1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit infeksi dan penggunaan antibiotik profilaksis pada berbagai jenis operasi.
2. Jenis operasi dibedakan menjadi bersih, bersih terkontaminasi, terkontaminasi, dan kotor yang memiliki risiko infeksi berbeda.
3. Antibiotik profilaksis yang direkomendasikan bervariasi tergantung jenis operasi dan kuman penyebabnya.
1. PENYAKIT INFEKSI
PENGANTAR
Penyakit infeksi dapat karena
• mikroba bakteri
• Virus
• jamur
• protozoa
• infestasi oleh jenis parasit.
Pemilihan terapi yang tepat, dosis yang
adekuat adalah merupakan dasar rasional
terapi.
2. • SSP (a.l. meningitis, ensefalitis, abses otak dan
meningeal)
• Jantung (endokarditis),
• Saluran nafas atas (otitis media, faringitis, tonsilitis),
• Saluran nafas bawah (bronkhitis, pneumonia), sepsis
(pada sistemik),
• Transmisi seksual (gonorhoea),
• Pada kulit dan jaringan lunak (gangren, dekubitis),
• Saluran genitourinaria, dan yang kasus jenis
penyebab virus HIV / AIDS
• Infeksi jamur (kandida, aspergilus dsb.).
Manifestasi infeksi dapat terjadi pada
3. 3
PROFILAKSIS :
❖Sebelum terkena
infeksi
❖Berpeluang terkena
infeksi
❖Spektrum luas
❖IV, 30-60 mnt pra
OP / 1x24 jam
EMPIRIS :
▪Sesuai PDT /
Pola peta kuman
dan sensitifitas AM
setempat
▪Spektrum luas
▪IV, 5x24 jam
▪First
liner,
second liner
DEFINITIF /
TERAPETIK :
✓Spektrum sempit
✓IV, 7x24 jam
Tujuan : Mencegah Infeksi, morbiditas dan mortalitas pasca OP
Penggunaan Terapi AM
Ampisilin
sulbaktam,
ceFAZolin,
CeFTRIAXone,
ceftazidime, fosfomisin,
levofloksasin, cefoperazone
Sesuai hasil
kultur dan uji
sensitifitas AM
Reksoprawiro et al, 2009
4. ANTIBIOTIKA (AB) PROFILAKSIS
Adalah AB yang diberikan pada pasien yang belum
terkena infeksi, tetapi punya peluang besar terkena
infeksi
infeksi yang dapat
PROFILAKSIS BEDAH
a. Profilaksis bertujuan mencegah
timbul pada tempat operasi
b. Pencegahan infeksi pada tempat resiko tinggi terjadi
infeksi misal penggunaan implan atau akibat intervensi
(cabut gigi, operasi rongga mulut, dll.)
5. TUJUAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS
1. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi
2. Mencegah terjadinya morbiditas dan
mortalitas paska bedah
3. Mengurangi lama perawatan dan
menurunkan biaya perawatan
4. Tidak menimbulkan efek ikutan
5. Tidak menyebabkan konsekuensi ikutan
pada flora normal pasien dan kuman
penghuni rumah sakit
6. AB profilaks harus bersifat :
1.Aktif terhadap patogen yang banyak meng
kontaminasi luka
2.Dosis harus adekuat sehingga saat insisi
kadar cukup tinggi di jaringan
3.Aman
4.Penggunaan singkat u mengurangi efek ikutan,
mencegah resistensi dan menekan biaya.
7. KEUNTUNGAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS
• Menurunkan infeksi luka operasi dan morbiditas
• Menurunkan biaya perawatan kesehatan (bila
dikaitkan dng kejadian infeksi paska bedah)
• Mengurangi lama tinggal di rumah sakit.
8. KETERBATASAN AB PROFILAKSIS
• Meningkatkan risiko kolitis karena C difficile
bila dipakai cephalosporin generasi ketiga,
walaupun dosis tunggal
• Meningkatkan frekuensi bakteremia pada
pemakaian AB profilaksis lebih dari 4 hari
dibanding yang dapat 1 hari
9. 9
Operasi Bersih :
➢Kemungkinan infeksi
2 - 4%
➢Dengan atau tanpa AM
Profilaksis
Operasi Bersih
Terkontaminasi :
➢Kemungkinan
infeksi 5-15%.
➢Menggunakan AM
Profilaksis Empiris
Operasi Kotor
Dengan Infeksi :
➢Kemungkinan
infeksi 40-70%.
➢Menggunaka
n AM
definitif
Operasi Terkontaminasi :
➢Kemungkinan infeksi 16-25 %.
➢Menggunakan AM profilaksis
Empiris
Reksoprawiro et al, 2009
Kelas Operasi
(Mayhall
Classification)
10. KELAS ATAU KATEGORI OPERASI :
Operasi Bersih
Operasi didaerah kulit pada kondisi prabedah
tanpa peradangan dan tidak membuka traktus
respiratorius, GI, osofaring, urinarius/bilier
ataupun operasi
penutupan kulit
yang terencana dengan
primer dengan atau tanpa
penggunaan drain tertutup
11. Antibiotika profilaksis di sini dianjurkan pada :
a. Pemasangan implan / prostesis yang permanen
b. Pembawa (carrier) bakteri patogen
c. Adanya infeksi ditempat lain diluar daerah operasi
d. Riwayat penyakit katup rematik atau telah memakai
katup buatan
e. Penderita dengan tuberkulosis tenang (penggunaan
OAT mencegah penyebaran)
f. Penderita dgn diseksi jar yang luas, vaskularisasi jar
terganggu, penggunaan imunosupresan
Kemungkinan timbulnya infeksi di sini adalah 2 – 4%
12. Operasi Bersih Terkontaminasi
bilier, urinarius, respiratorius ad
Operasi dgn membuka traktus digestivus,
osofaring,
reproduksi kecuali ovarium ataupun operasi
yang tanpa pencemaran nyata (gross spilage)
13. Antibiotika profilaksis ini digunakan pada :
a. Diseksi leher yang masuk ke osofaring
b. Diseksi lambung (ca), membuka kolon, ileum
c. Operasi kolon/usus kecil dengan gangguan vaskularisasi
dari usus
d. Operasi yang menembus saluran empedu (ekstra hepatal)
e. Operasi saluran kemih
f. Operasi yang melalui vagina
Kemungkinan timbul infeksi di sini adalah 5 – 15%
14. Operasi Terkontaminasi
Operasi dgn membuka traktus digestivus, bilier,
urinarius, respiratorius sampai dengan osofaring
atau reproduksi kecuali ovarium dng pencemaran
yang nyata ataupun operasi pada luka karena
kecelakaan dalam waktu kurang dari 6 jam
(golden period)
15. Antibiotika profilaksis di sini dianjurkan pada:
a.Operasi menembus sal empedu yang terinfeksi
b.Operasi menembus sal kemih yang terinfeksi
radang akut tanpa pembentukan
pada patah tulang terbuka (open
c.Operasi
nanah
d.Operasi
fractur)
Kemungkinan terjadinya infeksi adalah 16 – 25%
16. Operasi kotor dengan infeksi
Operasi pada perforasi traktus digestivus, urogenitalis
atau respiratorius yang terinfeksi ataupun operasi yang
melewati daerah purulen (inflamasi bakterial).
Dapat pula operasi pada luka terbuka > 6 jam setelah
kejadian atau terdapat jaringan nonvital yang luas atau
nyata2 kotor,
AB yang dianjurkan adalah terapetik. AB profilaksis
hanya u mencegah penyebaran ke area yang tidak
terkontaminasi.
Kemungkinan infeksi adalah 40 – 70%
17.
18. Kemungkinan kejadian ILO
Dibawah ini adalah faktor risiko untuk ancaman terjadinya
ILO. Lama operasi, ko-morbiditas merupakan faktor risiko
terjadinya ILO. Adanya 2 ko-morbiditas (dapat dilihat dari
skor ASA > 2) dan lamanya operasi dapat diperhitungkan
sebagai “indeks risiko”
Ideks
resiko
Definisi
0 Tidak ditemukan faktor risiko
1 Ditemukan 1 faktor risiko
2 Ditemukan 2 faktor risiko
19. Kemungkinan ILO berdasarkan kelas operasi dan
indeks risiko
Kelas operasi
Indeks risiko
0 1 2
Bersih 1,0% 2,3% 5,4%
Bersih-
terkontaminasi
2,1% 4,0% 9,5%
Terkontaminasi 3,4% 6,8% 13,2%
20. Prinsip penggunaan AB profilaksis
•Pilih AB yang efektif melawan mikroba penyebab infeksi
•Pilih AB dengan toksisitas rendah
•AB tunggal, dengan dosis terapeutik, intravena 30-60 menit
sebelum operasi, sehingga saat operasi tercapai kadar
efektif untuk menghambat pertumbuhan kuman
•Penggunaan AB diulangi bila operasi lebih dari 3 jam, atau
dua kali half life AB
•Diberikan 2 atau 3 kali paska bedah, tidak diperlukan
penggunaan yang lebih dari 24 jam
•Gunakan AB yang sesuai bila infeksi cukup sering atau bila
infeksi memperburuk keadaan pasien.
21. ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS BEDAH DIGESTIF
Jenis
Pembedahan
Kuman penyebab Rekomendasi antibiotika
Lama
pemberian
Keterangan
Bersih
DENGAN RISIKO
POTENSIAL
INFEKSI
Gram negatif coccus
(S. aureus,
S. epidemidis,
Coliform aerob)
Sefasolin 1 g/i.v.
10 menit sebelum operasi, dosis
tunggal
atau
klindamisin 400 mg i.v.
1 hari
- Hernia dengan mesh
- Hernia insisional
- Hernia dengan obesitas
- Daya tahan rendah, Diabetes
Mellitus
Bersih
terkontaminasi
Esofagus
Gastro duodenal
Usus halus
- Gram negatif
- Bakteri Anaerob
- Enterococcus
Sefasolin 1 g. i.v.
Bila curiga anaerob, ditambah
Metronidazol 500 mg. I.v.
atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
Bedah gastro-duodenal dengan
risiko tinggi
- Ulkus dengan perdarahan
- Ulkus duodeni dengan obstruksi
- Ulkus lambung
- Keasaman lambung yang rendah
- Motilitas lambung yang menurun
- Keganasan
- Obesitas
- Penderita dengan terapi H2
antagonis
BEDAH BILIER
RISIKO RENDAH
- Enterobacteriaceae
- Enterococcus
- Clostridium Spp
- Anaerob
Sefasolin 1 g i.v.
Bila curiga anaerob, ditambah
Metronidazol 500 mg i.v.
atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
- Kolesistitis akut
- Kolangitis akut
- Batu duktus koledokus
- Obstructive jaundice
- Usia > 60 tahun
BEDAH BILIER
RISIKO RENDAH
Sefasolin 1 g i.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
- Batu kandung empedu
22. APENDEKTOMI
ELEKTIF
Enteric aerob,
Anaerob
Sefuroksim 1 g i.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
- Bila perforasi, gangren, inflamasi
berat atau komplikasi, dilanjutkan
dengan regimen terapi
KOLOREKTAL Enteric Aerob
Anaerob
Sefasolin 1 g. i.v. dan
Metronidazol 500 mg. I.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
Persiapan sterilisasi usus besar
Hari I
Diet rendah residu
Bisakodil 1 tab jam 18.00
Hari II
Diet rendah residu
Magnesium sulfat 15 mg diberikan
jam 10.00, jam 14.00 dan jam 18.00
Enema dengan larutan Saline sampai
bersih
Hari III
Diet cair
Magnesium sulfat 15 mg jam 10.00
dan jam 14.00
Tenpa Enema
Neomisin 1 gram dan Eritromisin basa
1 gram per oral diberikan jam 13.00,
jam 14.00 dan jam 23.00
Hari IV
Operasi dijadwalkan jam 08.00