SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
PELAYAYANAN KONSELING DLM
PENANGANAN MASALAH REMAJA
Lisa Handayani S.Tr.Keb.,M.kes
FISIK
JIWA
SOSIAL
PENDAHULUAN
REMAJA
KELUARGA
SEKOLAH LINGK.
PERILAKU & MASALAH REMAJA
PERILAKU NEGATIF REMAJA
SEKARANG:
 Kenakalan remaja  tawuran dan tindak kekerasan
 Penyalahgunaan NAPZA
 Kehidupan “dugem” dan seks bebas
 Daya juang kurang  ingin mendapatkan sesuatu dg
mudah
 Sopan santun sangat kurang
 Masalah keswa  cemas, depresi sampai tindakan bunuh
diri
HAL YG BERPENGARUH
ORANGTUA SIBUK
PERKEMBANGAN
REMAJA
PENGARUH
LINGKUNGAN
SITUASI LINGKUNGAN, PERK. PEND & PERK.
REMAJA
BUTUH PROSES PENYESUAIAN
BUTUH BANTUAN YG TERARAH
BUTUH PENGETAHUAN DASAR DAN PRINSIP
KONSELING
DASAR PEMIKIRAN
Remaja dg kemampuan yg baik, mampu
mengatasi masalah
Konflik jiwa atau kesulitan yg tak dpt diatasi
Kemampuan jadi lemah
Konseling
Kemampuan jadi pulih
DASAR PEMIKIRAN
Seseorang mempunyai kebebasan disertai tanggung jawab untuk
menentukan yang terbaik bagi dirinya
Seseorang mempunyai potensi untuk berkembang ke arah yang baik
Konselor berperan memfasilitasi untuk mewujudkan perilaku baru yang
lebih baik. Hal ini bisa terwujud bila konselor dpt berempati
KEGIATAN
PEMECAH KEBEKUAN
Tujuan: membangun kel. & menyadari
masalah dlm mendengar & mengingat
 Peserta berpasangan dg mereka yg blm dikenal betul, selanjutnya mereka
memperkenalkan diri lebih detail
 Di dalam kelompok, mereka diminta untuk memperkenalkan pasangan
masing-masing berdasarkan apa yg didengarnya sewaktu berkenalan
KEGIATAN
KOMUNIKASI SEARAH DAN 2 ARAH
Tujuan: Agar peserta menyadari bahwa
sbg konselor, mereka perlu:
 Menjadi pendengar yg aktif dan memberikan umpan balik kpd individu yg
mencari pertolongan
 Bagaimana rasanya ketika berbicara dg konselor yg aktif dan tidak aktif
KOMUNIKASI SATU ARAH
 PS dibagi dlm 2 kelompok yg berdiri membentuk
lingkaran. Kel. A berada pd lingkaran dlm dan tidak
boleh bergerak, kel. B pd lingkaran luar dan
bergerak sesuai jarum jam.
 Kel. B harus membicarakan topik yg disarankan
kepada kel. A
 Kel. A diminta mendengarkan tanpa reaksi thd
cerita Kel. B
 Stl bbrp menit, pelatih akan memberikan aba-aba
pd B untuk bergerak searah jarum jam dan
berbicara pd orang yg berdiri di hadapannya
 Ulangi beberapa kali shg peserta kembali ke posisi
awal
KOMUNIKASI DUA ARAH
 Lingkaran bertukar tempat. Lingkaran luar
menerima instruksi seperti sebelumnya
 Lingkaran dalam yg baru diperbolehkan bereaksi
dan menanggapinya
 Diskusi dlm kelompok besar
 Bgmn rasanya saat menjadi A? Mengapa? Apa
rasanya ketika diam mendengarkan
 Bgmn rasanya saat menjadi B? Bgmn rasanya
saat membicarakan sesuatu yg bersifat pribadi
dan tidak mendapat tanggapan
 Pengalaman apa yg didapat dr praktek ini
PENGERTIAN KONSELING
Konsep Dasar Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan dari
seorang konselor kepada seorang atau
sekelompok orang (klien) agar dapat memahami
masalahnya dan mengambil keputusan dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
KONSELOR
adalah seorang yang memberikan konseling.
KLIEN
adalah seorang yang mendapat konseling.
A. Pengertian
Konseling
Konsep Dasar Konseling
 Konseling kesehatan remaja adalah konseling
yang diberikan oleh konselor kepada seorang
klien remaja atau kelompok remaja yang
membutuhkan teman bicara untuk mengenali dan
memecahkan masalahnya.
A. Pengertian
Konseling
Konsep Dasar Konseling
A. Pengertian Konseling
Komponen
konseling
kesehatan remaja
Klien remaja
Konselor untuk
remaja
Suasana/atmosfer
konseling
kesehatan remaja
Konsep Dasar Konseling
B. Tujuan
Membantu remaja agar mampu memahami
masalah
Memberi informasi yang berkaitan dengan masalah
remaja
Mendorong remaja menemukan berbagai alternatif
penyelesaian masalah
Membantu remaja untuk mengambil keputusan
sendiri dan melaksanakan keputusannya serta
bertanggung jawab terhadap keputusannya
Memberikan dukungan emosi, mengurangi
kekhawatiran dan penderitaan.
Konsep Dasar Konseling
Timbulnya pemahaman dan pengertian diri
sehingga menemukan jalan keluar bagi
dirinya dan dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri
Remaja mencapai perkembangan yang
optimal, baik secara akademis, psikologis
dan sosial
C.MANFAAT
Teknik
Konseling
Membina
hubungan
saling
mempercayai
dengan klien
Gunakan
komunikasi
terapeutik
Hadir dalam
percakapan
Mendengar
aktif
Empati
Akhiri konseling
pada saat klien
merasa aman
D. Teknik
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi yg menyembuhkan shg klien dpt
mengekspresikan perasaan dan pikirannya  terjadi
katarsis emosional
Konselor menumbuhkan perasaan aman shg klien
merasa menemukan orang yg mengerti dirinya
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
HADIR DLM PERCAKAPAN
Wajah lembut, ramah, tersenyum
Sikap tubuh: rileks, terbuka, penuh perhatian, condong
ke arah klien
Intonasi suara: lembut dan temponya disesuaikan
dengan kebutuhan klien
CARA MENJADI PENDENGAR
AKTIF
Duduk berhadapan dan membungkuk ke arah klien
Membuat kontak mata
Rileks dan sikap terbuka
Memberi perhatian sepenuhnya
Tidak memotong pembicaraan
Menganggukkan kepala dan mengatakan “Ya, saya mengerti” sehingga klien
tahu bahwa anda mendengarkan
CARA MENJADI PENDENGAR YANG AKTIF
a. Perhatian secara nonverbal  biarkan PS
bercerita hal yg mereka anggap penting dan
tunjukkan bahwa anda tertarik
b.Fasilitasi  komentar spt “Bisa anda cerita lb
lanjut ttg itu” akan menolong PS memusatkan pada
ceritanya
c. Menyimpulkan  misalnya: “Jadi anda meng-
alami sedih sejak 3 minggu ini, sulit tidur dan berat
badan turun”. Hal ini membuat PS merasa anda
mendengarkan dan dia dpt mengoreksi kesalahan
d.Klarifikasi  untuk menyimpulkan dan menghu-
bungkan satu sama lain. Misalnya “jadi anda merasa
sedih dan susah tidur stl DO dari sekolah?”
MENDENGARKAN: TINGKATAN
Memperhatikan perkataan klien
Memperhatikan nada suara
Mengamati gerak tubuh saat bicara
Memperhatikan keheningan dan apa yg tidak dikatakan oleh klien
Memperhatikan makna dr kata-kata klien
Memperhatikan perasaan klien
EMPATI
 Menempatkan diri pada posisi klien
 Memandang dan memahami dunia dari sudut pandang klien
 Namun hanya seakan-akan
 Pada saat yg bersamaan konselor tetap memiliki jarak dg klien untuk
menjaga agar konselor tetap berada pd posisi sbg konselor
 Misalnya mengatakan:”saya mengerti perasaan saudara”
EMPATI
 Konselor tidak memasukkan nilai pribadinya kepada klien
 Namun perlu memperhatikan nilai:
– Yg membahayakan kehidupan, kesehatan dan kesehatan
jiwa
– Nilai yg melanggar hak azasi
KONSELOR YG EFEKTIF DAN TIDAK
EFEKTIF
TUJUAN
 Agar peserta menggunakan pengalaman mereka dlm memberi
pertolongan shg mereka dpt menemukan, mengutarakan serta menyerap
cara untuk menjadi konselor yg efektif
 Mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai derajat pengetahuan
peserta
KEGIATAN
 Anggota kel.kecil Slg berbagi pengalaman saat
berkonsultasi dg orang lain
 Buat 2 daftar: tingkah laku konselor yg
membantu dan tidak membantu
 Salah satu anggota kel. Mencatat hasil diskusi
dan disampaikan di kel. Besar
 Pelatih merangkum berbagai komentar di papan
tulis
 Peserta menyampaikan apa yg telah mereka
ketahui mengenai konseling
SIKAP MEMBANTU
TERBUKA
MENDENGARKAN
Ramah
Eksplor
Klarifikasi
Intonasi suara
Menyimpulkan
SIKAP TDK MEMBANTU
 Belum solusi?
 Belum memberi
Alternatif?
 Terlihat bingung
 Coba menyampaikan?
Tp masih belum
diterima
 Belum sampai simpulan
 Belum mempertegas
 Tampak ragu/tidak PD
KONSELING BUKAN
Situasi dimana klien dinilai, dihakimi dan disalahkan
Pemberian nasihat sebagai jalan keluar atas dasar “konselor lebih
mengetahui mana yang terbaik bagi klien”
NASIHAT PERLU DIHINDARI KARENA
Bila tak cocok dengan klien  klien akan merasa tak nyaman karena tak
dpt melaksanakan nasihat konselor atau karena hasilnya kurang baik 
klien akan menyalahkan konselor
Bila kebetulan cocok  klien akan merasa ketergantungan untuk selalu
mendapatkan nasihat dari konselor
• Untuk membangun hubungan dan mencairkan
suasana agar klien merasa aman dan nyaman
dalam mengemukakan masalah
Greet – Salam
• Untuk mengetahui secara medlm ttg
perasaan, alasannya datang dan
mengidentifikasi masalah klien
Ask – Tanyakan
• Untuk memberikan informasi sesuai
dengan kebutuhan klien remaja
Tell – Ungkapkan
• Untuk diskusikan alternative pemecahan
masalah serta konsekuensinya shg klien
bisa membuat keputusan
Help – Bantu
• Untuk menjelaskan pd klien yg perlu
dilakukan stl mengambil keputusan,
termasuk konsekuensinya
Explain – Jelaskan
• Untuk mengevaluasi proses konseling dan
membuka kesempatan bg klien untuk
tindak lanjut jika diperlukan
Return – Undang
Langkah-Langkah Proses Konseling (GARTHER-
SATU TUJU)
Prinsip
Konseling
Rahasia
Terbuka
sukarela
Kerjasama
E. Prinsip-prinsip Konseling
Menerima klien apa adanya
Bersifat Optimis
Mampu simpan rahasia
Sensitif Menilai
Mampu memberi informasi
Fleksibel
Dapat menghargai orang lain
Terbuka dan jujur
Bersikap tidak menilai
Percaya diri
Punya rasa humor
Pendengar yang baik
Terampil dalam membantu
Dapat berempati
F. Syarat Konselor
BBRP PRINSIP KONSELING
1. Konselor memp. Sikap dan pandangan yg luas,
fleksibel, tak memihak atau berprasangka, bersikap
optimis dan mampu jadi pendengar yg baik
2. Individu yg dihadapi memp. Kebutuhan; Biologis,
psikologis dan sosial
BBRP PRINSIP KONSELING
3. Individu berkembang dinamik dan mengalami
perubahan
4. Individu tak lepas dr masy. Yg melatar belakangi
5. Konselor bertolak dr pandangan dan penghayatan
klien, bukan dr apa yg dianggap penting oleh
individu
BBRP PRINSIP KONSELING
6. Menerima klien apa adanya. Bl timbul antipati,
alihkan pd konselor lain
7. Klien cenderung subyektif
8. Konselor hrs pegang rahasia
9. Konselor berfungsi sbg cermin, jangan direktif dan
memberi nasihat terlalu dini. Bl ada penilaian moral,
klien terancam
BBRP PRINSIP KONSELING
10. Tujuan: klien dpt membimbing diri sendiri dan
pecahkan masalah
11. Adakan evaluasi
12. Bl klien meninggalkan konselor, ia harus merasa
dimengerti, diterima, aman dan penuh harapan akan
dibantu
PRAKTEK KONSELING
 Tujuan: melatih peserta dlm keterampilan konseling
 Metode: mainkan peran sbg seorang yg memiliki masalah, misalnya
psikosomatik akibat cemas saat menjelang ulangan
 Konselor mendengar dg rasa empati
 Diskusikan dan berganti peran
MENGAKHIRI KONSELING
Evaluasi bersama klien apakah tujuan
awal sudah tercapai
Apakah ada tujuan lain yg harus dicapai
Buat kesimpulan dan sampaikan
kepada klien
Tanyakan perbedaan apa yg mereka
rasakan
Apa yg akan dilakukan dimasa
mendatang
Akhiri saat klien merasa nyaman
SALING KOMENTAR
 Minta kepada anggota kelompok untuk mengomentari kekurangan yg
dilakukan temannya dlm melakukan konseling
 Peserta dilatih untuk dpt menerima kritikan
 Minta juga peserta untuk memberi komentar ttg penggunaan jarak dan
aspek komunikasi nonverbal yg optimal
 Pelatih mencatat kesimpulan kel.
TEKNIK KONSELING VERBAL
TUJUAN: Membantu klien mengeksplorasi masalah
secara utuh dan dg derajat yg lb dalam
 Gunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan
yg tertutup/mengarahkan/memberi saran. Beri
contoh
 Gunakan kalimat pendorong agar klien terus
bicara, misalnya “Saya mengerti”, “Ya”, “lalu” dll
 Ulangi beberapa kata-kata klien yg penting
PERTANYAAN TERTUTUP
 Pertanyaan yg dijawab dg ‘Ya” atau “Tidak”
 Menyebabkan terhentinya eksplorasi diri
 Pemberian saran juga menyebabkan terhentinya eksplorasi diri
KATA-KATA KUNCI
Kata yg diucapkan berulangkali
Kata yg diucapkan dg nada emosional
Diucapkan dg tata bahasa yg tak layak
Justru tidak diucapkan
Kata kunci perlu diperhatikan dan dieksplorasi,
karena akan membawa klien kepada masalah
yg mengganggu atau dipendam
KOMUNIKASI NONVERBAL
EKSPRESI PERASAAN DAN PENGGUNAAN
GERAK TUBUH
 Konselor harus memperhatikan penampilan
klien, cara berbicara, nada suara, penekanan, dll.
Apakah ada kontradiksi antara isi verbal dan
nonverbal?
 Konselor juga memperhatikan komunikasi
nonverbalnya, misalnya cara berpakaian,
anggukan kepala, perubahan ekspresi wajah yg
menunjukkan ketertarikan, nada suara lembut,
sentuhan dll
BERLATIH JADI PENGAMAT
 Berpasangan melakukan praktek konseling,
seorang jadi pengamat
 Amati sikap konselor: aspek tingkah laku
nonverbal, pertanyaan serta refleksi yg
dilakukan konselor
 Tanyakan ttg perasaan klien menjalani konseling
 Tanyakan ttg perasaan konselor selama
konseling
 Berikan umpan balik ttg pengamatan anda
 Beri saran untuk perbaikan
HAL YG PERLU DIHINDARI
Mendengar sambil bekerja, misalnya sibuk menulis, menelpon, SMS,
melamun atau garuk-garuk
Pandangan mata menerawang
Cenderung memperhatikan penampilan
Menghakimi: mengkritik, memberi julukan, menyindir atau menyimpulkan
terlalu dini
Memotong pembicaraan klien shg eksplorasi diri terhenti
HAL YG PERLU DIHINDARI
Memberikan solusi: memerintah, mengancam, moralisasi, menasihati dini
Menghindar dr pembicaraan: membelokkan, adu argumentasi atau
menenteramkan
Banyak bicara
Menuntut fakta
Menyimpulkan terlalu dini
METODE LATIHAN
 Dalam berpasangan, mainkan peran sbg seorang klien dan yang lainnya
menjadi seorang konselor
 Gunakan teknik keterampilan konseling untuk mengeksplorasi masalah
 Diskusikan dlm kelompok besar
PUTARAN “ROLE PLAY”
 Minta seorang sukarelawan/wati untuk berperan sbg
seorang klien di depan kelompok
 Seorang konselor mewawancarai klien tsb
 Hentikan stl bbrp menit dan katakan pd klien untuk diam
tidak bergerak
 Minta konselor lain untuk mengeksplorasi masalah dg cara
lain
 Mintalah klien untuk mengulangi pernyataan terakhirnya
shg konselor lain bisa memberi respons
 Ganti lagi dg konselor lain
 Pelatih menyela masuk dan memberikan contoh
melakukan dg cara lain
Topik Kesulitan belajar
Tujuan Mengenali permasalahan kesulitan belajar, Mencari penyebab gangguan belajar, Membantu mencari solusi permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal) untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulainya kesulitan belajat, Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya kesulitan belajar, baik secara
fisik, psikologis maupun sosioekonomi, Mengidentifikasi upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalahnya
Tell Memberikan informasi tentang gaya belajar, penyebab gangguan konsentrasi dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan remaja
Help Mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan setelah mengambil keputusan untuk mengatasi kesulitan belajar
Mendorong klien remaja melakukan pilihan perubahan yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah untuk mengambil keputusan, Setelah itu, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah
diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien,
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
 Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seorang ahli seperti dokter, psikolog atau psikiater. Pakah konselor perlu
memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orangtua atau keluarga dekat lainnya
 Apakah konseling perlu dirujuk pada pelayanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi kesulitan belajar
pada akhir sesi ke-2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan
G. Konseling Kasus Kesehatan Berikut merupakan teknik konseling
kasus-kasus kesehatan remaja
1. Kesulitan Belajar
2. Masalah Gizi
Topik Masalah Gizi
Tujuan Mengenali permasalahan gizi, Mencari penyebab masalah gizi, Membantu mencari solusi permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah gizi, Mengidentifikasi faktor yangmempengaruhi timbulnya masalah gizi, Pola makan,
Psikologis/stress, meniru idola, Keluhan penyakit (kecacingan, malaria, TB, dan infeksi kronis)
Tell Memberikan informasi gizi yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi sehingga remaja mampu menentukan pilihan upaya
yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah gizi dan Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
gizi
Setelah klien remaja mengambil kepuitusan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah gizi
pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
3. Kesehatan Reproduksi (Pubertas)
Topik Tumbuh Kembang Remaja (Pubertas)
Tujuan Mengenali permasalahan tumbuh kembang remaja, Mencari penyebab masalah tumbuh kembang remaja, Membantu mencari
solusi permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah tumbuh kembang remaja, Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya
masalah tumbuh kembang remaja, yaitu: factor genetic, kecukupan gizi, olahraga, psikososial, Upaya yang sudah dilakukan untuk
mengatasi masalahnya
Tell Memberikan informasi tumbuh kembang remaja, sesuai dengan yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tumbuh kembang sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi
Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
tumbuh kembang, Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
tumbuh kembangakhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
3. Kesehatan Reproduksi
Topik Kesehatan Reproduksi Seperti: gangguan menstruasi, IMS
Tujuan Mengenali permasalahan kesehatan reproduksi Mencari penyebab masalah kesehatan reproduksi, Membantu mencari solusi
permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah kesehatan reproduksi
Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan reproduksi yaitu Anatomi dan fisiologis organ,
Kebersihan diri, Perilaku seksual, Psikologis/stress
Tell Memberikan informasi kesehatan reproduksi, sesuai dengan yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi
Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan reproduksi
Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
kesehatan reproduksi pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
4. NAPZA
Topik Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif (NAPZA)
Tujuan Konseling  Penyalahgunaan NAPZA mampu mengidentifikasi permasalahan yang menyebabkan dirinya menyalahgunakan
NAPZA
 Penyalahguna NAPZA mampu mengmbil langkah-langkah menyelesaikan masalah interpersonal dan
emosionalnya
 Penyalahgunaan NAPZA mampu mengambil keputusan untuk mengatasi ketergantungan
 Penyalahguna NAPZA memahami jenis-jenis dan dampak dari penyalahguna NAPZA
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask  Mengidentifikasi perilaku berisiko klien remaja
 Konselor dapat melakukan penggalian latar belakang klien remaja menyalahgunakan NAPZA, jenis yang
digunakan, intensitas penggunaan, tahapan penggunaan dan mengidentifikasi orang-orang terdejat klien remaja
yang dapat memberikan dukungan emosional terhadap klien remaja.
Tell  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penyalahgunaan NAPZA sehingga klien
remaja mampu menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA
 Mendorong klien remaja melakuakn pilihan solusi yang telah disepakati
Help  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah gizi
 Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil
keputusan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA
 Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan
yang telah diambil
Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
 Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog
dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang
terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
 Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien
remaja untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya
(control)
 Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Lanjutan teknik konseling napza
5. KEHAMILAN
Topik Kehamilan Tidak Diinginkan
Tujuan Klien remaja mampu menerima dan menjaga kesehatan diri dan kehamilannya
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi kesiapan klien menghadapi kehamilannya
Tell  Memberikan informasi konsekuensi melanjutkan kehamilan
 Memberikan informasi konsekuensi melakukan aborsi
 Memberikan informasi pentingnya menjaga kehamilan, seperti control kehamilan secara rutin, dan lain-lain sesuai
kebutuhan klien remaja
Help  Menentukan pilihan upaya yang bisa dilakukan klien remaja untuk menjaga kesehatan diri dan kehamilannya
 Mendorong klien berani melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kehamilan tidak diinginkan
 Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
 Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
 Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi
masalah kehamilan tidak diinginkan akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
 Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
6. Masalah Emosional Depresi
Topik Depresi Yang ditandai dengan suasana hati yang murung dan sedih, merasa putus asa dalam wktu sekurang-kurangnya 2
minggu
Tujuan Mengenali kondisi depresi yang sedang dihadapi klien remaja, Mencari penyebab depresi, Membantu mencari solusi
permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya depresi , Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya depresi, baik fisik, psikologis,
maupun sosioekonomi, Mengidentifikasi ada tidaknya keinginan atau upaya bunuh diri. Bila ditemukan, segera lakukan rujukan
ke psikiater, dan jika tidak, lanjutkan ke poin berikutnya, Menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi depresi
Tell Memberikan informasi mengenai tanda-tanda, penyebab, dampak depresi, dan lain-lain yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah depresi sehingga klien remaja mampu menentukan pilihan
upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakukan klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
depresi, Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psaaikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
depresiakhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
7. HIV (Pre Test HIV)
Topik Konseling Pre Tes HIV
Dialog antara klien remaja dan konselor yang mambahas tentang tes HIVdan kemungkinan dampak yang terjadi bila
klien remaja/orang lain mengetahui hasil tes HIV klien remaja secara khusus
Tujuan  Dilaksanakan untuk membantu klien remaja dalam membuat keputusan yang baik tentang apakah akan menjalani tes
HIV atau tidak
 Menilai kemampuan klien remaja untuk menerima suatu hasil tes positif termasuk dukungan emosional dan praktis yang
tersedia bagi mereka
 Memastikan bahwa klien remaja memahami kekurangan dan implikasi hasil tes sebelum memutuskan untuk melakukan
tes HIV
 Memberikan klien remaja waktu yang cukup untuk mempertimbangkan apakah akan menjalani tes atau tidak
 Mempersiapkan/membantu klien remaja dalam menghadapi hasil tes dengan sikap yang baik bila terbukti terinfeksi HIV.
Namun bila hasilnya negative, dapat mengarahkan klien remaja untuk menjaga agar tetap negatif
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi apakah klien remaja mungkin pernah berada dalam risiko tertular HIV
Menggali kemungkinan berbagai kerahasiaan memberitahu hasil tes kepada pasangan, teman atau keluarga dekat
Tell Memberi informasi umum tentang tes HIV, masa jendela (window period), penurunan risiko penularan HIV, pengobatan yang
tersedia, kekurangan dan implikasi hasil tes sebelum memutuskan untuk melakukn tes HIV
Menjelaskan bagaimana kerahasiaan akan dijaga
Menginformasikan pentingnya memberitahu hasil pre tes kepada pasangan atau keluarga terutama bila hasilnya positif
Help  Mendiskusikan alternative pemecahan masalah beserta konsekuensinya sehingga klien
remaja bias membuat keputusan
 Mengatur strategi dalam menghadapi tes HIV
Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil
keputusan untuk melakukan pre test
 Konselor perlu mengingatkan risiko jika nanti hasil tesnya positif maupun dampaknya,
dalam hal ini pasangan dan keluarga jika mengetahuinya
Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
 Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi,
psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau
orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
 Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Lanjutan teknik konseling HIV (Pre Test HIV)
7. HIV (Post Test HIV utk hasil tes negatif)
Topik Konseling Postes (Hasil Tes Negatif)
Tujuan Konseling  Memberi dukungan kepada orang yang telah menjalani tes HIV
 Mengurangi penyebaran HIV melalui diskusi hasil tes, berbagi informasi, menyediakan
dukungan dan menyarankan perilaku seks yang lebih aman pada masa datang
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Menanyakan secara mendalam tentang perasaan klien remaja, dan situasi klien setelah
melakukan pre tes
Tell  Membacakan hasil tes:
- Konselor harus member perhatian dengan menanyakan kembali kesiapannya untuk
mengetahui hasil
- Bacakan dengan nada datar, mulai dengan identitas klien remaja, jangan menambah
komentar, jangan menunjukkan ekspresi muka tertentudan jangan tergesa-gesa
- Memunggu reaksi klien ramaja dengan cara berdiam diri kurang lebih 15-30 detik
 Memberikan informasi tentang penularan dan pencegahan penularan HIV
 Menginformasikan pentingnya memberitahu hasil post tes kepada pasangan atau keluarga
Help  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perilaku berisikonya
sehingga terhindar dari penularan HIV
 Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil
keputusan tentang masalah perilakunya yang berisiko terhadap penularan HIV
 Setelah klien remaja mengambil keputusan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan
yang telah diambil
Return  Evaluasi/penilaian kebutuhan tes ulang untuk menentukan tingkat risiko penularan HIV
dalam masa 6 bulan mendatang
 Memotivasi agar klien remaja mau melakukan tes ulang dalam masa 6 bulan mendatang,
terutama bila klien remaja masih mempunyai kebiasaan berperilaku berisiko
 Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog
dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang
terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
 Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien
dalam mengatasi masalah perilakunya yang berisiko terhadap penularan HIV pada akhir sesi
ke 2 dan sesi berikutnya (control)
 Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Lanjutan teknik konseling HIV (Post Test HIV utk hasil tes negatif)
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja

More Related Content

Similar to KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja

Coaching and Counselling
Coaching and CounsellingCoaching and Counselling
Coaching and CounsellingClay Academy
 
Nota kaunseling industri (keseluruhan)
Nota kaunseling industri (keseluruhan)Nota kaunseling industri (keseluruhan)
Nota kaunseling industri (keseluruhan)Liew Yeong Cherng
 
1571013488599_Materi-3-Microskill-dan-Tahapan-Konseling.ppt
1571013488599_Materi-3-Microskill-dan-Tahapan-Konseling.ppt1571013488599_Materi-3-Microskill-dan-Tahapan-Konseling.ppt
1571013488599_Materi-3-Microskill-dan-Tahapan-Konseling.pptIKMDITAEKAPRATIWI
 
14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th
14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th 14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th
14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th Chris Hukubun
 
Modul 7 kaunseling dan stress
Modul 7   kaunseling dan stressModul 7   kaunseling dan stress
Modul 7 kaunseling dan stressMis Faralia
 
Presentasi Mojokerto
Presentasi MojokertoPresentasi Mojokerto
Presentasi Mojokertoguest626d709
 
Pertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingPertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingHeri Yanti
 
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan Sukan
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan SukanSesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan Sukan
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan SukanRickie Ugie
 
Public speaking
Public speakingPublic speaking
Public speakingrofieq
 
ceramah untuk PRS.pptx
ceramah untuk PRS.pptxceramah untuk PRS.pptx
ceramah untuk PRS.pptxhasniza
 
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingInterview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingPunikDani
 
01 pengenalan kaunseling
01 pengenalan kaunseling01 pengenalan kaunseling
01 pengenalan kaunselingridzuangrik
 
Konselor kunci (jordan)
Konselor kunci  (jordan)Konselor kunci  (jordan)
Konselor kunci (jordan)Kirenius Wadu
 
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingPSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingAmin Upsi
 
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)Ayunina2
 
Presentation (bhs)
Presentation (bhs)Presentation (bhs)
Presentation (bhs)mohdnursani
 

Similar to KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja (20)

Coaching and Counselling
Coaching and CounsellingCoaching and Counselling
Coaching and Counselling
 
Nota kaunseling industri (keseluruhan)
Nota kaunseling industri (keseluruhan)Nota kaunseling industri (keseluruhan)
Nota kaunseling industri (keseluruhan)
 
1571013488599_Materi-3-Microskill-dan-Tahapan-Konseling.ppt
1571013488599_Materi-3-Microskill-dan-Tahapan-Konseling.ppt1571013488599_Materi-3-Microskill-dan-Tahapan-Konseling.ppt
1571013488599_Materi-3-Microskill-dan-Tahapan-Konseling.ppt
 
14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th
14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th 14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th
14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th
 
Komunikasi Berkesan.pptx
Komunikasi Berkesan.pptxKomunikasi Berkesan.pptx
Komunikasi Berkesan.pptx
 
Modul 7 kaunseling dan stress
Modul 7   kaunseling dan stressModul 7   kaunseling dan stress
Modul 7 kaunseling dan stress
 
Presentasi Mojokerto
Presentasi MojokertoPresentasi Mojokerto
Presentasi Mojokerto
 
Pertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingPertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konseling
 
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan Sukan
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan SukanSesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan Sukan
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan Sukan
 
Public speaking
Public speakingPublic speaking
Public speaking
 
Coaching counseling
Coaching counseling Coaching counseling
Coaching counseling
 
ceramah untuk PRS.pptx
ceramah untuk PRS.pptxceramah untuk PRS.pptx
ceramah untuk PRS.pptx
 
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingInterview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
 
Bab 2 Kaunseling
Bab 2    KaunselingBab 2    Kaunseling
Bab 2 Kaunseling
 
01 pengenalan kaunseling
01 pengenalan kaunseling01 pengenalan kaunseling
01 pengenalan kaunseling
 
Konselor kunci (jordan)
Konselor kunci  (jordan)Konselor kunci  (jordan)
Konselor kunci (jordan)
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingPSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
 
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
 
Presentation (bhs)
Presentation (bhs)Presentation (bhs)
Presentation (bhs)
 

More from CeceLisa

1000 hari pertama kehidupan,mahasiswa kebidanan
1000 hari pertama kehidupan,mahasiswa kebidanan1000 hari pertama kehidupan,mahasiswa kebidanan
1000 hari pertama kehidupan,mahasiswa kebidananCeceLisa
 
ppt_microteacing.pdf
ppt_microteacing.pdfppt_microteacing.pdf
ppt_microteacing.pdfCeceLisa
 
HARI_PERTAMA_KEHIDUPAN_TARI.pptx
HARI_PERTAMA_KEHIDUPAN_TARI.pptxHARI_PERTAMA_KEHIDUPAN_TARI.pptx
HARI_PERTAMA_KEHIDUPAN_TARI.pptxCeceLisa
 
INTISARI PPI.pptx
INTISARI PPI.pptxINTISARI PPI.pptx
INTISARI PPI.pptxCeceLisa
 
manajemen pelayanan gizi institusi (rumah makan).pptx
manajemen pelayanan gizi institusi (rumah makan).pptxmanajemen pelayanan gizi institusi (rumah makan).pptx
manajemen pelayanan gizi institusi (rumah makan).pptxCeceLisa
 
genderperspektifsosialbudayadanagama-120526120545-phpapp02.pdf
genderperspektifsosialbudayadanagama-120526120545-phpapp02.pdfgenderperspektifsosialbudayadanagama-120526120545-phpapp02.pdf
genderperspektifsosialbudayadanagama-120526120545-phpapp02.pdfCeceLisa
 
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...CeceLisa
 
Hardinsyah_Hipertensi dan DM.ppt
Hardinsyah_Hipertensi dan DM.pptHardinsyah_Hipertensi dan DM.ppt
Hardinsyah_Hipertensi dan DM.pptCeceLisa
 

More from CeceLisa (8)

1000 hari pertama kehidupan,mahasiswa kebidanan
1000 hari pertama kehidupan,mahasiswa kebidanan1000 hari pertama kehidupan,mahasiswa kebidanan
1000 hari pertama kehidupan,mahasiswa kebidanan
 
ppt_microteacing.pdf
ppt_microteacing.pdfppt_microteacing.pdf
ppt_microteacing.pdf
 
HARI_PERTAMA_KEHIDUPAN_TARI.pptx
HARI_PERTAMA_KEHIDUPAN_TARI.pptxHARI_PERTAMA_KEHIDUPAN_TARI.pptx
HARI_PERTAMA_KEHIDUPAN_TARI.pptx
 
INTISARI PPI.pptx
INTISARI PPI.pptxINTISARI PPI.pptx
INTISARI PPI.pptx
 
manajemen pelayanan gizi institusi (rumah makan).pptx
manajemen pelayanan gizi institusi (rumah makan).pptxmanajemen pelayanan gizi institusi (rumah makan).pptx
manajemen pelayanan gizi institusi (rumah makan).pptx
 
genderperspektifsosialbudayadanagama-120526120545-phpapp02.pdf
genderperspektifsosialbudayadanagama-120526120545-phpapp02.pdfgenderperspektifsosialbudayadanagama-120526120545-phpapp02.pdf
genderperspektifsosialbudayadanagama-120526120545-phpapp02.pdf
 
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
 
Hardinsyah_Hipertensi dan DM.ppt
Hardinsyah_Hipertensi dan DM.pptHardinsyah_Hipertensi dan DM.ppt
Hardinsyah_Hipertensi dan DM.ppt
 

Recently uploaded

1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 

Recently uploaded (14)

1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 

KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja

  • 1. PELAYAYANAN KONSELING DLM PENANGANAN MASALAH REMAJA Lisa Handayani S.Tr.Keb.,M.kes
  • 4. PERILAKU NEGATIF REMAJA SEKARANG:  Kenakalan remaja  tawuran dan tindak kekerasan  Penyalahgunaan NAPZA  Kehidupan “dugem” dan seks bebas  Daya juang kurang  ingin mendapatkan sesuatu dg mudah  Sopan santun sangat kurang  Masalah keswa  cemas, depresi sampai tindakan bunuh diri
  • 5. HAL YG BERPENGARUH ORANGTUA SIBUK PERKEMBANGAN REMAJA PENGARUH LINGKUNGAN
  • 6. SITUASI LINGKUNGAN, PERK. PEND & PERK. REMAJA BUTUH PROSES PENYESUAIAN BUTUH BANTUAN YG TERARAH BUTUH PENGETAHUAN DASAR DAN PRINSIP KONSELING
  • 7. DASAR PEMIKIRAN Remaja dg kemampuan yg baik, mampu mengatasi masalah Konflik jiwa atau kesulitan yg tak dpt diatasi Kemampuan jadi lemah Konseling Kemampuan jadi pulih
  • 8. DASAR PEMIKIRAN Seseorang mempunyai kebebasan disertai tanggung jawab untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya Seseorang mempunyai potensi untuk berkembang ke arah yang baik Konselor berperan memfasilitasi untuk mewujudkan perilaku baru yang lebih baik. Hal ini bisa terwujud bila konselor dpt berempati
  • 9. KEGIATAN PEMECAH KEBEKUAN Tujuan: membangun kel. & menyadari masalah dlm mendengar & mengingat  Peserta berpasangan dg mereka yg blm dikenal betul, selanjutnya mereka memperkenalkan diri lebih detail  Di dalam kelompok, mereka diminta untuk memperkenalkan pasangan masing-masing berdasarkan apa yg didengarnya sewaktu berkenalan
  • 10. KEGIATAN KOMUNIKASI SEARAH DAN 2 ARAH Tujuan: Agar peserta menyadari bahwa sbg konselor, mereka perlu:  Menjadi pendengar yg aktif dan memberikan umpan balik kpd individu yg mencari pertolongan  Bagaimana rasanya ketika berbicara dg konselor yg aktif dan tidak aktif
  • 11. KOMUNIKASI SATU ARAH  PS dibagi dlm 2 kelompok yg berdiri membentuk lingkaran. Kel. A berada pd lingkaran dlm dan tidak boleh bergerak, kel. B pd lingkaran luar dan bergerak sesuai jarum jam.  Kel. B harus membicarakan topik yg disarankan kepada kel. A  Kel. A diminta mendengarkan tanpa reaksi thd cerita Kel. B  Stl bbrp menit, pelatih akan memberikan aba-aba pd B untuk bergerak searah jarum jam dan berbicara pd orang yg berdiri di hadapannya  Ulangi beberapa kali shg peserta kembali ke posisi awal
  • 12. KOMUNIKASI DUA ARAH  Lingkaran bertukar tempat. Lingkaran luar menerima instruksi seperti sebelumnya  Lingkaran dalam yg baru diperbolehkan bereaksi dan menanggapinya  Diskusi dlm kelompok besar  Bgmn rasanya saat menjadi A? Mengapa? Apa rasanya ketika diam mendengarkan  Bgmn rasanya saat menjadi B? Bgmn rasanya saat membicarakan sesuatu yg bersifat pribadi dan tidak mendapat tanggapan  Pengalaman apa yg didapat dr praktek ini
  • 14. Konsep Dasar Konseling Konseling adalah proses pemberian bantuan dari seorang konselor kepada seorang atau sekelompok orang (klien) agar dapat memahami masalahnya dan mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah tersebut. KONSELOR adalah seorang yang memberikan konseling. KLIEN adalah seorang yang mendapat konseling. A. Pengertian Konseling
  • 15. Konsep Dasar Konseling  Konseling kesehatan remaja adalah konseling yang diberikan oleh konselor kepada seorang klien remaja atau kelompok remaja yang membutuhkan teman bicara untuk mengenali dan memecahkan masalahnya. A. Pengertian Konseling
  • 16. Konsep Dasar Konseling A. Pengertian Konseling Komponen konseling kesehatan remaja Klien remaja Konselor untuk remaja Suasana/atmosfer konseling kesehatan remaja
  • 17. Konsep Dasar Konseling B. Tujuan Membantu remaja agar mampu memahami masalah Memberi informasi yang berkaitan dengan masalah remaja Mendorong remaja menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah Membantu remaja untuk mengambil keputusan sendiri dan melaksanakan keputusannya serta bertanggung jawab terhadap keputusannya Memberikan dukungan emosi, mengurangi kekhawatiran dan penderitaan.
  • 18. Konsep Dasar Konseling Timbulnya pemahaman dan pengertian diri sehingga menemukan jalan keluar bagi dirinya dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri Remaja mencapai perkembangan yang optimal, baik secara akademis, psikologis dan sosial C.MANFAAT
  • 20. KOMUNIKASI TERAPEUTIK Komunikasi yg menyembuhkan shg klien dpt mengekspresikan perasaan dan pikirannya  terjadi katarsis emosional Konselor menumbuhkan perasaan aman shg klien merasa menemukan orang yg mengerti dirinya
  • 21. KOMUNIKASI TERAPEUTIK HADIR DLM PERCAKAPAN Wajah lembut, ramah, tersenyum Sikap tubuh: rileks, terbuka, penuh perhatian, condong ke arah klien Intonasi suara: lembut dan temponya disesuaikan dengan kebutuhan klien
  • 22. CARA MENJADI PENDENGAR AKTIF Duduk berhadapan dan membungkuk ke arah klien Membuat kontak mata Rileks dan sikap terbuka Memberi perhatian sepenuhnya Tidak memotong pembicaraan Menganggukkan kepala dan mengatakan “Ya, saya mengerti” sehingga klien tahu bahwa anda mendengarkan
  • 23. CARA MENJADI PENDENGAR YANG AKTIF a. Perhatian secara nonverbal  biarkan PS bercerita hal yg mereka anggap penting dan tunjukkan bahwa anda tertarik b.Fasilitasi  komentar spt “Bisa anda cerita lb lanjut ttg itu” akan menolong PS memusatkan pada ceritanya c. Menyimpulkan  misalnya: “Jadi anda meng- alami sedih sejak 3 minggu ini, sulit tidur dan berat badan turun”. Hal ini membuat PS merasa anda mendengarkan dan dia dpt mengoreksi kesalahan d.Klarifikasi  untuk menyimpulkan dan menghu- bungkan satu sama lain. Misalnya “jadi anda merasa sedih dan susah tidur stl DO dari sekolah?”
  • 24. MENDENGARKAN: TINGKATAN Memperhatikan perkataan klien Memperhatikan nada suara Mengamati gerak tubuh saat bicara Memperhatikan keheningan dan apa yg tidak dikatakan oleh klien Memperhatikan makna dr kata-kata klien Memperhatikan perasaan klien
  • 25. EMPATI  Menempatkan diri pada posisi klien  Memandang dan memahami dunia dari sudut pandang klien  Namun hanya seakan-akan  Pada saat yg bersamaan konselor tetap memiliki jarak dg klien untuk menjaga agar konselor tetap berada pd posisi sbg konselor  Misalnya mengatakan:”saya mengerti perasaan saudara”
  • 26. EMPATI  Konselor tidak memasukkan nilai pribadinya kepada klien  Namun perlu memperhatikan nilai: – Yg membahayakan kehidupan, kesehatan dan kesehatan jiwa – Nilai yg melanggar hak azasi
  • 27. KONSELOR YG EFEKTIF DAN TIDAK EFEKTIF TUJUAN  Agar peserta menggunakan pengalaman mereka dlm memberi pertolongan shg mereka dpt menemukan, mengutarakan serta menyerap cara untuk menjadi konselor yg efektif  Mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai derajat pengetahuan peserta
  • 28. KEGIATAN  Anggota kel.kecil Slg berbagi pengalaman saat berkonsultasi dg orang lain  Buat 2 daftar: tingkah laku konselor yg membantu dan tidak membantu  Salah satu anggota kel. Mencatat hasil diskusi dan disampaikan di kel. Besar  Pelatih merangkum berbagai komentar di papan tulis  Peserta menyampaikan apa yg telah mereka ketahui mengenai konseling
  • 29. SIKAP MEMBANTU TERBUKA MENDENGARKAN Ramah Eksplor Klarifikasi Intonasi suara Menyimpulkan SIKAP TDK MEMBANTU  Belum solusi?  Belum memberi Alternatif?  Terlihat bingung  Coba menyampaikan? Tp masih belum diterima  Belum sampai simpulan  Belum mempertegas  Tampak ragu/tidak PD
  • 30. KONSELING BUKAN Situasi dimana klien dinilai, dihakimi dan disalahkan Pemberian nasihat sebagai jalan keluar atas dasar “konselor lebih mengetahui mana yang terbaik bagi klien”
  • 31. NASIHAT PERLU DIHINDARI KARENA Bila tak cocok dengan klien  klien akan merasa tak nyaman karena tak dpt melaksanakan nasihat konselor atau karena hasilnya kurang baik  klien akan menyalahkan konselor Bila kebetulan cocok  klien akan merasa ketergantungan untuk selalu mendapatkan nasihat dari konselor
  • 32. • Untuk membangun hubungan dan mencairkan suasana agar klien merasa aman dan nyaman dalam mengemukakan masalah Greet – Salam • Untuk mengetahui secara medlm ttg perasaan, alasannya datang dan mengidentifikasi masalah klien Ask – Tanyakan • Untuk memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan klien remaja Tell – Ungkapkan • Untuk diskusikan alternative pemecahan masalah serta konsekuensinya shg klien bisa membuat keputusan Help – Bantu • Untuk menjelaskan pd klien yg perlu dilakukan stl mengambil keputusan, termasuk konsekuensinya Explain – Jelaskan • Untuk mengevaluasi proses konseling dan membuka kesempatan bg klien untuk tindak lanjut jika diperlukan Return – Undang Langkah-Langkah Proses Konseling (GARTHER- SATU TUJU)
  • 34. Menerima klien apa adanya Bersifat Optimis Mampu simpan rahasia Sensitif Menilai Mampu memberi informasi Fleksibel Dapat menghargai orang lain Terbuka dan jujur Bersikap tidak menilai Percaya diri Punya rasa humor Pendengar yang baik Terampil dalam membantu Dapat berempati F. Syarat Konselor
  • 35. BBRP PRINSIP KONSELING 1. Konselor memp. Sikap dan pandangan yg luas, fleksibel, tak memihak atau berprasangka, bersikap optimis dan mampu jadi pendengar yg baik 2. Individu yg dihadapi memp. Kebutuhan; Biologis, psikologis dan sosial
  • 36. BBRP PRINSIP KONSELING 3. Individu berkembang dinamik dan mengalami perubahan 4. Individu tak lepas dr masy. Yg melatar belakangi 5. Konselor bertolak dr pandangan dan penghayatan klien, bukan dr apa yg dianggap penting oleh individu
  • 37. BBRP PRINSIP KONSELING 6. Menerima klien apa adanya. Bl timbul antipati, alihkan pd konselor lain 7. Klien cenderung subyektif 8. Konselor hrs pegang rahasia 9. Konselor berfungsi sbg cermin, jangan direktif dan memberi nasihat terlalu dini. Bl ada penilaian moral, klien terancam
  • 38. BBRP PRINSIP KONSELING 10. Tujuan: klien dpt membimbing diri sendiri dan pecahkan masalah 11. Adakan evaluasi 12. Bl klien meninggalkan konselor, ia harus merasa dimengerti, diterima, aman dan penuh harapan akan dibantu
  • 39. PRAKTEK KONSELING  Tujuan: melatih peserta dlm keterampilan konseling  Metode: mainkan peran sbg seorang yg memiliki masalah, misalnya psikosomatik akibat cemas saat menjelang ulangan  Konselor mendengar dg rasa empati  Diskusikan dan berganti peran
  • 40. MENGAKHIRI KONSELING Evaluasi bersama klien apakah tujuan awal sudah tercapai Apakah ada tujuan lain yg harus dicapai Buat kesimpulan dan sampaikan kepada klien Tanyakan perbedaan apa yg mereka rasakan Apa yg akan dilakukan dimasa mendatang Akhiri saat klien merasa nyaman
  • 41. SALING KOMENTAR  Minta kepada anggota kelompok untuk mengomentari kekurangan yg dilakukan temannya dlm melakukan konseling  Peserta dilatih untuk dpt menerima kritikan  Minta juga peserta untuk memberi komentar ttg penggunaan jarak dan aspek komunikasi nonverbal yg optimal  Pelatih mencatat kesimpulan kel.
  • 42. TEKNIK KONSELING VERBAL TUJUAN: Membantu klien mengeksplorasi masalah secara utuh dan dg derajat yg lb dalam  Gunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan yg tertutup/mengarahkan/memberi saran. Beri contoh  Gunakan kalimat pendorong agar klien terus bicara, misalnya “Saya mengerti”, “Ya”, “lalu” dll  Ulangi beberapa kata-kata klien yg penting
  • 43. PERTANYAAN TERTUTUP  Pertanyaan yg dijawab dg ‘Ya” atau “Tidak”  Menyebabkan terhentinya eksplorasi diri  Pemberian saran juga menyebabkan terhentinya eksplorasi diri
  • 44. KATA-KATA KUNCI Kata yg diucapkan berulangkali Kata yg diucapkan dg nada emosional Diucapkan dg tata bahasa yg tak layak Justru tidak diucapkan Kata kunci perlu diperhatikan dan dieksplorasi, karena akan membawa klien kepada masalah yg mengganggu atau dipendam
  • 45. KOMUNIKASI NONVERBAL EKSPRESI PERASAAN DAN PENGGUNAAN GERAK TUBUH  Konselor harus memperhatikan penampilan klien, cara berbicara, nada suara, penekanan, dll. Apakah ada kontradiksi antara isi verbal dan nonverbal?  Konselor juga memperhatikan komunikasi nonverbalnya, misalnya cara berpakaian, anggukan kepala, perubahan ekspresi wajah yg menunjukkan ketertarikan, nada suara lembut, sentuhan dll
  • 46. BERLATIH JADI PENGAMAT  Berpasangan melakukan praktek konseling, seorang jadi pengamat  Amati sikap konselor: aspek tingkah laku nonverbal, pertanyaan serta refleksi yg dilakukan konselor  Tanyakan ttg perasaan klien menjalani konseling  Tanyakan ttg perasaan konselor selama konseling  Berikan umpan balik ttg pengamatan anda  Beri saran untuk perbaikan
  • 47. HAL YG PERLU DIHINDARI Mendengar sambil bekerja, misalnya sibuk menulis, menelpon, SMS, melamun atau garuk-garuk Pandangan mata menerawang Cenderung memperhatikan penampilan Menghakimi: mengkritik, memberi julukan, menyindir atau menyimpulkan terlalu dini Memotong pembicaraan klien shg eksplorasi diri terhenti
  • 48. HAL YG PERLU DIHINDARI Memberikan solusi: memerintah, mengancam, moralisasi, menasihati dini Menghindar dr pembicaraan: membelokkan, adu argumentasi atau menenteramkan Banyak bicara Menuntut fakta Menyimpulkan terlalu dini
  • 49. METODE LATIHAN  Dalam berpasangan, mainkan peran sbg seorang klien dan yang lainnya menjadi seorang konselor  Gunakan teknik keterampilan konseling untuk mengeksplorasi masalah  Diskusikan dlm kelompok besar
  • 50. PUTARAN “ROLE PLAY”  Minta seorang sukarelawan/wati untuk berperan sbg seorang klien di depan kelompok  Seorang konselor mewawancarai klien tsb  Hentikan stl bbrp menit dan katakan pd klien untuk diam tidak bergerak  Minta konselor lain untuk mengeksplorasi masalah dg cara lain  Mintalah klien untuk mengulangi pernyataan terakhirnya shg konselor lain bisa memberi respons  Ganti lagi dg konselor lain  Pelatih menyela masuk dan memberikan contoh melakukan dg cara lain
  • 51. Topik Kesulitan belajar Tujuan Mengenali permasalahan kesulitan belajar, Mencari penyebab gangguan belajar, Membantu mencari solusi permasalahan Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal) untuk mencairkan suasana Ask Mengidentifikasi mulainya kesulitan belajat, Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya kesulitan belajar, baik secara fisik, psikologis maupun sosioekonomi, Mengidentifikasi upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalahnya Tell Memberikan informasi tentang gaya belajar, penyebab gangguan konsentrasi dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan remaja Help Mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan setelah mengambil keputusan untuk mengatasi kesulitan belajar Mendorong klien remaja melakukan pilihan perubahan yang telah disepakati Explain Mendiskusikan langkah-langkah untuk mengambil keputusan, Setelah itu, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien, Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:  Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seorang ahli seperti dokter, psikolog atau psikiater. Pakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orangtua atau keluarga dekat lainnya  Apakah konseling perlu dirujuk pada pelayanan rujukan Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi kesulitan belajar pada akhir sesi ke-2 dan sesi berikutnya (control) Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan G. Konseling Kasus Kesehatan Berikut merupakan teknik konseling kasus-kasus kesehatan remaja 1. Kesulitan Belajar
  • 52. 2. Masalah Gizi Topik Masalah Gizi Tujuan Mengenali permasalahan gizi, Mencari penyebab masalah gizi, Membantu mencari solusi permasalahan Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah gizi, Mengidentifikasi faktor yangmempengaruhi timbulnya masalah gizi, Pola makan, Psikologis/stress, meniru idola, Keluhan penyakit (kecacingan, malaria, TB, dan infeksi kronis) Tell Memberikan informasi gizi yang dibutuhkan klien remaja Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi sehingga remaja mampu menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah gizi dan Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati Explain Mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah gizi Setelah klien remaja mengambil kepuitusan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan: - Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater - Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya - Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah gizi pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control) Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
  • 53. 3. Kesehatan Reproduksi (Pubertas) Topik Tumbuh Kembang Remaja (Pubertas) Tujuan Mengenali permasalahan tumbuh kembang remaja, Mencari penyebab masalah tumbuh kembang remaja, Membantu mencari solusi permasalahan Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah tumbuh kembang remaja, Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya masalah tumbuh kembang remaja, yaitu: factor genetic, kecukupan gizi, olahraga, psikososial, Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalahnya Tell Memberikan informasi tumbuh kembang remaja, sesuai dengan yang dibutuhkan klien remaja Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tumbuh kembang sehingga klien remaja mampu menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tumbuh kembang, Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan: - Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater - Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya - Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah tumbuh kembangakhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control) Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
  • 54. 3. Kesehatan Reproduksi Topik Kesehatan Reproduksi Seperti: gangguan menstruasi, IMS Tujuan Mengenali permasalahan kesehatan reproduksi Mencari penyebab masalah kesehatan reproduksi, Membantu mencari solusi permasalahan Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah kesehatan reproduksi Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan reproduksi yaitu Anatomi dan fisiologis organ, Kebersihan diri, Perilaku seksual, Psikologis/stress Tell Memberikan informasi kesehatan reproduksi, sesuai dengan yang dibutuhkan klien remaja Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi sehingga klien remaja mampu menentukan pilihan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan: - Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater - Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya - Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
  • 55. 4. NAPZA Topik Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif (NAPZA) Tujuan Konseling  Penyalahgunaan NAPZA mampu mengidentifikasi permasalahan yang menyebabkan dirinya menyalahgunakan NAPZA  Penyalahguna NAPZA mampu mengmbil langkah-langkah menyelesaikan masalah interpersonal dan emosionalnya  Penyalahgunaan NAPZA mampu mengambil keputusan untuk mengatasi ketergantungan  Penyalahguna NAPZA memahami jenis-jenis dan dampak dari penyalahguna NAPZA Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana Ask  Mengidentifikasi perilaku berisiko klien remaja  Konselor dapat melakukan penggalian latar belakang klien remaja menyalahgunakan NAPZA, jenis yang digunakan, intensitas penggunaan, tahapan penggunaan dan mengidentifikasi orang-orang terdejat klien remaja yang dapat memberikan dukungan emosional terhadap klien remaja. Tell  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penyalahgunaan NAPZA sehingga klien remaja mampu menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA  Mendorong klien remaja melakuakn pilihan solusi yang telah disepakati Help  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi sehingga klien remaja mampu menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah gizi  Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
  • 56. Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA  Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja  Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan: - Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater - Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya - Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan  Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)  Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan. Lanjutan teknik konseling napza
  • 57. 5. KEHAMILAN Topik Kehamilan Tidak Diinginkan Tujuan Klien remaja mampu menerima dan menjaga kesehatan diri dan kehamilannya Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana Ask Mengidentifikasi kesiapan klien menghadapi kehamilannya Tell  Memberikan informasi konsekuensi melanjutkan kehamilan  Memberikan informasi konsekuensi melakukan aborsi  Memberikan informasi pentingnya menjaga kehamilan, seperti control kehamilan secara rutin, dan lain-lain sesuai kebutuhan klien remaja Help  Menentukan pilihan upaya yang bisa dilakukan klien remaja untuk menjaga kesehatan diri dan kehamilannya  Mendorong klien berani melakukan pilihan solusi yang telah disepakati Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kehamilan tidak diinginkan  Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja  Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan: - Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater - Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya - Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan  Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah kehamilan tidak diinginkan akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)  Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
  • 58. 6. Masalah Emosional Depresi Topik Depresi Yang ditandai dengan suasana hati yang murung dan sedih, merasa putus asa dalam wktu sekurang-kurangnya 2 minggu Tujuan Mengenali kondisi depresi yang sedang dihadapi klien remaja, Mencari penyebab depresi, Membantu mencari solusi permasalahan Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya depresi , Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya depresi, baik fisik, psikologis, maupun sosioekonomi, Mengidentifikasi ada tidaknya keinginan atau upaya bunuh diri. Bila ditemukan, segera lakukan rujukan ke psikiater, dan jika tidak, lanjutkan ke poin berikutnya, Menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi depresi Tell Memberikan informasi mengenai tanda-tanda, penyebab, dampak depresi, dan lain-lain yang dibutuhkan klien remaja Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah depresi sehingga klien remaja mampu menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakukan klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah depresi, Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan: - Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psaaikiater - Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya - Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah depresiakhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control) Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
  • 59. 7. HIV (Pre Test HIV) Topik Konseling Pre Tes HIV Dialog antara klien remaja dan konselor yang mambahas tentang tes HIVdan kemungkinan dampak yang terjadi bila klien remaja/orang lain mengetahui hasil tes HIV klien remaja secara khusus Tujuan  Dilaksanakan untuk membantu klien remaja dalam membuat keputusan yang baik tentang apakah akan menjalani tes HIV atau tidak  Menilai kemampuan klien remaja untuk menerima suatu hasil tes positif termasuk dukungan emosional dan praktis yang tersedia bagi mereka  Memastikan bahwa klien remaja memahami kekurangan dan implikasi hasil tes sebelum memutuskan untuk melakukan tes HIV  Memberikan klien remaja waktu yang cukup untuk mempertimbangkan apakah akan menjalani tes atau tidak  Mempersiapkan/membantu klien remaja dalam menghadapi hasil tes dengan sikap yang baik bila terbukti terinfeksi HIV. Namun bila hasilnya negative, dapat mengarahkan klien remaja untuk menjaga agar tetap negatif Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana Ask Mengidentifikasi apakah klien remaja mungkin pernah berada dalam risiko tertular HIV Menggali kemungkinan berbagai kerahasiaan memberitahu hasil tes kepada pasangan, teman atau keluarga dekat Tell Memberi informasi umum tentang tes HIV, masa jendela (window period), penurunan risiko penularan HIV, pengobatan yang tersedia, kekurangan dan implikasi hasil tes sebelum memutuskan untuk melakukn tes HIV Menjelaskan bagaimana kerahasiaan akan dijaga Menginformasikan pentingnya memberitahu hasil pre tes kepada pasangan atau keluarga terutama bila hasilnya positif
  • 60. Help  Mendiskusikan alternative pemecahan masalah beserta konsekuensinya sehingga klien remaja bias membuat keputusan  Mengatur strategi dalam menghadapi tes HIV Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk melakukan pre test  Konselor perlu mengingatkan risiko jika nanti hasil tesnya positif maupun dampaknya, dalam hal ini pasangan dan keluarga jika mengetahuinya Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja  Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan: - Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater - Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya - Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan  Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan. Lanjutan teknik konseling HIV (Pre Test HIV)
  • 61. 7. HIV (Post Test HIV utk hasil tes negatif) Topik Konseling Postes (Hasil Tes Negatif) Tujuan Konseling  Memberi dukungan kepada orang yang telah menjalani tes HIV  Mengurangi penyebaran HIV melalui diskusi hasil tes, berbagi informasi, menyediakan dukungan dan menyarankan perilaku seks yang lebih aman pada masa datang Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana Ask Menanyakan secara mendalam tentang perasaan klien remaja, dan situasi klien setelah melakukan pre tes Tell  Membacakan hasil tes: - Konselor harus member perhatian dengan menanyakan kembali kesiapannya untuk mengetahui hasil - Bacakan dengan nada datar, mulai dengan identitas klien remaja, jangan menambah komentar, jangan menunjukkan ekspresi muka tertentudan jangan tergesa-gesa - Memunggu reaksi klien ramaja dengan cara berdiam diri kurang lebih 15-30 detik  Memberikan informasi tentang penularan dan pencegahan penularan HIV  Menginformasikan pentingnya memberitahu hasil post tes kepada pasangan atau keluarga Help  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perilaku berisikonya sehingga terhindar dari penularan HIV  Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
  • 62. Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan tentang masalah perilakunya yang berisiko terhadap penularan HIV  Setelah klien remaja mengambil keputusan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil Return  Evaluasi/penilaian kebutuhan tes ulang untuk menentukan tingkat risiko penularan HIV dalam masa 6 bulan mendatang  Memotivasi agar klien remaja mau melakukan tes ulang dalam masa 6 bulan mendatang, terutama bila klien remaja masih mempunyai kebiasaan berperilaku berisiko  Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan: - Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater - Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya - Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan  Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien dalam mengatasi masalah perilakunya yang berisiko terhadap penularan HIV pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)  Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan. Lanjutan teknik konseling HIV (Post Test HIV utk hasil tes negatif)