4. PERILAKU NEGATIF REMAJA
SEKARANG:
Kenakalan remaja tawuran dan tindak kekerasan
Penyalahgunaan NAPZA
Kehidupan “dugem” dan seks bebas
Daya juang kurang ingin mendapatkan sesuatu dg
mudah
Sopan santun sangat kurang
Masalah keswa cemas, depresi sampai tindakan bunuh
diri
6. SITUASI LINGKUNGAN, PERK. PEND & PERK.
REMAJA
BUTUH PROSES PENYESUAIAN
BUTUH BANTUAN YG TERARAH
BUTUH PENGETAHUAN DASAR DAN PRINSIP
KONSELING
7. DASAR PEMIKIRAN
Remaja dg kemampuan yg baik, mampu
mengatasi masalah
Konflik jiwa atau kesulitan yg tak dpt diatasi
Kemampuan jadi lemah
Konseling
Kemampuan jadi pulih
8. DASAR PEMIKIRAN
Seseorang mempunyai kebebasan disertai tanggung jawab untuk
menentukan yang terbaik bagi dirinya
Seseorang mempunyai potensi untuk berkembang ke arah yang baik
Konselor berperan memfasilitasi untuk mewujudkan perilaku baru yang
lebih baik. Hal ini bisa terwujud bila konselor dpt berempati
9. KEGIATAN
PEMECAH KEBEKUAN
Tujuan: membangun kel. & menyadari
masalah dlm mendengar & mengingat
Peserta berpasangan dg mereka yg blm dikenal betul, selanjutnya mereka
memperkenalkan diri lebih detail
Di dalam kelompok, mereka diminta untuk memperkenalkan pasangan
masing-masing berdasarkan apa yg didengarnya sewaktu berkenalan
10. KEGIATAN
KOMUNIKASI SEARAH DAN 2 ARAH
Tujuan: Agar peserta menyadari bahwa
sbg konselor, mereka perlu:
Menjadi pendengar yg aktif dan memberikan umpan balik kpd individu yg
mencari pertolongan
Bagaimana rasanya ketika berbicara dg konselor yg aktif dan tidak aktif
11. KOMUNIKASI SATU ARAH
PS dibagi dlm 2 kelompok yg berdiri membentuk
lingkaran. Kel. A berada pd lingkaran dlm dan tidak
boleh bergerak, kel. B pd lingkaran luar dan
bergerak sesuai jarum jam.
Kel. B harus membicarakan topik yg disarankan
kepada kel. A
Kel. A diminta mendengarkan tanpa reaksi thd
cerita Kel. B
Stl bbrp menit, pelatih akan memberikan aba-aba
pd B untuk bergerak searah jarum jam dan
berbicara pd orang yg berdiri di hadapannya
Ulangi beberapa kali shg peserta kembali ke posisi
awal
12. KOMUNIKASI DUA ARAH
Lingkaran bertukar tempat. Lingkaran luar
menerima instruksi seperti sebelumnya
Lingkaran dalam yg baru diperbolehkan bereaksi
dan menanggapinya
Diskusi dlm kelompok besar
Bgmn rasanya saat menjadi A? Mengapa? Apa
rasanya ketika diam mendengarkan
Bgmn rasanya saat menjadi B? Bgmn rasanya
saat membicarakan sesuatu yg bersifat pribadi
dan tidak mendapat tanggapan
Pengalaman apa yg didapat dr praktek ini
14. Konsep Dasar Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan dari
seorang konselor kepada seorang atau
sekelompok orang (klien) agar dapat memahami
masalahnya dan mengambil keputusan dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
KONSELOR
adalah seorang yang memberikan konseling.
KLIEN
adalah seorang yang mendapat konseling.
A. Pengertian
Konseling
15. Konsep Dasar Konseling
Konseling kesehatan remaja adalah konseling
yang diberikan oleh konselor kepada seorang
klien remaja atau kelompok remaja yang
membutuhkan teman bicara untuk mengenali dan
memecahkan masalahnya.
A. Pengertian
Konseling
16. Konsep Dasar Konseling
A. Pengertian Konseling
Komponen
konseling
kesehatan remaja
Klien remaja
Konselor untuk
remaja
Suasana/atmosfer
konseling
kesehatan remaja
17. Konsep Dasar Konseling
B. Tujuan
Membantu remaja agar mampu memahami
masalah
Memberi informasi yang berkaitan dengan masalah
remaja
Mendorong remaja menemukan berbagai alternatif
penyelesaian masalah
Membantu remaja untuk mengambil keputusan
sendiri dan melaksanakan keputusannya serta
bertanggung jawab terhadap keputusannya
Memberikan dukungan emosi, mengurangi
kekhawatiran dan penderitaan.
18. Konsep Dasar Konseling
Timbulnya pemahaman dan pengertian diri
sehingga menemukan jalan keluar bagi
dirinya dan dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri
Remaja mencapai perkembangan yang
optimal, baik secara akademis, psikologis
dan sosial
C.MANFAAT
20. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi yg menyembuhkan shg klien dpt
mengekspresikan perasaan dan pikirannya terjadi
katarsis emosional
Konselor menumbuhkan perasaan aman shg klien
merasa menemukan orang yg mengerti dirinya
21. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
HADIR DLM PERCAKAPAN
Wajah lembut, ramah, tersenyum
Sikap tubuh: rileks, terbuka, penuh perhatian, condong
ke arah klien
Intonasi suara: lembut dan temponya disesuaikan
dengan kebutuhan klien
22. CARA MENJADI PENDENGAR
AKTIF
Duduk berhadapan dan membungkuk ke arah klien
Membuat kontak mata
Rileks dan sikap terbuka
Memberi perhatian sepenuhnya
Tidak memotong pembicaraan
Menganggukkan kepala dan mengatakan “Ya, saya mengerti” sehingga klien
tahu bahwa anda mendengarkan
23. CARA MENJADI PENDENGAR YANG AKTIF
a. Perhatian secara nonverbal biarkan PS
bercerita hal yg mereka anggap penting dan
tunjukkan bahwa anda tertarik
b.Fasilitasi komentar spt “Bisa anda cerita lb
lanjut ttg itu” akan menolong PS memusatkan pada
ceritanya
c. Menyimpulkan misalnya: “Jadi anda meng-
alami sedih sejak 3 minggu ini, sulit tidur dan berat
badan turun”. Hal ini membuat PS merasa anda
mendengarkan dan dia dpt mengoreksi kesalahan
d.Klarifikasi untuk menyimpulkan dan menghu-
bungkan satu sama lain. Misalnya “jadi anda merasa
sedih dan susah tidur stl DO dari sekolah?”
24. MENDENGARKAN: TINGKATAN
Memperhatikan perkataan klien
Memperhatikan nada suara
Mengamati gerak tubuh saat bicara
Memperhatikan keheningan dan apa yg tidak dikatakan oleh klien
Memperhatikan makna dr kata-kata klien
Memperhatikan perasaan klien
25. EMPATI
Menempatkan diri pada posisi klien
Memandang dan memahami dunia dari sudut pandang klien
Namun hanya seakan-akan
Pada saat yg bersamaan konselor tetap memiliki jarak dg klien untuk
menjaga agar konselor tetap berada pd posisi sbg konselor
Misalnya mengatakan:”saya mengerti perasaan saudara”
26. EMPATI
Konselor tidak memasukkan nilai pribadinya kepada klien
Namun perlu memperhatikan nilai:
– Yg membahayakan kehidupan, kesehatan dan kesehatan
jiwa
– Nilai yg melanggar hak azasi
27. KONSELOR YG EFEKTIF DAN TIDAK
EFEKTIF
TUJUAN
Agar peserta menggunakan pengalaman mereka dlm memberi
pertolongan shg mereka dpt menemukan, mengutarakan serta menyerap
cara untuk menjadi konselor yg efektif
Mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai derajat pengetahuan
peserta
28. KEGIATAN
Anggota kel.kecil Slg berbagi pengalaman saat
berkonsultasi dg orang lain
Buat 2 daftar: tingkah laku konselor yg
membantu dan tidak membantu
Salah satu anggota kel. Mencatat hasil diskusi
dan disampaikan di kel. Besar
Pelatih merangkum berbagai komentar di papan
tulis
Peserta menyampaikan apa yg telah mereka
ketahui mengenai konseling
30. KONSELING BUKAN
Situasi dimana klien dinilai, dihakimi dan disalahkan
Pemberian nasihat sebagai jalan keluar atas dasar “konselor lebih
mengetahui mana yang terbaik bagi klien”
31. NASIHAT PERLU DIHINDARI KARENA
Bila tak cocok dengan klien klien akan merasa tak nyaman karena tak
dpt melaksanakan nasihat konselor atau karena hasilnya kurang baik
klien akan menyalahkan konselor
Bila kebetulan cocok klien akan merasa ketergantungan untuk selalu
mendapatkan nasihat dari konselor
32. • Untuk membangun hubungan dan mencairkan
suasana agar klien merasa aman dan nyaman
dalam mengemukakan masalah
Greet – Salam
• Untuk mengetahui secara medlm ttg
perasaan, alasannya datang dan
mengidentifikasi masalah klien
Ask – Tanyakan
• Untuk memberikan informasi sesuai
dengan kebutuhan klien remaja
Tell – Ungkapkan
• Untuk diskusikan alternative pemecahan
masalah serta konsekuensinya shg klien
bisa membuat keputusan
Help – Bantu
• Untuk menjelaskan pd klien yg perlu
dilakukan stl mengambil keputusan,
termasuk konsekuensinya
Explain – Jelaskan
• Untuk mengevaluasi proses konseling dan
membuka kesempatan bg klien untuk
tindak lanjut jika diperlukan
Return – Undang
Langkah-Langkah Proses Konseling (GARTHER-
SATU TUJU)
34. Menerima klien apa adanya
Bersifat Optimis
Mampu simpan rahasia
Sensitif Menilai
Mampu memberi informasi
Fleksibel
Dapat menghargai orang lain
Terbuka dan jujur
Bersikap tidak menilai
Percaya diri
Punya rasa humor
Pendengar yang baik
Terampil dalam membantu
Dapat berempati
F. Syarat Konselor
35. BBRP PRINSIP KONSELING
1. Konselor memp. Sikap dan pandangan yg luas,
fleksibel, tak memihak atau berprasangka, bersikap
optimis dan mampu jadi pendengar yg baik
2. Individu yg dihadapi memp. Kebutuhan; Biologis,
psikologis dan sosial
36. BBRP PRINSIP KONSELING
3. Individu berkembang dinamik dan mengalami
perubahan
4. Individu tak lepas dr masy. Yg melatar belakangi
5. Konselor bertolak dr pandangan dan penghayatan
klien, bukan dr apa yg dianggap penting oleh
individu
37. BBRP PRINSIP KONSELING
6. Menerima klien apa adanya. Bl timbul antipati,
alihkan pd konselor lain
7. Klien cenderung subyektif
8. Konselor hrs pegang rahasia
9. Konselor berfungsi sbg cermin, jangan direktif dan
memberi nasihat terlalu dini. Bl ada penilaian moral,
klien terancam
38. BBRP PRINSIP KONSELING
10. Tujuan: klien dpt membimbing diri sendiri dan
pecahkan masalah
11. Adakan evaluasi
12. Bl klien meninggalkan konselor, ia harus merasa
dimengerti, diterima, aman dan penuh harapan akan
dibantu
39. PRAKTEK KONSELING
Tujuan: melatih peserta dlm keterampilan konseling
Metode: mainkan peran sbg seorang yg memiliki masalah, misalnya
psikosomatik akibat cemas saat menjelang ulangan
Konselor mendengar dg rasa empati
Diskusikan dan berganti peran
40. MENGAKHIRI KONSELING
Evaluasi bersama klien apakah tujuan
awal sudah tercapai
Apakah ada tujuan lain yg harus dicapai
Buat kesimpulan dan sampaikan
kepada klien
Tanyakan perbedaan apa yg mereka
rasakan
Apa yg akan dilakukan dimasa
mendatang
Akhiri saat klien merasa nyaman
41. SALING KOMENTAR
Minta kepada anggota kelompok untuk mengomentari kekurangan yg
dilakukan temannya dlm melakukan konseling
Peserta dilatih untuk dpt menerima kritikan
Minta juga peserta untuk memberi komentar ttg penggunaan jarak dan
aspek komunikasi nonverbal yg optimal
Pelatih mencatat kesimpulan kel.
42. TEKNIK KONSELING VERBAL
TUJUAN: Membantu klien mengeksplorasi masalah
secara utuh dan dg derajat yg lb dalam
Gunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan
yg tertutup/mengarahkan/memberi saran. Beri
contoh
Gunakan kalimat pendorong agar klien terus
bicara, misalnya “Saya mengerti”, “Ya”, “lalu” dll
Ulangi beberapa kata-kata klien yg penting
43. PERTANYAAN TERTUTUP
Pertanyaan yg dijawab dg ‘Ya” atau “Tidak”
Menyebabkan terhentinya eksplorasi diri
Pemberian saran juga menyebabkan terhentinya eksplorasi diri
44. KATA-KATA KUNCI
Kata yg diucapkan berulangkali
Kata yg diucapkan dg nada emosional
Diucapkan dg tata bahasa yg tak layak
Justru tidak diucapkan
Kata kunci perlu diperhatikan dan dieksplorasi,
karena akan membawa klien kepada masalah
yg mengganggu atau dipendam
45. KOMUNIKASI NONVERBAL
EKSPRESI PERASAAN DAN PENGGUNAAN
GERAK TUBUH
Konselor harus memperhatikan penampilan
klien, cara berbicara, nada suara, penekanan, dll.
Apakah ada kontradiksi antara isi verbal dan
nonverbal?
Konselor juga memperhatikan komunikasi
nonverbalnya, misalnya cara berpakaian,
anggukan kepala, perubahan ekspresi wajah yg
menunjukkan ketertarikan, nada suara lembut,
sentuhan dll
46. BERLATIH JADI PENGAMAT
Berpasangan melakukan praktek konseling,
seorang jadi pengamat
Amati sikap konselor: aspek tingkah laku
nonverbal, pertanyaan serta refleksi yg
dilakukan konselor
Tanyakan ttg perasaan klien menjalani konseling
Tanyakan ttg perasaan konselor selama
konseling
Berikan umpan balik ttg pengamatan anda
Beri saran untuk perbaikan
47. HAL YG PERLU DIHINDARI
Mendengar sambil bekerja, misalnya sibuk menulis, menelpon, SMS,
melamun atau garuk-garuk
Pandangan mata menerawang
Cenderung memperhatikan penampilan
Menghakimi: mengkritik, memberi julukan, menyindir atau menyimpulkan
terlalu dini
Memotong pembicaraan klien shg eksplorasi diri terhenti
48. HAL YG PERLU DIHINDARI
Memberikan solusi: memerintah, mengancam, moralisasi, menasihati dini
Menghindar dr pembicaraan: membelokkan, adu argumentasi atau
menenteramkan
Banyak bicara
Menuntut fakta
Menyimpulkan terlalu dini
49. METODE LATIHAN
Dalam berpasangan, mainkan peran sbg seorang klien dan yang lainnya
menjadi seorang konselor
Gunakan teknik keterampilan konseling untuk mengeksplorasi masalah
Diskusikan dlm kelompok besar
50. PUTARAN “ROLE PLAY”
Minta seorang sukarelawan/wati untuk berperan sbg
seorang klien di depan kelompok
Seorang konselor mewawancarai klien tsb
Hentikan stl bbrp menit dan katakan pd klien untuk diam
tidak bergerak
Minta konselor lain untuk mengeksplorasi masalah dg cara
lain
Mintalah klien untuk mengulangi pernyataan terakhirnya
shg konselor lain bisa memberi respons
Ganti lagi dg konselor lain
Pelatih menyela masuk dan memberikan contoh
melakukan dg cara lain
51. Topik Kesulitan belajar
Tujuan Mengenali permasalahan kesulitan belajar, Mencari penyebab gangguan belajar, Membantu mencari solusi permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal) untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulainya kesulitan belajat, Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya kesulitan belajar, baik secara
fisik, psikologis maupun sosioekonomi, Mengidentifikasi upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalahnya
Tell Memberikan informasi tentang gaya belajar, penyebab gangguan konsentrasi dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan remaja
Help Mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan setelah mengambil keputusan untuk mengatasi kesulitan belajar
Mendorong klien remaja melakukan pilihan perubahan yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah untuk mengambil keputusan, Setelah itu, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah
diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien,
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seorang ahli seperti dokter, psikolog atau psikiater. Pakah konselor perlu
memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orangtua atau keluarga dekat lainnya
Apakah konseling perlu dirujuk pada pelayanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi kesulitan belajar
pada akhir sesi ke-2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan
G. Konseling Kasus Kesehatan Berikut merupakan teknik konseling
kasus-kasus kesehatan remaja
1. Kesulitan Belajar
52. 2. Masalah Gizi
Topik Masalah Gizi
Tujuan Mengenali permasalahan gizi, Mencari penyebab masalah gizi, Membantu mencari solusi permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah gizi, Mengidentifikasi faktor yangmempengaruhi timbulnya masalah gizi, Pola makan,
Psikologis/stress, meniru idola, Keluhan penyakit (kecacingan, malaria, TB, dan infeksi kronis)
Tell Memberikan informasi gizi yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi sehingga remaja mampu menentukan pilihan upaya
yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah gizi dan Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
gizi
Setelah klien remaja mengambil kepuitusan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah gizi
pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
53. 3. Kesehatan Reproduksi (Pubertas)
Topik Tumbuh Kembang Remaja (Pubertas)
Tujuan Mengenali permasalahan tumbuh kembang remaja, Mencari penyebab masalah tumbuh kembang remaja, Membantu mencari
solusi permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah tumbuh kembang remaja, Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya
masalah tumbuh kembang remaja, yaitu: factor genetic, kecukupan gizi, olahraga, psikososial, Upaya yang sudah dilakukan untuk
mengatasi masalahnya
Tell Memberikan informasi tumbuh kembang remaja, sesuai dengan yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tumbuh kembang sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi
Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
tumbuh kembang, Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
tumbuh kembangakhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
54. 3. Kesehatan Reproduksi
Topik Kesehatan Reproduksi Seperti: gangguan menstruasi, IMS
Tujuan Mengenali permasalahan kesehatan reproduksi Mencari penyebab masalah kesehatan reproduksi, Membantu mencari solusi
permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah kesehatan reproduksi
Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan reproduksi yaitu Anatomi dan fisiologis organ,
Kebersihan diri, Perilaku seksual, Psikologis/stress
Tell Memberikan informasi kesehatan reproduksi, sesuai dengan yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi
Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan reproduksi
Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
kesehatan reproduksi pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
55. 4. NAPZA
Topik Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif (NAPZA)
Tujuan Konseling Penyalahgunaan NAPZA mampu mengidentifikasi permasalahan yang menyebabkan dirinya menyalahgunakan
NAPZA
Penyalahguna NAPZA mampu mengmbil langkah-langkah menyelesaikan masalah interpersonal dan
emosionalnya
Penyalahgunaan NAPZA mampu mengambil keputusan untuk mengatasi ketergantungan
Penyalahguna NAPZA memahami jenis-jenis dan dampak dari penyalahguna NAPZA
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi perilaku berisiko klien remaja
Konselor dapat melakukan penggalian latar belakang klien remaja menyalahgunakan NAPZA, jenis yang
digunakan, intensitas penggunaan, tahapan penggunaan dan mengidentifikasi orang-orang terdejat klien remaja
yang dapat memberikan dukungan emosional terhadap klien remaja.
Tell Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penyalahgunaan NAPZA sehingga klien
remaja mampu menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA
Mendorong klien remaja melakuakn pilihan solusi yang telah disepakati
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah gizi
Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
56. Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil
keputusan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA
Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan
yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog
dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang
terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien
remaja untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya
(control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Lanjutan teknik konseling napza
57. 5. KEHAMILAN
Topik Kehamilan Tidak Diinginkan
Tujuan Klien remaja mampu menerima dan menjaga kesehatan diri dan kehamilannya
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi kesiapan klien menghadapi kehamilannya
Tell Memberikan informasi konsekuensi melanjutkan kehamilan
Memberikan informasi konsekuensi melakukan aborsi
Memberikan informasi pentingnya menjaga kehamilan, seperti control kehamilan secara rutin, dan lain-lain sesuai
kebutuhan klien remaja
Help Menentukan pilihan upaya yang bisa dilakukan klien remaja untuk menjaga kesehatan diri dan kehamilannya
Mendorong klien berani melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kehamilan tidak diinginkan
Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi
masalah kehamilan tidak diinginkan akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
58. 6. Masalah Emosional Depresi
Topik Depresi Yang ditandai dengan suasana hati yang murung dan sedih, merasa putus asa dalam wktu sekurang-kurangnya 2
minggu
Tujuan Mengenali kondisi depresi yang sedang dihadapi klien remaja, Mencari penyebab depresi, Membantu mencari solusi
permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya depresi , Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya depresi, baik fisik, psikologis,
maupun sosioekonomi, Mengidentifikasi ada tidaknya keinginan atau upaya bunuh diri. Bila ditemukan, segera lakukan rujukan
ke psikiater, dan jika tidak, lanjutkan ke poin berikutnya, Menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi depresi
Tell Memberikan informasi mengenai tanda-tanda, penyebab, dampak depresi, dan lain-lain yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah depresi sehingga klien remaja mampu menentukan pilihan
upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakukan klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
depresi, Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psaaikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
depresiakhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
59. 7. HIV (Pre Test HIV)
Topik Konseling Pre Tes HIV
Dialog antara klien remaja dan konselor yang mambahas tentang tes HIVdan kemungkinan dampak yang terjadi bila
klien remaja/orang lain mengetahui hasil tes HIV klien remaja secara khusus
Tujuan Dilaksanakan untuk membantu klien remaja dalam membuat keputusan yang baik tentang apakah akan menjalani tes
HIV atau tidak
Menilai kemampuan klien remaja untuk menerima suatu hasil tes positif termasuk dukungan emosional dan praktis yang
tersedia bagi mereka
Memastikan bahwa klien remaja memahami kekurangan dan implikasi hasil tes sebelum memutuskan untuk melakukan
tes HIV
Memberikan klien remaja waktu yang cukup untuk mempertimbangkan apakah akan menjalani tes atau tidak
Mempersiapkan/membantu klien remaja dalam menghadapi hasil tes dengan sikap yang baik bila terbukti terinfeksi HIV.
Namun bila hasilnya negative, dapat mengarahkan klien remaja untuk menjaga agar tetap negatif
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi apakah klien remaja mungkin pernah berada dalam risiko tertular HIV
Menggali kemungkinan berbagai kerahasiaan memberitahu hasil tes kepada pasangan, teman atau keluarga dekat
Tell Memberi informasi umum tentang tes HIV, masa jendela (window period), penurunan risiko penularan HIV, pengobatan yang
tersedia, kekurangan dan implikasi hasil tes sebelum memutuskan untuk melakukn tes HIV
Menjelaskan bagaimana kerahasiaan akan dijaga
Menginformasikan pentingnya memberitahu hasil pre tes kepada pasangan atau keluarga terutama bila hasilnya positif
60. Help Mendiskusikan alternative pemecahan masalah beserta konsekuensinya sehingga klien
remaja bias membuat keputusan
Mengatur strategi dalam menghadapi tes HIV
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil
keputusan untuk melakukan pre test
Konselor perlu mengingatkan risiko jika nanti hasil tesnya positif maupun dampaknya,
dalam hal ini pasangan dan keluarga jika mengetahuinya
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi,
psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau
orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Lanjutan teknik konseling HIV (Pre Test HIV)
61. 7. HIV (Post Test HIV utk hasil tes negatif)
Topik Konseling Postes (Hasil Tes Negatif)
Tujuan Konseling Memberi dukungan kepada orang yang telah menjalani tes HIV
Mengurangi penyebaran HIV melalui diskusi hasil tes, berbagi informasi, menyediakan
dukungan dan menyarankan perilaku seks yang lebih aman pada masa datang
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Menanyakan secara mendalam tentang perasaan klien remaja, dan situasi klien setelah
melakukan pre tes
Tell Membacakan hasil tes:
- Konselor harus member perhatian dengan menanyakan kembali kesiapannya untuk
mengetahui hasil
- Bacakan dengan nada datar, mulai dengan identitas klien remaja, jangan menambah
komentar, jangan menunjukkan ekspresi muka tertentudan jangan tergesa-gesa
- Memunggu reaksi klien ramaja dengan cara berdiam diri kurang lebih 15-30 detik
Memberikan informasi tentang penularan dan pencegahan penularan HIV
Menginformasikan pentingnya memberitahu hasil post tes kepada pasangan atau keluarga
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perilaku berisikonya
sehingga terhindar dari penularan HIV
Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
62. Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil
keputusan tentang masalah perilakunya yang berisiko terhadap penularan HIV
Setelah klien remaja mengambil keputusan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan
yang telah diambil
Return Evaluasi/penilaian kebutuhan tes ulang untuk menentukan tingkat risiko penularan HIV
dalam masa 6 bulan mendatang
Memotivasi agar klien remaja mau melakukan tes ulang dalam masa 6 bulan mendatang,
terutama bila klien remaja masih mempunyai kebiasaan berperilaku berisiko
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog
dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang
terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien
dalam mengatasi masalah perilakunya yang berisiko terhadap penularan HIV pada akhir sesi
ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Lanjutan teknik konseling HIV (Post Test HIV utk hasil tes negatif)