SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PENYAKIT INFEKSI
PENGANTAR
Penyakit infeksi dapat karena
• mikroba bakteri
• Virus
• jamur
• protozoa
• infestasi oleh jenis parasit.
Pemilihan terapi yang tepat, dosis yang
adekuat adalah merupakan dasar rasional
terapi.
• SSP (a.l. meningitis, ensefalitis, abses otak dan
meningeal)
• Jantung (endokarditis),
• Saluran nafas atas (otitis media, faringitis, tonsilitis),
• Saluran nafas bawah (bronkhitis, pneumonia), sepsis
(pada sistemik),
• Transmisi seksual (gonorhoea),
• Pada kulit dan jaringan lunak (gangren, dekubitis),
• Saluran genitourinaria, dan yang kasus jenis
penyebab virus HIV / AIDS
• Infeksi jamur (kandida, aspergilus dsb.).
Manifestasi infeksi dapat terjadi pada
3
PROFILAKSIS :
❖Sebelum terkena
infeksi
❖Berpeluang terkena
infeksi
❖Spektrum luas
❖IV, 30-60 mnt pra
OP / 1x24 jam
EMPIRIS :
▪Sesuai PDT /
Pola peta kuman
dan sensitifitas AM
setempat
▪Spektrum luas
▪IV, 5x24 jam
▪First
liner,
second liner
DEFINITIF /
TERAPETIK :
✓Spektrum sempit
✓IV, 7x24 jam
Tujuan : Mencegah Infeksi, morbiditas dan mortalitas pasca OP
Penggunaan Terapi AM
Ampisilin
sulbaktam,
ceFAZolin,
CeFTRIAXone,
ceftazidime, fosfomisin,
levofloksasin, cefoperazone
Sesuai hasil
kultur dan uji
sensitifitas AM
Reksoprawiro et al, 2009
ANTIBIOTIKA (AB) PROFILAKSIS
Adalah AB yang diberikan pada pasien yang belum
terkena infeksi, tetapi punya peluang besar terkena
infeksi
infeksi yang dapat
PROFILAKSIS BEDAH
a. Profilaksis bertujuan mencegah
timbul pada tempat operasi
b. Pencegahan infeksi pada tempat resiko tinggi terjadi
infeksi misal penggunaan implan atau akibat intervensi
(cabut gigi, operasi rongga mulut, dll.)
TUJUAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS
1. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi
2. Mencegah terjadinya morbiditas dan
mortalitas paska bedah
3. Mengurangi lama perawatan dan
menurunkan biaya perawatan
4. Tidak menimbulkan efek ikutan
5. Tidak menyebabkan konsekuensi ikutan
pada flora normal pasien dan kuman
penghuni rumah sakit
AB profilaks harus bersifat :
1.Aktif terhadap patogen yang banyak meng
kontaminasi luka
2.Dosis harus adekuat sehingga saat insisi
kadar cukup tinggi di jaringan
3.Aman
4.Penggunaan singkat u mengurangi efek ikutan,
mencegah resistensi dan menekan biaya.
KEUNTUNGAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS
• Menurunkan infeksi luka operasi dan morbiditas
• Menurunkan biaya perawatan kesehatan (bila
dikaitkan dng kejadian infeksi paska bedah)
• Mengurangi lama tinggal di rumah sakit.
KETERBATASAN AB PROFILAKSIS
• Meningkatkan risiko kolitis karena C difficile
bila dipakai cephalosporin generasi ketiga,
walaupun dosis tunggal
• Meningkatkan frekuensi bakteremia pada
pemakaian AB profilaksis lebih dari 4 hari
dibanding yang dapat 1 hari
9
Operasi Bersih :
➢Kemungkinan infeksi
2 - 4%
➢Dengan atau tanpa AM
Profilaksis
Operasi Bersih
Terkontaminasi :
➢Kemungkinan
infeksi 5-15%.
➢Menggunakan AM
Profilaksis Empiris
Operasi Kotor
Dengan Infeksi :
➢Kemungkinan
infeksi 40-70%.
➢Menggunaka
n AM
definitif
Operasi Terkontaminasi :
➢Kemungkinan infeksi 16-25 %.
➢Menggunakan AM profilaksis
Empiris
Reksoprawiro et al, 2009
Kelas Operasi
(Mayhall
Classification)
KELAS ATAU KATEGORI OPERASI :
Operasi Bersih
Operasi didaerah kulit pada kondisi prabedah
tanpa peradangan dan tidak membuka traktus
respiratorius, GI, osofaring, urinarius/bilier
ataupun operasi
penutupan kulit
yang terencana dengan
primer dengan atau tanpa
penggunaan drain tertutup
Antibiotika profilaksis di sini dianjurkan pada :
a. Pemasangan implan / prostesis yang permanen
b. Pembawa (carrier) bakteri patogen
c. Adanya infeksi ditempat lain diluar daerah operasi
d. Riwayat penyakit katup rematik atau telah memakai
katup buatan
e. Penderita dengan tuberkulosis tenang (penggunaan
OAT mencegah penyebaran)
f. Penderita dgn diseksi jar yang luas, vaskularisasi jar
terganggu, penggunaan imunosupresan
Kemungkinan timbulnya infeksi di sini adalah 2 – 4%
Operasi Bersih Terkontaminasi
bilier, urinarius, respiratorius ad
Operasi dgn membuka traktus digestivus,
osofaring,
reproduksi kecuali ovarium ataupun operasi
yang tanpa pencemaran nyata (gross spilage)
Antibiotika profilaksis ini digunakan pada :
a. Diseksi leher yang masuk ke osofaring
b. Diseksi lambung (ca), membuka kolon, ileum
c. Operasi kolon/usus kecil dengan gangguan vaskularisasi
dari usus
d. Operasi yang menembus saluran empedu (ekstra hepatal)
e. Operasi saluran kemih
f. Operasi yang melalui vagina
Kemungkinan timbul infeksi di sini adalah 5 – 15%
Operasi Terkontaminasi
Operasi dgn membuka traktus digestivus, bilier,
urinarius, respiratorius sampai dengan osofaring
atau reproduksi kecuali ovarium dng pencemaran
yang nyata ataupun operasi pada luka karena
kecelakaan dalam waktu kurang dari 6 jam
(golden period)
Antibiotika profilaksis di sini dianjurkan pada:
a.Operasi menembus sal empedu yang terinfeksi
b.Operasi menembus sal kemih yang terinfeksi
radang akut tanpa pembentukan
pada patah tulang terbuka (open
c.Operasi
nanah
d.Operasi
fractur)
Kemungkinan terjadinya infeksi adalah 16 – 25%
Operasi kotor dengan infeksi
Operasi pada perforasi traktus digestivus, urogenitalis
atau respiratorius yang terinfeksi ataupun operasi yang
melewati daerah purulen (inflamasi bakterial).
Dapat pula operasi pada luka terbuka > 6 jam setelah
kejadian atau terdapat jaringan nonvital yang luas atau
nyata2 kotor,
AB yang dianjurkan adalah terapetik. AB profilaksis
hanya u mencegah penyebaran ke area yang tidak
terkontaminasi.
Kemungkinan infeksi adalah 40 – 70%
Kemungkinan kejadian ILO
Dibawah ini adalah faktor risiko untuk ancaman terjadinya
ILO. Lama operasi, ko-morbiditas merupakan faktor risiko
terjadinya ILO. Adanya 2 ko-morbiditas (dapat dilihat dari
skor ASA > 2) dan lamanya operasi dapat diperhitungkan
sebagai “indeks risiko”
Ideks
resiko
Definisi
0 Tidak ditemukan faktor risiko
1 Ditemukan 1 faktor risiko
2 Ditemukan 2 faktor risiko
Kemungkinan ILO berdasarkan kelas operasi dan
indeks risiko
Kelas operasi
Indeks risiko
0 1 2
Bersih 1,0% 2,3% 5,4%
Bersih-
terkontaminasi
2,1% 4,0% 9,5%
Terkontaminasi 3,4% 6,8% 13,2%
Prinsip penggunaan AB profilaksis
•Pilih AB yang efektif melawan mikroba penyebab infeksi
•Pilih AB dengan toksisitas rendah
•AB tunggal, dengan dosis terapeutik, intravena 30-60 menit
sebelum operasi, sehingga saat operasi tercapai kadar
efektif untuk menghambat pertumbuhan kuman
•Penggunaan AB diulangi bila operasi lebih dari 3 jam, atau
dua kali half life AB
•Diberikan 2 atau 3 kali paska bedah, tidak diperlukan
penggunaan yang lebih dari 24 jam
•Gunakan AB yang sesuai bila infeksi cukup sering atau bila
infeksi memperburuk keadaan pasien.
ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS BEDAH DIGESTIF
Jenis
Pembedahan
Kuman penyebab Rekomendasi antibiotika
Lama
pemberian
Keterangan
Bersih
DENGAN RISIKO
POTENSIAL
INFEKSI
Gram negatif coccus
(S. aureus,
S. epidemidis,
Coliform aerob)
Sefasolin 1 g/i.v.
10 menit sebelum operasi, dosis
tunggal
atau
klindamisin 400 mg i.v.
1 hari
- Hernia dengan mesh
- Hernia insisional
- Hernia dengan obesitas
- Daya tahan rendah, Diabetes
Mellitus
Bersih
terkontaminasi
Esofagus
Gastro duodenal
Usus halus
- Gram negatif
- Bakteri Anaerob
- Enterococcus
Sefasolin 1 g. i.v.
Bila curiga anaerob, ditambah
Metronidazol 500 mg. I.v.
atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
Bedah gastro-duodenal dengan
risiko tinggi
- Ulkus dengan perdarahan
- Ulkus duodeni dengan obstruksi
- Ulkus lambung
- Keasaman lambung yang rendah
- Motilitas lambung yang menurun
- Keganasan
- Obesitas
- Penderita dengan terapi H2
antagonis
BEDAH BILIER
RISIKO RENDAH
- Enterobacteriaceae
- Enterococcus
- Clostridium Spp
- Anaerob
Sefasolin 1 g i.v.
Bila curiga anaerob, ditambah
Metronidazol 500 mg i.v.
atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
- Kolesistitis akut
- Kolangitis akut
- Batu duktus koledokus
- Obstructive jaundice
- Usia > 60 tahun
BEDAH BILIER
RISIKO RENDAH
Sefasolin 1 g i.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
- Batu kandung empedu
APENDEKTOMI
ELEKTIF
Enteric aerob,
Anaerob
Sefuroksim 1 g i.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
- Bila perforasi, gangren, inflamasi
berat atau komplikasi, dilanjutkan
dengan regimen terapi
KOLOREKTAL Enteric Aerob
Anaerob
Sefasolin 1 g. i.v. dan
Metronidazol 500 mg. I.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
Persiapan sterilisasi usus besar
Hari I
Diet rendah residu
Bisakodil 1 tab jam 18.00
Hari II
Diet rendah residu
Magnesium sulfat 15 mg diberikan
jam 10.00, jam 14.00 dan jam 18.00
Enema dengan larutan Saline sampai
bersih
Hari III
Diet cair
Magnesium sulfat 15 mg jam 10.00
dan jam 14.00
Tenpa Enema
Neomisin 1 gram dan Eritromisin basa
1 gram per oral diberikan jam 13.00,
jam 14.00 dan jam 23.00
Hari IV
Operasi dijadwalkan jam 08.00

More Related Content

Similar to antibiotika-profilaksisppt.pptx

5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitisPradasary
 
Prof. sunarto penggunaan antibiotik-profilaksis
Prof. sunarto penggunaan antibiotik-profilaksisProf. sunarto penggunaan antibiotik-profilaksis
Prof. sunarto penggunaan antibiotik-profilaksisYou Wahyu Permadi
 
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorWorkshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorPatenPisan1
 
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptx
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptxkonsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptx
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptxRizalGinurul
 
Infeksi nosokomial. bag.8
Infeksi nosokomial. bag.8Infeksi nosokomial. bag.8
Infeksi nosokomial. bag.8tristyanto
 
Pelvic inflammatory disease
Pelvic inflammatory diseasePelvic inflammatory disease
Pelvic inflammatory diseaseFebrian Asmoro
 
Penatalaksanaan cara pencegahan ineksi nasokomial
Penatalaksanaan cara pencegahan ineksi nasokomialPenatalaksanaan cara pencegahan ineksi nasokomial
Penatalaksanaan cara pencegahan ineksi nasokomialAci Lasvi
 
KELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptx
KELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptxKELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptx
KELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptxkharisma74
 
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMASPOWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMASAfrilyakurniarezki
 
Slide referat obgyn 28 september 2011
Slide referat obgyn 28 september 2011Slide referat obgyn 28 september 2011
Slide referat obgyn 28 september 2011Aditya Prabawa
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatanyohanes meor
 
DR. Elis Puji Utami Infection Control Program To Maternity Infection With Mul...
DR. Elis Puji Utami Infection Control Program To Maternity Infection With Mul...DR. Elis Puji Utami Infection Control Program To Maternity Infection With Mul...
DR. Elis Puji Utami Infection Control Program To Maternity Infection With Mul...agani4
 
Konsep penularan infeksi
Konsep  penularan infeksiKonsep  penularan infeksi
Konsep penularan infeksiIstiKhomariah
 

Similar to antibiotika-profilaksisppt.pptx (20)

5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis
 
zoominar ppi april 2022.pptx
zoominar ppi april 2022.pptxzoominar ppi april 2022.pptx
zoominar ppi april 2022.pptx
 
Prof. sunarto penggunaan antibiotik-profilaksis
Prof. sunarto penggunaan antibiotik-profilaksisProf. sunarto penggunaan antibiotik-profilaksis
Prof. sunarto penggunaan antibiotik-profilaksis
 
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 INFEKSI ALAT KANDUNGAN INFEKSI ALAT KANDUNGAN
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorWorkshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
 
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptx
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptxkonsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptx
konsep infeksi di fasilitas kesehatan .pptx
 
Infeksi nosokomial. bag.8
Infeksi nosokomial. bag.8Infeksi nosokomial. bag.8
Infeksi nosokomial. bag.8
 
Pelvic inflammatory disease
Pelvic inflammatory diseasePelvic inflammatory disease
Pelvic inflammatory disease
 
Ppk difteri
Ppk difteriPpk difteri
Ppk difteri
 
Penatalaksanaan cara pencegahan ineksi nasokomial
Penatalaksanaan cara pencegahan ineksi nasokomialPenatalaksanaan cara pencegahan ineksi nasokomial
Penatalaksanaan cara pencegahan ineksi nasokomial
 
KELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptx
KELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptxKELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptx
KELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptx
 
Makalah isk
Makalah iskMakalah isk
Makalah isk
 
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMASPOWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
 
PPI-1.pptx
PPI-1.pptxPPI-1.pptx
PPI-1.pptx
 
Slide referat obgyn 28 september 2011
Slide referat obgyn 28 september 2011Slide referat obgyn 28 september 2011
Slide referat obgyn 28 september 2011
 
PPI-2019.ppt
PPI-2019.pptPPI-2019.ppt
PPI-2019.ppt
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
 
DR. Elis Puji Utami Infection Control Program To Maternity Infection With Mul...
DR. Elis Puji Utami Infection Control Program To Maternity Infection With Mul...DR. Elis Puji Utami Infection Control Program To Maternity Infection With Mul...
DR. Elis Puji Utami Infection Control Program To Maternity Infection With Mul...
 
Konsep penularan infeksi
Konsep  penularan infeksiKonsep  penularan infeksi
Konsep penularan infeksi
 
apendisitis.pptx
apendisitis.pptxapendisitis.pptx
apendisitis.pptx
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

antibiotika-profilaksisppt.pptx

  • 1. PENYAKIT INFEKSI PENGANTAR Penyakit infeksi dapat karena • mikroba bakteri • Virus • jamur • protozoa • infestasi oleh jenis parasit. Pemilihan terapi yang tepat, dosis yang adekuat adalah merupakan dasar rasional terapi.
  • 2. • SSP (a.l. meningitis, ensefalitis, abses otak dan meningeal) • Jantung (endokarditis), • Saluran nafas atas (otitis media, faringitis, tonsilitis), • Saluran nafas bawah (bronkhitis, pneumonia), sepsis (pada sistemik), • Transmisi seksual (gonorhoea), • Pada kulit dan jaringan lunak (gangren, dekubitis), • Saluran genitourinaria, dan yang kasus jenis penyebab virus HIV / AIDS • Infeksi jamur (kandida, aspergilus dsb.). Manifestasi infeksi dapat terjadi pada
  • 3. 3 PROFILAKSIS : ❖Sebelum terkena infeksi ❖Berpeluang terkena infeksi ❖Spektrum luas ❖IV, 30-60 mnt pra OP / 1x24 jam EMPIRIS : ▪Sesuai PDT / Pola peta kuman dan sensitifitas AM setempat ▪Spektrum luas ▪IV, 5x24 jam ▪First liner, second liner DEFINITIF / TERAPETIK : ✓Spektrum sempit ✓IV, 7x24 jam Tujuan : Mencegah Infeksi, morbiditas dan mortalitas pasca OP Penggunaan Terapi AM Ampisilin sulbaktam, ceFAZolin, CeFTRIAXone, ceftazidime, fosfomisin, levofloksasin, cefoperazone Sesuai hasil kultur dan uji sensitifitas AM Reksoprawiro et al, 2009
  • 4. ANTIBIOTIKA (AB) PROFILAKSIS Adalah AB yang diberikan pada pasien yang belum terkena infeksi, tetapi punya peluang besar terkena infeksi infeksi yang dapat PROFILAKSIS BEDAH a. Profilaksis bertujuan mencegah timbul pada tempat operasi b. Pencegahan infeksi pada tempat resiko tinggi terjadi infeksi misal penggunaan implan atau akibat intervensi (cabut gigi, operasi rongga mulut, dll.)
  • 5. TUJUAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS 1. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi 2. Mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas paska bedah 3. Mengurangi lama perawatan dan menurunkan biaya perawatan 4. Tidak menimbulkan efek ikutan 5. Tidak menyebabkan konsekuensi ikutan pada flora normal pasien dan kuman penghuni rumah sakit
  • 6. AB profilaks harus bersifat : 1.Aktif terhadap patogen yang banyak meng kontaminasi luka 2.Dosis harus adekuat sehingga saat insisi kadar cukup tinggi di jaringan 3.Aman 4.Penggunaan singkat u mengurangi efek ikutan, mencegah resistensi dan menekan biaya.
  • 7. KEUNTUNGAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS • Menurunkan infeksi luka operasi dan morbiditas • Menurunkan biaya perawatan kesehatan (bila dikaitkan dng kejadian infeksi paska bedah) • Mengurangi lama tinggal di rumah sakit.
  • 8. KETERBATASAN AB PROFILAKSIS • Meningkatkan risiko kolitis karena C difficile bila dipakai cephalosporin generasi ketiga, walaupun dosis tunggal • Meningkatkan frekuensi bakteremia pada pemakaian AB profilaksis lebih dari 4 hari dibanding yang dapat 1 hari
  • 9. 9 Operasi Bersih : ➢Kemungkinan infeksi 2 - 4% ➢Dengan atau tanpa AM Profilaksis Operasi Bersih Terkontaminasi : ➢Kemungkinan infeksi 5-15%. ➢Menggunakan AM Profilaksis Empiris Operasi Kotor Dengan Infeksi : ➢Kemungkinan infeksi 40-70%. ➢Menggunaka n AM definitif Operasi Terkontaminasi : ➢Kemungkinan infeksi 16-25 %. ➢Menggunakan AM profilaksis Empiris Reksoprawiro et al, 2009 Kelas Operasi (Mayhall Classification)
  • 10. KELAS ATAU KATEGORI OPERASI : Operasi Bersih Operasi didaerah kulit pada kondisi prabedah tanpa peradangan dan tidak membuka traktus respiratorius, GI, osofaring, urinarius/bilier ataupun operasi penutupan kulit yang terencana dengan primer dengan atau tanpa penggunaan drain tertutup
  • 11. Antibiotika profilaksis di sini dianjurkan pada : a. Pemasangan implan / prostesis yang permanen b. Pembawa (carrier) bakteri patogen c. Adanya infeksi ditempat lain diluar daerah operasi d. Riwayat penyakit katup rematik atau telah memakai katup buatan e. Penderita dengan tuberkulosis tenang (penggunaan OAT mencegah penyebaran) f. Penderita dgn diseksi jar yang luas, vaskularisasi jar terganggu, penggunaan imunosupresan Kemungkinan timbulnya infeksi di sini adalah 2 – 4%
  • 12. Operasi Bersih Terkontaminasi bilier, urinarius, respiratorius ad Operasi dgn membuka traktus digestivus, osofaring, reproduksi kecuali ovarium ataupun operasi yang tanpa pencemaran nyata (gross spilage)
  • 13. Antibiotika profilaksis ini digunakan pada : a. Diseksi leher yang masuk ke osofaring b. Diseksi lambung (ca), membuka kolon, ileum c. Operasi kolon/usus kecil dengan gangguan vaskularisasi dari usus d. Operasi yang menembus saluran empedu (ekstra hepatal) e. Operasi saluran kemih f. Operasi yang melalui vagina Kemungkinan timbul infeksi di sini adalah 5 – 15%
  • 14. Operasi Terkontaminasi Operasi dgn membuka traktus digestivus, bilier, urinarius, respiratorius sampai dengan osofaring atau reproduksi kecuali ovarium dng pencemaran yang nyata ataupun operasi pada luka karena kecelakaan dalam waktu kurang dari 6 jam (golden period)
  • 15. Antibiotika profilaksis di sini dianjurkan pada: a.Operasi menembus sal empedu yang terinfeksi b.Operasi menembus sal kemih yang terinfeksi radang akut tanpa pembentukan pada patah tulang terbuka (open c.Operasi nanah d.Operasi fractur) Kemungkinan terjadinya infeksi adalah 16 – 25%
  • 16. Operasi kotor dengan infeksi Operasi pada perforasi traktus digestivus, urogenitalis atau respiratorius yang terinfeksi ataupun operasi yang melewati daerah purulen (inflamasi bakterial). Dapat pula operasi pada luka terbuka > 6 jam setelah kejadian atau terdapat jaringan nonvital yang luas atau nyata2 kotor, AB yang dianjurkan adalah terapetik. AB profilaksis hanya u mencegah penyebaran ke area yang tidak terkontaminasi. Kemungkinan infeksi adalah 40 – 70%
  • 17.
  • 18. Kemungkinan kejadian ILO Dibawah ini adalah faktor risiko untuk ancaman terjadinya ILO. Lama operasi, ko-morbiditas merupakan faktor risiko terjadinya ILO. Adanya 2 ko-morbiditas (dapat dilihat dari skor ASA > 2) dan lamanya operasi dapat diperhitungkan sebagai “indeks risiko” Ideks resiko Definisi 0 Tidak ditemukan faktor risiko 1 Ditemukan 1 faktor risiko 2 Ditemukan 2 faktor risiko
  • 19. Kemungkinan ILO berdasarkan kelas operasi dan indeks risiko Kelas operasi Indeks risiko 0 1 2 Bersih 1,0% 2,3% 5,4% Bersih- terkontaminasi 2,1% 4,0% 9,5% Terkontaminasi 3,4% 6,8% 13,2%
  • 20. Prinsip penggunaan AB profilaksis •Pilih AB yang efektif melawan mikroba penyebab infeksi •Pilih AB dengan toksisitas rendah •AB tunggal, dengan dosis terapeutik, intravena 30-60 menit sebelum operasi, sehingga saat operasi tercapai kadar efektif untuk menghambat pertumbuhan kuman •Penggunaan AB diulangi bila operasi lebih dari 3 jam, atau dua kali half life AB •Diberikan 2 atau 3 kali paska bedah, tidak diperlukan penggunaan yang lebih dari 24 jam •Gunakan AB yang sesuai bila infeksi cukup sering atau bila infeksi memperburuk keadaan pasien.
  • 21. ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS BEDAH DIGESTIF Jenis Pembedahan Kuman penyebab Rekomendasi antibiotika Lama pemberian Keterangan Bersih DENGAN RISIKO POTENSIAL INFEKSI Gram negatif coccus (S. aureus, S. epidemidis, Coliform aerob) Sefasolin 1 g/i.v. 10 menit sebelum operasi, dosis tunggal atau klindamisin 400 mg i.v. 1 hari - Hernia dengan mesh - Hernia insisional - Hernia dengan obesitas - Daya tahan rendah, Diabetes Mellitus Bersih terkontaminasi Esofagus Gastro duodenal Usus halus - Gram negatif - Bakteri Anaerob - Enterococcus Sefasolin 1 g. i.v. Bila curiga anaerob, ditambah Metronidazol 500 mg. I.v. atau Klindamisin 600 mg i.v. dan Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v. 1 hari Bedah gastro-duodenal dengan risiko tinggi - Ulkus dengan perdarahan - Ulkus duodeni dengan obstruksi - Ulkus lambung - Keasaman lambung yang rendah - Motilitas lambung yang menurun - Keganasan - Obesitas - Penderita dengan terapi H2 antagonis BEDAH BILIER RISIKO RENDAH - Enterobacteriaceae - Enterococcus - Clostridium Spp - Anaerob Sefasolin 1 g i.v. Bila curiga anaerob, ditambah Metronidazol 500 mg i.v. atau Klindamisin 600 mg i.v. dan Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v. 1 hari - Kolesistitis akut - Kolangitis akut - Batu duktus koledokus - Obstructive jaundice - Usia > 60 tahun BEDAH BILIER RISIKO RENDAH Sefasolin 1 g i.v. Atau Klindamisin 600 mg i.v. dan Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v. 1 hari - Batu kandung empedu
  • 22. APENDEKTOMI ELEKTIF Enteric aerob, Anaerob Sefuroksim 1 g i.v. Atau Klindamisin 600 mg i.v. dan Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v. 1 hari - Bila perforasi, gangren, inflamasi berat atau komplikasi, dilanjutkan dengan regimen terapi KOLOREKTAL Enteric Aerob Anaerob Sefasolin 1 g. i.v. dan Metronidazol 500 mg. I.v. Atau Klindamisin 600 mg i.v. dan Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v. 1 hari Persiapan sterilisasi usus besar Hari I Diet rendah residu Bisakodil 1 tab jam 18.00 Hari II Diet rendah residu Magnesium sulfat 15 mg diberikan jam 10.00, jam 14.00 dan jam 18.00 Enema dengan larutan Saline sampai bersih Hari III Diet cair Magnesium sulfat 15 mg jam 10.00 dan jam 14.00 Tenpa Enema Neomisin 1 gram dan Eritromisin basa 1 gram per oral diberikan jam 13.00, jam 14.00 dan jam 23.00 Hari IV Operasi dijadwalkan jam 08.00