Teks tersebut membahas tentang epidemiologi kesehatan reproduksi. Secara singkat, epidemiologi kesehatan reproduksi mempelajari distribusi, frekuensi, dan faktor-faktor penyakit atau masalah kesehatan reproduksi pada populasi. Metode epidemiologi terdiri atas deskriptif dan analitik untuk menganalisis data dan menguji hipotesis.
2. Sejarah dan Perkembangan Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi
Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali, kata produksi yang
berarti membuat atau menghasilkan. Sehingga istilah reproduksi mempunyai arti
suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian
hidupnya. Arti kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki seseorang. Pengertian sehat
disini, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, namun juga sehat
secara mental dan sosial cultural.
Epidemiologi kesehatan reproduksi adalah ilmu yang mempelajari
tentang distribusi, frekuensi dan determinan penyakit atau masalah
kesehatan reproduksi pada populasi atau kelompok. Distribusi dalam
kesehatan reproduksi adalah memahami kejadian yang berkaitan
dengan masalah kesahatan reproduksi.
3. Epidemiologi menggambarkan kejadian menurut karakter
orang, tempat dan waktu.Karakter orang meliputi umur saat
hamil dan bersalin, status perkawaninan, paritas, pekerjaan,
ras, kelas sosial, dsb. Karakter tempat meliputi kota, desa,
provinsi, batas wilayah, letak geografis (pegunungan/pantai).
Misalnya persalinan dengan dukun di desa lebih tinggi (63%)
dibanding kota (32%) atau angka kejadian penyakit HIV/AIDS
lebih tinggi terjadi di provinsi Papua.
4. Epidemiologi memiliki manfaat yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi.
Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
Sebagai metode/ pendekatan dalam
penyelesaian masalah kesehatan,
khususnya kesehatan reproduksi.
Sebagai tool (alat), selalu menanyakan
siapa yang terkena, dimana dan
bagaimana.
Diagnosis komunitas untuk
menentukan penyebab mortalitas dan
morbiditas.
Melihat resiko individu dan
pengaruhnya pada populasi
atau kelompok kejadian (misalnya : flu
burung, SARS).
5. Menentukan besarnya masalah kesehatan reproduksi. Langkah
yang diambil dalam menentukan besarnya masalah dengan
menggunakan pertanyaan sebagai berikut :
– Pada populasi spesifik mana masalah tersebut terjadi?
– Apa penyebabnya?
– Faktor resiko yang menyebabkan masalah tersebut?
– Bagaimana peran surveilansi?
– Reduksi faktor resiko berdasarkan intervensi yang aman dan efektif ?
6. Kaitan dengan teori segitiga epidemiologi
Kaitan dengan teori terjadinya penyakit, yakni hubungan antara agent, host,
dan environment, ketiganya harus berada dalam keseimbangan agar kondisi seseorang
menjadi sehat.Pada KIA penjamunya adalah ibu, bayi, dan anak balita.Maka kondisi ibu,
termasuk ibu hamil, bayi dan balita harus sehat jasmani rohani dan sosialnya.Hal itu bisa
dicapai dengan pemenuhan gizi, dan berbagai perilaku sehat lainnya seperti olahraga,
perilaku hidup bersih dan sehat, dll. Lingkungan hidup akan sangat berkaitan dengan
lingkungan dalam rumah tangga secara fisik, biotik, sosial dan psikologis dari ibu, ayah,
anak, tetangga, dan lainnya.
agent
hots environment
7. Faktor-faktor yang dapat menjadi faktor
resiko (selanjutnya disebut penyebab)
dapat dikelompokan menjadi :
1. Faktor Predisposisi adalah faktor yang dapat
menciptakan status
kerentanan(susceptibility) terhadap agen
penyakit, misalnya:umur, jenis
kelamin,penyakit sebelumnya, dan lain-lain.
2. Faktor yang Memungkinkan (Enabling
Factors) adalah faktor yang mungkin
menguntungkan untuk perkembangan
penyakit atau tidak membantu untuk
menyembuhkan penyakit atau memelihara
kesehatan yang baik, misalnya: pendapatan
yang rendah, gizi buruk, rumah tidak sehat,
pelayanan medis yang tidak cukup.
3. Faktor yang Memastikan (Precipitating
Factors)adalah faktor yang dihubungkan
dengan serangan suatu penyakit atau status
kesehatan, misalnya: keterpaparan terhadap
agen infeksius atau agen keracunan.
4. Faktor yang Memperkuat (Reinforcing
Factors) adalah keterpaparaan yang
berulang dan kerja berlebihan dapat
memperberat penyakit yang ada
5. Metode – metode Epidemiologi ,terdapat 2
tipe pokok yaitu deskritif dan analitik
8. 1. Metode epidemologi deskritif
mempelajari tentang bagaimana frekuensi peyakit berubah menurut
perubahan variable-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person),
tempat (place), dan waktu (time).
Umur
Jenis kelamin
Status sosial
Jenis pekerjaan
Penghasilan
Golongan eknik
Status perkawinan
Besarnya keluarga
Struktur keluarga
Tempat dan waktu kejadian
9. 2.Metode epidemologi analitik
Pendekatan/metode ini digunakan untuk menguji data dan informasi-
informasi yang diperoleh dari studi epidemiologi deskriptif.
WHO memperkirakan bahwa hampir lima puluh enam juta orang meninggal pada tahun
2000, 10,9 juta (atau hampir 20 persen) di antaranya adalah anak-anak kurang dari lima
tahun . Dari kematian anak-anak ini, 99,3 persen terjadi di negara berkembang. Hampir
70 persen kematian di negara-negara maju terjadi di luar usia tujuh puluh tahun,
dibandingkan dengan sekitar 30 persen di negara-negara berkembang. Poin utamanya
adalah jumlah kematian yang relatif tinggi di negara berkembang pada usia dewasa
muda (15-59 tahun). Lebih dari 30 persen dari semua kematian di negara berkembang
terjadi pada usia ini, dibandingkan dengan 15 persen di daerah yang lebih kaya.
Kematian dewasa prematur yang sangat besar di negara berkembang adalah masalah
kesehatan masyarakat yang utama.