kasus obstetric dan
ginekologi
● Di India, insiden rate IDO bervariasi sektar 2,5 – 41,9 %
● Sekitar 9,8% IDO disebabkan karena fasilitas infrastruktur yang tidak
memadai, kebijakan antibiotik yang berbeda, dan tindakan pra, intra, dan
pasca operasi yang tidak seragam
6. ● Di Indonesia SC hanya dilakukan atas dasar indikasi medis tertentu dan
kehamilan dengan komplikasi.
● Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan kelahiran dengan metode operasi
SC sebesar 9,8 % dari total 49.603 kelahiran sepanjang tahun 2010 - 2013
● Persalinan dengan operasi SC memiliki resiko lima kali lebih besar terjadi
komplikasi dibandingkan dengan persalinan normal.
● Ancaman terbesar bagi ibu yang menjalani SC adalah anastesia, sepsis berat,
dan serangan tromboembolik.
● Komplikasi lain setelah operasi SC adalah infeksi
● Kejadian infeksi tahun 2012 sebesar 5,8% dan tahun 2013 sebesar 5,5% (Kemenkes
RI, 2016).
EPIDEMIOLOGI
7. Faktor Penyebab IDO kasus Maternity
Kebersihan dan
sanitasi yang tidak
memadai di ruang
operasi.
•Memungkinkan
masuknya bakteri
patogen ke dalam
luka operasi.
Adanya infeksi lain
sebelum operasi.
•Mengalami infeksi
pada saluran
reproduksi sebelum
menjalani operasi
sesar, maka risiko
infeksi luka operasi
akan meningkat.
Penyakit atau kondisi
medis yang
melemahkan sistem
kekebalan tubuh ibu.
•Keadaan seperti
diabetes, obesitas,
atau penyakit
autoimun dapat
mempengaruhi
kemampuan tubuh
untuk melawan
infeksi.
Prosedur operasi yang
memakan waktu lama
atau adanya komplikasi
selama operasi.
•Semakin lama durasi
operasi atau semakin
kompleks prosedur
yang dilakukan,
semakin tinggi risiko
infeksi luka operasi.
Perawatan
pascaoperasi yang
tidak memadai.
•Perawatan yang
kurang tepat atau
kurangnya
kebersihan dalam
merawat luka
operasi dapat
mempermudah
masuknya kuman
dan menyebabkan
infeksi.
8. Dampak Infeksi Maternity
Negara : Beban Kesehatan dan Biaya,
Penurunan Produktivitas
Rumah sakit : Beban Operasional, Risiko
Reputasi
Masyarakat : Kesehatan Ibu dan Bayi,
Kepercayaan dan Keamanan Pasien
• Bekerja sama dalam
pencegahan dan
penanganan infeksi
maternity
• implementasi
kebijakan pencegahan
infeksi yang ketat,
peningkatan kesadaran
dan edukasi
masyarakat
9. Fakta Terkait
Mikroorganisme yang sering
menyebabkan sepsis pada
neonatal adalah Streptococcus
grup B (GBS) dan Escherichia coli.
Sepsis GBS neonatal dapat dicegah
dengan memberikan antibiotik
intravena kepada ibu selama
persalinan. Keputusan untuk
memberikan profilaksis tersebut
ditentukan oleh adanya faktor risiko
sepsis GBS neonatal atau karea
adanya kolonisasi GBS vagina.
Operasi caesar merupakan faktor
risiko yang paling penting untuk infeksi
maternal pasca persalinan dan terkait
dengan risiko infeksi yang meningkat
5 hingga 20 kali lipat dibandingkan
persalinan normal melalui jalan lahir.
Profilaksis antibiotik dengan satu dosis
mengurangi risiko infeksi setelah
operasi caesar (infeksi luka,
endometritis, dan infeksi saluran
kemih) pada semua pasien (baik
prosedur emergency maupun elektif).
Outbreak demam nifas sering terjadi
disebabkan oleh Streptococcus beta-
hemolitik Grup A, meskipun dalam
kejadian yang sporadis. Hal ini
memerlukan penyelidikan segera
terhadap sumbernya
Selama persalinan, terjadi kontak yang
sering dengan darah dan cairan tubuh
lainnya dan seringkali tidak terkontrol .
Penularan patogen melalui darah
terjadi ketika langkah-langkah
pencegahan infeksi diabaikan.
10. q Terdapat perdebatan mengenai apakah profilaksis antibiotik pada
operasi caesar seharusnya diberikan sebelum sayatan kulit atau
setelah pengikatan tali pusat.
q Bukti saat ini menunjukkan bahwa pemberian profilaksis sebelum
sayatan kulit lebih unggul untuk mengurangi risiko infeksi
dibandingkan dengan profilaksis setelah pengikatan tali pusat, tanpa
bukti peningkatan risiko komplikasi neonatal.
CONTROVERSIAL ISSUES
12. ertimbangan
mum ● PPI harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah
persalinan.
● Selama persalinan, sarung tangan harus dipakai sepanjang
waktu, dan disarankan untuk menggunakan gaun, masker,
dan perlindungan mata selama semua prosedur.
● Pada kasus operasi caesar, satu dosis profilaksis antibiotik
(misalnya, cefazolin berdasarkan berat badan - 2.000 mg iv
untuk pasien < atau = 120 kg, 3.000 mg iv untuk pasien >
120 kg) harus diberikan secara intravena kepada semua
pasien, idealnya 30 menit sebelum sayatan.
13. ertimbangan
mum
● Di lingkungan dengan sumber daya terbatas, pembersihan
jalan lahir, disinfektan selama pemeriksaan vagina dan
prosedur lainnya (menggunakan instrumen) dapat
mengurangi risiko sepsis neonatal dan infeksi maternal.
● Pemeriksaan vagina harus diminimalkan untuk membatasi
risiko infeksi.
● Profilaksis anti-tetanus harus diberikan dalam kasus
persalinan di luar rumah sakit dan dalam kasus aborsi yang
tidak aman.
● Pada lingkungan dengan risiko infeksi tinggi, perawatan post
partum, puntung umbilikus (tali pusat) dicuci dengan
menggunakan chlorhexidine.
14. ● Patogen yang paling penting yang menyebabkan sepsis neonatal adalah Streptococcus
grup B (GBS) dan Escherichia coli.
● Bayi baru lahir menjadi terkolonisasi oleh mikroorganisme ini selama melewati jalan lahir.
● Pencegahan infeksi pada GBS dengan memberikan antibiotik dosis tinggi melalui
intravena setiap 4 jam sampai dengan persalinan pada wanita yang terkolonisasi dengan
GBS dan/atau wanita dengan faktor risiko sepsis GBS neonatal (persalinan pada usia
kehamilan <37 minggu, pecahnya selaput ketuban selama >18 jam, suhu intra-persalinan
>100,4 F (38,0 C)).
Neonatal Sepsis
15. Postpartum Endometritis
(PPE)
• Endometritis post-persalinan (PPE) adalah
komplikasi serius dari persalinan.
• Infeksi seringkali bersifat polimikroba,
disebabkan oleh flora endogen ibu, dan
jarang terjadi outbreak
Insiden PPE jauh lebih tinggi setelah
operasi caesar daripada setelah
persalinan normal.
Untuk mencegah infeksi, PPE, maka prinsip umum
hrs diterapkan, meliputi teknik bedah yang baik,
antiseptik kulit, dan pemberian antibiotik profilaksis
tepat waktu.
Meskipun profilaksis antimikroba memadai,
tingkat PPE setelah operasi caesar tetap
tinggi (10-20%), dan pencegahan lebih lanjut
sangat bergantung pada menhilangkaan
faktor risiko, seperti mengurangi jumlah
pemeriksaan vagina selama persalinan.
Pengangkatan plasenta secara manual setelah
operasi caesar dikaitkan dengan insiden
endometritis yang lebih tinggi daripada
pengeluaran plasenta secara spontan
• Meskipun operasi caesar emergency dikaitkan
dengan tingkat infeksi yang lebih tinggi daripada
prosedur elektif, profilaksis antibiotik efektif baik
pada pasien berisiko tinggi (yang sedang dalam proses
persalinan setelah pecah ketuban) maupun pasien
berisiko rendah (ketuban utuh, tidak dalam proses
persalinan).
• Selain itu, profilaksis dengan satu dosis (cefazolin plus
metronidazole) direkomendasikan oleh WHO setelah
persalinan vakum operatif, pengangkatan plasenta
secara manual, kuretase rahim, atau dalam kasus
robekan derajat keempat.
16. Bloodborne Pathogens
during Delivery
● Patogen yang ditularkan melalui darah merupakan
ancaman bagi ibu, anak, dan tenaga kesehatan selama
persalinan.
● Pada ibu dengan hepatitis B, bayi baru lahir harus
divaksinasi setelah persalinan.
● Pada ibu yang terinfeksi HIV, terapi antiretroviral
selama kehamilan dan pada bayi baru lahir mengurangi
risiko transmisi vertikal.
● Paparan darah sering terjadi selama persalinan.
● Sarung tangan seringkali terjadi tusukan atau sobekan.
● Cedera jarum dan percikan darah juga sering terjadi.
Oleh karena itu, sarung tangan harus dipakai setiap
saat, dan disarankan untuk menggunakan gaun,
masker, dan perlindungan mata.
Herpes Simplex Virus
(HSV)
• Ibu dengan infeksi genital HSV aktif harus ditangani dengan
tindakan pencegahan.
• Tenaga kesehatan dan ibu harus mengenakan sarung
tangan saat menyentuh area yang terinfeksi atau bahan-
bahan terinfeksi (misalnya kasa, dll.).
17. MULTIMODAL STRATEGY UNTUK
MENCEGAH IDO
Pendekatan yang diusulkan oleh WHO
untuk meningkatkan kepatuhan
petugas dalam menerapkan
pengendalian infeksi
Melalui bbrp intervensi yang terintegrasi dan
terkoordinasi untuk memastikan pelaksanaan PPI
di pelayanan kesehatan
IDO
BUNDLE
IDO
5
Komponen
strategi
19. Bundle IDO
PRE OPERASI: Hindari pencukuran rambut,
Antibiotika profilaksis, Gula darah, Temperatur
tubuh ,Mandi sore dan pagi hari
PERI-OPERASI : Surgical hand antiseptic, Sterile
instrument, Antiseptic skin preparation, Strict
PersonilI, Environment
PASKA OPERASI : Rawat luka teknik steril dengan
cairan NaCl, Luka ditutup 24-48 jam, kecuali ada
rembesan atau infeksi, nutrisi sesuai kebutuhan, Gula
darah, Tidak ada perpanjangan antibiotik
21. Tindakan
pembedahan
• PPI Nakes : guidelines
Budle IDO
• Pra operasi, Intra
operasi dan Paska
operasi
IDO • Identifikasi
risiko
Campaign
2. Training / Education
22. Evaluasi
Pengetahuan
petugas secara
periodic (misalnya
setelah sesi
edukasi)
Pengerti
an IDO
Pengertia
n Bundle
Audit Bundle IDO
Pra
Operasi Peri operasi Paska
Operasi
Surveilans
IDO
Kompetensi
Petugas Metode
Umpan Balik
Secara
langsung
kepada
petugas
Unit
pendukung
3. Evalusi dan Feed back
23. 4. Sistem Pengingat
Media sebagai
sistem
pengingat
Poster/Leaflet
mudah
diperoleh
Diseminasi
hasil surveilans
Sistem audit Fasilitas
PPI
Fasilitas PPI
IDO
Tampilan
Poster/Media
Ketersediaa
n Media
Reminder
secara terus
menerus
Kampanye
HH
Penggunaan
fasilitas
audio,visual
mis screen
saver
computer, pin
dll
24. Komite PPI
Memastikan
terlaksananya
program PPI
Tim
Edukasi/diklat,
strategi dan
penjadwalan
Komitmen dan
dukungan pimpinan
dan manajemen RS
Mendukung
terlaksananya
program PPI à
kebijkanan
Template Letter
to Advocate
Hand Hygiene to
Managers/regul
asi
Sarpras ,
anggaran
Role
Model/Champi
on
Menjamin
keberlanjutan
program PPI
Budaya
menyadari
Pentingnya PPI
5. Institutional safety climate
(Budaya Keselamatan)
25. KESIMPULAN
IDO pada maternity sering terjadi pada ibu
melahirkan dengan tindakan secsio
Multimodal strategi , mencakup:
● System change
● Training/ education
● Evaluasi dan feed back
● Sistem pengingat
● Budaya keselamatan
Dapat mencegah dan mengendalikan IDO
26. Referensi
● GUIDE TO INFECTION CONTROL IN THE HEALTHCARE SETTING Infection Control in
Obstetrics , International society for infection diseases, 2018
● http://www.who.int/infection-prevention/publications/ipc-components-
guidelines/en/
● Core component guidelines Infection Prevention Control Programs, WHO
● http://jurnal.sdl.ac.id/index.php/dij/